You are on page 1of 11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PEROKOK PASIF


DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI
DI RSUD KAB. KARANGANYAR

Correlation between Pregnant Mothers as Passive Smokers and


Premature Rupture Incidences at Local General Hospital of Karanganyar.

Sara Sulistyarini 1), Agus Eka Nurma Y 2)


Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran UNS

ABSTRACT

Correlation between Pregnant Mothers as Passive Smokers and Premature


Rupture Incidences at Local General Hospital of Karanganyar. The Study
program of Diploma IV in Midwife Education, the Faculty of Medicine, Sebelas
Maret University, Surakarta 2015.

Background: The cigarette smoke disrupts the transport of oxygen to the fetus so
that the gaseous exchange becomes abnormal, which causes the biochemical
change in the blood plasma, namely: the reduced collagen components such as
ascorbic acid and copper. The abnormal growth of collagen structure causes the
strength of inferior membranes to be brittle, which leads to premature rupture.
Objective: To investigate the correlation between the pregnant mothers as passive
smokers and the premature rupture incidences at Local General Hospital of
Karanganyar.
Method: This research used the cross-sectional approach. It was conducted at the
aforementioned hospital from February 2015 to March 2015. The samples of
research were 60 respondents with the gestational age ≥ 37 weeks. They were
taken by using the accidental sampling technique. The data of research were
analyzed by using the Chi Square Test aided with the computer program of SPSS
16.00.
Result: The result of research shows that 38 respondents (63%) were passive
smokers and the rest 22 respondents (37%) were not passive smokers. In addition,
40 respondents (67%) experienced the premature rupture incidences, and the rest
20 respondents (33%) did not experience the premature rupture. The value of
Asymp.sig. was p=0.006.
Conclusion: There was a significant correlation between the pregnant mothers as
passive smokers and the premature rupture incidences. The pregnant mothers as
passive smokers had the risk of premature rupture as much as 0.11 times greater
than those who were not passive smokers and active smokers.

Keywords: Pregnant mothers, Passive smokers, Premature rupture

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENDAHULUAN wanita tidak perokok pasif (p = 0,02)


WHO menyatakan ketuban pecah dan menyatakan bahwa ada hubungan
dini merupakan salah satu penyebab yang bermakna ibu hamil perokok pasif
angka kematian ibu yang masih tinggi dengan kejadian ketuban pecah dini.
selain perdarahan yaitu lebih dari 85 Rumah Sakit Umum Daerah Kab
ribu meninggal tiap tahun. Sedangkan Karanganyar merupakan salah satu
kematian ibu di Indonesia tahun 2012 rumah sakit rujukan, salah satunya
ada 228 kasus per 100.000 kelahiran untuk rujukan pada kasus KPD. Studi
hidup (0,228%), target tahun 2014 pendahuluan yang dilakukan di Rumah
yaitu 118 kasus per 100.000 kelahiran Sakit Umum Daerah Kab Karanganyar
hidup (0,118%) (Dinkes, 2013). pada tahun 2013 periode Januari -
Kematian akibat rokok Desember tercatat kejadian KPD
diperkirakan hampir 6 juta orang dengan persalinan spontan sebanyak
pertahun, diantaranya 5 juta orang 192 orang dari 727 persalinan spontan
perokok dan mantan perokok, serta patologi (26,40%), dan KPD dengan
600.000 orang bukan perokok yang persalinan seksio sesarea sebanyak 61
terpapar asap rokok. Apabila tidak orang dari 445 persalinan saecar
dilakukan tindakan pengendalian, (13,70%). Pada tahun 2014 periode
kematian akan meningkat cepat Januari - September tercatat kejadian
menjadi lebih 8 juta orang pada tahun KPD dengan persalinan spontan
2030 (Kemenkes RI, 2012). sebanyak 98 orang dari 299 persalinan
Asap rokok yang terhirup oleh spontan patologi (32,77%), dan KPD
perokok pasif lima kali lebih banyak dengan persalinan saecar sebanyak 32
mengandung karbonmonoksida orang dari 227 persalinan seksio
(Windriya, 2013; Wardoyo, 1996 ). sesarea (14,09%).
Salah satu dampak akibat rokok pada Kejadian ketuban pecah dini di
kehamilan yaitu ketuban pecah dini RSUD Kabupaten Karanganyar
(Pantikawati dan Saryono, 2010). mengalami peningkatan berdasarkan
Asap rokok menyebabkan persentasi dari tahun sebelumnya
terganggunya penyampaian oksigen ke sehingga tertarik untuk mengetahui ”
janin sehingga pertukaran gas menjadi Hubungan Antara Ibu Hamil Perokok
abnormal (Laksmi et al, 2008). Hal ini Pasif Dengan Kejadian Ketuban Pecah
dapat menyebabkan terjadi perubahan Dini Di RSUD Kabupaten
biokimia yaitu berkurangnya Karanganyar”.
komponen kolagen seperti asam
askorbik dan tembaga sehingga terjadi SUBJEK DAN METODE
abnormalitas pertumbuhan struktur Penelitian ini merupakan
kolagen selaput ketuban. Sehingga penelitian observasional analitik
menyebabkan kekuatan selaput ketuban dengan pendekatan cross sectional
inferior rapuh sehingga terjadi ketuban yaitu untuk mempelajari dinamika
pecah dini (Prawirohardjo, 2008). kolerasi antara faktor resiko (ibu hamil
Penelitian yang dilakukan oleh perokok pasif) dengan efek (kejadian
Icha Dithyana tahun 2013 menunjukan ketuban pecah dini), mengobservasi
bahwa ibu hamil perokok pasif atau pengukuran variabel sekaligus
memiliki risiko untuk terkena ketuban pada satu saat tertentu (Sastroasmoro,
pecah dini 3,5 kali lebih besar daripada 2011). Penelitian dilakukan di RSUD

