You are on page 1of 9

e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN


REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 1 REMBOKEN
Natasya G. E. Labaiga
Josef Tuda
Rina Kundre

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : natasya.labaiga@gmail.com
Abstrack: Adolescent is a situation for looking identity and shape of personality. The factors
that greatly influence personality are parenting system. Various parenting system provided by
parents is authoritarian, democratic, and permissive that can determine personality for their
children later. Personality can be seen based on Big five personality. The purpose of this
research was to determine the relations between parenting style with personality in
adolescents at Junior High School 1 Remboken. The research method used cross sectional
approach. The respondents consisted of 115 adolescents of IX grade with sampling
techniques using simple random sampling techniques. The data collection using a parenting
style ang Big five personality questionnaire. Test results of Pearson Chi-square tes obtained
were smaller than the significant value of (α=0,05) in the Conscientiouness personality
(ρ=0,000), Ekstravertion (ρ=0,005), and Neoriticism (ρ=0,000). Conclusion of the results of
this study indicate that there is a relationship between parenting style with Conscientiouness
personality, Ekstravertion & Neoriticism.
Keywords : Personality, big five personality, parenting, adolescents

Abstrak : Remaja merupakan masa mencari jati diri dan membentuk kepribadian. Adapun
faktor yang sangat berpengaruh besar terhadap kepribadian yaitu pola asuh orang tua.
Berbagai bentuk pengasuhan yang diberikan orang tua yaitu Otoriter, demokratis dan permisif
menentukan kepribadian anaknya nanti. Kepribadian dapat dilihat berdasarkan Big Five
Personality. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan
kepribadian pada remaja di SMP Negeri 1 Remboken. Metode penelitian menggunakan
pendekatan cross sectional. Responden terdiri dari 115 remaja kelas IX dengan teknik
pengambilan sampel simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
pola asuh dan kuesioner Big Five Personality. Hasil Uji uji Pearson Chi-square yang
didapatkan lebih kecil dari nilai signifikan (α=0,05) pada kepribadian Conscientiouness
(ρ=0,000), Ekstravertion (ρ=0,005), dan Neoriticism (ρ=0,000). Kesimpulan hasil penelitian
ini menunjukkan terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kepribadian
Conscientiouness, Ekstravertion & Neoriticism.
Kata kunci : Kepribadian, big five personality, pola asuh, remaja

