Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The research aimed to find out potential of mangrove forest in Pelabuhan Lembar
Lombok Barat Residence Nusa Tenggara Barat area.
The research was done in Pelabuhan Lembar Lombok Barat Residence Nusa Tenggara
Barat area with 183,63 Ha area which was done in July 2011 until July 2012.Method used
in measurement and observation of Mangrove vegetation observation using transect/double
quarter line with measurement square 20x20 m2 for trees inside measurement square. In
measurement square with size 20x20 m2 there made smaller square 10x10 m2 for pole level.
While for 5x5 m2 square for pole and 2x2 m2 square for understory.
From the research done in Pelabuhan Lembar, there found 5 kinds of 3 different famili:
A. marina (Forsk) Vierh, R. apiculata BI, R. mucronata Lmk, R. stylosa Griff, S. alba J.E
Smit. In Pelabuhan Lembar area dominated kind was R. apiculata BI and R. stylosa Griff.
Vegetation with highest INP value for trees was R. apiculata BI that was 88,8%, for pole
kind was R. apiculata BI that was 89,2% and pole variance was R. apiculata BI that was
79,4%.
In general, there could be seen zone mangrove forest in Pelabuhan Lembar Lombok
Barat Residence Nusa Tenggara Barat area as: close beach zone, R. apiculata BI, R.
mucronata Lmk, R. stylosa Griff and S. alba J.E Smit Lamk. Middle zone were A. marina
(Forsk) Vierh.
According to research done in Pelabuhan Lembar Lombok Barat Residence Nusa
Tenggara Barat area, there were Mangrove destruction caused by tritip pest caused damaged
in mangrove stand also destruction by people around the beach. That’s why there needed
reservation and safety in mangrove forest at Pelabuhan Lembar Lombok Barat Residence
Nusa Tenggara Barat area so that mangrove forest could be benefit for people around the
beach and Life Environment and Research Institution and another related institution.
PENDAHULUAN
menyeimbangkan kualitas lingkungan dan
Kawasan pesisir dan laut merupakan menetralisir bahan-bahan pencemar (Rusdia,
sebuah ekosistem yang terpadu dan saling 2008).
berkolerasi secara timbal balik. Masing- Indonesia merupakan tempat komunitas
masing elemen dalam ekosistem memiliki bakau terbaik dan terluas didunia lebih kurang
peran dan fungsi yang saling mendukung. 3,7 juta ha atau 21,8 dari luas bakau di dunia
Kerusakan salah satu komponen ekosistem (17 juta ha). Luas hutan bakau Indonesia yaitu
dari salah satunya (daratan dan lautan) Papua (35%), Kalimantan Timur (20,6%),
secara langsung berpengaruh terhadap Sumatera Selatan (9,6%), Propinsi lainnya
keseimbangan ekosistem keseluruhan. kurang dari (6%) (Anonymous, 2002).
Hutan mangrove merupakan elemen yang Hutan bakau atau hutan mangrove
paling banyak ber peran dalam memiliki beberapa nilai penting, baik secara
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok 1
Barat Nusa Tenggara Barat
Versi online / URL :
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/issue/view/238/showToc
ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis Hutan mangrove adalah tipe hutan yang
keberadaan hutan mangrove merupakan khas terdapat di sepanjang pantai atau muara
suatu ekosistem penyangga bagi kawasan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
pesisir secara luas. Keberadaan hutan Seringkali disebut sebagai hutan pantai, hutan
mangrove layaknya satu mata rantai yang pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau.
tidak dapat dipisahkan dengan ekosistem Istilah bakau digunakan untuk jenis-jenis
lainnya, yaitu ekosistem vegetasi hutan pantai, tumbuhan tertentu saja yaitu dari marga
dan terumbu karang. Kehancuran salah Rhizophora, sedangkan istilah mangrove
satunya merupakan ancaman bagi ekosistem digunakan untuk segala tumbuhan yang hidup
lainnya. Terlebih perannya sebagai pelindung dilingkungan yang khas ini (Nontji, 1993).
