You are on page 1of 14

E-ISSN - 2477-6521

Vol 7(3) October 2022 (574-587)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

EDUKASI TALKABOUTSEXCARD MENINGKATKAN PENGETAHUAN


DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI KOTA BEKASI

Destiya Ramadhanti1, Rohayati2*


1
Program Studi Keperawatan, STIKes Mitra Keluarga
email: dedestiya@gmail.com
2
Program Studi Pendidikan Profesi Ners, STIKes Mitra Keluarga
*Email korespondensi: rohayati@stikesmitrakeluarga.ac.id

Submitted :21-08-2022, Reviewed:14-10-2022, Accepted:03-11-2022


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v7i3.1502

ABSTRACT
Free sex is one of the health risks encountered during adolescence. Early adolescence is the most
vulnerable adolescent age group. Education through interactive games is needed to increase adolescents'
understanding of free-sex behavior. Card games can be used to inform teenagers. This study aimed to
determine the effect of card games on knowledge and attitudes about free sex in adolescents. This study
uses a quasi-experimental research design. The number of samples of 54 people was obtained by purposive
sampling technique with inclusion criteria, namely the age of 13-14 years. The intervention was carried
out for 60 minutes. Data were analyzed using the Wilcoxon-signed rank test. The results showed that 66.7%
were male, 75.9% were 14 years old, the father's last education was 53.7% middle, 46.3% of mothers had
secondary and higher education levels, and the sources of information obtained by respondents about free
sex were 51.9% through friends. Research shows that there is an effect of sex education with card games
on the level of knowledge and attitudes about free sex in adolescents with a p-value of 0.000 (<0.005),
meaning that there is an effect of sex education with card games on the level of knowledge and attitudes
about free sex. Nurses are expected to develop interactive media and methods for conducting health
education for adolescents, especially preventing free-sex behavior.

Keywords: Adolescent ; Free sex ; Sex education ; Card game

ABSTRAK
Masalah perilaku seks bebas banyak dijumpai pada usia remaja. Fase remaja awal merupakan fase rentan
dalam perilaku seks bebas. Edukasi melalui permainan interaktif diperlukan untuk meningkatkan
pemahaman remaja tentang perilaku seks bebas. Permainan kartu dapat digunakan untuk memberi
informasi pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan kartu
terhadap pengetahuan dan sikap tentang seks bebas pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian kuasi eksperimen. Jumlah sampel 54 orang diperoleh dengan teknik purposive sampling dengan
kriteria inklusi yaitu usia 13-14 tahun,. Intervensi dilakukan selama 60 menit. Data dianalisis
menggunakan uji wilcoxon-signed rank. Hasil penelitian menunjukkan 66,7% berjenis kelamin laki-laki,
75,9% berusia 14 tahun, pendidikan terakhir ayah 53,7% menengah sedangkan 46,3% ibu memiliki tingkat
pendidikan menengah dan tinggi, dan sumber informasi yang didapatkan oleh responden tentang seks
bebas 51,9% melalui teman. Penelitian menunjukkan terdapat pengaruh sex edukasi dengan permainan
kartu terhadap tingkat pengetahuan dan sikap tentang seks bebas pada remaja dengan p-value 0,000
(<0,005), artinya terdapat pengaruh sex edukasi dengan permainan kartu terhadap tingkat pengetahuan

LLDIKTI Wilayah X 574


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

dan sikap tentang seks bebas. Perawat diharapkan dapat mengembangkan media dan metode interaktif
dalam melakukan edukasi kesehatan pada remaja khususnya dengan topik pencegahan perilaku seks bebas.

Keywords: Remaja ; Seks Bebas ; Pendidikan Seksual ; Permainan Kartu

PENDAHULUAN Siswa-siswi yang mengaku sudah pernah


Fase remaja adalah fase seorang anak pacaran berjumlah 5 orang dengan usia
mengalami proses perubahan menjadi pertama kali pacaran bervariasi yaitu usia 9,
dewasa ditandai dengan perubahan biologis, 11, 12, 13 dan 14 tahun. Seluruh siswa-siswi
psikologis, dan sosial (Ningsih dkk., 2021). belum mengetahui tentang sistem reproduksi
Masa remaja terbagi menjadi tiga tahap yaitu maupun mendapatkan edukasi seksual, 2 dari
fase remaja awal berusia 11-14 tahun, fase 10 anak mengatakan bahwa dirinya tau
remaja tengah sekitar 15-17 tahun, dan fase sedikit tentang seksualitas dan keduanya
remaja akhir 18-21 tahun (Yunalia & Etika, mendapatkan informasi dari internet.
2020). Masa remaja awal merupakan masa Perilaku pacaran siswa-siswi yaitu 5 orang
usia paling rentan baik bagilaki-laki ataupun (jalan-jalan), 5 orang (pegangan tangan), 2
perempuan. Hal ini karena pada rentang usia orang (berpelukan), 1 orang (berciuman), 1
remaja awal mengalami perubahan fisik orang (melakukan hubungan seksual) dan 1
sangat cepat serta perkembangan psikis yang orang mengatakan tidak tahu. Saat ditanya
sangat intens (Wijayanti & Nurpratama, setuju atau tidak jika pendidikan seks perlu
2020). Hal ini mempengaruhi diberikan kepada remaja empat diantaranya
berkembangnya perilaku seksual. mengatakan setuju, satu tidak setuju, satu
Data demografi menunjukkan usia mulai sangat tidak setuju dan empat menjawab
berkencan antara rentang usia 15-17 tahun tidak tahu.
dilakukan oleh 45% perempuan dan 44% Rosuliana dkk. (2019) menyebutkan
laki-laki. Perilaku pacaran yang paling umum kurangnya persiapan yang tepat dalam hal
dikenali oleh wanita dan pria adalah pengetahuan tentang seksualitas berdampak
menggenggam tangan (64% wanita, 75% buruk pada kaum muda. Sedangkan
pria), memeluk (17% wanita, 33% pria), mayoritas orang tua merasa tabu saat
berciuman bibir (30% wanita, 50% pria), berbicara terkait perkembangan reproduksi
serta sentuhan (5% wanita dan 22% pria). dan seksualitas kepada anaknya yang berusia
Perilaku pacaran berupa ciuman, sentuhan, remaja, yang akhirnya isu terkait edukasi
dan sentuhan bibir mengakibatkan terjadinya seksual diabaikan oleh orang tua (Suhaid
kontak seksual (Badan Kependudukan dan dkk., 2021).
Keluarga Berencana Nasional BKKBN, Pendidikan seks dapat memberikan
2018). Alfiyah dkk., (2018) menyatakan penjelasan yang tepat tentang seksualitas
bahwa dari 125 responden didapatkan manusia. Pelayanan Kesehatan Peduli
responden yang berusia 17 tahun, 14 orang Remaja (PKPR) dapat menjadi wadah bagi
(11,2%) melakukan hubungan seksual remaja untuk menggali dan memperoleh
pertama kali, dan yang termuda berusia 12 informasi terkait perilaku seks (Yenti et al.,
tahun, atau 1 orang (0,8%). 2021). Meilan dkk. (2019) menyebutkan
Hasil studi pendahuluan didapatkan hasil remaja laki-laki dan perempuan berhak atas
responden berjumlah 10 orang dengan pendidikan reproduksi remaja sehingga
karakteristik jenis kelamin perempuan mereka dapat menjalani kehidupan seks yang
sebanyak 5 orang dan laki-laki 5 orang. sehat dan bertanggung jawab. Sulastri &