1
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

PENDAHULUAN menjadi 3, yaitu pola asuh otoriter,


Remaja diartikan sebagai masa demokratis, dan permisif (Munita, 2017).
dimana terjadi proses peralihan dari masa Penelitian sebelumnya oleh
kanak-kanak ke masa dewasa. Selain Christinna, dkk, (2017) tentang “Hubungan
kematangan fisik dan seksual, remaja juga Pola Asuh Orang Tua Dengan Identitas
mengalami tahapan menuju kemandirian Diri Pada Remaja Di SMP Negeri 1
sosial, ekonomi, membangun identitas diri, Tempel Yogyakarta Tahun 2017”
serta kemampuan bernegosiasi (WHO, menunjukkan bahwa sebagian besar
2015). Badan Kependudukan dan Keluarga orangtua dengan jumlah 83 Responden
Berencana Nasional, menyatakan rentang dari sampel yaitu 130 responden
usia disaat remaja adalah 10-24 tahun dan memberikan pola asuh demokratis dan
belum menikah. WHO menjelaskan jumlah tingkat Identitas diri pada remaja di SMP
kelompok remaja di dunia saat ini Negeri 1 Tempel Yogyakarta masuk dalam
mencapai 1,2 Milyar atau 18% dari jumlah kategori baik dengan jumlah 104
penduduk dunia. Jumlah kelompok remaja responden. Sehingga, menunjukkan adanya
di Indonesia menurut Sensus Penduduk hubungan yang signifikan antara Pola asuh
2010 sebanyak 43,5 atau sekitar 18%. orangtua dengan Identitas diri pada remaja.
Badan Pusat Statistik (2010) menunjukkan Sugianto, G (2015) meneliti tentang
bahwa jumlah kelompok umur remaja di “Pengaruh Persepsi pola asuh orang tua
indonesia berkisar 43,55 juta jiwa. Di dan tipe kepribadian Big Five terhadap
Sulawesi utara melalui BPS (2010), kecerdasan emosi pada remaja”
menunjukkan bahwa jumlah remaja menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
sebanyak 17,61% atau 399.722 jiwa. yang signifikan secara keseluruhan dari
Masa remaja merupakan masa yang pola asuh (otoriter, demokratis, permisif)
sangat rawan terjerumus dalam segala dan kepribadian Big Five (Ekstravertion,
bentuk kenakalan remaja. Kenakalan Agreeableness, Conscientiouness,
terjadi karena kegagalan dalam Neoriticism, dan Openess) terhadap
perkembangan jiwanya (Amanda, dkk, kecerdasan emosi remaja.
2017). Komisi Nasional Perlindungan Studi pendahuluan melalui
Anak pada tahun 2013 mencatat bahwa ada wawancara pada siswa kelas IX di SMP
255 kasus tawuran yang dilakukan oleh Negeri 1 Remboken yang dilakukan pada
remaja. Hasil penelitian dari Badan 30 siswa, didapatkan data bahwa
Narkotika Nasional didapatkan data bahwa kebanyakan orang tua menerapkan pola
penyalahgunaan Narkoba yang dilakukan asuh demokratis yaitu orang tua
remaja sebesar 1,5% dari populasi yang memberikan kebebasan kepada anak untuk
ada. Kepribadian biasanya dihubungkan memilih apa saja yang ingin dilakukan,
dengan ciri-ciri tertentu yang muncul pada namun orang tua tetap akan mengawasi
setiap individu. Kepribadian remaja anak tersebut bahkan orang tua tidak
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti segan-segan untuk memberikan hukuman
budaya, keadaan fisik, kematangan kepada anak jika anak tersebut melakukan
biologis dan yang sangat berpengaruh suatu kesalahan (Munita, 2017). Saling
besar bagi kepribadian remaja adalah pola terbuka dalam hubungan antara orang tua
asuh orang tua karena keluarga merupakan dan anak sangat dibutuhkan dalam proses
lingkungan sosial pertama oleh seorang perkembangan kepribadian remaja. Pola
anak untuk bertumbuh dan berkembang asuh yang diterapkan orang tua dapat
(Yanti & Nasution, 2012). Orang tua membuat remaja semakin percaya diri dan
memiliki pilihan berbeda-beda dalam mandiri. Namun, kenyataan yang terjadi
menerapkan pola asuh untuk memberi sekarang, meskipun orang tua telah
bimbingan terhadap proses perkembangan memberikan pola asuh yang baik. Ternyata
anak mereka. Pola asuh orangtua dibagi kepribadian remaja tidak sesuai dengan

