You are on page 1of 16

Efektifitas Pasraman Gurukula Bangli Sebagai Lembaga

Pedidikan Agama Hindu


Ni Luh Suariastuti (171101190)

Prodi Pendidikan Agama Hindu, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa

Denpasar

E- mail : swariastuti1999@gmail.com

Abstract: Pasraman is a special educational institution in the Hindu religion.


This institution is an alternative, because Hindu religious education is taught in
formal schools from elementary school level up to Hindu religious high schools.
Pasraman is one of the institutions of Hindu education providers that can shape
the character of children in this era of globalization. Besides that pasraman is
also an educational media that can instill more religious teachings than formal
schools for children in it. This article was written based on analysis and data
from various sources, both the internet, books and several speakers from
Pasraman Gurukula Bangli, in Kubu Village, Bangli. The results of the study
prove that first, pasraman is needed to shape the character and personality of
future generations who have good character (good morality), have an ethic of
hard work, have motivation to advance and are ready to compete with other
developed nations. Secondly, Pasraman Gurukula Bangli also instilled the
Teaching of Susila as a foundation to become a next generation that is useful for
others in the future by based on "Vasudaiva Kutumbakam" which means the
World Is a Family. Pasraman Gurukula Bangli held various activities in order to
form the character of foster children such as various extracurricular activities
carried out both formally and outside school hours, in the sense that these
activities were carried out in the morning, afternoon, evening or even at night in
accordance with the time remaining besides the Pasraman Gurukula Bangli
students also held clean activities "in the school and pasraman area, incidental
reception and other independent oactivities of the students.
Keyword : Hindu Religious Education, Character of Education, Precepts of
Teaching, Pasraman

I.Pendahuluan

Dewasa ini, kemajuan kehidupan manusia diwarnai oleh pesatnya


perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang telah mengubah cara
hidup masyarakat dunia dalam menjalankan aktivitas sehari- hari. Hal ini secara
tidak langsung telah membawa dunia memasuki era baru globalisasi lebih cepat
dari yang dibayangkan. Sehingga, informasi instant dapat diterima dan diikuti
oleh masyarakat di seluruh dunia. Dewasa ini pemanfaatan internet telah
mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia baik sosial, ekonomi,
pendidikan, hiburan, dan bahkan keagamaan serta sikap spiritual tanpa mengenal
batas- batas geografis dan status sosial

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju secara


umum memiliki dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari kemajuan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah menguatnya paham
individualisme, merosotnya moralitas yang diwarnai dengan meningkatnya
intensitas prilaku kriminalitas, kenakalan remaja sampai kasus narkoba dan HIV-
AIDS. Selain itu, banyak remaja yang terjebak ke dalam perilaku jalan pintas
yaitu ingin sukses dalam waktu singkat, tanpa kerja keras.

Peristiwa- peristiwa yang terjadi di kalangan remaja, kuhususnya bagi


yang bersekolah bisa terjadi akibat dari sistem pendidikan yang sedang berjalan.
Sistem pendidikan di Indonesia secara umum lebih bertujuan untuk mencetak
manusia yang pandai menghafal dan berhitung, bukan manusia yang bisa
berempati kepada sesamanya. Pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi telah
diarahkan ke dalam sistem materialiem, sehingga menghasilkan manusia yang
tidak memiliki solidaritas terhadap sesama.

Sistem pendidikan yang terlalu berorientasi pada nilai yang diperoleh oleh
siswa ternyata menghasilkan dua produk yaitu pembunuhan kreatifitas berpikir
dan berkarya serta hanya menciptakan pekerja. Kurikulum dalam sistem
pendidikan Indonesia memang membuat peserta didik menjadi pintar namun tidak
menjadi cerdas karena sistem pendidikan yang telah berlangsung hingga saat ini
masih cenderung mengeksploitasi pemikiran peserta didik. Selain itu, sistem
pendidikan yang terlalu berorientasi pada nilai adalah mengesampingkan aspek
afektif (merasa) sehingga peserta didik hanya tercetak sebagai generasi- generasi
yang pintar tapi tidak memiliki karakter- karakter yang dibutuhkan oleh bangsa
ini. Sudah 74 tahun semenjak kemerdekaan Indonesia dan setiap tahunnya keluar
ribuan hingga jutaan kaum intelektual namun hal tersebut juga tak kuasa
mengubah nasib bangsa ini.

