You are on page 1of 10

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 10, Nomor 1, Mei 2019 ISSN 2085-7829

Pengendalian Kualitas Produk Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat p


(Studi Kasus: Produksi Surat Kabar Kaltim Post)

Product Quality Control Using Multivariate p Chart


(Case Study: Production of Newspaper’s Kaltim Post)

Bayu Iswahyudi Noor1, Ika Purnamasari2, Fidia Deny Tisna Amijaya3


1,2
Laboratorium Statistika Ekonomi dan Bisnis FMIPA Universitas Mulawarman
3
Laboratorium Matematika Komputasi FMIPA Universitas Mulawarman
1
E – mail: bayuiswahyudinoor@gmail.com

Abstract

Every company competes with other companies in similar industries. One way to win the competition or at
least stay in the competition is to give full attention to the quality of the products, so it can outperform the
products produced by a competitors company. Quality control is done at the stage of production process, in
order to get the standard or quality as expected. Multivariate p chart is one of the methods used for quality
control which is the development of the control chart p. This research is conducted in the newspaper
company Kaltim Post, with the characteristics quality of color blur, not symmetrical and dirty. The
research is conducted in two phases; phase I is conducted for the period of July 2017 and phase II is
conducted for the period of August 2017. The purpose of this research is to know the result of the
controlling production of Kaltim Post newspaper by using multivariate p chart , knowing the types of
defects that often occur and the cause of the defects types. The result of controlling production of Kaltim
Post newspaper using multivariate diagram p is controlled in phase I with upper control limit of 0.002736,
center line of 0.0024224 and lower control limit of 0.0021087. So the limits in phase I are appropriate for
use in phase II. The most common types of defects are colors blur the caused by machine, method, material,
human, and environmental factors.

Keywords: Multivariate p chart, newspaper, production, quality.

Pendahuluan
Setiap perusahaan berkompetisi dengan penyelesaian masalah yang digunakan untuk
perusahaan lain di dalam industri yang sejenis. memonitor, mengendalikan, menganalisis,
Salah satu cara agar bisa memenangkan mengelola, serta memperbaiki produk dan proses
kompetisi atau paling tidak bertahan dalam menggunakan metode-metode statistik (Ariani,
kompetisi tersebut adalah dengan memberikan 2004).
perhatian penuh terhadap kualitas produk yang Grafik pengendali atau diagram kontrol
dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat adalah alat yang digunakan untuk mengetahui
mengungguli produk yang dihasilkan oleh apakah suatu proses telah terkendali atau belum.
pesaing. Tujuan akhir pengendalian proses statistik adalah
Menurut Montgomery (2009), tujuan utama menyingkirkan variabilitas dalam proses.
pengendalian kualitas statistik adalah Walaupun tidak dapat menyingkirkan variabilitas
mengurangi keragaman yang sistematik dalam selengkapnya, tetapi diagram kontrol adalah alat
karakteristik utama suatu produk. Penelitian yang paling efektif dalam mengurangi
untuk kasus proses produksi yang multi-atribut variabilitas sebanyak mungkin (Montgomery,
masih jarang ditemui, sehingga diagram kontrol 2009).
atribut multivariat masih jarang digunakan. Diagram kontrol diklasifikasikan menjadi
Metode yang digunakan untuk proses produksi dua macam menurut jenis karakteristik
surat pada perusahaan surat kabar, yaitu diagram kualitasnya yaitu diagram kontrol variabel dan
kontrol Multivariat p (Mp Chart) yang diagram kontrol sifat (atribut). Diagram kontrol
merupakan pengembangan dari diagram kontrol variabel digunakan apabila karakteristik kualitas
p. Penggunaan diagram kontrol yang univariat yang diamati dapat diukur (measureable),
kurang sesuai untuk kasus ini karena kurang sedangkan untuk diagram kontrol atribut
sensitif dalam menganalisis data (Lu, et al. digunakan apabila karakteristik kualitas yang
1998). diamati hanya dikatakan dengan kategori (cacat
Pengendalian kualitas dilakukan pada atau tidak cacat) atau bersifat kualitatif. Diagram
tahapan proses produksi agar mendapatkan kontrol variabel dan atribut dibedakan menjadi
standar atau kualitas sesuai harapan. dua menurut banyaknya karakteristik kualitas
Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik yang digunakan yaitu diagram kontrol univariat

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 37


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 10, Nomor 1, Mei 2019 ISSN 2085-7829