2
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

harapan dari orang tua (Putri A, 2010). dengan kategori X ≥ Median=Positif & X
Dilihat dari fenomena yang terjadi saat ini, < Median=Negatif.
pola asuh yang diberikan orang tua akan Pengolahan data yang diperoleh
berdampak pada perubahan kepribadian dari hasil penelitian ini diolah secara
remaja. Sehingga, berdasarkan hal diatas manual dengan mengelompokkan hasil
saya tertarik untuk melakukan penelitian wawancara dan observasi kemudian
mengenai “Hubungan Pola Asuh Orang dilakukan penghitungan skor dan dianalisis
Tua Dengan Kepribadian Remaja”. menggunakan uji statistik melalui sistem
komuterisasi dengan beberapa tahap yaitu
METODE PENELITIAN editing, coding, entering, cleaning
Penelitian ini termasuk dalam jenis (Notoatmodjo, 2012). Analisa bivariat
penelitian kuantitatif dengan menganalisis dalam penelitian ini yaitu untuk
gambaran hubungan antara kedua variabel mengetahui hubungan pola asuh orang tua
yaitu variabel independen (Pola asuh orang dengan kepribadian remaja di SMP Negeri
tua) dan variabel dependen (Kepribadian 1 Remboken. Peneliti menggunakan uji
remaja). Penelitian ini menggunakan statistic Pearson Chi Square dengan
desain penelitian cross sectional. tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05).
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
1 Remboken pada tanggal 31 November HASIL dan PEMBAHASAN
2018. Populasi penelitian ini adalah 1. Karakteristik Responden
seluruh kelas IX dengan jumlah 163. Tabel 1. Distribusi Responden
Pengambilan sampel menggunakan teknik Berdasarkan Jenis Kelamin
Simple random sampling dengan rumus Jenis Kelamin n %
slovin maka didapatkan jumlah sampel Laki-laki 55 47,8
minimal 115 remaja. Instrumen penelitian Perempuan 60 52,2
yang digunakan untuk mengukur variabel Total 115 100
pola asuh orang tua menggunakan Sumber : Data Primer 2019
kuesioner yang digunakan sebelumnya
Berdasarkan Jenis kelamin,
oleh Devi, C (2012) yang telah diuji
diperoleh mayoritas responden adalah
validitasnya. kuesioner ini terdiri dari 27
berjenis kelamin perempuan (52,2%).
pertanyaan. 9 pertanyaan untuk pola asuh
Hasil penelitian ini sejalan dengan
demokratis , 9 pertanyaan untuk pola asuh
penelitian Widyahastuti (2016). Pada
otoriter dan 9 pertanyaan untuk pola asuh
umumnya remaja putri lebih cepat
permisif dengan kriteria skor dan pilihan
pertumbuhan fisiknya dibandingkan laki-
1=sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3=
laki (Ali & Asrori, 2017). Perempuan lebih
setuju , 4= sangat setuju. Setelah lembar
mudah berempati pada lingkungan
kuesioner diisi oleh responden, kemudian
dibandingkan laki-laki (Christinna, dkk,
dilakukan penghitungan skor dengan cara
2017).
menjumlahkan skor tiap pertanyaan. Untuk
menentukan jenis pola asuh yang Tabel 2. Distribusi Responden
diterapkan oleh orang tua dilihat dari skor Berdasarkan Usia
tertinggi. Usia n %
Pengukuran Kepribadian remaja 13 Tahun 63 54,8
menggunakan kuesioner yang digunakan 14 Tahun 43 37,4
sebelumnya oleh Widyahastuti (2016) 15 Tahun 9 7,8
dengan kriteria skor 1=sangat tidak sesuai, Total 115 100
2= tidak sesuai, 3= sesuai , 4= sangat Sumber : Data Primer 2019
sesuai untuk favorable, dan sebaliknya
untuk unfavorable. Cara penilaiannya

3
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Hasil penelitian menunjukkan mereka. Pola asuh dimana adanya sikap


