You are on page 1of 10

Publisher: Yayasan Khairul Azzam Bengkulu E-ISSN: 2808-5523

P-ISSN: 2808-9588

INTEGRASI AYAT- AYAT AL-QUR’AN PADA TEORI SISTEM PENCERNAAN


MAKANAN

Metra Suraya1, Yora Anjeli2

1, 2
Prodi Tadris IPA, Fakultas Tarbiyah dan Tadris, Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu
*Email korespondensi : surayametra@gmail.com

ABSTRACT

Islam is a religion that regulates all aspects of human life, one aspect that is considered in
Islam is the digestive system of food. There are still many who think that science and religion
cannot be combined and some schools have not implemented Islamic-based science. This
article aims to integrate the verses of the Qur'an into the digestive system of food. This study
uses a qualitative approach with descriptive analysis by describing research findings based on
data to integrate the verses of the Qur'an into the material of the digestive system. So the
results of this study indicate that the material for the digestive system of food is closely
related to the Qur'an. Digestion of food is the process of changing food from large to small
and fine sizes, as well as breaking down complex food molecules into simpler molecules. The
digestive tract consists of the mouth, esophagus, stomach, small intestine, large intestine and
anus. The integration of the verses of the Qur'an with the digestive system of food is
explained in the Qur'an surah Al-A'raf verse 31. In this verse it is explained that do not
overeat because it is not good for the health of the digestive system.

Keywords : Al-Qur'an; Integration ; Digestive system

Diterima Redaksi: 18-10-2022 │Selesai Revisi : 23-10-2022 │Diterbitkan Online : 25-10-2022

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan proses tertentu. Proses
tersebut mendorong terciptanya pendidikan yang unggul dan berkualitas sehingga akan
melahirkan generasi yang berkualitas dan berperadaban. Oleh sebab itu, pendidikan sangat

Journey: Journal of Development and Reseacrh in Education


Volume : 3 Number 2 2022
Page : 38 - 47
38
Metra Suraya dan Yora Anjeli
memperhatikan beberapa aspek yaitu kognitif, afektif, psikomotorik, jasmani dan rohani,
individualitas, sosial, serta hubungan manusia dengan dirinya, lingkungannya, dan Tuhannya
(Tanyid, 2014).
Generasi muslim saat ini perlu menguatkan nalar epistemologi seperti pada masa
kejayaan Islam abad ke-7 yaitu pada tahun 650 M dan seterusnya dalam memahami Al-
Qur‟an dan hadits melalui alam, rasio, dan sejarah dengan metode dialektik yang
menggunakan indra, akal/rasio, maupun hati/intuisi (Wibowo, 2021). Hal tersebut merupakan
upaya dalam mewujudkan integrasi sains dengan Al-Qur‟an sehingga islamisasi sains dapat
tercapai dengan maksimal. Tujuan islamisasi sains yaitu menjadikan setiap penemuan besar
tentang sains pada abad-20 yang mayoritas terjadi di bagian Barat agar dapat digunakan
untuk meningkatkan keimanan umat Islam (Djudin, 2013). Oleh karena itu, islamisasi sains
tentu sangat berguna bagi pendidikan sains di Indonesia yang memiliki tujuan untuk memberi
keyakinan kepada siswa tentang keagungan Tuhan Yang Maha Esa serta ketertiban alam
ciptaan Tuhan (Amhar et al., 2018).
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya integrasi yang merupakan usaha menerapkan
nilai-nilai keislaman pada ilmu pengetahuan maupun di berbagai kehidupan manusia (Hanif
et al., 2016). Ilmu pengetahuan sains salah satunya pada materi sistem pencernaan makanan
berkaitan erat dengan alam semesta dan perlu diintegrasikan dengan Al-Qur‟an agar dapat
terbentuk sains yang berbasis keislaman atau Islamisasi sains yang mengulas mengenai
fenomena alam yang tetap mengacu pada kebenaran ayat-ayat Al-Qur‟an. Oleh karena itu,
setelah melakukan studi pustaka, Penulis tertarik untuk mencari informasi tentang penerapan
integrasi sains dan Al-Qur‟an pada pembelajaran sistem pencernaan makanan sehingga
penulis melakukan penelitian yang berjudul “Integrasi Ayat-ayat Al-Qur‟an pada Teori
Sistem Pencernaan Makanan”.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis deskriptif.
Penelitian deskriptif yaitu mengumpulkan data berdasarkan faktor-faktor yang menjadi
pendukung terhadap objek penelitian, kemudian menganalisa faktor-faktor tersebut untuk
dicari peranannya (Arikunto, 2010). Penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
situasi-situasi atau peristiwa-peristiwa tersebut. Jadi, metode deskriptif ini bertujuan untuk
mengintegrasikan ayat-ayat Al-Qur‟an pada materi sistem pencernaan makanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