Maka dari itu diperlukan pembenahan pendidikan untuk mewujudkan


pribadi yang memiliki karakter kepribadian dan sumber daya manusia yang
berkualitas sangat diperlukan demi kemajuan negeri ini. Menurut Megawangi
(2003: 23) anak- anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia
tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Oleh karena itu, keluarga, sekolah
dan komunitas mempunyai peran penting dalam membentuk karakter anak.
Meskipun setiap anak dilahirkan dengan pembawaan yang baik namun dalam
perkembangan selanjutnya dia membutuhkan lingkungan yang baik untuk
menghasilkan karakter yang baik pada anak tersebut.

Dengan diselenggarakannya pembinaan pasraman diharapkan dapat


meningkatkan semangat generasi muda Hindu untuk mengembangkan diri dengan
kompetensi dan pembekalan karakter nilai- nilai keagamaan. Pasraman sebagai
salah satu lembaga pendidikan non- formal yang berbasis budaya dan agama
Hindu memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang ajaran- ajaran agama Hindu secara teori maupun
praktek. Penanaman tata susila Hindu sangat penting ditekankan dalam setiap diri
anak sejak dini sebagai upaya untuk mewujudkan keharmonisan dan kesejahteraan
pada kehidupan mendatang.

Berdasarkan UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2013, Pendidikan adalah


merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki tujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berbudipekerti yang luhur.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam agama Hindu PP. No. 55


Pasal 38 Ayat 1 Tahun 2007 menerangkan bahwa pendidikan agama Hindu
merupakan pendidikan yang diselenggarakan dalam bentuk pasraman, pesantian
dan bentuk lain yang sejenis dan berbasis masyarakat. Pasraman sebagai lembaga
pendidikan Hindu memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Hindu. Artikel ini akan membahas (1) Mengapa pasraman berperan
sebagai media pendidikan karakter generasi muda? (2) Bagaimana pasraman
menanamkam ajaran Tata Susila Hindu bagi anak- anak di dalam pasraman itu
sendiri. Artikel ini ditulis berdasarkan data dari internet, buku dan beberapa
narasumber dari peserta dan penyelenggara pasraman Gurukula Bangli, di
Kelurahan Kubu, Bangli.

II.Pembahasan

2.1 Pasraman Gurukula Bangli Sebagai Penyelenggara Pendidikan Agama


Hindu

Pasraman merupakan salah satu konsep pendidikan Hindu yang tertuang


dalam kitab suci Veda yang menggambarkan hubungan yang akrab antara guru
dengan siswanya bagaikan dalam sebuah keluarga. Oleh karena itu, sistem
kekeluargaan dalam pasraman dikenal dengan nama "gurukula". Pada zaman
dahulu biasanya pasraman didirikan di tempat yang sepi oleh seorang guru
(acarya) agar para siswa dapat belajar dengan tenang sekaligus lebih dekat dengan
alam dan jauh dari keramaian.

Adapun didirikannya pasraman adalah memberikan bekal kemampuan


dasar kepada siswa untuk mengembangkan pribadi yang memiliki sraddha dan
bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan membina siswa agar mampu
menerapkan ajaran Tata Susila dengan baik agar menjadi manusia yang berguna.
Selain itu, juga untuk membina siswa agar memiliki pengalaman, pengetahuan,
dan ketrampilan yang dapat dikembangkan dalam kehidupan ini.

Pendidikan Agama Hindu dilakukan secara terencana dengan usaha yang


berkesinambungan agar bisa mengembangkan kemampuan peserta didik sehingga
bisa memperteguh keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Ida Sang Hyang Widi
Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.

Pasraman tentu memiliki hubungan yang sangat erat dengan pendidikan


agama Hindu karena pasraman sendiri adalah lembaga pendidikan khusus agama
Hindu. Salah satu pasraman yang tentunya sudah berlangsung sesuai dengan
pengertian dan fungsi dari pasraman adalah Pasraman Gurukula Bangli, di
Kelurahan Kubu, Bangli. Pasraman ini telah menunjukkan bagaimana mendidik
anak dan memanusiakan manusia. Artinya pasraman ini telah mencetak siswa-
siswi yang berkarakter dan memahami ajaran agama dengan baik.

