You are on page 1of 16

INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM

ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad


DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

Program ‘Aisyiyah Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah


Menuju Islam Berkemajuan
Samsidar1*, Darliana Sormin2

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan 1, 2


1
email: samsidar@um-tapsel.ac.id
2
email: darliana.sormin@um-tapsel.ac.id

Abstract Artikel Info


In challenging complex dynamics and challenges, Received:
‘Aisyiyah must change direction which starts from 30 Januari 2019
changing her own destiny and simultaneously changes Revised:
direction towards enlightenment. One of the questions 19 Maret 2019
and strategic issues of a national nature is the family Accepted:
debate. One of the programs Aisyiyah, the decision of the 29 April 2019
47th Congress in 2015, one century ‘Aisyiyah in Published:
Makassar is about a program in the field of family 18 Juni 2019
development towards a sakinah family. The Sakinah
family has a sense of peace, security and peace. The
family must be able to reflect the ideal society, namely a
society that is progressive, empowered and happy
physically and mentally. Produced from these sakinah
families, a progressive, empowered and physically happy
community will be realized. In order for the community
to achieve the title of progress, empowerment and
happiness to be born and mentally, some conditions are
needed, among others, presenting piety to Allah SWT,
can develop a just nature based on Islamic values and
free from economic imbalances and social inequality.
Keywords : Program ‘Aisyiyah, Sakinah Family,
advancing Islam
Abstrak
Dalam menghadapi dinamika dan tantangan yang kompleks,
‘Aisyiyah harus menjadi kekuatan perubahan yang dimulai
dari mengubah nasibnya sendiri dan sekaligus melakukan
gerakan perubahan ke arah pencerahan. Salah satu
permasalahan dan isu strategis yang sifatnnya nasional
adalah permasalahan keluarga.
Salah satu program ‘Aisyiyah hasil keputusan Muktamar ke
47 tahun 2015, satu abad ‘Aisyiyah di Makassar adalah
tentang program bidang pembinaan keluarga menuju
keluarga sakinah. Keluarga Sakinah adalah ada rasa

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
155
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

tentram, aman dan damai. Seseorang merasa tentram jika


terpenuhi unsur-unsur hajat hidup spiritual dan material
secara layak dan seimbang. Keluarga harus dapat
mencerminkan masyarakat yang ideal yaitu masyarakat
yang berkemajuan, berdaya dan bahagia lahir batin.
Sehingga dari keluarga-keluarga sakinah ini akan terwujud
masyarakat yang berkemajuan, berdaya dan bahagia lahir-
batin.
Agar masyarakat mencapai predikat berkemajuan, berdaya
dan bahagia lahir-batin diperlukan beberapa persyaratan
antara lain menunjukkan suasana ketakwaan kepada Allah
Swt, dapat mengembangkan sifat adil berdasarkan nilai
keislaman dan bebas dari ketidakseimbangan ekonomi serta
ketimpangan sosial.

Kata Kunci: Program ‘Aisyiyah, Keluarga Sakinah, Islam


Berkemajuan

A. Pendahuluan diambil dari nama seorang istri nabi


Kehadiran ‘Aisyiyah dalam Muhammad Saw, yaitu ‘Aisyah. Nama
persyarikatan Muhammadiyah, didorong ‘Aisyiyah merupakan hasil musyawarah
pemikiran cerdas K.H. Ahmad Dahlan antara tokoh-tokoh Muhammadiyah, di
selaku pendorong dan pendiri ‘Aisyiyah. antaranya K. H. Fachruddin. Nama
Pendiriannya dirintis oleh seorang ‘Aisyiyah dipilih bukan hanya ‘Aisyah
wanita bernama Siti Walidah dalam adalah istri nabi, akan tetapi juga
bentuk kelompok pengajian. Pada tahun mencerminkan cita-cita Muhammadiyah
1917 diresmikan sebagai "bagian tentang wanita.
organisasi kewanitaan" dari Salah satu faktor penting latar
persyarikatan Islam yang bernama belakang didirikannya ‘Aisyiyah adalah
Muhammadiyah. ‘Aisyiyah adalah perlunya menyiapkan kader-kader
organisasi kemasyarakatan yang perempuan yang akan memimpin barisan
bergerak dalam bidang dakwah Islam perempuan Muhammadiyah sebagai
amar makruf nahi munkar khususnya di organisasi yang bertumpu pada “Ke-
kalangan wanita.1 Nama ‘Aisyiyah Islaman dan Kemajuan atau Kekinian “.

