You are on page 1of 15

ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

MODEL KEBIJAKAN PENETAPAN INSTITUSI


MASJID SEBAGAI SHELTER DALAM SISTEM
LOGISTIK BENCANA DI KOTA PADANG
Winny Zilkhalida Hadi1, Rika Ampuh Hadiguna2
1,2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang

Email: Winny_zilkhalida_hadi@yahoo.co.id

Abstract
The west coast of Sumatera island is one of potential areas of the earthquake and tsunami
that requires high vigilance and preparedness seriously. One is the well-prepared-disaster
logistics system. World Health Organization (WHO) has been divided into 10 categories of
logistics, including the temporary shelter. The purpose of this study is to study attributes
that should be required for the mosque as a shelter for victims of the earthquake and
tsunami in Padang and provide recommendations to the government of Padang to prepare
the mosque as a shelter. Formulation of mosque attributes as a shelter eligibility has been
obtained through literature review and interviews. Attributes have been formulated in the
form of questionnaires that filled out by prospective refugees of the earthquake and tsunami
in Padang . Result of questionnaire has been used to build the House of Quality (HOQ).
Furthermore, a SWOT analysis has been conducted to formulate a strategy for local
government in an effort to empower mosques as shelters in Padang.
This research has resulted 14 attributes of feasibility mosque as a shelter. Attributes divided
into seven categories. Strategies that result based SWOT analysis have nine formulations
that consists of two SO strategies, four WO strategies, two ST strategies, and one WT
strategies. Implementation of this strategies required responsibility and cooperation between
government, community, NGO, and leaders.
Keywords: strategy, logistics, mosque, QFD, SWOT analysis

Abstrak
Pantai barat pulau Sumatera merupakan salah satu potensi daerah gempa dan tsunami yang
membutuhkan kewaspadaan tinggi dan kesiapan serius. Salah satunya adalah sistem logistik
disiapkan bencana. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membagi menjadi 10 kategori
logistik termasuk tempat penampungan sementara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempelajari atribut yang harus diperlukan untuk masjid sebagai tempat penampungan bagi
korban gempa dan tsunami di Padang dan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah
Kota Padang untuk menyiapkan masjid sebagai tempat berlindung. Perumusan masjid
atribut sebagai kelayakan penampungan telah diperoleh melalui kajian pustaka dan
wawancara. Atribut telah dirumuskan dalam bentuk kuesioner yang diisi oleh calon
pengungsi dari gempa dan tsunami di Padang. Hasil kuesioner telah digunakan untuk
membangun Rumah Kualitas (HOQ). Selain itu, analisis SWOT telah dilakukan untuk
merumuskan strategi bagi pemerintah daerah dalam upaya memberdayakan masjid sebagai
tempat penampungan di Padang.
Penelitian ini telah menghasilkan 14 atribut kelayakan masjid sebagai tempat berlindung.
Atribut dibagi menjadi tujuh kategori. Strategi yang hasil yang didasarkan analisis SWOT
memiliki sembilan formulasi yang terdiri dari dua SO strategi, empat WO strategi, dua
strategi ST, dan satu strategi WT. Pelaksanaan strategi ini diperlukan tanggung jawab dan
kerjasama antara pemerintah, masyarakat, LSM, dan pemimpin.
Kata kunci: strategi, logistik, masjid, QFD, analisis SWOT

1. PENDAHULUAN Indo-Australia di bagian selatan, lempeng


Euro-Asia di bagian utara dan lempeng
1.1. Latar Belakang
Pasifik di bagian timur. Pergerakan ketiga
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng ini dapat menyebabkan lempeng
lempeng kulit bumi aktif yaitu lempeng tersebut bertumbukan. Hal ini yang

16 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:16-30


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

menyebabkan timbulnya jalur gempa bumi Masjid yang akan dijadikan sebagai
dan gunung api aktif di sepanjang Pulau tempat tinggal sementara harus
Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dipersiapkan dengan baik. Salah satu
Maluku, dan Sulawesi Utara [1]. Gempa caranya adalah dengan mengusulkan
bumi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu atribut-atribut penilaian kelayakan masjid
gempa vulkanik dan gempa tektonik. Gempa sebagai shelter serta memberikan
bumi tektonik dapat mengakibatkan tsunami rekomendasi strategi yang perlu dilakukan
apabila terjadi di samudera [10]. Pemerintah Kota Padang untuk
Salah satu daerah rawan gempa bumi mempersiapkan institusi masjid sebagai
adalah pantai barat Pulau Sumatra. Secara shelter.
umum daerah yang pernah mengalami Perumusan masalah dalam penelitian ini
gempa bumi maka akan ada peluang adalah:
bencana tersebut akan terulang kembali. 1. Apa saja atribut untuk menilai kelayakan
Banyak ahli geologi yang berasumsi bahwa masjid sebagai tempat tinggal sementara
rentang waktu terjadinya kembali gempa korban bencana gempa bumi dan
bumi rata-rata diatas 100 tahunan. Tsunami tsunami di Kota Padang pada fase
di Padang pernah terjadi pada tahun 1797 tanggap darurat?
dan 1833 dengan gempa bumi berskala 8,7 2. Apa kebijakan yang perlu dilakukan oleh
dan 8,9 skala richter. Berdasarkan informasi Pemerintah Kota Padang untuk
tersebut dapat dilihat bahwa rentang waktu mempersiapkan institusi masjid sebagai
terjadinya gempa bumi dan tsunami di Kota tempat tinggal sementara korban
Padang dengan skala diatas 8,9 SR sudah bencana gempa bumi dan tsunami?
memasuki fase 100 tahunan [5]. Oleh Tujuan yang ingin dicapai melalui
karena itu, dibutuhkan kewaspadaan yang penelitian ini adalah sebagai berikut :
tinggi dan kesiapsiagaan bencana yang baik. 1. Mendapatkan atribut-atribut untuk
Salah satu kesiapsiagaan bencana yang menilai kelayakan masjid sebagai tempat
bisa dilakukan adalah mempersiapkan tinggal sementara (shelter) korban
sistem logistik bencana dengan baik. World bencana gempa bumi dan tsunami di
Health Organization (WHO) membagi logistik Kota Padang.
menjadi 10 kategori, diantaranya yaitu 2. Memberikan rekomendasi kepada
shelter-listrik-bangunan [7]. Pemerintah Kota Padang dalam upaya
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam untuk mempersiapkan institusi masjid
penanggulangan bencana menurut Undang- sebagai tempat tinggal sementara korban
undang No. 24 tahun 2007 diantaranya bencana gempa bumi dan tsunami di
adalah pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, Kota Padang.
tanggap darurat, pemulihan, dan Batasan masalah penelitian ini sebagai
pembangunan berkelanjutan. Fase tanggap berikut :
darurat merupakan fase yang sangat 1. Atribut kelayakan masjid yang dirancang
penting karena fase ini merupakan kegiatan tidak menyangkut konstruksi bangunan.
pertama yang dilakukan untuk mengurangi 2. Kebutuhan air tidak mencakup kebutuhan
dampak buruk yang ditimbulkan oleh untuk konsumsi pengungsi.
bencana. Tanggap darurat bencana meliputi
beberapa kegiatan diantaranya yaitu 2. TINJAUAN PUSTAKA
penyelamatan dan evakuasi korban dan
2.1. Teori Kebencanaan
pengurusan tempat penampungan
sementara yang layak. Lokasi-lokasi yang Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun
dapat digunakan sebagai tempat tinggal 2007, bencana adalah peristiwa yang
sementara ataupun shelter yaitu bangunan mengancam dan mengganggu kehidupan dan
umum seperti masjid, sekolah, pasar atau penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh
perkantoran pemerintah yang tidak memiliki faktor alam, faktor non alam maupun faktor
tingkat kerahasiaan tinggi. Gedung sekolah manusia yang dapat mengakibatkan timbulnya
dan perkantoran pemerintah umumnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian
akan memiliki lebih banyak arsip-arsip harta benda, dan dampak psikologis. Undang-
penting jika dibandingkan dengan masjid, undang Republik Indonesia No. 24 pasal 1 tahun
sedangkan pasar akan memiliki air dan 2007 tentang Penanggulangan Bencana
sanitasi yang kurang bagus jika mengelompokkan bencana menjadi tiga kategori
dibandingkan dengan masjid. Oleh karena yaitu becana alam, bencana non-alam, dan
itu, masjid akan lebih baik dijadikan sebagai bencana sosial.
tempat tinggal sementara korban bencana Penelitian ini terkait dengan bencana yang
dibandingkan dengan sekolah, perkantoran diakibatkan oleh peristiwa atau kejadian alam
pemerintah, ataupun pasar. yaitu gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi

Model Kebijakan Penetapan ....(W.Z. Hadi dan R.A. Hadiguna) 17


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

sering diikuti oleh bencana tsunami, namun tidak dampak buruk yang ditimbulkan oleh
semua gempa bumi menyebabkan terjadinya bencana.
tsunami [12]. 5. Pemulihan
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Pemulihan adalah serangkaian tindakan yang
Geofisika (BMKG) gempa bumi disebabkan dilakukan dengan tujuan untuk membantu
adanya pergerakan lempeng bumi yaitu lempeng masyarakat mendapatkan kembali apa yang
samudera dan lempeng benua. Lempeng hilang akibat bencana dan membangun
samudera lebih berat daripada lempeng benua kembali kehidupan mereka setelah kejadian
bencana.
sehingga ketika terjadi tumbukan maka lempeng
6. Pembangunan berkelanjutan
samudera akan menyusup ke bawah. Gempa
Pembangunan berkelanjutan adalah
bumi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
gempa vulkanik dan gempa tektonik. Gempa meningkatkan kesejahteraan masyarakat
vulkanik disebabkan karena adanya aktivitas dengan mempertimbangkan faktor risiko
gunung api. Sedangkan gempa tektonik bencana sehingga masyarakat akan mampu
terjadi akibat pergeseran atau gerakan mencegah, mengurangi, menghindari bahaya
lempengan bumi. Gempa bumi yang dan memulihkan diri dari dampak bencana.
disebabkan oleh interaksi lempeng tektonik
dapat menimbulkan deformasi dasar laut 2.2. Sistem Logistik Bencana
yang mengakibatkan gelombang pasang dan
tsunami apabila terjadi di samudera. Sistem logistik pada saat pasca bencana
Tsunami adalah gelombang air yang merupakan hal yang sangat penting.
disebabkan karena adanya gangguan yang Masyarakat yang selamat dari bencana akan
berhubungan dengan kegiatan yang kehilangan sebagian besar sumber daya
berhubungan dengan gempa bawah laut, yang dimilikinya. Oleh karena itu,
meletusnya gunung api, tanah longsor bawah masyarakat akan membutuhkan berbagai
laut, tubrukan meteorit dengan samudera atau macam bantuan untuk memenuhi kebutuhan
beberapa kasus yang disebabkan oleh fenomena mereka hingga kondisi kembali normal.
meteorologi yang membagi dua jenis penyebab Logistik dalam konteks bencana menurut
timbulnya tsunami, yaitu: adanya gangguan Peraturan Kepala Badan Penanggulangan
yang berhubungan dengan gempa bawah laut Bencana Nasional (BNPB) Nomor 13 Tahun
dan Tsunami disebabkan oleh gunung api [3]. 2008 tentang pedoman manajemen logistik
Mitigasi bencana menurut Bakornas [2] dan peralatan penanggulangan bencana
adalah tindakan yang dilakukan untuk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
mengurangi dampak yang dihasilkan oleh suatu berwujud dan dapat digunakan untuk
bencana yang biasanya dilakukan sebelum memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia,
bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan
yang terdiri atas sandang, pangan dan
tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko
papan atau turunannya. Menurut Pan
jangka panjang. Secara umum kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam penanggulangan American Health Organization (PAHO), salah
bencana dalam UU No. 24 Tahun 2007 sebagai satu cabang regional dari WHO (World
berikut: Helath Organization) di Amerika, logistik
diklasifikasikan sebagai berikut [7]:
1. Pencegahan 1. Obat.
Pencegahan adalah serangkaian kegiatan 2. Peralatan kesehatan.
yang dilakukan sebagai usaha untuk 3. Kesehatan air dan lingkungan.
menghilangkan ataupun untuk mengurangi 4. Makanan.
ancaman bencana. 5. Tempat tinggal sementara-listrik-
2. Mitigasi
bangunan.
Mitigasi adalah serangkaian upaya yang
6. Administrasi logistik.
dilakukan untuk mengurangi risiko bencana
melalui pembangunan fisik maupun dengan 7. Kebutuhan dan pendidikan pribadi.
cara menyadarkan dan meningkatkan 8. Sumber daya manusia.
kemampuan masyarakat dan pemerintah 9. Stok pangan-hasil pertanian.
dalam menghadapi ancaman bencana. 10. Logistik yang tidak dapat
3. Kesiapsiagaan diklasifikasikan.
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk mengantisipasi Kejadian bencana dapat mengakibatkan
bencana melalui langkah yang tepat dan masyarakat akan kehilangan tempat tinggal
pengorganisasian yang baik. atau rumah. Korban bencana yang
4. Tanggap darurat kehilangan tempat tinggal akan
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian membutuhkan tempat tinggal sementara.
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada Bangunan yang biasanya dijadikan tempat
saat terjadinya bencana untuk mengurangi tinggal sementara adalah fasilitas umum

18 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:16-30


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

yang tidak memiliki file penting di dalamnya mempelajari kondisi organisasi saat ini
seperti tempat ibadah ataupun bangunan sehingga dapat ditentukan faktor kekuatan,
sekolah. Tempat yang bisa dijadikan tempat kelemahan, peluang, dan tantangan yang
tinggal sementara antara lain [8]: ada saat ini.
1. Di dalam rumah yang rusak.
2. Di sekitar rumah yang rusak dengan
menggunakan tenda.
3. Tinggal di rumah teman atau saudara
disekitar tempat tinggal.
4. Tinggal di rumah teman atau saudara di 6 Identify tradeoffs relating to
the manufactiuring
daerah lain. requirements
5. Fasilitas umum.
6. Shelter yang disediakan oleh lembaga
pemerintah, militer, negara lain atau 2 Manufacturer’s current requirements/
lembaga internasional yang dilokasikan di specifications to suppliers

daerah bencana itu sendiri.


