Professional Documents
Culture Documents
Email: Winny_zilkhalida_hadi@yahoo.co.id
Abstract
The west coast of Sumatera island is one of potential areas of the earthquake and tsunami
that requires high vigilance and preparedness seriously. One is the well-prepared-disaster
logistics system. World Health Organization (WHO) has been divided into 10 categories of
logistics, including the temporary shelter. The purpose of this study is to study attributes
that should be required for the mosque as a shelter for victims of the earthquake and
tsunami in Padang and provide recommendations to the government of Padang to prepare
the mosque as a shelter. Formulation of mosque attributes as a shelter eligibility has been
obtained through literature review and interviews. Attributes have been formulated in the
form of questionnaires that filled out by prospective refugees of the earthquake and tsunami
in Padang . Result of questionnaire has been used to build the House of Quality (HOQ).
Furthermore, a SWOT analysis has been conducted to formulate a strategy for local
government in an effort to empower mosques as shelters in Padang.
This research has resulted 14 attributes of feasibility mosque as a shelter. Attributes divided
into seven categories. Strategies that result based SWOT analysis have nine formulations
that consists of two SO strategies, four WO strategies, two ST strategies, and one WT
strategies. Implementation of this strategies required responsibility and cooperation between
government, community, NGO, and leaders.
Keywords: strategy, logistics, mosque, QFD, SWOT analysis
Abstrak
Pantai barat pulau Sumatera merupakan salah satu potensi daerah gempa dan tsunami yang
membutuhkan kewaspadaan tinggi dan kesiapan serius. Salah satunya adalah sistem logistik
disiapkan bencana. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membagi menjadi 10 kategori
logistik termasuk tempat penampungan sementara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempelajari atribut yang harus diperlukan untuk masjid sebagai tempat penampungan bagi
korban gempa dan tsunami di Padang dan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah
Kota Padang untuk menyiapkan masjid sebagai tempat berlindung. Perumusan masjid
atribut sebagai kelayakan penampungan telah diperoleh melalui kajian pustaka dan
wawancara. Atribut telah dirumuskan dalam bentuk kuesioner yang diisi oleh calon
pengungsi dari gempa dan tsunami di Padang. Hasil kuesioner telah digunakan untuk
membangun Rumah Kualitas (HOQ). Selain itu, analisis SWOT telah dilakukan untuk
merumuskan strategi bagi pemerintah daerah dalam upaya memberdayakan masjid sebagai
tempat penampungan di Padang.
Penelitian ini telah menghasilkan 14 atribut kelayakan masjid sebagai tempat berlindung.
Atribut dibagi menjadi tujuh kategori. Strategi yang hasil yang didasarkan analisis SWOT
memiliki sembilan formulasi yang terdiri dari dua SO strategi, empat WO strategi, dua
strategi ST, dan satu strategi WT. Pelaksanaan strategi ini diperlukan tanggung jawab dan
kerjasama antara pemerintah, masyarakat, LSM, dan pemimpin.
Kata kunci: strategi, logistik, masjid, QFD, analisis SWOT
menyebabkan timbulnya jalur gempa bumi Masjid yang akan dijadikan sebagai
dan gunung api aktif di sepanjang Pulau tempat tinggal sementara harus
Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dipersiapkan dengan baik. Salah satu
Maluku, dan Sulawesi Utara [1]. Gempa caranya adalah dengan mengusulkan
bumi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu atribut-atribut penilaian kelayakan masjid
gempa vulkanik dan gempa tektonik. Gempa sebagai shelter serta memberikan
bumi tektonik dapat mengakibatkan tsunami rekomendasi strategi yang perlu dilakukan
apabila terjadi di samudera [10]. Pemerintah Kota Padang untuk
Salah satu daerah rawan gempa bumi mempersiapkan institusi masjid sebagai
adalah pantai barat Pulau Sumatra. Secara shelter.
umum daerah yang pernah mengalami Perumusan masalah dalam penelitian ini
gempa bumi maka akan ada peluang adalah:
bencana tersebut akan terulang kembali. 1. Apa saja atribut untuk menilai kelayakan
Banyak ahli geologi yang berasumsi bahwa masjid sebagai tempat tinggal sementara
rentang waktu terjadinya kembali gempa korban bencana gempa bumi dan
bumi rata-rata diatas 100 tahunan. Tsunami tsunami di Kota Padang pada fase
di Padang pernah terjadi pada tahun 1797 tanggap darurat?