LLDIKTI Wilayah X 575


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

Astuti (2020) melakukan penelitian terkait METODE PENELITIAN


pendidikan kesehatan dalam meningkatkan Penelitian ini menggunakan pendekatan
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen
reproduksi remaja memberikan saran dalam One-Group Pretest-Postest Design.
penelitiannya yaitu, perlu adanya Intervensi permainan TalkAboutSexCard!
penambahan media edukasi yang lebih kreatif. dilakukan selama 60 menit meliputi
Media yang didesain dapat digunakan pembukaan, inti permainan, apersepsi dan
sebagai permainan cocok dipilih untuk
penutup. Total waktu bermain adalah 30
sasaran anak dan remaja (Rohayati, Iswari, &
menit yang dibagi ke dalam tiga bagian kartu
Pradana, 2022, 2021; Rohayati, Rekawati, &
Fitriyani, 2021). yaitu bagian pertama adalah question card
Permainan dapat menstimulasi anak sebanyak lima kartu yang akan dimainkan
untuk mengenal lebih dalam sehingga perlu selama 10 menit. Bagian kedua adalah debate
memperhitungkan usia anak (Jatmika dkk., card sebanyak dua kartu untuk 10 menit
2019). Salah satu bentuk intervensi permainan. Bagian ketiga adalah challenge
keperawatan komunitas dalam mencegah card dengan 10 menit permainan. Pemenang
perilaku seks bebas pada remaja adalah ditentukan berdasarkan poin terbanyak yang
entertaiment education (Rizki, Neherta, & diperoleh.
Yeni, 2021). Bermain adalah metode pilihan Evaluasi dilakukan menggunakan pretest
yang bisa dirancang untuk edukasi (Edi & dan post test untuk mengukur pengetahuan
Taufik, 2019). Hasil penelitian Styaningrum dan sikap. Pengetahuan dan sikap remaja
& Metty (2021) menyatakan bahwa edukasi
diukur menggunakan kuisioner Pengetahuan
menggunakan media kartu dapat
meningkatkan pengetahuan remaja tentang memiliki rentang skor 0-100, sedangkan
anemia. Penelitian lain oleh Nabila dkk., variable interval memiliki rentang skor 1-60.
(2021) mendapatkan hasil yang menunjukan Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah
adanya peningkatan pengetahuan dan sikap dilakukan edukasi. Penelitian ini telah lolos
terkait dengan gerakan masyarakat hidup etik dengan No:
sehat pada remaja setelah dilakukan EC.091/KEPK/STKBS/IV/2022 dari Komisi
pendidikan kesehatan dengan metode Etik Penelitian Kesehatan Sekolah Tinggi
bermain menggunakan media board game Ilmu Kesehatan Bani Saleh.
berupa kartu dibandingkan dengan metode Populasi penelitian adalah siswa-siswi
ceramah. kelas 8 di SMPIT Insan Rabbani, Bekasi
Keterlibatan remaja secara aktif dalam berjumlah 54 responden. Kriteria inklusi
proses edukasi dapat meningkatkan minat
sampel yaitu usia remaja awal (13-14 tahun),
serta capaian tujuan. Peneliti melibatkan
siswa aktif, siswa dalam kondisi sehat, siswa
peserta edukasi dengan mengembangkan
permainan kartu ke dalam tiga tahap bersedia menjadi responden. Kriteria
interaktif yaitu question card, debate card eksklusi penelitian ini adalah siswa yang
dan chalenge card. Berdasarkan data menolak jadi responden atau pada saat
tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh penelitian tidak masuk sekolah. Jumlah
sex edukasi dengan permainan kartu terhadap sampel 54 orang diperoleh dengan teknik
pengetahuan dan sikap tentang seks bebas purposive sampling. Penelitian ini dilakukan
pada remaja di SMPIT Insan Rabbani Kota di SMPIT Insan Rabbani, Kota Bekasi.
Bekasi.