39
Metra Suraya dan Yora Anjeli
A. Sistem Pencernaan Makanan

Gambar 1. Sistem Pencernaan

Sumber: (duniapcoid, 2021).


Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ
pencernaan dan kelenjer-kelenjer pencernaan, antara proses dan organ-organ serta
kelenjernya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan juga akan
memecah molekul makanan yang komplekas menjadi molekul yang sederhana dengan
bantuan enzim sehingga mudah dicerna (Romlah, 2015). Mencerna makanan
merupakan proses pengubahan makanan dari bentuk yang sangat kompleks menjadi
bentuk yang leih sederhana hingga dapat diserap oleh sel-sel tubuh. Organ maupun
kelenjer di dalam tubuh yang mendukung proses mencerna makanan disebut sebagai
sistem pencernaan makanan. Saluran pencernaan berfungsi sebagai berikut :
1. Menerima makanan.
2. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi.
3. Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah.
4. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.
Sistem pencernaan makanan terbagi atas rongga mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar dan anus. Selain itu ada beberapa kelenjer yang
memasukkan getahnya ke dalam usus, yaitu hati dan kelenjer perut (Zubaidah et al.,
2017).
a. Zat-Zat Makanan
Makanan adalah substansi yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan tujuan
antara lain menyediakan bahan makanan yang penting untuk pembentukan
protoplasma baru atau mengganti protoplasma yang rusak, menyediakan energi yang
sangat penting untuk bermacam-macam aktivitas tubuh, dll.
b. Organ-Organ Sistem Pencernaan

40
Metra Suraya dan Yora Anjeli
1) Rongga Mulut
Di dalam rongga mulut terdapat beberapa alat-alat tubuh, yaitu gigi,
lidah, dan kelenjer ludah. Langkah awal proses pencernaan makanan adalah
memasukkan makanan ke dalam mulut. Bagian dalam mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Makanan yang kita makan, masuk ke mulut akan menjadi halus
karena dikunyah dengan gigi dan dibantu kelenjer ludah atau kelenjer air liur.

Gambar 2. Rongga Mulut

Sumber: (sukmadja, 2021)

2) Kerongkongan (Esofagus)
Setelah makanan melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus
akan masuk ke dalam tekak (faring). Faring adalah saluruan yang memanjang
dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan
(esofagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut
epiglotis. Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring)
agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah melalui faring,
bolus menuju ke esofagus (kerongkongan). Otot kerongkongan berkontraksi
sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam
lambung.
3) Lambung

Setelah dari esofagus makanan masuk ke lambung. Di dalam lambung


terjadi pencernaan mekanis dan kimiawi. Secara mekanis otot lambung
berontraksi mengaduk-aduk bolus. Secawa kimiawi bolus tercampur dengan
getah lambung. Gentah lambung mengandung asam klorida (hcl), enzim
pepsin, dan enzim renin. Hcl berfungsi untuk menjadikan ruangan dalam
lambung bersifat asam sehingga dapat membunuh kuman yang masuk bersama
makanan. Enzim pepsin akan menghidrolisis (memecah) protein menjadi

41
Metra Suraya dan Yora Anjeli
pepton (campuran dari polipeptida dan asam amino. Enzim renin akan
mengendapkan protein kasein yang terdapat dalam susu. Setelah melalui
proses pencernaan selama 2-4 jam di dalam lambung, bolus menjadi bahan
kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi
sedikit ke dalam usus dua belas jari. Pengaturan ini dibantu oleh adanya
sfingter, yaitu otot-otot yang tersusun melingkar antara lambung dan usus dua
belas jari.
4) Usus Halus