bagi daratan yang berdekatan langsung Selain Sumatera, hutan mangrove juga
dengan ekosistem mangrove. Ikan, udang, ada di sepanjang pulau Jawa dan pulau
kepiting, dan organisme lainnya menempatkan lainnya seperti pulau Lombok. Dimana pulau
kawasan mangrove sebagai daerah asuhan Lombok sendiri mempunyai hutan mangrove
(nursery ground), daerah untuk bertelur seperti yang ada di sekitar Pelabuhan
(spawning ground), dan daerah untuk Lembar.
mencari makan (feeding ground). Hal Untuk wilayah Pelabuhan Lembar
tersebut menunjukan tingkat ketergantungan Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara
yang sangat tinggi bagi biota perairan tersebut Barat sendiri belum seluruhnya diketahui
(Firman, 2009). struktur dan komposisi vegetasi serta pola
Tumbuhan mangrove mempunyai komunitas yang terbentuk di Pelabuhan
manfaat ganda dan merupakan mata rantai Lembar tersebut. Masih dibutuhkan
sangat penting dalam memelihara penelitian-penelitian lebih lanjut dalam rangka
keseimbangan biologi di suatu perairan. Selain pengelolaan kawasan ini, apalagi kawasan
itu hutan mangrove merupakan suatu kawasan lautnya merupakan daerah wisata alam laut
yang mempunyai tingkat produktivitas tinggi yang akan dikembangkan menjadi daerah
sehingga keadaan ini menjadikan hutan tujuan wisata. Berdasarkan uraian di atas
mangrove memegang peranan penting bagi maka dipandang perlu untuk mengadakan
kehidupan biota seperti ikan, udang, moluska, penelitian tentang struktur dan komposisi
dan lainnya. Selain itu hutan mangrove juga vegetasi untuk pengelolaan kawasan
berperan sebagai pendaur zat hara, penyedia Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok
makanan, tempat memijah, berlindung, dan Barat.
tempat tumbuh beberapa biota laut
(Romimohtarto, 2001). METODE PENELITIAN
Hutan mangrove di sepanjang pantai
barat dan timur pulau Sumatera telah rusak Waktu dan Tempat Penelitian
lebih dari 50%. Propinsi Bengkulu adalah
salah satu daerah mangrove yang memiliki Penelitian dilakukan di kawasan
laut sepanjang 525 km. Sebanyak 50% hutan mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten
mangrove yang terdapat di 525 km pantai Lombok Barat Nusa Tenggara Barat dengan
Bengkulu telah mengalami kerusakan dan luasan 183,63 Ha. Penelitian mulai pada bulan
perlu segera direboisasi. Reboisasi hutan Juli 2011sampai dengan selesai.
mangrove sangat penting, karena akan
menjaga abrasi pantai, mengembalikan Metode Penelitian
habitat biota laut serta meminimalisasi
terjadinya bencana akibat gelombang tsunami Dalam pelaksanaan penelitian ini data
(Santoso, 2008). yang diambil meliputi :
Data primer, adalah data yang diperoleh melingkarkan pita meteran ke tegakan
dengan mencatat langsung dari hasil metode setinggi dada, sedangkan untuk pengukuran
pengambilan contoh, observasi dan tinggi dengan menggunakan cristenmeter dan
wawancara langsung. menghitung jumlah tegakan serta jenisnya
Teknik Pengambilan Contoh yaitu sesuai petak ukur.
