You are on page 1of 12

Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

HUBUNGAN SIKAP IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN


PEMILIHAN KONTRASEPSI TUBEKTOMI DI DESA SIALANG
KUBANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERHENTIAN RAJA
TAHUN 2016

Syukrianti Syahda1, Herni Wahyuliawati2


1
Dosen Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Riau
Email : syukrianti@gmail.com
2
Mahasiswa Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

ABSTRACT

Tubectomya second surgery on the fallopian tubes of women who lead the person
concerned will not get any more offspring. Based on the results of a national
survey in 2010 participants of Family Planning (FP) tubektomi only 2.2%, while
the target is to be achieved Population and Family Planning Agency (BKKBN) by
the year 2014 as many as 27.5% for FPtubal ligation. The aim of research to
determine the relationship of the attitude of the mother and support her husband
with the contraceptive tubal ligation. This type of research is quantitative analytic
using cross sectional design. The population in this study all mothers who
indicated tubal ligation in the village of Sialang Kubangfrom January to May
2016 which amounted to 154 people. The sampling technique is total sampling as
many as 154 acceptors. The research was conducted on May 30 to June 15 2016.
The measuring instrument used was questionnaire. The analysis used univariate
and bivariate, processed using computerized systems and chi-square test. The
results of this study indicate that (p-value 0.002 <α = 0.05) for the attitude of the
mother, as well as the support of her husband obtained results (p-value 0.003 <α =
0.05), which means there is a significant relationship between mother's attitude
and support husband with the contraceptive tubal ligation in the village of Sialang
Kubangwork area health center Perhentian Raja. Therefore health personnel
should be able to increase the coverage of contraceptive methods tubectomy, by
providing counseling to family planning acceptors inhealth centerPerhentian Raja
as a follow-up to overcome problems in family planning.

Keywords : attitude of the mother and husband's support, and the


contraceptive tubectomy
Bibliography : 39 readings (2006-2015)

PENDAHULUAN hasil Survei. Demografi dan


Kematian ibu dipahami sebagai Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
akibat dari terlalu muda melahirkan, yang 359 per100.000 kelahiran hidup
terlalu tua melahirkan atau terlalu dan menjadikan Indonesia sebagai
sering melahirkan. AGENDA 2030 negara yang memiliki angka
atau Sustainable Development Goals kematian ibu tertinggi dikawasan
(SDGs) menargetkan Angka Asia Tenggara, bila dibandingkan
Kematian Ibu 70 per 100.000 dengan Filiphina yang hanya 20 per
kelahiran hidup. Target tersebut 100.000 kelahiran hidup (Rutgers,
sangat jauh dibandingkan dengan 2015).

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 46


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Salah satu program untuk presentase peserta KB tubektomi


menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu 27,5% (Witjaksono, 2012).
(AKI) danAngka Kematian Bayi Kependudukan dan Keluarga
(AKB) adalah dengan mewujudkan Berencana Nasional (BKKBN)
program keluarga berencana (KB). sampai dengan tahun 2014 adalah
Berdasarkan hasil survei berskala meningkatnya presentase peserta KB
nasional, yaitu pemantauan Pasangan tubektomi yaitu 27,5% (Witjaksono,
Usia Subur (PUS) melalui mini 2012).
survei peserta KB tubektomi sempat Berdasarkan laporan Dinas
mengalami peningkatan sebesar Kesehatan Kabupaten Kampar pada
3,7% pada tahun 2002, namun tahun 2014 diketahui bahwa cakupan
kembali turun menjadi 3% pada PUS yang menggunakan kontrasepsi
tahun 2007 dan semakin menurun tubektomi, dimana Puskemas
pada tahun 2010 yaitu hanya 2,2%. Perhentian Raja termasuk salah satu
Padahal salah satu sasaran strategis Puskesmas terendah yang
di bidang KB dan Kesehatan menggunakan kontrasepsi tubektomi
Reproduksi (KR) yang harus dicapai yaitu 47 akseptor (2%) dari 2.268
oleh Badan Kependudukan dan peserta KB aktif.
Keluarga Berencana Nasional Kemudian berdasarkan laporan
(BKKBN) sampai dengan tahun Puskesmas Perhentian Raja pada
2014 adalah meningkatnya tahun 2016 maka dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 1.1Cakupan PUS Yang Menggunakan Tubektomi PuskesmasPerhentianRaja
Bulan MaretTahun 2016