bahwa mayoritas responden berusia 13 terbuka antara orang tua dengan anaknya
tahun (54,8%). Masa remaja berlangsung (Ilham, 2013). Orang tua tetap
antara 12 tahun sampai dengan 21 tahun memberikan kebebasan namun juga tetap
bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan memberikan batasan untuk mengarahkan
22 tahun bagi pria. Remaja adalah fase anak dalam menentukan dan mengambil
“mencari jati diri” (Ali & Asrori, 2017). suatu keputusan yang tepat di dalam
Semakin bertambahnya usia seseorang hidupnya. (Amin & Harianti, 2018).
maka semakin bertambah pula pola
pikirnya. Sehingga, sangatlah penting Tabel 5. Distribusi Responden
perhatian yang diberikan orang tua karena Berdasarkan Kepribadian Openess
hal itu yang akan membentuk kepribadian Kepribadian Openess n %
anak tersebut (Christinna, dkk, 2017). Positif 65 56,5
Negatif 50 43,5
Tabel 3. Distribusi Responden Total 115 100
Berdasarkan Tempat Tinggal Sumber : Data Primer 2019
Tempat Tinggal n %
Rumah sendiri 107 93,0 Berdasarkan hasil menunjukkan
Kost 4 3,5 mayoritas responden memiliki Kepribadian
Menumpang 4 3,5 Openess yang positif (56,6%). Seseorang
Total 115 100 yang cenderung berkepribadian Openess
Sumber : Data Primer 2019 positif memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
dan dapat memberikan ide-ide baru yang
Hasil analisa menunjukkan tidak biasa serta memiliki sikap yang lebih
mayoritas responden bertempat tinggal positif untuk belajar (Widyasari, 2017).
rumah sendiri (93,0%). Hubungan sosial
terjadi dimulai dari lingkungan rumah Tabel 6. Distribusi Responden
sendiri, kemudian berkembang luas ke Berdasarkan Kepribadian Conscientiouness
lingkungan sekolah dan lingkungan Kepribadian Conscientiouness n %
masyarakat (Ali & Asrori, 2017). Positif 54 47,0
Negatif 61 53,0
2. Analisa Univariat Total 115 100
Tabel 4. Distribusi Responden Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh n % Hasil analisa menunjukkan
mayoritas responden memiliki Kepribadian
Otoriter 20 17,4 Conscientiouness yang negatif (53,0%).
Demokratis 81 70,4 Seseorang yang cenderung berkepribadian
Permisif 14 12,2
Conscientiouness negatif memiliki
Total 115 100
karakter yang tidak berhati-hati dan lebih
Sumber : Data Primer 2019
suka secara spontan daripada
merencanakan segala sesuatu terlebih
Tabel 4 menunjukkan bahwa
dahulu (Kapusuz & Cavus, 2018).
mayoritas responden orang tuanya
menerapkan pola asuh demokratis (70,4%)
Tabel 7. Distribusi Responden
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Berdasarkan Kepribadian Ekstravertion
Christinna,dkk (2017) menunjukkan dari
Kepribadian Ekstravertion n %
jumlah responden 130 orang, pola asuh Positif 67 58,3
demokratis memiliki jumlah terbanyak Negatif 48 41,7
yaitu 83 orang. Hal ini menunjukkan Total 115 100
bahwa pola asuh demokratis banyak Sumber : Data Primer 2019
diterapkan orang tua dalam mendidik anak

4
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Tabel 7 menunjukkan mayoritas Analisa hubungan antara pola asuh


responden memiliki Kepribadian orang tua dengan kepribadian Openess
Ekstravertion yang positif (58,3%). remaja di SMP Negeri 1 Remboken
Seseorang yang cenderung berkepribadian dengan hasil uji Pearson Chi square
Ekstravertion positif suka bersosialisasi & dengan taraf signifikasi α = 5% diperoleh ρ
pemikiran yang fleksibel (Ercan, 2017). value = 0,393 > 0,05. Hal ini menunjukkan
tidak terdapat hubungan yang signifikan
Tabel 8. Distribusi Responden antara pola asuh orang tua dengan
Berdasarkan Kepribadian Agreeableness kepribadian Openess remaja di SMP
Kepribadian Agreeableness n % Negeri 1 Remboken. Hasil penelitian ini,
Positif 69 60,0 orang tua yang menerapkan pola asuh
Negatif 46 40,0 otoriter, demokratis, dan permisif memiliki
Total 115 100 remaja dengan kepribadian Openess yang
Sumber : Data Primer 2019 positif. Hasil ini bertentangan dengan
penelitian sebelumnya oleh Purnamasari
Hasil penelitian menunjukkan
(2016) dimana terdapat pengaruh pola asuh
mayoritas responden memiliki Kepribadian
orang tua terhadap keterbukaan diri
Agreeableness yang positif (60,0%).
remaja.
Seseorang yang cenderung berkepribadian
Agreeableness positif memiliki sifat suka Pola asuh merupakan cara orang
menolong (Widyasari, dkk, 2017), dan tua berinteraksi dengan anaknya (Amin &
sangat diterima oleh lingkungan sosialnya Harianti, 2018). Pola asuh bukan satu-
(Ercan, 2017). satunya faktor yang mutlak mempengaruhi
keterbukaan diri seseorang. Namun,
Tabel 9. Distribusi Responden adapun faktor seperti perbedaan jenis
Berdasarkan Kepribadian Neoriticism kelamin. Pada penelitian Ditya (2013)
Kepribadian Neoriticism n % terdapat perbedaan keterbukaan diri
Positif 69 60,0 melalui media facebook yang ditinjau dari
Negatif 46 40,0 jenis kelamin, yang menunjukkan bahwa
Total 115 100 keterbukaan diri pada wanita lebih tinggi
Sumber : Data Primer 2019 dibandingkan pada pria. Dan ada juga
Tabel 9 menunjukkan mayoritas faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi
responden memiliki Kepribadian keterbukaan diri seseorang yaitu
Neoriticism yang positif (60,0%). keterbukaan timbal balik, perasaan saling
Seseorang yang cenderung berkepribadian menerima, dan permintaan untuk terbuka
Neoriticism positif memiliki sifat mandiri (Hargie, 2006).
dan pengalaman hidup yang luas (Gallego
& Prado, 2014). Tabel 11. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Dengan Kepribadian Conscientiouness
Kepribadian Conscientiouness
3. Analisa Bivariat Total
Pola Asuh Positif Negatif Pv
Tabel 10. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Dengan Kepribadian Openess n % n % n %