pengukuran dan pengamatan vegetasi sebagai
berikut : Analisa Data
Metode yang digunakan dalam
pengukuran dan pengamatan vegetasi Data yang diperoleh dianalisa secara
mangrove adalah menggunakan metode sistematis menurut Soerianegara (1983), yaitu
transek/jalur garis berpetak ganda dengan menghitung :
petak ukur berukuran 20x20 m2 untuk pohon
yang terletak di dalam petak ukur. Kerapatan
Pada petak ukur dengan ukuran 20x20
m2 tersebut, dibuat petak yang lebih kecil jumlah individu
dengan ukuran 10x10 m2 untuk tingkat tiang. K
Luas contoh
Sedangkan pada petak ukuran 5x5 m2 untuk
tingkat pancang dan pada petak ukuran 2x2
m2 untuk tanaman bawah, seperti pada gambar Kerapatan relatif jenis (%)
di bawah ini.
kerapatan darisuatu jenis
KR X 100%
kerapatan dariseluruh jenis
Frekuensi
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok 3
Barat Nusa Tenggara Barat
Versi online / URL :
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/issue/view/238/showToc
Sonneratiaceae
Sonneratia alba J.E Smit √ √ √ √ − − −
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok 5
Barat Nusa Tenggara Barat
Versi online / URL :
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/issue/view/238/showToc
yang paling sedikit adalah S. alba J.E Smit Tabel 10. Nilai kerapatan relatif tingkat tiang
yaitu sebanyak 285 individu/ha. No Jenis KR%
1 Rhizophora apiculata BI 31,2%
Tabel 7. Nilai kerapatan tingkat pancang 2 Rhizophora stylosa Griff 23,6%
No Jenis Kerapatan 3 Avicennia marina 16,7%
(Forsk) Vierh
1 Rhizophora stylosa Griff 885
4 Rhizophora mucronata 15,0%
2 Rhizophora apiculata BI 785 Lmk
3 Avicennia marina 715 5 Sonneratia alba J.E 13,4%
(Forsk) Vierh Smit
4 Rhizophora mucronata 625
Lmk Nilai kerapatan relatif jenis tingkat
5 Sonneratia alba J.E 285 pancang dikuasai oleh jenis R. stylosa Griff
Smit yaitu 26,8%, kemudian disusul jenis R.
apiculata BI yaitu 23,8%, A. marina (Forsk)
Vierh yaitu 21,7%, R. mucronata Lmk yaitu
Kerapatan Relatif (KR)
19,0%, Nilai KR yang terendah pada jenis S.
Kerapatan suatu jenis dalam komunitas
alba J.E Smit yaitu 8,6%.
adalah jumlah individu atau jenis per luas
contoh. Sebaliknya kerapatan relatif Tabel 11. Nilai kerapatan relatif tingkat
merupakan cara untuk mengetahui kerapatan pancang.
jenis terhadap keseluruhan jenis berdasarkan No Jenis KR%
presentase suatu jenis. 1 Rhizophora stylosa 26,8%
Pada tabel 4.8 3 jenis yang mempunyai Griff
nilai kerapatan relatif tertinggi pada tingkat 2 Rhizophora apiculata 23,8%
BI
pohon adalah jenis R. apiculata BI yaitu
3 Avicennia marina 21,7%
30,8%, R. stylosa Griff yaitu 28,5% kemudian (Forsk) Vierh
disusul oleh jenis, A. marina (Forsk) Vierh 4 Rhizophora mucronata 19,0%
yaitu 14,0%, S. alba J.E Smit yaitu 13,5% Lmk
dan Nilai KR yang terendah adalah R. 5 Sonneratia alba J.E 8,6%
mucronata Lmk yaitu 13,2%. Smit
Tabel 9. Nilai kerapatan relatif tingkat pohon Nilai kerapatan relatif jenis tingkat semai
dikuasai oleh jenis R. mucronata Lmk yaitu
No Jenis KR% 23,9%, kemudian disusul jenis R. apiculata
1 Rhizophora apiculata BI 30,8% BI yaitu 23,4%, A. marina (Forsk) Vierh
2 Rhizophora stylosa Griff 28,5% yaitu 20,5%, R. stylosa Griff yaitu 18,3%,
3 Avicennia marina 14,0% Nilai KR yang terendah pada jenis S. alba
(Forsk) Vierh J.E Smit yaitu 14,9%.