No Desa Jumlah Peserta Tubektomi Peserta Tubektomi


Pus KB baru KB aktif
1 Kampung pinang 271 0 0 212 4
2 Lubuk sakat 290 4 0 21 4
3 Pantai raja 475 37 0 267 5
4 Hangtuah 902 45 0 1141 7
5 Sialang Kubang 590 30 0 461 3
Jumlah 2528 116 0 2102 23
Sumber: Puskesmas Perhentian Raja Tahun 2016
Dari tabel 1.1 dapat diketahui aktif, 3 nya memilih kontrasepsi
cakupan PUS yang menggunakan tubektomi.Dari 30 peserta KB baru
tubektomi tahun 2016 di wilayah tidak ada yang memlih kontrasepsi
kerja Puskesmas Perhentian Raja tubektomi.
dari2.528PUS yang menjadi peserta Pemilihan alat kontrasepsi
KB aktif 2.102 orang. Akseptor dapat dipengaruhi oleh beberapa
kontrasepsi tubektomi 23 orang. 116 karakteristik akseptor KB seperti
peserta KB baru yang menggunakan pendidikan, tingkat pengetahuan,
kontrasepsi tubektomi 0 orang. Dari pekerjaan, sikap, umur, jumlah anak
5 desa yang ada di wilayah kerja (paritas), dukungan suami, dan
Puskesmas Perhentian Raja, Desa ekonomi (Dewi, 2013).
Sialang Kubang mempunyai Berdasarkan penelitian Kristina
prevalensi terendah dengan jumlah (2013) melakukan penelitian faktor-
peserta KB dengan menggunakan faktor yang berpengaruh terhadap
kontrasepsi tubektomi. Dari 590 PUS rendahnya minat dalam
di desa Sialang Kubang 461 peserta menggunakan kontrasepsi tubektomi

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 47


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

pada PUSdi Desa Tanon Kecamatan 6orang dari 10 responden yang


Papar Kabupaten Kediri.Penelitian terindikasi untuk tubektomi yaitu (6
ini menunjukkan ada pengaruh orang usia ibu lebih dari 35 tahun
signifikan antara motivasi, dan jumlah anak lebih dari 2 orang, 1
pengetahuan, sikap dan dukungan orang dengan riwayat abortus 3 kali,
suami terhadap minat PUS dalam 5 orang dengan riwayat SC 2 kali, 4
menggunakan kontrasepsi tubektomi orang tidak ada indikasi untuk
Kecamatan di Desa Tanon tubektomi).
Kecamatan Papar Kabupaten Kediri Dari tiga Puskesmas di atas
Tahun 2013. yang dilakukan survei pendahuluan
Berdasarkan survei dengan wawancara, diperoleh hasil
pendahuluan yang peneliti lakukan di sikap yang negatif, hal ini terlihat
tiga Puskesmas yang ada di wilayah dari jawaban ibu yang mengatakan
Kampar yaitu Puskesmas Perhentian tidak menggunakan KB tubektomi
Raja, Siak Hulu II dan Kampar Kiri. ada lima orang yang beranggapan
Peneliti melakukan survei bahwa tidak baik menolak rizki dari
pendahuluan dengan wawancara Yang Maha Kuasa (banyak anak
terhadap 10 orang responden yang banyak rizki) sehingga mereka tidak
ada di Pustu Desa Sialang Kubang timbul adanya kemauan untuk
wilayah kerja Puskesmas Perhentian memilih kontrasepsi tubektomi.
Raja pada tanggal 3 Maret 2016, Kepercayaan tersebut akan
diperoleh 8 orang dari 10 responden mempengaruhi seseorang dalam
yang terindikasi untuk tubektomi bersikap. Serta diperoleh hasil
yaitu (8 orang usia ibu lebih dari 35 dukungan suami yang negatif, hal ini
tahun, jumlah anak lebih dari 2 terlihat dari jawaban ibu yang
orang, 3 orang dengan riwayat SC 3 mengatakan tidak diperbolehkan oleh
kali, 3 orang dengan hipertensi, 1 suami karena dilakukan dengan
orang dengan riwayat solusio tindakan pembedahan atau
plasenta, 1 orang dengan riwayat operasi.Hal tersebut menunjukkan
abortus 2 kali). kurang adanya dukungan dari suami.
Pada tanggal 4 Maret 2016 Berdasarkan latar belakang
dilakukan survei pendahuluan diatas penulis tertarik untuk
dengan wawancara terhadap 10 melakukan penelitian tentang
orang responden yang ada di Pustu “Hubungan Sikap Ibu dan Dukungan
Desa Kubang Jaya wilayah kerja Suami Dengan Pemilihan
Puskesmas Siak Hulu II, diperoleh 5 Kontrasepsi Tubektomi di Desa
orang dari 10 responden yang Sialang Kubang Wilayah Kerja
terindikasi untuk tubektomi yaitu (5 Puskesmas Perhentian Raja Tahun
orang usia ibu lebih dari 35 tahun, 2016”
jumlah anak lebih dari 2 orang, 3
orang dengan hipertensi, 2 orang
dengan riwayat abortus, 5 orang
tidak ada indikasi untuk tubektomi).
Pada tanggal 16 Maret 2016
dilakukan survei pendahuluan
terhadap 10 orang responden di
Pustu Desa Lipat Kain wilayah kerja
Puskesmas Kampar Kiri, diperoleh

