You are on page 1of 10

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PADA MATERI ENERGI

LISTRIK DI SD NEGERI 11 DANAU KANDUNG SULI

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
TOMY SUGANDA
NIM. F1051151018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PADA MATERI ENERGI


LISTRIK DI SD NEGERI 11 DANAU KANDUNG SULI

ARTIKEL PENELITIAN

TOMY SUGANDA
NIM F1051151018

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Stepanus Sahala S, M.Si Drs. Syukran Mursyid, M.Pd


NIP. 196001251987031012 NIP. 195608091985031003

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan

Dr. H. Martono Dr. Ahmad Yani T, M.Pd


NIP. 196803161994031014 NIP. 196604011991021001
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PADA MATERI ENERGI LISTRIK DI SD
NEGERI 11 DANAU KANDUNG SULI

Tomy Suganda, Stepanus Sahala S., Syukran Mursyid


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak
Email: tomysuganda25@gmail.com

Abstract
The use of visual aids as the media in learning is choosed because of its efficiency and
multitasking potential that can be used for the learning activities. The purpose of this
research is to identify and develop the visual aid in order to improve the students’
learning outcomes, about the energy of electricity in Science subject of 11 Danau
Kadung Suli Elementary School . This development research uses Borg & Gall Research
and Development approach (1983:772). The subjects in this research are the 14 fourth
grader students of 11 Danau Kandung Suli in the school year of 2018/ 2019, Jongkong
District, Kapuas Hulu Regency. As for the data gathering in this research are: (1)
Interview; (2) Observation; (3) Documentary Study; (4) Test; and (5) Validation. The
data analysis in this research consists of qualitative analysis and T-Test. The result of
this research shows that the Danau Kandang Suli (DKS) Solar Ship visual aid that has
been developed is effective to improve students’ learning outcomes. To get that result,
the datas were being analyzed to know, how big its effect to improve students’ learning
outcomes. The result of pretest and posttest shows that the effect of the visual aid has
the signification of= 0,00 < α 0,05, which means there is difference of students’ learning
outcomes before and after learning process using visual aid that has been developed.
The impact in using visual aid is categorized as high that is ES > 0,8 , and the gained
ES score of the used visual aid was 1,47.

Keyword: Development, Eenergy of electicity, Visual aid.

PENDAHULUAN Fakta dilapangan ditemukan bahwa di SD


Kurikulum 2013 mengembangkan Negeri 11 Danau kandung Suli wali kelas V dan
pengalaman belajar yang memberikan VI kewalahan dalam mengajar IPA dikarenakan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk peserta didik yang kurang tertarik belajar
menguasai kompetensi yang diperlukan bagi menggunakan buku dan menggunakan metode
kehidupan di masa kini dan masa depan, dan ceramah. Pesrta didik mengalami kejenuhan,
pada waktu bersamaan tetap mengembangkan dan kadang kala mengantuk sehingga materi
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya tidak dapat disampaikan secara maksimal. Hal
bangsa dan orang yang peduli terhadap ini bertantangan dengan kurikulum 2013 yang
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. lebih melibatkan peserta didik untuk aktif dalam
Pembelajaran IPA di SD Negeri 11 Danau belajar, sehingga untuk dapat melibatkan peserta
Kandung Suli memiliki berbagai macam didik dalam proses pembelajaran,
kendala. Kendalanya mulai dari kurikulum 2013 dikembangkanlah suatu alat peraga, agar dapat
yang belum terimplemntasi secara menyeluruh, membantu peserta didik lebih aktif dalam
letaknya yang berada didaerah terpencil, pembelajaran dan hasil belajarnya meningkat.
terbatas nya sumber belajar, terbatasnya saran Penggunaan alat peraga sebagai media
prasarana pendukung pembelajaran, penerapan pembelajaran dipilih karena kepraktisan dan
adat istiadat yang masih kental, hingga kendala potensi multitasking yang dapat dimanfaatkan
pada peserta didik yang kurang memperhatikan untuk aktivitas pendidikan. Alat peraga
pembelajaran IPA yang berlangsung. memiliki kelebihan dalam proses pembelajaran