dan diagram kontrol multivariat. Diagram 3. Diagram Pareto


kontrol univariat merupakan diagram kontrol 4. Peta Ishikawa
dengan satu karakteristik kualitas sedangkan 5. Defect concentration plot
diagram kontrol multivariat merupakan diagram 6. Scatter plot
kontrol dengan lebih dari satu karakteristik 7. Peta kendali
kualitas (Montgomery, 2009). Alat-alat ini juga dinamakan the magnificent
Kaltim Post yang menjadi tempat penelitian seven. Peta kendali digunakan untuk mengetahui
penulis merupakan perusahaan yang bergerak di apakah telah terjadi perubahan proses produksi,
bidang media massa salah satunya surat kabar. mendeteksi penyebab-penyebab yang
Setiap harinya surat kabar yang diproduksi mempengaruhi proses dan membuat standar
diduga memiliki kegagalan mencetak atau cacat suatu proses. Dalam peta kendali ada dua macam
pada proses percetakan. Pada percetakan surat yaitu peta kendali variabel dan peta kendali
kabar Kaltim Post terdapat beberapa jenis cacat atribut. Untuk menganalisis kasus univariat
yang menjadi penyebab terjadinya out of control. atribut ada beberapa peta kendali yang dapat
Adapun beberapa jenis cacat yang umum digunakan yaitu peta kendali p, np, c dan u
dijumpai pada surat kabar Kaltim Post yaitu (Montgomery, 2009).
warna kabur, tidak simetris, dan kotor.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Diagram Kontrol
hasil pengendalian produksi surat kabar Kaltim Diagram kontrol atau grafik pengendali atau
Post dengan menggunakan peta kendali dapat disebut juga dengan peta kendali, menurut
multivariat p dan mengetahui jenis cacat yang Montgomery (2009) adalah alat untuk
sering terjadi serta penyebab terjadinya jenis menggambarkan dengan cara yang tepat apa
cacat. yang dimaksudkan dengan pengendalian statistik,
dalam hal ini dapat digunakan dalam berbagai
Statistika Deskriptif cara.
Walpole (1995) menjelaskan bahwa Banyak juga karakteristik kualitas yang
statistika deskriptif adalah metode-metode yang tidak diukur dengan skala kuantitatif. Dalam
berkaitan dengan pengumpulan data dan keadaan ini tiap unit produk dinilai sesuai atau
penyajian suatu gugus data sehingga memberikan tidak sesuai atas dasar produk itu memiliki atau
informasi yang berguna. Rata-rata merupakan tidak memiliki sifat tertentu, atau dapat dicacah
suatu nilai yang menggambarkan karakteristik banyak yang tidak sesuai (cacat) yang tampak
pengamatan secara umum. Varians merupakan pada suatu unit produk. Grafik pengendali untuk
suatu nilai yang menggambarkan keragaman dari karakteristik kualitas semacam itu dinamakan
suatu pengamatan, sedangkan range merupakan grafik pengendali sifat (atribut), seperti grafik
selisih nilai maksimum dengan nilai minimum. pengendali p, np, c dan u (Montgomery, 2009).
Statistika deskriptif adalah ilmu statistika Pengendali proporsi kesalahan (peta kendali
yang mempelajari bagaimana merencanakan, p) dan banyaknya kesalahan (peta kendali np)
mengumpulkan, menganalisis, menyajikan, dan digunakan untuk mengetahui apakah cacat
menginterpretasi data sehingga lebih mudah produk yang dihasilkan masih dalam batas yang
dipahami serta dapat memberikan informasi diisyaratkan. Untuk peta kendali proporsi banyak
dengan lebih menarik. Serta cara digunakan bila kita memakai ukuran cacat
menggambarkan persoalan berdasarkan data berupa proporsi produk cacat dalam setiap
yang dimiliki yakni dengan cara menata data sampel yang diambil, sedangkan untuk peta
tersebut sedemikian rupa sehingga dengan kendali c dan u digunakan untuk pengujian
mudah dapat dipahami tentang karakteristik data, terhadap kualitas proses produksi dengan
dijelaskan dan berguna untuk keperluan mengetahui banyaknya kesalahan pada satu unit
selanjutnya. produk sebagai sampelnya (Ariani, 2004).

Pengendalian Kualitas Diagram Pareto


Pengendalian kualitas adalah suatu metode Montgomery (2009) mengatakan bahwa alat
yang digunakan untuk menjaga agar kualitas untuk melakukan perbaikan kualitas statistik
tetap terjaga. Penyelesaian masalah dalam dapat menggunakan diagram Pareto. Bentuk
memonitor stabilitas proses dan meningkatkan diagram Pareto seperti histogram frekuensi item
kemampuan dari faktor penurunan. Dalam cacat berdasarkan penyebab item cacat dan
pengendalian kualitas ini mempunyai tujuh alat diurutkan mulai dari frekuensi paling besar
utama yang masing-masing memiliki peranan sampai paling kecil. Variabel yang diutamakan
penting dalam bagian pengendalian kualitas, dalam perbaikan proses produksi adalah variabel
yaitu: yang paling banyak menyebabkan proses tersebut
1. Histogram menjadi tidak terkendali.
2. Check Sheet

38 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 10, Nomor 1, Mei 2019 ISSN 2085-7829

p (1  p )
BPA  p  3 (7)
Diagram Ishikawa n
Montgomery (2009) menjelaskan bahwa GT  p (8)
diagram Ishikawa juga disebut diagram sebab p (1  p )
akibat atau fishbone diagram. Diagram Ishikawa BPB  p  3 (9)
n
digunakan untuk menggambarkan dengan jelas
dari berbagai sumber ketidaksesuaian dalam Peta Kendali Atribut Multivariat
produk, sehingga dapat diartikan diagram Johnson & Wichern (2002) mengatakan
Ishikawa merupakan suatu grafik yang bahwa analisis multivariat adalah metode yang
menggambarkan hubungan antara masalah atau digunakan untuk mengelola data secara serentak
akibat dengan faktor-faktor penyebabnya. dengan banyak variabel. Jika variabel
Manfaat dari diagram Ishikawa yaitu dapat karakteristik kualitas yang diperiksa lebih dari
mengidentifikasi sebab terjadinya masalah dan satu dan antar variabel yang satu dengan yang
membantu mengantisipasi timbulnya suatu lain ada hubungan maka disebut multivariate.
masalah. Data multivariat diperoleh dari hasil pengukuran
lebih dari satu karakteristik pada setiap individu
Peta Kendali p dari anggota sampel. Jika pemeriksaan obyek
Montgomery (2009) menjelaskan bahwa secara atribut dilakukan pada lebih dari satu
produk yang tidak sesuai atau cacat dalam suatu karakteristik kualitas disebut multi atribut, peta
proses produksi berhubungan dengan peta kendali yang digunakan adalah peta kendali yang
kendali p. Peta kendali ini berdistribusi binomial. digunakan adalah peta kendali atribut multivariat
Dengan percobaan Bernoulli dimana p adalah (Mukhopadhpay, 2008).
probabilitas cacat. Apabila n adalah sampel
random dan C adalah banyak produk yang cacat, Konsep Peta Kendali Multivariat p
maka C berdistribusi binomial dengan parameter Diagram kontrol Multivariat p merupakan
n dan p, yaitu: pengembangan dari diagram kontrol p untuk
n
univariat atribut. Diagram Multivariat p dapat
n x
p(C  x)    p x 1  p  (1) memberikan proses pengendalian yang lebih
 