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kab. Karanganyar mulai bulan Berdasarkan Gambar 1


November 2014 sampai dengan Juni menunjukkan bahwa responden
2015. Populasi target pada penelitian yang mengalami ketuban pecah
ini adalah ibu hamil di RSUD Kab. dini terdiri dari 40 (67%) dan 20
Karanganyar. Populasi aktual pada (33%) reponden yang tidak
penelitian ini adalah ibu hamil dengan ketuban pecah dini.
usia kehamilan ≥ 37 minggu di RSUD 2. Status Perokok Pasif
Kab. Karanganyar. Pengambilan
sampel dilakukan secara accidental 1 Perokok
sampling yaitu sampel yang diperoleh 22, Pasif
merupakan sample yang ada atau 37% 38,
tersedia pada waktu itu dengan estimasi 63% 2 Tidak
51 sampel. Instrumen penelitian yang Perokok
Pasif
digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi dan panduan
wawancara (usia, paritas, pekerjaan, Berdasarkan Gambar 2
penghasilan dan paparan asap rokok menunjukkan bahwa reponden
terhadap ibu hamil dan pengambilan ibu hamil yang menjadi perokok
data direkam medis (diagnosa ketuban pasif terdiri dari 38 (63%) dan
pecah dini) di RSUD Kab. 22 (37%) ibu hamil yang tidak
Karanganyar. perokok pasif.
Analisis data penelitian ini
3. Usia Ibu
menggunakan analisis univariat dan
bivariat. Analisis univariat pada 1 < 20
penelitian ini meliputi usia, paritas, 16, 3, 5% tahun
pekerjaan, penghasilan dan proporsi 27%
41, 2 20-35
ibu hamil perokok pasif. Analisa yang tahun
68%
digunakan dalam penelitian ini adalah
3 >35 tahun
bivariat bertujuan untuk melihat
hubungan antara ibu hamil perokok Berdasarkan Gambar 3
pasif dengan kejadian ketuban pecah
menunjukkan bahwa subjek
dini. Uji data statistik yang digunakan
adalah Chi-square pada tingkat yang terendah terdiri dari 3 (5%)
kemaknaan 0.05 (p<0.05) (Dahlan, subjek usia ibu <20 tahun,dan
2014). yang tertinggi yaitu 41 (68%)
untuk subjek usia ibu 20-35
HASIL PENELITIAN tahun.
A. Analisis Univariat 4. Paritas
1. Ketuban Pecah Dini
1 Primipara
1 Ketuban 2, 3%
21, 2 Multipara
20, Pecah Dini
35%
33% 37, 3
40, 62%
2 Tidak Grandepara
67%
Ketuban
Pecah Dini