4 Sonneratia alba J.E Smit 13,5%
5 Rhizophora mucronata 13,2% Tabel 12. Nilai kerapatan relatif tingkat semai
Lmk
No Jenis KR%
Nilai kerapatan relatif jenis tingkat tiang 1 Rhizophora mucronata 23,9%
dikuasai oleh jenis R. apiculata BI yaitu Lmk
31,2%, kemudian disusul jenis R. stylosa Griff 2 Rhizophora apiculata BI 23,4%
yaitu 23,6%, A. marina (Forsk) Vierh yaitu 3 Avicennia marina 20,5%
16,7%, R. mucronata Lmk yaitu 15,0%, Nilai (Forsk) Vierh
KR yang terendah pada jenis S. alba J.E Smit 4 Rhizophora stylosa Griff 18,3%
yaitu 13,4%. 5 Sonneratia alba J.E Smit 14,9%
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok 7
Barat Nusa Tenggara Barat
Versi online / URL :
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/issue/view/238/showToc
Griff yaitu 2,9385, A. marina (Forsk) Vierh yaitu 3,2%, dan Nilai DR yang terendah adalah
yaitu 2,0145, R. mucronata Lmk yaitu 1,9635, R. mucronata Lmk yaitu 1,8%.
sedangkan dominasi yang paling rendah
adalah jenis S. alba J.E Smit yaitu 1,693. Tabel 24. Nilai dominasi relatif tingkat pohon
No Jenis DR%
Tabel 22. Nilai dominasi tingkat tiang
1 Rhizophora apiculata BI 31,1%
No Jenis Dominasi 2 Rhizophora stylosa Griff 25,8%
1 Rhizophora apiculata BI 3,891 3 Avicennia marina (Forsk) 3,6%
2 Rhizophora stylosa Griff 2,9385 Vierh
4 Sonneratia alba J.E Smit 3,2%
3 Avicennia marina (Forsk) 2,0145
Vierh 5 Rhizophora mucronata 1,8%
4 Rhizophora mucronata 1,9635 Lmk
Lmk
5 Sonneratia alba J.E Smit 1,693 Nilai dominasi relatif tertinggi pada
tingkat tiang adalah jenis R. apiculata BI
Nilai dominasi yang tertinggi pada yaitu 31,1%, R. stylosa Griff yaitu 23,5%,
tingkat pancang adalah jenis R. apiculata BI kemudian disusul oleh jenis, A. marina
yaitu 0,33, kemudian disusul jenis A. marina (Forsk) Vierh yaitu 16,1%, R. mucronata Lmk
(Forsk) Vierh yaitu 0,279, R. mucronata Lmk yaitu 15,7% dan Nilai DR yang terendah
yaitu 0,2625, R. stylosa Griff yaitu 0,251, adalah S. alba J.E Smit yaitu 13,5%.
sedangkan dominasi yang paling rendah
adalah jenis S. alba J.E Smit yaitu 0,1275. Tabel 25. Nilai dominasi relatif tingkat tiang
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok 9
Barat Nusa Tenggara Barat
Versi online / URL :
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/issue/view/238/showToc
Indeks Nilai Penting (INP) yaitu 71,9%, A. marina (Forsk) Vierh yaitu
56,5%, R. mucronata Lmk yaitu 52,5% dan
Indeks nilai penting merupakan jenis yang mempunyai nilai INP terendah
penjumlahan dari KR, FR dan DR, karena adalah jenis S. alba J.E Simt yaitu 39,6%.
itu tidak semua jenis yang mempunyai KR,
FR dan DR, tertinggi akan mempunyai INP Tabel 29. Nilai INP tingkat pancang
yang tertinggi pula.