1
diantaranya dapat menumbuhkan minat belajar sehingga lebih efektif dalam penggunaannya
peserta didik karena pelajaran menjadi lebih (Saputri & Dewi, 2014).
menarik, mampu memperjelas makna bahan Pada era modern ini, energi listrik
pelajaran sehingga peserta didik lebih mudah merupakan bentuk energi yang paling banyak
memahaminya, menjadikan peroses mengajar dimanfaatkan daripada bentuk-bentuk energi
akan lebih bervariasi sehingga peserta didik lainnya. Hal ini disebabkan dua alasan yaitu: (1)
tidak akan mudah bosan, serta membuat lebih Energi Listrik Mudah Diangkut. Energi listrik
aktif melakukan kegiatan belajar seperti yang digunakkan di rumah berasal dari PLTA,
mengamati, melakukan, dan PLTD, atau PLTU. Dari pembangkit listrik,
mendemonstrasikan. energi diangkut oleh konduktor menempuh jarak
Teori pengalaman Dale (1969) berpuluh-puluh, beratus-ratus, bahkan beribu-
mengusulkan bahwa belajar dirangsang secara ribu kilometer hingga mencapai rumah.
progresif dari hal konkret hingga abstrak. Dale Pengangkutan dengan cara ini mudah, cepat,
menyakini dasar perintah atau respon dan terus-menerus tanpa putus; (2) Energi
bergantung pada pengalaman langsung antara Listrik Mudah Dimanfaatkan. Memanfaatkan
sensory dengan tujuan sumber rangsangan. energi listrik berarti mengubah energi listrik
Melibatkan peserta didik secara langsung dalam menjadi bentuk-bentuk energi lainnya. Dengan
mengkonstruk pengetahuan, maka peserta didik menggunakan energi listrik, ada banyak
dapat belajar pada level yang lebih mendalam mendapatkan kemudahan, misalnya: (a) Energi
(Jacob, 2008: 8) . listrik berubah menjadi energi kalor/panas,
Undang- undang No 23 tahun 2003 contohnya setrika listrik. Setrika listrik lebih
Tentang SISDIKNAS, pembelajran adalah mudah dipakai dibandingkan dengan setrika
proses interaksi peserta didik dengan pendidik konvensional yang menggunakan arang yang
dan sumber belajar pada suatu lingkungan dibakar; (b) Energi listrik berubah menjadi
belajar. Pembelajaran adalah serangkaian energi cahaya, contohnya bola lampu atau
kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan lampu neon. Bandingkan betapa rumitnya jika
terjadinya proses belajar pada peserta didik menggunakan lampu petromak atau lampu
(Penen, 2004: 1.5). minyak yang menggunakan bahan bakar minyak
Adapun fungsi media pembelajaran bagi tanah. Pada Pada lampu petromak terjadi
peserta didik menurut Sanaky, (2009: 5) yaitu: perubahan energi kimia menjadi energi cahaya;
(1) Memberikan variasi belajar; (2) Memberi & (c) Energi listrik menjadi energi gerak,
struktur materi pelajaran dan memudahkan contohnya kipas angin. Bandingkan jika
pembelajaran; (3) Memberi inti informasi menggunakan kipas, maka tenaga yang
secara sistematis sehingga memudahkan dibutuhkan lebih banyak dan terjadi perubahan
pembelajaran; (4) Merangsang pembelajaran energi kimia dari makanan menjadi energi
untuk berfokus dan beranalisis; & (5) gerak.
Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa Untuk mencegah bahaya kebakaran atau
tekanan. kerusakan karena korsluiting maka digunakan
Dalam penelitian ini, alat peraga yang sekering. Sekering terdiri atas seutas kawat
digunakan adalah alat peraga sederhana. Sobel logam timah hitam yang dibungkus dengan
dan Maletsky (2004) menyatakan bahwa porselen atau kaca sebagai isolator.
meskipun banyak alat peraga buatan pabrik Energi yang di pakai setiap hari lama-
yang bermanfaat, namun kebanyakan guru akan kelamaan akan habis. Energi listrik dan energi
lebih suka memakai alat peraga yang dapat minyak bumi merupakan energi yang dapat
dengan cepat dirangkai dan digunakan. Alat cepat habis jika dipergunakan terus-menerus.
peraga sederhana dipilih karena dapat dibuat Cara untuk menghemat energi listrik di
sendiri sesuai dengan konsep materi yang akan antaranya adalah: (1) Menggunakan listrik
diajarkan dengan memanfaatkan bahan bekas seperlunya, misalnya pada saat menghidupkan
yang berada di lingkungan sekitar, tanpa harus televisi atau radio, dengan tidak
mengeluarkan banyak biaya. Selain itu dalam membiarkannya tetap hidup sementara sudah
pengoperasian alat peraga sederhana tersebut tidak menonton atau mendengarkan siaran
tidak memerlukan suatu keterampilan khusus radio; (2) Menggunakan lampu dengan daya
yang rendah sesuai dengan kebutuhan; & (3)

