You are on page 1of 12

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Streptococcus mutans DARI

SEDIAAN MOUTHWASH EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)

Fitri Handayani*, Reksi Sundu, Ria Mareta Sari


Akademi Farmasi Samarinda
*Corresponding author email : sausanrukan@yahoo.co.id

ABSTRACT
Guava leaves have been used as antidiarrhea, antioxidant, aniinflamation, and antimicrobial. The
results of its preliminary phytochemical analysis showed the presence of tannins, flavonoids, steroids and
saponins. This leaves also contain essential oil such as sineol. Utilization of guava leaves as a mouthwash
preparation is an alternative to replace the mouthwash preparations which generally contain antiseptic form
of alcohol that can lead to oral cancer. This experiment formulated the extract of guava leaves into
mouthwash that fulfill the physical requirements and determine the differences of antimicrobial activity
against the growth of Streptococcus mutans with concentration of extract : 2,5 %; 3% and 3,5 %.
Antibacterial acivity test was using MHA media with agar diffusion method. Physical requirement test
included organoleptic, pH and viscosity test. The result showed that the mouthwash preparation of guava
leaves extract has a pH value outside the range of the optimum growth of bacteria (pH=5). The viscosity of
the mouthwash was 1,328-1,347 cP. The antibacterial activity of Streptococcus mutans on F1 has inhibition
zone of 3,15 mm, F2 (3,83 mm) and F3 (4,32 mm). It was concluded that the extract of guava leaves on
concentrations of 2,5%; 3% and 3,5% can be formulated as mouthwashes. The mouthwash fulfilled the
physical requirement test such as pH, viscosity and organoleptic test and can inhibit the growth of
Streptococcus mutans.

Keyword: formulation, mouthwash, guava leaves, Streptococcus mutans

ABSTRAK
Daun jambu biji memiliki khasiat sebagai antidiare, antioksidan, antiinflamasi dan antimikroba. Hasil
fitokimia ekstrak daun jambu biji menunjukkan bahwa tanaman ini mengandung tanin, flavonoid, steroid,
dan saponin. Selain itu ekstrak daun jambu biji juga mengandung minyak atsiri yang kaya akan sineol.
Pemanfaatan daun jambu biji sebagai sediaan mouthwash merupakan suatu alternatif untuk mengganti
sediaan mouthwash yang pada umumnya mengandung antiseptik berupa alkohol yang dapat memicu
terjadinya kanker mulut. Penelitian ini memformulasikan ekstrak daun jambu biji menjadi sediaan
mouthwash yang memenuhi persyaratan fisik dan mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans dengan variasi konsentrasi ekstrak 2,5%, 3%, dan 3,5%. Uji aktivitas
antibakteri menggunakan media MHA dengan metode difusi agar. Uji persyaratan fisik meliputi uji
organoleptis, uji pH, dan uji viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan mouthwash ekstrak
daun jambu biji mempunyai pH di luar range pertumbuhan optimum bakteri, yaitu 5. Viskositas sediaan
mouthwash sebesar 1,328-1,347 cP. Aktivitas antibakteri Streptococcus mutans pada F1 menghasilkan zona
hambat sebesar 3,15 mm, F2 sebesar 3,83 mm, dan F3 sebesar 4,32 mm. Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa ekstrak daun jambu biji konsentrasi 2,5%, 3% dan 3,5% dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan
mouthwash. Sediaan mouthwash memenuhi persyaratan fisik meliputi, uji pH, uji viskositas, uji organoleptis
dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

