Professional Documents
Culture Documents
net/publication/292138295
CITATION READS
1 1,691
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Now, my project is Crowdfunding in Muslim countries and/or Islamic Crowdfunding View project
All content following this page was uploaded by Sentot Imam Wahjono on 31 January 2016.
ABSTRAK
Small and Medium Enterprises (SMEs) in general, grow and develop from the bottom armed with the spirit
of entrepreneurship.After survived and developed into a company, usually a family company that is driven by
human resources that have a family linkage to each other. As a family company that emphasizes harmony,
need a central figure as a leader capable of moving the company effectively. The effectiveness of leadership
in family firms in the model of situational leadership is largely determined by the adjustment of the maturity
of the employees with the leadership style practiced. In the event of compliance hence could be expected
would be easy to achieve corporate objectives include achieving sustained earnings growth that is
sustainable. One indicator of leadership effectiveness is the satisfaction and performance improvement.
Indicated satisfaction with the feeling satisfied and happy under certain circumstances surrounding the
employees' daily work, including: how leaders deal with employees, provide fringe benefits, providing a
space of expression, and others. This research examines the relationship between leadership effectiveness
with satisfaction. Leadership model using the situational leadership theory of Hersey-Blanchard. The results
turned out to support the theory that there is a positive and significant relationship between leadership
effectiveness and job satisfaction.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wedoro adalah sebuah desa di kabupaten Sidoarjo mempermudah akses pasar. Alasan pemilihan
yang letaknya berbatasan dengan kota Surabaya. Jawa Timur sebagai pilot project pendirian PPS,
Sebagai desa, Wedoro telah berkembang dari desa adalah karena Jawa Timur merupakan provinsi
pengrajin sepatu menjadi desa pusat penjualan penghasil alas kaki dan sepatu ke-empat terbesar
sepatu sandal. Wedoro adalah salah satu dari 3 di Indonesia setelah DKI, Jabar dan Jateng.
desa di kabupaten Sidoarjo yang telah ditetapkan Pangsa pasar Jawa Timur saat ini sebesar 11%
oleh Pemerintah Kabupaten sebagai Desa dengan sumbangan terhadap devisa mencapai
Pengrajin Unggulan selain Tanggulangin (tas dan USD 180 juta. Industri alas kaki yang padat karya
koper), dan Ngingas (logam). sangat penting bagi perekonomian karena
Perkembangan Wedoro dan beberapa daerah termasuk salah satu dari 10 produk utama ekspor
lain di Jawa Timur menarik perhatian pemerintah non migas (Jawa Pos, 11 Oktober 2007, hal. 9).
pusat untuk mendirikan Pusat Perkulakan Sepatu Akhir-akhir ini perkembangan perdagangan
(PPS) di Mojokerto. Pendirian PPS ini dan pembuatan sepatu dan sandal di Wedoro
dimaksudkan untuk mendorong peningkatan mengalami kelesuan, terutama setelah
kinerja industri sepatu, sehingga dengan demikian membanjirnya produk sepatu dan sandal dari
1
2
China yang dijual dengan harga yang lebih murah sebanyak 82,44 persen (Sinar Harapan, 9 Pebruari
dan model yang lebih bervariasi. Kondisi ini 2002). Dengan asumsi-asumsi tertentu
diperparah dengan kecenderungan biaya diperkirakan perusahaan keluarga memberi
operasional dan bahan baku yang semakin naik kontribusi yang cukup besar yaitu 30% dari GDP
dan tinggi. Kenaikan biaya operasional terutama dan menyerap 70% angkatan kerja (Kompas, 24
dipicu oleh kenaikan tarif listrik multiguna. Desember 2002).
Kondisi ini menyebabkan banyaknya pengusaha Perusahaan keluarga pada umumnya
yang tergolong Usaha Kecil dan Menengah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) dimiliki
(UKM) berpindah dari sektor pengrajin (industri) oleh kelompok keluarga tunggal yang dominan
ke sektor perdagangan (Jawa Pos, 18 Agustus dengan jumlah kepemilikan saham lebih dari 50%
2007, hal. 9). (2) dirasakan sebagai perusahaan, (3) dikelola
Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan, oleh orang-orang yang berasal dari keluarga
mengingat UKM di Wedoro tumbuh dari kegiatan pemilik mayoritas saham (Westhead, 1997).
pembuatan sepatu sandal (industri). Mereka lebih Dalam perusahaan keluarga, terdapat tiga
berpengalaman sebagai pengrajin daripada kepentingan yang saling mempengaruhi, yaitu: 1)
sebagai pedagang. Kebanyakan UKM di Wedoro kepentingan bisnis, 2) kepentingan kepemilikan,
berkembang menjadi perusahaan keluarga dengan dan 3) kepentingan keluarga. Ketiga kepentingan
basis industri. Apabila kondisi eksternal memaksa tersebut seringkali bersinggungan menimbulkan
UKM Wedoro meninggalkan industri dan beralih friksi yang bisa mengakibatkan sinergi beberapa
ke sektor perdagangan dikhawatirkan akan terjadi komponen sehingga menghasilkan yang positif
penurunan aktivitas ekonomi. Mereka yang tidak atau sebaliknya berakibat negatif (Hoover, 2000:
terbiasa dengan suasana perdagangan yang 61).
