You are on page 1of 7

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

EKSTRAK ETANOL DAUN BIDARA (Ziziphus mauritiana Lam)


TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans
Rangga Lestiawan
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Jl. Sudirman No.38, Petapahan, Kec. Lubuk Pakam,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20512

Corresponding author: ranggalestiawan40@gmail.com

ABSTRACT

The background of research is Streptococcus mutans, one of the normal microflora in the
mouth. However, if it is influenced by predisposing factors, it will become a pathogen. Bidara
leaves have antimicrobial activity against Streptococcus mutans, because bidara leaves contain
various compounds including alkaloids, flavonoids, tannins, saponins. The purpose of this study
was to determine how much inhibition was produced by bidara leaf extract on the growth of
Streptococcus mutans bacteria. This research method is an experimental study using the disc
diffusion method. The sample of this study was Streptococcus mutans, the dilution of bidara leaf
extract consisted of 4 concentrations including: 20%, 40%, 60%, 80%. Amoxicillin was used for
positive control. Based on the results of observations showed that the average diameter of the
inhibition zone of bidara leaf extract at a concentration of 20% with a diameter of 11,50 mm, at a
concentration of 40% and 60% with a diameter of 12,50 mm and 16,06 mm, at a concentration of
80% with a diameter of 17,50 mm. It can be concluded that the higher the concentration of
bidara leaf extract, the more the inhibition zone formed will increase. So that bidara leaves are
good for use in treating infections caused by Streptococcus mutans bacteria.
Keywords : Antbacterial, Bidara leaf extract, Streptococcus mutans
1. PENDAHULUAN masyarakat yang megalami karies gigi
Rongga mulut merupakan salah satu sebesar 43,1%. Sedangkan pada anak-anak
tempat dalam tubuh yang mengandung dengan kelompok usia 5-9 tahun jumlah
mikroorganisme dengan keanekaragaman anak yang menalami kerusakan serupa
paling tinggi dibanding tempat lain. sebanyak 54,0% (Riskesdas, 2018).
Mikroorganisme yang paling banyak Penggunaan tumbuh-tumbuhan
dirongga mulut yaitu Streptococcus mutans sebagai obat dalam proses penyembuhan
yang berperan terhadap awal terjadinya terhadap suatu penyakit merupakan bentuk
karies gigi. Selain itu, kaloni bakteri yang pengobatan yang tertua didunia. Masing-
ditemukan pada awal pembentukan plak masing budaya didunia mempunyai sistem
adalah bakteri Streptpcoccus mutans yang pengobatan tradisioal dan disetiap daerah
banyak diyakini para ahli sebagai penyebab dijumpai berbagai macam jenis tumbuh-
utama karies gigi (Rahmah, 2019). tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bahan obat. Dalam prediksi WHO (World
salah satu bagian dari kesehatan yang kini Health Organisation) pada tahun 1985
menjadi perhatian penting dalam diketahui bahwa sekitar 80% penduduk yang
pembangunan kesehatan penduduk ada didunia telah memanfaatkan berbagai
Indonesia maupun Negara-negara tumbuhan obat (Herbal medicine) dalam hal
berkembang (Pratama,2019). Karies gigi penobatan herbal (Priska, Ahmad 2019).
merupakan masalah kesehatan gigi yang Beragam cara dilakukan untuk