Kualitas Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:


Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Wacana
1
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, 1995), h. 4.
Keluarga Sakinah, Keluarga dan Peningkatan

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
156
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

Dengan demikian, secara genetik, berkembang dalam kehidupan di


kelahiran ‘Aisyiyah sebenarnya sekitarnya yang mempengaruhi dinamika
merupakan organisasi kader bagi gerakannya, termasuk dalam
Muhammadiyah untuk menyiapkan melaksanakan program-programnya.
calon-calon pimpinan perempuan Permasalahan dalam berbagai bidang
Muhammadiyah dalam menunaikan kehidupan yang dihadapi ‘Aisyiyah
tugas dakwah amar makruf nahi terutama dalam lingkup kehidupan
mungkar sebagai aktualisasi paham bangsa meniscayakan ‘Aisyiyah untuk
Islam yang berkemajuan. berperan aktif dalam memecahkan
Secara organisatoris, ‘Aisyiyah sebagai wujud dari misi dakwah dan
merupakan organisasi perempuan tajdid dalam memajukan kehidupan
Persyarikatan Muhammadiyah; berarti, bermasyarakat, berbangsa, dan
‘Aisyiyah merupakan wadah bagi bernegara, salah satu permasalahan dan
anggota Muhammadiyah perempuan isu strategis yang sifatnnya nasional
dalam menunaikan misi dakwah amar adalah permasalahan keluarga.2
makruf nahi mungkar. Dalam bidang Indonesia dengan jumlah
kaderisasi Muhammadiyah, ‘Aisyiyah penduduk yang besar memiliki keluarga
juga memiliki peran strategis, dalam dihadapkan pada tantangan yang cukup
membangun kekuatan dan kualitas berat untuk menjadikan keluarga sebagai
pelaku gerakan (perempuan institusi yang kokoh dan berkontribusi
Muhammadiyah) serta membangun pada pembangunan bangsa. Dalam
kekuatan dan kualitas peran dan ideologi menghadapi dinamika dan tantangan
Muhammadiyah. Sebagai ortom khusus yang kompleks itu ‘Aisyiyah harus
persyarikatan Muhammadiyah yang menjadi kekuatan perubahan yang
merupakan gerakan Islam sejak awal dimulai dari mengubah nasibnya sendiri
abad XX, dalam gerakannya terdapat dan sekaligus melakukan gerakan
karakter khas yang mewarnai semua perubahan ke arah pencerahan.
aktifitas.
‘Aisyiyah dalam menjalankan misi
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Program
2
gerakannya senantiasa dihadapkan pada Nasional ‘Aisyiyah, (Yogyakarta: Gramasurya,
permasalahan dan isu-isu strategis yang 2015), h. 13.

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
157
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