2
Tidak terlalu sering menghidupkan dan Menghubungkan keduanya bersama-sama
mematikan alat listrik dengan daya tinggi, menyebabkan arus listrik mengalir.
misalnya setrika (Sulistyanto, 2008). Dari pertengahan tahun kedua abad 20,
Matahari adalah reaktor fusi raksasa bintang yang dapat bersinar dari energi yang
setiap detik matahari mengubah sekitar 5 miliar dapat diperbaharui pastilah tenaga fotovoltaik.
kg materi menjadi energi dalam sebuah reaksi Permulaannya terletak dalam keglamoran
yang menaikkan suhu intinya sampai 40 juta oC perlombaan antariksa ketika insinyur mencari
dan suhu permukannya mencapai 6.000 oC . cara baru untuk mnyediakan tenaga untuk
Sudah pasti, hanya sebagian kecil sekali yang satelit-satelit, sel-sel fotovoltaik sudah biasa saat
keluar mencapai planet ini. Sebagian besar ini, mengendalikan segala sesuatu mulai dari
radiasi hilang keruang angkasa atau diserap atau kalkulator saku sampai pembangkit listrik multi-
dipantulkan kembali oleh permukaan luar megawatt.potensi dari teknologi tersebut
atmosfer bumi. diperagakan besar-besaran ditahun 1990, ketika
Berberapa ilmuan percaya bahwa tenaga sebuah pesawat tenaga matahari Sun Seeker,
matahari akan menjadi teknologi yang dapat terbang 4.060 km melintasi AS, membuat rekor
diperbaharui yang paling penting dalam jangka penerbangan tanpa bahan bakar.
panjang. Bagian dari alasan tersebut adalah Teknologi fotovoltaik berbeda secara
cahaya dimana-mana. Sinar matahari bahkan mendasar dengan teknologi yang lain karena
dapat dimanfaatkan didaerah tenang yang bergantung pada sebuah prinsip fisika yaitu
tertutup awan terus-menerus. Sinar matahari fotolistrik, yang ditemukan Heinrich Herz,
dapat diambil dengan alat yang kecil, pada skala diakhir abad 19. Hertz menerangkan bahwa
rumah tangga, sehingga pengguna terakhir logam tertentu akan melepaskan elektron saat
bebas dari ketergantunagan pada pusat ditumbuk oleh sinar matahari, dan dengan
pembangkit tenaga. pengkabelan yang tepat,sebuah arus listrik akan
Ada banyak cara berbeda untuk dibuat mengalir. Sel fotovoltaik memanfaatkan
mengubah tenaga matahari menjadi bentuk efek tersebut, membangkitkan listrik secara
energi panas atau energi listrik yang lebih langsung dari sinar matahari, tanpa bagian yang
beranfaat. Pada level yang paling dasar adalah bergerak dan tidak perlu menciptakan,
sistem pasif yang menggunakan rancangan menyimpan, atau mengubah energi panas
cerdas untuk memaksimalkan sejumlah energi (Walisiewicz, 2002: 46-52).
matahari “mentah” yang dikumpulkan dan Berdasarkan paparan latar belakang dan
disimpan oleh rumah-rumah, kantor, dan pabrik- teritis di atas, maka rasional jika penelitian
pabrik. dilakukan untuk mengembangkan suatu alat
Sel fotovoltaik adalah sumber tenaga peraga sebagai media pembelajaran yang ada
yang padat,tahan lama, tetapi mahal. Sebagian di SD Negeri 11 Desa Danau Kandung Suli.
besar sel terbuat dari kristal berunsur silikon
yang “didoping” dengan pengotor untuk METODE PENELITIAN
mengubah hantaran listriknya. Dua tipe silikon Penelitian pengembangan dalam
yang berbeda dalam doping ini-disebut n penelitian ini menggunakan pendekatan
(negatif) dan p ( positif)- ditekan bersama-sama Research and Development. Borg & Gall (1983:
dalam sebuah lapisan tipis dan disisipkan 772). Ada sepuluh langkah penelitian yang
diantara logam kotak untuk membuat sebuah sel dikembangkan oleh Borg & gall (1983) yaitu,
pV. Ketika cahaya menyinari atom silikon “research and information collecting, planning,
didaerah p, sinar akan menumbuk elektron develop preliminary form of product,
keluar dari kisi-kisi kristal. Pengotor disilikon p preliminary field testing, main product revision,
mencegah elektron kembali ketempatnya lagi. main field testing, operational product revision,
Malahan elektron mengikuti jalan yang operational field testing, final product revision,
hambatannya paling kecil, berpindah ketempat and dissemination and implementation”.
daerah n.”lubang” bermuatan positif yang Digunakannya metode penelitian dan
ditinggalkan oleh elektron berpindah ke daerah pengembangan Borg & Gall (1983) dalam
p. Saat cahaya yang menyinari sel semakin penelitian ini, dikarenakan prinsipnya sesuai
banyak, makin banyak elektron yang bertumpuk sesuai dengan permasalahan yang ada, yaitu
didaerah n dan lubang didaerah p. pada pengembangan alat peraga dan menguji

