You are on page 1of 11

OPEN ACCESS

E-ISSN : 2549-6581
Artikel Hasil Penelitian
Diterima : 02 Juli 2018
Direview : 02 Juli 2018
Dimuat : Agustus – November 2018

Perbedaan Pengaruh Metode Simulation Game (SIG) dengan


Audio Visual terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan
Reproduksi Remaja Putri di SMK Negeri 1 Pujon

Hanifah Asgi Nur Azizah1*, Coryna Rizky Amelia1, Mustika Dewi1


1*)
Program Studi S1 Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya,

Email*: hanifazizah20@gmail.com
HP : 085713741257

ABSTRACT
Reproductive health problems in adolescents occurs because teenagers lack
knowledge of reproductive health. The results of preliminary study on class X by giving a
short question through interviews showed that 70%students of them have less knowledge
level about reproductive health especially about young age marriage and HIV. Therefore it
is takes socialization efforts with simulation game and audio visual method as an effort to
improve students' knowledge about young marriage and HIV / AIDS. This research aims
to analyzed difference in the influence of counseling method of simulation game with
audio visual to increase knowledge of reproductive health of young women in SMK Negeri
1 Pujon. The research design was true-experimental, pre-test and post-test control group
design. The population in this research were all students of class X SMK Negeri 1 Pujon
amounted to 89 students, the sample used 50 students by using simple random sampling
technique. The results showed that there were differences between the simulation game
method and audio visual to increase the knowledge of X-class girls about reproductive
health (p = 0,041). The simulation game method has more effective to increase the
knowledge of the girls than the audio visual, because the average score of game
simulation knowledge is higher than the average score audio visual (4.80> 3.16).
Keywords: audio visual, HIV/AIDS, knowledge inprovement, simulation game, young
marriage.

ABSTRAK
Masalah kesehatan reproduksi pada remaja terjadi karena kurangnya
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Hasil dari studi pendahuluan pada kelas X
dengan memberikan pertanyaan singkat melalui wawancara menunjukkan bahwa 70%
siswa diantaranya memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai kesehatan
reproduksi khususnya tentang pernikahan usia muda dan HIV. Sehingga diperlukan
upaya sosialisasi dengan metode simulation game dan audio visual sebagai upaya untuk
meningkatkan pengetahuan siswa mengenai pernikahan usia muda dan HIV/AIDS.

1
2 Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2018, Vol. 2 No. 2, 1-11

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan pengaruh penyuluhan metode


simulation game dengan audio visual terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan
reproduksi remaja putri di SMK Negeri 1 Pujon Kabupaten Malang. Rancangan penelitian
dengan true-experimental, desain penelitian yang digunakan yaitu pre test-post test
control group design. Populasi pada penelitian ialah semua siswi kelas X SMK Negeri 1
Pujon sebanyak 89 siswa, sampel menggunakan 50 siswi dipilih dengan teknik simple
random sampling. Hasilnya menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh metode
simulation game dengan audio visual terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri
kelas X tentang kesehatan reproduksi (p=0,041). Metode simulation game lebih
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri daripada metode audio
visual, karena rata-rata skor pengetahuan simulation game lebih tinggi dari rata-rata skor
audio visual (4,80>3,16).
Kata kunci: audio visual, HIV/AIDS, peningkatan pengetahuan, simulation game,
pernikahan usia muda.