Pendidikan yang diselenggarakan di pasraman juga bertujuan menciptakan


manusia yang berkarakter mulia sehingga bisa mengemban tugas sebagai warga
negara dan umat beragama yang dikenal dengan istilah dharma negara dan dharma
agama. Pendidikan yang diselenggarakan hendaknya mampu menjadikan anak
didik memahami empat pilar pengetahuan, yakni learning to do, learning to
know, learning to o together, dan learning to be. Empat pilar pengetahuan
tersebut diyakini dapat dipahami melalui pendidikan yang berbasis pasraman
seperti yang ada dalam ajaran Hindu. Learning to know yaitu anak didik mampu
memahami ilmu apa yang seharusnya diketahui ketika mengikuti pendidikan di
pasraman dan bagaimana caranya memperoleh ilmu tersebut. Anak- anak di
pasraman biasanya dididik agar mereka mampu memahami apa yang disebut
dengan Tri Kaya Parisudha dan Tat Twam Asi. Learning to do yaitu bagaimana
peserta didik mampu menerapkan ajaran yang telah diketahuinya dalam
kehidupan sehari- hari semasih tinggal di pasraman ataupun setelah tamat.
Learning to live together akan terjadi apabila peserta didik hidup bersama dengan
peserta didik lain dalam waktu yang cukup lama pada tempat yang sama. Oleh
karena itu, pasraman adalah media yang tepat untuk menuntut ilmu dan
bersosialisasi antar peserta didik. Karena untuk menjadi manusia yang supel,
memiliki empati, solidaritas dan bertanggung jawab harus diawali dengan peserta
didik yang terbiasa hidup dan bekerja sama yang dilandasi oleh ajaran Tri Kaya
Parisudha dan Tat Twam Asi. Learning to be adalah ketika peserta didik sudah
memahami dan mampu mempraktekkan ketiga hal tersebut di atas, sehingga
peserta didik akan manusia yang berkarakter mulia, manusia yang madhava penuh
dengan kasih sayang, bertanggung jawab dan mampu berdiri sendiri, dengan
demikian tidak akan ada anak- anak yang menentang guru di sekolah, orang tua
dan tidak akan ada anak yang tawuran apalagi sampai membunuh antar sesama.

Apabila ditinjau lebih jauh, keberadaan pasraman sangat penting bagi


umat Hindu karena apabila manajemen dalam pasraman tersebut baik, pasraman
itu sendiri akan mampu menunjukkan fungsi keberadaannya sesuai dengan
harapan masyarakat karena pasraman berfungsi sebagai:

1. Penyelenggara prosesi pembelajaran pendidikan agama Hindu,


2. Pengembang kemampuan dasar pendidikan agama Hindu,
3. Lembaga yang dapat memberikan edukasi tentang perilaku lebih banyak
dibandingkan sekolah formal.
4. Institusi yang mampu memberikan bimbingan dalam pelaksanaan
pengalaman nilai- nilai budi pekerti ajaran Hindu,
5. Menjadi media hubungan kerjasama yang baik antara warga pasraman
dengan masyarakat Hindu di sekitarnya.

Dalam pasal 8 ayat (1) disebutkan "Pendidikan keagamaan berfungsi


mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai- nilai ajaran agamanya dan atau menjadi ahli ilmu agama.
Dalam pasal 8 ayat (2) disebutkan " Pendidikan Keagamaan bertujuan untuk
terbentuknya peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai- nilai ajaran
agamanya dan atau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif,
inovatif dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang
beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.

Pendidikan yang diselenggarakan di sekolah formal kurang memberikan


kesempatan kepada seorang guru untuk mendidik mental anak didik di sekolah,
apalagi dengan adanya campur tangan orang tua yang biasanya berlebihan dan
tanpa disadari hal tersebut menimbulkan dampak buruk pada diri anak sendiri,
seperti sikap anak yang manja, mudah putus asa, kurang menghargai antar sesama
dan kurang menghormati gurunya.

Dengan menempatkan anak tinggal di sebuah pasraman selama


menjalankan pendidikannya, seorang guru akan memiliki kesempatan yang lebih
banyak dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak didiknya, sesuai
dengan tugas seorang guru selain mengajar adalah mendidik.

Dalam artikel ini akan disampaikan bagaimana Pasraman Gurukula Bangli


menyelenggarakan pendidikan keagamaan Hindu. Peserta didik yang menempuh
pendidikan di Pasraman Gurukula Bangli baik sebagai siswa SMP maupun SMA
Gurukula diharuskan untuk tinggal di asrama sebagaimana konsep pasraman yaitu
anak- anak tinggal bersama dalam lingkungan pasraman itu sendiri. Sebagai salah
satu pasraman di Bali, Pasraman Gurukula Bangli memiliki peran yang sangat
penting dalam memberikan pendidikan kepada peserta didiknya yang
diselenggarakan oleh guru- guru ketika jam pelajaran formal seperti sekolah pada
umumnya dan oleh kakak- kakak alumni serta pengasuh pada saat di luar jam
pelajaran dalam artian setelah pulang dari pembelajaran formal. Sebagai pasraman
yang mendidik anak dalam hal pendalaman ilmu agama sekaligus sebagai tempat
pendidikan formal, Pasraman Gurukula Bangli tentu memiliki visi dan misi
layaknya sekolah lain.