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 48


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

METODE PENELITIAN anggota populasi menjadi sampel


Jenis penelitian yang digunakan adalah (Hidayat, 2010). Alat pengumpulan data
penelitian kuantitatif analitik dengan yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan desain penelitian cross yaitu berupa kuesioner. Analisa data
sectional dimana rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini
melakukan pengukuran secara menggunakan analisa univariat dan
bersamaan (sekali waktu). Penelitian ini bivariat.
dilaksanakan di Desa Sialang Kubang
Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian
Raja pada tanggal 30 Mei 2016 sampai
15 Juni 2016. Sampel penelitian ini
adalah seluruh Akseptor KB yang
terindikasi untuk tubektomi di Desa
Sialang Kubang Wilayah Kerja
Puskesmas Perhentian Rajadari bulan
Januari sampai dengan Mei tahun 2016
yang berjumlah 154 Akseptor. Pada
penelitian ini teknik, pengambilan
sampel yang peneliti gunakan adalah
nonprobability yang jenisnya Total
Sampling yaitu mengambil semua

HASIL PENELITIAN a. Pendidikan


Dari penyebaran kuesioner didapatkan Untuk distribusi frekuensi
hasil sebagai berikut: pendidikan responden, peneliti
A. Analisis Univariat sajikan dalam bentuk tabel di
1. Karakteristik Responden bawah ini:

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden Di Desa


Sialang Kubang Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian RajaTahun
2016

No Pendidikan f (%)
1 SD 74 48,05
2 SMP 40 25,97
3 SMA 35 22,73
4 Perguruan Tinggi 5 3,25
Total 154 100
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat besar berpendidikan SD yaitu 74
bahwa, dari 154 responden, sebagian responden (48,05%).

b. Pekerjaan sajikan dalam bentuk tabel di


Untuk distribusi frekuensi bawah ini:
pekerjaan responden, peneliti

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 49


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden Di Desa


Sialang Kubang Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian Raja Tahun
2016

No Pekerjaan f (%)
1 IRT 75 48,7
2 Petani 73 47,4
3 PNS 6 3,9
Total 154 100
Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat besar bekerja sebagai IRT yaitu
bahwa dari 154 responden, sebagian sebanyak 75 responden (48,7%).

c. Informasi tentang kontrasepsi diperoleh responden, peneliti sajikan


tubektomi dalam bentuk tabel di bawah ini:
Untuk distribusi frekuensi informasi
tentang kontrasepsi tubektomi yang

Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Informasi Tentang Kontrasepsi


Tubektomi Yang Diperoleh Responden Di Desa Sialang Kubang
Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian RajaTahun 2016

No Informasi F (%)
1 Mendapat Informasi 64 41,56
2 Tidak Mendapat Informasi 90 58,44
Total 154 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat kontrasepsi tubektomi yaitu 90


bahwa, dari 154 respondensebagian responden (58,44%).
besar tidak mendapat informasi tentang

2. Pemilihan kontrasepsi tubektomi responden, peneliti sajikan dalam


Untuk distribusi frekuensi pemilihan bentuk tabel di bawah ini:
kontrasepsi tubektomi oleh
Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi Di Desa Sialang
Kubang Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian Raja Tahun 2016
No Pemilihan kontrasepsi tubektomi F (%)
B
1 Tidak 151 98,1
2 Ya 3 1,9 erda
sark
Total 154 100
an
tabel 4.4 dapat dilihat bahwa, tidak memilih kontrasepsi tubektomi
dari 154 responden sebagian besar yaitu 151 responden (98,1%).