*Korespondensi: Hanifah Asgi Nur Azizah. Surel: hanifazizah20@gmail.com


3 Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2018, Vol. 2 No. 2, 1-11

PENDAHULUAN Program pendidikan


kesehatan reproduksi bagi remaja
Masa remaja merupakan selama ini menggunakan media
periode terjadinya pertumbuhan dan sebagai komponen pembelajaran.
perkembangan yang pesat baik Metode pembelajaran yang dapat
secara fisik, psikologis maupun digunakan antara lain audio visual,
intelektual. Remaja mulai curah pendapat, studi kasus, debat,
memandang diri dengan penilaian diskusi kelompok besar, permainan,
dan standar pribadi, tetapi penilaian dan lain-lain. Audio visual merupa-
dalam interpretasi hubungan kan salah satu media yang menyajii-
[1]
sosialnya masih kurang . Remaja kan informasi atau pesan secara
harusnya mengetahui kesehatan audio dan visual[6]. Simulation game
reproduksi supaya memiliki (SIG) merupakan memodifikasi dari
informasi yang benar mengenai metode permainan simulasi[7].
proses reproduksi serta berbagai Pada penelitian Nanda
faktor yang ada disekitarnya[2]. (2012) yang berjudul perbedaan
Berdasarkan perolehan SDKI pengaruh metode focus group
2012, 17 persen perempuan pernah discussion (FGD) dengan metode
kawin yang berusia 20 sampai 24 simulation game (SIG) terhadap
tahun mengatakan mereka menikah peningkatan pengetahuan siswa
kurang dari usia 18 tahun. kelas XI tentang kesehatan
Perkawinan diantara anak-anak reproduksi remaja (KRR) di SMK
berumur 15 tahun sebesar 3 persen. Hidayah Semarang tahun 2012
Hal itu merujuk jika risiko didapatkan hasil bahwa metode
pernikahan usia anak meningkat ke simulation game (SIG) lebih
remaja yang lebih tua. Angka berpengaruh dibandingkan metode
kejadian perkawinaan anak focus group discussion (FGD).
perempuan usia 15-19 tahun di Menurut penelitian Nur
provinsi Jawa Timur sebesar 16,7 Puspita Sari (2015) yang berjudul
persen. Di Kabupaten Malang, studi komparasi penyuluhan audio
persentase pernikahan remaja visual dan peer group terhadap
perempuan usia muda diketahui tingkat pengetahuan kesehatan
mencapai 27,11 persen [3]. reproduksi remaja di SMP N 1
Data yang diperoleh Ngaglik Sleman Yogyakarta tahun
Kementerian Kesehatan RI meng- 2015 menunjukkan bahwa metode
ungkapkan semenjak April sampai audio visual lebih efektif dibanding-
Juni 2016, banyak kejadian kan dengan peer group.
Acquired Immune Deficiency Peneliti memilih tempat
Syndrome (AIDS) baru yang didata penelitian di SMK Negeri 1 Pujon,
adalah 3.267 kasus dari 34 provinsi. karena daerah tersebut menjadi
Adapun pada kelompok umur 15-19 salah satu dari lima Kecamatan
tahun dengan jumlah 106 kasus. dengan kalkulasi mencapai 8.100
Wilayah Jawa Timur termasuk ke pasangan yang menikah di usia dini
dalam sepuluh provinsi dengan pada tahun 2013. Sedangkan untuk
jumlah AIDS terbanyak yaitu angka kejadian HIV/AIDS setelah
sebanyak 629 kasus[4]. Kabupaten dilakukan kunjungan konseling, dan
Malang sendiri terdapat 104 kasus tes maka ditemukan sebanyak 4
dengan kasus HIV lebih banyak dari orang positif HIV pada bulan April-
pada Kota Malang [5].
4 Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2018, Vol. 2 No. 2, 1-11

