You are on page 1of 9

ISSN 2087-0725

UJI EFEKTIFITAS DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN CENGKEH


(Syzigium aromaticum) DAN DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus)
DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans

Saudi Fitri Susanti*), Risa Zeny Safitri


*)
Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik
email korespondensi: saudiafitri@gmail.com

ABSTRACT

Clove leaves (Syzigium aromaticum) and ceremai leaves (Phyllanthus acidus)


contain active compounds namely phenol group compounds, for exaple polyphenols,
tannins, and flavonoids which have antibacterial effects because they can inhibit the
growth of Streptococcus mutans bacteria that cause dental caries. The purpose of this
studywas to determine the effectiveness of the inhibitory power ofclove leaves (Syzigium
aromaticum)and ceremai leaves (Phyllanthus acidus) and to find out which are more
effective to inhibit the growth of Streptococcus mutans bacteria. The experimental study
used disc diffusion method with several extract concentrations of 30%, 40%, 50%, and
60% carried out at the Delima Husada Gresik Laboratory of Health Analyst in July 2018.
The results showed that clove leaf extract (Syzigium aromaticum) and ceramai leaf
extract (Phyllanthus acidus) can inhibit the growth of Streptococcus mutans bacteria. The
biggest inhibitory zone in clove leaf extract (Syzigium aromaticum) is at a concentration
of 30%e with an average inhibition zone of 16 mm. In the largest inhibition zone of
(Phyllanthus acidus) axtract at a concentration of 30% whit an average inhibition zone of
8 mm. This proves that clove leaves are more effective than ceremai leaves to inhibit the
growth of Streptocoocus mutans bacteria.

Keywords: Clove leaves (Syzigium aromaticum), (Phyllanthus acidus), Streptococcus


mutans

PENDAHULUAN

Gigi berlubang atau karies gigi Karies gigi disebabkan oleh


merupakan penyakit pada rongga mulut empat faktor yaitu mikroorganisme, host,
yang paling sering ditemukan di substrat, dan waktu (Kidd &
masyarakat. Penyakit ini dapat terjadi Joyston,1992). Salah satu
pada setiap masyakat Indonesia baik pada mikroorganisme penyebab terjadinya
laki-laki dan perempuan demineralisasi jaringan keras gigi adalah
(Miftahendarwati, 2014). Persentase Streptococcus mutans. (Korithoski dkk,
penduduk yang mempunyai masalah gigi 2005).
dan mulut menurut Riskesdas tahun Streptococcus mutans adalah
(2007) dan (2013) meningkat dari 23,2% bakteri gram positif yang dapat melalui
menjadi 25,9%. Hal ini disebabkan proses metabolisme karbohidrat terutama
karena kurangnya kesadaran masyarakat sukrosa dan menciptakan suasana asam
terhadap kesehatan dan kebersihan di rongga mulut. Fermentasi sukrosa
rongga mulut (Miftahendarwati, 2014). dapat menyebabkan pH plak turun

