You are on page 1of 7

Indonesian Journal of Health Research, 2018, Vol. 1, No.

1, 20-26

Indonesian Journal of Health Research


Journal Homepage: e-journal.stikesjembrana.ac.id

Original Research

Peran Dukungan Sosial Keluarga terhadap Berduka Kronis pada Lansia yang
Mengalami Kehilangan Pasangan dalam Budaya Pakurenan
(Role of Family Social Support in Chronic Sorrow in Elderly who Lost the Partner in
Pakurenan Culture)

I Ketut Andika Priastana1,*, Joni Haryanto2, Suprajitno3


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jembrana, Bali, Indonesia
2
Faculty of Nursing, Universitas Airlangga, East Java, Indonesia
3
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, East Java, Indonesia

*Corresponding Author:
E-mail: andikapriastana@stikesjembrana.ac.id
ORCID: https://orcid.org/0000-0003-4227-3456

ABSTRACT ARTICLE HISTORY


Introduction. One problem that often escapes attention is when the elderly Received: June 12, 2018
experience a loss of spouse. This problem can cause psychological disturbance Accepted: Aug 21, 2018
and if not done good handling will also affect the physical elderly. Bali is an area
of Indonesia that has a distinctive culture associated residence called Pakurenan.
KEYWORDS
This study analyzes the role of family social support and the resilience of elderly
who suffer from chronic sorrow due to lost the partner in Pakurenan culture and family support, chronic
the association between them. Methods. This cross-sectional study was sorrow, elderly
conducted with 255 elderly in a simple random sample from a subdistrict in Bali
in Indonesia. The data were collected from elderly who gave their informed
consent to participate using a personal information form, the Perceived Social
Support from Family (PSS-Fa) Scale and The Resilience Scale (RS). Data were
assessed by descriptive statistics and Spearman's rho analyses, using SPSS
software. Results. The mean age of the elderly in the study was 70.38 years
(±5.159 years); 69% of the elderly were female, and 67.8% had low education
level. The results indicated that there was a significant positive correlation
between the family social support and the resilience (rs = .993; p < .05).
Conclusion. This study identified a significant correlation between family social
support and the resilience of elderly who suffer from chronic sorrow due to lost
the partner in Pakurenan culture. This indicates that the family's social support
in Pakurenan culture has a positive impact in increasing resilience in the elderly.