cukup tinggi dialami di Indonesia dengan mencegah penyebab dasar pembentuk karies
pravelensi lebih dari 80 % (Fatimatuzarro et gigi. Munculnya fenomena back to nature
al, 2016). Terdapat beberapa faktor mengisyaratkan bahwa tanaman maupun
penyebab karies gigi. Salah satu faktornya tumbuhan dialam semakin penting
yaitu keadaan gigi (host). Posisi gigi tidak peranannya. Obat tradisional mampu
terjaga dengan lengkung rahang atau biasa berperan dalam usaha pencegahan dan
disebut gigi berjejal. Kecendurang pengobatan penyakit berdasarkan bukti
terjadinya karies gigi meningkat pada ilmiah (Musadalipah dan Karmilah, 2018).
keadaan gigi yang berjejal ( Riyanti, 2018). Indonesia memliki beragam jenis dan
Penyebab utama karies gigi yaitu macam tumbuhan yang tersebar diberbagai
penumpukan plak gigi yang banyak daerah. Keanekaragaman tumbuhan tersebut
mengandung bakteri (Daud,2016). dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat
Streptococcus mutans merupakan kuman modern dan tradisional. Masyarkat
karsionegenik dengan segera mampu Indonesia telah lama mengenal dan
membentuk asam dari karbonat yang dapat memakai obat tradisional untuk mengobati
diragikan dan menyebabkan terbentuknya berbagai macam penyakit (Nugrahwati,
karies dan dapat tumbuh subur dalam 2016).
suasana asam dan dapat menempel pada Salah satu tumbuhan yang di
permukaan gigi karena kemampuannya gunakan sebagai bahan obat oleh
membuat polisakarida ekstrak seluler masyarakat yaitu bidara. Di arab
(Ikke,dkk, 2018). meggunakan tanaman daun bidara sebagai
Angka karies gigi di Indonesia antiseptic, anti jamur, anti inflamasi dan
sangat tinggi. Menurut hasil riset kesehatan untuk meyembuhkan penyakit kulit seperti
dasar tahun 2018, presentase masyarakat demartitis atopic, selain itu digunakan untuk
Indonesia yang mengalami karies gigi pengobatan bisul, luka, penyakit mata dan
sebesar 45,3%. Di Sumatera Utara, jumlah bronchitis. Sedangkan di iran telah
digunakan untuk mencuci rambut dan tubuh 2. Metode Penelitian
serta sebagai antimikroba (Aan yulianingsih, a). Alat dan Bahan
2019). Alat-alat yang digunakan dalam
Daun Bidara (Ziziphus mauritiana) penelitian ini adalah Autoklaf, Cawan Petri,
Mengandung golongan alkaloid, saponin, Erlenmeyer, Hot Plate, Tabung Reaksi,
flavonoid steroid dan tannin. Tanaman Oven, Rotary evaporator, Waterbath.
bidara memiliki kandungan fenolat dan Bahan-bahan yang digunakan dalam
flavonoid yang kaya akan manfaat, diantara penelitian ini adalah medium Nutrient Agar
manfaatnya terdapat manfaat biologi yaitu (NA), NaCl 0.9%, etanol 96% dan zat
antioksidan, antimikroba dan mencegah antibiotic (amoxicillin). Bahan kimia yang
timbulnya tumor, berdasarkan dari digunakan adalah Drangedrof, Amil alkohol,
kandungan fenolat daun bidara ini salah serbuk magnesium, HCL pekat, Besi (III)
satunya berfungsi untuk mencegah Klorida, Asam Klorida 2N, Hcl 2N.
tumbunya bakteri ( Nurul Marfuah, 2019).
b). Cara kerja Pembuatan Ekstrak Daun
a. Rumusan Masalah Bidara
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan Daun bidara dicuci menggunakan air
diatas, maka perumusan masalah pada bersih mengalir, setelah itu sampel
penelitian ini adalah : dikeringkan tanpa terkena paparan sinar
1. Apakah ekstrak etanol daun bidara matahari. Setelah kering selanjutnya sampel