Kata kunci: formulasi, mouthwash, daun jambu biji, Streptococcus mutans

Submitted on:5 April 2017 Accepted on: 5 Desember 2017

DOI: https://doi.org/10.25026/jsk.v1i8.62

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 422


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

PENDAHULUAN antiseptik dikemas dalam bentuk obat


Penyakit karies gigi dan jaringan kumur.Akan tetapi penggunaan antiseptik
pendukung gigi (periodontal) umumnya dalam obat kumur dewasa ini diduga
disebabkan oleh plak gigi, yang sampai dapat berefek karsinogenik terhadap
saat ini masih menjadi masalah utama penggunanya.Hal ini didukung dari hasil
dalam bidang kesehatan mulut dan penelitian Prof. McCullough dan Farah
gigi.Plak gigi adalah lengketan yang dalam Australian of Dental Journal
berisi bakteri dan produk-produknya yang (2008) [4] yang menyatakan bahwa
terbentuk pada permukaan gigi [1]. pemakaian mouthwash dengan
Bakteri yang berperan penting dalam kandungan antiseptik berupa alkohol
pembentukan plak gigi adalah bakteri dapat memicu terjadinya kanker mulut.
yang mempunyai kemampuan untuk Bahan alternatif yang dapat
membentuk polisakarida ekstraseluler, digunakan untuk mencegah karies gigi
yaitu jenis Streptococcus. Bakteri adalah ekstrak daun jambu biji (Psidium
Streptococcus yang ditemukan dalam guajava L.).Daun jambu biji diketahui
jumlah besar pada plak penderita karies memiliki khasiat sebagai antidiare,
adalah Streptococcus mutans [2]. Bakteri antioksidan, antiinflamasi dan
ini dapat membentuk koloni yang antimikroba.Hasil fitokimia ekstrak daun
melekat erat pada permukaan gigi [1]. jambu biji menunjukkan bahwa tanaman
Hasil Survei Kesehatan Rumah ini mengandung tanin, flavonoid, steroid,
Tangga (SKRT) yang dilakukan dan saponin.Selain itu ekstrak daun
Departemen Kesehatan menyebutkan, jambu biji juga mengandung minyak
penyakit gigi dan mulut menduduki atsiri yang kaya akan sineol. Senyawa-
urutan pertama dengan jumlah 60 persen senyawa tersebut diketahui memiliki
dari 10 penyakit terbanyak yang diderita aktivitas sebagai antibakteri [5].
masyarakat. Hasil riset kesehatan dasar Kandungan senyawa tanin dan minyak
nasional yang dilakukan Departemen atsiri dalam ekstrak daun jambu biji
Kesehatan pada tahun 2013 diketahui varian putih memiliki komposisi yang
bahwa adanya peningkatan prevalensi lebih besar bila dibandingkan dengan
terjadinya karies aktif pada penduduk ekstrak daun jambu biji varian merah [6].
Indonesia dibandingkan tahun 2007 lalu, Dari penelitian yang telah dilakukan oleh
yaitu dari 43,4 % (2007) menjadi 53,2 % Adnyana (2004) [7] diketahui bahwa
(2013). Penduduk dengan masalah gigi- ekstrak daun jambu biji varian putih
mulut dan menerima perawatan atau menunjukkan aktivitas antibakteriyang
pengobatan dari tenaga kesehatan gigi lebih kuat dibandingkan ekstrak daun
adalah 29,6%. dan 21,05% permasalahan jambu biji varian merah
gigi dan mulut tersebut diderita pada untukmenghambat pertumbuhan Shigella
golongan usia 10-24 tahun atau dapat dysenteriae, Escherichia coli, Shigella
dikategorikan sebagai remaja [3]. flexneri, dan Salmonella typhi. Telah
Perlu adanya suatu aktifitas guna diketahui pula bahwaekstrak daun jambu
menjaga kebersihan serta kesehatan biji dapatmenghambat pertumbuhan
mulut dan gigi.Untuk mencegah bakteri Grampositif penyebab karies gigi
tumbuhnya mikroorganisme secara yakni Streptococcus mutans dengan kadar
sempurna, maka para pakar di bidang hambat minimal sebesar 2% dan kadar
periodontologi mengadakan penelitian- bunuh minimal sebesar 3.5% [8].
penelitian menggunakan antiseptik yang Berdasarkan uraian tersebut, maka
mempunyai sifat antibakteri.Kebanyakan dilakukan penelitian formulasi dan uji