Jurnal Sains Vol.9 No.17 (2019) 25


ISSN 2087-0725

sampai pH 4,5–-5,0. Penurunan pH plak antiseptik dan antispasmodik


yang terjadi secara terus menerus (Nurdjannah, 2004).
menyebabkan proses demineralisasi pada Minyak ekstrak cengkeh dapat
permukaan gigi sehingga proses karies dipakai sebagai bahan aktif atau
dapat terjadi (Thifal, 2016). pembuatan obat kumur karena sifatnya
Pencegahan karies gigi dapat sebagai anti mikroba. Selain itu minyak
melalui penyikatan gigi yang sering daun cengkeh juga sering digunakan
dengan serat halus seperti sutra dalam berbagai macam pengobatan,
(Nugraha, 2008). Pencegahan karies gigi antara lain sebagai obat batuk, obat sakit
juga dapat dilakukan dengan cara perut, dan obat sakit gigi. Selain itu
membersihkan plak dengan obat kumur minyak atsiri juga sering digunakan
(Carranza FA, 2002 dalam Sinaredi, untuk mengobati infeksi pada kulit
2014). (Suryanto E, 2012 dalam Andries dkk
Namun penelitian Pratiwitelah 2014).
membuktikan bahwa penggunaan Daun cengkeh mengandung
Chlorhexidine jangka panjang senyawa aktif seperti terpenoid,
menimbulkan efek merugikan (Pratiwi, flavonoid, alkaloid, fenolat, tanin,
2005). Oleh karena itu banyak dilakukan saponin dan glikosida. Senyawa dalam
penelitian dengan memanfaatkan bahan daun cengkeh yang berupa flavonoid,
alam yang bertujuan untuk menghasilkan fenolat, tanin dan terpenoid mempunyai
obat-obatan dalam upaya mendukung efek antibakteri dengan cara merusak
program pelayanan kesehatan gigi, membran dan struktur selnya (Ayoola
khususnya untuk mencegah dan dkk., 2008).
mengatasi penyakit karies gigi (Sabir, Tanaman lain yang dapat
2005). digunakan sebagai obat tradisional yaitu
Tanaman yang dapat dipercaya ceremai (Phyllanthus acidus). Tanaman
untuk dijadikan obat tradisional adalah ini mempunyai manfaat untuk mengobati
daun cengkeh (Syzygium Aromatic). urus-urus, mengobati mual, asma, dan
Cengkeh (Syzygium sariawan. Daun ceremai (Phyllanthus
Aromatic)merupakan tanaman rempah acidus) memiliki kandungan flavonoid,
yang sejak lama digunakan dalam polifenol, alkaloid, dan tanin (Hariana,
industri makanan, minuman, dan obat- 2013).
obatan tradisional. Ekstrak daun ceremai dilaporkan
Di Eropa dilaporkan sejak abad mempunyai berbagai aktifitas fisiologi
14 campuran ekstrak cengkeh dan antara lain sebagai antimikroba,
kapolaga telah digunakan sebagai obat antioksidan, anti inflamasi, anti malaria
anti plaque / karang gigi (Nurdjannah, dan analgesik (Jagajothi, dkk 2013).
2004). Tanaman cengkeh memiliki Berdasarkan uraian di atas maka
kandungan minyak atsiri yang cukup timbul suatu permasalahan yaitu Apakah
tinggi dan mempunyai bau khas karena ekstrak daun cengkeh Syzygium
semua bagiannya mulai dari akar, batang, aromaticum dapat menghambat
dan daun, sampai dengan bunganya pertumbuhan bakteri Streptococcus
mengandung minyak atsiri atau essential mutans?Apakah ekstrak daun ceremai
oil ( Kumala dkk, 2008). Kandungan Phyllantus acidus dapat menghambat
minyak atsiri cengkeh terdapat dalam pertumbuhan bakteri Streptococcus
jumlah yang cukup besar, baik dalam mutans? Serta manakah yang lebih
bunga (10-20%), tangkai (5-10%) efektif untuk menghambat pertumbuhan
maupun daun (1-4%). Minyak cengkeh bakteri Streptococcus mutans?
juga mempunyai komponen eugenol Tujuan penelitian ini adalah untuk
dalam jumlah besar (70-80%) yang mengetahui efektifitas dari ekstrak daun
mempunyai sifat sebagai stimulan, cengkeh sebagai penghambat
anestetik lokal, karminatif, antiemetik, pertumbuhan bakteri Streptococcus
mutans penyebab karies gigi, untuk