7. Emergency Camp sites yang disediakan 3
oleh lembaga pemerintah, militer, 4 RELATIONSHIPS PLANNING
MATRIX
lembaga swadaya masyarakat (LSM), 1  What do the costumer requirements mean to  Inportance
negara lain atau lembaga internasional COSTUMER the manufacturer? rating
INPUT  Competition
yang dilokasikan di daerah evakuasi. (requirement)  Where are the interactions between rating
relationship?  Target values
 Sales point
2.3. Quality Function Deployment (QFD)
QFD awalnya digunakan untuk
pengembangan produk, tetapi dalam 5
penelitian ini QFD digunakan sebagai alat Prioritized list of manufacturer’s critical
untuk mempersiapkan masjid sebagai lokasi process requirements

tempat tinggal sementara korban bencana


gempa dan tsunami di Kota Padang. Namun,
Gambar 1. House of Quality [11]
konsep yang dipakai pada dasarnya sama.
Konsep dasar QFD adalah untuk
menerjemahkan keinginan pelanggan
menjadi sebuah desain produk, karakteristik
teknik, karakteristik komponen, dan
perencanaan proses. QFD adalah sebuah
BERBAGAI
konsep dan mekanisme untuk PELUANG
menerjemahkan keinginan konsumen
melalui beberapa tahapan mulai dari
perencanaan produk, proses rekayasa, dan
proses pembuatan sebuah produk [6]. QFD Kuadran 3 Kuadran 1
merupakan praktik untuk merancang suatu
proses sebagai tanggapan terhadap
kebutuhan dan keinginan pelanggan [11]. KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL
Analogi yang digunakan untuk
menggambarkan struktur QFD adalah suatu
Kuadran 4 Kuadran 2
matriks yang berbentuk rumah. Matriks ini
sering disebut dengan House of Quality
(HOQ).
BERBAGAI
2.4. Analisis SWOT ANCAMAN
Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor internal dan eksternal Gambar 2. Analisis SWOT [9]
organisasi secara sistematis sehingga
organisasi atau perusahaan bisa
merumuskan strateginya [9]. Analisis SWOT 3. METODOLOGI PENELITIAN
dilakukan agar dapat memaksimalkan
kekuatan (strengths) dan peluang 3.1. Data yang Dikumpulkan
(opportunities) serta dapat meminimalkan Data yang diperlukan dalam penelitian ini
kelemahan (weaknesses) dan ancaman terbagi menjadi jenis,yaitu :
(threats). Analisis SWOT dimulai dengan 1. Data primer

Model Kebijakan Penetapan ....(W.Z. Hadi dan R.A. Hadiguna) 19


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Data primer adalah data yang didapatkan 5. Penerapan metode QFD. Penerapan metode
langsung dari objek penelitian. Data primer QFD dalam penelitian ini hanya dilakukan
dalam tugas akhir ini adalah voice of costumer sampai tahap 1 yaitu tahap perencanaan
yang didapatkan melalui kuesioner. Informasi produk.
yang diperoleh adalah kondisi masjid yang ada 6. Melakukan analisis Strengths, Weaknesses,
sekarang dan harapan calon pengungsi untuk Opportunities, and Threats (SWOT) untuk
perbaikan selanjutnya. mendapatkan strategi yang harus dilakukan
2. Data sekunder dalam upaya untuk memberdayakan masjid
Data sekuder adalah data yang diperoleh sebagai tempat tinggal sementara korban
melalui literatur yang berhubungan dengan bencana gempa bumi dan tsunami di Kota
penelitian. Data sekunder dalam tugas akhir ini Padang.
adalah sebagai berikut: 7. Menyusun arsitektur strategi yang akan
a. Atribut-atribut yang harus dimiliki suatu dilakukan untuk mencapai tujuan.
bangunan agar layak dijadikan sebagai
tempat tinggal sementara bagi korban
bencana gempa dan tsunami. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Data Kelurahan dan Kecamatan di Kota
4.1. Atribut Kelayakan Masjid sebagai
Padang yang berada pada zona merah,
Lokasi Shelter
kuning, dan hijau.
Atribut-atribut kelayakan bangunan dari
3.2. Tahapan Penelitian berbagai referensi dan wawancara akan
digunakan sebagai panduan untuk menentukan
Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian
atribut-atribut kelayakan masjid sebagai tempat
ini yaitu :
tinggal sementara korban bencana gempa dan
1. Memahami tentang sistem kesiapsiagaan tsunami di Kota Padang. Atribut-atribut
Kota Padang dalam menghadapi risiko kelayakan bangunan sebagai lokasi evakuasi
bencana dan tsunami saat ini. maupun lokasi tempat tinggal sementara bagi
2. Merumuskan atribut-atribut yang harus korban bencana gempa dan tsunami dapat
dimiliki oleh suatu bangunan agar layak dilihat pada Tabel 1.
dijadikan sebagai tempat tinggal sementara Atribut-atribut tersebut selanjutnya akan
korban bencana gempa bumi dan tsunami di diverifikasi oleh Kasi Rehabilitasi Badan
Kota Padang. Atribut-atribut kelayakan yang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota
harus dimiliki oleh suatu bangunan diperoleh Padang dan responden untuk mendapatkan
dari berbagai referensi seperti jurnal, atribut yang sesuai untuk menilai kelayakan
handbook, dan peraturan pemerintah tentang masjid sebagai lokasi tempat tinggal sementara
penanggulangan bencana. korban bencana gempa dan tsunami di Kota
3. Verifikasi atribut penilaian kelayakan masjid. Padang. Hasil verifikasi dapat dilihat pada Tabel
Verifikasi dilakukan oleh Bapak Hengky 2.
Mayaguezz selaku Kasi Rehabilitasi BPBD
Kota Padang. 4.2. Rekapitulasi Hasil Kuesioner
4. Memformulasikan atribut kelayakan masjid
sebagai lokasi tempat tinggal sementara Kuesioner terdiri dari tiga bagian yaitu
yang didapatkan ke dalam bentuk kuesioner data umum responden, pendapat responden
yang kemudian akan disebarkan kepada tentang kondisi sekarang, dan harapan
calon pengungsi bencana gempa bumi dan responden.
tsunami di Kota Padang. Kuesioner yang 1. Rekapitulasi data umum responden yang
disebarkan sebanyak 50 kuesioner kepada diperlukan dalam kuesioner ini adalah
pengurus masjid yang ada di zona merah, lokasi masjid, jenis kelamin, dan
kuning, dan hijau dengan pembagian jumlah pendidikan terakhir.
responden di zona merah sebanyak 18 2. Rekapitulasi kondisi masjid saat ini yaitu
responden, kuning 16 responden, dan hijau penilaian untuk menentukan kondisi
16 responden. Kuesioner disebarkan di masjid pada saat ini terdiri dari 5 kategori
berbagai kecamatan dan kelurahan di Kota yaitu sangat baik, baik, cukup baik,
Padang. Masjid yang dijadikan sampel adalah kurang baik, dan tidak baik.
masjid yang memiliki karakteristik yang
hampir sama.

20 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:16-30


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 1. Atribut-atribut Kelayakan Bangunan sebagai Lokasi Evakuasi maupun Lokasi Tempat Tinggal Sementara

No Kriteria Atribut Keterangan Referensi

Keputusan Menteri
Persediaan air harus cukup untuk Kesehatan Republik
Jumlah air memberi sedikit–dikitnya 15 liter Indonesia Nomor :
per orang per hari 1357 / Menkes /SK /
XII / 2001
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
1 (satu) kran air untuk 80 – 100
Jumlah kran air Indonesia Nomor :
orang
1357 / Menkes /SK /
Air dan XII / 2001
1
sanitasi Keputusan Menteri
Waktu antri disebuah sumber air
Kesehatan Republik
tidak lebih dari 15 menit dan
Debit air Indonesia Nomor :
waktu untuk mengisi wadah 20
1357 / Menkes /SK /
liter tidak lebih dari 3 menit
XII / 2001
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Tiap jamban digunakan paling
Jumlah jamban Indonesia Nomor :
banyak 20 orang
1357 / Menkes /SK /
XII / 2001
Menjamin privasi antar jenis
Peraturan Kepala BNPB
Menjamin privasi kelamin dan berbagai kelompok
No 7/ 2008
usia.