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 423


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

aktivitas antibakteri Streptococcus 3% dan 3,5%. Komposisi formula


mutans dari sediaan mouthwash ekstrak mouthwash dapat dilihat pada tabel 1.
daun jambu biji (Psidium guajava L.). Cara Pembuatan Mouthwash
1) Dimasukkan ekstrak ke dalam mortir
METODE PENELITIAN 2) Ditambahkan gliserin 3 gdigerus
hingga homogen
Alat 3) Ditambahkan sorbitol 10 glalu
Stamper, mortir, alat gelas (Pyrex, digerushingga homogen
Iwaki), kertas saring, neraca analitik 4) Ditambahkan air suling
(OHAUS), indikator pH Universal, secukupnyakedalam mortir lalu
viskometer Ostwald (Pyrex), Autoklaf digerus hingga bisa dituang
(Speedy Autoclave tipe Vertical model 5) Disaring dan dimasukkan kedalam
HL-340), cawan petri, hot plate, botol kemudian ditambahkan air
inkubator (Jouan tipe IG 150), magnetic suling hingga 100 ml
stirer, mikro pipet. 6) Ditambahkan peppermint oil 3 tetes
ke dalam botol lalu di kemas
Bahan
Air suling, daun jambu biji, etanol 3. Evaluasi sediaan mouthwash
95%, sorbitol, peppermint oil, gliserin,
mouthwash komersial, media Mueller a. Pengamatan Organoleptis
Hinton Agar (MHA), Larutan Mc. Sediaan diamati selama 3 minggu
Farland, paper disc. penyimpanan meliputi aroma, warna, dan
rasa.
Prosedur Penelitian
b. Uji pH (Derajat Keasaman)
1. Ekstraksi Daun Jambu Biji Pemeriksaan pH dilakukan
Ekstraksi menggunakan cara dengan menggunakan kertas pH
maserasi dengan menggunakan pelarut universal.Kertas pH universal dicelupkan
etanol 95%. Sampel ditimbang, kemudian ke dalam mouthwashselama beberapa
dimasukkan ke dalam wadah kaca dan menit kemudian dicocokan dengan warna
direndam dengan etanol 95% (sebanyak indikator. Pengukuran dilakukan pada
10 x berat serbuk) selama 6 jam pertama suhu ruangan. Nilai pH suatu medium
sambil sesekali diaduk, kemudian sangat mempengaruhi jenis bakteri yang
didiamkan selama 18 jam,lalu ditutup. dapat tumbuh. Kebanyakan bakteri
Maserat dipisahkan dengan cara mempunyai pH optimumyaitu sekitar 6,5-
penyaringan. Proses penyarian diulangi 7,5 [10]. Oleh karena itu, nilai pH dari
sekurang-kurangnya dua kali dengan formulasi sediaan mouthwash ekstrak
menggunakan pelarut dengan jenis dan daun jambu biji harus berada di luar
jumlah yang sama. Kemudian semua range nilai pH optimum pertumbuhan
maserat dikumpulkan dan kemudian bakteri karena sifat formulasi sediaan
diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental. mouthwash yang diinginkan bersifat
antibakteri. Selain itu, pH pada
2. Formulasi Sediaan mouthwash mouthwash berkisar antara 5,71-5,98 [9].
Formulasi sediaan mouthwash
didasarkan pada penelitian c. Uji Viskositas
Pradewa(2008) [9] dengan beberapa Uji viskositas sediaan menggunakan
variasi konsentrasi ekstrak yakni 2,5%, viskometer Ostwald.Sediaan sebanyak 50

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 424


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

ml dimasukkan melalui tabung B disterilkan di dalam autoklaf pada suhu


kemudian dihisap hingga cairan melewati 1210 C selama 15 menit.
bagian A dan melewati batas “a”.Cairan
kemudian dibiarkan mengalir dari batas 4) Inokulasi Bakteri pada Media Agar
“a” sampai batas “b”.Waktu yang Miring
diperlukan sediaan untuk mengalir Bakteri uji diambil dengan jarum
dihitung menggunakan ose steril, lalu ditanamkan pada media
stopwatch.Pengukuran viskositas diulang agar miring dengan cara menggores.
masing-masing 3 kali untuk setiap Selanjutnya diinkubasi pada suhu 370 C
sediaan.Waktu yang diperlukan sediaan selama 24 jam.
untuk mengalir kemudian dihitung
viskositasnya. 5) Pembuatan Standar Kekeruhan
Larutan (Larutan Mc. Farland).
d. Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Larutan H2SO4 0,36 N sebanyak
Mouthwash Ekstrak Daun Jambu Biji 9,5 ml dicampurkan dengan larutan
BaCl2.2H2O 1,175% sebanyak 0,5 ml
1) Sterilisasi dalam erlenmeyer. Kemudian dikocok
Pada uji antibakteri perlakuan sampai terbentuk larutan yang
harus dalam keadaan steril, untuk itu keruh.Kekeruhan ini dipakai sebagai
semua alat dan bahan yang digunakan standar kekeruhan suspensi bakteri uji.
harus dalam keadaan steril. Tujuan dari
sterilisasi yaitu untuk membunuh 6) Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
mikroorganisme yang ada pada alat dan Bakteri uji yang telah diinokulasi
bahan, karena dikhawatirkan akan diambil dengan jarum ose steril lalu
mengganggu jalannya penelitian. disuspensikan ke dalam tabung yang
Sterilisasi dilakukan di dalam autoklaf berisi 2 ml larutan NaCl 0,9% hingga
pada suhu 1210 C selama 15 menit. diperoleh kekeruhan yang sama dengan
standar kekeruhan larutan Mc. Farland.
2) Pembuatan Media Agar Miring Perlakuan yang sama dilakukan pada
Sebanyak 5 ml media Mueller setiap jenis bakteri uji.
Hinton Agar dituangkan masing-masing
pada 3 tabung reaksi steril dan ditutup 7) Perendaman paper disc pada
dengan alumunium foil. Media tersebut mouthwash
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210 Disiapkan 5 cawan petri untuk
C selama 15 menit, kemudian dibiarkan proses perendaman paper disc, cawan I
pada suhu ruangan selama ± 30 menit diisi dengan mouthwash konsentrasi
sampai media memadat pada kemiringan ekstrak daun jambu biji 2,5%, cawan II
300. Media agar miring digunakan untuk diisi dengan mouthwash konsentrasi
inokulasi bakteri. ekstrak 3%, cawan III diisi dengan
mouthwash konsentrasi ekstrak 3,5%,
3) Pembuatan Media Mueller Hinton cawan IV diisi dengan mouthwash
Agar (MHA) kontrol negatif (tanpa ekstrak daun jambu
Dimasukkan 3,8 gram media MHA biji), dan cawan V diisi dengan kontrol
ke dalam erlenmeyer, dilarutkan dengan positif (Mouthwash komersial). Paper
100 ml air suling yang diikuti dengan disc yang akan digunakan direndam ke
pemanasan dan pengadukan lalu dalam keseluruhan cawan petri selama 30
menit kemudian dikeringkan untuk