20
PENDAHULUAN pasangan akibat kematian lebih banyak daripada
pria lanjut usia (Kementerian Kesehatan Republik
Jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas di
Indonesia, 2016).
dunia pada tahun 2015 mencapai 901 juta.
Kehilangan pasangan adalah salah satu pemicu
Diperkirakan antara 2015 dan 2030, akan tumbuh
gangguan psikologis dalam bentuk kesedihan yang
sebesar 56 persen, dari 901 juta menjadi 1,4 miliar.
berulang. Lansia yang mengalami kehilangan
Pada 2050, populasi lansia global diperkirakan
pasangan cenderung menunjukkan peningkatan
akan meningkat lebih dari dua kali lipat dari 2015,
gejala depresi, yang dapat mencapai tingkat
mencapai hampir 2,1 miliar. Selama 15 tahun ke
keparahan tertentu (Sikorski et al., 2014; Tseng,
depan, jumlah lansia diperkirakan akan tumbuh
Petrie, & Leon-Gonzalez, 2017).
paling cepat di Amerika Latin dan Karibia dengan
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan
perkiraan peningkatan 71 persen orang berusia 60
bahwa lansia yang mengalami kehilangan
tahun atau lebih, diikuti oleh Asia (66 persen),
pasangan lebih banyak mengalami gangguan
Afrika (64 persen), Oseania (47 persen) Amerika
depresi seperti gejala kesepian, kesedihan,
Utara (41 persen) dan Eropa (23 persen) (United
gangguan mood, dan kehilangan nafsu makan
Nations, 2015).
(Fried et al., 2015). Selain itu, kehilangan pasangan
Secara global, selama 2010-2015, wanita hidup
cenderung menyebabkan lansia mengalami
lebih lama daripada pria dengan rata-rata 4,5 tahun.
gangguan fungsi kognitif pada domain fungsi
Wanita menyumbang 54 persen dari populasi
eksekutif. Gangguan ini lebih banyak dialami oleh
global berusia 60 tahun atau lebih tua dan 61 persen
wanita (Vidarsdottir et al., 2014).
dari mereka yang berusia 80 tahun atau lebih pada
Gangguan psikologis yang timbul dari
tahun 2015. Populasi lansia tumbuh lebih cepat di
kehilangan pasangan juga menyebabkan gangguan
daerah perkotaan daripada di daerah pedesaan. Di
fungsional pada lansia (Hajek et al., 2017). Selain
tingkat global antara tahun 2000 dan 2015, jumlah
gangguan psikologis, kehilangan pasangan secara
orang yang berusia 60 tahun ke atas meningkat 68
tidak langsung juga mempengaruhi fisik lansia
persen di daerah perkotaan, dibandingkan dengan
yaitu penurunan berat badan. Peristiwa yang tidak
peningkatan 25 persen di daerah pedesaan.
pasti, seperti berkabung, beberapa menunjukkan
Akibatnya, orang tua semakin terkonsentrasi di
kondisi kesehatan yang memburuk. Hasil negatif
daerah perkotaan. Pada 2015, 58 persen populasi
dari insiden ini menimbulkan risiko yang lebih
dunia berusia 60 atau lebih tua tinggal di daerah
besar bagi lansia untuk mandiri dan setidaknya
perkotaan, naik sebesar 51 persen dibandingkan
menikmati kualitas hidup yang memuaskan.
tahun 2000 (United Nations, 2015).
(Mercan, Barlin, & Cebeci, 2016). Kondisi berduka
Masalah yang sering dikhawatirkan terjadi
pada lansia yang kehilangan pasangan juga
pada lansia adalah masalah kesehatan yang
memicu peningkatan penyakit kronis dan risiko
sebagian besar dihasilkan dari proses penuaan.
kematian (Brenn & Ytterstad, 2016).
Kecenderungan masalah kesehatan yang kompleks
Provinsi Bali menjadi salah satu daerah dengan
juga bisa dialami lansia baik secara fisik maupun
jumlah lansia yang paling banyak mengalami
psikologis. Satu masalah yang sering luput dari
kehilangan pasangan di Indonesia. Data Sensus
perhatian adalah ketika lansia mengalami
Kependudukan Badan Pusat Statistik Indonesia
kehilangan pasangan. Masalah ini dapat
tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah lansia
menyebabkan gangguan psikologis dan jika tidak
yang kehilangan pasangan di Bali mencapai
dilakukan penanganan yang baik juga akan
116.313 atau 30,59% dari total lansia di Bali.
mempengaruhi fisik lansia.
Lansia yang mengalami kehilangan pasangan
Di Indonesia, lansia yang mengalami
akibat kematian lebih banyak dari perceraian
kehilangan pasangan mencapai 38,17% dari total
dengan jumlah 109.998, sementara perceraian
populasi lansia di Indonesia pada tahun 2015.
hanya berjumlah 6.315 lansia (Badan Pusat
Sebanyak 36,69% di antaranya adalah kehilangan
Statistik, 2010).
pasangan karena kematian. Wanita lansia lebih
Bali adalah daerah di Indonesia yang memiliki
banyak mengalami kehilangan pasangan karena
budaya khas terkait tempat tinggal yang disebut
kematian (56,04%) dibandingkan pria lanjut usia.
Pakurenan. Pakurenan adalah kuren-kuren
Hal ini menyebabkan harapan hidup wanita lebih
(keluarga) yang masih memiliki hubungan
tinggi dibandingkan dengan harapan hidup pria,
kekerabatan, menetap dan hidup bersama dalam
sehingga persentase wanita lansia yang kehilangan
satu pekarangan rumah (keluarga besar).