3. Sikap Ibu
Untuk distribusi frekuensi sikap
responden, peneliti sajikan dalam
bentuk tabel di bawah ini

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 50


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Dengan Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi
Di Desa Sialang Kubang Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian Raja
Tahun 2016

No Sikap F (%)
1 Negatif 137 89,0
2 Positif 17 11,0
Total 154 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat memiliki sikap negatif dengan
dilihat bahwa, dari 154 responden, pemilihan kontrasepsi tubektomi
sebagian besar akseptor KB yaitu 137 responden (89,0 %).

4. Dukungan suami sajikan dalam bentuk tabel dibawah


Untuk distribusi frekuensi ini:
dukungan suami responden, peneliti
Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Dengan Pemilihan Kontrasepsi
Tubektomi Di Desa Sialang Kubang Wilayah Kerja Puskesmas
Perhentian Raja Tahun 2016

No Dukungan Suami F (%)


1 Tidak Mendukung 119 77,3
2 Mendukung 35 22,7
Total 154 100

Berdasarkan tabel 4.6 dapat KBtidak mendukung dengan


dilihat bahwa, dari 154 responden, pemilihan kontrasepsi tubektomi
sebagian besar suami akseptor yaitu 119 responden (77,3%).

B. Analisis Bivariat Kubang Wilayah Kerja


Analisis Bivariat ini Puskesmas Perhentian Raja
menggunakan uji chi-square, Tahun 2016.
sehingga dapat dilihat hubungan Untuk mengetahui hubungan
antara kedua variabel tersebut. Hasil sikap ibu dengan pemilihan
analisis disajikan pada tabel berikut : kontrasepsi tubektomi, peneliti
1. Hubungan Sikap dengan sajikan dalam bentuk tabel di
Pemilihan Kontrasepsi bawah ini:
Tubektomi di Desa Sialang
Tabel 1.7 Hubungan Sikap Ibu Dengan Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi Di Desa
Sialang Kubang Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian Raja Tahun 2016

Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi Total P


Sikap Tidak Ya Value POR 95%CI
N % N % N %
Negatif 136 99,3 1 7 137 100 0,002 18.133
(1.551-
Positif 15 88,2 2 11,8 17 100 212,029)
Jumlah 151 100 3 100 154 100

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 51


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dengan pemilihan kontrasepsi


dilihat bahwa dari 137 responden tubektomi di Desa Sialang Kubang
(100%) yang bersikap negatif terdapat 1 Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian
responden (7%) yang memilih Raja Tahun 2016.
kontrasepsi tubektomi, sedangkan dari Dari uji statistik tersebut juga
17 responden (100%) yang bersikap diperoleh nilai POR (Prevalensi Odds
positif terdapat 15 responden (88,2%) Ratio) 18.133 (95% CI 1.551 –
yang tidak memilih kontrasepsi 212.029). Berarti responden yang
tubektomi. bersikap negatif beresiko sebesar
Berdasarkan uji statistik diperoleh 18.133 kali tidak memilih kontrasepsi
nilai (p-value0,002< α = 0,05) sehingga tubektomi dibandingkan dengan
Ho ditolak, dengan demikian secara responden yang bersikap positif.
statistik ada hubungan antara sikap ibu

2. Hubungan Dukungan Suami Untuk mengetahui hubungan


dengan Pemilihan Kontrasepsi dukungan suami dengan pemilihan
Tubektomi di Desa Sialang kontrasepsi tubektomi, peneliti
Kubang Wilayah Kerja sajikan dalam bentuk tabel di bawah
Puskesmas Perhentian Raja ini:
Tahun 2016.
Tabel 1.8 Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi di
Desa Sialang Kubang Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian Raja
Tahun2016.
Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi Total P
Dukungan
Tidak Ya Value POR 95%CI
Suami
N % N % N %
Tidak
Mendukung 118 99,2% 1 8 119 100 0,003 7.152
Mendukung 33 94,3 2 5,7 35 100 (629-81.838)
Jumlah 151 100 3 100 154 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat suami dengan pemilihan kontrasepsi


dilihat bahwa dari 119 responden tubektomi di Desa Sialang Kubang
(100%) yang memiliki dukungan suami Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian
yang tidak mendukung terdapat 1 Raja Tahun 2016.
responden (8%) yang memilih Dari uji statistik tersebut juga
kontrasepsi tubektomi, sedangkan dari diperoleh nilai POR (Prevalensi Odds
35 responden (100%) yang memiliki Ratio) 7.152 (95% CI 629 –
dukungan suami yang mendukung 81.838).Berarti responden yang tidak
terdapat 33 responden (94,3%) yang memiliki dukungan suami beresiko
tidak memilih kontrasepsi tubektomi. sebesar 8.669 kali tidak memilih
Berdasarkan uji statistik diperoleh kontrasepsi tubektomi dibandingkan
nilai (p-value0,003< α = 0,05), sehingga dengan responden yang memiliki
Ho ditolak, dengan demikian secara dukungan suami.
statistik ada hubungan antara dukungan