Dalam mewujudkan visi dari Pasraman Gurukula Bangli bagi anak


didiknya yaitu "Terwujudnya Sumber Daya Manusia Hindu Yang Berkualitas,
Berdaya Saing Tinggi dan Tangguh Dilandasi Filosofi Vasudhaiva Kutumbakam",
Pasraman Gurukula Bangli juga memiliki misi yakni:

1. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan perkembangan IPTEK dan


tuntutan masyarakat.
2. Meningkatkan mutu lulusan agar mampu berkompetensi dalam
mengahadapi kehidupan nyata.
3. Meningkatkan potensi dalam bidang ekstrakurikuler sesuai dengan potensi
yang dimiliki.
4. Menyelenggarakan program pendidikan yang senantiasa berakar pada
sistem nilai adat istiadat, agama dan budaya masyarakat dengan tetap
mengikuti perkembangan dunia luar.
5. Membangun intelektual dan moralitas umat berdasarkan Tri Hita Karana
dan Tri Kaya Parisudha.
6. Meningkatkan kerukunan dan solidaritas umat berdasarkan "sagilik
saguluk, salunglung sabayantaka, paras paros sarpanaya".

Sebagai pasraman yang keberadaannya telah dikenal sebagai tempat


penyelenggara pendidikan agama Hindu, Pasraman Gurukula memiliki banyak
kegiatan keagamaan. Kegiatan yang dimaksud adalah anak- anak Pasraman
Gurukula Bangli selalu melakukan persembahyangan setiap hari berkeliling ke
seluruh area pasraman. Ini menandakan tingginya sradha dan bhakti dari anak-
anak Pasraman Gurukula Bangli. Selain sembahyang berkeliling yang dilakukan
bagi anak- anak yang piket, mereka juga melakukan persembahyangan bersama
setiap paginya setelah upacara bendera. Berdasarkan hal tersebut, Pasraman
Gurukula Bangli telah melaksanakan pendidikan keagamaan dengan baik.

Tidak hanya itu, pendidikan keagamaan yang diterapkan Pasraman


Gurukula Bangli, pasraman ini juga memberikan pendidikan berupa membuat
Banten pada hari- hari suci keagamaan Hindu seperti banten pejati, segehan, dan
banten- banten lainnya yang sering digunakan pada saat rerahinan/ atau hari suci
agama Hindu.

Di Pasraman Gurukula Bangli, juga ada latihan LCC agama Hindu setiap
mendekati lomba- lomba LCC baik di kampus UNUD maupun UNDIKSHA.
Sehingga selain belajar secara praktek keagamaan, anak- anak pasraman juga
dididik secara formal mengenai ilmu keagamaan Hindu. Dari sekian lomba cerdas
cermat yang sudah diikuti oleh siswa khusunya SMA Gurukula Bangli, telah
banyak menghasilkan piala yang membanggakan. Pasraman Gurukula Bangli
sebagai SMA Gurukula tentu tidak mau kalah dalam hal lomba cerdas cermat
keagamaan ini melihat bahwa pasraman ini yang sudah dikenal dari tahun ke
tahun atas prestasinya di bidang lomba cerdas cermat itu sendiri.
Sebagai lembaga pendidikan Hindu, Pasraman Gurukula Bangli sangat
dikenal oleh masyarakat bukan karena prestasi akademik yang dapat
diperolehnya, namun karena kebersihan lingkungannya dan juga anak- anak
Pasraman Gurukula Bangli sering Ngayah di pura pura terdekat seperti pura
Maniktirta, pura Kehen dan pura yang lainnya. Biasanya anak- anak Pasraman
Gurukula Bangli ngayah megambel, menari, bahkan sampai pada mejejahitan. Hal
inilah yang tentu dapat membantu mengenalkan kepada masyarakat tentang
bagaimana citra dari Pasraman Gurukula Bangli.