Pemahaman yang ingin ‘Aisyiyah dalam membina keluarga


ditanamkan Aisyiyah tentang pengertian sakinah dengan melakukan proses
"Keluarga" kepada anggota-anggotanya pembinaan terhadap warga ’Aisyiyah
adalah perwujudan pembinaan Keluarga melalui berbagai pengajian dan berbagai
Sakinah menurut ajaran Islam. kegiatan sosial lainnya yang rutin
Realisasinya akan membantu mereka laksanakan agar pengurus
terlaksananya usaha pemerintah dalam ‘Aisyiyah ini bisa mengamalkan ajaran-
mewujudkan Ketahanan Nasional ajaran agama, agar mereka dalam
melalui ketahanan keluarga dalam kehidupan bahagia secara individu
bentuk peningkatan kualitas peran maupun bahagia dan sejahtera dalam
wanita keluarga, demi terwujudnya keluarga
Setiap keluarga tentu bahagia, harmonis penuh cinta dan kasih
mendambakan terwujudnya keluarga saying. Berdasarkan tuntunan alquran
sakinah, mawaddah, warahma, yakni dan al-Hadis.
keluarga tenang, bahagia, harmonis,
B. Program ‘Aisyiyah Bidang
penuh cinta dan kasih sayang. Untuk
Pembinaan Keluarga
mewujudkannya tidak semudah
‘Aisyiyah sebagai komponen
membalikkan telapak tangan, akan tetapi
strategis persyarikatan Muhammadiyah
membutuhkan pengorbanan dan kerja
terus berjuang dalam konteks saat ini
sama yang baik. Keluarga seperti itu
dan ke depan di tengah dinamika,
tidak mungkin akan tercapai tanpa
masalah, dan tantangan yang kompleks.
adanya kebersamaan peran seluruh
Permasalahan tersebut antara lain
keluarga di dalam rumah tangga.
kemiskinan, pengangguran, korupsi yang
Keluarga itu terdiri dari ayah, ibu, dan
meluas dari pusat sampai daerah, human
anak, masing-masing memiliki peranan
trafficking, kekerasan terhadap
yang lebih besar.3
perempuan, anak dalam bermacam
Melalui proses pembinaan
bentuk, rendahnya kualitas derajat
gerakan dakwah yang dilakukan
kesehatan ibu dan anak dan lebih
3
Muhammad Saleh Ridwan, Keluarga
Sakinah, Mawaddah Warahma (Cet. I;
Makassar: Alauddin Perss, 2012), h. 5.

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
158
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

khususnya adalah melemahnya karakter a. Misi Islam dan motivasi


bangsa4. keagamaan yang kuat dan menjadi
Dalam menghadapi dinamika, landasan dalam gerakan ‘Aisyiyah
masalah dan tantangan yang kompleks merupakan modal ruhaniah yang
itu ‘Aisyiyah dituntut untuk memberikan sangat penting dan berharga bagi
jawaban atau solusi melalui usaha yang anggota dan pimpinan dalam
bersifat nyata, terorganisasi, dan mengemban misi dakwah yang
berkesinambungan. Usaha ‘Aisyiyah menggerakkan seluruh potensi
tersebut diwujudkan dalam berbagai dengan semangat yang tinggi,
program, amal usaha, dan kegiatan yang ajakan yang menggembirakan, dan
disusun secara sistematik untuk meraih proaktif untuk mencerahkan dan
tujuan utama terwujudnya masyarakat memajukan kehidupan.
Islam yang sebenar-benarnya. Dalam b. Sebagai gerakan dakwah dan tajdid
menyusun dan melaksanakan program dengasn pandangan Islam
yang penting dan strategis, ‘Aisyiyah berkemajuan ‘Aisyiyah organisasi
mempertimbangkan Analisis Swot perempuan Muslim memiliki
(Stength, Weakness, Opportunity, kekuatan spiritual, moral, dan
Threaat) sebagai salah satu pendekatan intelekltual dalam menampilkan
agar program tersebut memiliki konteks gerakan peencerahan dalam
situasional dan reaalisstis untuk memajukan kehidupan umat,
mencapai tujuan yang ingin diraih.5 banagsa dan dunia kemanusiaan.
Analisis SWOT (Strength Weakness c. Struktur organisasi dari pusat
Opportunity Threat): Kekuatan, sampai ranting merupakan jaringan
Kelemahan, Peluang, dan Kesempatan organisasi yang tersebar di seluruh
Gerakan ‘Aisyiyah tersebut adalah: penjuru tanah air maupun di luar
1. Kekuatan (Strength) ‘Aisyiyah negeri melalui Cabang Istimewa
‘Aisyiyah dan organisasi sister
serta jaringan dengan lembaga-
4
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Program lembaga lain di tingkat nasional
Nasional ‘Aisyiyah, h. 6. maupun internasional, sehingga
5
Ibid, h. 8 mempermudah gerak ‘Aisyiyah