Kepribadian Openess Otoriter 16 13,9 4 3,5 20 100


Total
Pola Asuh Positif Negatif Pv Demokratis 28 24,3 53 46,1 81 100 0,000

n % n % n % Permisif 10 8,7 4 3,5 14 100

Otoriter 14 12,2 6 5,2 20 100 Total 54 47,0 61 53,0 115 100

Demokratis 43 37,4 38 33,0 81 100 0,393 Sumber : Data Primer 2019


Permisif 8 7,0 6 5,2 14 100
Hasil crosstab mengenai hubungan
Total 65 56,5 50 43,5 115 100
antara pola asuh orang tua dengan
Sumber : Data Primer 2019

5
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

kepribadian Conscientiouness remaja di pola asuh otoriter dan permisif memiliki


SMP Negeri 1 Remboken dengan hasil uji remaja dengan kepribadian Ekstravertion
Pearson Chi square dengan taraf negatif. Pola asuh mempengaruhi
signifikasi α = 5% diperoleh ρ value = pembentukan dan perkembangan
0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan kepribadian anak (Afrilyanti, Herlina &
terdapat hubungan yang signifikan antara Rahmalia, 2015). Pola asuh demokratis
pola asuh orang tua dengan kepribadian yang diterapkan orang tua akan
Conscientiouness remaja di SMP Negeri 1 memberikan wawasan berpikir, bertindak,
Remboken. Hasil penelitian ini, orang tua dan bersosialisasi yang baik sehingga
yang menerapkan pola asuh demokratis memicu perkembangan sosial remaja
memiliki remaja dengan kepribadian menjadi pribadi yang percaya diri dan
Conscientiouness negatif sedangkan yang lebih terbuka (Pertiwi, Hendro & Kallo,
menerapkan pola asuh otoriter dan 2016). Berbeda dengan orang tua yang
permisif memiliki remaja dengan memberikan pola asuh otoriter akan
kepribadian Conscientiouness positif. menjadikan anaknya tidak percaya diri,
Penelitian sebelumnya oleh Fuadiah, dkk dan tidak terbuka. Hal ini didukung oleh
(2014) menunjukkan seseorang yang penelitian sebelumnya oleh Hikmah (2015)
diasuh dengan pola asuh otoriter akan lebih bahwa anak yang diasuh dengan pola asuh
berhati-hati dan disiplin, sedangkan otoriter akan cenderung tidak yakin dengan
seseorang yang diasuh dengan pola asuh dirinya sendiri. Dan orang tua yang
demokratis dan permisif karena terbiasa memberikan pola asuh permisif
dengan kebebasan yang diberikan, maka menjadikan anaknya manja, dan tidak
mereka sulit untuk disiplin, ceroboh, dan bertanggung jawab. Hal ini didukung oleh
tidak konsisten. penelitian sebelumnya oleh Budisetyani
(2014) bahwa adanya hubungan antara
Tabel 12. Hubungan Pola Asuh Orang Tua pola asuh permisif ibu dengan perilaku
Dengan Kepribadian Ekstravertion merokok pada remaja.
Kepribadian Ekstravertion
Total
Pola Asuh Positif Negatif Pv Tabel 13. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
n % n % n % Dengan Kepribadian Agreeableness
Kepribadian Agreeableness
Otoriter 7 6,1 13 11,3 20 100 Total
Demokratis 55 47,8 26 22,6 81 100 0,005 Pola Asuh Positif Negatif Pv