Usus halus memiliki panjang sekitar 8,25 meter. Usus halus terdiri atas
tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum) dengan panjang sekitar 0,25
meter, usus tengah (jejunum) dengan panjang sekitar 7 meter, dan usus
penyerapan (ileum) dengan panjang 1 meter. Dalam usus halus teradi
pencernaan secara kimiawi saja. Pada duodenum terdapat saluran yang
terhubung dengan kantung empedu dan pankreas. Getah pankreas
mengandung enzim lipase, amilase, dan tripsin. Enzim lipase akan mencerna
lemak menadi asam lemak dan gliserol. Amilase akan mencerna amilum
menjadi maltosa. Tripsin akan mencerna protein menadi polipeptida. Getah
empedu yang dihasilkan hati akan mengemulsikan lemak yakni membuat
lemak agar larut dalam air.
5) Usus Besar

Usus besar atau kolon memiliki panjang sekitar 1 meter dan terjadi atas
kolon asendens (naik), kolon transversum (mendatar), dan kolon desendens
(menurun) dan berakhir pada anus. Diantara usus halus dan usus besar terdapat
usus buntu (sektum). Pada ujung sektum terdapat tonjolon kecil yang disebut
umbai cacing (apendiks) yang berisi massa sel darah putih yang berperan
dalam imunitas.
6) Rektum

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang besar.
7) Anus

42
Metra Suraya dan Yora Anjeli
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani)
menjaga agar anus tetap tertutup.
c. Organ Pencernaan Tambahan
Terdapat tiga organ pencernaan tambahan yaitu hati, kantung empedu, dan
pankreas.
1) Hati
Hati merupakan kelenjer tersebesar dalam tubuh, berada pada bagian
rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati berperan dalam proses
detoksifikasi. Ketika dalam darah terkandung beberapa zat yang berbahaya
dan bersifat racun maka hati akan menetralisir racun tersebut sehingga tidak
berbahaya bagi tubuh.
2) Kantung Empedu
Kantung empedu merupakan organ yang berada di bawah hati.
Kantung ini akan menyimpan getah empedu yang dihasilkan oleh hati. Getah
empedu akan dikeluarkan ke usus halus dan berperan dalam mengemulsi
lemak. Dengan demikian, lemak akan terpecah menjadi butiran-butiran kecil
sehingga lebih mudah dicerna oleh enzim pencernaan dan melanjutkan proses
pencernaan hingga dapat diserap oleh tubuh.
3) Pankreas
Pankreas merupakan organ yang berada di balik perut di belakang
lambung. Sel-sel pada pankreas akan menghasilkan cairan pankreas, yang
akan masuk ke dalam duodenum malalui saluran pankreas (Zubaidah et al.,
2017).
d. Integrasi ayat Al-Qur‟an dalam Sistem Pencernaan Makanan
Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan bentuk yang sempurna agar
mudah menjalankan aktivitas sehari-hari. Ini merupakan karunia yang tak ternilai
harganya yang diberikan oleh-Nya, tetapi terkadang manusia sering lalai dan
mempergunakanya sembarangan. Salah satu dari berbagai macam karunia Allah
swt yang wajib kita syukuri dan yang diberikan Allah pada manusia adalah sistem
pencernaan pada manusia. Dan sekarang pikirkanlah, Apakah mobil-mobilan yang
dikendalikan remote control akan berjalan jika tidak ada antena atau roda? Tentu
saja tidak. Hal yang sama berlaku pula untuk sistem pencernaan. Adanya lambung

43
Metra Suraya dan Yora Anjeli
tidak akan ada artinya kecuali jika ada kerongkongan, karena yang membawa
makanan ke lambung adalah kerongkongan. Demikian pula, usus tidak mungkin
berguna jika tidak ada lambung, karena makanan yang dicerna dalam lambung
diteruskan ke usus, tempat makanan itu menjadi bentuk kecil yang akan diteruskan
ke sel-sel tubuh. Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah pencipta segalanya, yang
telah menciptakan bagi kita sebuah sistem yang sempurna dalam segala hal.
sebagaimana firman Allah swt dalam surat QS. Al-Infithaar: 7