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
159
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

dari tingkat nasional hingga akar dokumentasi dan informasi


rumput. organisasi yang efektif.
d. Amal usaha yang berkembang baik b. Keterbatasan jangkauan media
secara kuantitas maupun kualitas dakwah ‘Aisyiyah yang belum
merupakan aset berharga baik bagi mampu berpacu dengan
pengembangan organisasi maupun perkembangan media publik
kiprah ‘Aisyiyah dalam yang begitu pesat sehingga
masyarakat. menimbulkan kendala dan
e. ‘Aisyiyah yang telah berusia lebih hambatan komunikasi dengan
satu abad dalam hitungan hijriah umat dan masyarakat luas.
yang masih eksis dalam c. Amal usaha yang tumbuh pesat
mengemban misi dakwah, secara kuantitas belum
merupakan modal pengalaman diimbangi dengan peningkatan
yang berharga untuk kualitas, sumberdaya, dan
mengembangkan misi gerakan jaringan yang kuat, sehingga
pada masa datang. kurang/tidak menjadi kekuatan
f. Kepemimpinan kolektif kolegial gerakan yang strategis dan
yang berbassis system didukung mampu berfastabiqul khairat
loyalitas dan komitmen para dalam membangun praksis
anggota maupun pimpinan di sosial di masyarakat.
semua jenjang merupakan d. Sumberdaya persyarikatan yang
kekuatan transformative dalam belum dimaanfaatkan secara
memobilisasi potensi daan optimal bagi kepentingan
membawa perubahan untuk mengembangkan gerakan yang
memajukann gerakan. mampu tampil sebagai kekuatan
yang besar, dinamis, dan
unggul.
2. Kelemahan (Weakness) ‘Aisyiyah 3. Peluang (Opportunity) ‘Aisyiyah
a. Perkembangan organisasi yang a. Meluasnya kesempatan untuk
semakin besar tidak diiringi membangun hubungan dan
dengan sistem manajemen, kerjasama untuk meningkatkan

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
160
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

peran ‘Aisyiyah baik dalam ‘Aisyiyah) yang memiliki peran


dinamika nasionaal maupun strategis dan bersinergi dengan
internasional di berbagai bidang pemerintah sekaligus mengawal
kehidupan. kinerja pemerintah dalam
b. Semakin meluasnya peran media menjalankan program
massa dan perkembangan pembangunan dan kebijakan.
teknologi informasi yang dapat 4. Tantangan (Threat) ‘Aisyiyah
dimanfaatkan ‘Aisyiyah sebagai a. Arus globalisasi, glokalisasi, dan
instrument dakwah. liberalisasi di kehidupan yang
c. Kesadaran demokrasi yang meluas dalam berbagai bidang
semakin meluas dapat dijadikan dan lingkungan dapat menjadi
peluang untuk memperkuat peran ancaman bagi tegaknya nilai-nilai
‘Aisyiyah sebagai kekuatan agama dan budaya yang
masyarakat madani (civil society) berorientasi pada peneguhan
yang berbasis pada nilai-nilqai religiusitas dan ideentitas diri.
ajaran Islam. b. Kecenderungan budaya populer
d. Regulasi dan kebijakan (pop culture) yang serba bebas,
pemerintah yang dinamis setelah praktek-praktek yang berssifat
berjalannya UU otonomi tahun mistik (klenik), pola hidup
2014 ditetapkan UU Desa, dan konsumtif, dan perilaku-perilaku
regulasi lainnya memberikan yang irrasional dapat
kelel;uasaan kepada ‘Aisyiyah di memperlemah dan merendahkan
daerah-daerah untuk leboih harkat martabat manusia
berperan dalam mendorong Indonesia.
pengambilan keputusan public c. Komersialisasi/komoditisasi
dan pembangunan daerah dan kehidupan yang semakin meluas
desa yang berorientasi pada termasuk yang menjadikan
kepentingan rakyat. perempuan dan anak-anak
e. Menguatnya kekuatan organisasi sebagai sasaran komoditi, telah
masyarakat sipil yang mandiri memperlemah dan merendahkan
(termasuk Muhammadiyah-