LLDIKTI Wilayah X 576


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

Pengumpulan data dilakukan melalui pre normalitas data menunjukkan data tidak
test dan post test setelah intervensi pada 13- terdistribusi normal sehinga peneliti
15 Juni 2022. Instrumen yang digunakan menggunakan uji Wilcoxon signed rank.
berupa kuesioner. Kuesioner pengetahuan
seks diadaptasi dari Suhailah dkk., (2019). HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuesioner ini terdiri 20 pertanyaan Analisis univariat
menggunakan skala Gutman dengan skor 0 Karakteristik Responden
(salah) dan 1 (benar). Kuesioner ini sudah Hasil analisis karakteristik responden
dimodifikasi dan dilakukan uji validitas dan menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan
realibitas di SMPIT Husnayain pada siswa- terakhir ayah siswa-siswi adalah pendidikan
menengah 30 orang (55,6%), pendidikan
siswi kelas 8 sebanyak 40 orang dengan hasil
terakhir ibu adalah pendidikan menengah dan
memiliki nilai r hitung 0,345- 0,762. Hasil uji tinggi dengan masing-masing 25 orang
reliabilitas nilai alfa Cronbach sebesar 0,916. (46,3%), mayoritas sumber informasi melalui
Kuesioner sikap tentang pendidikan seks teman 28 orang (51,9%), dan sebagian besar
remaja diadaptasi dari Suhailah dkk., (2019) responden berjenis kelamin laki-laki 36
berjumlah 15 pertanyaan menggunakan skala orang (66,7%) (Tabel 1). Median usia dalam
likert. Hasil uji validitas menunjukkan nilai r penelitian ini adalah 14 tahun (Tabel 2).
berada dalam rentang 0,326 – 0,640 dengan
alfa Cronbach sebesar 0,829. Hasil uji

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir


(Ayah), Pendidikan Terakhir (Ibu), dan Sumber Informasi (N = 54)

Variabel Frekuensi (n) Presentase (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 36 66,7
Perempuan 18 33,3
Total 54 100,0
Pendidikan Terakhir
Ayah
Dasar 4 7,4
Menengah 29 53,7
Tinggi 21 38,9
Total 54 100,0
Pendidikan Terakhir Ibu
Dasar 4 7,4
Menengah 25 46,3
Tinggi 25 46,3
Total 54 100,0
Sumber Informasi
Teman 28 51,9
Orang Tua 9 16,7
Internet 17 31,5
Total 54 100,0

LLDIKTI Wilayah X 577


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

Tabel 1 menunjukkan mayoritas kata yang lebih sederhana pada instrumen


(66,7%) responden berjenis kelamin laki- untuk responden usia 11-12 tahun.
laki. Hasil penelitian Sarwono (2012) Penelitian ini menunjukkan pendidikan
mengatakan bahwa remaja laki-laki terakhir ayah adalah tingkat pendidikan
cenderung lebih diberikan kebebasan. Orang menengah sedangkan ibu memiliki tingkat
tua bersikap lebih protektif pada remaja pendidikan menengah dan tinggi. Penelitian
perempuan. Oleh sebab itu remaja laki- laki Wibisono dkk., (2017) mendapatkan hasil
memiliki peluang yang lebih besar bahwa tingkat pendidikan orang tua
melakukan seks bebas dibandingkan mempunyai hubungan yang sedang (0,442)
perempuan. dengan perilaku seksual remaja. Semakin
Hal ini sesuai dengan penelitian tinggipendidikan orang tua, perilaku seksual
Mahmudah dkk., (2016) yang menunjukkan anak semakin buruk. Kondisi tersebut
perilaku seksual berisiko lebih tinggi disebabkan akses informasi yang tersedia di
(37,7%) pada laki-laki dibanding perempuan rumah lebih mudah pada orang tua
(10,3%). Penelitian Puji & Okta, (2020) berpendidikan tinggi. Kepemilikan gadget
pada mahasiswa di Tangerang Selatan dan akses internet memungkinkan remaja
mendapatkan hasil responden laki-laki yang dapat mengakses informasi lebih mudah,
pernah melakukan seks bebas sebanyak 5 salah satunyainformasi tentang pornografi.
orang, sementara responden perempuan Penelitian ini menunjukkan teman
sebanyak 3 orang maka disimpulkan bahwa merupakan sumber informasi tentang seks
laki-laki berpeluang lebih besar dibanding bebas yang paling banyak diakses dibanding
perempuan. sumber informasi lain. Sedangkan siswa
Mayoritas penelitian ini berusia 14 yang memperoleh informasi dari orang tua
tahun. Hal ini berbeda dengan penelitian paling sedikit. Meilani dkk., (2014)
Perwiratama (2020) serta Edi & Taufik menyebutkan alasan orang tua tidak
(2019) dengan mayoritas responden berusia pendidikan seksualitas kepada anaknya yaitu
16 tahun. Perbedaan dapat terjadi karena terbatasnya pengetahuan yangdimiliki
dikarenakan antara dua penelitian tersebut orang tua tentang kesehatan reproduksi
dengan penelitian ini memiliki kriteria khususnya pendidikan seks pada anak usia
inklusi yang berbeda dimana dari kedua dini, adapun perasaan malu yang membuat
penelitian tersebut memiliki kriteria inklusi para orang tua enggan menyampaikan
usia responden dalam rentang 14 – 18 tahun, informasi tentang pendidikan seks sehingga
sedangkan pada penelitian ini memiliki membicarakan tentang seksualitas dianggap
kriteria inklusi usia responden dalam rentang sebagai sesuatu yang tabu. Hal ini
13 – 14 tahun. mengakibatkan sebagian besar remaja
Wijayanti & Nurpratama (2020) mendapatkan informasi luar yang tidak tepat
menyampaikan bahwa remaja laki-laki bahkan cenderung menjerumuskan untuk
maupun perempuan memiliki usia rentan melakukan apa yang mereka temukan dari
pada masa remaja awal yaitu 11 – 14 tahun informasi yang tidak bertanggung jawab
(Yunalia & Etika, 2020). Jatmika dkk., tersebut.
(2017) menyarankan harus mencermati kata-