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan Gambar 4.4 tersebut dapat diketahui apakah


menunjukkan bahwa subjek hubungan yang teramati antara
yang paling tinggi terdiri dari kedua variabel secara statistik
bermakna.
yaitu 37 (62%) subjek multipara
Kejadian Ketuban
dan jumlah yang terrendah Pecah Dini
Variabel Total OR P
adalah 2 (3%) untuk subjek Tidak Ya
(%) (%)
grandepara. Tidak 2 (9,1%) 20 22 0,11 0,
Perokok (90,9 (100 00
5. Pekerjaan Pasif %) %) 6
Perokok 18 20 38
1 PNS Pasif (47,4%) (52,6 (100
2, 3% %) %)
18, 2 Karyawan Jumlah 20 40 60
32, 30% Swasta (33,3%) (66,7 (100
54% 3 %) %)
Wiraswasta
4 Tidak
25
8, Bekerja 20
13% 15
10
5 Perokok Pasif
Berdasarkan Gambar 4.5 0
Ya (%) Tidak (%)
menunjukkan bahwa subjek Tidak Perokok
Kejadian Ketuban Pecah Pasif
yang diambil terdiri dari 2 (3%) Dini
subjek ibu hamil yang bekerja
sebagai PNS pada saat hamil dan Tabel dan Gambar analisis
32 (54%) subjek ibu hamil yang bivariat menunjukkan distribusi
tidak bekerja pada saat hamil. subjek penelitian menurut status
6. Penghasilan ketuban pecah dini dan status
perokok pasif. Dari table 4.7
2 Rp tersebut dapat diketahui bahwa ibu
500.000-Rp hamil perokok pasif yang
23, 1000.000
37, 38% mengalami ketuban pecah dini
3 >Rp
62% 1000.000
berjumlah 20 subjek dan yang tidak
mengalami ketuban pecah dini
berjumlah 18 subjek. Sedangkan ibu
Berdasarkan Gambar 4.6 hamil tidak perokok pasif
menunjukkan bahwa subjek mengalami ketuban pecah dini
yang diambil terdiri dari 0 (0%) berjumlah 20 subjek dan yang tidak
mengalami ketuban pecah dini
subjek penghasilan keluarga <
berjumlah 2 subjek.
Rp 500.000, 23 (38%) subjek Hasil perhitungan SPSS
penghasilan keluarga Rp untuk uji Chi Square menunjukan
500.000-Rp 1000.000 dan 37 bahwa secara statistik terdapat
(62%) subjek penghasilan hubungan yang bermakna antara ibu
keluarga > Rp 1000.000. hamil perokok pasif dengan kejadian
B. Analisis Bivariat ketuban pecah dini. Hasil nilai
Data penelitian ini dianalisis dengan Asymp.sig. yaitu p=0,006 yang
uji analisis bivariat, dengan uji berarti p < 0,05. Sedangkan hasil
OR= 0,11 yang berarti ibu hamil