Permisif 5 4,3 9 7,8 14 100 n % n % n %

Total 67 58,3 48 41,7 115 100 Otoriter 10 8,7 10 8,7 20 100


Demokratis 51 44,3 30 26,1 81 100 0,555
Sumber : Data Primer 2019
Permisif 8 7,0 6 5,2 14 100

Hasil analisa hubungan antara pola Total 69 60,0 46 40,0 115 100
asuh orang tua dengan kepribadian Sumber : Data Primer 2019
Ekstravertion remaja di SMP Negeri 1
Remboken dengan hasil uji Pearson Chi Hasil crosstab mengenai hubungan
square dengan taraf signifikasi α = 5% antara pola asuh orang tua dengan
diperoleh ρ value = 0,005 < 0,05. Hal ini kepribadian Agreeableness remaja di SMP
menunjukkan terdapat hubungan yang Negeri 1 Remboken dengan hasil uji
signifikan antara pola asuh orang tua Pearson Chi square dengan taraf
dengan kepribadian Ekstravertion remaja signifikasi α = 5% diperoleh ρ value =
di SMP Negeri 1 Remboken. Hasil 0,555 > 0,05. Hal ini menunjukkan tidak
penelitian ini, orang tua yang menerapkan terdapat hubungan yang signifikan antara
pola asuh demokratis memiliki remaja pola asuh orang tua dengan kepribadian
dengan kepribadian Ekstravertion positif, Agreeableness remaja di SMP Negeri 1
sedangkan orang tua yang menerapkan Remboken. Hasil penelitian ini, orang tua

