You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN DROP OUT AKSEPTOR KB DI
KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG
Ardiana Nur Aini, Atik Mawarni, Dharminto
Bagian Biostatistika dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : ardiananuraini22@gmail.com

Abstract : Acceptors drop out of family planning is acceptors that does not pass
on an episode of the use of equipment / means of family planning in a period for
various reasons, such as failure or experiencing side effects. Drop out of active
family planning Semarang is large enough that in 2011 there were 16 055
acceptors, in 2012 amounted to 32 151 acceptors and in 2013 amounted to 34
849 acceptors. District Tembalang in Semarang is one of the areas with the
highest drop out cases of 80 cases of drop out in 2013-2015. The purpose of this
study to analyze factors related to the incidence of drop outs family planning
acceptors in the district Tembalang Semarang. This type of research is
explanatory research with Case Control Study research design and use a
retrospective approach. The population consisted of 26 cases and the entire
population of active family planning as a control population with a sampling
technique using total population sampling ratio of 1: 1 was obtained 52
respondents consisting of 26 case samples and 26 control samples. Analysis of
the data used univariate and bivariate analysis using chi square test with a
significance level (α = 5%). Results of univariate analysis showed the largest
percentage of low income (53.8%), the two categories of perception quality
service is good and bad alike (50.0%), and side effects of contraception (86,5%).
Results the bivariate analysis showed no relationship between income (p value =
0,404, OR = 1,867 and 95%CI = 0,202 – 1,887), perception of quality services of
family planning (p value = 0,782, OR = 1,361 and 95%CI = 0,457 – 4,050) and
the side effects of contraception (p value = 0,154 and 95%CI = 0,852 – 8,645)
with incidence of drop out of family planning in Sub Tembalang Semarang.
Suggested for more midwives to improve in providing contextual information
about family planning in order to increase the number of family planning and
family planning who drop out can be prevented and treated.

Keywords : drop out acceptors, perception of service quality

PENDAHULUAN berdampak pada tingkat


kesejahteraan, kualitas pendidikan,
Berhenti Pakai (drop out) pembangunan, dan kesehatan
adalah kejadian berhentinya menjadi sahingga akan menurunkan kualitas
akseptor pada PUS yang penduduk suatu Negara.2 Jumlah
sebelumnya menjadi akseptor KB.1 kejadian drop out KB di Indonesia
Dampak yang ditimbulkan dari mengalami peningkatan, dari
meningkatnya angka drop out KB ini 11,46% pada tahun 2008 meningkat
adalah meningkatnya jumlah menjadi 15,09% pada tahun 2012.3
penduduk sehingga akan