Copyright 2018. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
161
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

harkat martabat manusia a. Menguatkan pembinaan keluarga


Indonesia. dengan basis nilai-nilai agama,
d. Kondisi masyarakat miskin yang untuk membentuk manusia yang
masih rentan dan dampaknya memiliki kekokohan iman,
dirasakan langsung oleh mentalitas dan karakter yang kuat
perempuan dalam berbagai aspek sehingga mampu mengembangkan
yang mempengaruhi berbagai potensi dan kapasitas diri yang
relasi sosial dalam kehidupan. berguna bagi dirinya, keluarga,
e. Perkembangan kompetitif pasar masyarakat dan bangsa.
global yang membawa pengaruh b. Memperluas sosialisasi dan
terhadap berbagai aspek peningkatan kualitas pembinaan
kehidupan politik, ekonomi, keluarga berpedoman pada buku
sosial-budaya, moral, dan Tuntunan Keluarga Sakinah bagi
keagamaan yang memerlukan masyarakat luas melalui berbagai
alternatif penyikapan dan jalan model yang dapat dikembangkan
keluar sesuai misi gerakan sesuai kebutuhan masyarakat
‘Aisyiyah. c. Mengintensifkan pembinaan
f. Problem kebangsaan, keumatan, keluarga khusus bagi anak-anak
dan kemaanusiaan universal yang dan remaja yang berpedoman pada
sangat komplek menuntut peran Tuntunan Keluarga Sakinah.
strategis dan praksis ‘Aisyiyah d. Meningkatkan kesadaran tentang
dalam menjalankan dakwah dan hak dan kewajiban dalam keluarga
tajdid yang membawa serta kesadaran tentang kesetaraan
pencerahan.6 relasi laki-laki dan perempuan
Program ‘Aisyiyah hasil keputusan dalam berbagai aspek kehidupan
Muktamar ke 47 tahun 2015, satu abad dengan nilai-nilai ajaran Islam.
‘Aisyiyah di Makassar bersamaan e. Meningkatkan dan
dengan Muktamar Muhammadiyah mengintensifkan peran keluarga
bidang pembinaan keluarga adalah: (orangtua dan orang dewasa)
sebagai pendamping anak dalam
6
Ibid, h. 9-12. beradaptasi dengan dunia media

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
162
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

dan informasi yang sangat penyakit social lainnya melalui


berpengaruh pada perkembngan pembinaan keluarga secara
kejiwaan dan kehidupan anak-anak langsung, penyebaran leaflet,
melalui pendidikan media literasi. booklet dan publikasi media cetak
f. Mengintensifkan sosialisasi dan elektronik.
berbagai perundang-undangan i. Mengembangkan model
seperti undang-undang No 23 pendidikan bagi orang tua
tahun 2002 tentang Perlindungan (parenting) dalam pembinaan
Anak, undang-undang no 23 tahun karakter anak di keluarga melalui
2004 tentang Penghapusan berbagai model sesuai dengan
Kekerasan dalam Rumah Tangga tuntunan keluarga sakinah.
(PKDRT), undang-undang no 21 j. Mengembangkan berbagai model
tentang Tindak Pidana pendidikan pranikah bagi calon
Perdagangan Orang (TPPO) atau pengantin daan remaja untuk
Trafficking, undang-undang no 1 mengantisipasi pernikahan anak-
tahun 1974 tentang Perkawinan, anak dan pernikahan siri.7
Inpres Nomor 1 tahun 1991 Pelaksanaan program ini
tentang KHI dan berbagai undang- diupayakan menggunakan dan
undang lainnya. memanfaatkan seluruh potensi,
g. Mengembangkan pendekatan kekuataan, kemampuan, kreatifitas,
model-model perlindungan dan dana, dan daya dukung lainnya untuk
bantuan hukum bagi para mensukseskannya. Untuk itu program
perempuan korban kekerasan dan ‘Aisyiyah ini dituntut pelaksanaannya
anak-anak korban berlandaskan secara optimal dan terorganisir disemua
peendekatan agama, social, jenjang kepemimpinan dari tingkat pusat
psikologi, dan hokum. sampai di tingkat pimpinan ranting.
h. Memasyarakatkan usaha Selain itu, keberhasilan program ini juga
pencegahan sejak dini terhadap membutuhkan kerjasama dan dukungan
bahaya-bahaya miras, napza,
demoraalisasi, seks bebas,
7
kriminilitas dan bentuk-bentuk Ibid, h. 104-105.