LLDIKTI Wilayah X 578


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pengetahuan dan Sikap


Tentang Perilaku Seks Bebas (N = 54)
Variabel Median Minimum Maksimum SD
Usia 14 13 14 0,432
Pengetahuan
a. Sebelum intervensi 65 40 85 12,637
b. Setelah intervensi 80 45 100 11,142
Sikap
a. Sebelum intervensi 49 35 55 5,457
b. Setelah intervensi 51 37 57 4,573

Tabel 2 menunjukkan pengetahuan maksimum 55 sedangkan sikap remaja


remaja sebelum permainan memiliki median setelah permainan memiliki median sebesar
sebesar 65 dengan nilai minimum sebesar 40 51 dengan nilai minimum sebesar 37 dan
dan maksimum 85 sedangkan pengetahuan maksimum 57.
remaja setelah perainan memiliki median
sebesar 80 dengan nilai minimum sebesar 45 Analisa Bivariat
dan maksimum 100. Sikap remaja sebelum Pengetahuan Remaja Sebelum dan
permainan memiliki median sebesar 49 Sesudah Mengikuti Sex Edukasi dengan
dengan nilai minimum sebesar 35 dan Permainan Kartu

Tabel 3. Pengetahuan Remaja Sebelum dan Sesudah Mengikuti Sex Edukasi dengan
Permainan Kartu di SMPIT Insan Rabbani (N = 54)
Variabel
Median Interquartile Range P-Value
Pengetahuan
Sebelum mengikuti sex edukasi 65 76,25 – 55
0,000
Sesudah mengikuti sex edukasi 80 85 – 70

Tabel 3 menunjukkan pengetahuan 0,000).


sebelum mengikuti sex edukasi memiliki Pada tabel 4 menunjukkan bahwa dari
median 65 dengan interquartile range 20 pertanyaan tentang pengetahuan,
sebesar 21,25 (berada di antara 76,25 – 55), sebanyak 18 pertanyaan menunjukkan
sedangkan median pengetahuan sesudah peningkatan persentase jawaban benar,
mengikuti sex edukasi adalah 80 dengan sedang dua pertanyaan menunjukkan
interquartile range sebesar 15 (berada di penurunan presentasi jawaban benar.
antara 85 – 70). Data diatas menunjukkan Pertanyaan tentang melakukan kontak fisik
peningkatan median pengetahuan sebelum seperti petting, kissing, mastrubation tidak
dan sesudah mengikuti sex edukasi adalah termasuk contoh dari perilaku seksual
sebesar 15 poin. Hasil uji statistik mengalami penurunan dari 74,1 menjadi
menunjukkan adanya peningkatan 72,2%. Pertanyaan tentang bahaya sosial
pengetahuan responden sebelum dan dan bahaya perekonomian tidak termasuk
sesudah mengikuti sex edukasi ( p-value dalam hal yang merugikan dalam
melakukan hubungan seks bebas 59,3%
LLDIKTI Wilayah X 579
Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

menjadi 42,6%. Penelitian ini menunjukkan bahwa


Penelitian Handayani dkk., (2020) mayoritas pertanyaan menunjukkan
menunjukkan peningkatan pengetahuan peningkatan prosentase jawaban benar
remaja tentang dampak seks bebas sebelum dengan jumlah peningkatan yang bervariasi
diberikan edukasi dengan domino card setelah dilakukan permainan. Akan tetapi,
sebesar 13,84. Sutriyanto dkk., (2017) terdapat dua pertanyaan yang menunjukkan
menggunakan metode permainan kartu yang penurunan prosentase jawaban yang benar
dinamakan dengan kartu kasugi untuk media yaitu pertanyaan nomor 9 dan nomor 19
pendidikan kesehatan pada siswa tentang (Tabel 4). Permainan kartu yang dilakukan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). terbagi menjadi menjadi tiga tahap yaitu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa question card, debate card dan chalenge card
terdapat peningkatan pengetahuan yang lebih dengan diakhiri apersepsi bersama peneliti.
tinggi pada kelompok yang mendapatkan 3 Distraksi saat permainan dan suasana pada
kali permainan kartu kasugi sebesar 32,40. saat apersepsi kemungkinan dapat
Styaningrum & Metty (2021) menggunakan mengganggu konsentrasi peserta sehingga
permainan kartu milenial sehat dengan hasil topik terkait pertanyaan nomor 9 dan 19 tidak
pengetahuan remaja putri tentang dapat dipahami dengan baik. Selain itu,
pencegahan anemia meningkat dengan bentuk pertanyaan negatif membuat
selisih nilai median sebesar 14,3. responden ambigu untuk menjawab.

