Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Sterptococcus mutans causing dental caries is very instrumental. Currently many
methods used to prevent caries, by inhibiting the growth of bacteria that cause dental
caries using materials available in nature. Jatropha (Jatropha curcas L) is a plant that has
been widely used by public to reduce tooth pain. Animals also can be an alternative for
prevent dental caries. For example, snail slime (Achatina fulica) commonly used by
communities to reduce pain in the tooth. In 2002 showed that the prevalence of dental
caries patients ranged from 60% which means that out of every 10 people of Indonesia,
six of them have dental caries. While the data from the Ministry of Health in 2007
showed an increase of about 71.1% of Indonesia's population from children to elderly
adults exposed to dental caries. The using of antibiotics for dental caries in long term
will cause side effects. That’s why the authors choose an alternative medicine from
jatropha and snail slime. The purpose of this study illustrates the effect of jatropha
(Jatropha curcas L) and snail slime (Achatina fulica) as inhibitors of the growth of the
bacteria Streptococcus mutans and we could know which one is better as an inhibitors
for Streptococcus mutans between jatropha (Jatropha curcas L) and snail slime
(Achatina fulica). The parameters is the diameter of inhibition zone of jatropha (Jatropha
curcas L) and snail slime (Achatina fulica) from Streptococcus mutans bacteria cultures
for 1 X 24 hour incubation. Concentrations are respectively 100% with 3 times
replication. The data obtained were analyzed with T test with a significance level of 1%.
The results showed there was effect of jatropha (Jatropha curcas L) and snail slime
(Achatina fulica) in inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria and jatropha
(Jatropha curcas L) is more effective as inhibitor for the growth of Streptococcus
mutans bacteria than snail slime (Achatina fulica).
Key words: Streptococcus mutans, jatropha, snail slime.
1
ABSTRAK
Sterptococcus mutans adalah mikroorganisme penyebab karies gigi yang sangat
berperan. Saat ini banyak metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya karies,
antara lain dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies gigi dengan
menggunakan bahan yang tersedia di alam. Jarak pagar ( Jatropha curcas L ) adalah
tanaman yang telah banyak dimanfaatkan getahnya oleh masyarakat untuk meredahkan
nyeri pada gigi. Selain tumbuhan hawan juga banyak manfaat. Salah satunya, Lendir
bekicot ( Achatina Fulica ) banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk merdahkan
nyeri pada gigi. Pada tahun 2002 menunjukkan, prevalensi penderita karies gigi berkisar
60% yang berarti dari setiap 10 orang Indonesia, enam diantaranya menderita karies
gigi. Sementara data dari Departemen Kesehatan pada tahun 2007 menunjukkan
peningkatan yaitu sekitar 71,1% penduduk Indonesia mulai anak-anak sampai dewasa
lansia terkena karies gigi. Selama ini pengobatan karies gigi dengan menggunakan
antibiotic, apabila digunakan terus-menerus dapat mengakibatkan efek samping. Dengan
ini di perlukan cara pengobatan alternatif yaitu dengan menggunakan getah jarak dan
lendir bekicot. Tujuan penelitian ini mendapatkan gambaran pengaruh getah tumbuhan
jarak ( Jatropha curcas L ) dan lendir bekicot ( Achatina fulica ) terhadap daya hambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan mendapatkan gambaran perbandingan
daya hambat getah tumbuhan jarak ( Jatropha curcas L ) dan lendir bekicot
( Achatina fulica ) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Parameter yang
digunakan adalah luas diameter zona hambat biakan bakteri Streptococcus mutans
setelah diberikan getah jarak dan lendir bekicot dan di inkubasi 1 X 24 jam. Konsentrasi
yang digunakan masing-masing 100% dengan 3 kali replikasi. Data yang di peroleh
dianalisis dengan uji T dengan taraf signifikansi 1%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh getah tumbuhan jarak ( Jatropha curcas L ) dan lendir bekicot
( Achatina fulica ) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan
getah tumbuhan jarak ( Jatropha curcas L ) lebih efektif menghambat pertumbuhan
bakteri Streptococcus mutans di bandingkan lendir bekicot ( Achatina fulica ).
Kata kunci: Streptococcus mutans, getah jarak, lendir bekicot.
2
PENDAHULUAN
yang terlokalisir pada jaringan tersebut. Peran mikroorganisme sangat penting terhadap
proses terjadinya karies gigi yang juga didukung faktor lainnya. Awal terjadinya proses
rongga mulut. Streptococcus mutans adalah mikroorganisme penyebab karies gigi yang
substrat, host, dan waktu. Karies baru bisa terjadi hanya kalau keempat faktor tersebut.2
Mengingat bahwa prevalensi penderita karies gigi berkisar 60% yang berarti 10
orang Indonesia, enam dari orang tersebut di antaranya menderita karies gigi, maka
perlu dilakukan upaya pencegahan karies gigi sedini mungkin dan salah satu caranya
rongga mulut.3
Streptococcus mutans di dalam rongga mulut dengan memanfaatkan bahan alam karena
hal ini dianggap sangat bermanfaat dimana sejak dahulu kala masyarakat kita telah
percaya bahwa bahan alam mampu mengobati berbagai macam penyakit dan jarang
menimbulkan efek samping yang merugikan dibanding obat yang terbuat dari bahan
sintesis.4, 5
( Jatropha Curcas L. ) mengandung Tannin, flavonoid, saponin. Saat Ini tanaman yang
3
mengandung senyawa bioaktif ini telah mandapatkan banyak perhatian karena
manfaatnya sebagai anti microbial, anti inflamasi, dan anti kanker serta anti oksidan.