169
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Jumlah kejadian drop out KB drop out KB.5 Hasil penelitian yang
(2013) di Provinsi Jawa Tengah dilakukan oleh Herlinawati
masih 7,56%. Jika pada tahun 2002- menunjukkan bahwa faktor program
2003 tingkat penggunaan yaitu kualitas pelayanan kontrasepsi
kontrasepsi mencapai 62,2%, maka meliputi pemberian informasi
pada tahun 2007 turun menjadi berpengaruh terhadap kejadian drop
59,9%, dan pada semester pertama out alat kontrasepsi KB.6 Hasil
tahun 2008 tingkat drop out KB penelitian Maskanah (2009) yang
mencapai 285.016 akseptor pada menunjukkan bahwa semakin tinggi
tahun 2012 menjadi 248.461 ketidakcocokan penggunaan alat
akseptor. Akibatnya pada tahun kontrasepsi (mengalami efek
2007 angka TFR (total fertelity rate) samping) maka akan semakin tinggi
pasangan usia subur 15-49 menjadi kejadian drop out alat kontrasepsi
2,3 berarti naik 0,2 poin KB.7
dibandingkan tahun 2002-2003.
Angka 0,2 ini tinggi terutama jika Program yang telah dilakukan
dikaitkan dengan jumlah penduduk BAPERMASPER dan KB Kota
Jawa Tengah yang mencapai 32,2 Semarang untuk mengurangi angka
juta jiwa yang berarti urutan ketiga drop out KB adalah dengan
terbesar di Indonesia.4 dilakukannya pelayanan
pemasangan gratis yang dilakukan
Menurut data laporan secara berkala. Pelayanan
pelayanan KB di puskesmas yang pemasangan KB gratis ini
ada di tembalang (Puskesmas difokuskan kepada MKJP (metode
Rowosari dan Kedungmundu) kontrasepsi jangka panjang).
tercatat sebanyak 30 kasus drop out Pemasangan ini di pusatkan di
pada tahun 2013, pada tahun 2014 kantor kecamatan atau kantor
turun menjadi 20 kasus drop out dan PLKB.8
pada tahun 2015 terdapat 30 kasus
drop out. Dari uraian diatas, peneliti
tertarik untuk meneliti faktor-faktor
Berdasarkan studi yang berhubungan dengan kejadian
pendahuluan yang dilakukan pada drop out akseptor KB di Kecamatan
bulan april 2016 diperoleh bahwa Tembalang Kota Semarang.
salah satu alasan akseptor berhenti
menggunakan kontrasepsi yaitu METODE PENELITIAN
karena efek samping yang timbul
setelah menggunakan kontrasepsi. Jenis penelitian yang
digunakan adalah explanatory
Drop out penggunaan alat research dan jenis penelitian Case
kontrasepsi dipengaruhi oleh Control Study dengan pendekatan
beberapa faktor selain faktor individu retrospektif. Instrumen penelitian
dan lingkungan. Hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
Fajar (2013) menunjukkan bahwa adalah kuesioner terstruktur.
responden dengan pendapatan Variabel bebas pada penelitian ini
keluarga yang rendah lebih banyak adalah pendapatan, persepsi
yang mengalami drop out KB, kualitas pelayanan KB, dan efek
sedangkan responden dengan samping kontrasepsi. Sedangkan
pendapatan keluarga yang tinggi variabel terikat adalah kejadian drop
lebih banyak yang tidak mengalami out akseptor KB.

170
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Populasi terdiri dari 26 memiliki pekerjaan sedikit lebih


populasi kasus dan seluruh peserta banyak yang memilih drop out
KB aktif sebagai populasi kontrol (80,8%), sedangkan responden yang
dengan teknik pengambilan sampel memiliki pekerjaan sedikit lebih
menggunakan total populasi banyak yang memilih tidak drop out
sampling dengan perbandingan 1 : 1 (23,1%).
diperoleh 52 responden yang terdiri
dari 26 sampel kasus dan 26 sampel Tabel 2 Distribusi Frekuensi
kontrol. Analisis data yang Karakteristik Responden
digunakan analisis univariat dan
analisis bivariat menggunakan uji No. Karakteristik f %
statistik chi square dengan tingkat Agama
signifikansi (α = 5%). 1. Islam 44 84,6
2. Khatolik 4 7,7
HASIL DAN PEMBAHSAN 3. Kristen 4 7.7
Total 52 100,0
A. Karakteristik Responden Jumlah Anak
1. 1 anak 10 19,2
Tabel 1. Distribusi Frekuensi 2. 2 anak 25 48,1
Karakteristik Responden 3. 3 anak 14 26,9
Berkaitan Langsung 4. 5 anak 3 5,8
dengan Kejadian Drop Out Total 52 100,0
KB Metode Kontrasepsi
1. Implan 10 19,2
Tidak Drop
No. Karakteristik Drop Out
Out
2. IUD 10 19,2
Umur f % f % 3. Pil 11 21,2
1. >35 tahun 13 50,0 9 34,6 4. Suntik 21 40,4
2. 20 – 35 tahun 13 50,0 17 65,4 Total 52 100,0
Total 26 100,0 26 100,0 Berdasarkan tabel 2,
Pendidikan
1. Dasar 17 65,4 11 42,3
menunjukkan bahwa sebagian besar
2. Lanjut 9 34,6 15 57,7 responden beragama islam (84,6%),
Total 26 100,0 26 100,0 dengan jumlah anak 2 (48,1%), dan
Pekerjaan sebagian besar responden
1. Tidak Bekerja 21 80,8 20 76,9 menggunakan metode kontrasepsi
2. Bekerja 5 19,2 6 23,1
Total 26 100,0 26 100,0
suntik (40,4%).
Berdasarkan tabel 1,
diketahui bahwa responden pada Tabel 3 Distribusi Frekuensi
kelompok umur >35 tahun sedikit Responden berdasarkan
lebih banyak memilih drop out Pendapatan
(50,0%), sedangkan responden No. Pendapatan f %
pada kelompok umur 20-35 tahun Responden
lebih banyak memilih tidak drop out 1. Rendah 28 53,8
(65,4%). Responden dengan tingkat 2. Tinggi 24 46,2
pendidikan dasar sedikit lebih Total 52 100,0
banyak memilih drop out (65,4%), Berdasarkan tabel 3,
sedangkan responden yang memiliki diketahui bahwa persentase terbesar
tingkat pendidikan lanjut sedikit lebih pendapatan responden pada
banyak yang memilih tidak drop out kelompok pendapatan rendah
(57,7%). Responden yang tidak (53,8%).