Jurnal Sains Vol.9 No.17 (2019) 26


ISSN 2087-0725

mengetahui efektifitas dari ekstrak daun bantuan shaker hingga tercampur,


ceremai sebagai penghambat kemudian diendapkan selama 24 jam.
pertumbuhan bakteri Streptococcus Campuran disaring untuk mendapatkan
mutans penyebab karies gigi, untuk filtratnya. Filtrat dipanaskan dengan suhu
membandingkan efektifitas ekstrak daun 50°C selama 15 menit. Hasil ekstrak
cengkeh dan ekstrak daun ceremai untuk ditempatkan ditempat tertutup dan
menghambat pertumbuhan bakteri terhindar dari paparan cahaya matahari
Streptococcus mutans. langsung.
Tahap ketiga yaitu larutan
ekstrak cengkeh dan ekstrak ceremai
BAHAN DAN METODE diencerkan dengan etanol. Dalam
membuat ekstrak cengkeh konsentrasi
Jenis rancangan penelitian yang 30%, 40%, 50%, dan 60% dengan cara
digunakan adalah penelitian pengenceran dari konsentrasi 100%.
eksperimental menggunakan teknik Tahap keempat Petridish, tabung
difusi cakram. Sampel pada penelitian ini erlenmeyer, pipet ukur dicuci terlebih
adalah daun ceremai (Phyllantus acidus) dahulu kemudian dimasukkan ke dalam
dan daun cengkeh (Syzigium autoklaf bersama dengan kapas lidi yang
aromaticum) serta bakteri Streptococcus sudah dibungkus alumunium foil untuk
mutans. Alat yang digunakan yaitu disterilkan dengan suhu 121 ºC selama
tabung reaksi, rak tabung, ose bulat, lidi 15 menit sedangkan untuk pembuatan
kapas, petridisk, pinset, oven, gelas ukur, media MH (Muller Hinton) yaitu Media
corong, kertas saring, alumunium foil, MH (Muller Hinton) ditimbang sesuai
kapas berlemak, autoklaf, inkubator, perhitungan yaitu 4,0 gram, kemudian
timbangan digital, gelas arloji, serbuk yang telah ditimbang dilarutkan
erlenmeyer, bunsen, batang pengaduk, dengan aquadest sebanyak 120 ml,
pipet ukur,pH meter. Bahan penelitian ini dilarutkan hingga homogen dengan
yaitu Aquadest steril, HCl 0,1 N, NaOH dipanaskan diatas api dan tidak sampai
0,1 N, Etanol 70%, Bacl 1%, H2SO4 1%, mendidih. pH media diatur 7,4 ± 0,2
Nacl 0,9% steril (PZ steril), blank disk, dengan larutan HCl 0,1 N atau larutan
media CAS (Coklat Agar Salt), media Nacl 0,1 N. Setelah pH sesuai media
MH (Muller Hinton). disterilkan dengan autoklaf pada suhu
Tahap pertama Bakteri yang 121°C dipertahankan selama 15 menit.
diperoleh dari stok bakteri murni Balai Media yang telah disterilisasi kemudian
Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya dituang ke cawan petri masing masing 15
yang tersedia dalam media CAS (Coklat ml secara steril dengan bunsen. Media
Agar Slide) kemudian diperbanyak dibiarkan sampai membeku dan siap
dengan meng- gunakan media CAS digunakan.
(Coklat Agar Slide) dari Laboratorium Tahap kelima pembuatan
Mikrobiologi Akademi Analis Kesehatan standart Mac Farland yaitu dua tabung
Delima Husada Gresik. Setelah itu disiapkan untuk standart Mac Farland
diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 24 0,5% dan suspensi kuman. BaCl2 1%
jam. dipipet sebanyak 0,1 ml kemudian
Tahap kedua pembuatan ekstrak dimasukkan ke dalam tabung pertama.
dari daun cengkeh dan daun ceremai. H2SO4 1% dipipet sebanyak 9,9 ml dan
Daun tersebut dicuci dengan aquadest dimasukkan ke dalam tabung yang berisi
steril, dikeringkan dioven dengan suhu 0,1 ml BaCl2, dicampur sampai
ruang, dihaluskan sampai menjadi homogen. Campuran tersebut diambil 5
serbuk. Serbuk daun cengkeh dan daun ml, kemudian dimasukkan ke dalam
ceremai ditimbang sebanyak 25 gram tabung kedua. Ditambahkan aquadest
dan ditempatkan dierlenmeyer tertutup, sebanyak 5 ml dan dicampur sampai
dilarutkan dengan etanol 70% sebanyak homogen. Standart Mac Farland 0,5%
375 ml. Campuran diaduk dengan siap digunakan sebagai pembanding