Juni 2016. Berdasarkan observasi Populasi pada penelitian ini


awal tanggal 17 Juli 2017 di SMK N yaitu seluruh siswi kelas X SMK
1 Pujon pada kelas X dengan Negeri 1 Pujon Kabupaten Malang
memberikan pertanyaan singkat yang berjumlah 89 orang. Teknik
melalui wawancara menunjukkan pengambilan sampel dalam
bahwa 70% diantaranya memiliki penelitian ini adalah teknik simple
tingkat pengetahuan yang kurang random sampling dengan sampel
mengenai kesehatan reproduksi pada masing-masing kelompok
khususnya tentang pernikahan usia penelitian adalah 25 orang, karena
muda dan HIV. dalam penelitian ini ada dua
Tujuan penelitian yang akan kelompok yaitu kelompok eksperi-
dilakukan adalah mengetahui men dan kelompok pembanding,
perbedaan pengaruh penyuluhan sehingga jumlah sampel yaitu 50
metod Simulation Game (SIG) orang.
dengan audio visual terhadap
peningkatan pengetahuan kesehat- Pengembangan Instrumen dan
an reproduksi remaja putri di SMK Teknik Pengumpulan Data
Negeri 1 Pujon Kabupaten Malang Alat dan instrumen yang
dan mengetahui apakah metode digunakan pada penelitian ini adalah
simulation game lebih berpengaruh sebagai berikut:
dalam penyuluhan untuk meningkat- 1. Media penyuluhan simulation
kan pengetahuan siswi tentang game dan audio visual: Media
kesehatan reproduksi khususnya simulation game dan audio
pernikahan usia muda dan visual ini di buat berdasarkan
HIV/AIDS dibandingkan dengan tinjauan teoritis. Media ini berisi
metode simulation game. tentang penjelasan pernikahan
usia muda, faktor-faktor yang
METODE PENELITIAN mempengaruhi pernikahan usia
muda, dampak dari pernikahan
Rancangan/Desain Penelitian usia muda, dan upaya
Penelitian ini menggunakan pencegahan pernikahan usia
desain true-experimental dengan muda, serta membahas
rancangan penelitian pre test-post mengenai HIV/AIDS. Media
test control group design. simulation game berupa
Pengumpulan data dengan cara permainan ular tangga yang
metode kuesioner yang diberikan didalam terdapat beberapa
pada pre test dan post test. pertanyaan yang harus dijawab
oleh subyek.
Sumber Data 2. Kuesioner penelitian: Kuesioner
Data diperoleh dari kuesioner yang digunakan dalam
pre test dan post test yang penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan di Sekolah Menengah mengukur tingkat pengetahuan
Kejuruan Negeri 1 Pujon Kabupaten kesehatan reproduksi. Kuesio-
Malang selama rentang waktu satu ner tersebut berupa pre test dan
bulan pada bulan Oktober 2017. post test penyuluhan yang
kontennya sama. Kuesioner
Sasaran Penelitian berisi identitas responden serta
pertanyaan tentang pernikahan
5 Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2018, Vol. 2 No. 2, 1-11

usia muda dan penyakit menunjukkan nilai p > 0,05 maka


HIV/AIDS sejumlah 20 soal dan data dikatakan berdistribusi normal.
telah diuji reliabilitas dan Karena data berdistribusi normal,
validitasnya. untuk mengetahui perbedaan tingkat
3. Lembar informed consent yang pengetahuan sebelum dan sesudah
menyatakan bahwa siswa tindakan menerapkan uji paired t-
bersedia menjadi responden test. Sedangkan uji Independent t-
penelitian. test digunakan untuk mengetahui
Dalam penelitian ini perbedaan penyuluhan kesehatan
pemberian perlakuan pada masing- yang diberikan menggunakan
masing kelompok dilakukan pada metode simulation game dan audio
hari yang sama. Teknik visual.
pelaksanaan pengambilan data
dilakukan dengan mengumpulkan Ethical Clearance
subjek penelitian untuk diberikan Penelitian ini telah dinyatakan
penyuluhan dengan metode dan laik etik oleh Komisi Etik Penelitian
media yang berbeda sesuai dengan Kesehatan Fakultas Kedokteran
masing-masing kelompok. Universitas Brawijaya dengan Surat
Kelompok eksperimen diberikan Keterangan Laik Etik No.
penyuluhan melalui metode 319/EC/KEPK-S1-KB/09/2017
simulation gameyang menggunakan
alat berupa papn ular tangga yang HASIL PENELITIAN
akan dimainkan oleh subyek, akan Tingkat Pengetahuan Kesehatan
mengerjakan pre test, mendapatkan Reproduksi Remaja Putri
intervensi, lalu melakukan post test. Sebelum dan Setelah Penyuluhan
Post test dan pre-test dilakukan dengan Metode Simulation Game
selama 30 menit serta penyuluhan Berikut ini merupakan distribusi
dengan metode simulation game frekuensi dan persentase tingkat
dilaksanakan selama 40 menit. pengetahuan kesehatan reproduksi
Sedangkan kelompok pembanding remaja putri sebelum dan setelah
diberikan penyuluhan dengan audio penyuluhan dengan metode
visual, akan mendapat pre test, simulation game:
memperoleh intervensi, dan
melaksanakan posttest. Post test
dan pre test dilakukan selama 30
menit serta penyuluhan dengan
metode audio visual dilaksanakan
selama 20 menit.

Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan
yaitu analisi univariat dan analisa
bivariat melalui uji statistika
menggunakan uji normalitas data
dengan uji Shapiro-Wilk. Hasil data
6 Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2018, Vol. 2 No. 2, 1-11

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan


Responden Sebelum dan Setelah Penyuluhan dengan Metode Simulation
Game
SGO
Total
Kurang Cukup Baik
SGE n 0 8 3 11
Kurang
% 0 32 12 44
n 1 6 6 13
Cukup
% 4 24 24 52
n 0 0 1 1
Baik
% 0 0 4 4
Total n 1 14 10 25
% 4 56 40 100
Keterangan tabel :
SGE : Simulation Game Pre test
SGO : Simulation Game Pos test
n : Besarnya sampel

Berdasarkan tabel 1 terlihat dan pada saat post test tetap dalam
distribusi perubahan kategori tingkat kategori baik.
pengetahuan remaja putri tentang
kesehatan reproduksi pada saat Tingkat Pengetahuan Kesehatan
sebelum dan setelah mendapatkan Reproduksi Remaja Putri
penyuluhan dengan metode Sebelum dan Setelah Penyuluhan
simulation game. Sejumlah 44% dengan Metode Audio Visual
responden pada saat pre test Berikut ini merupakan
berada dalam kategori berpenge- distribusi frekuensi dan persentase
tahuan kurang, setelah dilakukan tingkat pengetahuan kesehatan
post test terdapat 12% yang reproduksi remaja putri sebelum dan
berubah menjadi kategori baik, dan setelah penyuluhan dengan metode
sebanyak 32% tetap dalam kategori audio visual:
cukup. Selanjutnya, sebanyak 52%
Sedangkan 4% responden lain pada
saat pre test dalam kategori baik

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan


Responden Sebelum dan Setelah Penyuluhan dengan Metode Audio
Visual
AVO
Total
Kurang Cukup Baik
AVE n 0 9 4 13
Kurang
% 0 36 16 52
n 1 7 4 12
Cukup
% 4 28 16 48
n 0 0 0 0
Baik
% 0 0 0 0
Total n 1 16 8 25
% 4 64 32 100
7 Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2018, Vol. 2 No. 2, 1-11

Keterangan tabel :
AVE : Audio VisualPre test
AVO : Audio Visual Pos test
n : Besarnya sampel

Berdasarkan tabel 2 terlihat Berikut ini merupakan analisis


distribusi perubahan kategori tingkat data deskriptif tingkat pengetahuan
pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi remaja putri
kesehatan reproduksi pada saat sebelum, setelah penyuluhan
sebelum dan setelah mendapatkan dengan metode simulation game:
penyuluhan dengan metode audio
Tabel 3. Analisis Statistik
visual. Sebanyak 52% responden
pada saat pre test berada dalam Deskriptif Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Sebelum dan
kategori berpengetahuan kurang,
setelah dilakukan post test Setelah Penyuluhan dengan
Metode Simulation Game
sebanyak 16% yang berubah
menjadi kategori baik dan 36%
responden menjadi kategori cukup.
Selanjutnya, sebanyak 48% Berdasarkan tabel 3 dapat
responden pada saat pre test dikatakan bahwa terjadi peningkatan
berada dalam kategori cukup, rata-rata skor pengetahuan remaja
setelah dilakukan post test putri tentang kesehatan reproduksi
sebanyak 16% berubah menjadi sebelum dan setelah mendapatkan
kategori baik, 28% tetap dalam penyuluhan menggunakan
kategori cukup, dan 4% responden simulation game yang berupa
yang kategori pengetahuannya permainan ular tangga. Peningkatan
turun menjadi kurang. tersebut terlihat dari rata-rata skor
pre test yaitu 10,60 yang kemudian
Analisis Statistik Deskriptif meningkat menjadi 15,40 pada saat
Metode Simulation Game dan Mean Standar p-
Metode Audio Visual Deviasi value
Sebelum melakukan analisis Pre Test 10,60 2,466 0,000
data peneliti melakukan uji Post 15,40 2,380
normalitas penelitian terlebih Test
dahulu. Berdasarkan hasil pengujian post test. Selisih rata-rata skor pre
normalitas menggunakan uji test dan post test tersebut sebesar
Shapiro-Wilk, didapatkan nilai 4,8.
signifikansi sebesar 0,139 dimana Hasil uji paired t test pada
jumlah tersebut lebih besar dari 0,05 simulation game didapatkan nilai p-
(p>0,05) sehingga menunjukkan value senilai 0,000. Nilai ini lebih
data berdistribusi normal. Maka data rendah daripada nilai α sebesar
hasil penelitian dianalisis dengan uji 0,05. Sehingga dapat diambil
parametrik yaitu dengan uji paired t kesimpulan jika ada perbedaan
test dan uji independent t test untuk yang signifikan tentang
mengetahui metode paling pengetahuan siswa antara sebelum
berpengaruh terhadap tingkat dan setelah intervensi pada
pengetahuan remaja putri tentang kelompok simulation game.
kesehatan reproduksi.
8 Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2018, Vol. 2 No. 2, 1-11