dan 1833 dengan gempa bumi berskala 8,7 2. Apa kebijakan yang perlu dilakukan oleh
dan 8,9 skala richter. Berdasarkan informasi Pemerintah Kota Padang untuk
tersebut dapat dilihat bahwa rentang waktu mempersiapkan institusi masjid sebagai
terjadinya gempa bumi dan tsunami di Kota tempat tinggal sementara korban
Padang dengan skala diatas 8,9 SR sudah bencana gempa bumi dan tsunami?
memasuki fase 100 tahunan [5]. Oleh Tujuan yang ingin dicapai melalui
karena itu, dibutuhkan kewaspadaan yang penelitian ini adalah sebagai berikut :
tinggi dan kesiapsiagaan bencana yang baik. 1. Mendapatkan atribut-atribut untuk
Salah satu kesiapsiagaan bencana yang menilai kelayakan masjid sebagai tempat
bisa dilakukan adalah mempersiapkan tinggal sementara (shelter) korban
sistem logistik bencana dengan baik. World bencana gempa bumi dan tsunami di
Health Organization (WHO) membagi logistik Kota Padang.
menjadi 10 kategori, diantaranya yaitu 2. Memberikan rekomendasi kepada
shelter-listrik-bangunan [7]. Pemerintah Kota Padang dalam upaya
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam untuk mempersiapkan institusi masjid
penanggulangan bencana menurut Undang- sebagai tempat tinggal sementara korban
undang No. 24 tahun 2007 diantaranya bencana gempa bumi dan tsunami di
adalah pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, Kota Padang.
tanggap darurat, pemulihan, dan Batasan masalah penelitian ini sebagai
pembangunan berkelanjutan. Fase tanggap berikut :
darurat merupakan fase yang sangat 1. Atribut kelayakan masjid yang dirancang
penting karena fase ini merupakan kegiatan tidak menyangkut konstruksi bangunan.
pertama yang dilakukan untuk mengurangi 2. Kebutuhan air tidak mencakup kebutuhan
dampak buruk yang ditimbulkan oleh untuk konsumsi pengungsi.
bencana. Tanggap darurat bencana meliputi
beberapa kegiatan diantaranya yaitu 2. TINJAUAN PUSTAKA
penyelamatan dan evakuasi korban dan
2.1. Teori Kebencanaan
pengurusan tempat penampungan
sementara yang layak. Lokasi-lokasi yang Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun
dapat digunakan sebagai tempat tinggal 2007, bencana adalah peristiwa yang
sementara ataupun shelter yaitu bangunan mengancam dan mengganggu kehidupan dan
umum seperti masjid, sekolah, pasar atau penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh
perkantoran pemerintah yang tidak memiliki faktor alam, faktor non alam maupun faktor
tingkat kerahasiaan tinggi. Gedung sekolah manusia yang dapat mengakibatkan timbulnya
dan perkantoran pemerintah umumnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian
akan memiliki lebih banyak arsip-arsip harta benda, dan dampak psikologis. Undang-
penting jika dibandingkan dengan masjid, undang Republik Indonesia No. 24 pasal 1 tahun
sedangkan pasar akan memiliki air dan 2007 tentang Penanggulangan Bencana
sanitasi yang kurang bagus jika mengelompokkan bencana menjadi tiga kategori
dibandingkan dengan masjid. Oleh karena yaitu becana alam, bencana non-alam, dan
itu, masjid akan lebih baik dijadikan sebagai bencana sosial.
tempat tinggal sementara korban bencana Penelitian ini terkait dengan bencana yang
dibandingkan dengan sekolah, perkantoran diakibatkan oleh peristiwa atau kejadian alam
pemerintah, ataupun pasar. yaitu gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi
sering diikuti oleh bencana tsunami, namun tidak dampak buruk yang ditimbulkan oleh
semua gempa bumi menyebabkan terjadinya bencana.
tsunami [12]. 5. Pemulihan
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Pemulihan adalah serangkaian tindakan yang
Geofisika (BMKG) gempa bumi disebabkan dilakukan dengan tujuan untuk membantu
adanya pergerakan lempeng bumi yaitu lempeng masyarakat mendapatkan kembali apa yang
samudera dan lempeng benua. Lempeng hilang akibat bencana dan membangun
samudera lebih berat daripada lempeng benua kembali kehidupan mereka setelah kejadian
bencana.