Pemakaian getah dalam mengatasi nyeri gigi adalah meneteskan satu atau dua
tetes getah kedalam lubang gigi. Penggunaan getah jarak pagar ini dilakukan oleh
Selain tumbuhan terdapat hewan yang bisa bermanfaat bagi kesehatan, seperti
lendir bekicot yang di gunakan masyarakat desa dalam mengatasi nyeri gigi.7, 8
pergerakan secara halus, juga untuk melindungi tubuh dari luka-luka mekanis. Oleh
karena itu walaupun tubuhnya sangat fragil dan kondisi jaringan kulitnya sangat basah,
mengenai Pengaruh Getah Tumbuhan Jarak ( Jatropha Curcas L ) dan Lendir Bekicot (
4
BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA
Bahan :
2. Lendir bekicot 8 ml
Alat :
PROSEDUR PENELITIAN :
Secara keseluruhan prosedur kerja dalam penelitian ini mengacu kepada standar
oprasional prosedur sterilisasi, semua alat yang digunakan harus steril. Prosedur yang
dilakukan terdiri dari : sterilisasi alat, pembuatan medium kultur, pemurnian bakteri
Streptococcus mutans, pengambilan getah jarak dan lendir bekicot, uji daya hambat, dan
1. Sterilisasi
cara berikut:
5
- Tip mikropipet, sarung tangan, dam gelas ukur masing-masing dibungkus dengan
kertas dan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
- Cawan petri, pinset, batang pengaduk, dan tabung reaksi dibungkus dengan
- Labu Erlenmeyer diisi dengan aquades sebanyak 250 ml lalu ditutup dengan
kapas yang dipadatkan sedemikian rupa dan di sterilkan dalam autoklaf pada
- Meat extract 3g
- Agar 12g
Cara membuat :
Panaskan labu Erlenmeyer pada pemanas air sampai NA larut dengan air. Kemudian
Kemudiantuang ke dalam cawan petri, dimana setiap cawan petri berisi 15-20 ml NA
cair kemudian biarkan sampai memadat. Setelah memadat siap untuk digunakan.
6
3. Pemurnian Streptococcus mutans
sebagai berikut :
- Ose bulat dipanaskan di atas lampu spirtus sampai membara lalu dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berisi biakan murni Streptococcus mutans, tetapi
sebelum menyentuh sediaan, ose dibiarkan dingin dengan merasakan suhu pada
dinding tabung.
menempel pada ose, kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi NA
- Cawan petri yang berisi bakteri Streptococcus mutans diinkubasi selama 1x24
- Mengambil cairan bening atau agak keputihan yang didapatkan dengan cara
- Siapkan labu Erlenmeyer yang berisi NA yang telah dibuat kemudian msukkan
7
- Siapkan 3 ( tiga ) buah cawan petri kemudian masukkan NA yang telah
- Masukkan 2 buah pencadang ke dalam setiap cawan petri kemudian isikan bahan
- Semua cawan petri selanjutnya disimpan dalam inkubator selama 1x24 jam pada
suhu 37oC.
sorong.
8
HASIL
Pada penelitian ini bahan uji yang digunakan getah jarak dan lendir bekicot
dengan konsentrasi 100%. Kemudian dilakukan uji daya hambat terhadap bakteri
Streptococcus mutans setelah 1x24 jam pada suhu 370C. Hasil pengamatan setelah di
Percobaan 1
Tabel 1. Zona inhibisi getah jarak dan lendir bekicot terhadap Streptococcus mutans
Pada percobaan 1 terlihat adanya zona bening pada getah jarak dan lendir
bekicot. Hasil pengukuran diameter zona bening menghasilkan getah jarak lebih
9
Percobaan 2
Tabel 2. Zona inhibisi getah jarak dan lendir bekicot terhadap Streptococcus mutans
Pada percobaan 2 terlihat adanya zona bening pada getah jarak dan lendir
bekicot. Hasil pengukuran diameter zona bening menghasilkan getah jarak lebih
10
Percobaan 3
Tabel 3. Zona inhibisi getah jarak dan lendir bekicot terhadap Streptococcus mutans
Pada percobaan 3 terlihat adanya zona bening pada getah jarak dan lendir bekicot.