dinamis akan mudah mengalami kerugian usaha Sebagai suatu entitas usaha, perusahaan
dan pada akhirnya menjadi kebangkrutan. keluarga juga harus tunduk pada kaidah-kaidah
Para pemimpin perusahaan keluarga UKM di manajemen pada umumnya. Keberhasilan suatu
Wedoro dituntut bekerja keras dan kreatif untuk usaha tidak terlepas dari peran pemimpin usaha.
dapat mempertahankan usahanya. Hal ini menjadi Yukl (2002, 347) melaporkan beberapa penelitian
penting, karena keberlangsungan usahanya bukan sebelumnya tentang peranan pemimpin dalam
hanya menjadi gantungan hidup keluarga inti hubungannya dengan kepuasan kerja. Seperti,
(ayah, ibu dan anak) nya saja tetapi juga menjadi Weiner dan Mahoney (1981) mengatakan bahwa
lahan mencari nafkah keluarga besarnya yang kepemimpinan berperan dalam peningkatan ROA
bekerja bersama di dalam perusahaan keluarga. (return on assets). Thomas (1988) menyatakan
Mereka adalah adik-kakak dari pihak ayah dan ibu bahwa kepemimpinan berperan terhadap
(ipar) atau anak dari saudara ayah-ibu peningkatan profit margin. Barrick, Day, Lord,
(keponakan). Mereka adalah komponen dan Alexander (1991) juga menemukan bukti
pembentuk perusahaan keluarga di UKM Wedoro. bahwa top executives mempengaruhi kepuasan
Dengan kondisi seperti di atas, timbul kerja organisasi.
pertanyaan, apakah model kepemimpinan Selanjutnya, faktor pemimpin sebagai
situasional Hersey-Blanchard mampu menjawab penyebab keberhasilan usaha juga dikemukakan
permasalahan kepemimpinan-kepuasan dalam oleh Peter F. Drucker yang ditulis kembali oleh
perusahaan keluarga. Hersey-Blanchard (1992, 98) yang menyatakan
bahwa:
TINJAUAN PUSTAKA “Pemimpin merupakan sumber daya pokok
Perusahaan Keluarga. yang paling langka dalam setiap organisasi bisnis.
Perusahaan keluarga merupakan sesuatu yang Hal tersebut didukung oleh hasil penelitiannya
penting. Di negara-negara Barat seperti di bahwa dari 100 perusahaan yang baru berdiri,
Amerika Serikat, pada awal 1990-an, perusahaan 50% gulung tikar pada dua tahun setelah
keluarga berjumlah lebih dari seperlima dari pendirian dan hanya sepertiga yang bisa bertahan
seluruh perusahaan, menyumbangkan 12% GDP sampai tahun ke-lima dikarenakan kepemimpinan
dan mempekerjakan 15% angkatan kerja (Shanker yang tidak efektif”.
dan Astrachan, 1996). Di Indonesia, dari hasil Perusahaan keluarga tersebar dalam beberapa
Sensus Ekonomi 1996 terdapat 16.426.933 etnis, masing-masing mempunyai ciri tersendiri.
perusahaan. Dari jumlah itu yang dapat Dalam etnis Cina terdapat beberapa karakteristik
dikategorikan sebagai perusahaan keluarga perusahaan keluarga seperti terlihat dalam tabel 1.
3
John Davis dan Morris Taguiri (Hoover, 2000: pengaruh dalam bisnis keluarga, seperti terlihat
61) menyatakan bahwa terdapat tiga (3) elemen dalam gambar 1, yaitu :
Gambar 1. Tiga Elemen Bisnis Keluarga harga diri dan kesenangan interpersonal
Taguiri individu, tetapi dalam produktivitas dan
profesionalisme. Sehingga ukuran utama
seseorang terletak pada kontribusi terhadap
pelaksanaan strategi, pencapaian terget, dan
profitabilitas perusahaan.
KELUARGA
BISNIS (3) Kepemilikan, didasarkan pada
peranan seseorang dalam investasi dalam
perusahaan, peranan meminimalkan risiko,
mewakili perusahaan berhubungan dengan
pihak luar.
KEPEMILIKAN
Gambar 2.
Gaya kepemimpinan Situasional Hersey-
Blanchard Sumber: Stoner, 1996, hal, 172, diadaptasi dari
Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard. Management
TINGKAH LAKU PEMIMPIN
of Organizational: Utilizing Human Resources, edisi
tinggi
Hubungan Tinggi Hubungan Tinggi
ke 5, p. 173, hak cipta 1988.
dan Tugas Rendah dan Tugas Tinggi
(memberikan Tingkah Laku untuk mendukung)
rendah tinggi
TINGKAH LAKU TUGAS
(memberikan pedoman)
M1 G1 G2 G3 G4
Rendah Telling Selling Participating Delegating
M2 G2 G1 Telling at G4
Rendah ke Selling G3 participating -- Delegating
sedang
M3 G3 G2 Selling at -- G1
Sedang ke Participating G4 Delegating Telling
tinggi
M4 G4 G3 G2 G1
Tinggi Delegating Participating Selling Telling
Sumber : Hersey dan Blanchard (1988:275).