sehingga ketika terjadi tumbukan maka lempeng
6. Pembangunan berkelanjutan
samudera akan menyusup ke bawah. Gempa
Pembangunan berkelanjutan adalah
bumi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
gempa vulkanik dan gempa tektonik. Gempa meningkatkan kesejahteraan masyarakat
vulkanik disebabkan karena adanya aktivitas dengan mempertimbangkan faktor risiko
gunung api. Sedangkan gempa tektonik bencana sehingga masyarakat akan mampu
terjadi akibat pergeseran atau gerakan mencegah, mengurangi, menghindari bahaya
lempengan bumi. Gempa bumi yang dan memulihkan diri dari dampak bencana.
disebabkan oleh interaksi lempeng tektonik
dapat menimbulkan deformasi dasar laut 2.2. Sistem Logistik Bencana
yang mengakibatkan gelombang pasang dan
tsunami apabila terjadi di samudera. Sistem logistik pada saat pasca bencana
Tsunami adalah gelombang air yang merupakan hal yang sangat penting.
disebabkan karena adanya gangguan yang Masyarakat yang selamat dari bencana akan
berhubungan dengan kegiatan yang kehilangan sebagian besar sumber daya
berhubungan dengan gempa bawah laut, yang dimilikinya. Oleh karena itu,
meletusnya gunung api, tanah longsor bawah masyarakat akan membutuhkan berbagai
laut, tubrukan meteorit dengan samudera atau macam bantuan untuk memenuhi kebutuhan
beberapa kasus yang disebabkan oleh fenomena mereka hingga kondisi kembali normal.
meteorologi yang membagi dua jenis penyebab Logistik dalam konteks bencana menurut
timbulnya tsunami, yaitu: adanya gangguan Peraturan Kepala Badan Penanggulangan
yang berhubungan dengan gempa bawah laut Bencana Nasional (BNPB) Nomor 13 Tahun
dan Tsunami disebabkan oleh gunung api [3]. 2008 tentang pedoman manajemen logistik
Mitigasi bencana menurut Bakornas [2] dan peralatan penanggulangan bencana
adalah tindakan yang dilakukan untuk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
mengurangi dampak yang dihasilkan oleh suatu berwujud dan dapat digunakan untuk
bencana yang biasanya dilakukan sebelum memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia,
bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan
yang terdiri atas sandang, pangan dan
tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko
papan atau turunannya. Menurut Pan
jangka panjang. Secara umum kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam penanggulangan American Health Organization (PAHO), salah
bencana dalam UU No. 24 Tahun 2007 sebagai satu cabang regional dari WHO (World
berikut: Helath Organization) di Amerika, logistik
diklasifikasikan sebagai berikut [7]:
1. Pencegahan 1. Obat.
Pencegahan adalah serangkaian kegiatan 2. Peralatan kesehatan.
yang dilakukan sebagai usaha untuk 3. Kesehatan air dan lingkungan.
menghilangkan ataupun untuk mengurangi 4. Makanan.
ancaman bencana. 5. Tempat tinggal sementara-listrik-
2. Mitigasi
bangunan.
Mitigasi adalah serangkaian upaya yang
6. Administrasi logistik.
dilakukan untuk mengurangi risiko bencana
melalui pembangunan fisik maupun dengan 7. Kebutuhan dan pendidikan pribadi.
cara menyadarkan dan meningkatkan 8. Sumber daya manusia.
kemampuan masyarakat dan pemerintah 9. Stok pangan-hasil pertanian.
dalam menghadapi ancaman bencana. 10. Logistik yang tidak dapat
3. Kesiapsiagaan diklasifikasikan.
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk mengantisipasi Kejadian bencana dapat mengakibatkan
bencana melalui langkah yang tepat dan masyarakat akan kehilangan tempat tinggal
pengorganisasian yang baik. atau rumah. Korban bencana yang
4. Tanggap darurat kehilangan tempat tinggal akan
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian membutuhkan tempat tinggal sementara.
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada Bangunan yang biasanya dijadikan tempat
saat terjadinya bencana untuk mengurangi tinggal sementara adalah fasilitas umum
yang tidak memiliki file penting di dalamnya mempelajari kondisi organisasi saat ini
seperti tempat ibadah ataupun bangunan sehingga dapat ditentukan faktor kekuatan,
sekolah. Tempat yang bisa dijadikan tempat kelemahan, peluang, dan tantangan yang
tinggal sementara antara lain [8]: ada saat ini.
1. Di dalam rumah yang rusak.
2. Di sekitar rumah yang rusak dengan
menggunakan tenda.
3. Tinggal di rumah teman atau saudara
disekitar tempat tinggal.