Jurnal Sains Vol.9 No.17 (2019) 27


ISSN 2087-0725

suspensi kuman (kekeruhan yang (Phyllanthus acidus) Serta control negatif


terbentuk sebanding dengan kepadatan (Etanol 70%), control positif
sel 1,5 juta CFU/ml). (Eritromisin). Cawan petri yang sudah
Tahap keenam dilakukan uji diinkubasi selama 24 jam pada suhu
antimikroba yaitu menggunakan metode 37°C kemudian dilihat zona hambat yang
difusi cakramdisk dengan cara Lidi kapas terbentuk. Zona hambat yang terbentuk
steril diambil dan dicelupkan ke dalam dalam penelitian ini dapat dilihat pada
suspensi kuman, lidi kapas ditekan-tekan Gambar 1. Control positif dan control
pada dinding tabung untuk membuang negatif. dan pada Gambar 2. Zona
kelebihan kuman di inokulum. Lidi kapas hambat ekstrak daun cengkeh (Syzigium
tersebut diusapkan pada seluruh aromaticum).
pemukaan media agar Mueller Hinton
sambil memutar 60˚, dan diinkubasi
selama ±5 menit. Blank disk dicelupkan
kedalam masing-masing ekstrak daun
cengkeh dan daun ceremai dengan variasi
konsentrasi 30%, 40%, 50%, 60%.
Untuk control negatif blank disk
direndamdalam etanol 70%, untuk
kontrol positif blankdisk direndamkan ke
dalam eritromisin. Diinkubasi selama ±3
menit agar blank disk benar-benar
menjadi jenuh. Gambar 1. Control positif dan control
Disk yang berisi kontrol positif negatif
dan kontrol negativediletakkan
menggunakan pinset steril, dan masing-
masing konsentrasi ekstrak daun ceremai
dan daun cengkeh ke dalam media
Mueller Hinton, diinkubasi pada suhu
37˚C selama 24 jam. Keesokan harinya
dilakukan pembacan hasildengan
caradiamati adanya zona terang yang
terbentuk di sekitar disk.
Interpretasi hasil uji anti mikroba adalah
sebagai berikut :
− Jika terdapat zona terang Gambar 2. Zona hambat ekstrak daun
disekeliling disk maka hasilnya cengkeh (Syzigium
positif, diukur diameter zona aromaticum).
hambatnya.
Hasil penelitian seperti yang terlihat pada
− Jika tidak terdapat zona hambat
Gambar 1 dan 2 menunjukkan adanya
maka hasilnya negatif.
daya hambat ekstrak daun cengkeh
(Syzigium aromaticum) terhadap bakteri
Streptococcus mutans. Hal ini dibuktikan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan terbentuknya zona bening
disekitar cakram diskekstrak daun
Penelitian ini dilakukan dengan cengkeh.
cara membiakkan bakteri Streptococcus
mutans dalam media MH pada cawan Tabel 1 menunjukan hasil uji
petri disertai dengan peletakan disk yang efektifitas daya hambat ekstrak daun
diberi ekstrak daun cengkeh (Syzigium cengkeh (Syzigium aromaticum) terhadap
aromaticum) dan ekstrak daun ceremai bakteri Streptococcus mutans.