21
Pakurenan selalu terdiri dari lebih dari satu kronis akibat kehilangan pasangan dalam budaya
keluarga inti, tetapi selalu merupakan satu kesatuan Pakurenan?"
sosial. Kegiatan yang dilakukan di rumah seperti
upacara keagamaan, pernikahan, dan lainnya METODE
dibuat atas dasar keputusan bersama kuren-kuren
Desain Penelitian
tersebut (Adnyani, 2016). Budaya ini membuat
lansia tetap hidup bersama keluarga.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional
Dukungan sosial emosional dapat memediasi
menggunakan desain cross-sectional, untuk
antara gejala kecemasan dan gejala depresi pada
menguji hubungan antara peran dukungan sosial
lansia yang telah kehilangan pasangan (Davies,
keluarga dan ketahanan lansia yang mengalami
Crowe, & Whitehead, 2016; Jacobson, Lord, &
berduka kronis akibat kehilangan pasangan dalam
Newman, 2017). Dukungan sosial penting untuk
budaya Pakurenan. Penelitian dilaksanakan di
diberikan dalam mekanisme pemulihan ketika
sebuah kecamatan di Bali, Indonesia.
kematian pasangan (van Baarsen, 2002).
Dukungan sosial dari keluarga juga memberikan
Sampel
penguatan selama periode transisi yang penuh stres
terutama selama periode awal hilangnya pasangan,
Sebanyak 408 lansia adalah populasi target untuk
dan dalam kaitannya dengan gejala depresi yang
penelitian. Ukuran sampel ditentukan dengan
timbul selama periode berkabung (de Vries, Utz,
menggunakan rumus power analysis. Sampel
Caserta, & Lund, 2014; Monserud & Markides,
dalam penelitian ini diambil dengan simple random
2017). Konteks sosio-budaya sangat berpengaruh
sampling sebanyak 255 responden. Kriteria inklusi
dalam pembentukan kemampuan penguatan diri
adalah pria atau wanita berusia 60 tahun ke atas,
yang mendorong lansia untuk hidup lebih mandiri
kehilangan pasangan kurang dari 48 bulan. Kriteria
bahkan tanpa kehadiran pasangan (Martin-
eksklusi adalah lansia dengan gangguan mental
Matthews, Tong, Rosenthal, & McDonald, 2013).
atau penyakit kronis lainnya seperti demensia,
Peran keluarga memberikan dukungan sosial
Parkinson, stroke dan diabetes mellitus
kepada lansia untuk dapat beradaptasi dalam
(berdasarkan riwayat kesehatan); lansia yang
keadaan berduka kronis. Kemampuan adaptasi
tinggal di luar komunitas (misalnya rumah sakit,
psikologis seseorang dapat dilihat melalui
panti jompo dan lain-lain).
resiliensi atau resistensi terhadap perubahan
keadaan. Ada dua poin utama ketahanan
Etika Penelitian
(resiliensi), yaitu kompetensi pribadi dan
penerimaan diri dan kehidupan. Kompetensi
Sebelum tahap pengumpulan data, ijin untuk
pribadi adalah kemampuan individu dalam
melakukan penelitian diperoleh dari administrasi
manajemen diri termasuk kebebasan, kemandirian,
universitas dan administrasi penelitian di lokasi
tekad, tak terkalahkan, mahir, pintar, dan tekun.
penelitian ini. Penelitian ini disetujui oleh komite
Penerimaan diri dan kehidupan adalah sikap positif
etika penelitian kesehatan dari universitas (ethical
terhadap diri sendiri dan mengakui dan menerima
approval no.: 626-KEPK). Responden diberikan
banyak aspek diri dan kehidupan, termasuk
penjelasan sebelum memulai penelitian, sampai
penyesuaian, keseimbangan, fleksibilitas, dan
persetujuan lisan mereka diperoleh. Selain itu, ijin
keseimbangan perspektif kehidupan (Wagnild &
tertulis diperoleh dari penulis untuk alat ukur yang
Young, 1993).
digunakan dalam penelitian.
Dalam hal ini, hubungan antara strategi
manajemen konflik dan kecerdasan emosional
Pengukuran
perlu diselidiki dalam konteks keperawatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki
1. Formulir informasi pribadi
peran kecerdasan emosional dalam strategi
manajemen konflik perawat. Jawaban untuk
Formulir informasi pribadi dikembangkan oleh
pertanyaan berikut ini dicari dalam penelitian
peneliti dan berisi total tiga pertanyaan tentang
untuk tujuan ini: "Apakah ada hubungan yang
usia, jenis kelamin, dan pendidikan lansia.
signifikan antara peran dukungan sosial keluarga
dan ketahanan lansia yang mengalami berduka