Tabel 4. Pengetahuan Remaja Sebelum dan Sesudah Mengikuti Sex Edukasi dengan
Permainan Kartu di SMPIT Insan Rabbani (N = 54)
No. Pernyataan Pre test Post test
(%) (%)
1. Ciri-ciri seks pada remaja laki-laki adalah mimpi basah, 98,1 100
pertumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan,
dan kaki.
2. Ciri-ciri seks pada remaja perempuan adalah mengalami menstruasi 90,7 92,6
3. Perkembangan fisik organ seksual pada laki-laki maupun pada 61,1 77,8
perempuan menyebabkan perubahan perilaku seksual pada remaja
secara keseluruhan.
4. Perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam 20,4 27,8
minat remaja terhadap lawan jenis.
5. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh 55,6 81,5
hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama
jenis.
6. Alasan remaja melakukan seks bebas adalah karena rasa cinta 31,5 37
terhadap kekasihnya, keingintahuan yang besar dan suka seks.
7. Melakukan hubungan seksual hanya sekali tidak menyebabkan 74,1 87
kehamilan
8. Remaja dapat menghindari IMS (Infeksi Menular Seksual) dengan 79,6 83,3
tidak pernah berhubungan seksual sebelum menikah.
9. Melakukan kontak fisik seperti petting, kissing, mastrubation tidak 74,1 72,2
termasuk contoh dari perilaku seksual.
10. Hubungan seks boleh dilakukan yang penting tidak menyebabkan 81,5 88,9

LLDIKTI Wilayah X 580


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

kehamilan.
11. Seks bebas dilakukan biasanya didorong oleh rasa ingin tahu yang 83,3 94,4
besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui.
12. Perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan dengan pacar 42,6 48,1
bukan salah satu bentuk perilaku seksual bebas.
13. Penyakit Menular Seksual (IMS) merupakan jenis penyakit yang 81,5 96,3
ditularkan melalui hubungan seksual
14. Genital stimulation dan mastrubasi sama-sama merupakan perilaku 61,1 90,3
seksual
15. Mastrubasi/onani dapat menyebabkan dampak yang serius bagi 66,7 96,3
kesehatan
16. Dengan menggunakan alat pengaman (kondom) kita dapat 57,4 72,2
melakukan hubungan seksual dengan bebas tanpa takut terjadi
penyakit menular seksual
17. Peningkatan hasrat seksual tidak membutuhkan penyaluran dalam 42,6 70,4
bentuk tingkah laku seksual tertentu.
18 Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja 83,3 96,3
diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri,
bersalah dan berdosa.
19. Bahaya sosial dan bahaya perekonomian tidak termasuk dalam hal 59,3 42,6
yang merugikan dalam melakukan hubungan seks bebas
20. Kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi adalah dampak sosial 64,8 87
perilaku seks pranikah

Sikap Remaja Sebelum dan Sesudah


Mengikuti Sex Edukasi dengan
Permainan Kartu

Tabel 5. Sikap Remaja Sebelum dan Sesudah Mengikuti Sex Edukasi dengan Permainan
Kartu di SMPIT Insan Rabbani (N=54)
Variabel
Median Interquartile Range P-Value
Sikap
Sebelum mengikuti sex edukasi 49 51 – 45
0,000
Sesudah mengikuti sex edukasi 51 54 – 45,50

Tabel 5 menunjukkan sikap sebelum prosentase jawaban sikap sebelum dan


mengikuti sex edukasi memiliki median 49 sesudah intervensi sangat bervariasi (tabel
dengan interquartile range sebesar 6 (berada 6). Meskipun masih terdapat responden
di antara 51 - 45), sedangkan median sikap yang menjawab negatif untuk beberapa
sesudah mengikuti sex edukasi adalah 51 pertanyaan sikap, tetapi secara keseluruhan
dengan interquartile range sebesar 8,5 menunjukkan peningkatan jawaban positif
(berada di antara 54 – 45,50). Peningkatan setelah intervensi dilakukan. Pertanyaan
median sikap sebelum dan sesudah mengikuti tentang berganti-ganti pasangan dalam
sex edukasi adalah sebesar 2 poin. Variasi hubungan seks boleh saja karena bukan

LLDIKTI Wilayah X 581


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

merupakan hal yang tabu lagi masih dijawab (Gilliam, Jagoda, Heathcock, & Sutherland,
setuju oleh 9,5% responden setelah 2014) dengan topik kesehatan reproduksi
dilakukan intervensi. Selain itu terjadi mencakup penyakit menular seksual. Topik
peningkatan jawaban setuju dari 16,7% ini memiliki perbedaan dengan yang peneliti
menjadi 31,5 % tentang kembangkan yaitu kartu yang berisi topik ciri
bertanya/berkonsultasi dengan teman sebaya seksual remaja, bentuk perilaku seksual,
merupakan tindakan yang tepat dalam dampak perilaku seksual, faktor penyebab
mengatasi masalah kesehatan reproduksi. dan pencegahan seks bebas.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat Teknik permainan yang dikembangkan
peningkatan sikap responden antara sebelum peneliti memiliki perbedaan dengan
dan sesudah mengikuti sex edukasi (p-value permainan yang dikembangkan oleh
0,000 )…Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya. Permainan Contando
penelitian Perwiratama (2020) dengan hasil bem que mal tem?membutuhkan minimal 4
rerata sikap responden sebelum (31,2609) pemain hingga maksimal 26 pemain dengan
dan sesudah (39,1739) diberikan mengalami satu fasilitator dan observer (De Sousa et al.,
peningkatan sebesar 7,913. Game dapat 2018). Sedangkan permainan yang
meningkatkan pembelajaran tentang dikembangkan peneliti membagi kelompok
pengetahuan dan keterampilan terkait besar menjadi empat kelompok kecil dengan
perkembangan remaja (Esquivel et al., 2022). jumlah peserta 6-12 orang per kelompok, lalu
Penelitian ini menunjukkan terdapat ditentukan berdasarkan undian kelompok pro
pengaruh sex edukasi dengan permainan dan kontra. Permainan kartu lain yaitu
kartu terhadap pengetahuan dan sikap remaja InFection Four mengembangkan kartu
tentang perilaku seks bebas. Hal ini sejalan superhero multietnik dengan dua level
dengan penelitian Perwiratama, (2020) permainan yaitu level satu dengan
menggunakan media cased (card of sex perjuangan superhero melawan PMS melalui
education) di SMAN Kota Bengkulu dengan treatment ( antibiotic, vaksin, kondom) dan
hasil media cased (card of sex education) tindakan. Tahap selanjutnya adalah tentang
efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan boss battle yaitu kondisi menghadapi stigma
sikap remaja tentang seks remaja. Studi lain secara social dan emosional (Gilliam et al.,
dengan literatur review menunjukkan dua 2014).
penelitian tentang seks pada remaja yang Perbedaan lain adalah cara bermain.
menggunakan game dengan kartu yaitu Permainan yang dikembangkan peneliti
Contando bem que mal tem? dan InFection membagi peserta ke dalam tiga tahap
Four (Alencar, Pinto, Leite, & Silva, 2022). bermain dengan skore yang diberikan
Game Contando bem que mal tem? berbeda untuk setiap tahapan. Tahap satu
menggunakan kartu yang dikembangkan oleh adalah permainan question card terdiri dari
(De Sousa et al., 2018) terdiri dari 26 kartu 5 kartu untuk masing-masing kelompok
bergambar yang dicetak pada kertas 80 gr dengan durasi 10 menit permainan.
dengan dimensi 39 x 26 cm, satu set dengan Kelompok akan dipandu fasilitator untuk
petunjuk permainan yang dikemas dalam mengundi kartu dan menjawab pertanyaan
boks permainan. Topik dalam permainan pada kartu yang keluar saat diundi, hingga
kartu yang dikembangkan diantaranya seluruh kartu habis. Tahap kedua adaah
tentang tubuh, hubungan penyakit menular debate card dengan pembagian kelompok
seksual dan kontrasepsi. Game lain yang menjadi dua yaitu pro dan kontra. Kelompok
menggunakan kartu dikembangkan oleh akan menyampaikan argumentasi sesuai