2.2 Pasraman Gurukula Bangli Sebagai Wahana Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai- nilai karakter


kepada warga baik, sekolah, masyarakat dan keluarga yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia
dan lilingkunga. Pendidikan karakter adalah pendekatan langsung untuk
pendidikan moral yang melibatkan pengajaran moral dasar untuk para siswa agar
mencegah mereka terlibat dalam perilaku tak bermoral dan melakukan hal yang
berbahaya baik bagi diri sendiri maupun orang lain (Santrock, 2009: 138). Selain
itu, menurut Thomas Lickona, karakter merupakan kesatuan yang utuh antara
pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral dimana ketiga hal tersebut
saling berhubungan. Menurutnya karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal
yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik (Lickona,
2012:82). Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di
dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi
selanjutnya yang bertujuan untuk menyempurnakan diri individu secara terus
menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih
baik.Adapun dalam agama Hindu, pendidikan karakter berkaitan dengan karakter
manusia yang mempengaruhi perilaku. Dimana ada dua kecendrungan yang
mempengaruhi karakter manusia, yaitu sifat kedewataan (daivi sampad) dan sifat
keraksasaan (asuri sampad). Kecendrungan tersebut secara langsung maupun tidak
langsung akan membentuk karakter manusia. Apabila seseorang dipengaruhi oleh
daivi sampad, maka orang tersebut akan senantiasa berbuat kebaikan, namun
sebaliknya apabila seseorang dipengaruhi oleh sifat asuri sampad, maka ia akan
menunjukkan perilakunya yang buruk. Karakter manusia bisa diperbaiki dengan
cara melatihnya untuk selalu berbuat baik. Melalui pendidikan karakter, manusia
dapat dibentuk untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pendidikan karakter
agama Hindu merupakan usaha atau upaya melalui pendidikan untuk merubah
sifat buruk menjadi sifat yang baik. Orang yang berkarakter adalah orang yang
kehidupannya mengarah pada nilai- nilai kemanusiaan dan nilai- nilai spiritual.

Berbicara tentang karakter, karakter masyarakat Bali dibangun


berdasarkan tiga hal, yakni berpikir yang benar, berkata yang benar dan berbuat
yang benar yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berhubungan.
Apabila pikiran selalu diarahkan pada sesuatu yang positif dan benar maka akan
mempengaruhi setiap ucapan yang akan dilontarkan. Selanjutnya ketika kita telah
mampu berpikir dan berkata yang baik dan benar akan mempengaruhi perilaku
dan tindakan untuk menjadi benar pula. Apabila seseorang bisa bepikir yang baik,
berkata yang baik dan berperilaku yang baik maka orang tersebut bisa dikatakan
memiliki karakter yang baik. Pasraman dapat menjadi wahana pendidikan
karakter bagi generasi penerus mengingat melalui pendidikan di pasraman dapat
membentuk watak dan kepribadian bagi anak sejak masih di bangku sekolah.

Sebagai kajian akademik, pendidikan karakter memuat syarat- syarat


keilmiahan akademik seperti dalam konten, pendekatan dan metode kajian.
Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara
utuh dari seseorang, baik mentalitas, sikap dan prilaku. Pendidikan karakter
semacam ini lebih tepat sebagai pendidikan budi pekerti. Pendidikan tentang tata
krama, sopan santun dan adat istiadat menjadikan pendidikan karakter semacam
ini lebih menekankan kepada perilaku aktual tentang bagaimana seseorang dapat
disebut memiliki kepribadian baik atau buruk berdasarkan norma yang bersifat
kontekstual dan kultural.

Seperti yang diterapkan pada Pasraman Gurukula Bangli yang


berfilosofikan " Vasudhaiva Kutumbakam" yang berarti dunia adalah sebuah
keluarga. Pasraman Gurukula Bangli justru meleburkan semua perbedaan dunia
dalam bingkai sebuah keluarga pada saat perbedaan- perbedaan seperti perbedaan
ekonomi dan kesenjangan sosial menjadi pemantik konflik dalam masyarakat.
Sebagai lembaga pendidikan Hindu yang diresmikan pada 23 Maret 2003 oleh
Menteri Agama Republik Indonesia, pasraman Gurukula merupakan lembaga
pendidikan yang berusaha menghidupkan kembali sistem pendidikan Hindu di
masa lampau. Pendidikan karakter yang diterapkan di pasraman Gurukula dapat
dilihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para siswa. Mereka diajarkan
untuk melakukan kegiatan mandiri mulai dari memasak, bersih- bersih hingga
membuat sarana upacara bahkan para siswa juga diajarkan untuk bertani dan
berternak. Hal ini tentu sangat mempengaruhi bagaimana karakter baik siswa yang
sedang menempuh pendidikan di Pasraman Gurukula Bangli ataupun yang sudah
tamat.