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 425


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

selanjutnya digunakan pada pengujian keasaman) dan uji viskositas. Analisis


aktivitas antibakteri terhadap data kuantitatif diperoleh dari analisis
Streptococcus mutans. data terhadap uji aktivitas antibakteri
menggunakan metode statistik One Way
8) Uji Aktivitas Antibakteri dengan Anova.
Metode Difusi
Siapkan 5 cawan petri, dituang HASIL DAN PEMBAHASAN
medium MHA sebanyak ± 15 ml kedalam
masing-masing cawan petri, kemudian 1. Formulasi Mouthwash Ekstrak
dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Daun Jambu Biji (Psidium guajava
Dicelupkan lidi kapas steril kedalam L.)
suspensi bakteri Streptococcus mutans, Pada penelitian sebelumnya telah
ditunggu sebentar supaya cairan dapat terbukti bahwa ekstrak daun jambu biji
meresap kedalam kapas, kemudian lidi dapat menghambat aktivitas pertumbuhan
diangkat dan diperas dengan menekankan bakteri Streptococcus mutans, yaitu
pada dinding tabung bagian dalam sambil bakteri penyebab plak gigi [8]. Pada
di putar-putar. Diusapkan pada formulasi ini, konsentrasi ekstrak daun
permukaan medium MHA sampai jambu biji dibuat bervariasi, yaitu 2,5%,
seluruh permukaan tertutup rapat. 3%, dan 3,5%. Variasi konsentrasi
Dibiarkan selama 5-15 menit supaya tersebut didasarkan pada penelitian Adi,
suspensi bakteri meresap kedalam agar. dkk (2012) [8]. Hasil yang diperoleh dari
Selanjutnya ditempelkan disk yang telah penelitian tersebut membuktikan bahwa
direndam dalam mouthwash ekstrak daun pada konsentrasi 3,5% merupakan kadar
jambu biji dengan konsentrasi 2,5%, 3%, bunuh minimum dari ekstrak daun jambu
dan 3,5%. biji terhadap aktivitas antibakteri
Kontrol negatif digunakan disk Streptococcus mutans. Pada pembuatan
yang telah direndam pada mouthwash sediaan mouthwash diperlukan bahan-
yang tidak mengandung ekstrak daun bahan tambahan seperti gliserin, sorbitol,
jambu biji sedangkan untuk kontrol air suling, dan peppermint oil.Formula
positif digunakan disk yang telah dibuat berdasarkan pada penelitian
direndam dalammouthwash sebelumnya, yaitu penelitian yang
komersial.Pengulangan dilakukan dilakukan oleh Pradewa (2008) [9]. Pada
sebanyak 3 kali. Lalu cawan petri penelitian sebelumnya digunakan gom
diinkubasi selama 24 jam pada suhu arab untuk meningkatkan kelarutan
37°C. Kemudian diukur diameter zona ektstrak. Namun pada formulasi ini gom
hambat (mm) dari masing-masing arab diganti dengan gliserin untuk
konsentrasi sampel dengan menggunakan meningkatkan kelarutan dari ekstrak yang
penggaris. tidak larut sempurna dalam air, karena
setelah dilakukan preformulasi dengan
4. Analisis Data menggunakan gom arab akan
Analisis data yang digunakan menghasilkan endapan. Menurut R.A
adalah analisis data kualitatif dan Gennaro (2000) [11], humektan seperti
kuantitatif. Analisis data kualitatif berupa gliserin dan sorbitol digunakan 5-20%
data deskriptif dan diaplikasikan dalam pada mouthwash untuk memberikan
bentuk tabel dan grafik yang diperoleh sensasi tertentu di mulut. Humektan
dari pengamatan langsung oleh peneliti berfungsi menjaga bahan-bahan
terhadap uji organoleptis, uji pH (derajat mouthwash agar tidak menguap ke udara.