171
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 4 Distribusi Frekuensi 6. Sakit kepala 1 3,1 2 40,0


Persepsi Kualitas 7. Keputihan 2 6,3 0 0,0
Pelayanan KB 8. Flek hitam pada wajah 2 6,3 0 0,0
No. Persepsi Kualitas f % Total 32 100,0 5 100,0
Pelayanan KB Berdasarkan tabel 6, menunjukkan
1. Buruk 26 50,0 bahwa dari 37 responden yang
2. Baik 26 50,0 mengalami efek samping, ada 32
Total 52 100,0 responden yang merasa terganggu
Berdasarkan tabel 4, dengan adanya efek samping dan 5
menunjukkan bahwa persentase yang merasa tidak terganggu.
persepsi kualitas pelayanan KB Persentase terbesar responden
pada kelompok baik dan buruk yang merasa terganggu efek
mempunyai persentase yang sama samping dari kontrasepsi yang
yaitu 50,0%. terakhir digunakan antara lain :
gangguan haid (34,4%), berat badan
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Efek bertambah (34,4%), dan perdarahan
Samping Kontrasepsi (9,4%).
No. Efek f %
Samping B. Analisis Bivariat
Efek Samping Kontrasepsi 1. Hubungan Pendapatan
1. Ya 37 71,2 Responden Dengan Kejadian
2. Tidak 15 28,8 Drop Out Akseptor KB
Total 52 100,0 Tabel 7 Distribusi Frekuensi
Ada Efek Samping Pendapatan Responden dengan
1. Terganggu 32 86,5 Kejadian Drop Out Akseptor KB
2. Tidak terganggu 5 13,5
Total 37 100,0 Pendapa
Drop Out KB
tan p
Berdasarkan tabel 5 Respond
Drop Out Tidak Drop
Out value
OR 95% CI

menunjukkan bahwa sebagian besar en f % f %


Rendah 16 61,5 12 46,2
responden mengalami efek samping Tinggi 10 38,5 14 53,8 0,404 1,867
0,619 –
5,630
kontrasepsi (71,2%) dan responden Total 26 100,0 26 100,0
yang mengalami efek samping dan Berdasarkan tabel 7
merasa terganggu sebesar (86%). menunjukkan bahwa responden
Adapun kriteria gangguan jenis efek yang memiliki pendapatan
samping kontrasepsi dapat dilihat rendah lebih banyak memilih
pada tabel 6 berikut. untuk drop out KB (61,5%),
sedangkan respondnen yang
Tabel 6 Distribusi frekuensi memiliki pendapatan tinggi lebih
berdasarkan gangguan jenis efek memilih untuk tidak drop out KB
samping kontrasepsi (n = 37) (53,8%). Hal ini terlihat bahwa
Jenis Efek Samping Tidak ada kecenderungan semakin
No Terganggu
Kontrasepsi terganggu tinggi pendapatan keluarga akan
f % f % semakin rendah kejadian drop
1. Mual 1 3,1 0 0,0 out KB. Bila dihubungkan
2. Gangguan haid 11 34,4 1 20,0 dengan kejadian drop out
3. Perdarahan 3 9,4 0 0,0 akseptor KB pada tingkat
4. Berat badan 11 34,4 2 40,0 penghasilan tinggi akan lebih
bertambah mudah menerima dan mengikuti
5. Rasa pegal pada 1 3,1 0 0,0 program KB dan akan tetap
tempat pemasangan
implan menggunakan alat kontrasepsi

172
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tanpa ada beban biaya. kontrasepsi disediakan secara