Sepanjang sejarah, di seluruh dunia ini, pendidikan pada hakekatnya


memiliku dua tujuan yakni membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar
juga membantu mereka menjadi manusia yang baik. Untuk menjadikan manusia
cerdas dan pintar boleh saja dikatakan mudah dalam melakukannya, tetapi
menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik dan bijak tampaknya sangat
sulit. Oleh karena itu, wajar bila dikatakan bahwa problem moral merupakan
persoalan akut atau penyakit kronis yang mengiringi kehidupan manusia kapan
dan dimanapun.

Mengingat hal tersebut, keberadaan pasraman sebagai media pendidikan


karakter bagi anak tentunya sangat bermanfaat bahkan bagi masyarakat di
sekitarnya. Keberadaan Pasraman Gurukula Bangli telah banyak memberikan
contoh kepada masyarakat di Kelurahan Kubu pada khususnya dan masyarakat
dunia pada umumnya. Eksistensi Pasraman Gurukula Bangli telah mampu
menarik minat banyak orang tua untuk menyekolahkan anaknya disana, baik yang
dari Bangli, luar Bali dan bahkan dari luar negeri. Hal ini membuktikan betapa
terkenalnya Pasraman Gurukula Bangli di seluruh Indonesia sebab pendidikan
yang diterapkan pada pasraman ini sangat baik dalam meningkatkan mutu anak-
anak di dalamnya. Dengan pengasuh sekaligus kepala sekolah yang hebat, I
Wayan Arsada, S. Pd., M.Ag telah mampu mencetak banyak anak yang memiliki
perilaku baik dan terpuji.
Adapun pendidikan kaakter yang diterapkan di Pasraman Gurukula Bangli
yaitu bangun pagi- pagi untuk melakukan tugas yang sudah ditentukan. Dengan
bangun pagi tentu dapat meningkatkan karakter anak untuk tidak menjadi seorang
pemalas. Selain itu, ketika anak- anak Pasraman Gurukula melakukan kegiatan
makan, diharuskan secara tertib dan tanpa melakukan keributan meskipun dalam
kondisi berbanyak. Kebiasaan ini dapat mendidik anak agar tahu bagaimana
berbagi dengan sesama. Begitulah Pasraman Gurukula Bangli menerapkan sesuatu
yang bisa membentuk karakter anak yang menempuh pendidikan di dalamnya.

2.3 Pasraman Gurukula Bangli Sebagai Media Penanaman Ajaran Tata


Susila

Menurut Sudirga, dkk (2013:80) dalam buku Widya Dharma Agama


Hindu mengatakan bahwa Susila atau etika adalah upaya (karma) manusia
mempergunakan ketrampilan fisiknya (angga) dan kecerdasan rohani (suksma
sarira) nya, yang terdiri dari pikiran (manas), kecerdasan (buddhi) dan kesadaran
murni (atman) dapat berfungsi untuk memecahkan berbagai masalah tentang
bagaimana ia harus hidup sebagai manusia yang baik (suputra).

Pada buku yang ditulis oleh Subagiasta (2007:6) juga menjelaskan bahwa
penekanan kata “etika” adalah bagaimana hal yang buruk dapat menuju pada
kebaikan, kemuliaan, kebenaran, keutamaan dan yang sejenisnya dalam kaitannya
dengan pengelolaan kependidikan Agama Hindu di Indonesia. Pendapat ini
memberikan gambaran betapa pentingnya ajaran Tata Susila bagi setiap orang
karena berisikan ajaran kepada seorang manusia mengenai acuan bertingkah laku
yang benar. Mengingat hanya manusialah yang memiliki idep, maka manusia juga
yang sangat penting untuk memahami ajaran Tata Susila.