22
2. The Perceived Social Support from Family Pengumpulan Data
(PSS-Fa) Scale
Pengumpulan data dilakukan menggunakan
Kuesioner ini dikembangkan oleh Procidano dan formulir informasi pribadi, PSS-Fa dan RS di
Heller (Procidano & Heller, 1983) untuk mengukur sebuah kecamatan di Bali, Indonesia. Surat ijin
dukungan sosial keluarga pada lansia. Kuesioner dikirim ke lokasi penelitian untuk tujuan
ini memiliki 20 item dan membutuhkan waktu 5-10 perekrutan. Ketika ijin diperoleh, peneliti
menit untuk menyelesaikannya. PSS-Fa mengunjungi lokasi penelitian untuk
menggunakan skala 3-poin. Oleh karena itu, mendistribusikan kuesioner. Pengumpulan data
tingkat rendah dukungan keluarga yang dirasakan memakan waktu sekitar 2 bulan. Peneliti meminta
dihasilkan dari frekuensi yang lebih besar dari agar kuesioner diisi oleh peserta. Selama periode
tanggapan "tidak" dan "tidak tahu". Skor rendah pengumpulan data, persetujuan tertulis dan
menunjukkan persepsi dukungan sosial yang kuesioner yang dijawab diperlakukan secara
kurang dari keluarga sementara skor yang lebih terpisah sehingga tanggapan para peserta tidak
tinggi menunjukkan dukungan sosial yang lebih akan diekspos.
banyak. Untuk setiap item, respon indikatif
dukungan sosial yang dirasakan diberi skor sebagai Analisis Data
+1 dengan dua skor lainnya adalah 0, menghasilkan
berbagai data kontinyu dari 0 hingga 20. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan
SPSS 23 (SPSS Inc, Chicago, IL, USA). Dalam
3. The Resilience Scale (RS) analisis data, distribusi frekuensi, distribusi
persentase, mean dihitung; dan analisis Spearman
Kuesioner ini dikembangkan oleh Wagnild and rho (p < .05) digunakan untuk statistik signifikansi.
Young (Wagnild & Young, 1993) untuk mengukur
ketahanan lansia yang mengalami berduka kronis HASIL
akibat kehilangan pasangan. Kuesioner ini
Karakteristik Responden
memiliki 25 item dan mengkategorikan 2 faktor
ketahanan, membutuhkan waktu 8-10 menit untuk
Usia rata-rata lansia dalam penelitian ini adalah
menyelesaikannya. RS menggunakan skala Likert
70,38 tahun (± 5,159 tahun); 69% dari lansia adalah
7 poin (1-7 poin). Dengan demikian, skor yang
perempuan, dan 67,8% memiliki tingkat
lebih tinggi menunjukkan ketahanan yang lebih
pendidikan yang rendah.
baik.

Tabel 1.
Karakteristik responden
Karakteristik Kategori Mean ± SD or n (%)
Umur (tahun) 70.38 ± 5.159
Jenis Kelamin Perempuan 176 (69)
Laki-laki 79 (31)
Pendidikan Tidak sekolah 173 (67.8)
SD 64 (25.1)
SMP 2 (0.8)
SMA 13 (5.1)
Pendidikan Tinggi 3 (1.2)