LLDIKTI Wilayah X 582


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

dengan kartu pertanyaan. Tahap terakhir 2018) mengembangkan mekanisme


adalah challenge card dimana peserta akan permainan dengan memicu remaja bercerita
menyampaikan pendapat sesuai pertanyaan berdasarkan kartu gambar yang keluar,
yang keluar pada kartu. (De Sousa et al., hingga seluruh kartu habis.

Tabel 6. Sikap Sebelum dan Sesudah Mengikuti Sex Edukasi dengan Permainan
Kartu di SMPIT Insan Rabbani (N = 54)
Pre test (%) Post Test (%)
NO. PERNYATAAN STS TS S SS STS TS S SS

1. Perilaku seksual adalah 9,3 0 59,3 31,5 0 5,6 44,4 50


perilaku yang muncul karena
adanya dorongan seksual.
2. Seks boleh dilakukan remaja 64,8 18,5 11,1 5,6 66,7 25,9 3,7 3,7
sebagai ekspresi cinta yang
tulus untuk pasangannya
(pacar).
3. Seseorang boleh berhubungan 1,9 1,9 31,5 64,8 1,9 1,9 24,1 72,2
seks jika orang tersebut dan
pasangannya telah resmi
menikah.
4. Remaja putri boleh melakukan 50 33,3 14,8 1,9 70,4 25,9 3,7 0
hubungan seks diluar nikah jika
dia telah beranjak dewasa dan
mengetahui risikonya.
5. Berganti-ganti pasangan dalam 48,1 40,7 5,6 5,6 64,8 25,9 9,3 0
hubungan seks boleh saja
karena bukan merupakan hal
yang tabu lagi.
6. Daripada harus menanggung 57,4 25,9 13,0 3,7 74,1 24,1 1,9 0
malu, dianggap ’kampungan’
karena masih perawan, maka
boleh melakukan hubungan
seks diluar nikah.
7. Bertanya/berkonsultasi dengan 1,9 31,5 50 16,7 16,7 35,2 31,5 16,7
teman sebaya merupakan
tindakan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatan
reproduksi.
8. Seseorang yang melakukan 7,4 9,3 44,4 38,9 5,6 1,9 50 42,6
hubungan seks diluar nikah
adalah orang yang telah berbuat
suatu kesalahan melanggar
norma-norma di masyarakat.
9. Sebagai seorang remaja putri 3,7 1,9 24,1 70,4 0 0 22,2 77,8
menjaga keperawanannya
sangatlah penting.

LLDIKTI Wilayah X 583


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

10. Sebagai seorang anak remaja 3,7 9,3 44,4 42,6 1,9 1,9 42,6 53,7
setujukah anda bersikap lebih
terbuka dan mau bercerita
kepada orang tua anda.
11. Sebagai seorang anak remaja 5,6 13,0 50 31,5 0 0 37 63
setujukah anda bila orang tua
harus lebih meningkatkan
pemantauannya terhadap
pergaulan anda.
12. Rasa penasaran dan 1,9 13,0 68,5 16,7 5,6 18,5 51,9 24,1
keingintahuan yang besar bisa
mendorong remaja untuk
melakukan perilaku seksual.
13. Melakukan hubungan seksual 57,4 20,4 13,0 9,3 75,9 20,4 3,7 0
adalah hal yang wajar yang
dilakukan dalam berpacaran.
14. Remaja yang tidak melakukan 59,3 16,7 14,8 9,3 68,5 27,8 3,7 0
hubungan seksual dianggap
tidak modern oleh teman
sebayanya.
15. Menonton film porno, 7,4 14,8 53,7 24,1 18,5 3,7 38,9 38,9
membaca buku seks dan
bercerita tentang hubungan
seksual dapat meningkatkan
perilaku seksual yang tidak
baik.

