You are on page 1of 3

Aktivitas Saluran Cerna Pada Mencit Putih (Mus musculus)

Activity of gastrointestinal of Mice (Mus musculus)


Dea Syaranita, Rahmi Eka Putri, Siti Aisyah Jayanti, Annisa Lorenza, Mutia Septianingsih,
Fajri Hidayat, Muhammad Hanafi*
Department of Biology, Faculty of Mathemathics and Natural Sciences, Andalas university, Limau
Manis, Padang, 25162, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACK

Article history: The Ability to Work in animals is an activity that requires


Jhdfkjhgks energy as a result of cellular metabolism. The purpose of this
Jhfkhjdf experiment were to know the maximum ability of an animal in
Df,j the form of work lifting weights and muscle movements, and
know the relationship between metabolic status and work
KEYWORDS: ability of animals. The experiment was done from Friday,
Emptying, Fasting, Gastric, Oktober 1st 2019 in the Laboratory of Teaching II,
Departement of Biology, Faculty of Mathematic and Natural
Mus musculus, Refeeding.
Science, Andalas University. The method used in this
experiment was direct observation of animals work ability.
The result from this experiment of Mus musculus male
treatment adlibitum need time (0,804 m/s, 0,102 m/s, 0,06 m/s,
0,51 m/s) for finishing and the Mus musculus female need
(0,162 m/s, 0,198 m/s, 0,07 m/s, 0,049 m/s) for finishing. While
Mus musculus male treatment fasting need time (0,178 m/s,
0,166 m/s, 0,06 m/s, 0,044 m/s) for finishing and the Mus
musculus female need (0,161 m/s, 0,12 m/s, 0,06 m/s, 0,05 m/s)
for finishing The conclusion of this experiment are the weight
in Mus musculus affects the ability to work in lifting weights,
and Mus musculus males have swim speed faster than the Mus
musculus females.

1. PENDAHULUAN
Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam hewan multisel yang
menerima makanan dan mencernanya menjadi energi dan nutrien serta
mengeluarkan sisa proses tersebut. Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan
akan air, elektrolit, dan makanan, yang terus menerus. Untuk mencapai hal ini,
dibutuhkan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, sekresi getah
pencernaan dan pencernaan makanan; absorpsi hasil pencernaan,air dan berbagai
elektrolit; sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal untuk membawa zat-
zat yang diabsorpsi; dan pengaturan semua fungsi ini oleh sistem saraf dan
hormonal (Guyton, 2002).
Sistem pencernaan erat hubungannya dengan metabolism. Metabolisme
meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme)senyawa
atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim.
Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawar racun
atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi
senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Secara umum,

*Corresponding Author
E-mail Address: hanafi.1710421029@gmail.com
metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,yaitu Katabolisme,
yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi
dan Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-
molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh (Isnaeni,2006).
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai
oleh tubuh per satuan waktu. Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi
karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang
bergantung pada adanya oksigen. Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan
mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu.
Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen
(dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui
jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam
bentuk laju konsumsi oksigen (Tobin, 2005).
Laju metabolisme dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk umur,
jenis kelamin, status reproduksi, makanan dalam usus, stress fisiologis, aktivitas,
musim, ukuran tubuh dan temperature lingkungan.  Laju metabolisme baku
(standard metabolic rate) merupakan laju metabolisme hewan manakala hewan
tersebut sedang istirahat dan tidak ada makanan dalam ususnya (Wulangi, 1990).
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati cara untuk
mengamati kerja saluran pencernaan dengan teknik gastric emptying (laju
pengosongan lambung.

2. Material and Methods


2.1 Penyediaan hewan uji dan perlakuan fasting
Disediakan empat Mus musculus jantan dengan berat minimal 25 gram. Dipuasakan tiga
ekor Mus musculus selama 12 jam sehari sebelum hari praktikum, sedangkan satu ekor
Mus musculus tetap diberi makan tanpa puasa. Kemudian diantara tiga ekor mencit yang
dipuasakan, sebelum dilakukan pembedahan, dua diantaranya di beri makan selama 15
menit dan 45 menit.
2.2 Pembedahan dan Penimbangan berat organ pencernaan hewan uji
Ditimbang berat masing-masing Mus musculus dan dicatat sebagai berat awal, pada mus
musculus yang diberi perlakuan refeeding ditimbang berat awal sebelum dan setelah
perlakuan refeeding. Mus musculus langsung dibedah dan ditimbang ventriculus,
intestinum serta isi lambung. Dibandingkan data berat ventriculus dan intestinum untuk
semua perlakuan.

*Corresponding Author
E-mail Address: hanafi.1710421029@gmail.com
*Corresponding Author
E-mail Address: hanafi.1710421029@gmail.com

You might also like