x
sensitif daripada pengendalian dengan univariat
dimana x = 0,1,…,n p pada proses produksi yang multi-atribut
Cacat dalam sampel ( p̂ ) dapat didefinisikan (Kosalprapai, 2002).
sebagai perbandingan jumlah unit cacat dalam Diagram multivariat dilakukan pada dua
sampel (C) dengan jumlah sampel (n) dan tahap, yaitu fase I dan fase II. Pengontrolan pada
dituliskan sebagai berikut: data fase I dilakukan terlebih dahulu, dengan
C memilih m pengamatan pendahuluan secara
pˆ  (2)
n umum sebesar 20 atau 25. Namun apabila
Mean (  ) dan varians (  2p̂ ) dari p adalah pengamatan berkurang, maka batas-batas
  np pengendali lebih tinggi atau lebih lebar. Batas
(3)
pengendali fase I digunakan untuk menentukan
dan
apakah proses dalam keadaan terkendali ketika
 2pˆ  np(1  p) (4) m pengamatan pendahuluan tersebut dipilih. Jika
Jika proporsi cacat p tidak diketahui, maka p semua titik jatuh di dalam batas pengendali dan
harus ditaksir dengan mengambil sampel tidak ada perilaku yang sistematik, maka di
pendahuluan k dari jumlah sampel n. Apabila Di waktu yang telah lalu proses itu terkendali, dan
unit cacat dalam sampel i, maka bagian cacat batas pengendali itu pantas untuk pengendalian
dalam sampel ke-i adalah sebagai berikut. produksi sekarang dan yang akan datang.
D Apabila terdapat titik yang keluar dari batas
pˆ i  i (5)
n pengendali diperlukan pemeriksaan sebab
dimana i=1,2,…,k terduga. Jika ditemukan sebab terduga, titik itu
dan rata-rata proporsi cacat ( p ) dalam sampel ini dibuang, dan batas pengendali fase I dihitung
kembali hanya menggunakan titik-titik sisanya.
adalah
k k
Selanjutnya titik-titik sisa tersebut diperiksa
D i  pˆ i
kembali, sehingga memperoleh batas pengendali
p i 1
 i 1 (6) yang berasal dari proses terkendali.
mn m Proses terkendali adalah proses dimana
Jadi p yang tidak diketahui dapat ditaksir seluruh pengamatan berada didalam batas
dengan p . Maka garis tengah (GT), batas kendali. Pengontrolan fase I bertujuan untuk
pengendali atas (BPA) dan batas pengendali mengidentifikasi multivariate outlier, sehingga
bawah (BPB) pada peta kendali p adalah sebagai nilai batas kendali dari pengontrolan fase I
berikut: cukup akurat untuk pengontrolan fase II. Selain

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 39


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 10, Nomor 1, Mei 2019 ISSN 2085-7829