2 Area Berukuran tiga meter persegi per Peraturan Kepala BNPB


Ukuran area
orang. No 7/ 2008

Luas lahan dan daya dukung pada


Luas lahan Novi Zulfiyanita (2011)
saat evakuasi berlangsung

Memiliki persyaratan Aman dari konflik dan bencana Peraturan Kepala BNPB
3 Keamanan
keamanan susulan No 7/ 2008

Kedekatan dengan Memiliki aksesibilitas terhadap Peraturan Kepala BNPB


fasilitas umum fasilitas umum No 7/ 2008

Terletak tidak lebih dari 1 km dari


Kedekatan dengan Departemen Pekerjaan
Kemudahan konsentrasi penduduk yang akan
4 konsentrasi penduduk Umum
akses diselamatkan

Adanya jalur evakuasi yang


Adanya jalur
mengarahkan masyarakat menuju Novi Zulfiyanita (2011)
evakuasi
tempat tersebut

Mempunyai struktur bangunan Departemen Pekerjaan


5 Bangunan Kekuatan bangunan
yang kuat Umum

United Nations High


6 Iklim Kondisi iklim Kondisi iklim dan lingkungan Comissionare for
Refugees (UNHC R)

Model Kebijakan Penetapan ....(W.Z. Hadi dan R.A. Hadiguna) 21


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 2. Hasil Verifikasi

No Kriteria Atribut Keterangan Referensi

Keputusan Menteri
Persediaan air harus cukup untuk
Kesehatan Republik
Jumlah air memberi sedikit–dikitnya 15 liter per
Indonesia Nomor : 1357 /
orang per hari
Menkes /SK / XII / 2001
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Jumlah kran air 1 (satu) kran air untuk 80 – 100 orang
Indonesia Nomor : 1357 /
Air dan Menkes /SK / XII / 2001
1
sanitasi Waktu antri disebuah sumber air tidak Keputusan Menteri
lebih dari 15 menit dan waktu untuk Kesehatan Republik
Debit air
mengisi wadah 20 liter tidak lebih dari 3 Indonesia Nomor : 1357 /
menit Menkes /SK / XII / 2001
Keputusan Menteri
Tiap jamban digunakan paling banyak 20 Kesehatan Republik
Jumlah jamban
orang Indonesia Nomor : 1357 /
Menkes /SK / XII / 2001
Menjamin Menjamin privasi antar jenis kelamin dan Peraturan Kepala BNPB
privasi berbagai kelompok usia. Nomor 7/ 2008

2 Area Peraturan Kepala BNPB


Ukuran area Berukuran tiga meter persegi per orang.
Nomor 7/2008
Tersedia area Tersedia area untuk posko kesehatan,
BPBD Kota Padang
pendukung tempat trauma hilling, dan dapur umum
Memiliki
Peraturan Kepala BNPB
3 Keamanan persyaratan Aman dari konflik dan bencana susulan
No 7/ 2008
keamanan

Memiliki kemudahan akses transportasi


Kondisi jalan untuk penyaluran bantuan, sehingga BPBD Kota Padang, Novi
(transportasi) kebutuhan air, makanan, dan energi Zulfiyanita (2011)
Kemudahan
4 dapat tersuplai dengan baik
akses

Kedekatan
Memiliki aksesibilitas terhadap fasilitas Peraturan Kepala BNPB
dengan fasilitas
umum No 7/ 2008
umum

Kekuatan Departemen Pekerjaan


5 Bangunan Mempunyai struktur bangunan yang kuat
bangunan Umum

6 Listrik Sumber listrik Mempunyai sumber listrik selain PLN Responden


Tersedia alat komunikasi seperti HT atau
Alat komunikasi Responden
radio gempa
7 Fasilitas
Tersedia ambulance untuk memudahkan
Ambulance
transportasi Responden

22 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:16-30


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 3. Rekapitulasi Data Umum Responden 4.3. Penerapan Quality Function


Aspek Kriteria Jumlah % Deployment (QFD)
Zona merah 18 36 %
Lokasi
masjid
Zona kuning 16 32 % Pengembangan produk (jasa) yang
Zona hijau 16 32 % dilakukan dengan metode QFD hanya
Jenis Laki-laki 48 96 %
kelamin
sampai pada tahap satu yaitu perencanaan
Perempuan 2 4%
SD 4 8% produk (product planning). Pada tahap ini
SMP 2 4% kebutuhan konsumen diterjemahkan ke
Pendidikan
terakhir
SMA 24 48 % dalam karakteristik teknik. Langkah-langkah
D3 3 6% yang dilakukan pada fase ini adalah sebagai
Sarjana 17 34 %
berikut:
1. Membuat daftar kebutuhan konsumen.
Tabel 4. Rekapitulasi Kondisi Masjid Saat Ini 2. Menentukan tingkat kepentingan
No Atribut
Frekuensi Jawaban konsumen.
SB B CB KB TB 3. Menentukan karakteristik teknik
1 Jumlah air 1 37 6 6 0
(technical response).
2 Jumlah kran air 50 0 0 0 0
3 Debit air 1 37 9 3 0 4. Menentukan hubungan antara kebutuhan
4 Jumlah jamban 0 1 2 46 1 konsumen dengan karakteristik teknik.
5 Menjamin privasi 19 25 3 1 2 5. Menentukan hubungan antar karakteristik
6 Ukuran area 7 11 15 14 3 teknik (technical corelation).
7 Tersedia area
14 15 8 9 4
pendukung
8 Memiliki persyaratan 4.3.1. Tingkat Kepentingan Konsumen
0 48 2 0 0
keamanan
9 Kondisi jalan 10 22 11 6 1 Tingkat kepentingan konsumen
10 Kedekatan dengan
11 30 3 6 0
didefinisikan sebagai keyakinan yang
rumah sakit dimiliki oleh konsumen, sebelum mencoba
11 Kekuatan bangunan 1 36 11 2 0
suatu produk atau jasa, yang akan dijadikan
12 Alat komunikasi 0 4 0 1 47
13 Ambulance 0 6 0 0 44 standar acuan dalam menilai kinerja produk
14 Sumber listrik 1 40 0 1 8 jasa tersebut [9]. Penentuan tingkat
kepentingan per item kebutuhan pengungsi
dihitung dengan menggunakan persamaan
3. Rekapitulasi Harapan Responden berikut [4].
Penilaian untuk menentukan harapan
responden terhadap kondisi masjid sehingga
layak dijadikan sebagai tempat tinggal
sementara korban bencana terdiri dari lima
(1)
kategori yaitu sangat penting, penting,
cukup penting, kurang penting, dan tidak
Dimana f1 adalah frekuensi responden
penting.
memilih jawaban sangat penting. f2 adalah
frekuensi responden memilih jawaban
Tabel 5. Rekapitulasi Harapan Responden penting. f3 adalah frekuensi responden
No Atribut
Frekuensi Jawaban memilih jawaban cukup penting. f4 adalah
SP P CP KP TP frekuensi responden memilih jawaban
1 Jumlah air 40 10 0 0 0
2 Jumlah kran air 33 16 1 0 0
kurang penting. f5 adalah frekuensi
3 Debit air 32 17 1 0 0 responden memilih jawaban tidak penting.
4 Jumlah jamban 27 21 2 0 0 Skor 5, 4,…, 1 adalah jawaban setiap
5 Menjamin privasi 36 12 0 2 0 kategori tingkat kepentingan kebutuhan
6 Ukuran area 8 16 12 12 2
konsumen, sedangkan N adalah jumlah
7 Tersedia area 25 23 1 1 0
pendukung responden. Rekapitulasi nilai tingkat
8 Memiliki persyaratan 32 18 0 0 0 kepentingan konsumen untuk masing-
keamanan masing atribut dapat dilihat pada tabel 6.
9 Kondisi jalan 19 28 2 1 0
10 Kedekatan dengan 26 22 2 0 0
rumah sakit 4.3.2. Karakteristik Teknik
11 Kekuatan bangunan 47 3 0 0 0
12 Alat komunikasi 8 23 11 6 2
Karakteristik teknik merupakan
13 Ambulance 16 25 7 2 0 penerjemahan kebutuhan konsumen yang
14 Sumber listrik 42 8 0 0 0 bersifat non teknik menjadi data yang
bersifat teknik guna memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut. Karakteristik teknik ini
diperoleh dari berbagai referensi dan hasil
wawancara. Karakteristik teknik yang
diperoleh berjumlah 23 item.