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perokok pasif memiliki risiko untuk pasif. Perokok pasif adalah orang
terkena ketuban pecah dini 1/0,11 yang menghirup asap rokok yang
atau 100/11 kali lebih besar daripada dikeluarkan oleh perokok (Menkes
ibu hamil tidak perokok pasif dan Mendagri, 2011). Waktu
(OR:0,11 yang berarti 1/0,11 atau pajanan asap rokok minimal
100/11; CI 95%; 0,023-0,543; p= sehingga seseorang dapat
0,006). dikategorikan sebagai perokok pasif
adalah 15-60 menit/hari (Titisari,
PEMBAHASAN 2011). Dalam penelitian ini yang
A. Karakteristik Responden menjadi perokok pasif masing-
Berdasarkan Gambar 1 masing terpapar asap rokok lebih
distribusi ketuban pecah dini dari 15 menit per hari.
menunjukkan bahwa responden Berdasarkan Gambar 3
yang mengalami ketuban pecah dini distribusi usia ibu menunjukkan
terdiri dari 40 (67%) dan 20 (33%) bahwa subjek yang tertinggi yaitu
reponden yang tidak ketuban pecah 41 (68%) untuk subjek usia ibu 20-
dini. Ketuban Pecah Dini adalah 35 tahun. Pada usia ibu 20-35 tahun
pecahnya ketuban sebelum terdiri dari ibu hamil perokok pasif
persalinan dan sebelum 37 minggu sebanyak 29 (76,3%), dimana ibu
(Cuningham, 2013). Faktor yang mengalami ketuban pecah dini
predisposisi adalah infeksi yang terdiri dari 26 (65%). Usia sangat
terjadi secara langsung pada selaput berpengaruh terhadap proses
ketuban ataupun dari vagina atau kehamilan, pada kesehatan janin dan
serviks. Selain itu faktor proses persalinan. Usia ibu dibagi
predisposisi lainnya adalah fisiologi menjadi 2 kategori yaitu usia
selaput ketuban yang abnormal, berisiko (apabila <20 dan > 35
serviks inkompetensia, kelainan tahun) dan usia tidak berisiko
letak janin, usia wanita kurang dari (apabila 20-35 tahun) (Fraser et al,
20 tahun dan di atas 35 tahun, faktor 1995; Cunnigham et al, 2006).
golongan darah, faktor Dalam penelitian ini yang paling
multigraviditas, merokok, keadaan banyak mengalami ketuban pecah
sosial ekonomi, perdarahan dini adalah yang usia 20-35 tahun.
antepartum, riwayat abortus dan Usia 20-35 tahun dianggap ideal
persalinan preterm sebelumnya, dan untuk menjalani persalinan. Di
riwayat KPD sebelumnya rentang ini kondisi fisik wanita
(Prawirohardjo, 2008). Dalam dalam keadaan prima. Rahim sudah
penelitian ini selain disebabkan oleh mampu memberi perlindungan atau
asap rokok disebabkan oleh paritas kondisi yang maksimal untuk
yang merupakan faktor predisposisi kehamilan (Caughey et al, 2008).
dari ketuban pecah dini. Dalam penelitian ini usia ibu 20-35
Berdasarkan Gambar 2 tahun sebanyak 41 (68%)
menunjukkan distribusi perokok diantaranya ada 16 (39%) yang
pasif bahwa reponden dalam terpapar asap rokok dan mengalami
penelitian ini yang menjadi perokok ketuban pecah dini. Dimana usia 20-
pasif terdiri dari 38 (63%) dan 22 35 tahun merupakan usia produktif
(37%) ibu hamil yang tidak perokok dan ibu banyak melakukan aktifitas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

baik di rumah maupun di tempat diantaranya ada 11 (29,7%) yang


kerja. Sehingga dalam penelitian ini mengalami ketuban pecah dini.
usia 20-35 tahun lebih banyak Sehingga dalam penelitian ini
terpapar asap rokok yang paritas multipara berpengaruh pada
berpengaruh pada kejadian ketuban ibu hamil perokok pasif dengan
pecah dini. ketuban pecah dini.
Berdasarkan Gambar 4 Berdasarkan Gambar 5
distribusi paritas menunjukkan distribusi pekerjaan menunjukkan
bahwa subjek yang paling tinggi bahwa subjek yang paling tinggi
terdiri dari yaitu 37 (62%) subjek sebanyak 32 (53%) subjek ibu hamil
multipara. Pada multipara terdapat yang tidak bekerja pada saat hamil.
ibu hamil perokok pasif sebanyak 23 Pada ibu yang tidak bekerja terdapat
(60,5%). Selain itu pada multipara ibu hamil perokok pasif sebanyak 21
terdapat ibu yang mengalami (55,3%) dan ibu yang mengalami
ketuban pecah dini sebanyak 24 ketuban pecah dini sebanyak 20
(60%). Pada multipara kejadian (50%). Penelitian yang dilakukan
KPD semakin besar disebabkan oleh oleh Tahir tahun 2012 menyatakan
kelemahan intrinsik uterus yang bahwa ibu yang mengalami KPD
trauma sebelumnya pada serviks, lebih banyak memiliki pekerjaan
khususnya pada tindakan riwayat sebagai IRT 73,2% dan wiraswasta
persalinan pervaginam, dilatasi sebanyak 20,5%. Sedangkan ibu
serviks, kuretase. Selain itu susunan yang tidak mengalami KPD lebih
serviks pada multipara lebih banyak banyak memiliki pekerjaan sebagai
serabut saraf daripada jaringan ikat PNS sebanyak 10,6%. Hal ini
dibandingkan serviks normal. disebabkan oleh karena pekerjaan
Jaringan serviks yang rusak akan sebagai IRT dapat menguras energi,
membuat otot dasar uterus oleh karena seorang ibu hamil harus
meregang yang merangsang selaput bekerja sepanjang hari tanpa pamrih
ketuban persalinan (Morgan G dan mengurus rumah tangga demi
Hamilton C, 2009). Hasil penelitian kebahagiaan suami dan anak-
yang mendukung adalah oleh anaknya. Dalam penelitian ini ibu
Lestari. I (2008) bahwa paritas lebih yang tidak bekerja sebanyak 32
dari 3 bermakna sebagai faktor (53%) diantaranya ada 9 (28,13%)
risiko yang mempengaruhi kejadian terpapar asap rokok dan yang
KPD. Demikian juga hasil penelitian mengalami ketuban pecah dini.
Gumilang (2013) yang menyatakan Sehingga dalam penelitian ini ibu
bahwa ibu yang mengalami kejadian yang tidak bekerja berpengaruh
KPD paritas multipara (52,38 %). pada ibu hamil perokok pasif
Hasil penelitian ini juga didukung dengan ketuban pecah dini.
dengan penelitian Nurhanifah Berdasarkan Gambar 6
(2012) yang menyatakan bahwa ibu distribusi penghasilan menunjukkan
yang mengalami kejadian KPD bahwa subjek 37 (62%) subjek
dengan paritas multipara (75,68 %). penghasilan keluarga > Rp
Dalam penelitian ini paritas 1000.000. Ibu hamil yang terpapar
multipara yang terpapar asap rokok asap rokok pada keluarga yang
sejumlah 23 (60,5%) dan mempunyai penghasilan > Rp