6
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

yang menerapkan pola asuh pola asuh memiliki remaja dengan kepribadian
demokratis dan permisif memiliki remaja Neoriticism positif yaitu remaja yang
dengan kepribadian Agreeableness positif, mampu mengontrol emosi (Ercan, 2017).
sedangkan orang tua yang menerapkan Sedangkan, orang tua yang menerapkan
pola asuh otoriter memiliki remaja dengan pola asuh otoriter dan permisif memiliki
kepribadian Agreeableness yang remaja dengan kepribadian Neoriticism
jumlahnya seimbang antara positif dan negatif yaitu remaja yang temperamental,
negatif. mudah marah dan mudah tersinggung
Sikap yang diberikan orang tua (Widyasari, dkk, 2017). Penelitian ini
yaitu memberikan kebebasan anak untuk sejalan dengan penelitian yang dilakukan
memilih hal-hal yang diinginkan untuk oleh Fellasari & Lestari (2016) yang
mengembangkan seluruh aspek menyatakan bahwa orang tua yang
kemampuan dirinya, hal itulah yang menerapkan pola asuh demokratis akan
menyebabkan remaja memiliki memberikan pengaruh positif terhadap
kemampuan sosialisasi yang baik kestabilan emosi remaja, dikarenakan
(Lestiawati, 2013). Bukan hanya pola asuh remaja diasuh dan diajarkan untuk
yang dapat mempengaruhi kepribadian menghindari permusuhan. Berbeda dengan
Agreeableness seseorang, namun ada juga orang tua yang menerapkan pola asuh
faktor lain seperti budaya. Peran budaya otoriter akan menjadikan anaknya
merupakan dasar kehidupan sosial berperilaku berlandaskan emosi. Dan
seseorang. Budaya mencakup perbuatan, orang tua yang menerapkan pola asuh
aktivitas sehari-hari, pola berpikir, permisif menyebabkan anaknya tidak bisa
kepercayaan, dan ideologi yang dilakukan mengontrol dirinya dengan baik,
oleh masyarakat. Budaya dapat dijadikan cenderung agresif, dan sering mengalami
panduan dalam membentuk mental dan permusuhan.
media untuk bertukar pikiran (Pratama,
2011). SIMPULAN
Faktor yang sangat mempengaruhi
Tabel 14. Hubungan Pola Asuh Orang Tua kepribadian remaja adalah pola asuh orang
Dengan Kepribadian Neoriticism tua. Orang tua memiliki berbagai pilihan
Kepribadian Neoriticism dalam cara mengasuh, mendidik, dan
Total
Pola Asuh Positif Negatif Pv membimbing anak. Ada 3 bentuk pola
n % n % n % asuh yang dapat digunakan orang tua yaitu
Otoriter 6 5,2 14 12,2 20 100 pola asuh otoriter, demokratis, dan
Demokratis 59 51,3 22 19,1 81 100 0,000 permisif. Dalam penelitian ini mayoritas
Permisif 4 3,5 10 8,7 14 100 orang tua menerapkan pola asuh
Total 69 60,0 46 40,0 115 100 demokratis dalam mendidik anak mereka.
Pola asuh demokratis yang diberikan orang
Sumber : Data Primer 2019
tua mampu mengubah kepribadian
Analisa hubungan antara pola asuh anaknya berdasarkan Big Five Personality.
orang tua dengan kepribadian Neoriticism Dalam penelitian ini, remaja memiliki
remaja di SMP Negeri 1 Remboken Kepribadian Openess, Ekstravertion,
dengan hasil uji Pearson Chi square Agreeableness, dan Neoriticism yang
dengan taraf signifikasi α = 5% diperoleh ρ cenderung positif, serta kepribadian
value = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan Conscientiouness yang cenderung negatif.
terdapat hubungan yang signifikan antara
pola asuh orang tua dengan kepribadian DAFTAR PUSTAKA
Neoriticism remaja di SMP Negeri 1 Afrilyanti, Herlina & Rahmalia. (2015).
Remboken. Hasil penelitian ini, orang tua Hubungan pola asuh orang tua
yang menerapkan pola asuh demokratis dengan status identitas diri remaja.

7
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Jurnal Program Studi Ilmu Five Personality Traits in Emerging


Keperawatan Universitas Riau. Adulthood. Eurasian Journal of
Educational Research.
Ali Mohammad & Asrori Mohammad.
(2017). Psikologi Remaja. Jakarta : Fellasari & Lestari. (2016). Hubungan
PT Bumi Aksara. antara pola asuh orang tua dengan
kematangan emosi remaja. Jurnal
Amanda, M. P, Humaedi, S & Santoso, Fakultas Psikologi Universitas
M.B. (2017). Penyalahgunaan Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Narkoba di kalangan Remaja Riau.
(Adolescent Substance Abuse).
Volume 4, Nomor 2. Jurnal Fuadiah, Anward & Erlyani. (2014).
Onliner Universitas Padjadjaran Peranan Conscientiousness
Bandung. terhadap perilaku cyberloafing
pada mahasiswa. Jurnal Fakultas
Amin, S, & Harianti, R. (2018). Pola Asuh Kedokteran Program studi
Orang tua Dalam Motivasi Belajar psikologi Kalimantan Selatan.
Anak. Yogyakarta : Deepublish.
Gallego, A & Prado, S. (2014). The Big
Badan Pusat Statistik. (2010). Hasil sensus Five Personality Traits and
penduduk. Attitudes towards Immigrants.
Journal of Ethnic and Migration
Budisetyani, W. (2014). Pola Asuh Studies.
Permisif Ibu Dan Perilaku Merokok
Pada Remaja Laki-Laki Di SMA Hargie, O. (2006). Handbook of
Negeri 1 Samarapura. Jurnal Communication Skills. Third
Psikologi Universitas Udayana. Edition. New York : Routledge.
Christinna M, Nurmaguphita D, & Rahayu Hikmah. (2015). Hubungan Pola Asuh
P. (2017). Hubungan Pola Asuh Otoriter Dengan Kepercayaan
Orang Tua Dengan Identitas Diri DiriAnak Di TK ABA 1 Huidu
Pada Remaja Di SMP Negeri 1 Kecamatan Limboto Barat
Tempel Yogyakarta Tahun 2017. Kabupaten Gorontalo.Thesis,
UNISA DIGITAL Library- Department of Early Childhood
Repository. Education, Faculty of Education,
State University of Gorontalo.
Devi, C. (2012). Hubungan pola asuh
orang tua dengan kecerdasan sosial Ilham, F. (2013). Hubungan pola asuh
pada siswa kelas VI SD Jatimulyo. orang tua dengan pembentukan
Skripsi Fakultas Psikologi kepribadian remaja di SMP
Universitas Islam Negeri (UIN) Handayani Sungguminasa-gowa.
Maulana Malik Ibrahim Malang. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin
Ditya A, N. (2013). Self Disclosure Makasar.
terhadap pasangan melalui
facebook di tinjau dari jenis Kapusuz, Cavus. (2018). How Individuals’
kelamin. Jurnal Psikologi, Volume Psychological Capital Mediate The
01 No 02, Tahun 2013. Relationship Between Big Five
Personality Traits And
Ercan, H. (2017). The Relationship Burnout.luslararası Sosyal
between Resilience and the Big Araştırmalar Dergisi / The Journal