Model Kebijakan Penetapan ....(W.Z. Hadi dan R.A. Hadiguna) 23


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 6. Nilai Tingkat Kepentingan


No Kebutuhan Konsumen Tingkat Kepentingan Bobot Keterangan
1 Kekuatan bangunan 4,94 5 Sangat penting
2 Ketersediaan listrik 4,84 5 Sangat penting
3 Jumlah air 4,80 5 Sangat penting
4 Jumlah kran air 4,64 5 Sangat penting
5 Menjamin privasi 4,64 5 Sangat penting
6 Memiliki persyaratan keamanan 4,64 5 Sangat penting
7 Debit air 4,62 5 Sangat penting
8 Jumlah jamban 4,50 5 Sangat penting
9 Kedekatan dengan rumah sakit 4,48 4 Penting
10 Tersedia area pendukung 4,44 4 Penting
11 Kondisi jalan (transportasi) 4,30 4 Penting
12 Tersedia Ambulance 4,10 4 Penting
13 Alat komunikasi 3,58 4 Penting
14 Ukuran area 3,32 3 Cukup penting

Tabel 7. Karakteristik Teknik


Karakteristik
No Keterangan Kebutuhan Konsumen Referensi
Teknik
Berdasarkan pengalaman saat gempa 30
September 2009 terdapat banyak pipa PDAM Sutrisno,T
1 Sumber air yang rusak akibat gempa sehingga Jumlah air, debit air (1996), Padang
diperlukan sumber air lain yang tidak today (2011)
berasal dari PDAM seperti sumur.
Air yang terkandung dalam tiap jenis tanah Sutrisno,T
2 Jenis tanah Jumlah air
berbeda-beda. (1996)
Kedalaman Semakin dalam sumur maka kuantitas air Sutrisno,T
3 Jumlah air
sumur yang diperoleh juga semakin banyak. (1996)
Pompa air diperlukan untuk mengalirkan air
Tersedia pompa
4 dari sumur menuju kran atau bak Jumlah air BPBD
air
penampungan air.
Jumlah air, jumlah kran air,
jumlah jamban, menjamin
Dana yang
5 Dana diperlukan untuk mitigasi bencana. privasi, ketersediaan listrik, BPBD, PMI
mencukupi
tersedianya alat komunikasi
dan ambulance
Kuantitas air sumur akan dipengaruhi oleh Sutrisno,T
6 Musim Jumlah air
musim. (1996)
Luas bangunan akan mempengaruhi ukuran
Menjamin privasi dan ukuran
7 Luas bangunan area yang diperoleh oleh masing-masing BPBD
area
pengungsi.
Luas pekarangan dibutuhkan untuk
8 Luas pekarangan Tersedia area pendukung BPBD
menjamin tersedianya area pendukung.
Jumlah pengungsi yang ada akan Jumlah air, jumlah kran air,
Jumlah
9 mempengaruhi beberapa aspek seperti jumlah jamban, dan ukuran BPBD
pengungsi
jumlah air dan ukuran area. area
Diameter kran akan berpengaruh terhadap
10 Diameter kran debit air. Semakin besar diameter kran, Debit air PMI
maka debit air akan semakin kecil.
Jika air yang tersedia di bak penampungan
Jumlah air yang
11 sementara sedikit, maka debit air kran juga Debit air PMI
tersedia di bak
akan semakin kecil.
12 Jenis pembatas Jenis pembatas antar jenis kelamin. Menjamin privasi BPBD
Lebar jalan akan mempengaruhi kemudahan
13 Lebar jalan akses menuju masjid yang digunakan Kondisi jalan BPBD, PMI
sebagai shelter.
Saat terjadi gempa 30 September 2009
listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Jumlah air dan ketersediaan Majalah saran
14 Sumber listrik padam karena banyak instalasi listrik yang
listrik (2009)
rusak sehingga dibutuhkan sumber listrik
lainnya seperti genset.
Daya mesin genset akan menentukan bisa
Daya mesin Jumlah air dan ketersediaan
15 atau tidaknya mesin untuk memenuhi PMI
genset listrik
kebutuhan listrik pengungsi.
Ketersediaan Jumlah air dan ketersediaan Sriwijaya post
16 Bahan bakar diperlukan untuk mesin genset.
bahan bakar listrik (2009)
Sikap masyarakat di lokasi pengungsian
Sikap
17 akan berpengaruh terhadap keamanan Keamanan BPBD
masyarakat
pengungsi.

24 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:16-30


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Kualitas bahan bangunan sangat mempengaruhi New Zealand’s


Kualitas
kualitas daya tahan bangunan. Misalnya beton harus Kekuatan International Aid &
18 bahan
dibuat dari semen kualitas tinggi, batu kapur dan bangunan Development Agency
bangunan
pasir berkualitas baik. (Nzaid) (2006)
Keamanan dan
Lokasi Bangunan sebaiknya tidak dibangun di wilayah yang
19 kekuatan Nzaid (2006)
bangunan rawan bencana.
bangunan
Struktur Bangunan harus memiliki struktur bangunan yang Kekuatan
20 Nzaid (2006)
bangunan kuat untuk menahan goncangan gempa. bangunan
Fondasi Bangunan harus mempunyai fondasi yang ditanam di Kekuatan
21 Nzaid (2006)
bangunan tanah dan bangunan harus tersambung pada fondasi bangunan
Bahan berat seperti genteng akan menyebabkan
Beban beban lebih besar daripada bahan yang lebih ringan. Kekuatan
22 Nzaid (2006)
bangunan Beban lain yang harus dipertimbangkan adalah isi bangunan
bangunan.
Tiang sangat rentan terhadap gempa. Jika tiang
Tiang yang Kekuatan
23 rusak, makin tinggi kemungkinan bangunan akan Nzaid (2006)
kuat bangunan
runtuh.