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1000.000 yaitu sebanyak 25 untuk terkena ketuban pecah dini


(65,8%). Sedangkan ibu yang 0,11 kali lebih besar daripada ibu
mengalami ketuban pecah dini pada hamil tidak perokok pasif. Hal ini
keluarga yang mempunyai dapat dibuktikan dengan hasil uji
penghasilan > Rp 1000.000 yaitu Chi Square dengan nilai p < 0,05
sebanyak 24 (60%). Kelompok yang berarti ada hubungan yang
masyarakat berpendapatan bermakna antara kedua variabel.
tinggi mengkonsumsi lebih banyak Hasil penelitian yang dilakukan
rokok dibandingkan dengan Prasetyo (2013) menunjukan bahwa
kelompok masyarakat faktor perokok pasif sebagai faktor
berpendapatan rendah (low-income). yang meningkatkan risiko KPD.
Pendapatan yang Wanita hamil yang memiliki status
tinggi mencerminkan daya beli perokok pasif ada hubungan dan
tinggi, dan berhubungan dengan berisiko mengalami KPD 9,681 kali
konsumsi rokok yang lebih besar. lebih besar daripada wanita bukan
Dari hasil observasi ditemukan perokok pasif (p=0,023). Parry dan
bahwa semakin tinggi pendapatan Straus dalam Prasetyo (2013)
maka jumlah rokok yang diminta mengatakan asap rokok dapat
juga meningkat. Berdasarkan hal menurunkan kadar vitamin C dalam
tersebut, apabila perokok aktif darah sehingga kadar enzim MMP
semakin banyak maka semakin yang meningkatkan degradasi
besar risiko paparan asap rokok kolagen pada selaput ketuban
pada ibu hamil yang berpengaruh bertambah dan meningkatkan risiko
pada ketuban pecah dini (Jha and KPD.
Chaloupka, 2000; Hamzah, 2012). Hasil penelitian sejenis yang
Dalam penelitian ini dari keluarga juga mendukung dilakukan oleh
yang mempunyai penghasilan > Rp Icha Dithyana tahun 2013 dengan
1000.000 ada ibu hamil yang menggunakan pendekatan case
terpapar asap rokok sejumlah 25 control dan teknik sampling fixed
(65,8%) dan diantaranya ada 14 sampling menyebutkan bahwa risiko
(37,83%) yang mengalami ketuban terjadinya ketuban pecah dini pada
pecah dini. Sehingga dalam ibu hamil perokok pasif 3,5 kali
penelitian ini keluarga yang lebih besar daripada ibu hamil tidak
mempunyai penghasilan > Rp merokok.
1000.000 berpengaruh pada ibu Penelitian lain yang mendukung
hamil perokok pasif dengan ketuban penelitian ini yaitu oleh Bening
pecah dini. Rahmi Titisari tahun 2011 dengan
B. Hubungan antara Ibu Hamil judul Hubungan Ibu Hamil Perokok
Perokok Pasif dengan Kejadian Pasif dengan bayi berat lahir rendah
Ketuban Pecah Dini menunjukan bahwa ibu hamil yang
Hasil penelitian ini terpapar asap rokok memiliki risiko
menunjukkan bahwa adanya melahirkan bayi berat lahir rendah
hubungan yang bermakna antara ibu 5,4 kali lebih besar daripada ibu
hamil perokok pasif dengan ketuban hamil yang tidak terpapar asap
pecah dini dengan p=0,006. Ibu rokok setelah mengontrol pengaruh
hamil perokok pasif memiliki risiko ANC (OR= 5,37;p=0,01).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pecahnya selaput ketuban merokok (Prawirohardjo, 2008).