23
Tingkat Dukungan Sosial Keluarga dan merupakan faktor sosial yang mampu membantu
Ketahanan seseorang yang mengalami kesedihan kronis untuk
meningkatkan kenyamanan mereka. Bantuan
Skor rata-rata responden untuk dukungan sosial eksternal seperti dukungan sosial dapat
keluarga berdasarkan dari PSS-Fa adalah 13,07 ± memberikan kenyamanan bagi seseorang yang
2,849 (kisaran 0-20). Nilai rata-rata yang diterima mengalami berduka kronis yang ditunjukkan
oleh lansia di RS adalah 116,75 ± 17.703 (kisaran melalui empati, bimbingan, dan kepedulian (Eakes,
0-175). Burke, & Hainsworth, 1998).
Budaya sosial yang dimiliki responden, yaitu
Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga budaya Pakurenan, juga menunjukkan pengaruh
dan Ketahanan positif pada pengembangan ketahanan lansia
terhadap kondisi berduka kronis yang dialami.
Analisis korelasi digunakan untuk menggambarkan Pakurenan membentuk ikatan yang kuat antar
kekuatan hubungan antara dukungan sosial anggota keluarga sehingga anggota keluarga
keluarga dan ketahanan lansia yang mengalami memiliki sumber dalam mengatasi dan
berduka kronis karena kehilangan pasangan dalam memecahkan masalah termasuk berduka kronis.
budaya Pakurenan. Hasilnya menunjukkan bahwa Dukungan budaya Pakurenan sebagai dukungan
ada korelasi positif yang signifikan antara sosial keluarga menjadi elemen penting dalam
dukungan sosial keluarga dan ketahanan (rs = .993; menciptakan ketahanan bagi lansia dalam keadaan
p < .05). berduka kronis akibat kehilangan pasangan.
Menurut Leininger (Leininger, 1978), perawat
PEMBAHASAN memiliki peran penting dalam memberikan
intervensi sehingga budaya yang baik untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial
kesehatan tetap terjaga. Pelestarian atau
yang terdiri dari dukungan sosial keluarga
pemeliharaan perawatan budaya dipandang sebagai
berpengaruh terhadap ketahanan lansia yang
tindakan dan keputusan profesional dalam
mengalami berduka kronis akibat kehilangan
mempertahankan nilai-nilai perawatan dalam
pasangan dalam budaya Pakurenan. Korelasi ini
budaya itu. Tujuan utamanya adalah untuk
juga memiliki kekuatan yang sangat baik sehingga
mencapai kemakmuran, pemulihan penyakit, atau
dukungan sosial keluarga sangat dominan dalam
menerima keadaan cacat atau kematian (Leininger
meningkatkan ketahanan pada lansia.
& McFarland, 2002).
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
yang menunjukkan bahwa dukungan sosial sangat
KESIMPULAN
mempengaruhi situasi setelah kehilangan pasangan
di masa tua. Dukungan sosial emosional dapat Studi ini mengidentifikasi korelasi yang signifikan
memediasi antara gejala kecemasan dan gejala antara dukungan sosial keluarga dan ketahanan
depresi pada orang tua yang telah kehilangan lansia yang mengalami berduka kronis akibat
pasangan (Davies et al., 2016; Jacobson et al., kehilangan pasangan dalam budaya Pakurenan.
2017). Dukungan sosial penting untuk diberikan Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial
dalam mekanisme pemulihan ketika kematian keluarga dalam budaya Pakurenan memiliki
pasangan (van Baarsen, 2002). Dukungan sosial dampak positif dalam meningkatkan ketahanan
dari keluarga juga memberikan penguatan selama pada lansia.
masa transisi yang penuh stres terutama selama Disarankan bahwa studi lebih lanut dapat
periode awal hilangnya pasangan, dan dalam menyelidiki faktor budaya lain yang
kaitannya dengan gejala depresi yang muncul mempengaruhi berduka kronis pada lansia. Budaya
selama periode berkabung (de Vries et al., 2014; yang berbeda memberikan pandangan baru bagi
Monserud & Markides, 2017). Konteks sosio- perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
budaya sangat berpengaruh dalam pembentukan
kemampuan penguatan diri yang mendorong lansia DAFTAR PUSTAKA
untuk hidup lebih mandiri bahkan tanpa kehadiran
Adnyani, N. K. S. (2016). Bentuk Perkawinan
pasangan (Martin-Matthews et al., 2013).
Matriarki pada Masyarakat Hindu Bali
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori
Ditinjau dari Perspektif Hukum Adat dan
Berduka Kronis, metode penanganan eksternal
Kesetaraan Gender. Jurnal Ilmu Sosial Dan