Jurnal Sains Vol.9 No.17 (2019) 28


ISSN 2087-0725

Tabel 1.Hasil Uji Efektifitas Daya Hambat Ekstrak Daun Cengkeh (Syzigium
aromaticum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans

No Konsentrasi Zona hambat (mm) Rata-rata Keterangan


Ulangan Ulangan (mm)
1 2
1. 30% 14 18 16 Ada hambatan
2. 40% 10 14 12 Ada hambatan
3. 50% 10 12 11 Ada hambatan
4. 60% 12 14 13 Ada hambatan
5. Control (+) 20 20 20 Ada hambatan
6. Control (-) 0 0 0 Tidak ada hambatan

Zona hambat yang terbentuk Hasil penelitian seperti yang terlihat pada
dalam penelitian ini juga dapat dilihat Gambar 3. menunjukkan adanya daya
pada Gambar 3. Zona hambat ekstrak hambat ekstrak daun ceremai
daun ceremai (Phyllanthus acidus). (Phyllanthus acidus) terhadap bakteri
Streptococcus mutans. Hal ini dibuktikan
dengan terbentuknya zona bening
disekitar cakram disk ekstrak daun
ceremai.

Gambar 3. Zona hambat ekstrak daun


ceremai (Phyllanthus acidus).
Tabel 2Hasil Uji Efektifitas Daya Hambat Ekstrak Daun Ceremai (Phyllanthus acidus)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans.

No Konsentrasi Zona hambat (mm) Rata-rata Keterangan


Ulangan1 Ulangan2 (mm)
1. 30% 6 10 8 Ada hambatan
2. 40% 0 0 0 Tidak ada
hambatan
3. 50% 4 0 2 Ada hambatan
4. 60% 4 0 2 Ada hambatan
5. Control (+) 20 20 20 Ada hambatan
6. Control (-) 0 0 0 Tidak ada
hambatan

Dari hasil di atas dapat diketahui terhadap Streptococcus mutans.


sesuai dengan gambar 1 dan 2 dan tabel Kemampuan antibakteri terhadap
1, ekstrak daun cengkeh (Syzigium Streptococcus mutans pada penelitian ini,
aromaticum) memiliki potensi antibakteri jika dilihat dari tabel 1 menunjukkan