َ َ‫ٱلَّذِى َخلَقَكَ ف‬
َ‫س َّو ٰىكَ فَ َعدَلَك‬

Artinya: Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan


menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang (QS. Al-Infithaar: 7)
Itu adalah salah satu ayat dari sekian banyak ayat-ayat Al-Qur„an yang
membuktikan bahwa Allah telah menciptakan umatnya dengan bentuk yang
sempurna. Dan Allah swt telah menyempurnakan susunan tubuh manusia menjadi
nyaman, termasuk pada saat tubuh kita melakukan proses pencernaan.
Makanan yang kita makan sesungguhnya mengalami proses yang panjang
dan rumit didalam tubuh kita sampai dikeluarkan kembali melalui pembuangan
yaitu anus. Islam menegaskan kepada orang muslim untuk menjaga etika ketika
makan. Allah memerintahkan kita untuk makan tidak berlebih-lebihan dan
Rasulullah SAW mengatakan bahwa perut adalah seburuk-buruk tempat untuk
diisi. Sebagian besar penyakit bersumber dari perut. Nabi Saw bersabda:
Artinya: dari Al-Miqdam berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw.
bersabda, „ tidak ada wadah yang sangat buruk jika diisi penuh melebihi perut.
Untuk seorang (anak Adam) itu sebenarnya cukup untuk beberapa suap untuk
menegakkan tulang belakangnya (bertenaga). Tapi, jika terpaksa harus (makan)
melebihi dari itu (beberapa suap), maka (hendaklah dibagi) sepertiga untuk
makan, sepertiga untuk minum, sepertiga lagi untuk pernapasan (udara)”. (HR
Ahmad dan Al-Tirmidzi).
Perut yang terlalu penuh adalah sumber kerusakan dan sumber sebagian
besar penyakit. Yang dimaksud “perut” dalam hadis tersebut adalah sistem
pencernaan. Hal ini mengingat makanan yang dimakan manusia masuk kedalam
tubuh melewati sistem pencernaan. Sedangkan pada pandangan herbalis yang
dimaksud dengan “perut” sebagaimana disebutkan dalam hadis tersebut lebih
mengarah pada kolon (usus besar). Sebab pada organ ini sering terjadi
penumpukan sisa-sisa makanan yang pada akhirnya bisa menjadi pemicu

44
Metra Suraya dan Yora Anjeli
munculnya beberapa penyakit. Gangguan pada sistem pencernaan umumnya
disebabkan oleh kebiasaan cara makan yang salah atau berlebih-lebihan. Yang
telah dijelaskan dalam firman Allah Swt Qs. Al-A„raf: 31:
ََ ‫َيا بَ ِني آدَ َم ُخذُوا ِزينَت َ ُك ْن ِع ْندَ ُك ِّل َهس ِْج ٍد َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا َو ََل تُس ِْرفُوا ۚ ِإنَّهُ ََل ي ُِحبُّ ْال ُوس ِْر ِفن‬
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(Qs. Al-A„raf: 31)

Janganlah makan berlebih-lebihan karena selain terkesan rakus dan tidak


ingat orang lain, juga tidak baik bagi kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan prinsip
ilmu gizi ―makanlah sesuai dengan kebutuhan dan berhentilah sebelum
kenyang.” dan janganlah kamu berlebih-lebihan dalam segala hal, baik dalam
beribadah dengan menambah cara atau kadarnya demikian juga dalam makanan
dan minuman apa saja, Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai. Yakni tidak
melimpahkan rahmat dan ganjaran bagi orang-orang yang berlebih-lebihan dalam
hal apapun. Makan yang berlebih-lebihan merupakan hal-hal yang bertentangan
dengan nilai-nilai ajaran Islam, selain itu mempunyai dampak negatif bagi
kesehatan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sistem pencernaan
makanan sangat erat kaitannya dengan Al-Qur‟an. Pencernaan makanan merupakan proses
mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran kecil dan halus, serta memecah
molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan
enzim dan organ-organ pencernaan. Saluran pencernaan makanan terdiri dari beberapa organ
berturut-turut dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Integrasi ayat-ayat Al-Qur‟an dengan sistem pencernaan makanan dijelaskan dalam
ayat Al-Qur‟an, salah satunya dalam surah Al-A‟raf:31. Dalam ayat tersebut dijelaskan
bahwa janganlah makan berlebih-lebihan karena selain terkesan rakus dan tidak ingat orang
lain, juga tidak baik bagi sistem pencernaan. Dan terdapat sabda nabi SAW yang
diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Tirmidzi bahwa Perut yang terlalu penuh merupakan
sumber kerusakan dan sumber sebagian besar penyakit. Yang dimaksud “perut” dalam hadis
tersebut adalah sistem pencernaan. Hal ini mengingat makanan yang dimakan manusia masuk
kedalam tubuh melewati sistem pencernaan.