4.3.3. Hubungan Kebutuhan Konsumen teknik. Nilai prioritas dihitung dengan


dengan Karakteristik Teknik menggunakan persamaan berikut [4].
NPj= TKi x Nhij (2)
Pada tahap ini dilakukan penilaian
hubungan antara kebutuhan konsumen dan Keterangan:
karakteristik teknik. Menurut Cohen [4], ada NPj : Nilai prioritas karakteristik teknik ke j
empat jenis hubungan yang biasa digunakan Tki : Tingkat kepentingan konsumen ke i
dalam relationship matrix dan dapat dilihat Nhij : Nilai hubungan karakteristik teknik
pada Tabel 8. ke-j dengan kebutuhan konsumen ke-i
Tabel 8. Nilai Hubungan pada Relationship Matrix
Rekapitulasi nilai prioritas masing-masing
Simbol Arti Nilai karakteristik teknik dapat dilihat pada Tabel
Blank Not linked 0 10.
Possibly linked 1
Moderate linked 3 Tabel 10. Rekapitulasi Nilai Prioritas Karakteristik
Teknik
Strongly linked 9 (nilai lain 10, 7, 5) Nilai % Nilai
No Karakteristik Teknik
(Sumber: Cohen [4]) Prioritas Prioritas
1 Sumber air 57,06 4,11
Berdasarkan penilaian hubungan antara 2 Jenis tanah 43,20 3,11
kebutuhan konsumen dengan karakteristik 3 Kedalaman sumur 43,20 3,11
teknik maka dapat dilakukan penilaian 4 Dana yang mencukupi 252,06 18,14
5 Musim 43,20 3,11
contohnya hubungan antara kebutuhan
6 Luas bangunan 34,52 2,48
konsumen “jumlah air” dengan karakteristik 7 Luas pekarangan 39,96 2,88
teknik “sumber air”. Nilai hubungan yang 8 Jumlah pengungsi 155,34 11,18
diberikan adalah kuat (srongly linked) 9 Tersedia pompa air 43,20 3,11
dengan nilai 9. Hal ini disebabkan karena air 10 Diameter kran 13,86 1,00
11 Jumlah air yang tersedia di bak 41,58 2,99
yang digunakan di masjid yang ada di Kota 12 Jenis pembatas 41,76 3,00
padang yaitu air yang berasal dari 13 Lebar jalan 38,70 2,78
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atau 14 Sumber listrik 86,76 6,24
air sumur. Berdasarkan pengalaman, saat 15 Daya mesin genset 57,96 4,17
16 Ketersediaan bahan bakar 86,76 6,24
gempa 30 September 2009 terdapat banyak
17 Sikap masyarakat 41,76 3,00
pipa PDAM yang rusak akibat gempa 18 Kualitas bahan bangunan 44,46 3,20
sehingga diperlukan sumber air lain yang 19 Lokasi bangunan 46,70 3,36
tidak berasal dari PDAM. 20 Struktur bangunan 44,46 3,20
21 Fondasi bangunan 44,46 3,20
4.3.4. Nilai Prioritas Karakteristik 22 Beban bangunan 44,46 3,20
23 Tiang yang kuat 44,46 3,20
Teknik
Perhitungan nilai prioritas dilakukan
4.3.5. Korelasi Teknik
dengan cara mengalikan tingkat kepentingan
Korelasi teknik menggambarkan
konsumen dengan nilai hubungan dalam
hubungan antara masing-masing item
bentuk simbol (0, 1, 3, dan 9) yang terdapat
karakteristik teknik. Korelasi teknik yang
pada matrik hubungan kemudian
mungkin terjadi dapat dilihat pada Tabel 11.
dijumlahkan untuk setiap item karakteristik

Model Kebijakan Penetapan ....(W.Z. Hadi dan R.A. Hadiguna) 25


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 11. Kriteria Hubungan Karakteristik Teknik penanggulangan bencana


Hubungan Simbol Kriteria 9) Peran dan fungsi sektor Pekerjaan
Keberadaan karakteristik teknik yang satu Umum dalam merencanakan tata
Kuat Positif akan saling mendukung dengan karakteristik ruang daerah, penyiapan lokasi dan
teknik lainnya secara signifikan jalur evakuasi, dan kebutuhan
Keberadaan karakteristik teknik yang satu
pemulihan sarana dan prasarana
Lemah Positif akan saling mendukung dengan karakteristik
teknik lainnya tapi tidak terlalu signifikan
10) Peran dan fungsi sektor keuangan
Keberadaan karakteristik teknik yang satu dalam penyiapan anggaran biaya
Lemah Negatif X bertentangan dengan karakteristik teknik kegiatan penyelenggaraan
lainnya tapi tidak terlalu signifikan penanggulangan bencana pada masa
Keberadaan karakteristik teknik yang satu pra bencana
Kuat Negatif XX bertentangan dengan karakteristik teknik 11) Peran dan fungsi sektor perhubungan
lainnya secara signifikan dalam merencanakan kebutuhan
Tidak Ada transportasi dan komunikasi
Blank Tidak ada hubungan
Hubungan
b. Kelemahan
Contoh korelasi antara karakteristik 1) Jumlah jamban yang kurang memadai
teknik “sumber listrik” dengan “ketersediaan 2) Tidak tersedianya alat komunikasi
bahan bakar”. Korelasi yang terjadi adalah 3) Tidak tersedianya ambulance
kuat positif. Hal ini disebabkan karena bahan 4) Area pendukung kurang memadai
bakar diperlukan untuk menghidupkan 5) Bangunan masjid yang kurang luas
genset. Jika bahan bakar tidak ada maka 6) Orientasi kelembagaan
mesin genset (sumber listrik) tidak akan penanggulangan bencana di Indonesia
bisa digunakan. Matrik House of Quality pada umumnya masih lebih terarah
lengkap yang dapat dilihat pada Gambar 3. pada penanganan tanggap darurat
dan belum pada aspek pencegahan
4.4. Analisis SWOT serta pengurangan risiko bencana.
Analisis SWOT adalah analisis kondisi 7) Kurangnya kesadaran masyarakat
internal maupun eksternal suatu organisasi 8) Pemerintah kurang melibatkan tokoh
yang selanjutnya akan digunakan sebagai adat dalam kesiapsiagaan bencana
dasar untuk merancang strategi dan
program kerja. Analisis SWOT digunakan 2. Faktor eksternal
untuk menghubungkan antara aspek Analisis eksternal mencakup faktor
technical dan social (socio-technical). Aspek peluang (opportunities) dan tantangan
teknik yang dimaksud adalah hasil dari (threaths). Berdasarkan analisis faktor
House of Quality (HOQ) sedangkan aspek eksternal dapat diidentifikasi peluang dan
sosial adalah sistem manajemen bencana di ancaman yaitu:
Kota Padang. Pihak-pihak yang berperan a. Peluang
langsung dalam sistem manajemen bencana 1) Keikutsertaan NGO dalam mitigasi
adalah pemerintah, masyarakat, dan tokoh bencana
masyarakat. Identifikasi faktor internal dan 2) Semakin bertumbuhnya perhatian
eksternal didapatkan melalui survei, dunia pada isu pengurangan risiko
literatur, dan wawancara terkait. bencana
1. Faktor Internal
Analisis faktor internal meliputi penilaian b. Ancaman adalah kurangnya dana
terhadap faktor kekuatan (strength) dan anggaran mitigasi bencana dari
kelemahan (weakness). Berdasarkan analisis pemerintah pusat
faktor internal dapat diidentifikasi faktor
kekuatan dan kelemahan yaitu: Hasil perumusan dapat dilihat pada
a. Kekuatan Gambar 4 sebagai matrik SWOT.
1) Sumber air berasal dari sumur
2) Kemampuan menjamin privasi antar
jenis kelamin
3) Bangunan kuat
4) Tersedia genset
5) Jumlah kran air memadai
6) Infak untuk pembangunan masjid
7) Sikap masyarakat yag ramah dan
terbuka
8) Adanya tanggung jawab pemerintah
untuk penyediaan dana