itu bertujuan untuk mengevaluasi apakah proses m


 i   d j pˆ ij (10)
berikutnya tetap terkendali. Pengontrolan pada j 1
fase II menggunakan data sekarang atau data
baru dari proses produksi, dengan memilih m dimana:
pengamatan fase II secara umum sebesar 20 atau dj = vektor pembobot dari kelas cacat (0 ≤ d j ≤
25. Perubahan banyaknya pengamatan 1)
menyebabkan perubahan dalam batas-batas pij = proporsi sebuah item kelas cacat ke-i dan
pengendali, walaupun garis tengahnya tetap. pengamatan ke-j
Apabila pengamatan bertambah banyak atau δi = tingkat cacat keseluruhan (0 ≤ δi ≤ 1)
bertambah besar, maka batas-batas pengendali
lebih rendah atau lebih sempit. Sehingga titik-
Penduga Parameter
titik yang seharusnya terkendali sekarang Ketika proporsi cacat tidak diketahui, maka
menjadi tak terkendali. Namun apabila harus diduga dari data pengamatan. Langkah-
pengamatan berkurang, maka batas-batas langkah untuk menduga parameter adalah
pengendali lebih tinggi atau lebih lebar. Sebagai sebagai berikut:
contoh, misalkan pengendalian proses produksi 1. Mengambil sebanyak N pengamatan dengan
dengan 100 pengamatan keseluruhan, maka fase ukuran tiap pengamatan sebesar n. Pada
I sebesar 50 pengamatan dan fase II sebesar 50 umumnya aturan dalam Statistical Process
pengamatan. Pada fase II batas pengendali Control (SPC), N dapat berukuran ± 25.
menggunakan batas kendali pada fase I dari 2. Menentukan Cij sebagai banyaknya cacat
proses terkendali secara statistik (Jensen, 2007). pada kelas cacat ke-j dan pengamatan ke-i,
Pada proses yang diamati, contoh dimana i = 1,2,…, k ; j = 1,2,…,m.
diklasifikasikan dalam masing-masing (k+1) Vektor proporsi cacat dengan kelas
kelas cacat k dan kelas kualitas cacat saling
cacat-i, p̂ij diduga sebagai berikut:
bebas. Diberikan δ = (d1,…, dj,…, dk), dimana di
adalah tingkat pembobot cacat kelas-i, d1 adalah C ij (11)
pˆ ij 
tingkat pembobot cacat kelas-1 dan dk adalah n
tingkat pembobot cacat yang serius. Cacat yang Dimana j = 1,2,…,m dan i = 1,2,…,k ; p̂ij adalah
berbeda-beda tersebut membawa kerugian bagi penduga vektor proporsi cacat, Cij adalah
proses kualitas, sesuai dengan vektor δ, sehingga banyaknya cacat pada kelas cacat ke-1,
vektor pembobot dapat didefinisikan secara pengamatan ke-i, dengan n adalah banyaknya
numerik dari tingkat cacat suatu produk. jumlah produk tiap pengamatan ke-i
Pembobot ditentukan guna mencari penduga (Montgomery, 2009).
parameter dari tingkat cacat keseluruhan δj. Vektor rata-rata proporsi cacat diduga seperti
Diagram multivariat p memiliki nilai pembobot persamaan (12).
sebesar 0 ≤ dj ≤ 1, dj < dj+1 , d0 = 0 dan d1 = 1, 1 m
dimana nilai pembobot ditentukan oleh besarnya pˆ i   pˆ ij
m j 1
(12)
tingkat kepentingan jenis cacat (Cozzucoli,
2009). Pembobotan diberikan sesuai dengan Setelah diperoleh nilai-nilai dugaan vektor
kebijakan perusahaan dimana menggunakan nilai rata-rata proporsi, sehingga untuk memantau
Acceptance Quality Level (AQL). Semakin besar kecacatan δi parameter keseluruhan, kita dapat
nilai AQL maka pembobot semakin kecil, menggunakan contoh statistik sebagai berikut:
m
sehingga dapat disimpulkan bahwa AQL dan ˆi   d j pˆ ij (13)
pembobot berbanding terbalik (Subakti & j 1

Permadi, 2012). Berdasarkan Gold (1963) maka dapat diperoleh


Dalam hal ini peubah acak multivariat x = selang kepercayaan (1-α) untuk statistik sampel
x1 ,..., xi ,..., xk  memiliki sebaran multinomial cacat keseluruhan sebagai berikut.
m  m 2   m   
2
dengan parameter n dan vektor probabilitas p = m
 1
 i   d j pij   d j pˆ ij   m ,   d j pˆ ij     d j pˆ ij    (14)
2

 p1 ,..., pi ,..., pk , dimana 0 ≤ pi ≤ 1 dan k p  1 .


i
j 1
 j 1
n  j 1
   j 1   
i 1

Secara khusus Xi adalah jumlah item dalam dimana  m2 , batas atas dari distribusi  2 dengan
contoh yang diklasifikasikan ke dalam kelas derajat bebas m (Cozzucoli, 2009).
cacat dj yang menunjukkan tingkat pembobot
cacat ke-i dan pi adalah proporsi dari Batas Kendali Peta Kendali Multivariat p
ketidaksesuaian item dalam klasifikasi kelas Menentukan batas kontrol menggunakan
cacat ke-i. prinsip diagram kontrol Shewart pada umumnya,
Diasumsikan klasifikasi cacat berdasarkan didapatkan batas kontrol untuk diagram kontrol
tingkat cacat keseluruhan sebagai berikut. Shewart tipe Multivariat p dengan jumlah
pengamatan yang sama yaitu:

40 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 10, Nomor 1, Mei 2019 ISSN 2085-7829

j. Satu atau lebih titik berada di dekat batas


1  
2
m m   m  (15)
BPA   d j pˆ j   m ,   d 2j pˆ j     d j pˆ j  
2
kendali
n  j 1   j 1  
j 1
 
m Gambaran Umum Perusahaan Kaltim Post
GT   d j pˆ j (16)
j 1
Kaltim Post mulai berdiri pada tanggal 5
Januari 1988 yang pada awalnya bernama
Manuntung. Kaltim Post berpusat di Jalan
1  
2
m m   m  Soekarno Hatta KM 3,5 Balikpapan dan
BPB   d j pˆ j   m ,   d 2j pˆ j     d j pˆ j  
2
(17)
n  j 1   j 1   mempunyai perwakilan kantor di Samarinda
j 1
 