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 52


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

perasaan yang disertai


kecenderungan untuk bertindak
sesuai sikap objeknya, sikap
merupakan predisposisi untuk
PEMBAHASAN melakukan atau tidak melakukan
Berdasarkan hasil penelitian suatu perilaku tertentu, sehingga
yang telah dilakukan peneliti tentang sikap bukan hanya kondisi internal
hubungan sikap ibu dan dukungan psikologis yang murni dari individu
suami dengan pemilihan kontrasepsi (purely psychic inner state), tetapi
tubektomi di Desa Sialang Kubang sikap lebih merupakan proses
wilayah kerja Puskesmas Perhentian kesadaran yang sifatnya individual.
Raja tahun 2016, setelah dilakukannya Menurut Azwar (2007) pada
penyebaran kuesioner, data tersebut umumnya individu cenderung untuk
dianalisis secara univariat dan bivariat, memiliki sikap yang searah dengan
maka diperoleh pembahasan sebagai sikap yang dianggap penting
berikut : kecenderungan ini antara lain dimotivasi
oleh keinginan untuk menghindari
a. Hubungan Sikap Ibu dengan konflik dengan orang yang dianggap
Pemilihan Metode Kontrasepsi penting tersebut.
Tubektomi di Desa Sialang Tetapi dalam penelitian ini
Kubang wilayah kerja Puskesmas terdapat 1 responden yang memilih
Perhentian Raja tahun 2016. kontrasepsi tubektomi sedangkan
Dari hasil uji statistik Chi-Square, responden bersikap negatif, hal ini
diketahui ada hubungan yang diasumsikan peneliti disebabkan
bermakna antara sikap ibu dengan karena status kesehatan ibu yang
pemilihan kontrasepsi buruk yaitu ibu sudah melakukan
tubektomi(p=0,002 < α 0,05). operasi seksio sesaria sebanyak 3
Dimana dalam penelitian ini akseptor kali, sehingga jika ibu hamil lagi
KB sebagian besar memliki sikap beresiko untuk terkena kondisi
negatif dengan pemilihan kontrasepsi rupture uterine (rahim pecah) serta
tubektomi (89,0%). usia ibu yang sudah memasuki usia
Hal ini diasumsi peneliti karena 40 tahun, usia tersebut sudah
dipengaruhi perasaan ibu yang takut termasuk usia resiko tinggi (resti)
untuk melakukan operasi tubektomi, untuk ibu hamil lagi, sehingga
ibu mempunyai pandangan bahwa meskipun ibu mempunyai sikap
operasi tubektomi seperti operasi negatif dengan pemilihan kontrasepsi
besar yaitu dengan mengangkat tubektomi tetapi ibu tetap memilih
rahim ibu. Dan juga disebabkan kontrasepsi tubektomi sebagai alat
karena ibu tidak mau berkonflik kontarasepsi untuk mengakhiri
dengan orang yang dianggap penting, kehamilan demi keselamatan ibu.
seperti ibu tidak mau memilih Sejalan dengan teori Hartanto
kontrasepsi tubektomi jika suami (2010) untuk bersikap memilih suatu
tidak memberi izin untuk melakukan metode kontrasepsi, dipengaruhi oleh
tubektomi. Sehingga akan berdampak beberapa faktor antara lain: faktor
terhadap sikap ibu untuk menolak pasangan yaitu motivasi, umur, gaya
kontrasepsi tubektomi.
hidup, frekuensi senggama, jumlah
Hasil penelitian ini di dukung oleh
keluarga yang diinginkan,
Wawan dan Dewi (2011), sikap
pengalaman dengan kontrasepsi yang
adalah pandangan-pandangan atau
lalu. Faktor kesehatan yaitu status