3
kefektifan nya dalam pembelajaran. Tahap memperhatikan pembelajaran IPA disebabkan
penelitian ini terdiri atas: (1) Studi Pendahuluan; karena tidak adanya inovasi dalam
(2) Pengembangan Alat peraga; (3) Uji Coba pembelajaran. Guru hanya menggunakan
Skala luas (lapangan); & (4) Penyempurnaan metode konvensional. Untuk dapat mengatasi
Produk Akhir. permasalahan ini peneliti menawarkan
Subyek dalam penelitian ini adalah 14 penggunaan alat peraga agar dapat membuat
orang peserta didik kelas VI SD Negeri 11 peserta didik belajar aktif dan dapat
Danau Kandung Suli Tahun Ajaran 2018/ 2019, meningkatkan hasil belajar salah satu materi
Kecamatan Jongkong, Kabupaten Kapuas Hulu, IPA yang ada. Peserta didik yang belajar aktif
Kalimantan Barat. Adapun teknik pengumpulan merupakan salah satu ciri penerapan kurikulum
data dalam penelitian ini terdiri dari: (1) 2013 yang lebih melibatkan peserta didik dalam
Wawancara; (2) Observasi; (3) Studi pembelajaran. Penelitian terdahulu menemukan
Dokumenter; (4) Tes; & (5) validasi. bahwa bahwa alat peraga dapat membuat
Analisis data dalam penelitian ini terdiri peserta didik belajar aktif; & (3) Keterbatasan
atas analisis data kualitatif dan uji t / U-Mann alat peraga di sekolah. Terbatasnya sumber
Whitney. Analisis kualitatif dilakukan untuk belajar di SD Negeri 11 Danau Kandung Suli
menganalisis kebutuhan alat peraga dalam yang dilihat dari kurangnya buku dan media
pembelajaran IPA , sementara uji t / U-Mann pembelajaran.Buku Ipa yang digunakan
Whitney dilakukan untuk mengetahui efektivitas disekolah ini terbatas hanya 6 buah dan kondisi
produk alat peraga fisika dalam meningkatkan sampulnya sudah sobek. Pembelajaran tidak
hasil belajar peserta didik. pernah sama sekali menggunakan komputer.
Papan tulis yang biasa digunakan sudah rusak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dan disekolah ini tidak memiliki alat peraga,
Hasil termasuk pelajaran IPA. Pembelajaran hanya
Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Alat bergatung kepada guru kelas.
Peraga
Proses mengidentifikasi kebutuhan Pemilihan Alat Peraga
pengembangan alat peraga, dilakukan dengan Pemilihan alat peraga dalam penelitian ini
wawancara mendalam (in depth interview) adalah melalui wawancara dengan guru kelas
dengan guru kelas VI SD Negeri 11 Danau dengan menyesuaikan kendala yang ada di
Kandung Suli. Kendala pembelajaran IPA di SD lapangan. Guru meliahat silabus dan
Negeri 11 Danau Kandung Suli beragam mulai menentukan materi IPA yang akan
dari kurikulum 2013 yang belum dikembangkan menggunakan alat peraga. Materi
terimplemntasi secara menyeluruh, letaknya yang dipilih guru kelas tersebut adalah materi
yang berada didaerah terpencil, terbatasnya energi listrik. Pemilihan alat peraga melalui
sumber belajar, terbatasnya saran prasarana pertimbangan kecocokan alat dengan peserta
pendukung pembelajaran, penerapan adat didik yang dilihat dari fungsi alat. Peneliti
istiadat yang masih kental, hingga kendala pada sebelumnya menyampaikan kriteria-kriteria alat
peserta didik yang kurang memperhatikan peraga yang baik kepada guru kelas. Sehingga
pembelajaran IPA yang berlangsung. sepakat untuk mengembangkan alat peraga
Masalah pembelajaran terdiri atas: (1) materi Energi Listrik. Mengenai alat peraga apa
Hasil belajar rendah. Peserta didik di SD Negeri yang dibuat guru kelas menyerahkan
11 Danau Kandung Suli pada pembelajaran IPA sepenuhnya kepada peneliti asalkan sesuai
tergolong rendah dilihat dari hasil ulangan dengan materi yang telah ditentukan.
peserta didik yang banyak di bawah KKM; (2) Peneliti mengembangkan alat peraga
Kurangnya keaktifan belajar peserta didik. berupa mainan kapal yang diberi nama “Kapal
Peserta didik yang kurang memperhatikan Surya Sederhana DKS”. Alat peraga ini
pembelajaran IPA yang berlangsung. Setiap dikembangkan dengan menyesuaikan kendala
kali guru mengajar IPA peserta didik sering yang ditemukan peneliti dilapangan. Dibuatnya
mengantuk dan bergurau. Menyebabkan materi alat peraga berupa kapal adalah untuk
tidak tersampaikan dengan baik. Guru harus menyesuaikan letak SD Negeri 11 Danau
sibuk untuk mengkondisikan kelas agar tetap Kandung Suli yang berada di kawasan danau
kondusif. Peserta didik yang tidak peserta didik lebih akrab dengan lingkungan