Berikut ini merupakan analisis tingkat pengetahuan kesehatan


data deskriptif tingkat pengetahuan reproduksi remaja putri:
kesehatan reproduksi remaja putri
Tabel 5. Perbedaan Metode
sebelum dan setelah penyuluhan
Simulation Game dan Audio
dengan metode audio visual:
Visual Terhadap Tingkat
Tabel 4. Analisis Statistik Pengetahuan Kesehatan
Deskriptif Tingkat Pengetahuan Reproduksi Remaja Putri
Remaja Putri Sebelum dan
Setelah Penyuluhan dengan Metode
Mean p-value
Metode Audio Visual Penyuluhan
Simulation Game 4,80 0,041
Mean Standar p-value Audio Visual 3,16 0,041
Deviasi
Pre Test 11,48 2,312 0,000 Berdasarkan tabel 5 dapat
Post 14,64 2,307 dilihat dari hasil uji independent t-
Test test menunjukkan nilai p-value
sebesar 0,041. Nilai signifikansi
Berdasarkan tabel 4 dapat tersebut lebih kecil dari α = 0,05
dikatakan bahwa terjadi peningkatan sehingga metode simulation game
rata-rata skor pengetahuan remaja dan metode audio visual
putri tentang kesehatan reproduksi berpengaruh terhadap peningkatan
sebelum dan setelah mendapatkan pengetahuan kesehatan reproduksi
penyuluhan menggunakan metode remaja putri. Dimana rata-rata skor
audio visual. Peningkatan tersebut pengetahuan, kelompok penyuluhan
terlihat dari rata-rata skor pre test metode audio visual lebih kecil yaitu
yaitu 11,48 yang kemudian 3,16 dibandingkan kelompok
meningkat menjadi 14,64 pada saat penyuluhan metoe simulation game
post test. Selisih rata-rata skor pre yaitu 4,80 sehingga simulation game
test dan post test tersebut sebanyak lebih berpengaruh terhadap
3,16. peningkatan pengetahuan remaja
Hasil uji paired t test pada putri tentang kesehatan reproduksi
audio visual didapatkan nilai p-value di SMK Negeri 1 Pujon Kabupaten
sebanyak 0,000. Nilai ini lebih kecil Malang.
dari nilai α sebesar 0,05. Sehingga
disimpulkan yaitu ada perbedaan PEMBAHASAN
yang signifikan tentang pengetahu- Keberhasilan metode
an siswa antara sebelum dan simulation game khususnya
setelah intervensi pada kelompok permainan ular tangga (snake
audio visual. ladder) dalam meningkatkan
pengetahuan remaja putri tentang
Perbedaan Metode Simulation kesehatan reproduksi mengenai
Game dan Audio Visual Terhadap pernikahan usia muda dan
Tingkat Pengetahuan Kesehatan HIV/AIDS dapat disebabkan karena
Reproduksi Remaja Putri kelebihan atau keunggulan yang
Berikut ini merupakan dimiliki oleh permainan ular tangga
perbedaan metode simulation game tersebut. Keunggulan yang ada
dan metode audio visual terhadap dalam permainan ular tangga
berupa menyingkirkan keseriusan
9 Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2018, Vol. 2 No. 2, 1-11