Remaja lebih cenderung tertarik dengan leaflet mempunyai 83% daya serap dengan
metode permainan yang memiliki suasana 30% daya ingat. Pemaparan slide 94% daya
lebih menyenangkan dibandingkan dengan serap dengan 50% daya inget. Metode
metode biasa atau ceramah. Pengembangan permainan merupakan metode kombinasi
media edukasi terkait perilaku seks bebas dengan daya serap tinggi sekitar 96% dengan
dengan permainan diterima dengan baik oleh 90% daya ingat. Studi kualitatif untuk
sasaran remaja, remaja senang dan tertarik mengevaluasi game yang dikembangkan
untuk memperoleh informasi melalui game menunjukkan bahwa remaja menyukai game,
sehingga dapat disebarluaskan memandang game yang dikembangkan
penggunaannya kepada remaja lain sangat sesuai dengan kondisinya, dapat
(Esquivel et al., 2022). Hasil penelitian mempelajari pengetahuan dan keterampilan
menunjukkan bahwa edukasi terkait terkait remaja serta belajar mengambil
pendidikan seksual berbasis game sangat keputusan melalui game yang dikembangkan
menarik bagi remaja. Remaja tertarik untuk (Esquivel et al., 2022). Edukasi terkait
menggali topik secara spesifik tetapi lebih pendidikan seksual khususnya tentang
dalam melalui game (Gilliam et al., 2016) penyakit menular seksual menggunakan
Menurut Notoatmodjo, (2012) materi pendekatan game menarik minat remaja
promosi kesehatan yang diserap dan diingat sehingga dapat digunakan sebagai media
bergantung pada panca indra yang menjadi belajar (Gilliam et al., 2014)
sasaran, dimana media seperti poster dan

LLDIKTI Wilayah X 584


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

SIMPULAN sexualidade para adolescentes. Revista


Sebagian besar responden laki-laki berusia de Pesquisa Cuidado É Fundamental
14 tahun, pendidikan terakhir ayah menengah Online, 10(1), 203–209.
dan ibu memiliki tingkat pendidikan https://doi.org/10.9789/2175-
menengah dan tinggi, sumber informasi 5361.2018.v10i1.203-209
terkait dengan pendidikan seksual mayoritas Edi, E., & Taufik, M. (2019). Permainan Ular
didapatkan melalui teman. Penelitian Tangga Sebagai Media Edukasi
menunjukkan terdapat pengaruh sex edukasi Seksualitas Remaja. Jurnal Endurance,
dengan permainan kartu terhadap 4(2), 442.
pengetahuan dan sikap remaja tentang seks https://doi.org/10.22216/jen.v4i2.4280
bebas pada remaja dengan p-value < 0,005 Esquivel, C. H., Wilson, K. L., Garney, W.
dengan peningkatan median pengetahuan R., McNeill, E. B., McMaughan, D. J.,
sebesar 65 menjadi 80 dan median sikap 49 Brown, S., & Graves-Boswell, T.
menjadi 51. Perawat dapat mengembangkan (2022). A Case Study Evaluating Youth
media dan metode pendidikan kesehatan Acceptability of Using the Connect – a
yang lebih interaktif sesuai dengan kondisi Sexuality Education Game-Based
dan usia perkembangan sasaran. Learning Program. American Journal of
Sexuality Education, 17(1), 57–83.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.1080/15546128.2021.
Alencar, N. E. S., Pinto, M. A. O., Leite, N. 1971128
T., & Silva, C. M. V. da. (2022). Serious Gilliam, M., Jagoda, P., Heathcock, S.,
games for sex education of adolescents Orzalli, S., Saper, C., Dudley, J., &
and youth: integrative literature review. Wilson, C. (2016). LifeChanger: A Pilot
Ciência & Saúde Coletiva, 27, 3129– Study of a Game-Based Curriculum for
3138. Sexuality Education. Journal of
Alfiyah, N., Solehati, T., & Sutini, T. (2018). Pediatric and Adolescent Gynecology,
Gambaran Faktor-Faktor yang 29(2), 148–153.
Berhubungan dengan Perilaku Seksual https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.
Pranikah pada Remaja SMP. Jurnal jpag.2015.09.008
Pendidikan Keperawatan Indonesia, Gilliam, M., Jagoda, P., Heathcock, S., &
4(2). Sutherland, A. (2014). InFection Four:
https://doi.org/10.17509/jpki.v4i2.1044 Development of a youth-informed
3 sexual health card game. American
Badan Kependudukan dan Keluarga Journal of Sexuality Education, 9(4),
Berencana Nasional BKKBN. (2018). 485–498.
Survei Demografi dan Kesehatan Handayani, S., Putri, G. E., & Alendri, I.
Indonesia 2017: Buku Remaja. Jakarta: (2020). Permainan Card Domino Dalam
Badan Kependudukan dan Keluarga Peningkatan Pengetahuan Tentang
Berencana Nasional (BKKBN). Perilaku Seks Bebas Pada Remaja SMP.
De Sousa, M. G., De Oliveira, E. M. L., Prosiding Seminar Nasional SRIKES
Coelho, M. de M. F., Miranda, K. C. L., Syedza Saintika, 506–514.
Henriques, A. C. P. T., & Cabral, R. L. Jatmika, D., Belakang, L., & Affandy, S.
(2018). Validation of educational game (2017). Pengembangan Alat Ukur
for adolescents about the sexuality topic Kesiapan Pendidikan Seksual Pada
/ Validação de jogo educativo sobre Anak-anak Usia 11-14 Tahun. Jurnal

LLDIKTI Wilayah X 585


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

Muara Ilmu Sosial, 1(2), 266–274. 2(1), 48.