Sebaliknya orang dengan cuma-cuma oleh pemerintah.
penghasilan rendah akan sangat Layanan tersebut dapat
sulit ikut dalam program KB diperoleh baik di RS,
karena pada program KB, Puskesmas, klinik kesehatan,
akseptor menanggung sendiri maupun praktik mandiri. Oleh
biaya yang dikenakan bila dia karenanya, akseptor tidak perlu
menggunakan salah satu alat lagi mengeluarkan biaya jika
kontrasepsi. ingin mendapatkan layanan

Penghasilan seseorang kontrasepsi. Layanan


merupakan salah satu faktor kontrasepsi disediakan secara
yang mempengaruhi penerimaan cuma-cuma oleh pemerintah.
dan pengambilan keputusan. Layanan tersebut dapat
Semakin tinggi pendapatan diperoleh baik di RS,
seseorang maka semakin mudah Puskesmas, klinik kesehatan,
dalam pengambilan keputusan.5 maupun praktik mandiri. Oleh
Hal ini sesuai dengan teori karenanya, akseptor tidak perlu
bahwa untuk mendukung lagi mengeluarkan biaya jika
kehidupan ekonomi keluarga, ingin mendapatkan layanan
maka pendapatan sangatlah kontrasepsi. Sehingga berat
memegang peranan penting. biaya KB bukan lagi menjadi
Dengan ekonomi keluarga yang alasan seseorang untuk berhenti
lebih baik dan mapan maka menggunakan alat kontrasepsi.
akseptor dapat mampu secara Penelitian ini sejalan dengan
mandiri untuk memilih alat penelitian Fienalia (2012) yang
kontrasepsi yang efektif dan menyatakan bahwa tidak ada
sesuai dengan kemampuan hubungan antara pendapatan
ekonominya dalam rangka dengan penggunaan kontrasepsi
mewujudkan norma keluarga dengan nilai p value 0,622.9
kecil bahagia dan sejahtera
(NKKBS) sebagai tujuan
program KB nasional.9 2. Hubungan Persepsi Kualitas
Pelayanan KB dengan Kejadian
Hasil uji statistik Drop Out Akseptor KB
menunjukkan p value = 0,404 > Tabel 8 Distribusi Frekuensi
0,05 maka Ho diterima, artinya Persepsi Kualitas Pelayanan KB
tidak ada hubungan antara dengan Drop Out Akseptor KB
pendapatan responden dengan
kejadian drop out akseptor KB. Persepsi
Kualitas
Drop Out KB
Drop Out Tidak Drop
p
95%
valu OR
Hal ini menggambarkan bahwa Pelayana KB Out KB
e
CI
n KB f % f %
tingkat pendapatan responden Buruk 1 53,8 1 46,2 0,45
4 2 0,78 1,36 7–
tidak menjadi penyebab Baik 1 46,2 1 53,8 2 1 4,05
responden untuk berhenti Total
2
2 100,
4
2 100,
0

menggunakan kontrasepsi. Hal 6 0 6 0

ini dapat disebabkan karena Berdasarkan tabel 8,


kesadaran responden yang menunjukkan bahwa persentase
cukup besar akan pentingnya persepsi responden tentang
program KB dalam upaya kualitas pelayanan KB yang
kesejahteraan rakyat. Layanan buruk lebih banyak memilih

173
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

untuk drop out KB (53,8%) kontrasepsi atau drop out dari


sedangkan untuk persepsi penggunaan alat kontrasepsi.
kualitas pelayanan KB yang baik Hal ini sesuai dengan penelitian
responden leebih memilih untuk Maskanah (2009) yang
tidak drop out KB (53,8%). Hal menyatakan bahwa tidak ada
ini menunjukkan bahwa persepsi hubungan antara kualitas
responden tentang kualitas pelayanan kontrasepsi menurut
pelayanan KB yang buruk akan persepsi ibu dengan kejadian
cenderung berhenti memakai drop out alat kontraseps (pvalue
kontrasepsi dibandingkan 0,512). Kualitas pelayanan
dengan persepsi responden kontrasepsi di tenaga kesehatan
tentang kualitas pelayanan KB tidak mempengaruhi ibu untuk
yang baik. tetap aktif menggunakan alat
Hasil uji statistik kontrasepsi atau drop out dari
diperoleh p value = 0,782 > 0,05 penggunaan alat kontrasepsi.7
maka Ho diterima, artinya tidak 3. Hubungan Efek Samping
ada hubungan persepsi kualitas Kontrasepsi dengan Kejaadian
pelayanan KB dengan kelompok Drop Out Akseptor KB
drop out KB dan tidak drop out Tabel 9 Distribusi Frekuensi Efek
KB. Dari hasil penelitian ini dapat Samping Kontrasepsi dengan
dilihat bahwa petugas KB sudah Kejadian Drop Out Akseptor KB
memberikan pelayanan sesuai
dengan yang diharapkan Efek
Drop Out KB