4. Tinggal di rumah teman atau saudara di 6 Identify tradeoffs relating to
the manufactiuring
daerah lain. requirements
5. Fasilitas umum.
6. Shelter yang disediakan oleh lembaga
pemerintah, militer, negara lain atau 2 Manufacturer’s current requirements/
lembaga internasional yang dilokasikan di specifications to suppliers
Data primer adalah data yang didapatkan 5. Penerapan metode QFD. Penerapan metode
langsung dari objek penelitian. Data primer QFD dalam penelitian ini hanya dilakukan
dalam tugas akhir ini adalah voice of costumer sampai tahap 1 yaitu tahap perencanaan
yang didapatkan melalui kuesioner. Informasi produk.
yang diperoleh adalah kondisi masjid yang ada 6. Melakukan analisis Strengths, Weaknesses,
sekarang dan harapan calon pengungsi untuk Opportunities, and Threats (SWOT) untuk
perbaikan selanjutnya. mendapatkan strategi yang harus dilakukan
2. Data sekunder dalam upaya untuk memberdayakan masjid
Data sekuder adalah data yang diperoleh sebagai tempat tinggal sementara korban
melalui literatur yang berhubungan dengan bencana gempa bumi dan tsunami di Kota
penelitian. Data sekunder dalam tugas akhir ini Padang.
adalah sebagai berikut: 7. Menyusun arsitektur strategi yang akan
a. Atribut-atribut yang harus dimiliki suatu dilakukan untuk mencapai tujuan.
bangunan agar layak dijadikan sebagai
tempat tinggal sementara bagi korban
bencana gempa dan tsunami. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Data Kelurahan dan Kecamatan di Kota
4.1. Atribut Kelayakan Masjid sebagai
Padang yang berada pada zona merah,
Lokasi Shelter
kuning, dan hijau.
Atribut-atribut kelayakan bangunan dari
3.2. Tahapan Penelitian berbagai referensi dan wawancara akan
digunakan sebagai panduan untuk menentukan
Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian
atribut-atribut kelayakan masjid sebagai tempat
ini yaitu :
tinggal sementara korban bencana gempa dan
1. Memahami tentang sistem kesiapsiagaan tsunami di Kota Padang. Atribut-atribut
Kota Padang dalam menghadapi risiko kelayakan bangunan sebagai lokasi evakuasi
bencana dan tsunami saat ini. maupun lokasi tempat tinggal sementara bagi
2. Merumuskan atribut-atribut yang harus korban bencana gempa dan tsunami dapat
dimiliki oleh suatu bangunan agar layak dilihat pada Tabel 1.
dijadikan sebagai tempat tinggal sementara Atribut-atribut tersebut selanjutnya akan
korban bencana gempa bumi dan tsunami di diverifikasi oleh Kasi Rehabilitasi Badan
Kota Padang. Atribut-atribut kelayakan yang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota
harus dimiliki oleh suatu bangunan diperoleh Padang dan responden untuk mendapatkan
dari berbagai referensi seperti jurnal, atribut yang sesuai untuk menilai kelayakan
handbook, dan peraturan pemerintah tentang masjid sebagai lokasi tempat tinggal sementara
penanggulangan bencana. korban bencana gempa dan tsunami di Kota
3. Verifikasi atribut penilaian kelayakan masjid. Padang. Hasil verifikasi dapat dilihat pada Tabel
Verifikasi dilakukan oleh Bapak Hengky 2.
Mayaguezz selaku Kasi Rehabilitasi BPBD
Kota Padang. 4.2. Rekapitulasi Hasil Kuesioner
4. Memformulasikan atribut kelayakan masjid
sebagai lokasi tempat tinggal sementara Kuesioner terdiri dari tiga bagian yaitu
yang didapatkan ke dalam bentuk kuesioner data umum responden, pendapat responden
yang kemudian akan disebarkan kepada tentang kondisi sekarang, dan harapan
calon pengungsi bencana gempa bumi dan responden.
tsunami di Kota Padang. Kuesioner yang 1. Rekapitulasi data umum responden yang
disebarkan sebanyak 50 kuesioner kepada diperlukan dalam kuesioner ini adalah
pengurus masjid yang ada di zona merah, lokasi masjid, jenis kelamin, dan
kuning, dan hijau dengan pembagian jumlah pendidikan terakhir.
responden di zona merah sebanyak 18 2. Rekapitulasi kondisi masjid saat ini yaitu
responden, kuning 16 responden, dan hijau penilaian untuk menentukan kondisi
16 responden. Kuesioner disebarkan di masjid pada saat ini terdiri dari 5 kategori
berbagai kecamatan dan kelurahan di Kota yaitu sangat baik, baik, cukup baik,
Padang. Masjid yang dijadikan sampel adalah kurang baik, dan tidak baik.
masjid yang memiliki karakteristik yang
hampir sama.
