You are on page 1of 8

1

DAYA HAMBAT EKSTRAK BUNGA RUKU-RUKU (Ocimum sanctum L.)


TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans

Siska Wahyuni, Yosmed Hidayat dan Vivi Fitriani


Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
siskawahyuni996@gmail.com

ABSTRACT

The Ocimum sanctum L. is plant one of the herbs that can be used, to treat
colic, cough, wound, and toothache. Rimbo Tarok people use O. Sanctum flower
as a toothache medicine that occurs due to bacterial activity that causes tooth
decay. One of the bacteria that play a role in the formation of dental plaque and
the development of dental caries is Streptococcus mutans. This study aims to
determine the power of inhibition of flower extract O. Sanctum on the growth of
S.mutans. This research was conducted in August 2017 at Padang State University
Laboratory. This research is an experimental research using Randomized
Complete Design (RAL) which consists of 6 treatments and 4 replications. The
treatment in this study used O. sanctum flower extract with several different
concentrations while the control using listen. Data of research result is processed
with Analysis Of variance (ANOVA) then continued with BNT test. The results
showed that O. Sanctum flower extract had the ability to inhibit the growth of
S.mutans bacteria with the average inhibitory zone diameter at 10% concentration
of 10.61 mm, the concentration of 15% had an average diameter of 12.05 mm, at
concentration of 20% average inhibit zone diameter of 12.50 mm, concentration
of 25% average inhibit zone diameter of 13.17 mm, and a concentration of 30%
have inhibited zone diameter of 15.54 mm, while positive control 10, 41 mm.
Based on the results of the study it can be concluded that O. sanctum flower
extract can inhibit the growth of S.mutans with effective concentration at a
concentration of 10%.

Keywords: Antibakteri, Ocimum sanctum L, Streptococcus mutans.

PENDAHULUAN kosmetik dan obat-obatan. Salah satu


Indonesia merupakan negara tanaman yang dapat digunakan
yang beriklim tropis, mempunyai sebagai obat tradisional adalah Ruku-
tanaman yang sangat beragam. ruku (Ocimum sactum L.).
Kurang lebih 1000 jenis tanaman Tanaman ruku-ruku telah
telah dimanfaatkan oleh masyarakat banyak dimanfaatkan oleh
sebagai jamu tradisional, bahan masyarakat. Daun tanaman ruku-
2

ruku dapat digunakan untuk Gigi merupakan tempat


mengobati demam, batuk, encok, menempelnya mikroba, bakteri yang
urat syaraf, sariawan, panu, mual dan dijumpai pada permukaan gigi
muntah-muntah. Biji ruku-ruku dapat Streptococcus mutans yang diduga
digunakan untuk mengobati merupakan unsur etiologis
sembelit, kencing nanah, penyakit (penyebab) utama kerusakkan gigi
mata, sedangkan akar digunakan atau pembusukkan gigi. Semua
untuk upaya mengobati penyakit mikroorganisme yang diteliti dalam
kulit (Dudarsono, 2002 dalam mulut, nampaknya tidak ada yang
Sesela, 2010). Tanaman Ruku-ruku memainkan peranan kariogenik yang
mengandung flavonoid, triterpenoid, lebih baik dari pada S. mutans,
minyak atsiri, alkaloid, tanin dan (Palezar dan Chan, 1988)
saponin. Berdasarkan kandungan Penggunaan bunga ruku-ruku
kimianya tanaman ruku-ruku sebagai obat sakit gigi dipandang
memiliki khasiat sebagai anti efektif oleh masyarakat tapi belum
oksidan, antimikroba, antimuntagen, ada data yang terkait kemampuan
dan anti alergi (Syafqatullah et al, ekstrak bunga ruku-ruku ini dalam
2013). menghambat pertumbuhan S.
Berdasarkan hasil observasi mutans. Berdasarkan uraian diatas
yang telah dilakukan, masyarakat maka peneliti telah melakukan
Rimbo Tarok menggunakan tanaman penelitian tentang “daya hambat
ruku-ruku ini sebagai obat sakit gigi. ekstrak bunga ruku-ruku (Ocimum
Masyarakat yang mengalami sakit sanctum L.) terhadap pertumbuhan
gigi pada umumnya diderita oleh Streptococcus mutans”
anak-anak. Beberapa masyarakat
menggunakan menggunakan lumatan METODE PENELITIAN
dari bunga ruku-ruku untuk Penelitian ini telah dilakukan
pengobatan dini pada sakit gigi. pada bulan Agustus tahun 2017.
Terutama untuk anak-anak yang Pengujian daya hambat ekstrak
tidak mau minum obat. bunga Ruku-ruku (Ocimum sanctum
L.) dilakukan dilaboratorium
3