24
Humaniora, 5(1), 754–769. Indonesia. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. (2010). Sensus Penduduk Leininger, M. (1978). Transcultural Nursing.
2010 Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Thorofare, NJ: Slack.
Menurut Kelompok Umur dan Status Leininger, M., & McFarland, M. (2002).
Perkawinan. Jakarta. Transcultural nursing: Concepts, theories,
Brenn, T., & Ytterstad, E. (2016). Increased risk of research, and practice (3rd ed.). New York:
death immediately after losing a spouse: McGraw-Hill.
Cause-specific mortality following Martin-Matthews, A., Tong, C. E., Rosenthal, C. J.,
widowhood in Norway. Preventive Medicine, & McDonald, L. (2013). Ethno-cultural
89, 251–256. diversity in the experience of widowhood in
https://doi.org/10.1016/j.ypmed.2016.06.019 later life: Chinese widows in Canada. Journal
Davies, N., Crowe, M., & Whitehead, L. (2016). of Aging Studies, 27(4), 507–518.
Establishing routines to cope with the https://doi.org/10.1016/j.jaging.2012.12.011
loneliness associated with widowhood: a Mercan, M. A., Barlin, H., & Cebeci, A. F. (2016).
narrative analysis. Journal of Psychiatric and Late-Life Bereavement: Association Between
Mental Health Nursing, 23(8), 532–539. Familial Death and Weight Loss Among
https://doi.org/10.1111/jpm.12339 Elderly in the United States. OMEGA -
de Vries, B., Utz, R., Caserta, M., & Lund, D. Journal of Death and Dying, 74(1), 3–15.
(2014). Friend and family contact and support https://doi.org/10.1177/0030222816649082
in early widowhood. Journals of Gerontology Monserud, M. A., & Markides, K. S. (2017).
- Series B Psychological Sciences and Social Changes in depressive symptoms during
Sciences, 69(1), 75–84. widowhood among older Mexican
https://doi.org/10.1093/geronb/gbt078 Americans: the role of financial strain, social
Eakes, G. G., Burke, M. A., & Hainsworth, M. A. support, and church attendance. Aging &
(1998). Middle-Range Theory Of Chronic Mental Health, 21(6), 586–594.
Sorrow. Journal of Nursing Scholarship, https://doi.org/10.1080/13607863.2015.1132
30(2), 179–184. 676
Fried, E. I., Bockting, C., Arjadi, R., Borsboom, D., Procidano, M. E., & Heller, K. (1983). Measures of
Amshoff, M., Cramer, O. J., … Stroebe, M. perceived social support from friends and
(2015). From loss to loneliness: The from family: three validation studies.
relationship between bereavement and American Journal of Community Psychology,
depressive symptoms. Journal of Abnormal 11(1), 1–24. Retrieved from
Psychology, 124(2), 256–265. http://www.embase.com/search/results?subac
https://doi.org/10.1037/abn0000028 tion=viewrecord&from=export&id=L136749
00
Hajek, A., Luck, T., Brettschneider, C., Posselt, T.,
Lange, C., Wiese, B., … Koenig, H. H. Sikorski, C., Luppa, M., Heser, K., Ernst, A.,
(2017). Factors affecting functional Lange, C., Werle, J., … Riedel-Heller, S. G.
impairment among elderly Germans - Results (2014). The role of spousal loss in the
of a longitudinal study. Journal of Nutrition development of depressive symptoms in the
Health & Aging, 21(3), 299–306. elderly - Implications for diagnostic systems.
https://doi.org/10.1007/s12603-016-0771-5 Journal of Affective Disorders, 161, 97–103.
https://doi.org/10.1016/j.jad.2014.02.033
Jacobson, N. C., Lord, K. A., & Newman, M. G.
(2017). Perceived emotional social support in Tseng, F. M., Petrie, D., & Leon-Gonzalez, R.
bereaved spouses mediates the relationship (2017). The impact of spousal bereavement on
between anxiety and depression. Journal of subjective wellbeing: Evidence from the
Affective Disorders, 211, 83–91. Taiwanese elderly population. Economics and
https://doi.org/10.1016/j.jad.2017.01.011 Human Biology, 26, 1–12.
https://doi.org/10.1016/j.ehb.2017.01.003
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(2016). Situasi Lanjut Usia (Lansia) di United Nations. (2015). World Population Ageing.

25
New York. T., Fall, K., Jonsdottir, M. K., …
https://doi.org/ST/ESA/SER.A/390 Valdimarsdottir, U. (2014). Spousal loss and
cognitive function in later life: A 25-year
van Baarsen, B. (2002). Theories on Coping With
follow-up in the AGES-Reykjavik study.
Loss: The Impact of Social Support and Self-
American Journal of Epidemiology, 179(6),
Esteem on Adjustment to Emotional and
674–683. https://doi.org/10.1093/aje/kwt321
Social Loneliness Following a Partner’s
Death in Later Life. The Journals of Wagnild, G. M., & Young, H. M. (1993).
Gerontology Series B: Psychological Sciences Development and psychometric evaluation of
and Social Sciences, 57(1), S33–S42. the Resilience Scale. Journal of Nursing
https://doi.org/10.1093/geronb/57.1.S33 Measurement, 1(2), 165–178.
https://doi.org/10.1016/j.apnu.2010.05.001
Vidarsdottir, H., Fang, F., Chang, M., Aspelund,

26

You might also like