yang mencegah di mana harus ada simulation game dan audio visual
keseimbangan antara suasana yang terhadap peningkatan pengetahuan
menyenangkan dan keseriusan, kesehatan reproduksi remaja putri,
meningkatkan semangat dalam dan dapat disimpulkan bahwa
belajar sehingga anak termotivasi simulation game lebih menentukan
untuk mengikuti proses belajar, dan dalam meningkatkan pengetahuan
anak-anak akan menjadi semakin kesehatan reproduksi remaja putri
konsentrasi dengan materi yang daripada metode audio visual dilihat
dilibatkan dalam permainan[9]. berdasarkan peringkat rata-rata
Peningkatan pengetahuan setelah pemberian penyuluhan.
remaja putri tentang kesehatan Kelompok metode simulation
reproduksi terutama mengenai game dan kelompok metode audio
pernikahan usia muda dan visual memiliki perbedaan yang
HIV/AIDS dapat terjadi karena signifikan dalam peningkatan
dengan melihat gambar akan pengetahuan kesehatan reproduksi,
sekaligus mendengarkan suara tetapi keduanya memberikan
maka akan lebih cepat mengerti pengaruh dalam peningkatan
tentang apa yang dijelaskan, pengetahuan kesehatan reproduksi
sehingga salah pengertian dapat remaja putri. Sehingga dapat
dihindari secara efektif, memberikan disimpulkan bahwa metode
dorongan dan motivasi serta melalui simulation game dan metode audio
metode audio visual akan lebih lama visual dapat digunakan sebagai
terekam dalam ingatan, sehingga penyuluhan kepada responden
memudahkan siswa dalam untuk membantu meningkatkan
mengamati dan menirukan pengetahuan responden.
pembelajaran yang diajarkan[10]. Hal diatas didukung dengan
Peningkatan pengetahuan penelitian yang dilakukan oleh
dengan penyuluhan menggunakan Hamdalah (2011) yang menyatakan
media permainan ular tangga dapat bahwa efektivitas media permainan
dilihat dari peningkatan rata-rata ular tangga lebih tinggi daripada
skor pengetahuan awal (pre-test) media cerita bergambar dalam
sebesar 12,48 yang kemudian mempersepsikan pengetahuan,
berubah menjadi 22,12 pada saat sikap, dan praktik kesehatan gigi
post-test[11]. dan mulut dengan nilai rata-rata pre-
Rata-rata selisih skor test dari responden yang mendapat-
pengetahuan kesehatan reproduksi kan penyuluhan dengan media
sebelum dan setelah dilakukan permainan ular tangga sebesar 7,69
penyuluhan dengan metode berubah menjadi 11,53 pada nilai
simulation game sebesar 4,80. rata-rata post-test. Selain itu hal
Sedangkan pada kelompok tersebut juga di dukung dengan
penyuluhan dengan metode audio penelitian yang dilakukan oleh
visual rata-rata selisih skor Maisyaroh (2014) hasil penelitian
pengetahuan kesehatan reproduksi peningkatan rata-rata pada siklus I
sebelum dan setelah dilakukan yaitu 0,40 meningkat pada siklus II
penyuluhan adalah 3,16. Hal ini menjadi 0,64, hal tersebut menyata-
menunjukkan terdapat perbedaan kan bahwa pelaksanaan pendekat-
yang signifikan setelah pemberian an permainan ular tangga dapat
penyuluhan memakai metode meningkatkan hasil belajar siswa.
10 Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2018, Vol. 2 No. 2, 1-11

