Professional Documents
Culture Documents
id
ABSTRACT
Background: The cigarette smoke disrupts the transport of oxygen to the fetus so
that the gaseous exchange becomes abnormal, which causes the biochemical
change in the blood plasma, namely: the reduced collagen components such as
ascorbic acid and copper. The abnormal growth of collagen structure causes the
strength of inferior membranes to be brittle, which leads to premature rupture.
Objective: To investigate the correlation between the pregnant mothers as passive
smokers and the premature rupture incidences at Local General Hospital of
Karanganyar.
Method: This research used the cross-sectional approach. It was conducted at the
aforementioned hospital from February 2015 to March 2015. The samples of
research were 60 respondents with the gestational age ≥ 37 weeks. They were
taken by using the accidental sampling technique. The data of research were
analyzed by using the Chi Square Test aided with the computer program of SPSS
16.00.
Result: The result of research shows that 38 respondents (63%) were passive
smokers and the rest 22 respondents (37%) were not passive smokers. In addition,
40 respondents (67%) experienced the premature rupture incidences, and the rest
20 respondents (33%) did not experience the premature rupture. The value of
Asymp.sig. was p=0.006.
Conclusion: There was a significant correlation between the pregnant mothers as
passive smokers and the premature rupture incidences. The pregnant mothers as
passive smokers had the risk of premature rupture as much as 0.11 times greater
than those who were not passive smokers and active smokers.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perokok pasif memiliki risiko untuk pasif. Perokok pasif adalah orang
terkena ketuban pecah dini 1/0,11 yang menghirup asap rokok yang
atau 100/11 kali lebih besar daripada dikeluarkan oleh perokok (Menkes
ibu hamil tidak perokok pasif dan Mendagri, 2011). Waktu
(OR:0,11 yang berarti 1/0,11 atau pajanan asap rokok minimal
100/11; CI 95%; 0,023-0,543; p= sehingga seseorang dapat
0,006). dikategorikan sebagai perokok pasif
adalah 15-60 menit/hari (Titisari,
PEMBAHASAN 2011). Dalam penelitian ini yang
A. Karakteristik Responden menjadi perokok pasif masing-
Berdasarkan Gambar 1 masing terpapar asap rokok lebih
distribusi ketuban pecah dini dari 15 menit per hari.
menunjukkan bahwa responden Berdasarkan Gambar 3
yang mengalami ketuban pecah dini distribusi usia ibu menunjukkan
terdiri dari 40 (67%) dan 20 (33%) bahwa subjek yang tertinggi yaitu
reponden yang tidak ketuban pecah 41 (68%) untuk subjek usia ibu 20-
dini. Ketuban Pecah Dini adalah 35 tahun. Pada usia ibu 20-35 tahun
pecahnya ketuban sebelum terdiri dari ibu hamil perokok pasif
persalinan dan sebelum 37 minggu sebanyak 29 (76,3%), dimana ibu
(Cuningham, 2013). Faktor yang mengalami ketuban pecah dini
predisposisi adalah infeksi yang terdiri dari 26 (65%). Usia sangat
terjadi secara langsung pada selaput berpengaruh terhadap proses
ketuban ataupun dari vagina atau kehamilan, pada kesehatan janin dan
serviks. Selain itu faktor proses persalinan. Usia ibu dibagi
predisposisi lainnya adalah fisiologi menjadi 2 kategori yaitu usia
selaput ketuban yang abnormal, berisiko (apabila <20 dan > 35
serviks inkompetensia, kelainan tahun) dan usia tidak berisiko
letak janin, usia wanita kurang dari (apabila 20-35 tahun) (Fraser et al,
20 tahun dan di atas 35 tahun, faktor 1995; Cunnigham et al, 2006).
golongan darah, faktor Dalam penelitian ini yang paling
multigraviditas, merokok, keadaan banyak mengalami ketuban pecah
sosial ekonomi, perdarahan dini adalah yang usia 20-35 tahun.
antepartum, riwayat abortus dan Usia 20-35 tahun dianggap ideal
persalinan preterm sebelumnya, dan untuk menjalani persalinan. Di
riwayat KPD sebelumnya rentang ini kondisi fisik wanita
(Prawirohardjo, 2008). Dalam dalam keadaan prima. Rahim sudah
penelitian ini selain disebabkan oleh mampu memberi perlindungan atau
asap rokok disebabkan oleh paritas kondisi yang maksimal untuk
yang merupakan faktor predisposisi kehamilan (Caughey et al, 2008).
dari ketuban pecah dini. Dalam penelitian ini usia ibu 20-35
Berdasarkan Gambar 2 tahun sebanyak 41 (68%)
menunjukkan distribusi perokok diantaranya ada 16 (39%) yang
pasif bahwa reponden dalam terpapar asap rokok dan mengalami
penelitian ini yang menjadi perokok ketuban pecah dini. Dimana usia 20-
pasif terdiri dari 38 (63%) dan 22 35 tahun merupakan usia produktif
(37%) ibu hamil yang tidak perokok dan ibu banyak melakukan aktifitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Bagi Masyarakat
B. Saran Masyarakat dapat menyadari
1. Bagi Tenaga Kesehatan bahaya rokok bagi masyarakat
Tim Tenaga Kesehatan perlu sendiri maupun lingkungan
memberikan edukasi berupa dengan meningkatkan
penyuluhan mengenai bahaya pengetahuan tentang bahaya
asap rokok yang berdampak rokok bagi kesehatan. Serta
pada perokok pasif yaitu ibu menerapkan pola hidup sehat
hamil. Sehingga ibu hamil tidak merokok.
dapat menjauhi orang yang 6. Bagi Peneliti Selanjutnya
sedang merokok. Mengadakan penelitian lebih
2. Bagi Responden lanjut dengan cara memperoleh
Ibu hamil maupun keluarga populasi dan jumlah subjek
meningkatkan kewaspadaan yang lebih besar. Mengetahui
terhadap asap rokok di tentang riwayat paparan asap
lingkungan dengan cara rokok dan dengan
meningkatkan pengetahuan menggunakan alat rapid
mengenai dampak dari asap diagnostic cotinine test untuk
rokok dengan cara mengikuti mengetahui kandungan cotinine
penyuluhan yang diadakan oleh dalam urin.
tenaga kesehatan dan
menambah informasi melalui DAFTAR PUSTAKA
media masa. BALITBANGKES KEMENKES RI.
3. Bagi Pemerintah 2014. Profil Kesehatan
Indonesi Tahun 2013. Jakarta:
Memberikan perlindungan bagi
Kemenkes RI, pp: 209
perokok pasif, dengan Benrubi, G.I. 2010. Handbook of
menerapkan kebijakan larangan obstetric and gynecologic
th
merokok di tempat umum. emergencies 4 ed. USA:
Apabila ingin merokok Library of Congress Cataloging
dilakukan ditempat terpisah dan in Publication Data, pp:186
tidak merokok dekat dengan ibu Budiarto, E. 2011. Biostatiska Untuk
Kedokteran dan Kesehatan
hamil.
Masyarakat. Jakarta: EGC, pp:
4. Bagi Anggota Keluarga 29, 30
Menerapkan perilaku tidak Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi
merokok jika sedang ada ibu Penyakit Tidak Menular.
yang hamil. Serta menjauh saat Cetakan 2. Jakarta: Rineka
ingin merokok agar ibu hamil Cipta, pp:205-13
Caughey, BA; Robinson, NJ; Norwitz,
tidak terpapar asap rokok.
RE. 2008. Contemporary
Diagnosis and Management of
Preterm Premature Rupture of
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user