dapat menghambat pertumbuhan diblender hingga menjadi serbuk dan sampel
bakteri Streptococcus mutans? siap diekstraksi. Daun bidara ditimbang
2. Apakah semakin tinggi konsentrasi sebanyak 500 gram dan dimasukan ke dalam
semakin mempunyai daya hambat wadah maserasi, kemudian ditambahkan
yang luas terhadap pertumbuhan etanol 96% sebanyak 2 liter hingga sampel
Streotococcus mutans? terendam secara sempurna. Wadah maserasi
ditutup dan disimpan selama 5 hari tanpa
b. Tujuan Penelitian terkena paparan sinar matahari langsung.
1). Tujuan umum Setelah itu dilakukan penyaringan untuk
 Untuk mengetahui aktivitas ekstrak memisahkan antara ampas dan ekstrak daun
etanol daun bidara (Ziziphus bidara. Ekstrak etanol yang telah diperoleh
mauritiana L.) dalam menghambat kemudian dikumpulkan dan dipekatkan
bakteri Streptococcus mutans. dalam rotary evaporator dan cairan
 Untuk mengetahui konsentrasi penyarinya diuapkan hingga diperoleh
20%,40%,60%,80% ekstrak etanol ekstrak etanol yang kental.
daun bidara (Ziziphus mauritiana L.)
dalam menghambat pertumbuhan c). Pembuatan variasi konsentrasi ekstrak
bakteri Streptococcus mutans. daun bidara
2). Tujuan Khusus Ekstrak etanol daun bidara dilakukan
 Untuk mengetahui konsentrasi dengan membuat seri konsentrasi tiap
diameter zona hambat dengan ekstrak menggunakan pelarut DMSO
konsentrasi berapakah yang paling (Dimetil Sulfoksida), dengan seri
efektif untuk menghambat konsentrasi 20% didapat dari 0,2 gram
pertumbuhan bakteri Streptococcus ekstrak daun bidara ditambah dengan 1 ml
mutans. DMSO (Dimetil sulfoksida). Seri
konsentrasi 40% dibuat dengan mengambil
0,4 gram ekstrak daun bidara ditambah B). Hasil Uji Aktivitas Antibakteri
dengan 1 ml DMSO (Dimetil sulfoksida).
Seri konsentrasi 60% dibuat dengan Pengujian ekstrak etanol daun bidara
mengambil 0,6 gram ekstrak daun bidara (Ziziphus maauritiana Lam) dilakukan
ditambah dengan 1 ml DMSO (Dimetil dengan metode difusi yaitu menggunakan
sulfoksida). Seri konsentrasi 80% dibuat kertas cakram yang telah direndam dalam
dengan mengambil 0,8 gram ekstrak daun larutan ekstrak etanol daun bidara dengan
bidara ditambah dengan 1 ml DMSO konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%,
(Dimetil sulfoksida). amoxicillin sebagai kontrol positif. Diameter
3. Hasil dan Pembahasan zona bening yang diukur dengan
A). Hasil Skrining Fitokimia menggunakan jangka sorong dalam satuan
pada ekstrak etanol daun bidara (mm), uji aktivitas ekstrak etanol daun
terdapat beberapa senyawa aktif berdasarkan bidara dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
skrining fitokimia yang telah dilakukan Diameter Zona Hambat
terhadap ekstrak etanol daun bidara (mm)
Pengulang
menunjukan bahwa, ekstrak etanol daun
an 20% 40% 60% 80% K
bidara menunjukkan hasil positif terhadap
pemeriksaan alkaloid, flavonoid, tannin, dan (+)
saponin. Hasil skrining terdapat pada 1 12,0 13,0 16.7 17,0 18,0
gambar 1 dan 2 0 0 0 0 0
2 11.0 12,5 16,0 17.5 19,0
0 0 0 0 0
3 11,5 12,0 15,5 18.0 19,5
0 0 0 0 0
Rerata 11,5 12,5 16.0 17.5 18,8
0 0 6 0 3
Berdasarkan tabel diatas
Gambar 1. Hasil Skrining Fitokimia menunjukan bahwa ekstrak etanol daun
Alkaloid dan Flavonoid bidara (Ziziphus mauritiana Lam) dapat
menghambat pertumbuhan bakteri
streptococcus mutans dengan konsentrasi
tertinggi 80%, mempunyai diameter zona
hambat terbesar