yang beralamat di Jalan Untung Suropati. Kaltim
(Cozzucoli, 2009).
Post yang merupakan salah satu perusahaan pers
adalah anak perusahaan dari Jawa Post Group,
Interpretasi Terjadinya Out of Control
yang sekarang jaringannya mencapai 150 anak
Bagian tersulit dalam aplikasi diagram
media cetak yang merambah di seluruh
kontrol multivariat adalah menginterpretasi
Indonesia, 20 stasiun tv, dan puluhan radio. Pada
signal out of control. Jika dalam pengontrolan
saat ini Kaltim Post telah menjangkau seluruh
proses terdapat satu atau beberapa tidak
daerah di Kalimantan Timur dan yang terbesar
terkontrol, maka perlu dilakukan identifikasi
adalah Samarinda dan Balikpapan.
peubah penyebab terjadinya tidak terkontrol
tersebut. Taleb (2009) menjelaskan bahwa suatu
Bahan Baku Produksi
pendekatan dalam mendiagnosis data yang tidak
Bahan-bahan utama yang digunakan oleh
terkontrol menggunakan distribusi multinomial,
Kaltim Post dalam proses produksi koran adalah
sehingga prosedur statistik yang benar
antara lain:
berdasarkan contoh statistik adalah sebagai
1. Kertas
berikut:
Kaltim Post menggunakan kertas koran
 pˆ ij  pˆ 0 j 
2
m
(18) dengan gramatur 45 gram/m2
Z j  n0 ni 
j 1 X ij  X 0 j 2. Tinta
Proses produksi koran Kaltim Post
Zj merupakan indikator kontribusi relatif dari
menggunakan tinta proses yaitu cyan (biru),
peubah ke-j untuk keseluruhan statistik, n0 dan ni
magenta (merah), yellow (kuning), dan black
merupakan ukuran pengamatan periode ke-0 dan
(hitam).
ke-i dan i adalah subgroup yang out of control.
3. Air Pembasah
Perbaikan proses difokuskan pada peubah yang
Air pembasah digunakan untuk
memiliki nilai Zj lebih besar dari batas kontrol
membersihkan tinta dari daerah non-image
atas (Cozzucoli, 2009).
pada pelat.
4. Pelat Cetak
Kondisi Out of Control
Menurut Montgomery (2009) ada 10 ciri-ciri Pelat yang digunakan adalah negative plate
kondisi untuk mengatakan proses tidak dari aluminium.
terkendali, yaitu: 5. Plate Cleanner
a. Satu atau lebih titik berada di luar batas Plate cleaner merupakan cairan untuk
kendali membersihkan bagian dari pelat cetak yang
b. Dua dari tiga titik yang berurutan berada di terkena oksidasi maupun goresan kecil.
luar batas dua sigma tetapi masih berada di 6. Blanket
Blanket adalah salah satu komponen yang
dalam batas kendali
c. Empat dari lima titik yang berurutan berpengaruh pada proses percetakan karena
melebihi batas satu sigma blanket berfungsi untuk mengirimkan image
d. Lebih dari delapan titik yang berurutan dari pelat menuju kertas.
berada pada di satu sisi garis tengah 7. Wash Blanket
e. Enam titik berjajar secara konstan Wash blanket merupakan cairan yang
membentuk pola cenderung naik atau digunakan untuk membersihkan permukaan
cenderung turun blanket.
f. Lima belas titik yang berada di zona satu
sigma Jenis Cacat Harian Surat Kabar Kaltim Post
g. Empat belas titik berjajar secara bergantian Dari data yang diperoleh terdapat 3 jenis
naik dan turun cacat yang paling dominan selama proses
h. Delapan titik berjajar di kedua sisi garis produksi berlangsung. Ketiga jenis cacat tersebut
tengah namun tidak ada yang berada di zona adalah:
satu sigma 1. Warna kabur
i. Ada pola yang tidak random pada data Kurangnya penyerapan warna pada tulisan
dan gambar di koran sehingga terlihat kabur.

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 41


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 10, Nomor 1, Mei 2019 ISSN 2085-7829

Jenis kerusakan (misdruk) ini biasa terjadi 196 lembar dan pada fase II sebesar 176 lembar,
pada awal cetak karena tinta masih sangat untuk jenis cacat tidak simetris pada fase I
pekat dan belum tercampur secara merata sebesar 188 lembar dan pada fase II sebesar 165
sehingga menjadikan warna tidak terserap lembar, dan jenis cacat kotor pada fase I sebesar
secara sempurna. 183 lembar dan pada fase II sebesar 180 lembar.
2. Tidak simetris
Misdruk karena kesalahan mesin pada saat
tahap pelipatan sehingga mengakibatkan
lipatan tidak simetris (menceng). Batas
toleransi kemencengan yang diperbolehkan
adalah 2 mm.
3. Kotor
Misdruk ini ditandai dengan hasil cetakan
kotor sebagian. Ini disebabkan karena nilai
air pembasah dengan tinta tidak seimbang.
Biasanya disebabkan karena nilai air lebih
rendah dari nilai tinta. Misdruk ini biasanya Gambar 2 Grafik Nilai Minimum dari Fase I dan
ditemukan pada daerah tepi dari koran. Fase II
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui pula
Hasil dan Pembahasan bahwa nilai minimum karakteristik kualitas
Statistika Deskriptif untuk jenis cacat warna kabur pada fase I sebesar
Berikut merupakan hasil analisis deskriptif 141 lembar dan pada fase II sebesar 140 lembar,
yang mendeskripsikan keadaan data keseluruhan untuk jenis cacat tidak simetris pada fase I
pada Lampiran 1 yaitu berupa banyaknya data, sebesar
rata-rata, nilai terbesar dan nilai terkecil. 107 lembar dan pada fase II sebesar 114 lembar,
Tabel 1 Analisis Statistika Deskriptif dan jenis cacat kotor pada fase I sebesar 112
lembar dan pada fase II sebesar 115 lembar.
Karakteristik Fase I Fase II
Kualtias Banyak Rata- Banyak Rata- Diagram Kontrol Multivariat p
Data Rata Data Rata Diagram Kontrol Multivariat p Fase I
Warna Kabur 21 154 21 153 Diagram kontrol multivariat p pada fase I
Tidak 21 138 21 137 menggunakan 21 pengamatan data proses produk
Simetris percetakan surat kabar Kaltim Post pada periode
Kotor 21 152 21 153 bulan Juli 2017, dengan jumlah pengamatan
yang sama dalam sehari yaitu 1000 eksemplar
Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai
atau sama dengan 9000 lembar. Nilai tingkat
rata-rata karakteristik kualitas pada fase I untuk
pembobot yang digunakan berdasarkan hasil
jenis cacat warna kabur adalah 154 lembar, untuk
wawancara yaitu menggunakan nilai tabel AQL.
jenis cacat tidak simetris adalah 138 lembar, dan
Setiap titik terdapat pada diagram multivariat p,
jenis cacat kotor adalah 152 lembar. Untuk fase
didapatkan melalui persamaan (13) adalah
II diketahui bahwa nilai rata-rata karakteristik
sebagai berikut:
untuk jenis cacat warna kabur adalah 153 lembar, 3
1  j 1j
untuk jenis cacat tidak simetris adalah 137 - ˆ  d pˆ
lembar, dan jenis cacat kotor adalah 153 lembar. j 1
 0,002335