Permainan ular tangga reproduksi di SMK Negeri 1 Pujon


sebagai bagian dari metode Kabupaten Malang dan metode
pendidikan kesehatan permainan yang pengaruhnya lebih tinggi
simulasi merupakan salah satu dalam peningkatan pengetahuan
bentuk proses belajar. Menurut kesehatan reproduksi remaja putri
Piaget (1980) mengemukaakan adalah metode simulation game.
bahwa dasar dari belajar adalah
aktivitas anak bila anak berinteraksi DAFTAR PUSTAKA
dengan lingkungan sosial dan [1] E. Kusmiran, Kesehatan Reproduksi
lingkungan fisik[14]. Pendidikan Remaja dan Wanita. Jakarta:
kesehatan dengan metode simulasi Salemba Medika, 2014.
permainan ular tangga dilakukan [2] F. Efendi and Makhfudli, Teori dan
dalam kelompok-kelompok kecil, hal Praktik Dalam Keperawatan.
ini memberikan kesempatan bagi Jakarta: Salemba Medika, 2009.
anak untuk berinteraksi dengan [3] Badan Pusat Statistika Provinsi
orang lain dan memungkinkan Jawa Timur, “Persentase
pertukaran ide-ide antar peserta Perempuan Jawa Timur Usia 10
melalui media ular tangga yang Tahun ke Atas yang Kawin di
telah dimodifikasi sesuai dengan Bawah Umur (Kurang dari 17
tujuan penelitian. Sehingga peserta Tahun) menurut Kabupaten/Kota,”
mampu mengetahui informasi 2013. [Online]. Available:
tentang kesehatan reproduksi https://jatim.bps.go.id/link-
terutama mengenai pernikahan usia TabelStatis/view/id/160. [Accessed:
muda dan HIV/AIDS yang baik dan 25-May-2017].
benar. Kemudian terjadi peningkat- [4] Dinas Kesehatan, “Profil Kesehatan
an pengetahuan tentang kesehatan Kabupaten Malang,” 2016.
reproduksi. Responden yang [5] Ditjen P2P Kementerian Kesehatan
memiliki pengetahuan kurang RI, “Laporan Situasi Perkembangan
menjadi baik setelah diberikan HIV-AIDS & PIMS di Indonesia:
intervensi. Dalam hasil penelitian ini April-Juni 2016,” 2016. [Online].
dapat dilihat bahwa mayoritas Availablefrom:
responden yang mendapatkan http://www.aidsindonesia.or.id/ck_up
penyuluhan dengan metode loads/files/Laporan HIV AIDS TW 2
simulation game (permainan ular 2016.pdf. [Accessed: 04-Mar-2017].
tangga) mengalami peningkatan [6] S. Setiawan,. Dermawan. A.C,
pengetahuan yang lebih tinggi Proses Pembelajaran Dalam
daripada responden yang menda- Pendidikan Kesehatan. Jakarta:
patkan penyuluhan dengan metode Trans Info Media, 2008.
audio visual. [7] N. A. Rizki, “Perbedaan Pengaruh
Metode Focus Group Discussion
SIMPULAN (FGD) dengan Metode Simulation
Terdapat perbedaan rata-rata Game (SIG) Terhadap Peningkatan
skor pengetahuan pada pre test dan Pengetahuan Siswa Kelas XI
post test penyuluhan dengan Tentang Kesehatan Reproduksi
menggunakan metode simulation Remaja (KRR) di SMK Hidayah
game dan metode audio visual Semarang,” J. Kesehat. Masy., pp.
terhadap peningkatan pengetahuan 24–31, 2012.
remaja putri tentang kesehatan [8] Nur Puspita Sari, “Studi Komparasi
11 Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2018, Vol. 2 No. 2, 1-11

Penyuluhan Audio Visual dan Peer


Group terhadap Tingkat
Pengetahuan Kesehatan
Reproduksi Remaja di SMP N 1
Ngaglik Sleman Yogyakarta,” Stikes
Aisyiyah, 2015.
[9] U. A. Yusuf Yasin, Sirkuit Pintar
Melejitkan Kemampuan matematika
dan bahasa inggris dengan metode
ulartangga. Jakarta: Visimedia,
2011.
[10] A. Arsyad, Media
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Pers, 2014.
[11] C. Amelia, “Efektivitas
Permainan Ular Tangga Untuk
Meningkatkan Pengetahuan
Tentang Bahaya Merokok Siswa
Kelas VII dan VIII SMP Ma’arif NU
Tegal,” Univ. Negeri Semarang,
2009.
[12] A. Hamdalah, “Perbedaan
Efektivitas Metode Ceramah dengan
Media Cerita Bergambar dan Media
Permainan Ular Tangga dalam
Meningkatkan Pengetahuan, Sikap,
dan Praktik Kesehatan Gigi dan
Mulut,” Univ. Jember, 2011.
[13] I. Maisyaroh, “Penerapan
Metode Permainan Ular Tangga
(Snakes Ledder) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran IPS,” 2014.
[14] F. A. Nai, Teori Belajar dan
Pembelajaran Implementasinya
dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMP, SMA, dan SMK.
Yogyakarta: Deepublish, 2017.

You might also like