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 53


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

kesehatan, riwayat haid, riwayat mendapat dukungan dari suami maka


keluarga, pemeriksaan fisik, ibu tidak akan berani memilih
pemeriksaan panggul.Faktor metode kontrasepsi tubektomi.
kontrasepsi yaitu efektivitas, efek Menurut Notoatmodjo (2010),
samping minor, kerugian, biaya dan Dukungan suami adalah memberikan
komplikasi potensial. motivasi atau keputusan suami dalam
Penelitian ini didukung dengan mengizinkan seorang istri untuk ikut
penelitian yang dilakukan oleh serta dalam pemilihan alat
Dwiana (2014) yang berjudul kontrasepsi.
beberapa faktor yang berhubungan Suparyanto (2011), juga
dengan pemilihan kontrasepsi berpendapat bahwa dalam
tubektomi pada akseptor KB di Desa melaksanakan KB, dukungan suami
Bejalen Kecamatan Ambarawa sangat diperlukan.Seperti diketahui
Kabupaten Semarang. Dari 70 bahwa di Indonesia, keputusan suami
responden didapatkan hasil sebagian dalam mengizinkan istri adalah
besar akseptor KB aktif tidak pedoman penting bagi istri untuk
memilih kontrasepsi tubektomi yaitu menggunakan alat kontrasepsi.Bila
54 orang (77,1%), dan sikap yang suami tidak mengizinkan atau
negatif sebanyak 45 responden mendukung, hanya sedikit istri yang
(64,28%) dengan p-value 0,025 <α berani untuk tetap memasang alat
(0,05) yang artinya ada hubungan kontrasepsi tersebut.
yang signifikan antara sikap dengan Di dalam penelitian ini terdapat
pemilihan kontrasepsi tubektomi. satu responden yang memilih
kontrasepsi tubektomi sedangkan
b. Hubungan Dukungan Suami suami tidak mendukung.Hal ini
dengan Pemilihan Kontrasepsi diasumsi peneliti dipengaruhi oleh
Tubektomi di Desa Sialang faktor paritas, meskipun suami tidak
Kubang wilayah kerja Puskesmas mendukung ibu untuk tubektomi, ibu
Perhentian Raja tahun 2016 tetap lebih memilih kontrasepsi
Dari hasil uji statistik Chi-Square, tubektomi karena ibu tidak hanya
diketahui ada hubungan yang ingin kuantitas tetapi kualitas anak–
bermakna antara dukungan suami anaknya baik, seperti dari segi
dengan pemilihan kontrasepsi pendidikan yang berkualitas untuk
tubektomi (p= 0,003 < α 0,05). anak-anaknya.
Dimana dalam penelitian ini Sejalan dengan teori Glassier
sebagian besar suami akseptor KB (2011), Jumlah anak erat kaitannya
tidak mendukung dengan pemilihan dengan tingkat kesejahteraan.Pada
kontrasepsi tubektomi (77,3%). keluarga dengan tingkat
Hal ini diasumsi peneliti kesejahteraan tinggi pada umumnya
rendahnya dukungan dari suami lebih mementingkan kualitas anak
dalam pemilihan kontrasepsi dari pada kuantitas anak. Pemilihan
tubektomi disebabkan karena suami kontrasepsi bukan hanya didasarkan
mengganggap banyak anak pada dukungan suami saja, namun
banyakrezeki.Sehingga membuat ada pertimbangan lain misalnya
suami jarang membicarakan jumlah anak juga sangat
KB,tidak memberikan informasi atau mempengaruhi pemilihan
sangatjarang berdiskusi tentang KB. kontrasepsi.
Dengan demikian jika ibu tidak

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 54


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Penelitian ini juga didukung oleh 2016 denganp-value 0,002 <α