Mikrobiologi Universitas Negeri diinokulasikan pada permukaan


Padang. medium NA yang ada pada cawan
Penelitian ini merupakan petri dengan menggunakan
penelitian eksperimen menggunakan makropipet. Inokulasi dilakukan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), secara aseptis didekat api bunsen.
dengan 6 perlakuan dan 4 kali Kemudian suspensi bakteri S. mutans
pengulangan untuk menguji berbagai diratakan dengan drill glas, hal
konsentrasi ekstrak bunga ruku-ruku tersebut dilakukan lagi pada cawan
terhadappertumbuhan bakteri petri berikutnya. Setelah itu kertas
Streptococcus mutans. Konsentrasi cakram yang sudah direndam pada
uji yang digunakan adalah listerin masing-masing perlakuan selama 30
sebagai komtrol positif 10%, ekstrak menit dioleskan sedikit didinding
bunga ruku-ruku 10%, 15%, 20%, cawan petri lalu letaakkan pada
25%, dan 30%. permukaan medium NA yang telah
Pengujian dengan metode diberi suspensi bakteri S.mutans
cakram (difusi agar) yaitu kertas secara berlahan dan ditekan sedikit
cakram direndam selama 30 menit agar kertas cakram dapat menempel
dalam masing-masing konsentrasi pada medium. Sekeliling cawan petri
ekstrak bunga ruku-ruku (Ocimum dililit dengan plastik warp agar udara
sanctum L.). Diambil 5 ml NA dan tidak dapat keluar masuk. Inkubasi
dimasukkan kedalam cawan petri medium tersebut kedalam inkubator
yang telah disterilisasikan. Setelah pada suhu 37oC hingga 24 jam
medium NA mengeras 1 ml suspensi dengan posisi cawan petri tersebut
bakteri Streptococcus mutans terbalik.
4

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Pengukuran Daya Hambat Ekstrak Bunga Ruku-ruku Terhadap
Streptococcus mutans
Rata-rata zona hambat Notasi
Perlakuan
(mm)
F. Ekstrak bunga ruku-ruku 30% 15,54 a
E. Ekstrak bunga ruku-ruku 25% 13,17 b
D. Ekstrak bunga ruku-ruku 20% 12,50 b
C. Ekstrak bunga ruku-ruku 15% 12,05 bc
A. Ekstrak bunga ruku-ruku 10% 10,61 cd
A. Listerin 10% (kontrol positif) 10,41 d
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda, berbeda nyata pada α 5%
menurut uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

dihasilkan bunga ruku-ruku sebagai


anti bakteri. Menurut Pratiwi (2008)
apabila agen mikroba yang telah
ditanami antimikroba pada medium
agar memiliki area jernih, maka area
jernih menunjukkan adanyahambatan
pertumbuhan mikroorganisme.
Adanya zona hambat yang
Gambar 1. Hasil Uji Ekstrak Bunga terbentuk pada perlakuan ekstrak
Ruku-Ruku Terhadap
Streptococcus mutans bunga ruku-ruku disebabkan oleh
adanya senyawa kimia yang
Berdasarkan hasil penelitian
terkandung didalamnya yaitu.
yang telah dilakukan diketahui
flavonoid, minyak atsiri, tanin dan
ekstrak bunga ruku-ruku memiliki
saponin (Syafqatullah et al., 2013)..
daya antibakteri terhadap
Masing- masing mekanisme senyawa
Streptococcus mutans. Kemampuan
kimia tersebut memiliki mekanisme
menghambat yang dimiliki ekstrak
yang berbeda dalam menghambat
bunga ruku-ruku dapat dilihat dari
pertumbuhan bakteri. Hal ini sesuai
zona hambat yang terbentuk pada
hasil dengan penelitian yang
setiap konsentrasi yang digunakan.
dilakukan oleh Nababan dan
Terbentuknya zona hambat diduga
Hasrudin (2015) dalam penelitian
karena adanya senyawa aktif yang
tersebut organ yang digunakan
5

adalah daun ruku-ruku, diperoleh mengganggu permeabilitas sel.