Jatmika, S. E. D., Maulana, M., Kuntoro, & https://doi.org/10.52118/edumasda.v2i1
Martini, S. (2019). Pengembangan .13
Media Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Rizki, I. P., Neherta, M., & Yeni, F. (2021).
K-Media. Intervensi Berbasis Komunitas
Mahmudah, M., Yaunin, Y., & Lestari, Y. Terhadap Perilaku Seksual Remaja.
(2016). Faktor-Faktor yang Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah
Berhubungan dengan Perilaku Seksual Problema Kesehatan, 6(2), 349–359.
Remaja di Kota Padang. Jurnal Rohayati, R., Iswari, Y., & Pradana, A. A.
Kesehatan Andalas, 5(2), 448–455. (2021). Pendidikan Kesehatan Online
https://doi.org/10.25077/jka.v5i2.538 Menggunakan Komik Meningkatkan
Meilan, N., Maryanah, & Follona, W. (2019). Pengetahuan Pencegahan Covid 19 Pada
Kesehatan Reproduksi Remaja: Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Mitra
Implementasi PKPR dalam Teman Masyarakat, 2(1), 70–78.
Sebaya. In Wineka Media. Rohayati, R., Iswari, Y., & Pradana, A. A.
https://doi.org/10.32763/juke.v10i1.15 (2022). Pendidikan Kesehatan Online
Meilani, N., Shaluhiyah, Z., & Suryoputro, Menggunakan Video Meningkatkan
A. (2014). Perilaku Ibu dalam Pengetahuan Pencegahan COVID 19 di
Memberikan Pendidikan Seksualitas SDIT Thariq Bin Ziyad. Jurnal
Pada Remaja Awal. Jurnal Kesehatan Pengamas, 5(1), 1–11.
Masyarakat Nasional, 8(8), 411. Rohayati, R., Rekawati, E., & Fitriyani, P.
Nabila, B., Musthofa, S. B., Widjanarko, B., (2021). Integration of Family Coaching
Masyarakat, F. K., Diponegoro, U., and Play Therapy Increase Fruit And
Masyarakat, F. K., & Diponegoro, U. Vegetable Consumtpion In Obese
(2021). Pengaruh Boardgame “Germas Children: Case Report. Jurnal
Game” Dan Metode Ceramah Terhadap Keperawatan Respati Yogyakarta, 8(2).
Pengetahuan Dan Sikap Gerakan Rosuliana, N. E., Adawiyah, R., & Fithriana,
Masyarakat Hidup Sehat Pada Remaja D. (2019). Paket Edukasi Pada Remaja
Perempuan. Jurnal Kesehatan Terhadap Kecenderungan Menikah
Masyarakat, 9, 353–359. Dini. 53(9), 1689–1699.
Ningsih, E. S., Ida, S., & Safitri, O. D. (2021). Sarwono, S. (2012). Psikologi Remaja.
Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Styaningrum, S. D., & Metty, M. (2021).
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Games Kartu Milenial Sehat sebagai
Rineka Cipta. media edukasi pencegahan anemia pada
Perwiratama, D. (2020). Efektivitas Edukasi remaja putri di sekolah berbasis asrama.
Seks Menggunakan Media CASED Ilmu Gizi Indonesia, 4(2), 171.
(Card Of Sex Education) Terhadap https://doi.org/10.35842/ilgi.v4i2.236
Pengetahuan dan Sikap Tentang Seks Suhaid, D. N., Nanur, F. N., Prasetyo, B.,
Remaja di SMA Negeri Kota Bengkulu Solichatin, Purwaningsih, D., Syarif, H.,
(Vol. 9). … Linadi, K. E. (2021). Buku Ajar
Puji, L. K. R., & Okta, T. (2020). Faktor- Kesehatan Reproduksi (S. Nurjanah,
Faktor yang Berhubungan dengan Ed.). Penerbit Pradina Pustaka.
Perilaku Seks Bebas Pada Mahasiswa di Sulastri, E., & Astuti, D. P. (2020).
Tangerang Selatan. Edu Masda Journal, Pendidikan Kesehatan Untuk

LLDIKTI Wilayah X 586


Destiya Ramadhanti et al | Edukasi Talkaboutsexcard Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas Di Kota Bekasi

(574-587)

Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Wijayanti, U. T., & Nurpratama, P. Y. A.


Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi (2020). Gambaran Kesehatan
Dan Penyakit Menular Seksual. Jurnal Reproduksi Remaja – BKKBN | Jateng.
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 16(1), Yenti, M., Haq, A., Roza, S. H.,
93. Mivtahurrahimah, M., Rizki, I. P.,
https://doi.org/10.26753/jikk.v16i1.427 Neherta, M., … Taufik, M. (2021).
Sutriyanto, K., Raksanagara, A. S., & Determinan Perilaku Siswa SMA dalam
Wijaya, M. (2017). Pengaruh Permainan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Kartu Kasugi Terhadap Peningkatan Peduli Remaja di Kota Padang. Jurnal
Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Dan Endurance: Kajian Ilmiah Problema
Sehat Pada Siswa. Jurnal Sistem Kesehatan, 6(2), 622–630.
Kesehatan, 1(4), 193–200. https://doi.org/10.22216/jen.v4i2.4280
https://doi.org/10.24198/jsk.v1i4.12828 Yunalia, E. M., & Etika, A. N. (2020).
Wibisono, Z. N., Yuliadi, I., & Suwito, D. Remaja Dan Konformitas Teman
(2017). Hubungan Tingkat Pendidikan Sebaya. In Ahlimedia Press.
Orang Tua dan Status Ekonomi dengan
Perilaku Seksual Remaja Di SMA
Negeri 2 Surakarta. Nexus Kedokteran
Komunitas, 6(2), 92–100.

LLDIKTI Wilayah X 587

You might also like