3
21  j 21 j
- ˆ  d pˆ
j 1
 0, 002419
21
- pˆ1  1  pˆ i1
k i 1
 0, 0171
21
Gambar 1 Grafik Nilai Maksimum dari Fase I - pˆ  1  pˆ
2 i2
dan Fase II k i 1
 0, 0153
Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui
bahwa nilai maksimum karakteristik kualitas
untuk jenis cacat warna kabur pada fase I sebesar

42 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 10, Nomor 1, Mei 2019 ISSN 2085-7829

21
- pˆ  1  pˆ
3 i3
k i 1
 0, 0169

Tabel 2 Data Proporsi Cacat pada Proses


Produksi Fase I
Pengamatan Warna Tidak Kotor ˆi
Kabur Simetris
1 0,0008047 0,0006133 0,0009167 0,002335
2 0,0007423 0,0007769 0,0008167 0,002336
3 0,0008217 0,0008280 0,0008889 0,002539
4 0,0007367 0,0006696 0,0001017 0,002423
5 0,0007990 0,0006440 0,0009889 0,002432
Gambar 3 Diagram Kontrol Multivariat p
6 0,0008047 0,0006236 0,0008667 0,002295
7 0,0008047 0,0007309 0,0007556 0,002291 Gambar 3 menunjukkan bahwa semua
8 0,0001003 0,0006338 0,0007444 0,002381 pengamatan pada fase I dalam kondisi terkendali
9 0,0008670 0,0007258 0,0009833 0,002576
secara statistik. Batas Pengendali Atas (BPA)
yang dihasilkan adalah 0,002736, Garis Tengah
10 0,0009803 0,0006184 0,0008833 0,002482
(GT) adalah 0,0024224 dan Batas Pengendali
11 0,0008500 0,0006287 0,0009111 0,00239
Bawah (BPB) 0,0021087. Dengan nilai BPA dan
12 0,0007990 0,0007667 0,0008667 0,002432 BPB tersebut, terlihat bahwa proses percetakan
13 0,0008160 0,0007820 0,0008222 0,00242 surat kabar Kaltim Post telah terkontrol secara
14 0,0009180 0,0006133 0,0008167 0,002348 statistik, sehingga penerapan diagram multivariat
15 0,0007833 0,0007309 0,0009833 0,002593 p fase II dapat menggunakan nilai batas kendali
16 0,0009633 0,0009609 0,0006222 0,002546 diagram multivariat p fase I.
17 0,0009180 0,0007871 0,0008667 0,002572
18 0,0009293 0,0007769 0,0008278 0,002534
Diagram Kontrol Multivariat p Fase II
Diagram kontrol multivariat p pada fase II
19 0,0008613 0,0007309 0,0006444 0,002237
ini menggunakan 21 pengamatan data proses
20 0,0001110 0,0005469 0,0006333 0,002291 percetakan surat kabar Kaltim Post pada periode
21 0,0009237 0,0006389 0,0008556 0,002418 Agustus 2017, dengan jumlah pengamatan yang
sama dalam sehari yaitu 1000 eksemplar atau
Setelah mendapat nilai vektor rata-rata
sama dengan 9000 lembar. Nilai tingkat
proposi dan delta ( ˆi ), perhitungan selanjutnya pembobot yang digunakan berdasarkan hasil
yaitu menghitung Batas Pengendali Atas (BPA) wawancara pada Lampiran 7 yaitu menggunakan
dengan persamaan (15), Garis Tengah (GT) nilai tabel AQL. Setiap titik terdapat pada
dengan persamaan (16) dan Batas Pengendali diagram multivariat p, didapatkan melalui
Bawah (BPB) dengan persamaan (17) persamaan (13) adalah sebagai berikut:
menggunakan taraf signifikansi α = 0,05. 3