No Jenis INP%
Jenis yang mempunyai INP yang
1 Rhizophora apiculata BI 79,4%
tertinggi pada tingkat pohon adalah R.
2 Rhizophora stylosa Griff 71,9%
apiculata BI 88,8% dari berbagai petak
3 Avicennia marina (Forsk) 56,5%
keseluruhan. Kemudian disusul oleh jenis R. Vierh
stylosa Griff yaitu 81,2%, S. alba J.E Simt 4 Rhizophora mucronata 52,5%
yaitu 39,8%, A. marina (Forsk) Vierh yaitu Lmk
29,1%, dan jenis yang mempunyai nilai INP 5 Sonneratia alba J.E Smit 39,6%
terendah adalah jenis R. mucronata Lmk
Pengelolaan Hutan Mangrove
yaitu 26,5%.
Tabel 27. Nilai INP tingkat pohon Pengelolaan hutan mangrove yang ada
di kawasan penelitian, di daerah Pelabuhan
No Jenis INP% Lembar keadaannya tergolong baik. Dalam
1 Rhizophora apiculata BI 88,8% hal ini, desa yang berada di Pelabuhan Lembar
2 Rhizophora stylosa Griff 81,2% Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara
3 Sonneratia alba J.E Smit 39,8% Barat merupakan hal yang mempengaruhi
4 Avicennia marina (Forsk) 29,1% pertumbuhan mangrove dan daerah-daerah
Vierh
yang berada di sekitar hutan mangrove itu
5 Rhizophora mucronata Lmk 26,5%
biasa disebut dengan “enclave”. Hutan
Jenis yang mempunyai INP yang mangrove yang ada dikawasan penelitian
tertinggi pada tingkat tiang R. apiculata BI dikelola oleh Badan Lingkungan Hidup dan
89,2% dari berbagai petak keseluruhan. Penelitian (BLHP) sendiri sehingga hutan
Kemudian disusul oleh jenis R. stylosa Griff mangrove dijadikan atau mempunyai peranan
yaitu 74%, S. alba J.E Simt yaitu 50%, A. sebagai filter dari pengaruh laut maupun dari
marina (Forsk) Vierh yaitu 44,3%, dan jenis darat, serta mencegah terjadinya intrusi air
yang mempunyai nilai INP terendah adalah laut ke darat dan tidak untuk diproduksi atau
jenis R. mucronata Lmk yaitu 42,2%. untuk ditebang melainkan hanya dipelihara
mencegah untuk terjadinya bencana. Jenis
Tabel 28. Nilai INP tingkat tiang yang ada didaerah penelitian rerata didominasi
oleh jenis R. apiculata BI dan Rhizophora
No Jenis INP%
stylosa Griff, sehingga untuk jenis ini
1 Rhizophora apiculata BI 89,2%
2 Rhizophora stylosa Griff 74% berpotensi sebagaimana dari fungsi hutan
3 Sonneratia alba J.E Smit 50% mangrove sendiri sebagai penahan dari
4 Avicennia marina (Forsk) 44,3% adanya bencana abrasi.
Vierh
Pola Zonasi Vegetasi Mangrove
5 Rhizophora mucronata Lmk 42,2%
spp yang kesemuanya dipengaruhi oleh tanah 2. Secara umum terlihat pola zonasi hutan
dan salinitas. Lebih lanjut dijelaskan oleh mangrove di Pelabuhan Lembar
(Watson, 1928 dalam Kartawinata, 1979) Kabupaten Lombok Barat Nusa
bahwa sistem zonasi dipengaruhi oleh Tenggara Barat sebagai berikut: zona
fluktuasi pasang surut, salinitas dan lama dekat dengan laut yaitu jenis R.
pengenangan. apiculata BI, R. mucronata Lmk, R.
Untuk lokasi penelitian hutan mangrove stylosa Griff, S. alba J.E Smit Lamk.
sendiri dikawasan Pelabuhan Lembar Zona pertengahan yaitu jenis A. marina
Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara (Forsk) Vierh.