Jurnal Sains Vol.9 No.17 (2019) 29


ISSN 2087-0725

hasil yang bervariasi yaitu ekstrak daun golongan fenol yang pada dasarnya
cengkeh mampu menghambat mempunyai sifat antibakteri (Kumala dan
pertumbuhan bakteri Streptococcus Indriani, 2008).Senyawa fenol memiliki
mutans pada konsentrasi 30%, 40%, mekanisme kerja dalam menghambat
50%, 60% yang ditandai dengan adanya pertumbuhan bakteri dengan cara
zona hambat disekitar cakram disk. Pada inaktivasi protein pada membran
kosentrasi terendah yaitu, 30% ekstrak sel(Susanti dalam Novita, 2016).
daun cengkeh dapat menghambat Senyawa fenol sebagai
pertumbuhan bakteri Streptococcus antibakteri pada konsentrasi rendah
mutans dengan nilai rata-rata 16 mm, adalah dengan merusak membran
sedangkan pada konsentrasi ekstrak daun sitoplasma dan menyebabkan kebocoran
cengkeh tertinggi adalah pada pada inti sel, sedangkan pada konsentrasi
konsentrasi 60% didapatkan hasil dengan tinggi senyawa fenol berkoagulasi
nilai rata-rata 13 mm. dengan protein seluler(Volk & Wheller
Menurut Davis dan Stout dalam dalam Novita, 2016).
Bempa Sally dkk (2014), klasifikasi Hasil yang diperoleh dari ekstrak
respon hambatan pertumbuhan bakteri daun ceremai terhadap pertumbuhan
yang dilihat berdasarkan diameter zona bakteri dapat dilihat pada gambar 3 dan
bening terdiri atas 4 kelompok yaitu tabel 2 yang memiliki potensi antibakteri
respon lemah (diameter ≤5 mm), sedang terhadap bakteri Streptococcus
(diameter 5-10 mm), kuat (diameter 10- mutanspada konsentrasi 30%, 50%, dan
20 mm), dan sangat kuat (diameter ≥20 60% yang ditandai adanya zona hambat
mm). Berdasarkan klasifikasi tersebut disekitar cakram disk. Pada konsentrasi
didapatkan hasil bahwa semua 30% dapat menghambat pertumbuhan
konsentrasi ekstrak daun cengkeh bakteri Streptococcus mutans dengan
memiliki efek antibakteri terhadap nilai rata-rata 8 mm. Dan pada
pertumbuhan pertumbuhan Streptococcus konsentrasi ekstrak daun ceremai 50%
mutans dengan kategori kuat pada dan 60% didapatkan hasil dengan nilai
konsentrasi 30%, 40%, 50%, dan 60%. rata-rata 2 mm. Hasil yang diperoleh dari
Pada dasarnya uji daya hambat ekstrak daun ceremai pada konsentrasi
akan memberikan hasil bahwa semakin 30% termasuk dalam kategori sedang,
tinggi konsentrasi maka semakin besar sedangkan pada konsentrasi 50% dan
zona hambatnya, dan semakin rendah 60% termasuk dalam kategori lemah.
konsentrasi maka semakin kecil zona Senyawa aktif yang terkandung
hambatnya (Ajizah, 2014). Namun pada dalam daun ceremai (Phyllanthus acidus)
hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang bersifat sebagai antibakteri adalah
zona hambat yang terbentuk mengalami tanin (Hariana, 2013). Mekanisme kerja
penurunan pada konsentrasi ekstrak yang senyawa tanin dalam menghambat sel
lebih tinggi.Hal ini dapat diasumsikan bakteri adalah dengan cara mengkerutkan
bahwa Menurut Elifah dalam Fajar dinding sel atau membran sel sehingga
Kusuma Dewi (2010) diameter zona mengganggu permeabilitas sel itu
hambat yang terbentuk tidak selalu naik sendiri(Ajizah, 2004).
sebanding dengan naiknya konsentrasi Pada penelitian Hasibuan (2018)
ekstrak.Hal ini disebabkan karena menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
perbedaan kecepatan difusi senyawa ceremai lebih mudah menghambat
antibakteri pada media agar serta jenis pertumbuhan bakteri gram positif
dan konsentrasi senyawa antibakteri yang dibandingkan dengan bakteri gram
berbeda juga memberikan diameter zona negatif, karena struktur dinding sel
hambat yang berbeda pada waktu bakteri gram positif berlapis tunggal
tertentu. dengan kandungan lipid yang rendah dari
Daun cengkeh mengandung pada bakteri gram negatif.
minyak atsiri dengan komponen utama Selain tanin ekstrak daun
berupa eugenol. Eugenol tergolong dalam ceremai (Phyllanthus acidus) juga