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 426


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

Selain itu sorbitol juga digunakan untuk 2. Evaluasi Sediaan Mouthwash


memberikan rasa manis pada sediaan. Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
Pada formulasi ini sorbitol diharapkan guajava L.)
dapat mengimbangi rasa ekstrak yang
kelat (astringent). Rasa kelat tersebut a. Pengamatan Organoleptis
dikarenakan terdapatnya zat tanin pada Pemeriksaan organoleptis
ekstrak daun jambu biji yang digunakan. terhadap sediaan mouthwash ekstrak daun
Air suling digunakan sebagai pelarut jambu biji, meliputi pemeriksaan
pada sediaan ini.Digunakan peppermint terhadap warna, aroma, dan rasa.Ketiga
oil pada formulasi ini karena peppermint parameter tersebut merupakan ciri visual
oilmemiliki aroma dan rasa yang segar dan karakteristik fisik yang dapatdiamati
dan sedikit pedas di mulut, sehingga secara langsung [9]. Hasil dari
dapat meningkatkan sensasi di mulut pengamatan uji organoleptis sediaan
pada saat sediaan mouthwash digunakan. mouthwash ekstrak daun jambu biji
selama 3 minggu penyimpanan dapat
dilihat pada tabel 2.

Tabel 1. Formula sediaan mouthwash


Konsentrasi (%) b/v
Komposisi
Kontrol (-) Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ekstrak - 2,5% 3% 3,5%
Gliserin 3 3 3 3
Sorbitol 10 10 10 10
Peppermint oil 0,15 0,15 0,15 0,15
Air suling ad 100 ml ad 100 ml ad 100 ml ad 100 ml

Tabel 2. Hasil pengamatan uji organoleptis sediaan mouthwash ekstrak daun jambu biji selama 3
minggu penyimpanan
Sediaan
Minggu Warna Aroma Rasa
Mouthwash
Formula 1 Hijau Manis, diikuti rasa kelat
Mint
(Ekstrak 2,5%) pekat khas daun jambu biji
Formula 2 Hijau Mint, diikuti aroma khas Agak manis, diikuti rasa
1
(Ekstrak 3%) pekat daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
Formula 3 Hijau Mint, diikuti aroma khas Agak manis, diikuti rasa
(Ekstrak 3,5%) pekat daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
Formula 1 Hijau Manis, diikuti rasa kelat
Mint
(Ekstrak 2,5%) pekat khas daun jambu biji
Formula 2 Hijau Mint, diikuti aroma khas Agak manis, diikuti rasa
2
(Ekstrak 3%) pekat daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
Formula 3 Hijau Mint, diikuti aroma khas Agak manis, diikuti rasa
(Ekstrak 3,5%) pekat daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
Formula 1 Hijau Mint, diikuti aroma khas Manis, diikuti rasa kelat
(Ekstrak 2,5%) pekat daun jambu biji khas daun jambu biji
Formula 2 Hijau Mint lemah, diikuti aroma Agak manis, diikuti rasa
3
(Ekstrak 3%) pekat khas daun jambu biji kelat khas daun jambu biji
Formula 3 Hijau Mint lemah, diikuti aroma Agak manis, diikuti rasa
(Ekstrak 3,5%) pekat khas daun jambu biji kelat khas daun jambu biji

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 427


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

Tabel 3. Nilai pH selama 3 minggu penyimpanan


Sediaan Nilai pH
Mouthwash Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
F1 5 5 5
F2 5 5 5
F3 5 5 5

Tabel 2 menunjukkan bahwa b. Uji pH


warna dari ketiga formulasi tersebut Nilai pH suatu medium sangat
sama, yaitu hijau pekat. Hal ini mempengaruhi jenis bakteri yang dapat
dikarenakan terdapat kandungan ekstrak tumbuh. Kebanyakan bakteri mempunyai
daun jambu biji yang digunakan sebagai pH optimum yaitu sekitar pH 6,5-7,5
bahan aktif. Aroma pada formula 1 yang [10]. Oleh karena itu, nilai pH dari
dominan yaitu aroma mint dari bahan formulasi mouthwash ekstrak daun jambu
tambahan yang digunakan (peppermint biji harus berada diluar range nilai pH
oil), sedangkan aroma pada formula 2 optimum pertumbuhan bakteri,
dan 3 yaitu mint dan diikuti aroma khas mengingat sifat formulasi mouthwash
daun jambu biji. Hal ini dikarenakan yang diinginkan bersifat
kandungan ekstrak daun jambu biji pada antibakteri.Selain itu, pH pada
formula 2 dan 3 lebih besar dari formula mouthwash berkisar antara 5,71-5,98 [9].
1, semakin besar kandungan ekstrak daun Pengujian pH sediaan mouthwash
jambu biji maka aroma khas dari daun ekstrak daun jambu biji dilakukan dengan
jambu biji akan semakin tercium. menggunakan indikator pH
Terdapat perbedaan rasa antara formula universal.Hasil dari pengujian pH dapat
1, 2 dan 3 dikarenakan konsentrasi dilihat pada tabel 3.
sorbitol yang digunakan sebagai bahan Dari tabel 3 dapat diketahui
pemanis pada formulasi 1, 2, dan 3 sama bahwa selama 3 minggu penyimpanan
yaitu 10%, sedangkan konsentrasi ekstrak nilai pH dari ketiga formula tersebut
daun jambu biji yang memiliki rasa kelat sama, yaitu 5. pH pada sediaan
pada formula 1, 2, dan 3 berbeda. mouthwash ekstrak daun jambu biji
Diketahui bahwa semakin besar cenderung asam, hal ini dipengaruhi oleh
konsentrasi ekstrak maka rasa kelat dari pH dari bahan tambahan yang digunakan
ekstrak daun jambu biji akan semakin yaitu sorbitol dengan pH 4,5 [12]. Dari
terasa. hasil analisis nilai pH pada sediaan
Hasil pengamatan selama 2 diketahui bahwa nilai pH berada diluar
minggu penyimpanan tidak terjadi range pH optimum pertumbuhan bakteri,
perubahan pada ketiga formulasi tersebut sehingga formulasi mouthwash ekstrak
terhadap warna, aroma, dan rasa, namun daun jambu biji ini dapat menghambat
terjadi perubahan pada minggu ketiga pertumbuhan bakteri yang ada di rongga
terhadap aroma dari ketiga formulasi mulut, terutama bakteri Streptococcus
tersebut.Hal ini dapat dipengaruhi karena mutans yang merupakan penyebab utama
tidak adanya penambahan bahan penyakit karies gigi.
penstabil sediaan (pengawet) sehingga
dapat menurunkan stabilitas sediaan
mouthwash.