responden. Namun dalam Samping


Kontrase
Drop Out KB Tidak Drop
Out KB
p
value
OR
95%
CI
memberikan pelayanan, petugas psi f % f %

tidak memberikan informasi Ya


Tidak
19
7
73,1
26,9
13
13
50,0
50,0 0,154 2,714
0,852

tentang efek samping jenis KB, 8,645
Total 26 100,0 26 100,0
petugas tidak memberitahukan
Berdasarkan tabel 9,
kapan dan dimana untuk
menunjukkan bahwa persentase
memperoleh persediaan KB,
responden yang mengalami efek
petugas tidak menjelaskan apa
samping lebih banyak terjadi
yang harus dilakukan ketika ada
drop out KB (71,2%) daripada
masalah dalam pemakaian alat
yang tidak drop out KB (28,8%).
KB, petugas tidak memberikan
Efek samping kontrasepsi dapat
waktu konsultasi KB yang cukup,
mengakibatkan secara langsung
petugas tidak memberikan
terhadap kelangsungan
kesempatan yang cukup untuk
pemakaian kontrasepsi.
bertanya, petugas tidak
Banyaknya responden yang
memberikan jawaban yang
terpapar efek samping
memuaskan. Hal ini terjadi pada
kontrasepsi dapat berakibat
pelayanan KB safari, karena
pada berhentinya keikutsertaan
pelaksanaan KB safari yang
dalam penggunaan kontrasepsi,
sangat singkat sehingga petugas
seperti yang dikemukakan oleh
pelayanan KB tidak memiliki
Juliaan (2009) bahwa alasan
waktu yang cukup untuk
wanita PUS tidak menggunakan
memberikan informasi secara
kontrasepsi disebabkan efek
lengkap tentang KB.
samping kontrasepsi yang
Meskipun demikian tidak
pernah digunakannya.
mempengaruhi ibu untuk tetap
Dari 37 responden yang
aktif menggunakan alat
mengalami efek samping, ada 32

174
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

responden yang merasa tidak terlalu mengganggu


terganggu dengan adanya efek aktifitas mereka sehari-hari,
samping dan 5 yang merasa sehingga membuat hasil
tidak terganggu. Persentase penelitian ini untuk variabel efek
terbesar responden yang merasa samping tidak berhubungan
terganggu efek samping dari dengan kejadian drop out KB.
kontrasepsi yang terakhir Penelitian ini sejalan
digunakan antara lain : dengan penelitian Fajar (2013).
gangguan haid (34,4%), berat Dalam penelitian Fajar meneliti
badan bertambah (34,4%), dan beberapa variabel, salah satunya
perdarahan (9,4%), adalah efek samping. Dalam
Hasil uji statistik diketahui penelitian menerangkan bahwa
pvalue = 0,154 > 0,05 maka Ho tidak ada hubungan efek
diterima, artinya tidak ada samping kontrasepsi dengan
hubungan efek samping kejadian drop out KB (p value =
kontrasepsi dengan kejadian 0,092). Fajar menemukan bahwa
drop out akseptor KB di sebanyak 35,6% ibu memiliki
Kecamatan Tembalang, Kota resiko rendah dan sebesar
Semarang. Pada tabel kaitan 64,4% yang memiliki resiko
efek samping kontrasepsi tinggi. Sebagian besar yang
dengan drop out KB yang memiliki resiko rendah tidak
menunjukkan bahwa persentase mengalami drop out KB
responden yang mengalami efek sebanyak 18 orang (69,2%)
samping kontrasepsi lebih sedangkan yang memiliki resiko
banyak memilih drop out KB tinggi yang tidak mengalami drop
(73,1%), sedangkan responden out KB sebanyak 22 orang
yang tidak mengalami efek (46,8%).5
samping kontrasepsi lebih
banyak memilih untuk tidak drop PENUTUP
out KB (50,0%). Hasil analisis
yang dilakukan menunjukkan 1. KESIMPULAN
tidak adanya hubungan yang
bermakna antara efek samping Hasil penelitian
kontrasepsi dengan kejadian menunjukkan bahwa persentase
drop out KB. Hal ini terbesar pendapatan responden
menggambarkan bahwa efek pada kelompok pendapatan
samping tidak menjadi penyebab rendah (53,8%), persepsi
responden berhenti kualitas pelayanan KB pada
menggunakan kontrasepsi. Hal kelompok kualitas baik (50,0%),
ini disebabkan oleh sebagian dan efek samping
besar persepsi masyarakat
tentang efek samping kontrasepsi pada
kontrasepsi yang mereka kelompok responden yang
anggap sudah biasa. Bahkan mengalami efek samping
beberapa yang melaporkannya (86,5%).
sebagai efek yang positif, seperti
penambahan berat badan.
Hasil uji hubungan chi
Sehingga meskipun sebagian
square, tidak ada hubungan
besar responden merasakan
antara pendapatan responden
efek samping, tetapi menurutnya
dengan kejadian drop out KB di