4
perairan. Salah satu alat peraga materi energi Berdasarkan hasil perhitungan t-test di
listrik yang dapat dibuat adalah kapal surya. atas, diketahui bahwa signifikansi = 0,00 < α
Alasan memanfaatkan sel surya adalah sebagai 0,05, yang berarti bahwa terdapat perbedaaan
bentuk penggunaan energi alternatif guna hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaan
melakukan penghemat energi listrik. mengguanakan alat peraga. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat
peraga efektif meningkatkan hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran energi listrik
dikelas VI SD Negeri 11 Danau Kandung Suli.
Sehubungan dengan hasil perhitungan t-
test di atas, yang menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan alat peraga terhadap hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran
Gambar 1. Kapal Surya Sederhana DKS Energi Listrik dikelas VI SD Negeri 11 Danau
Sumber: Peneliti, 2019 Kandung Suli, maka perlu dilakukan
perhitungan effect size penggunaan alat peraga
Uji Coba Alat Peraga terhadap hasil belajar peserta didik, yang
Berikut ini disajikan tabulasi ringkasan peneliti kemukakan berikut ini:
rata-rata hasil pre-test dan post-test di kelas
𝑌𝐸 − 𝑌𝐶
eksperimen. 𝐸𝑆 =
𝑆𝐶
Tabel 1. Rata-rata Hasil Pre-Test dan Post- Diketahui:
Test YE= 64,50
KKM PRE- POST- SELISIH YC= 49,14
TEST TEST SC = 10,48
64,5 − 49,14
𝐸𝑆 =
60,00 49,14 64,5 15,36 10,48
15,36
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2019 𝐸𝑆 =
10,48
𝐸𝑆 = 1,47
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa kriteria:
kedua data diatas alpha 0,05, yang berarti bahwa ES < 0,2 = Digolongkan rendah
kedua data berdistribusi normal, sehingga 0,2< ES < 0,8 = Digolongkan sedang
perhitungan efektifitas alat peraga di penelitian ES > 0,8 = Digolongkan tinggi
ini menggunakan menggunakan t-test, dengan
hasil sebagai berikut: Dari perbandingan hasil dan kriteria
efect size diatas dapat disimpulkan bahwa
dampak penggunaan alat peraga digolongkan
tinggi.