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 428


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

c. Uji Viskositas pada konsentrasi 5% dan sorbitol


Viskositas suatu formulasi memiliki nilai viskositas sebesar 1,2 cP
mouthwash sangat mempengaruhi pada konsentrasi 10%.
terhadap tingkat kekentalan produk Penyimpanan minggu kedua dan
tersebut saat digunakan berkumur di minggu ketiga terjadi penurunan nilai
dalam mulut. Semakin dekat tingkat viskositas. Hal ini disebabkan karena
viskositas suatu produk formulasi kandungan air yang besar pada sediaan
mouthwash dengan tingkat viskositas air, mouthwash ekstrak daun jambu biji yang
maka semakin mudah dan nyaman dapat menimbulkan tumbuhnya jamur
produk tersebut digunakan untuk dan tidak adanya bahan penstabil sediaan
berkumur. Viskositas air sebagai standar (pengawet), sehingga stabilitas fisik
pada perhitungan viskositas adalah sediaan dapat menurun. Pada formula ini
sekitar ±1 cP.Hasil pengujian viskositas tidak digunakan bahan pengawet
sediaan mouthwash sebesar 1,27-1,82 cP dikarenakan pada penelitian ini dilakukan
[9]. Hasil dari pengujian viskositas dapat uji aktivitas antibakteri yang jika diberi
dilihat pada tabel 4. bahan pengawet dikhawatirkan akan
Hasil analisis viskositas pada mempengaruhi hasil dari uji aktivitas
minggu pertama menunjukkan bahwa antibakteri tersebut.
nilai viskositas dari formulasi mouthwash
ekstrak daun jambu biji berkisar antara d. Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan
1,328-1,347 cP, nilai viskositas tertinggi Mouthwash Ekstrak Daun Jambu
dimiliki formula 3 yaitu formulasi dengan Biji Terhadap Streptococcus mutans
konsentrasi ekstrak tertinggi 3,5% dan Pengujian aktivitas antibakteri
nilai viskositas terendah didapat pada Streptococcus mutans dilakukan dengan
formula 1 yaitu formulasi dengan 3 formula mouthwash yang berbeda dan 2
konsentrasi ekstrak terkecil 2,5%. kontrol. Tiga formula tersebut yaitu
Hasil analisis dapat diketahui formula 1 dengan konsentrasi ekstrak
bahwa nilai viskositas mouthwash ekstrak 2,5%, formula 2 dengan konsentrasi
daun jambu biji memiliki nilai lebih besar ekstrak 3%, dan formula 3 dengan
dibandingkan dengan nilai viskositas air, konsentrasi ekstrak 3,5%. Dua kontrol
namun nilai viskositas tersebut masih yang digunakan ialah kontrol negatif
memenuhi persyaratan karena berada (tanpa ekstrak) dan kontrol positif yang
dalam range viskositas mouthwash. Jika menggunakan mouthwash komersial yang
melihat tabel 6 maka dapat diketahui sudah beredar di pasaran.
bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak Pengujian ini dilakukan untuk
yang digunakan maka akan semakin mengetahui pengaruh mouthwash ekstrak
besar pula nilai viskositasnya. Hal ini daun jambu biji yang dihasilkan terhadap
disebabkan karena penggunaan ekstrak Streptococcus mutans. Mouthwash
daun jambu biji yang terdiri atas partikel- ekstrak daun jambu biji ditujukan sebagai
partikel halus terlarut, sehingga dapat alternatif mouthwash berbahan dasar
meningkatkan nilai viskositas pada alami dan tanpa alkohol. Streptococcus
mouthwash yang dihasilkan. Selain mutans dipilih sebagai bakteri uji karena
ekstrak, bahan tambahan yang digunakan bakteri tersebut merupakan bakteri
seperti gliserin dan sorbitol juga rongga mulut yang utama sebagai
mempengaruhi viskositas sediaan. penyebab penyakit karies gigi.
Menurut Rowe, dkk., (2009) [12] gliserin Pengujian aktivitas antibakteri
memiliki nilai viskositas sebesar 1,143 cP dilakukan dengan metode difusi agar