berkaitan dengan perubahan proses Selaput ketuban pecah karena pada
biokimia yang terjadi dalam kolagen daerah tertentu terjadi perubahan
matriks ekstra selular amnion, biokimia yang menyebabkan selaput
korion, dan apoptosis membran ketuban inferior rapuh, bukan
janin. Membran janin dan desidua karena seluruh selaput ketuban
bereaksi terhadap stimuli seperti rapuh. Perubahan struktur, jumlah
infeksi dan peregangan selaput sel, dan katabolisme kolagen
ketuban dengan memproduksi menyebabkan aktivitas kolagen
mediator seperti prostaglandin, berubah dan menyebabkan selaput
sitokinin, dan protein hormon yang ketuban pecah (Prawirohardjo,
merangsang aktivitas “matrix 2008). Kolagen merupakan bagian
degrading enzyme”. Melemahnya dari protein matriks ekstraselular.
kekuatan selaput ketuban ada Kolagen interstitial (tipe I dan III)
hubungannya dengan pembesaran yang terletak terutama di lapisan
uterus, kontraksi rahim, dan gerakan amnion memainkan peran penting
janin (Prawirohardjo, 2008). dalam menjaga integritas selaput
Asap rokok menyebabkan ketuban dan regulator utama dari
terganggunya penyampaian oksigen kekuatan selaput ketuban (Guller,
ke janin sehingga pertukaran gas 2011).
menjadi abnormal (Laksmi et al,
2008). Pertukaran gas menjadi SIMPULAN DAN SARAN
abnormal dapat menyebabkan A. Simpulan
terjadi perubahan biokimia yaitu 1. Hasil penelitian ini dapat
berkurangnya komponen kolagen mengidentifikasikan bahwa
seperti asam askorbik dan tembaga reponden ibu hamil yang
sehingga terjadi abnormalitas menjadi perokok pasif terdiri
pertumbuhan struktur kolagen dari 38 (63%) dan 22 (37%) ibu
selaput ketuban (Prawirohadrjo, hamil yang tidak perokok pasif.
2008). Sementara itu serum tembaga 2. Hasil penelitian ini dapat
dan asam askorbat dalam plasma mengidentifikasikan bahwa
darah penting untuk sintesis kolagen responden yang mengalami
dan pemeliharaan. Dengan ketuban pecah dini terdiri dari
berkurangnya serum tembaga dan 40 (67%) dan 20 (33%)
asam askorbat dalam plasma darah reponden yang tidak ketuban
dapat mengurangi sifat elastis pecah dini.
selaput ketuban sehingga rentan 3. Hasil penelitian yang telah
mengalami ruptur atau robek dilakukan dapat dianalisis
(Mostafa, 2011). bahwa ibu hamil perokok pasif
Faktor risiko untuk terjadinya secara signifikan berhubungan
ketuban pecah dini adalah dengan kejadian ketuban pecah
berkurangnya asam askorbik sebagai dini dengan p=0,006 dan risiko
komponen kolagen, kekurangan 0,11 kali lebih tinggi untuk
tembaga dan asam askorbik yang mengalami ketuban pecah dini
berakibat pertumbuhan struktur dibandingkan ibu hamil tidak
abnormal karena antara lain perokok pasif.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Bagi Masyarakat
B. Saran Masyarakat dapat menyadari
1. Bagi Tenaga Kesehatan bahaya rokok bagi masyarakat
Tim Tenaga Kesehatan perlu sendiri maupun lingkungan
memberikan edukasi berupa dengan meningkatkan
penyuluhan mengenai bahaya pengetahuan tentang bahaya
asap rokok yang berdampak rokok bagi kesehatan. Serta
pada perokok pasif yaitu ibu menerapkan pola hidup sehat
hamil. Sehingga ibu hamil tidak merokok.
dapat menjauhi orang yang 6. Bagi Peneliti Selanjutnya
sedang merokok. Mengadakan penelitian lebih
2. Bagi Responden lanjut dengan cara memperoleh
Ibu hamil maupun keluarga populasi dan jumlah subjek
meningkatkan kewaspadaan yang lebih besar. Mengetahui
terhadap asap rokok di tentang riwayat paparan asap
lingkungan dengan cara rokok dan dengan
meningkatkan pengetahuan menggunakan alat rapid
mengenai dampak dari asap diagnostic cotinine test untuk
rokok dengan cara mengikuti mengetahui kandungan cotinine
penyuluhan yang diadakan oleh dalam urin.
tenaga kesehatan dan
menambah informasi melalui DAFTAR PUSTAKA
media masa. BALITBANGKES KEMENKES RI.
3. Bagi Pemerintah 2014. Profil Kesehatan
Indonesi Tahun 2013. Jakarta:
Memberikan perlindungan bagi
Kemenkes RI, pp: 209
perokok pasif, dengan Benrubi, G.I. 2010. Handbook of
menerapkan kebijakan larangan obstetric and gynecologic
th
merokok di tempat umum. emergencies 4 ed. USA:
Apabila ingin merokok Library of Congress Cataloging
dilakukan ditempat terpisah dan in Publication Data, pp:186
tidak merokok dekat dengan ibu Budiarto, E. 2011. Biostatiska Untuk
Kedokteran dan Kesehatan
hamil.
Masyarakat. Jakarta: EGC, pp:
4. Bagi Anggota Keluarga 29, 30
Menerapkan perilaku tidak Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi
merokok jika sedang ada ibu Penyakit Tidak Menular.
yang hamil. Serta menjauh saat Cetakan 2. Jakarta: Rineka
ingin merokok agar ibu hamil Cipta, pp:205-13
Caughey, BA; Robinson, NJ; Norwitz,
tidak terpapar asap rokok.
RE. 2008. Contemporary
Diagnosis and Management of
Preterm Premature Rupture of