hasil penelitian bahwa ekstrak daun Terganggunya permeabilitas sel
ruku-ruku memiliki kemampuan dapat menyebabkan sel tersebut tidak
dalam menghambat pertumbuhan dapat melakukkan aktifitas hidup
bakteri Bacillus cereus. sehingga pertumbuhannya terhambat.
Menurut Widyaastusti (2013) Pemberian konsentrasi
Minyak atsiri mempunyai aktivitas ekstrak yang berbeda menunjukkan
biologis sebagai antimikroba. pengaruh yang berbeda terhadap
Minyak atsiri menyebabkan diameter zona hambat yang
denaturasi protein, yaitu merubah dihasilkan. Berdasarkan hasil uji
molekul protein atau asam lemak, menunjukkan bahwa rata-rata
menghambat kerja enzim dan diameter zona hambat ekstrak bunga
mengganggu sintesis asam nuklaet. ruku-ruku terhadap pertumbuhan S.
Sedangkan flavonoid berfungsi mutans mengalami peningkatan
sebagai antimikroba dengan cara seiring dengan pemberian
mengikat protein dan menghambat konsentrasi ekstrak yang digunakan.
aktivitas enzim sehingga Hasil pengujian pengujian
mengganggu proses metabolisme menunjukkan bahwa semakin besar
bakteri (Robinson, 1995). konsentrasi ekstrak bunga ruku-ruku
Selain minyak atsiri dan yang digunakan maka semakin luas
flavonoid terdapat senyawa lain yang pula diameter zona hambat terhadap
memiliki daya anti bakteri yaitu tanin S. mutans. Menurut Palezar dan
dan saponin. Menurut Jawetz et al., Chan, (1988) semakin tinggi
(2005) saponin pada permukaan sel konsentrasi suatu bahan antibakteri
akan menyebabkan naikknya maka aktivitas antibakteri semakin
permeabilitas sehingga membran sel kuat pula sel mikroorganisme mati
menjadi bocor. Sedangkan menurut atau terhambatnya pertumbuhannya.
Maliana et al., (2013) dalam Pada Tabel 1. Terlihat
Muniral., dkk (2016) tanin sebagai bahwah hasil uji BNT taraf 5%
antibakteri mampu mengerutkan diameter zona hambat bakteri S.
dinding sel bakteri sehingga dapat mutans dengan nilai LSD (Least
6

Significant Difference) yaitu 0,38 Menurut Rahmawati (2008)


mm didapat bahwa diameter zona pengukuran kekuatan antibakteri
hambat terbesar dari ekstrak buga berdasarkan metode Davis-Stout,
ruku-ruku pada konsentrasi 30% menyatakan jika diameter zona
yaitu sebesar 15,54 mm, sedangkan hambat <5 mm dikategorikan lemah,
zona hambat yang terkecil terdapat diameter zona hambat 5-10 mm
pada konsentrasi 10% yaitu sebesar dikategorikan sedang, diameter zona
10,61 mm. Literin sebagai kontrol hambat 10-20 mm dikategorikan
positif dengan konsentrasi 10% kuat, dan diameter zona hambat > 20
memiliki zona hambat sebesar 10,41 mm dikategorikan sangat kuat.
mm. Konsentrasi efektif suatu zat yang
Adanya perbedaan besar atau aktif nantinya akan menjadi patokkan
kecilnya diameter zona hambat yang dalam mengambil nilai minimum
terbentuk kemungkinan dipengaruhi untuk uji bakteri bila diameter zona
oleh jumlah senyawa antibakteri hambatnya > 10 mm.
yang terdapat pada bunga ruku-ruku. Berdasarkan standar tersebut,
Sesuai Pernyataan Rastina dkk, maka aktifitas daya hambat ekstrak
(2015) yaitu peningkatan konsentrasi bunga ruku-ruku hampir semua
ekstrak menghasilkan diameter daya perlakuan memiliki kategori kuat
hambat yang semakin luas. Menurut karena memiliki diameter zona
Jawetz et al., (2001) suatu zat hambat 10-20 mm, namun pada
antimikroba menjadi efektif apabila konsentrasi10% dianggap sebagai
dipengaruhi oleh konsentrasi zat konsentrasi yang paling efektif dalam
tersebut. Semakin tinggi konsentrasi menghambat pertumbuhan S. mutans
ekstrak menyebabkan kandungan karena diameter zonahambat yang
bahan aktif yang berfungsi sebagai terbentuk pada konsentrasi 10%
bahan antimikroba semakin tersebut menyamai diameter zona
meningkat, sehingga kemampuan hambat Listerin 10% sebagai control
dalam menghambat prtumbuhan positif. Menurut Akarina (2011)
mikroba juga semakin besar. dalam penelitiannya tentang uji
aktivitas anti bakteri ekstrak etanol
7

daun ruku-ruku terhadap bakteri S. Ruku (Ocimum sacntum L.)