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 429


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

yaitu metode pengujian dimana senyawa bening yang menunjukkan tidak adanya
antimikroba dimasukkan ke dalam agar pertumbuhan mikroba uji.
melalui kertas cakram. Komponen akan Terbentuknya area bening disekitar
berdifusi ke dalam agar dan menghambat kertas cakram pada uji aktivitas
pertumbuhan mikroba yang terkandung antibakteri ini membuktikan bahwa
dalam agar. Selanjutnya, diinkubasi ekstrak daun jambu biji yang
selama 24 jam pada suhu 370 C. Setelah diformulasikan ke dalam sediaan
24 jam diinkubasi dilakukan pengamatan mouthwash memiliki sifat antibakteri
dan pengukuran zona atau diameter terhadap Streptococcus mutans. Hasil
penghambatan pertumbuhan mikroba pengukuran zona hambat terhadap
(mm) yang ditandai dengan adanya area Streptococcus mutans dapat dilihat pada
tabel 5.

Tabel 4. Pengukuran viskositas selama 3 minggu penyimpanan


Sediaan Viskositas (cP)
Mouthwash Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
F1 1.328±0.003 1.313±0.005 1.276±0.002
F2 1.338±0.004 1.325±0.002 1.286±0.001
F3 1.347±0.002 1.330±0.002 1.296±0.001

Tabel 5. Hasil pengukuran zona hambat (mm) terhadap Streptococcus mutans


Diameter Zona Hambat (mm)
Pengulangan
F1 F2 F3 K (-) K (+)
I 2,45 3,6 3,85 0 1,20
II 2,95 3,75 4,30 0 1,75
III 4,05 4,15 4,80 0 1,90
Rata-rata 3,15 3,83 4,32 0 1,62
Keterangan :
F1 : mouthwash dengan konsentrasi ekstrak 2,5%
F2 : mouthwash dengan konsentrasi ekstrak 3%
F3 : mouthwash dengan konsentrasi ekstrak 3,5%
K (-) : kontrol negative K (+) : kontrol positif

Gambar 1. Grafik Zona Hambat terhadap Streptococcus mutans

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 430


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

a b

c d

e
Gambar 2. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Streptococcus mutans
Keterangan :
a = zona hambat pada kontrol negatif b = zona hambat pada kontrol positif
c = zona hambat pada formula 1 d = zona hambat pada formula 2
e = zona hambat pada formula 3