Pembahasan
Penelitian ini berisi tentang
pengembangan alat peraga sebagai media
pembelajaran dengan metode pengembangan
Borg and Gall (1983). Langkah-langkah
penelitian disesuaikan dengan kebutuhan
pengembangan alat peraga. Penelitian bertujuan
untuk membuat alat peraga yang sesuai dengan
kebutuhan dan menguji keefektifan alat peraga
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Sugiyono (2013) mengatakan bahwa
“pengembangan adalah metode penelitian yang

5
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu fasilitas yang digunakan seadanya, dana BOS
dan menguji kefektifan produk tersebut”. tidak dirasakan sekolah, jumlah guru yang
sedikit, kualitas guru yang rendah, dan kondisi
Pembelajaran di Daerah Terpencil lingkungan didaerah terpencil.
Dari permasalahan yang didapatkan
peneliti mencoba mengatasinya dengan Efektivitas Pembelajaran dengan Alat Peraga
menawarkan pembuatan alat peraga. Terutama Menurut Baskoro dan Habibah (2011)
dalam mengatasi kendala pada kurangnya bahwa Untuk menumbuhkan keaktifan peserta
sumber belajar dan banyaknya peserta didik didik dalam belajar, diperlukan alat peraga, dan
yang kurang memperhatikan guru saat alat peraga merupakan cara yang tepat untuk
menjelaskan materi, artinya interaksi antara merangsang peserta didik lebih aktif dalam
guru dan peserta didik rendah. Salah satu proses belajar.
kedudukan media adalah alat untuk Penelitian Mahnun ( 2012 ) menyatakan
mempertinggi proses interaksi guru dan peserta bahwa keberhasilan media dalam meningkatkan
didik, dan interaksi peserta didik dengan kualitas belajar peserta didik ditentukan
lingkungan sehingga mempertinggi kualitas bagaimana kemampuan guru dalam memilih
proses belajar-mengajar. Tiap-tiap peserta didik media yang digunakan. Ada berberapa
mempunyai kemampuan indera yang tidak pertimbangan yang perludilakukan guru untuk
sama, baik pendengaran maupun pengelihatan, memilih media yaitu: a. pertimbangan peserta
demikian juga kemampuan dalam berbicara. didik, b. pertimbangan tujuan pembelajaran, c.
Ada peserta didik yang lebih suka mendengar pertimbangan strategi pembelajaran, d.
dulu baru membaca,dan begitu pun sebaliknya. pertimbangan merancang dan menggunakaan
Dengan kehadiran media pembelajaran media, e. perimbangan biaya, f. pertimbangan
kelemahan yang dimiliki tiap peserta didik dapat sarana dan prasarana dan g.perimbangan
diatasi. Misalnya guru dapat memulai efisiensi dan efektifitas. Dikembangkan alat
pembelajaran dengan metode ceramah peraga sebagai media pembelajaran
kemudian di lanjutkan dengan memberikan pertimbangan kendala dan kearifan lokal di
contoh konkrit. Dengan cara seperti ini dapat lingkungan SD Negeri 11 Danau Kandung Suli
memberikan stimulus terhadap indera peserta alat peraga dibuat dengan bahan-bahan yang
didik sehingga terbangun interaksi guru, peserta murah dan mudah dicari. Alat peraga diberi
didik, dan lingkungan. (Wiarto, 2016: 15-16 ). nama “Kapal Surya Sederhana DKS”.
Pendapat ini juga didukung oleh Arizal.dkk Dalam berberapa penelitian yang