Jurnal Sains Vol.9 No.17 (2019) 30


ISSN 2087-0725

mengandung senyawa flavonoid 60%. Konsentrasi paling optimal


Mekanisme kerja flavonoid berfungsi dalam menghambat pertumbuhan
sebagai antibakteridengan cara bakteri Streptococcus mutans
mendenaturasi protein sel bakteri dan adalah pada konsentrasi 30%
merusak membran sel tanpa dapat dengan diameter zona hambat 16
diperbaiki lagi (Juliantina dkk, mm.
2008).Meskipun cara kerja senyawa 2. Ekstrak daun ceremai
flavonoid mendenaturasi protein sel (Phyllanthus acidus) dapat
bakteri dan merusak membran sel tanpa menghambat pertumbuhan
dapat diperbaiki lagi, namun senyawa bakteri Streptococcus mutans
flavonoid yang terkandung dalam daun pada konsentrasi 30%,50%,dan
ceremai belum sepenuhnya 60%. Konsentrasi paling optimal
mendenaturasi protein sel bakteri dalam menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans yang tergolong bakteri Streptococcus mutans
bakteri gram positif.Pada penelitian ini adalah pada konsentrasi 30%
flavonoid yang terkandung didalam daun dengan nilai rata-rata diameter
ceremai diduga sudah rusak sehingga zona hambat 8 mm.
tidak bisa menghambat bakteri 3. Ekstrak daun cengkeh (Syzigium
Streptococcus mutans dengan sempurna. aromaticum) lebih efektif untuk
Hal ini dikarenakan pada saat proses menghambat pertumbuhan
pemanasan suhu terlalu tinggi dan waktu bakteri Streptococcus mutans
yang digunakan untuk pemanasan terlalu dengan nilai rata-rata diameter
lama. Menurut penelitian (Sa’adah dkk, zona hambat sebesar 16mm.
2017) proses pemanasan dapat Dibandingkan dengan ekstrak
mengakibatkan penurunan kadar total daun ceremai (Phyllanthus
flavonoid sebesar 15-78%. Flavonoid acidus) yang hanya a
merupakan senyawa fenol yang memiliki menghambat pertumbuhan
sistem aromatik yang terkonjugasi.Sistem bakteri Streptococcus mutans
aromatik terkonjugasi mudah rusak pada dengan rata-rata diameter zona
suhu tinggi. hambat sebesar 8mm.
Pada penelitian ini didapatkan
hasil bahwaekstrak daun cengkeh DAFTAR PUSTAKA
(Syzigium aromaticum) lebih efektif
dibandingkan dengan ekstrak daun A.Jagajothi, Ganapathy M, Evanjelene
ceremai (Phyllanthus acidus) untuk Vasthi K, Ayyavuv N and
menghambat pertumbuhan bakteri PadamanabhanV. 2013.
Streptococcus mutans, karena daun Antimicrobial Activity and
cengkeh (Syzigium aromaticum) Phytochemical Analysis of
mempunyai kandungan minyak atsiri Phyllanthus Acidus. International
yang lebih banyak dari pada daun Journal of Innovation in Science
ceremai (Phyllanthus acidus). and Mathematics. 2(1):2347–9051.
Ajizah Aulia. 2004. Sensitivitas
Salmonella Typhimurium
KESIMPULAN Terhadap Ekstrak Daun Psidium
Guava L. Bioscientiae. 1(1): 31-
Dari penelitian ini dapat 38.
disimpulkan sebagai berikut : Andries Juvensius R, Gunawan N
Paulina, Supit Aurelia. 2014. Uji
1. Ekstrak daun cengkeh (Syzigium Efek AntiBakteri Ekstrak Bunga
aromaticum) dapat menghambat Cengkeh Terhadap Bakteri
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutansSecara In
Streptococcus mutans pada Vitro. Jurnal e-GiGi (eG). 2(2).
konsentrasi 30%,40%,50% dan

Jurnal Sains Vol.9 No.17 (2019) 31


ISSN 2087-0725

Ayoola, G.A., Lawore, F.M., Citrate by Streptococcus mutans.