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 431


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

Data yang diperoleh pada tabel 6 maupun fisik sehingga sel bakteri
dan gambar 1 diketahui bahwa ketiga menjadi mati. Mekanisme kerja flavonoid
formulasi mouthwash tersebut mampu sebagai antibakteri adalah membentuk
menghambat Streptococcus mutans yaitu senyawa kompleks dengan protein
mouthwash dengan konsentrasi ekstrak ekstraseluler dan terlarut yang
daun jambu biji sebanyak 2,5%, 3% dan mengakibatkan fosfolipid tidak mampu
3,5%. Semakin besar konsentrasi ekstrak mempertahankan bentuk membran sel
di dalam formulasi sediaan mouthwash, bakteri, akibatnya membran sel akan
maka semakin besar pula daya hambat bocor dan bakteri akan mengalami
yang dihasilkan. Daya hambat menurut hambatan pertumbuhan bahkan kematian.
Davis dan Stous (1971) [13] dibagi atas, Mekanisme kerja saponin sebagai
sangat kuat (zona jernih > 20 mm), kuat antibaktei adalah menurunkan tegangan
(zona jernih 10-20 mm), sedang (zona permukaan sehingga mengakibatkan
jernih 5-10 mm), dan lemah (zona jernih naiknya permeabilitas atau kebocoran sel
< 5 mm). Mouthwash dengan konsentrasi dan mengakibatkan senyawa intraseluler
ekstrak 2,5% menghasilkan zona hambat akan keluar [14].
sebesar 3,15 mm, mouthwash dengan Hasil analisis statistik
konsentrasi ekstrak 3% menghasilkan menggunakan One-Sample Kolmogorov-
zona hambat sebesar 3,83 mm, dan Smirnov Test dan One Way Anova
mouthwash dengan konsentrasi ekstrak diketahui bahwa data homogen dan
3,5% menghasilkan zona hambat sebesar terdistribusi normal. Pada kontrol negatif
4,32 mm, sehingga kemampuan terdapat perbedaan bermakna terhadap
menghambat yang dihasilkan oleh kontrol positif dan terhadap formula 1, 2,
mouthwash ekstrak daun jambu biji dan 3. Pada kontrol positif terdapat
terhadap Streptococcus mutans dapat perbedaan bermakna terhadap formula 1,
dikategorikan lemah. Kontrol negatif 2, dan 3.
yang digunakan tidak memperlihatkan Data di atas, maka dapat
daya hambat terhadap Streptococcus disimpulkan bahwa daya hambat terhadap
mutans. Kontrol negatif berupa bakteri Streptococcus mutans dari
mouthwash tanpa adanya ekstrak daun mouthwash ekstrak daun jambu biji lebih
jambu biji sebagai zat aktif. Pada kontrol besar dibandingkan dengan daya hambat
positif (mouthwash komersial) dari kontrol positif.
menunjukkan adanya aktivitas antibakteri
Streptococcus mutans dengan diameter KESIMPULAN
zona hambat sebesar 1,62 mm.zona
hambat bakteri dapat dilihat pada gambar 1. Ekstrak daun jambu biji (Psidium
2. guajava L.) dapat diformulasikan ke
Senyawa kimia yang terkandung di dalam sediaan mouthwash yang
dalam ekstrak daun jambu biji yang memenuhi persyaratan fisik meliputi,
berperan sebagai antibakteri ialah tanin, uji pH dan uji viskositas, tetapi tidak
flavonoid, dan saponin. Mekanisme kerja memenuhi uji organoleptis.
tanin sebagai antibakteri adalah 2. Adanya perbedaan aktivitas
mengganggu sintesa peptidoglikan antibakteri terhadap pertumbuhan
sehingga pembentukan dinding sel Streptococcus mutans sediaan
menjadi kurang sempurna. Keadaan mouthwash ekstrak daun jambu biji
tersebut akan menyebabkan sel bakteri dengan variasi konsentrasi ekstrak
menjadi lisis karena tekanan osmotik yakni konsentrasi 2,5% sebesar 3,15

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 432


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Streptococcus Mutans Dari Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

mm, konsentrasi 3% sebesar 3,83 [7]. Adnyana, I.K, Elin Y, Sigit, Joseph I,
mm, dan konsentrasi 3,5% sebesar Fisheri, Neng K, dan M. Insanu.2004. Efek
Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah
4,32 mm. Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah
Sebagai Antidiare.Acta. Phar. Ind. Vol.
DAFTAR PUSTAKA XXIX.
[8]. Adi, P, Noorhamdani, dan Rian
[1]. Kidd, E.A.M. dan S.J. Bechal. 1992. Hermawan. 2012. Uji Aktivitas Ekstrak
Dasar-Dasar Karies: Penyakit dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)
Penanggulangannya. Terjemahan Narlan Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri
Sumawinata & Safrida Faruk. EGC. Penyebab Karies Streptococcus mutans
Jakarta. Secara In Vitro. Skripsi. Program Studi
[2]. Roeslan, B.O. 1996. Karakteristik Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
Streptococcus mutans Penyebab Karies Kedokteran. Universitas Brawijaya.
Gigi. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi [9]. Pradewa, M.R. 2008. Formulasi Sediaan
FKG Usakti. Obat Kumur Berbahan Dasar Gambir
[3]. Departemen Kesehatan RI. 2014. Laporan (Uncaria gambier Roxb). Skripsi. Fakultas
Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013. Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Bogor.
[4]. Mc Cullough, MJ dan Farah CS. 2008.The [10]. Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan.
role of alcohol in oral carsinogenesis with Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
particular reference to alcohol-containing Pusat Antar Universitas IPB. Bogor.
mouthwashes. Australian Dental Journal.
[5]. Geidam, Y.A., A.G. Ambali dan P.A. [11]. Gennaro, R.A. 2000. Remington: The
Onyeyili. 2007. Preliminary phytochemical Science and Practice of Pharmacy. 20th
and antibacterial evaluation of crude Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
aqueous extract of Psidium guajava leaf. J. New York.
Applied Sci. [12]. Rowe, R.C., P.J. Sheskey, dan M.E.
[6]. Jayanti, M.F. 2011. Perbedaan Daya Quinn. 2009. Handbook
Hambat Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition.
Guajava L.) Varian Merah dan Putih Pharmaceutical Press. London.
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus [13]. Davis, W.W dan Stous T.R. 1971. Disc
mutans dan Staphylococcus Plate Methods of Microbiological
aureus.Skripsi.Program Studi Biologi Antibiotic Assay. Microbiology.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan [14]. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik
Biologi. Universitas Jember. Tumbuhan Tinggi. Terjemahan : Kosasih
Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung.

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 433


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

You might also like