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Membranes. Reviews in Kejadian Ketuban Pecah Dini


Obstetrics and Gynecology. di RSUD Bangil Pasuruan.
1(1);11-22 Politeknik Kesehatan
Cuningham, et al. 2006. Obstetric Kemenkes Surabaya. Skripsi
Williams. Edisi ke 21. Jakarta: Hamzah, H. 2012. Analisis Faktor
EGC yangMempengaruhi
Cuningham, F.G. 2013. Williams Permintaan Rokok Masyarakat
Obstetrics. Jakarta: EGC, pp: Di Kota Makassar. Universitas
853, 860 Hasanudin Makasar. Skripsi
Dahlan, M.S. 2014. Statistik untuk Jha, Prabhat dan Chaloupka, FJ. 2000.
Kedokteran dan Kesehatan: Tobacco control in developing
Deskriptif, Bivariat, dan countries. Published by Oxford
Multivariat, Dilengkapi University Press on behalf of
Aplikasi Menggunakan SPSS. The Human Development
Jakarta: Epidemiologi Network, the World Bank, and
Indonesia, pp: 165-171 The Economics Advisory
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2013. Service,World Health
Menkes Upayakan Kejar Target Organization
MDG’s. Kemenkes RI. 2012. Aliansi
http://www.dinkesjatengprov.go.id – Bupati/Walikota Dalam
diakses tanggal 17 Desember Pengendalian Masalah
2014 Kesehatan Akibat Tembakau
Dithyana, Icha. 2013. Hubungan Ibu Dan Penyakit Tidak Menular.
Hamil Perokok Pasif dengan Buletin Jendela Data dan
Kejadian Ketuban Pecah Dini. Informasi Kesehatan. Vol 2:
Fakultas Kedokteran Semester 2, pp: 35-40
Universitas Sebelas Maret Laksmi, P.W et al. 2008. Penyakit -
Surakarta. Skripsi Penyakit Pada Kehamilan
El-Manan. 2011. Kamus Pintar Peran Seorang Internis. Jakarta
Kesehatan Wanita. Jogjakarta: : InternaPublishing ( Pusat
Buku biru, pp: 225 Penerbitan Ilmu Penyakit
Errol, R.N. 2010. Obestetric And Dalam Fakultas Kedokteran
Gynecology At A Glance. New universitas Indonesia ), pp. 381
York: John Wiley & Sons, pp: – 90
125 Lestari. I., 2013. Hubungan antara
Guller, S. 2011. Fetal membranes: Malpresentasi dan Paritas
Anatomy and biochemistry. dengan kejadian Ketuban
Literature Uptodate. Pecah Dini di RSUD dr. Soegiri
http://cursoenarm. net/UP TODATE/ Lamongan. Politeknik
contents/ mobipreview. htm? Kesehatan Kemenkes Surabaya.
14/54/15201?source=see_link&ancho Skripsi
r=H4 – diakses tanggal 22 Menkes dan Mendagri. 2011.
January 2015 Peraturan bersama Nomor
Gumilang, A. 2013. Hubungan antara 188/Menkes/Pb/I/2011 Nomor 7
Usia,Paritas, dan Riwayat Tahun 2011 Tentang Pedoman
Ketuban Pecah Dini dengan Pelaksanaan Kawasan Tanpa