45
Metra Suraya dan Yora Anjeli
KUTIPAN DAN REFERENSI
Anggraini, P. M., & Apep, S. (2022). Metabolisme dalam Perspektif Al-Qur‟an. Journal of
Development Dan Research in Education, 2(1).
Amhar, F., Puri, A., & Ardiansyah, A. (2018). Peran Sains dan Teknologi dalam Membangun
Peradaban Islam. Jurnal Kajian Peradaban Islam. 1(1).
Arikunto, S. (2010). Metode peneltian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bahtiar, A. Y., & Juanda, A. (2018). Penerapan Pendekatan Klarifikasi Nilai Berbasis Nilai
Islami untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Sistem Pencernaan
Makanan di SMAN 1 Tanjung. Jurnal Ilmu Alam Indonesia, 9(18).
Djudin, T. (2013). Mempelajari Sains, Mengimani Sang Pencipta : Menyisipkan Nilai-Nilai
Religius dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan Matematika Dan IPA, 3(1),
https://doi.org/10.26418/jpmipa.v3i1.
Hanif, H., Ibrohim, I., & Rohman, F. (2016). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi
Materi Plantae Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Nilai Islam Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sma. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
Dan Pengembangan, 1(11).
Hanafiah, U. (2021). Pengembangan E-Majalah Bernuansa Al-Qur‟an Pada Materi Sistem
Tubuh Pada Pembelajaran Biologi Untuk Mtsn Kelas Vii Semester 2. Skripsi. Jurusan
Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Dan Ilmu Keguruan (Ftik). Iain
Batusangkar.
Herlanti, Y., & Fadilah, E. (2021). Integrasi Sains dan Al-Qur‟an pada Pembelajaran Biologi
di Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan. Repository.Uinjkt.Ac.Id.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/59090.
Mulyani., Saadah, S. (2013). Analisis Kedalaman Dan Keluasan Materi Pada Buku Teks
Biologi Smp Dan Sma Mengenai Konsep Sistem Pencernaan Makanan. S1 Thesis,
Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahmayani, S., Mahsul, A., & Sholehah, N. (2022). Pengembangan Modul Sistem
Pencernaan Manusia dengan Mengintegrasikan Ayat-Ayat Al-Qur‟an. Jurnal Eksakta
Pendidikan (Jep), 6(1), 69–76. https://doi.org/10.24036/jep/vol6-iss1/647.
Rodiana, AI. (2021). Integrasi Sains dan Al-Qur'an pada Pembelajaran Biologi di Madrasah
Aliyah Kota Tangerang Selatan. Jakarta: Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta .

46
Metra Suraya dan Yora Anjeli
Romlah. (2015). Kapita Selekta SAINS dalam Al-Qur’an. Lampung: Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepala Masyarakat : Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Tanyid, M. (2014). Etika dalam Pendidikan: Kajian Etis tentang Krisis Moral Berdampak
Pada Pendidikan. Jurnal Jaffray, 12(2), https://doi.org/10.25278/jj71.v12i2.13
Wibowo, T. (2021). Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan (Daulah Abbasiyah):
Kontribusi & Rekonstruksi dalam Perkembangan Keilmuan Kekinian. Tsaqofah &
Tarikh: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan, 6(1).
Zubaidah, S., Mahanal, S., Yuliati, L., Dasna, I. W., Pangestuti, A. A., Puspitasari, D. R., T,
H., Rosyida, F., & Mar‟atus, S. (2017). ILMU PENGETAHUAN ALAM Buku Guru.

47

You might also like