(2017) yang menyatakan bahwa “dalam dilakukan diketahui bahwa alat peraga efektif
pembelajaran guru masih sering menggunakan digunakan dalam pembelajaran. Salah satunya
metode sederhana seperti ceramah, diskusi, serta penelitian (Gulo, 2018) yang menyatakan bahwa
penugasan karena keterbatasan media yang alat peraga yang digunakan efektif dalam
dimilikinya”. meningkaatkan Hasil belajar peserta didik.
Selanjutnya penelitian (Anarani, 2018)
Kendala Pembelajaran di Daerah Terpencil menyatakan bahwa“ penggunaan alat peraga
Adanya kendala dalam pembelajaran IPA berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik
di SD Negeri 11 Danau Kandung Suli mulai dari mata pelajaran ipa kelas IV SD Negeri 2 Rulung
kurikulum 2013 yang belum terimplemntasi Jaya”. Berdasarkan hasil yang didapat Alat
secara menyeluruh, letaknya berada di daerah peraga kapal surya sederhana DKS yang dibuat
terpencil, terbatasnya sumber belajar, efektif digunakan untuk meningkatkan hasil
terbatasnya sarana prasarana pendukung belajar peserta didik. Data diuji seberapa besar
pembelajaran, penerapan adat istiadat yang pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik
masih kental, hingga kendala pada peserta didik . Data pre-test dan post-test menenunjukkan
yang kurang memperhatikan pembelajaran IPA pengaruh yang signifikansinya = 0,00 < α 0,05,
yang berlangsung. Kendala pembelajaran ini yang berarti bahwa terdapat perbedaaan hasil
sesuai dengan hasil penelitian (Suardi, 2016) belajar sebelum dan sesudah pembelajaan
tentang deskriminasi pendidikan masayarakat mengguanakan alat peraga. Besar damapak
terpencil menemukan berberapa kendala dalam penggunaan alat peraga digolongkan tinggi yaitu
pendidikan di daerah terpencil diantaranya ES > 0,8, nilai Es alat peraga yang digunakan
diperoleh nilai yaitu 1,47.
6
SIMPULAN DAN SARAN Pada Pembelajaran Bidang Datar
Simpulan Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas
Hasil identifikasi permasalahan VII SMP Negeri 1 Krangkeng Kabupaten
pembelajaran IPA di SD Negeri 11 Danau Indramayu. Cirebon : Jurusan P.MIPA
Kandung Suli menemukan kendala mulai dari IAIN Syeikh Nurjati.
kurikulum 2013 yang belum terimplemntasi Borg, W. R., & Gall, M. D. (1983). Educational
secara menyeluruh, letaknya yang berada research an introduction. New York and
didaerah terpencil, terbatas nya sumber belajar, London.
terbatasnya saran prasarana pendukung Dewi & Saputri. (2014). Pengembangan Alat
pembelajaran, penerapan adat istiadat yang Peraga Sederhana Eye Lens Tema Mata
masih kental, hingga kendala pada peserta didik Kelas VII untuk Menumbuhkan
yang kurang memperhatikan pembelajaran IPA Keterampilan Peserta Didik. Jurnal
yang berlangsung. Dikembangkan alat peraga Pendidikan IPA Indonesia.
sebagai media pembelajaran pertimbangan Fadli,Arizal.,Suhrno.,Akhmad,A.M.(2017).
kendala dan kearifan lokal di lingkungan SD Deskripsi Analisis Kebutuhan Media
Negeri 11 Danau Kandung Suli. Alat peraga Pembelajaran Berbasis Role Play Game