Tugas Tugas
Rendah Tinggi
PARTISIPASI 3 2 KONSULTASI
INSTRUKSI
DELEGASI
Hubungan Hubungan
seorang individu terhadap pekerjaanya. Davis &
Rendah dan Rendah dan
Tugas
Rendah
Tugas
Tinggi Nestrom (1985; dalam Indriantoro, 1993)
rendah tinggi
TINGKAH LAKU TUGAS mendefinisikan kepuasan kerja sebagai keadaan
(memberikan pedoman)
Sementara itu ketidak puasan terjadi pada hal-hal puasan. Ketidak puasan dalam hal ini bernilai
sebagai berikut: 2,48.
1. Kesempatan mengerjakan sesuatu yang 3. Kebebasan untuk menggunakan
berbeda (pertanyaan nomor 3). Kesempatan pertimbangan saya sendiri (pertanyaan nomor
mengerjakan sesuatu yang berbeda memang 15). Pengusaha menganggap bahwa
tidak diperlukan dalam perusahaan keluarga kebanyakan karyawan belum matang, karena
jenis ini. Di bidang industri pembuatan memang rata-rata pendidikan karyawan
sepatu dan sandal yang bersifat mass rendah, masa kerja karyawan juga tidak lama,
production meskipun masih dibuat dengan dan usia karyawan relatif muda (mayoritas
tangan manusia tetaplah menuntut pengerjaan dibawah 30 tahun). Ketidak puasan dalam
dengan prosedur tertentu yang telah hal ini bernilai 2,21.
ditentukan. Demikian juga di bidang
perdagangan sepatu dan sandal, meskipun Keterangan :
masih membuka peluang tawar menawar STB = Sangat Tidak Baik, KB = Kurang Baik, CB =
tetapi prosedur penjualan telah dibakukan Cukup Baik, SB = Sangat Baik.
oleh pengusaha. Jadi sulit untuk mengerjakan
sesuatu yang berbeda. Nilai ketidak puasan f. Analisis Regresi Linier Sederhana
untuk pertanyaan ini adalah 2,44. Analisis Regresi Linier Sederhana
2. Kesempatan untuk menjadi “seseorang” digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
(pertanyaan nomor 4). Sejalan dengan faktor keefektifan kepemimpinan terhadap
ketidak puasan nomor 1 di atas maka sulit Kepuasan kerja karyawan pada perusahaan
bagi karyawan untuk menjadi seseorang yang keluarga UKM di Sentra Industri Kecil Wedoro.
berbeda. Karyawan harus puas menjadi orang Berikut hasil pengujian analisis Regresi Linier
kebanyakan, dan ini menyebabkan ketidak Sederhana disajikan dalam tabel 10.
12
Tabel 10. Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana
Coefficients Beta t-Stat Signif t
Intercept 3,2859 0,0689 47,3212 0,0005
X 0,6527 0,0336 10,2607 0,0003
Multiple R 0,8976
R Square 0,8057
Adjusted R Square 0,1948
F 105,2840
Signifikansi F 0,0003
Sumber : lampiran 8.
DAFTAR ACUAN
Hersey, Paul and Kenneth Blanchard, 2002,
Management of Organization Behavior.
Diterjemahkan oleh Agus Darma. Edisi IV.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hoover, Edwin A., Colette Lombard Hoover.
2004. Getting Along in Family Business The
Relationship Intelligence Handbook. edisi
bahasa Indonesia. PT Raja Gravindo Persada.
Jakarta.
Jawa Pos. 11 Oktober 2007
Kompas, 24 Desember 2002.
Kompas, 19 Januari 2006.
Kusdiyanti, Heny. 2001. Pengaruh Model
Kepemimpinan Situasional terhadap Kinerja
Karyawan PT. Badak NGL. Co. Bontang
Kalimantan Timur. Program Pasca Sarjana.
Universitas Brawijaya. Malang.
Robbins, Stephen P. 2001. Organizational
Behavior - edisi bahasa Indonesia 2003.
buku 1 dan 2, Penerbit Indeks. Jakarta.
Shahputra, 2007, UKM Pilih Berdagang, Harian
Pagi Jawa Pos, 18 Agustus.
Sinar Harapan, 9 Pebruari 2002.
Shanker, M.C. and Astrachan, J. 1996. Myths and
realities: Family Business contribution to the
US Economy – a Framework for assessing
family business statistic. Family Business
Review 9(2) 107-123.
Stoner, James A.F., et al. 1996. Manajemen.
Prenhalindo. Jakarta.
Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian.
Penerbit Alfabeta. Bandung.
Wahjono, Sentot Imam. 2004. Pengaruh
Keefektifan Kepemimpinan terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Perusahaan
Keluarga di Surabaya. Tesis. Program