dari Padang, Solok, dan
mutans bahwa ekstrak etanol daun
Bukittinggi. Fakultas
ruku-ruku memberikan batas daerah Farmasi. Universitas
Andalas.
hambat yang efektif pada konsentrasi
90%dengan diameter 14,3 mm. Hal Jawetz, Melnick, dan Adelbergs.
2005. Mikrobiologi
ini membuktikan bunga ruku-ruku
Kedokteran (Medical
dapat digunakan sebagai obat kumur Microbiology). Jakarta :
Salemba Medika.
menggantikan listerin dalam
mengatasi karies gigi. Marianne, Kasmirul. 2006. Uji Efek
Antibakteri Minyak Atsiri
Daun Ruku-Ruku (Ocimum
KESIMPULAN sanctum L.) terhadap
Bakteri Staphylococcus
Berdasarkan hasil dan
areus. FMIPA USU. Journal
pembahasan dalam penelitian ini Komunikasi Penelitian. Vol
18 No 39-4
dapat disimpulankan bahwa Ekstrak
bunga ruku-ruku (Ocimum sacntum Nababan, evalentina. dan Hasrudin.
2015. Pengaruh Pemberian
L.) mampu menghambat
Ekstrak Etanol
pertumbuhan Streptococcus mutans. DaunKemangi (Ocimum
Sanctum L.) Terhadap
Konsentrasi yang paling efektif
Pertumbuhan Bakteri
menghambat pertumbuhan S. mutans Bacilluscereus.Universitas
Negeri Medan. Vol 1. No 2.
adalah pada perlakuan B konsentrasi
10%. Palezar, M. J. Dan Chan, E. C. S.
1988.Dasar-
dasarMikrobiologi. Ed 2.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Universitas
Indonesia
Akarina, Widya. 2011. Uji Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Etanol
Pratiwi, Sylvia T. 2008.
Daun Ruku-Ruku (Ocimum
Mikrobiologi Farmasi.
Sanctum L.) Dan Formulasi
Yogyakarta: Erlangga
Sediaan Obat Kumur-
Kumur. [skripsi]. Fakultas
Rahmawati, F. 2008. Isolasi dan
FarmasiUniversitas
Karakterisasi Senyawa
Sumatera Utara
Antibakteri Ekstrak Daun
Miana ( Coleus Scuate L.
Hasanah, Mardiyati. 2016. Analisis
Benth). Tesis. Departemen
Komposisi Minyak Atsiri
Biokimia Pertanian Bogor.
Daun dan Bunga Ruku-
8

Rastina, Mirnawati Sudarwanto, dan


Ietje Wientarsih. 2015.
Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Kari
(Murraya koenigii)
Terhadap Staphylococcus
aureus, Escherichia coli,
Dan Pseudomonas Sp.
Jurnal Kedokteran Hewan.
Vol. 9 No. 2,

Robinson. 1995. Kandungan


Organik Tumbuhan Tinggi.
Bandung: ITB

Sesela, AlisaDyan. 2010. Formulasi


Lozenges Yang
Mengandung Ekstrak
Kemangi (Ocimum sanctum
L.). Skripsi. Fakultas
Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Shafqatullah, Khurram Muhammad,


Asadullah,
Khakiqurrehman, dan Khan
Faehat Ali. 2013.
Comparative Analyses Of
Ocimum sanctum L Stem
And Leaves For
Phytochemicals And
Inorganic Constituent.
Middle Eats Journal Of
Scintific Research. Vol 13
No 2:236-240.

Widyaastuti, Emilia Tri. 2013.


IdentifikasiKarakter Dan
Kadar
MinyakAtsiriBeberapaAkses
iKemangi
(Ocimumcanumsims).
Skripsi.Fakultaspertanian
:Bogor

You might also like