yang di kembangkan yaitu “Kapal Surya Education Untuk Pembelajaran
Sederhana DKS “.Alat peraga kapal surya Matematika. Prosiding Seminar
sederhana DKS yang dibuat efektif digunakan Pendidikan Nasioanal.Surakarta :
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP
Data diuji seberapa besar pengaruhnya terhadap Universitas Sebelas Maret.
hasil belajar peserta didik. Data pre-test dan pos- Gulo, M. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar
test menenunjukkan pengaruh yang Fisika Dengan Menggunakan Alat
signifikansinya = 0,00 < α 0,05, yang berarti Peraga Sederhana Pada Materi Gerak
bahwa terdapat perbedaaan hasil belajar sebelum Melingkar Di Kelas X-5 SMA Negeri 3
dan sesudah pembelajaan mengguanakan alat GunungSitoli Semester Ganjil Tahun
peraga. Besar dampak penggunaan alat peraga Pelajaran 2014-2015.Jurnal Wahana
digolongkan tinggi yaitu ES > 0,8 , nilai Es alat Inovasi,6 (1)
peraga yang digunakan diperoleh nilai yaitu Jacobs. (2008). How Learning Theory Creates a
1,47. Foundation For SI leader Training.
Australasian journal of peer learning.
Saran Volume 1: 6-12.
Dari temuan yang didapat peneliti Mahnun,N.(2012).MediaPembelajaran(Kajian
memberikan berberapa saran diantaranya: (1) terhadap Langkah-langkah Pemilihan
Alat peraga sebaiknya ditambahkan media Media dan Implementasinya dalam
penyimpanan yang dapat menyimpan daya dari Pembelajaran).Jurnal Pemikiran Islam,
solar cell sehingga dapat dipakai kapan saja; (2) 37(1).
Membuat tempat uji coba khusus alat, misalnya Panen, dkk. (2004). Belajar dan Pembelajaran
dari terpal agar mudah di bawa ke dalam kelas; 1.Jakarta : universitas Terbuka.
(3) Sebaiknya kipas alat peraga dibuat sendiri Sanaky,H.A.H.(2009).MediaPembelajaran.
dengan rapi dari bahan yang mudah dibentuk Yogyakarta : Safira Insania Press.
seperti kaleng; & (4) Membuat LKPD tentang Sobel, M A dan Maletsky,E.M.(2004).
alat peraga agar peserta didik dapat bekerja Mengajar Matematika. Jakarta : Erlangga.
secara mandiri. Suardi,F.,Sulfasyah.,& ur,H.(2016).Diskriminasi
Pendidikn Masyarakat Terpencil.Jurnal
DAFTAR REFERENSI Equilibrium Pendidikan Sosiologi, 4(2).
Anarani,L.F.(2018). Pengaruh Penggunaan Alat Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian
Peraga Terhadap Hasil Belajar Pada Manajemen. Bandung: Alfabeta, CV.
Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sulistiyanto, H, Edy Wiyono., & Robin Ginting.
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Rulung (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 6:
Raya Lampungg Selatan. untuk sd dan mi kelas VI. Jakarta: Pusat
Baskoro, E. P.,& Habibah, M. (2011). Pengaruh Perbukuan, Dapartemen Pendidikan
Penggunaan Alat Peraga Model Segitiga Nasional.

7
Sundayana, R. (2014). Media dan alat peraga Walisiewicz, M. (2003). Energi alternatif.
dalam pembelajaran matematika. Jakarta: Erlangga.
Bandung: Alfabeta. Wiarto, G. (2016). Media Pembelajaran Dalam
PendidikanJasmani.Yogyakarta: Laksitas.

You might also like