26 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:16-30


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tingkat Kepentingan Konsumen

Jumlah air yang tersedia di bak

Ketersediaan bahan bakar

Kualitas bahan bangunan


Dana yang mencukupi
Kebutuhan Konsumen Karakteristik Teknik

Tersedia pompa air

Daya mesin genset

Struktur bangunan

Fondasi bangunan
Kedalaman sumur

Jumlah pengungsi

Sikap Masyarakat

Lokasi bangunan
Luas pekarangan

Beban bangunan

Tiang yang kuat


Luas bangunan

Jenis pembatas
Diameter kran

Sumber listrik
Lebar jalan
Sumber air

Jenis tanah

Musim
Jumlah air 4.8
Jumlah kran air 4.64
Debit air 4.62
Jumlah jamban 4.5
Menjamin privasi 4.64
Ukuran area 3.32
Tersedia area pendukung 4.44
Memiliki persyaratan keamanan 4.64
Kondisi jalan (transportasi) 4.3
Kedekatan dengan fasilitas umum 4.48
Kekuatan bangunan 4.94
Ketersediaan listrik 4.84
Tersedia Alat komunikasi seperti HT atau radio gempa 3.58
Tersedia Ambulance 4.1
Nilai prioritas absolut 57.06 43.20 43.20 252.06 43.20 34.52 39.96 155.34 43.20 13.86 41.58 41.76 38.70 86.76 57.96 86.76 41.76 44.46 46.70 44.46 44.46 44.46 44.46
% Nilai Prioritas 4.11 3.11 3.11 18.14 3.11 2.48 2.88 11.18 3.11 1.00 2.99 3.00 2.78 6.24 4.17 6.24 3.00 3.20 3.36 3.20 3.20 3.20 3.20
Gambar 3. House of Quality

Model Kebijakan Penetapan ....(W.Z. Hadi dan R.A. Hadiguna) 27


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness)

1. Sumber air berasal dari sumur 1. Jumlah jamban yang kurang memadai
IFAS 2. Kemampuan menjamin privasi antar jenis kelamin 2. Tidak tersedianya alat komunikasi
3. Bangunan kuat 3. Tidak tersedianya ambulance
4. Tersedia genset 4. Area pendukung kurang memadai
5. Jumlah kran air memadai 5. Bangunan masjid yang kurang luas
6. Infak untuk pembangunan masjid 6. Orientasi kelembagaan penanggulangan bencana di Indonesia pada
7. Sikap masyarakat yang ramah dan terbuka umumnya masih lebih terarah pada penanganan tanggap darurat dan belum
8. Adanya tanggung jawab pemerintah untuk penyediaan dana pada aspek pencegahan serta pengurangan risiko bencana.
penanggulangan bencana 7. Kurangnya kesadaran masyarakat
9. Peran dan fungsi sektor Pekerjaan Umum dalam 8. Pemerintah kurang melibatkan tokoh adat dalam kesiapsiagaan bencana
merencanakan tata ruang daerah, penyiapan lokasi dan jalur
evakuasi, dan kebutuhan pemulihan sarana dan prasarana
10. Peran dan fungsi sektor keuangan dalam penyiapan anggaran
EFAS biaya kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana
pada masa pra bencana
11. Peran dan fungsi sektor perhubungan dalam merencanakan
kebutuhan transportasi dan komunikasi

Peluang (opportunities) Strategi SO Strategi WO

1. Keikutsertaan NGO dalam a. Bekerja sama dengan NGO untuk memberikan sosialisasi a. Meningkatkan kerja sama dengan NGO untuk menyediakan dana baik yang
mitigasi bencana persiapan masjid sebagai lokasi tempat tinggal sementara berasal dari perusahaan, lembaga internasional, ataupun masyarakat untuk
2. Semakin bertumbuhnya kepada masyarakat yang tinggal di zona hijau (S7, O1) pengadaan ambulance dan alat komunikasi, memperluas area bangunan
perhatian dunia pada isu b. Bekerja sama dengan NGO untuk mempersiapkan masjid masjid, dan menambah jumlah jamban (W1, W2, W3, W4, W5, O1)
pengurangan risiko bencana sesuai dengan kebutuhan pengungsi (S1, S2, S3, S4, S5, b. Departemen Pekerjaan Umum bekerja sama dengan NGO untuk menambah
S8, S9,S11, S10, O1) sarana dan prasarana yang diperlukan seperti menambah jumlah jamban
(W1, O1)
c. Bekerja sama dengan NGO untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan
kepada kelembagaan penanggulangan bencana di Indonesia agar lebih fokus
pada aspek pencegahan serta pengurangan risiko bencana bukan hanya
untuk tanggap darurat (W6, O1)
d. Bekerja sama dengan NGO untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
bahwa yang seharusnya berperan penting dalam penanggulangan bencana
bukan hanya pemerintah (W7, O1)

Ancaman (threats) Strategi ST Strategi WT

1. Kurangnya dana anggaran a. Memanfaatkan infak pembangunan masjid dengan sebaik- a. Meningkatkan usaha untuk menyediakan dana mitigasi bencana baik yang
mitigasi bencana dari baiknya untuk mempersiapkan masjid sebagai lokasi shelter berasal dari perusahaan maupun lembaga internasional untuk
pemerintah pusat sehingga dapat membantu pemerintah untuk menanggulangi mempersiapkan shelter yang layak dan sesuai dengan kebutuhan pengungsi
kekurangan dana mitigasi bencana (S6, T1) (W1, W2, W3, W4, W5,T1)
b. Memanfaatkan sumber air yang berasal dari sumur untuk
mengurangi biaya yang dibutuhkan (S1, T1)

Gambar 4. Matriks SWOT


28 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:16-30
ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Strategi SO Strategi WO Strategi ST Strategi WT

Meningkatkan kerja sama dengan NGO Memanfaatkan infak pembangunan Meningkatkan usaha untuk
Bekerja sama dengan NGO untuk
untuk menyediakan dana baik yang masjid dengan sebaik-baiknya untuk menyediakan dana mitigasi bencana
memberikan sosialisasi persiapan
berasal dari perusahaan, lembaga mempersiapkan masjid sebagai baik yang berasal dari perusahaan
masjid sebagai lokasi tempat
internasional, ataupun masyarakat untuk lokasi shelter sehingga dapat maupun lembaga internasional untuk
tinggal sementara kepada
pengadaan ambulance dan alat membantu pemerintah untuk mempersiapkan shelter yang layak
masyarakat yang tinggal di zona
komunikasi, memperluas area bangunan menanggulangi kekurangan dana dan sesuai dengan kebutuhan
hijau
masjid, dan menambah jumlah jamban mitigasi bencana pengungsi

Departemen Pekerjaan Umum bekerja


Bekerja sama dengan NGO untuk sama dengan NGO untuk menambah Memanfaatkan sumber air yang
mempersiapkan masjid sesuai sarana dan prasarana yang diperlukan berasal dari sumur untuk
dengan kebutuhan pengungsi seperti menambah jumlah jamban mengurangi biaya yang dibutuhkan