Barat pada transek 1 sampai dengan transek 3. Jenis yang mendominasi di kawasan
4 terdapat 6 petak ukur pada setiap penelitian adalah jenis R. apiculata BI
transeknya, petak ukur 1 sampai dengan 6 dan R. stylosa Griff dan sangat
pada transek 1 sampai dengan transek 4 berpotensi sebagai penahan adanya
mempunyai pola zonasi R. apiculata BI, R. bencana sedangkan jenis yang lainnya
stylosa Griff, dan S. alba J.E Smit Lamk. hanya sebagai pendukung saja.
Jenis R. apiculata BI merupakan jenis yang 4. Jenis yang mempunyai INP yang
mendominasi. Jenis R. apiculata BI tertinggi pada tingkat pohon adalah R.
membentuk belukar yang rapat pada apiculata BI 88,8% dari berbagai petak
perbatasan antara air laut dan daratan serta keseluruhan. Kemudian disusul oleh
berfungsi sebagai penahan ombak dan jenis R. stylosa Griff yaitu 81,2%, S.
sebagai tempat ikan, tanah yang ditumbuhi alba J.E Simt yaitu 39,8%, A. marina
oleh vegetasi ini adalah lumpur dengan (Forsk) Vierh yaitu 29,1%, dan jenis
campuran pasir yang berada di bibir pantai / yang mempunyai nilai INP terendah
teluk. adalah jenis
Pada transek 5 sampai dengan transek 5. Jenis yang mempunyai INP yang
7 terdapat 4 petak ukur pada setiap jalurnya, tertinggi pada tingkat tiang R. apiculata
petak ukur 1 sampai dengan 4 pada transek BI 89,2% dari ber bagai petak
5 sampai dengan transek 7 mempunyai pola keseluruhan. Kemudian disusul oleh
zonasi yaitu jenis A. marina (Forsk) Vierh, jenis R. stylosa Griff yaitu 74%, S. alba
R. mucronata Lmk. Di tiap-tiap jalur J.E Simt yaitu 50%, A. marina (Forsk)
ditemukan 2 jenis vegetasi mangrove. Vierh yaitu 44,3%, dan jenis yang
mempunyai nilai INP terendah adalah
KESIMPULAN DAN SARAN jenis R. mucronata Lmk yaitu 42,2%.
6. Jenis yang mempunyai INP yang
Kesimpulan tertinggi pada tingkat pancang R.
apiculata BI 79,4% dari berbagai petak
Dari hasil penelitian mengenai analisis keseluruhan. Kemudian disusul oleh
vegetasi hutan mangrove di Pelabuhan jenis R. stylosa Griff yaitu 71,9%, A.
Lembar Kabupaten Lombok Barat Nusa marina (Forsk) Vierh yaitu 56,5%, R.
Tenggara Barat dapat disimpulkan bahwa: mucronata Lmk yaitu 52,5% dan jenis
1. Jenis - jenis vegetasi yang ditemukan di yang mempunyai nilai INP terendah
Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok adalah jenis S. alba J.E Simt yaitu
Barat Nusa Tenggara Barat terdiri dari 39,6%.
5 jenis dari tiga famili yang berbeda: A.
marina (Forsk) Vierh, R. apiculata BI, Saran
R. mucronata Lmk, R. stylosa Griff,
dan S. alba J.E Smit. Berdasarkan dalam penelitian yang
dilakukan dikawasan Pelabuhan Lembar
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok 11
Barat Nusa Tenggara Barat
Versi online / URL :
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/issue/view/238/showToc
www.Irwantoshut.com (diakses 11
Agustus 2008)
Amir Syarifuddin1 & Zulharman2. Analisa Vegetasi Hutan Mangrove Pelabuhan Lembar Kabupaten Lombok 13
Barat Nusa Tenggara Barat