8
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

of International Social Universitas Islam Negeri Syarif


ResearchCilt: 11 Sayı: 59 Ekim Hidayatullah Jakarta.
2018 Volume: 11 Issue.
WHO. (2015). Adolescent Development
Lestiawati, M. (2013). Pengaruh pola asuh Topics at Glance.
orang tua terhadap kemampuan
sosial anak. Jurnal FIP Universitas Widyahastuti, R. (2016). Pengaruh
Negeri Jakarta. Kepribadian (Big Five Personality)
terhadap Multitasking. Skripsi
Munita, Y. (2017). Jangan Ajari Aku Fakultas Psikologi Universitas
Harga Diri Yang Rendah. Muhammadiyah Malang.
Yogyakarta : Psikologi Corner.
Widyasari, Prasetyo & Pusponegoro.
Notoadmodjo, Soekodjo. (2012). (2017). Pengaruh Kepribadian
Metodologi Penelitian Kesehatan. Openess dan Agreeableness
Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Terhadap Intensi Berbagi
Cipta. Pengetahuan Pada Karyawan
Perum LPPNPI (AirNav Indonesia)
Pertiwi, E, Bidjuni, H & Kallo, V. (2016). Cabang Madya Surabaya. Jurnal
Hubungan pola asuh orang tua Jurusan Psikologi Universitas
dengan perkembangan sosial Brawijaya, Malang, Indonesia.
(percaya diri) remaja di SMA
Negeri 7 Manado. E-journal Yanti, & Nasution. (2012). Pola Asuh
Keperawatan Universitas Sam Keluarga dan Tipe Kepribadian
Ratulangi Manado Program studi Remaja di SMPN 7 Medan. Jurnal
ilmu keperawatan. Ilmiah Poltekkes.

Pratama, D. (2011). Peran kebudayaan


dalam membentuk kepribadian.
Jurnal Gunadarma University.

Purnamasari, E. (2016). Pengaruh pola


asuh orang tua terhadap
keterbukaan diri remaja kelas X
SMK Negeri 02 Salatiga. Skripsi
Universitas Kristen Satya Wacana.

Putri, A. (2010). Hubungan antara


kecenderungan pola asuh
demokratis ayah dengan
kepercayaan diri pada remaja.
SKRIPSI Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadyah
Surakarta.

Sugianto, G. (2016). Pengaruh Persepsi


pola asuh orang tua dan tipe
kepribadian Big Five terhadap
kecerdasan emosi pada remaja.
Skripsi Fakultas Psikologi

You might also like