Hasil pengukuran diameter zona bening menghasilkan getah jarak lebih besar diameter
Dari hasil ketiga percobaan diatas menunjukan getah jarak dan lendir bekicot
dapat mengambat bakteri Streptococcus mutans dan getah jarak lebih efektif mengambat
11
5.4 Analisis Data
Dari hasil analisis data uji T menunjukkan nilai P 0,001. Nilai tersebut
DEVIATION TAILED)
PEMBAHASAN
bulan Maret 2013, bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh getah tumbuhan
jarak ( Jatropha curcas L ) dan lendir bekicot ( Achatina fulica ) terhadap daya hambat
daya hambat getah tumbuhan jarak ( Jatropha curcas L ) dan lendir bekicot
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh getah jarak dan lendir bekicot terhadap
hambatnya maka pada penelitian ini digunakan getah jarak dan lendir bekicot dengan
Streptococcus mutans.
12
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu pada kedua bahan uji terlihat
adanya zona bening yang terbentuk yang berarti bahwa adanya daya hambat pada getah
jarak dan lendir bekicot terhadap bakteri Streptococcus mutans, dan memperlihatkan
getah jarak lebih efektif menghambat bakteri Streptococcus mutans dari pada lendir
bekicot.
Pada percobaan pertama memperlihatkan zona inhibisi pada getah jarak sebesar
Pada percobaan kedua memperlihatkan zona inhibisi pada getah jarak sebesar 16
Pada percobaan ketiga memperlihatkan zona inhibisi pada getah jarak sebesar
Dari hasil tiga kali percobaan memperlihatkan adanya zona inhibisi pada setiap
bahan uji. Hal ini dapat disimpulkan bahwa lendir bekicot dan getah jarak dapat
mutans dilihat dari besarnya zona inhibisi yang dihasilkan tentunya menambah manfaat
dari getah jarak tersebut, selain dapat menghambat jamur Candida sp yang terdapat di
sariawan dan dapat digunakan juga sebagai obat analgesik, getah jarak tersebut ternyata
hambat ini sangat dipengaruhi oleh adanya zat-zat antibakteri yang terdapat dalam getah
jarak.6
perawatan non invasif tanpa adanya pengambilan jaringan keras gigi. Mengkondisikan
13
suasana rongga mulut yang sehat yaitu dengan cara mengendalikan pertumbuhan bakteri
adalah salah satu usaha untuk mencegah karies. Bakteri penyebab karies adalah
Dimana getah jarak mengandung zat antimikroba yaitu saponin, tannin, dan
dihubungkan dengan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa banyaknya zat
antimikroba dalam kandungan getah jarak sehingga pada ketiga percobaan tersebut
memperlihatkan zona inhibisi yang dihasilkan oleh getah jarak tersebut lebih luas dari
Zona inhibisi yang dihasilkan oleh lendir bekicot karena adanya peptida, peptida
tersebut adalah protein Achasin. Faktor antibakteri Achasin ini dapat bekerja dengan
pembentuk dinding sel, dimana pada bakteri dinding sel ini diperlukan cukup kuat untuk
menahan tekanan osmotik dari luar. Hal ini menyebabkan cairan dari sel bakteri tertarik
Tidak berfungsinya lagi dinding sel yang mempertahankan bentuk dan melindungi
bakteri, bakteri tersebut tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati. 8
menghambat pertumbuhan bakteri sejalan dengan hasil pada penelitian ini. Kecilnya
zona hambat yang dihasilkan dari lendir bekicot tersebut disebabkan karena lendir
bekicot hanya mempunyai peptida sebagai protein yang bisa mengambat pertumbuhan
14
bakteri.
Dibandingkan dengan getah jarak yang memiliki tiga zat antimikroba yaitu
saponin, tannin, dan flavonoid yang merupakan senyawa kompleks sehingga lebih
KESIMPULAN
Pada getah jarak zona bening yang dihasilkan lebih besar dari pada zona bening
yang dihasilkan lendir bekicot sehingga getah jarak lebih efektif menghambat
SARAN
Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga diharapkan bisa dilakukan
penelitian yang lebih lanjut mengenani pemanfaatan getah tumbuhan jarak dan lendir
DAFTAR PUSTAKA
dentistry. ed. 4. St. Louis, Missouri: Mosby, Inc,; 2002. Hal. 65, 67, 80, 83-85,
89.
2. Ismu SS. Karies gigi pada anak dengan berbagai faktor etiologi. Jakarta: EGC;
15
4. Devi Ayu Purnamasari, Elly Munadziroh, R. Mohammad Yugiartono.
hal.1-3.
10. Basri A.Gani, Endang WB, Boy MB, Retno S, I Wayan TW. Profil antigen
11. Simon L. The role of Streptococcus mutans and oral ecology in the formation of
2004, 197
16
13. Jannis.J. Karies Gigi. Menuju gigi dan mulut sehat. Fakultas kedokteran gigi
USU. Medan. 2008. hal. 4-7.Edi HS. Serba-serbi ilmu konservasi gigi. Jakarta:
14. Edwina AM, Sally J. Dasar-dasar karies; penyakit dan penaggulangannya. Alih
bahasa, Narlan S, Safarida F. Jakarta: EGC; 1992. Hal. 2-5, 8-9, 51, 66,-67, 73-
74, 94
17. Mahmud, Zainal. Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.),2007. Info Tek Jarak Pagar,
Bogor.
19. Agung A.A., Gejir N., Kencana S. 2009. Efektivitas Cairan Bekicot
tahun 2009.
17