Tabel 1. Atribut-atribut Kelayakan Bangunan sebagai Lokasi Evakuasi maupun Lokasi Tempat Tinggal Sementara
Keputusan Menteri
Persediaan air harus cukup untuk Kesehatan Republik
Jumlah air memberi sedikit–dikitnya 15 liter Indonesia Nomor :
per orang per hari 1357 / Menkes /SK /
XII / 2001
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
1 (satu) kran air untuk 80 – 100
Jumlah kran air Indonesia Nomor :
orang
1357 / Menkes /SK /
Air dan XII / 2001
1
sanitasi Keputusan Menteri
Waktu antri disebuah sumber air
Kesehatan Republik
tidak lebih dari 15 menit dan
Debit air Indonesia Nomor :
waktu untuk mengisi wadah 20
1357 / Menkes /SK /
liter tidak lebih dari 3 menit
XII / 2001
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Tiap jamban digunakan paling
Jumlah jamban Indonesia Nomor :
banyak 20 orang
1357 / Menkes /SK /
XII / 2001
Menjamin privasi antar jenis
Peraturan Kepala BNPB
Menjamin privasi kelamin dan berbagai kelompok
No 7/ 2008
usia.
Memiliki persyaratan Aman dari konflik dan bencana Peraturan Kepala BNPB
3 Keamanan
keamanan susulan No 7/ 2008
Keputusan Menteri
Persediaan air harus cukup untuk
Kesehatan Republik
Jumlah air memberi sedikit–dikitnya 15 liter per
Indonesia Nomor : 1357 /
orang per hari
Menkes /SK / XII / 2001
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Jumlah kran air 1 (satu) kran air untuk 80 – 100 orang
Indonesia Nomor : 1357 /
Air dan Menkes /SK / XII / 2001
1
sanitasi Waktu antri disebuah sumber air tidak Keputusan Menteri
lebih dari 15 menit dan waktu untuk Kesehatan Republik
Debit air
mengisi wadah 20 liter tidak lebih dari 3 Indonesia Nomor : 1357 /
menit Menkes /SK / XII / 2001
Keputusan Menteri
Tiap jamban digunakan paling banyak 20 Kesehatan Republik
Jumlah jamban
orang Indonesia Nomor : 1357 /
Menkes /SK / XII / 2001
Menjamin Menjamin privasi antar jenis kelamin dan Peraturan Kepala BNPB
privasi berbagai kelompok usia. Nomor 7/ 2008
Kedekatan
Memiliki aksesibilitas terhadap fasilitas Peraturan Kepala BNPB
dengan fasilitas
umum No 7/ 2008
umum
Struktur bangunan
Fondasi bangunan
Kedalaman sumur
Jumlah pengungsi
Sikap Masyarakat
Lokasi bangunan
Luas pekarangan
Beban bangunan
Jenis pembatas
Diameter kran
Sumber listrik
Lebar jalan
Sumber air
Jenis tanah
Musim
Jumlah air 4.8
Jumlah kran air 4.64
Debit air 4.62
Jumlah jamban 4.5
Menjamin privasi 4.64
Ukuran area 3.32
Tersedia area pendukung 4.44
Memiliki persyaratan keamanan 4.64
Kondisi jalan (transportasi) 4.3
Kedekatan dengan fasilitas umum 4.48
Kekuatan bangunan 4.94
Ketersediaan listrik 4.84
Tersedia Alat komunikasi seperti HT atau radio gempa 3.58
Tersedia Ambulance 4.1
Nilai prioritas absolut 57.06 43.20 43.20 252.06 43.20 34.52 39.96 155.34 43.20 13.86 41.58 41.76 38.70 86.76 57.96 86.76 41.76 44.46 46.70 44.46 44.46 44.46 44.46
% Nilai Prioritas 4.11 3.11 3.11 18.14 3.11 2.48 2.88 11.18 3.11 1.00 2.99 3.00 2.78 6.24 4.17 6.24 3.00 3.20 3.36 3.20 3.20 3.20 3.20
Gambar 3. House of Quality
1. Sumber air berasal dari sumur 1. Jumlah jamban yang kurang memadai
IFAS 2. Kemampuan menjamin privasi antar jenis kelamin 2. Tidak tersedianya alat komunikasi