Adelowotan, T., Aibinu, I.E., Journal of Bacteriology.
Adenipekun, E., Coker, H.A.B., 187(13):1-6.
Odugbemi, T.O,. 2008. Chemical Kumala Shirly dan Indriani Dian. 2008.
Analysis and Antimicrobial Efek Antibakteri Ekstrak Etanol
Activity of The Essential Oil Daun Cengkeh (Eugenia aromatic
Syigium Aromaticum (Clove). L.). Jurnal Farmasi Indonesi. 4(2):
African Journal of Microbiology 82 – 87.
Research. 2: 162-166. ISSN:1996- Miftahedrawati. 2014. Efek Antibakteri
0808. Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus
Bempa Sally L.P, Fatimawali, Wulan hystrix) Terhadap Bakteri
G.P. 2016. Uji Daya Hambat Streptococcus mutans(in vitro).
Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus Fakultas Kedokteran Gigi
altilis) Terhadap Pertumbuhan Universitas Hasanuddin Makassar.
Bakteri Streptococcus mutans. Makassar.
Jurnal ilmiah Farmasi. UNSRAT. Novita wilia. 2016. Uji Aktifitas
5(4). ISSN:2302 – 2493. Antibakteri Fraksi Daun Sirih
Dewi Kusuma.F. 2010. Aktivitas (Piper Betle L) Terhadap
Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Pertumbuhan Bkteri Streptococcus
Mengkudu (Morinda citrifolia, mutansSecara In Vitro. JMJ.
linnaeus) Terhadap Bakteri 4(2):140 – 155.
Pembusukan Daging Segar. Nugraha, A.W. 2008. Streptococcus
Skripsi. Universitas Sebelas Maret mutans Si Plak Dimana-mana.
Surakarta. Yogyakarta: Fakultas Farmasi
Hariana, Arif. 2013. 262 Tumbuhan Obat Universitas Sanata Dharma
Dan Khasiatnya. Penerbit Penebar Yogyakarta.
Swadaya, Jakarta. Nurdjanah, Nanan. 2004.
Hasibuan Maharani. 2018. Uji Skrining Diversifikasi Penggunaan
Fitokimia Dan Antibakteri Dari Cengkeh. Perspektif. 3(2):61-
Ekstrak Etanol Daun Ceremai 70.
Terhadap Staphylococcus Pratiwi Rini. 2005. Perbedaan daya
epidermidis, Staphylococcus hambat terhadap Streptococcus
aureus, Dan Escherichia coli. mutans dari beberapa pasta gigi
Program Studi Kimia Dan Ilmu yang mengandung herbal. Maj.
Pengetahuan Alam. Universitas Ked. Gigi. (Dent. J.). 38(2): 64–67.
Sumatera Utara. Medan. Sabir ardo. 2005. Aktivitas antibakteri
Juliantina.,F.R , Citra M.,D.A , Nirwani flavonoid propolis Trigona sp
Bunga. 2008. Manfaat Sirih Merah terhadap bakteri Streptococcus
(Pipercrocatum) Sebagai Agen mutans (in vitro). Maj. Ked. Gigi.
Anti Bakterial Terhadap Bakteri (Dent. J.). 38(3) :135–141.
Gram Positif Dan Gram Sa’adah Hayatus, Henny Nurhasnawati,
Negatif.JKKI–Jurnal Kedokteran Vivi Permatasari. 2017. Pengaruh
dan Kesehatan Indonesia. Metode Ekstraksi Terhadap Kadar
Kemenkes RI. 2014. Infodatin, Situasi Flavonoid Ekstrak Etanol Umbi
Kesehatan Gigi Dan Mulut. Bawang Dayak (Eleutheine
Jakarta: Pusat Data Dan Informasi palmifolia(L.)Merr) Dengan
Kementrian Kesehatan RI. Metode Spektrofotometri. Journal
Kidd, Edwina A.M dan Joyston Sally. of Pharmascientech.
1991. Dasar-dasar Karies Dan Sinaredi Rizki, Pradopo Seno, dan
Penanggulangannya. Jakarta. EGC. Wibowo Budi. 2014. Daya
Korithoski Bryan, Kirsten Krastel, antibakteri obat kumur
Dennis G. Cvitkovi tch. 2005. chlorhexidine, povidone iodine,
Transport and Metabolism of fluoride suplementasi zinc

Jurnal Sains Vol.9 No.17 (2019) 32


ISSN 2087-0725

terhadap Streptococcus mutans dan


Porphyromonas gingivalis. Dent.
J. (Maj. Ked. Gigi). 47(4):211–
214.
Thifal Ghazalah. 2016. Pengaruh Pasta
Gigi Ekstrak Daun Sukun
(Artocarpus altilis (Park.)
Fosberg.) Terhadap Hambatan
Pertumbuhan Streptococcus
mutans. Publikasi Ilmiah.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Jurnal Sains Vol.9 No.17 (2019) 33

You might also like