Gambar 2. Hasil Skrining Fitokimia Tannin


dan Saponin
C). Hasil analisa data dan hasil penelitian mm
Uji analisis data yang dilakukan
dengan uji One way-Anova, namun terlebih Berdasarkan Hasil Uji One Way-
dahulu dilakukan uji normalitas data dengan Anova didapatkan hasil signifikasi <0,05,
uji shapiro-wilk dengan signifikasi (p>0.05). maka terdapat perbedaan yang signifikan
antara kosentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, K
Shapiro-wilk (+). Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc
LSD untuk mengetahui aktivitas daya
Konsentrasi Ekstrak Perlakuan Sig. hambat dari tiap kelompok perlakuan
Konsentrasi 20% 3 1,000 konsentrasi yang signifikan terhadap
penghambatan pertumbuhan bakteri
Konsentrasi 40% 3 1,000 Streptococcus mutans dengan cara
membandingkan kelompok konsentrasi.
Konsentrasi 60% 3 0,817
Konsentrasi 80% 3 1,000 Konsentra 80 60% 40% 20% K
si % (+)
Kontrol (+) 3 0,637
80% - 0,01 0,00 0,00 0,00
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan 3 0 0 0
bahwa data tersebut “Terdistribusi Normal”
dengan (p>0,05). Setelah Uji normalitas 60% - - 0,00 0,00 0,00
dilakukan, maka dilanjutkan dengan uji 0 0 0
Homogenitas. Berdasarkan hasil test
40% - - - 0,06 0,00
homogenitas pada data disimpulkan bahwa
2 0
varians data sama/homogen dengan sig>
0,05. Selanjutnya dilakukan uji analisis One 20% - - - - 0,00
way-Anova, dan post-hoc LSD untuk melihat 0
adanya perbedaan yang signifikan pada
diameter zona hambat antara konsentrasi K (+) - - - - -
20%, 40%, 60%, 80%, dan K(+). Berdasarkan tabel data hasil uji post
D). Hasil Uji Anova hoc LSD di atas, menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara
Jumlah Rerata p- diameter konsentrasi 80% dengan
Perlakuan Pengulangan value konsentrasi 60%, konsentrasi 80% dengan
Anova konsentrasi 40%, konsentrasi 80% dengan
K (+) 3 18,83 p<0,05 konsentrasi 40%, konsentrasi 80% dengan
mm K+, konsentrasi 60% dengan konsentrasi
40%, konsentrasi 60% dengan konsentrasi
20% 3 11,50 20%, konsentrasi 60% dengan K+,
mm konsentrasi 40% dengan K(+), konsentrasi
20% dengan K+, dengan nilai p<0,05.
40% 3 12,50
Sedangkan antara konsentrasi 40% dengan
mm
20% tidak menunjukkan perbedaan yang
60% 3 16,06 signifikan dengan nilai p>0,05.
mm
80% 3 17,50
Musdalifah, Karmilah. (2018). Efektivitas
Ekstrak Daun Cabai Rawit
4. KESIMPULAN DAN SARAN (Capsicum Frustescens L.) Sebagai
a. Kesimpulan penumbuh Rmabut Terhadap Hewan
Berdasarkan hasil uji aktivitas Uji Kelici. Riest Ilmu Kesehatan.
antibakteri ekstrak etanol daun sintrong Nurul Murfuah,dkk. (2019). Uji efektivitas
dapat disimpulkan bahwa: Etanol Daun Bidara Terhadap
 Ekstrak etanol daun bidara memiliki Pertumbuhan Prpionibcterium
aktivitas antibakteri dalam acne. Jurnal Kesehatan.
menghambat pertumbuhan bakteri Rahmah. R. (2019). Formulasi Uji Aktivitas
Streptococcus mutans dengan Antibakteri Streptococcus mutans
metode difusi cakram. Dari Sediaan Obat Kumu Ekstrak
 Dengan menggunakan 4 konsentrasi Etanol Daun Belimbing Wuluh
yang dapat menghambat Secara In Vitro.
pertumbuhan bakteri dengan Riyanti. (2018). Pengenalan dan Perawatan
diameter paling lebar pada Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini.
konsenstrasi 80%. Jurnal Kedokteran Gigi Anak.
b. Saran Bandung: Alfabeta.
 Diharapkan kepada peneliti Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018).
selanjutnya untuk melakukan Badan Penelitian dan
pengujian ekstrak etanol daun bidara Pengembangan Kesehatan
terhadap mikroba lainnya. Kementerian RI tahun 2018.
 Diharapkan kepada peneliti
selanjutnya untuk membuat
formulasi daun bidara untuk sediaan
obat kumur ataupun obat herbal
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daud, N, S, Desi, A,S, Ifaya, M. (2016).
Formulasi pasta gigi infusa daun
jambu biji ( Psidium Guajava Linn)
dengan variasi konsentrasi na.CMC
sebagao bahan pengikat. Jurnal
Ilmiah Ibnu Sina.
Fatimatuzarro, Nadie, Rendra Prasetyo, and
Winda Amalia . (2016). Gambaran
Prilaku Kesehatan Gigi Anak
Sekolah Dasar Di Desa Bangsalsari
Kabupaten Jember. Jurnal Ikesmas.
Ikke, Hendra dan Ratnasari. (2018).
Aktivitas Perasan Biji Pinang
(Areca catechu L) Terhadap
Pertumbuhan Streptococcus mutans.
Jurnal. Makasar: Poltekes Farmasi
Makasar.

You might also like