3. Bangunan kuat 3. Tidak tersedianya ambulance
4. Tersedia genset 4. Area pendukung kurang memadai
5. Jumlah kran air memadai 5. Bangunan masjid yang kurang luas
6. Infak untuk pembangunan masjid 6. Orientasi kelembagaan penanggulangan bencana di Indonesia pada
7. Sikap masyarakat yang ramah dan terbuka umumnya masih lebih terarah pada penanganan tanggap darurat dan belum
8. Adanya tanggung jawab pemerintah untuk penyediaan dana pada aspek pencegahan serta pengurangan risiko bencana.
penanggulangan bencana 7. Kurangnya kesadaran masyarakat
9. Peran dan fungsi sektor Pekerjaan Umum dalam 8. Pemerintah kurang melibatkan tokoh adat dalam kesiapsiagaan bencana
merencanakan tata ruang daerah, penyiapan lokasi dan jalur
evakuasi, dan kebutuhan pemulihan sarana dan prasarana
10. Peran dan fungsi sektor keuangan dalam penyiapan anggaran
EFAS biaya kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana
pada masa pra bencana
11. Peran dan fungsi sektor perhubungan dalam merencanakan
kebutuhan transportasi dan komunikasi
1. Keikutsertaan NGO dalam a. Bekerja sama dengan NGO untuk memberikan sosialisasi a. Meningkatkan kerja sama dengan NGO untuk menyediakan dana baik yang
mitigasi bencana persiapan masjid sebagai lokasi tempat tinggal sementara berasal dari perusahaan, lembaga internasional, ataupun masyarakat untuk
2. Semakin bertumbuhnya kepada masyarakat yang tinggal di zona hijau (S7, O1) pengadaan ambulance dan alat komunikasi, memperluas area bangunan
perhatian dunia pada isu b. Bekerja sama dengan NGO untuk mempersiapkan masjid masjid, dan menambah jumlah jamban (W1, W2, W3, W4, W5, O1)
pengurangan risiko bencana sesuai dengan kebutuhan pengungsi (S1, S2, S3, S4, S5, b. Departemen Pekerjaan Umum bekerja sama dengan NGO untuk menambah
S8, S9,S11, S10, O1) sarana dan prasarana yang diperlukan seperti menambah jumlah jamban
(W1, O1)
c. Bekerja sama dengan NGO untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan
kepada kelembagaan penanggulangan bencana di Indonesia agar lebih fokus
pada aspek pencegahan serta pengurangan risiko bencana bukan hanya
untuk tanggap darurat (W6, O1)
d. Bekerja sama dengan NGO untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
bahwa yang seharusnya berperan penting dalam penanggulangan bencana
bukan hanya pemerintah (W7, O1)
1. Kurangnya dana anggaran a. Memanfaatkan infak pembangunan masjid dengan sebaik- a. Meningkatkan usaha untuk menyediakan dana mitigasi bencana baik yang
mitigasi bencana dari baiknya untuk mempersiapkan masjid sebagai lokasi shelter berasal dari perusahaan maupun lembaga internasional untuk
pemerintah pusat sehingga dapat membantu pemerintah untuk menanggulangi mempersiapkan shelter yang layak dan sesuai dengan kebutuhan pengungsi
kekurangan dana mitigasi bencana (S6, T1) (W1, W2, W3, W4, W5,T1)
b. Memanfaatkan sumber air yang berasal dari sumur untuk
mengurangi biaya yang dibutuhkan (S1, T1)
Meningkatkan kerja sama dengan NGO Memanfaatkan infak pembangunan Meningkatkan usaha untuk
Bekerja sama dengan NGO untuk
untuk menyediakan dana baik yang masjid dengan sebaik-baiknya untuk menyediakan dana mitigasi bencana
memberikan sosialisasi persiapan
berasal dari perusahaan, lembaga mempersiapkan masjid sebagai baik yang berasal dari perusahaan
masjid sebagai lokasi tempat
internasional, ataupun masyarakat untuk lokasi shelter sehingga dapat maupun lembaga internasional untuk
tinggal sementara kepada
pengadaan ambulance dan alat membantu pemerintah untuk mempersiapkan shelter yang layak
masyarakat yang tinggal di zona
komunikasi, memperluas area bangunan menanggulangi kekurangan dana dan sesuai dengan kebutuhan
hijau
masjid, dan menambah jumlah jamban mitigasi bencana pengungsi