175
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kecamatan Tembalang Kota 3. BKKBN Provinsi Jawa


Semarang dengan (p value = Tengah. Umpan Balik Hasil
0,404, OR = 1,867 dan 95%CI = Pelaksanaan Program
0,619 – 5,630), tidak ada Keluarga Berencana Nasional
hubungan antara persepsi Propinsi Jawa Tengah.
kualitas pelayanan KB dengan Semarang; 2012.
kejadian drop out KB di
Kecamatan Tembalang Kota 4. IPPKBI. Profil Kependudukan
Semarang dengan (p value = Jawa Tengah [Internet]. 2012.
0,782, OR = 1,361 dan 95%CI = Available from:
0,457 – 4,050), dan tidak ada (ipkkbi.blogspot.com/2012/10/
hubungan antara efek samping profil kependudukan-jawa-
kontrasepsi dengan drop out KB tengah.html?m=1)
di Kecamatan Tembalang Kota
Semarang dengan (p value = 5. Fajar. Analisis Faktor Yang
0,154, OR = 2,714 dan 95%CI = Berhubungan Dengan
0,852 – 8,645). Kejadian Drop Out KB Pada
Akseptor KB Di Wilayah Kerja
2. SARAN Puskesmas Mitra Keluarga
a. Bagi Bidan Bersemi Lompoe Kota
Bidan lebih Parepare. Universitas
meningkatkan dalam Hasanudin; 2013.
memberikan informasi yang
berkaitan tentang KB 6. Herlinawati. Pengaruh
(kekurangan dan kelebihan Komunikasi, Informasi,
masing-masing alat Edukasi dan Kualitas
kontrasepsi, keluhan- Pelayanan Kontrasepsi
keluhan yang dirasakan terhadap Drop Out
setelah menggunakan alat Penggunaan Alat
kontrasepsi, dan cara Kontrasepsi. Universitas
menanganinya) agar jumlah Diponegoro; 2004.
peserta KB meningkat dan
peserta KB yang mengalami 7. Maskanah. Faktor-Faktor
drop out dapat dicegah dan yang Berhubungan dengan
diatasi. Kejadian Drop Out Alat
Kontrasepsi Suntik di Desa
Mororejo Kecamatan
DAFTAR PUSTAKA Kaliwungu Kabupaten Kendal.
1. Badan Penelitian dan IKM : Universitas Negeri
Pengembangan Kesehatan. Semarang; 2009.
Pedoman Pengisian Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 8. Bapermas Perempuan dan
Tahun 2010. Jakarta; 2010. KB Kota Semarang. Laporan
Umpan Balik Program
2. BKKBN. Laporan Pemakaian Keluarga Berencana Nasional
Alat Kontrasepsi Tahun 2003 Kota Semarang. Semarang;
–2007 Kota Semarang. 2013.
Semarang; 2007.
9. BKKBN. Pemilihan KB di
Msyarakat. Jakarta; 2002.

176
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

177

You might also like