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
163
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

dari paraa anggota, simpatisan, dan adalah cinta yang berlandaskan pada
berbagai pihal lainnya. fisik semata.
Keluarga sakinah merupakan
C. Keluarga Sakinah
dambaan setiap insan dalam memasuki
Aspek yang sangat menentukan
bahtera rumah tangga. Salah satu prinsip
kemajuan suatu bangsa adalah keluarga.
keluarga sakinah adalah adanya
Keluarga adalah masyarakat terkecil
pemenuhan kebutuhan hidup sejahtera
sekurang-kurangnya terdiri dari
dunia akhirat. Dari upaya pemenuhan
pasangan suami istri sebagai sumber
kebutuhan hidup yang dimaksud,
intinya berikut anak-anak yang lahir dari
Nampak jelas adanya potensi dasar
mereka. Sakinah adalah rasa tentram,
manusia yang perlu dikembangkan dan
aman dan damai. Seseorang merasa
dibina dalam keluarga sakinah. 8
tentram jika terpenuhi unsur-unsur hajat
Keluarga sakinah merupakan
hidup spiritual dan material secara layak
idaman setiap orang, keluarga yang
dan seimbang.
penuh rasa cinta dan sayang. Dalam
Kata Sakinah biasanya akan diikuti
buku “Psikologi Keluarga Sakinah” yang
kata mawaddah dan rahmah
ditulis Dr. H. Khoiruddin Bashori yang
sebagaimana yang terdapat dalam
ditelaah oleh Mutiullah, dinyatakan ada
Firman Allah (QS/30:21). Pengertian
empat hal untuk mencapai keluarga
Mawaddah dalam ayat ini adalah cinta
sakinah:
yang dalam karena dorongan nafsu.
1. Mencintai dan dicintai adalah
Setiap makhluk Allah diberikan rasa
kunci utama dalam membina
cinta ini, baik manusia maupun hewan.
keluarga sakinah. Membentuk
Dalam Mawaddah kata cinta lebih
keluarga yang sakinah adalah
condong pada material seperti cinta
proses yang terus menerus
karena harta, cinta karena kecantikan
diusahakan dengan ketulusan cinta
atau ketampanan seseorang, cinta karena
dan kasih sayang.
keturunan seseorang dan lain
sebagainya. Mawaddah bermakna pula
mahabbah yang artinya cinta dan kasih 8
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tuntunan
Menuju Keluarga Sakinah, (Yogyakarta:
sayang. Dapat disimpulkan Mawaddah Gramasurya, 2015), h. 115.

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
164
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