Ajaran tata susila apabila diterapkan pada setiap orang, tentu dapat
mengubah pola perilaku mereka. Bagi mereka yang yang memahami ajaran tata
susila, tentunya akan lebih menghargai orang lain dan melakukan perbuatan yang
berlandaskan pada dharma. Selain itu, dengan mempelajari tata susila akan
mampu membuat seseorang lebih bisa mengendalikan dirinya baik secara rohani
maupun jasmani.
Mengingat pentingnya ajaran Tata Susila, maka ajaran ini banyak dibahas
dalam kitab- kitab suci keagamaan. Naskah- naskah suci Hindu yang memuat
tentang ajaran Tata Susila biasanya membahas mengenai bagaimana ajaran Tata
Susila dalam kehidupan sehari- hari baik pada masyarakat maupun dalam
beragama. Naskah suci Hindu yang memuat tentang ajaran Tata Susila adalah
seperti Veda, Sarasamuscaya, Slokantara, Bhagavadgita dan yang lainnya. Kitab
Sarasamuscaya adalah salah satu kitab yang paling terkenal mengandung banyak
ajaran Tata Susila. Kitab ini berisikan tentang penerapan etika bertingkah laku
dalam kehidupan masyarakat yang berlandaskan ajaran dharma.

Perilaku seseorang dapat menjadi baik maupun buruk dapat dilihat dari
sebuah sloka dalam kitab Sarasamuscaya berikut.

Manusah sarvabhutesu varttate vai subhasubhe,

Asubhesu samavistam subhevevakarayet.

(Sarasamuscaya, sloka 2)

Artinya :

Diantara semua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah,
yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah ke dalam
perbuatan baik, segala perbuatan yang buruk itu, demikian gunanya (pahalanya)
menjadi manusia.

Dari sloka Sarasamuscaya diatas dapat disimpulkan bahwa kelahiran


menjadi manusia adalah kelahiran yang sempurna dibandingkan dengan kelahiran
menjadi binatang atau tumbuh- tumbuhan. Hal ini dikarenakan dengan menjadi
seorang manusia yang dianugerahi pikiran, kita dapat memilah segala sesuatu
yang baik dan buruk, mana yang patut dicontoh dan mana yang patut dibuang.

Mengingat pentingnya ajaran Tata Susila yang tentunya sangat dibutuhkan


oleh setiap manusia, diperlukan media yang bisa menerapkan ajaran Tata Susila,
salah satunya yaitu pasraman. Pasraman adalah salah satu lembaga yang
memungkinkan untuk mendidik peserta didik setiap waktu karena mereka tinggal
di tempat.
Ajaran Tata Susila atau tata cara berperilaku yang diajarkan di Pasraman
Gurukula Bangli seperti bagaimana bersikap terhadap orang lain, guru maupun
tamu yang sekali- sekali datang berkunjung. Selain belajar bagaimana bersikap
terhadap orang lain, anak- anak juga diajarkan tata cara berpakaian, tata cara
makan, dan tata cara berbicara. Anak- anak Pasraman Gurukula Bangli juga
dididik untuk meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas terhadap sesama.

Selayaknya tempat menempuh pendidikan sekaligus tempat tinggal bagi


para siswa, di Pasraman Gurukula Bangli selalu mengadakan kegiatan setiap
harinya mulai dari bangun pagi sampai malam harinya. Siswa dan siswi Pasraman
Gurukula Bangli sangat berantusias dalam hal kebersihan lingkungan sekolah
yang sekaligus menjadi tempat tinggal mereka. Untuk membersihkan seluruh area
yang menjadi lingkungan Pasraman Gurukula Bangli, para siswa dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok. Masing- masing kelompok ini ditugaskan untuk
melakukan piket di tempat yang telah ditentukan. Satu kelompok terdiri dari 2
sampai 3 siswa, yang berbeda antara kelompok siswa dan siswi. Nantinya
kelompok ini akan dirolling setiap minggu agar setiap siswa bisa bergantian
dalam melaksanakan tugasnya. Ada yang bertugas memasak nasi, menyiram
tanaman, membersihkan gedung- gedung, mebersihkan asrama, mebanten,
membersihkan lingkungan dan masih banyak lagi. Tugas- tugas ini dilakukan
sebelum anak- anak Pasraman Gurukula Bangli belajar layaknya pembelajaran
formal. Pembagian piket ini menunjukkan bahwa Pasraman Gurukula Bangli telah
menerapkan ajaran Tata Susila, yakni bagaimana melakukan hal- hal yang positif
setelah bangun tidur. Namun sebelum belajar, siswa siswi di Pasraman Gurukula
Bangli melaksanakan upacara bendera dan persembahyangan terlebih dahulu. Hal
ini menunjukkan adanya pendidikan karakter untuk tertib dalam mengikuti
upacara bendera.