Bekerja sama dengan NGO untuk


memberikan sosialisasi dan pelatihan
kepada kelembagaan penanggulangan
bencana di Indonesia agar lebih fokus
pada aspek pencegahan serta
pengurangan risiko bencana bukan
hanya untuk tanggap darurat

Bekerja sama dengan NGO untuk


meningkatkan kesadaran masyarakat
bahwa yang seharusnya berperan
penting dalam penanggulangan bencana
bukan hanya pemerintah

Gambar 5. Keterkaitan Antar Strategi

Tabel 12. Arsitektur Strategi


Tahun
No Strategi Pihak Terkait
2012 2013 2014
Pemerintah
Bekerja sama dengan NGO untuk memberikan sosialisasi persiapan Pusat
1 masjid sebagai lokasi tempat tinggal sementara kepada masyarakat √ Pemerintah Kota
yang tinggal di zona hijau Padang
NGO
BPBD
Bekerja sama dengan NGO untuk mempersiapkan masjid sesuai Pemerintah Kota
2 √ √ √
dengan kebutuhan pengungsi Padang
NGO
Pemerintah
Meningkatkan kerja sama dengan NGO untuk menyediakan dana
Pusat
baik yang berasal dari perusahaan, lembaga internasional, ataupun
3 √ √ √ Pemerintah Kota
masyarakat untuk pengadaan ambulance dan alat komunikasi,
Padang
memperluas area bangunan masjid, dan menambah jumlah jamban
NGO
Departemen
Departemen Pekerjaan Umum bekerja sama dengan NGO untuk
Pekerjaan
4 menambah sarana dan prasarana yang diperlukan seperti √ √
Umum
menambah jumlah jamban
NGO
Bekerja sama dengan NGO untuk memberikan sosialisasi dan BPBD
pelatihan kepada kelembagaan penanggulangan bencana di Pemerintah Kota
5 √
Indonesia agar lebih fokus pada aspek pencegahan serta Padang
pengurangan risiko bencana bukan hanya untuk tanggap darurat NGO
Bekerja sama dengan NGO untuk meningkatkan kesadaran
BPBD
6 masyarakat bahwa yang seharusnya berperan penting dalam √ √
NGO
penanggulangan bencana bukan hanya pemerintah
Memanfaatkan infak pembangunan masjid dengan sebaik-baiknya
Masyarakat
untuk mempersiapkan masjid sebagai lokasi shelter sehingga dapat
7 √ √ BPBD
membantu pemerintah untuk menanggulangi kekurangan dana
Pengurus masjid
mitigasi bencana
BPBD
Memanfaatkan sumber air yang berasal dari sumur untuk Masyarakat
8 √ √
mengurangi biaya yang dibutuhkan Tokoh
masyarakat
Meningkatkan usaha untuk menyediakan dana mitigasi bencana Pemerintah
baik yang berasal dari perusahaan maupun lembaga internasional Pusat
9 √ √ √
untuk mempersiapkan shelter yang layak dan sesuai dengan Pemerintah Kota
kebutuhan pengungsi Padang

Model Kebijakan Penetapan ....(W.Z. Hadi dan R.A. Hadiguna) 29


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

4.5. Arsitektur Strategi DAFTAR PUSTAKA


Arsitektur strategi merupakan suatu [1] Badan Nasional Penanggulangan
rancangan yang berguna untuk membantu Bencana. Rencana Nasional
organisasi untuk mencapai tujuannya. Penanggulangan Bencana 2010-2014.
Arsitektur strategi berguna untuk Jakarta: Badan Nasional
mendeskripsikan urutan tahapan dan waktu Penanggulangan Bencana, 2010.
pelaksanaan strategi hingga tercapai tujuan [2] Bakornas. Arah Kebijakan Mitigasi
yang diinginkan. Selang waktu yang Bencana Perkotaan di Indonnesia.
digunakan untuk menjalankan strategi yang Jakarta: Bakornas, 2002.
telah dirumuskan adalah selama 3 tahun. [3] E. Bryant Tsunami Bahaya yang
Penggunaan waktu selama tiga tahun ini Diabaikan. Bandung: Pakar Raya, 2007.
disesuaikan dengan rencana strategis BPBD [4] Cohen, L. Quality Function Deployment
Kota Padang hingga 2014. Rincian strategi, : How To Make QFD Work For You.
waktu pelaksanaan, dan pihak terkait dapat Massachusetts. Addison Wesley
dilihat pada Tabel 12. Publishing Co., 1995.
[5] Departemen Pekerjaan Umum.
Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Ruang Evakuasi dalam Rangka Mitigasi
Penelitian ini mengusulkan atribut Bencana Tsunami di Kota Padang.
penilaian kelayakan masjid sebagai tempat Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum,
tinggal sementara (shelter) korban bencana 2010.
gempa bumi dan tsunami di Kota Padang [6] K.J. Kim, H. Moskowitz, A. Dhingra dan
terdiri dari 14 atribut yang terbagi ke dalam G. Evans. Theory and Methodology
tujuh kriteria yaitu air dan sanitasi, area, Fuzzy Multicriteria Models For Quality
keamanan, kemudahan akses, kekuatan Function Deployment. European
bangunan, listrik, dan fasilitas. Journal of Operational Research. 121,
Kebijakan yang perlu diterapkan oleh 504-518, 2000.
Pemerintah Kota Padang dalam upaya untuk [7] Pan American Health Organization.
mempersiapkan masjid sebagai tempat Humanitarian Supply Management in
tinggal sementara korban bencana gempa Logistics in Health Sector. Washington,
bumi dan tsunami di Kota Padang D. C: PAHO, 2001.
diantaranya yaitu: [8] R. Potangaroa. Climate Responsive
a. Memanfaatkan infak pembangunan Design Tools for Emergency Shelter.
masjid dengan sebaik-baiknya untuk Geneva: UNHCR, 2006.
mempersiapkan masjid sebagai lokasi [9] F. Rangkuti. Analisis SWOT Teknik
shelter sehingga dapat membantu Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
pemerintah untuk menanggulangi Gramedia Pustaka Utama, 2009.
kekurangan dana mitigasi bencana. [10] Sukandarrumidi. Memahami Gempa dan
b. Memanfaatkan sumber air yang berasal Tsunami, Jika Terjadi Gempa dan
dari sumur untuk mengurangi biaya yang Tsunami Apa yang Sebaiknya Anda
dibutuhkan. Lakukan?. Yogyakarta: Yayasan Pustaka
c. Bekerja sama dengan NGO untuk Nusatama, 2010.
mempersiapkan masjid sesuai dengan [11] F. Tjiptono. Total Quality Management.
kebutuhan pengungsi. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003.
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan [12] N. Zulfiyanita. Perencanaan Lanskap
dengan penerapan metode Quality Function Taman Kota untuk Evakuasi Bencana di
Deployment (QFD) sampai pada tahap Daerah Rawan Gempa Kota Padang
perencanaan desain untuk membantu dalam Panjang Sumatera Barat. Tugas Akhir.
merencanakan desain masjid sebagai shelter Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2011.
yang mampu memenuhi kebutuhan
pengungsi. Disamping itu, strategi yang
dirumuskan dapat digunakan sebagai
evaluasi dalam mitigasi bencana dan kerja
sama antara pihak-pihak terkait yang
berperan dalam mitigasi bencana yaitu
pemerintah Kota Padang, organisasi
kemanusiaan, masyarakat, serta tokoh
masyarakat sangat diperlukan agar strategi
yang telah dirumuskan dapat dijalankan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

30 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No. 1, April 2015:16-30

You might also like