  
2 1 
- ˆ  d pˆ
j 1j
m
1  m 2   m j 1
BPA   d j pˆ j   m2 ,   d j pˆ j     d j pˆ j  
n  j 1   j 1    0, 002306
    
j 1

 0, 002736
3
- ˆ
 21   d j pˆ 21 j
m
GT   d j pˆ j
j 1
j 1
 0,002418
 0,0024224
  
2
m
1  m 2   m
BPB   d j pˆ j   m2 ,   d j pˆ j     d j pˆ j  
n  j 1   j 1  
j 1     
 0, 0021087
Kemudian diperoleh diagram multivariat p fase I
dengan batas pengendali sesuai perhitungan
diatas seperti pada Gambar 3

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 43


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 10, Nomor 1, Mei 2019 ISSN 2085-7829

Tabel 3 Data Proporsi Cacat pada Proses surat kabar Kaltim Post untuk pengontrolan
Produksi Fase II selanjutnya.
Pengamatan Warna
Kabur
Tidak
Simetris
Kotor
ˆi
Jenis Cacat Dominan
1 0,0007990 0,0006184 0,0008889 0,002306
Untuk melihat jenis cacat mana yang
2 0,0007593 0,0007667 0,0008111 0,002337 memiliki frekuensi lebih dominan pada proses
3 0,0008160 0,0008433 0,0008944 0,002554 percetakan surat kabar pada periode Juli 2017
4 0,0007357 0,0006644 0,0010000 0,002418 dan Agustus 2017 dapat menggunakan diagram
5 0,0008047 0,0006644 0,0009722 0,002441
Pareto. Dengan menggunakan software RStudio,
diperoleh hasil sebagai berikut:
6 0,0007933 0,0006389 0,0008333 0,002266
7 0,0007933 0,0007156 0,0007722 0,002281
8 0,0009633 0,0006184 0,0007500 0,002332
9 0,0009010 0,0007411 0,0009667 0,002609
10 0,0009860 0,0006133 0,0008556 0,002455
11 0,0008443 0,0006184 0,0009000 0,002363
12 0,0008047 0,0007769 0,0008833 0,002465
13 0,0008047 0,0007667 0,0008056 0,002377
14 0,0009237 0,0006133 0,0007500 0,002287
15 0,0008897 0,0007360 0,0009667 0,002592
16 0,0009577 0,0007667 0,0006389 0,002363
17 0,0009293 0,0007973 0,0008611 0,002588 Gambar 5 Diagram Pareto Produksi Surat Kabar
18 0,0009123 0,0007820 0,0008167 0,002511 Kaltim Post Fase I
19 0,0008670 0,0007411 0,0006389 0,002247
Tabel 4 Hasil Diagram Pareto Produksi Surat
20 0,0009973 0,0005827 0,0008833 0,002463 Kabar Kaltim Post Fase I
21 0,0009180 0,0006389 0,0008611 0,002412 Karakteristik Frekuensi Frek. Persentase Pers.
Kualitas Kumulatif (%) Kumulatif
(%)
Berdasarkan nilai batas kendali yang diestimasi 3.235 3.235 34,699 34,699
Warna
dari pengontrolan fase I, didapatkan hasil Kabur
diagram multivariat p pada Gambar 4. Kotor 3.188 6.423 34,195 68,894
Tidak 2.900 9.323 31,106 100
Simetris

Berdasarkan Gambar 4.5 diperoleh hasil


yang menunjukkan bahwa jenis cacat yang
menempati posisi pertama adalah jenis cacat
warna kabur dengan frekuensi 3.235 lembar dan
persentase sebesar 34,699%, di posisi kedua
yaitu jenis cacat kotor dengan frekuensi 3.188
lembar dan persentase 34,195%, serta di posisi
ketiga yaitu jenis cacat tidak simetris dengan
frekuensi 2.900 lembar dan persentase sebesar
31,106%.

Gambar 4 Diagram Multivariat p Fase II


Pengontrolan kedua dengan menggunakan
multivariat p fase I telah menunjukkan bahwa
tidak teridentifikasi pengamatan di luar batas
kendali, sehingga dapat dikatakan proses
percetakan surat kabar Kaltim Post dalam
kondisi terkendali secara statistik. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa batas kontrol yang
diperoleh dari fase I dengan BPA = 0,002736,
GT = 0,0024224 dan BPB = 0,0021087 dapat Gambar 6 Diagram Pareto Produksi Surat Kabar
digunakan sebagai batas kontrol standar produksi Kaltim Post Fase II

44 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 10, Nomor 1, Mei 2019 ISSN 2085-7829