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rokok. Jakarta: Kemenkes RI, Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu


pp: 2 Kebidanan. Edisi 4. Jakarta :
Morgan, G dan Hamilton, C. 2009. PT Bina Pustaka, pp. 677-81
Obstetri & Ginekologi : Sastroasmoro, S. 2011. Dasar – Dasar
panduan praktik. Edisi 2. Metodologi Penelitian Klinis
Jakarta: EGC Edisi Ke-4. Jakarta: Sagung
Mostafa. 2011. Dilema of Women’s Seto, pp: 112
Passive Smoking. Annals of Sinclair, C. 2009. Buku Saku
Thoracic Medicine. Vol 6. Issue Kebidanan. Jakarta : EGC, pp.
2, pp: 55–6 132 – 48
Nugroho, T. 2012. Obgsyn: Obstetri Thompson, D.R. 2011. Smoking and
dan Ginekologi. Yogayakarta: Pregnancy. Literature Uptodate.
Nuha Medika, pp: 113-19 http:// cursoenarm. net/ UPTODATE/
Nurhanifah, 2012. Hubungan antara contents/ mobipreview. htm? 14/
Usia, Paritas, dan Kelainan 54/15201?source=see_link&anchor=
Letak dengan Kejadian H4. (22 Januari 2015)
Ketuban Pecah Dini di RSIA Tahir Suriani, Arifin Seweng dan
Nyai Ageng Pinatih Gresik. Zulfikli Abdullah. 2012. Faktor
Politeknik Kesehatan Determinan Ketuban Pecah
Kemenkes Surabaya. Skripsi Dini di RSUD Syekh Yusuf
Oberg, M., Jaakkola, M.S., Annete, Kabupaten Gowa. Akademi
P.U., Schweizer, C., Kebidanan Muhammadiyah
Woodward, A. 2010. Second- Makasar. Skripsi
hand Smoke: Assesing the Titisari, B.R. 2011. Pengaruh ibu
burden of disease at national hamil sebagai perokok pasif
and lecal events. Geneva : dengan bayi berat badan lahir
World Health Organization. rendah di Surakarta. Fakultas
http:// www. who. int/quantifying_ Kedokteran Universitas Sebelas
ehimpacts/ publications/ SHS.pdf- Maret Surakarta. Skripsi
diakses. (17 Desember 2014) Windriya, B.I.R. 2013. Hubungan ibu
Oxorn, H., William, R.F. 2010. Ilmu perokok pasif selama kehamilan
Kebidanan: Patologi & dengan kejadian infeksi
Fisiologi Persalinan. respiratori akut bagian bawah.
Yogyakarta: Yayasan Essentia Surakarta: Fakultas Kedokteran
Medica, pp: 595 Universitas Sebelas Maret
Pantikawati dan Saryono. 2010. Surakarta. Skripsi
Asuhan Kebidanan I
(Kehamilan). Jogjakarta: Nuha
Medika, pp: 75-84, 125
Prasetyo Kevin Wahyudi. 2013.
Kehamilan pada Usia Remaja
sebagai Faktor Risiko
Terjadinya Ketuban Pecah
Dini. Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Skripsi

commit to user

You might also like