penelitian yang dilakukan Hasanah (0,05).
(2015) yang berjudul Hubungan 5. Diketahui ada hubungan antara
Dukungan Suami Dan Pemilihan dukungan suami dengan
Alat Kontrasepsi Tubektomi Di pemilihan kontrasepsi tubektomi
Wilayah Kerja Puskesmas Gunung di Desa Sialang Kubang wilayah
Pati Kota Semarang. Dari 104 kerja Puskesmas Perhentian Raja
responden didapatkan hasil sebagian tahun 2016 dengan p-value 0,003
besar akseptor KB aktif tidak <α (0,05).
memilih kontrasepsi tubektomi yaitu
sebanyak 81 orang (77,9%) dan SARAN
sebagian besar tidak mendapat 1. Bagi Instansi Pendidikan
dukungan suami dalam pemilihan Diharapkan penelitian ini dapat
kontrasepsi tubektomi yaitu dijadikan data dasar bagi peneliti
sebanyak 45 responden (64,28%) selanjutnya di bidang kesehatan,
dengan dengan nilai ρ-value = 0,000 khususnya tentang kontrasepsi
<α = 0,05 yang artinya terdapat tubektomi dan juga dapat
hubungan yang bermakna antara dipergunakan sebagai bahan
dukungan suami dengan pemilihan kepustakaan mengenai metode
kontrasepsi tubektomi. kontrasepsi tubektomi.
2. Bagi Puskesmas
KESIMPULAN Diharapkan penelitian ini dapat
1. Dari 154 responden (100%), memberikan informasi dan
responden yang memilih dijadikan masukan bagi tenaga
kontrasepsi tubektomi sebanyak 3 kesehatan dengan memberikan
responden (1,9 %). penyuluhan kepada akseptor KB
2. Dari 154 responden (100%), yang ada di wilayah kerja
sebagian besar memiliki sikap Puskesmas Perhentian Raja untuk
negatif sebanyak 137 responden meningkatkan cakupan peserta
(89,0%) dengan pemilihan KB tubektomi khususnya akseptor
kontrasepsi tubektomi di Desa yang sudah terindikasi tubektomi
Sialang Kubang wilayah kerja serta sebagai tindak lanjut untuk
Puskesmas Perhentian Raja tahun mengatasi permasalahan dalam
2016 KB.
3. Dari 154 responden (100%), 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
sebagian besar memiliki Diharapkan peneliti
dukungan suami negatif sebanyak selanjutnya dapat melakukan
119 responden (77,3%) dengan penelitian dengan menggunakan
pemilihan kontrasepsi tubektomi desain penelitian yang lain, seperti
di Desa Sialang Kubang wilayah desain case control dan study
kerja Puskesmas Perhentian Raja cohort. Selain itu, perlunya
tahun 2016 dilakukan penelitian terhadap
4. Diketahui ada hubunganantara variabel-variabel yang tidak
sikap ibu dengan pemilihan diangkat dalam penelitian ini
kontrasepsi tubektomi di Desa seperti pengetahuan, agama,
Sialang Kubang wilayah kerja ekonomi dan ketersediaan fasilitas
Puskesmas Perhentian Raja tahun yang baik berupa sarana maupun
prasarana yang baik yang

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 55


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

berhubungan dengan pemilihan Dukungan Suami dengan


kontrasepsi tubektomi. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) di
DAFTAR PUSTAKA Wilayah Kerja Puskesmas Melur
Azwar. (2007). Pengantar Pendidikan Kecamatan Sukajadi Kota
Kesehatan. Jakarta: Sastra Pekanbaru Tahun 2013”.Skripsi.
Budaya. Stikes Tuanku TambusaiRiau.
BKKBN. (2010). Buku Panduan Praktis Hartanto, H. (2010). Keluarga
Pelayanan Kontrasepsi. Berencana dan Kontrasepsi.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sarwono Prawihardjo.(2013). Hasanah, L. (2015).”Hubungan
Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun Dukungan Suami dan Pemilihan
2013. di ambil dari Alat Kontrasepsi MOW di
http://www.bkkbn.go.id. Wilayah Kerja Puskesmas
diperoleh tanggal 12 Januari Gunung Pati Kota
2016 Semarang.Bejalen Kecamatan
. (2013). Badan Pelayanan Ambarawa Kabupaten
Kontrasepsi dan Pengendalian Semarang”.Skripsi. STIKES
Lapangan Program KB Ngudi Waluyo Ungaran.
Nasional: Jakarta. Yayasan Herlina.(2015).”Faktor – Faktor yang
Bina Pustaka Sarwono Berhubungan dengan
Prawihardjo. Penggunaan KB Suntik di Desa
Dagun, SM. (2008). Psikologi Sialang Kubang Wilayah Kerja
Keluarga. Jakarta : Rineka Puskesmas Perhentian Raja
Cipta. Tahun 2015”.Skripsi. Stikes
Dewi, K. (2013). Kesehatan Reproduksi Tuanku TambusaiRiau.
dan Keluarga Berencana. Hidayat, AA. (2007). Metode Penelitian
Jakarta: CV Trans Info Media. Kebidanan dan Teknik Analisa
Dinkes. (2013). Jumlah Peserta KB Data. Jakarta: Salemba Medika.
Menurut Kota Provinsi Riau. Hidayat, AA. (2010). Metode Penelitian
Dinkes. (2014).Laporan Cakupan PUS Keperawatan dan Teknik
yang Menggunakan MOW di Analisa Data.Jakarta: Salemba
Kampar. Medika.
Dwiana. (2014). “Beberapa Faktor Irianto, K. (2014). Pelayanan Keluarga
yang Berhubungan dengan Berencana. Bandung: Alfabeta.
Pemilihan Kontrasepsi Kristina, I. dkk.(2013).”Faktor – Faktor
Tubektomi pada Akseptor KB di yang Berpengaruh terhadap
Desa Bejalen Kecamatan Rendahnya Minat dalam
Ambarawa Kabupaten Menggunakan Kontrasepsi
Semarang”.Tesis. Universitas MOW pada PU S di Desa Tanon
Negeri Semarang. Kecamatan Papar Kabupaten
Friedman, MM. (2006). Keperawatan Kediri”.Skripsi. Stikes Surya
Keluarga . Jakarta : EGC. Mitra Husada Kediri.
Glassier, A. (2011). Keluarga Lapau, B. (2013). Metode Penelitian
Berencana dan Kesehatan Kesehatan . Jakarta: Yayasan
Reproduksi. Jakarta : EGC. Pustaka Obor.
Hardianti, S. (2013).”Hubungan
Pengetahuan, Sikap dan