Ajaran Tata Susila yang diterapkan di Pasraman Gurukula Bangli


diharapkan bisa mencetak banyak lulusan yang berkualitas baik dan memiliki
sikap spiritual yang tinggi. Pasraman Gurukula Bangli juga diharapkan bisa
membentuk anak- anak dengan karakter dan kepribadian yang baik melalui tata
cara pendidikan yang telah diterapkan oleh Pasraman Gurukula Bangli itu sendiri.
III.Penutup

Dari penelitian tentang Efektifitas Pasraman Gurukula Bangli Sebagai


Lembaga Pendidikan Agama Hindu adalah bahwa: Pertama, pasraman merupakan
salah satu konsep pendidikan Hindu yang tertuang dalam kitab suci Veda yang
menggambarkan hubungan yang akrab antara guru dengan siswanya bagaikan
dalam sebuah keluarga. Oleh karena itu, sistem kekeluargaan dalam pasraman
dikenal dengan nama "gurukula". Pada zaman dahulu biasanya pasraman
didirikan di tempat yang sepi oleh seorang guru (acarya) agar para siswa dapat
belajar dengan tenang sekaligus lebih dekat dengan alam dan jauh dari keramaian.

Kedua, sebagai pasraman yang keberadaannya telah dikenal sebagai


tempat penyelenggara pendidikan agama Hindu, Pasraman Gurukula memiliki
banyak kegiatan keagamaan. Kegiatan yang dimaksud adalah anak- anak
Pasraman Gurukula Bangli selalu melakukan persembahyangan setiap hari
berkeliling ke seluruh area pasraman. Ini menandakan tingginya sradha dan bhakti
dari anak- anak Pasraman Gurukula Bangli. Selain sembahyang berkeliling yang
dilakukan bagi anak- anak yang piket, mereka juga melakukan persembahyangan
bersama setiap paginya setelah upacara bendera. Berdasarkan hal tersebut,
Pasraman Gurukula Bangli telah melaksanakan pendidikan keagamaan dengan
baik.

Ketiga, sebagai penyelenggara pendidikan keagamaan Hindu, Pasraman


Gurukula Bangli juga menerapkan pendidikan karakter. Pendidikan kaakter yang
diterapkan di Pasraman Gurukula Bangli yaitu bangun pagi- pagi untuk
melakukan tugas yang sudah ditentukan. Dengan bangun pagi tentu dapat
meningkatkan karakter anak untuk tidak menjadi seorang pemalas. Selain itu,
ketika anak- anak Pasraman Gurukula melakukan kegiatan makan, diharuskan
secara tertib dan tanpa melakukan keributan meskipun dalam kondisi berbanyak.
Kebiasaan ini dapat mendidik anak agar tahu bagaimana berbagi dengan sesama.
Begitulah Pasraman Gurukula Bangli menerapkan sesuatu yang bisa membentuk
karakter anak yang menempuh pendidikan di dalamnya.

Terakhir, selain pendidikan karakter, Pasraman Gurukula Bangli juga


menanamkan ajaran Tata Susila kepada anak didiknya. Ajaran Tata Susila atau
tata cara berperilaku yang diajarkan di Pasraman Gurukula Bangli seperti
bagaimana bersikap terhadap orang lain, guru maupun tamu yang sekali- sekali
datang berkunjung. Selain belajar bagaimana bersikap terhadap orang lain, anak-
anak juga diajarkan tata cara berpakaian, tata cara makan, dan tata cara berbicara.
Anak- anak Pasraman Gurukula Bangli juga dididik untuk meningkatkan rasa
persaudaraan dan solidaritas terhadap sesama.

Ajaran Tata Susila yang diterapkan di Pasraman Gurukula Bangli


diharapkan bisa mencetak banyak lulusan yang berkualitas baik dan memiliki
sikap spiritual yang tinggi. Pasraman Gurukula Bangli juga diharapkan bisa
membentuk anak- anak dengan karakter dan kepribadian yang baik melalui tata
cara pendidikan yang telah diterapkan oleh Pasraman Gurukula Bangli itu sendiri.

Referensi

http://arjana-stahn.blogspot.com/2009/11/menggagas-eksisitensi-pasraman-
sebagai.html

Subagiasta, I Ketut. 2007. Etika Pendidikan Agama Hindu. Surabaya: Pāramita

Koesoema, Doni. 2012. Pendidikan Karakter utuh dan Menyeluruh.


Yogyakarta: Kanisius.
Tim Penyusun. 2006. Pedoman Pengelolaan Pasraman. Surabaya: Paramita.

PP.NO.55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan

You might also like