Tabel 5 Hasil Diagram Pareto Produksi Surat membuat karyawan sulit mendengar peringatan
Kabar Kaltim Post Fase II jika terjadi kesalahan produksi. Faktor keempat
Karakteristik Frekuensi Frek. Persentase Pers. yaitu faktor metode yang terdiri dari prosedur
Kualitas Kumulatif (%) Kumulatif kerja yang tidak sesuai tahapan produksi,
(%)
Warna 3.215 3.215 34,573 34,573 prosedur ukuran kertas dan takaran tinta yang
Kabur belum diperbaharui. Faktor kelima yaitu faktor
Kotor 3.205 6.420 34,467 69,04 material yang terdiri dari kurangnya pemeriksaan
Tidak 2.879 9.299 30,96 100 posisi kertas, kurangnya pemeriksaan terhadap
Simetris takaran tinta pada saat produksi. Faktor utama
yang sering menjadi penyebab kesalahan
Pada Gambar 6 diperoleh hasil yang produksi yaitu dari faktor mesin dan faktor
menunjukkan bahwa jenis cacat yang menempati manusia. Karena kedua faktor ini saling
posisi pertama adalah jenis cacat warna kabur berkaitan satu sama lain
dengan frekuensi 3.215 lembar dan persentase
sebesar 34,573%, di posisi kedua yaitu jenis Kesimpulan
cacat kotor dengan frekuensi 3.205 lembar dan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
persentase 34,467%, serta di posisi ketiga yaitu telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
jenis cacat tidak simetris dengan frekuensi 2.879 1. Proses produksi surat kabar Kaltim Post
lembar dan persentase sebesar 30,96%. pada fase I, yaitu proses pada periode bulan
Juli 2017 berdasarkan diagram kontrol
Faktor-Faktor Penyebab multivariat p telah terkendali. Untuk proses
Berdasarkan hasil wawancara yang produksi pada fase II, yaitu pada periode
dilakukan dengan salah satu pihak Kaltim Post bulan Agustus 2017 berdasarkan diagram
mengenai faktor-faktor penyebab dan akibat dari kontrol multivariat p juga telah terkendali.
produksi yang cacat, maka penulis membuat 2. Jenis cacat yang harus dikurangi adalah jenis
rangkuman dalam bentuk diagram Ishikawa. cacat warna kabur karena mempunyai
Diagram Ishikawa atau diagram sebab akibat persentase cacat yang paling dominan
digunakan untuk mengetahui penyebab diantara jenis cacat yang lain. Jenis cacat
terjadinya kecacatan pada suatu produk yang warna kabur memiliki persentase pada fase I
dipantau dari faktor material, manusia, mesin, sebesar 34,699% dan untuk fase II sebesar
metode dan lingkungan. Sehingga dapat 34,573%. Faktor-faktor yang menyebabkan
diketahui penyebab terjadinya cacat pada surat jenis cacat pada produksi adalah faktor
kabar Kaltim Post dan dapat pula meningkatkan Manusia, Mesin, Lingkungan, Metode dan
kualitas produksi serta mengurangi cacat pada Material.
produk.
Daftar Pustaka
Ariani, D. W. (2004). Pengendalian Kualitas
Statistik Pendekatan Kuantitatif dalam
Manajemen Kualitas. Yogyakarta: C.V.
Andi Offset.
Cozzucoli, P. C. (2009). Process Monitoring with
Multivariate p Control Chart. Journal of
Quality Statistic and Reliability, Vol.
2009, Article ID 707583.
Dewi, J. K.,Nohe, D. A., Nasution, Y. N (2015).
Penerapan Diagram Kontrol Multivariat
np Sebagai Alat Kontrol Kualitas
Gambar 7 Diagram Ishikawa atau Diagram Produk dengan Studi Kasus Produk
Sebab Akibat Cacat Surat Kabar Harian Poskota
Dapat dilihat bahwa pada Gambar 7 Kaltim. Journal Science East Borneo,
penyebab cacat surat kabar yang pertama yaitu Vol. 3, No. 1.
faktor manusia yang terdiri dari kurangnya Johnson, A. R., & Winchern, D. W. (2002).
pengawasan saat produksi dan karyawan kurang Applied Multivariate Statistical Analysis
fokus pada saat produksi. Faktor kedua adalah 5th. New Jersey: Prentice Hall, Upper
faktor mesin yaitu mesin terkadang macet karena Saddle River.
kurangnya pemeriksaan kondisi mesin dan Jensen, W.A., J.B. Birch and W.H. Woodall.
kurangnya perawatan mesin. Faktor ketiga yaitu (2007). High Breakdown Estimation
faktor lingkungan yang terdiri dari tempat kerja Methods for Phase I Multivariate
yang kotor, suhu ruangan yang kurang nyaman Control Charts. Quality and Reliability
bagi karyawan, dan suara mesin yang bising Engineering International. 23: 615-629.

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 45


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 10, Nomor 1, Mei 2019 ISSN 2085-7829

Kosalprapai, A. (2002). Multivariate Attribute P Mahalanobis Statistic. Journal of


Chart for Both Correlated and Applied Statistics, Vol.34, No.4, 56-57.
Uncorrelated Quality Characteristics. Subakti, D. F., dan Permadi, H. (2012)
Master of Engineering (Industrial Pengendalian Kualitas Produk Rokok
Engineering). International Graduate PT. Ongkowidjojo Malang Dengan
Program Graduate School. Kasetsart Grafik Kendali P Multivariat. Jurnal
University. Online Universitas Negeri Malang. Vol.
Lu, X. S, M. Xie, T. N. Goh, and C. D. Lai. 1, No. 2.
(1998). Control Chart for Multivariate Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung:
Attribute Processes. International PT. Tarsito.
Journal of Production Research, Vol. Taleb, H. (2009). Control charts applications for
36, No. 12, 3477–3489. multivariate attribute processes.
Montgomery, D. C. (2009). Introduction to Computers and Industrial Engineering,
Statistical Quality Control (6th ed). Vol. 56, No. 1, 399–410.
New York: John Wiley and Sons, Inc. Walpole, R. E. (1995). Pengantar Statistika.
Mukhopadhyay, A. R. (2008). Multivariate Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Attribute Control Chart Using

46 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman

You might also like