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 56


Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN 2580-3123

Mubarak. (2011). Promosi Kesehatan Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan


untuk Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Salemba Medika. Prawirohardjo.
Mulyani, NS dan Rinawati, M. (2013). Setiyanigrum, E dan Aziz, ZB.(2014).
Keluarga Berencana dan Alat Panduan Lengkap Pelayanan
Kontrasepsi.Yogyakarta: Nuha KB Terkini.Yogyakarta: Nuha
Medika. Medika.
Notoatmodjo, S. (2007).Kesehatan Setyaarum, DN dan Sujiyatini.(2011).
Masyarakat Ilmu dan Seni. Pelayanan Keluarga Berencana
Jakarta: Rineka Cipta. & Kesehatan
(2010).Metodologi Penelitian Reproduksi.Jakarta: CV. Trans
Kesehatan. Jakarta: Rineka Info Media.
Cipta. Suparyanto. (2011). Konsep Suami.
Nursalam.(2008).Konsep dan Yogyakarta: Pustaka Rihanna.
Penerapan Metodologi Umaroh.(2013). “Faktor-Faktor Yang
Penelitian Ilmu Melatarbelakangi Akseptor
Keperawatan.Jakarta: Salemba Keluarga Berencana dalam
Medika. Memilih Kontrasepsi MOW di
Pendit, B. (2006). Ragam Metode Kecamatan Karangdowo
Kontrasepsi.Jakarta: EGC. Kabupaten Klaten Tahun
Preputri, A. (2014).”Faktor yang 2013.Tesis. STIKes Kusuma
Berhubungan dengan Pemilihan Husada Surakarta.
Alat Kontrasepsi pada Wanita di Yanti. (2014). ”Faktor yang
Wilayah Pesisir Kecamatan Berhubungan dengan Pemilihan
Bantaeng Kabupateng Jenis Kontrasepsi di Bidan
Bantaeng”.Fakultas Kesehatan Praktek Swasta Bidan Norma
Masyarakat Universitas Desa Gunung Sugih.
Hasanuddin. JurnalKesehatan. Universitas
Puskesmas.(2016). Laporan Cakupan Lampung
PUS yang Menggunakan MOW Wawan, D. (2010).Teori dan
di Puskesmas Perhentian Raja. Pengukuran Pengetahuan, Sikap
Rahmania, D. (2014).”Beberapa Faktor dan Prilaku
yang Berhubungan dengan Manusia.Yogyakarta: Nuha
Pemilihan Kontrasepsi Metode Medika.
Operatif Wanita (MOW) pada Wawan, D dan Dewi.(2011).Teori dan
Akseptor Keluarga Berencana Pengukuran Pengetahuan, Sikap
(KB) di Desa Bejalen Kecamatan dan Prilaku
Ambarawa Kabupaten Manusia.Yogyakarta: Nuha
Semarang”. STIKES Ngudi Medika.
Waluyo Ungaran. Witjaksono, J. 2012. Rencana Aksi
Kajian SRHR dan AGENDA 2030di Keluarga Berencana dan
ambil dari Kesehatan Reproduksi.
http://www.rutgerswpfindo.org/a Jakarta:Mission Center.
ssets/upload/sdgs-paper-digital-
2015.pdf. Diperoleh tanggal 07
mei 2016
Saifuddin, BA. (2006). Buku Panduan
Praktis Pelayanan

Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 57

You might also like