2. Dalam banyak kasus perselisihan 1. Fungsi keagamaan


keluarga banyak yang sebetulnya Fungsi ini mendorong keluarga
hanya disebabkan oleh kurang agar dapat menjadi wahana npembinaan
lancarnya komunikasi. kehidupan beragaama yaitu beriman,
3. Keluarga sakinah adalah keluarga bertaqwa, beribadah, dan berakhlak
yang menemukan kesesuaian karimah. Keluarga berfungsi sebagai
antara suami dan istri. tempat menanamkan keyakinan
4. Saling memahami apa yang beragama serta mengamalkam dan
seharusnya dilakukan dan apa yang membiasakan praktek keberagaman.
seharusnya tidak dilakukan.9 2. Fungsi biologis dan reproduksi
Keluarga sebagai tempat untuk
Upaya yang dianjurkan dan
memenuhi kebutuhan dasar seperti
didorong Aisyiyah kepada para
pangan, sandang dan papan, sehingga
anggotanya dalam mewujudkan keluarga
semua anggota keluarga dapat
sakinah adalah dengan memenuhi
mempertahankan dan mengembangkan
tatanan kehidupan berkeluarga yang
hidupnya. Tugas biologis lainnya adalah
agamis dan ubudiyah, keluarga yang
terkait dengan fungsi reproduksi agar
sehat, ekonomi keluarga yang stabil, dan
dapat menerapkan cara hidup sehat dan
hubungan harmonis antaranggota
10
memperhatikan kesehatan reproduksi
keluarga. Keluarga sakinah memiliki
untuk meneruskan keturunan,
kedudukan strategis dalam kehidupan
memelihara dan membesarkan anak serta
kemanusiaa. Ia memiliki fungsi utama
penyiapan kehidupan berkeluarga bagi
yang tidak dapat digantikan oleh institusi
para remaja serta pelibatan laki-laki
sosial lainnya. Keluarga sakinah
dalam tanggungjawab reproduksi.
memiliki berbagai macam fungsi yaitu:

9
Mutiullah, Menggapai keluarga Sakinah,
(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, No.
3. Fungsi peradaban
08/th.ke 91/16-30 April 2006), h. 41
10
Menempatkan keluarga sebagai
Ismah Salman, Peran Organisasi
‘Aisyiyah dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah wahana pembinaan dan persemaian
di Kalangan Anggota:
nilai-nilai peradaban atau budaya yang
http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id
=92687&lokasi=lokal. luhur dengan dijiwai spirit keislaman.

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
165
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

4. Fungsi cinta kasih tetangga, teman di sekolah, di


Memberikan kasih saying dan rasa masyarakat, di organisasi, di masjid dan
aman serta memberikan perhatian di ditempat-tempat umum.
antara anggota keluarga. Cinta kasih 7. Fungsi pendidikan
juga memiliki makna untuk mendorong Menempatkan keluarga sebagai
keluarga agar dapat menciptakan tempat melakukan pendidikan secara
suasana cinta dan kasih saying dalam holistik yang mencakup pendidikan
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, intelektual, sosial dan spiritual. Keluarga
berbangsa dan bernegara. dituntut memberikan perhatian dan
5. Fungsi perlindungan kesungguhan dalam mendidik anak-anak
Menempatkan keluarga sebagai dan menciptakan suasana yang harmonis
wahana untuk memberikan perlindungan agar terhindar dari pengaruh-pengaruh
fisik, mental maupun moral. negatif serta tercipta suasana pendidikan
Perlindungan fisik dimaksudkan agar keluarga yang positif sesuai dengan
anggota keluarga tidak merasa lapar, nilai-nilai ajaran Islam. Di samping itu,
haus, dingin, panas dan rasa sakit. untuk menjaga pendidikan dan pergaulan
Perlindungan mental dimaksudkan agar anak-anaknya, sudah semestinya
terhidar dari kekecewaan, frustasi, memilih sekolah/perguruan dan
ketaakutan yang disebabkan adanya madrasah-madrasah bagi anak-anaknya
tindakan kekerasan, konflik dalam harus yang benar-benar menjamin.
keluarga dan pengaruh-pengaruh luar. Supaya pendidikan dan pergaulan anak-
Perlindungan moral dilakukan agar anaknya sesuai dengan ajaran Islam.11
terhindar dari perilaku buruk, jahat dan 8. Fungsi ekonomi
tidak patut. Menempaatkan keluarga sebagai
6. Fungssi kemasyarakatan wahana untuk mengembangkan
Menghantarkan anggota keluarga kemampuan anggota keluarga dalam
agar dapat hidup harmonis dan aktif mengelola sumber-sumber pendapatan
dalam kehidupan social kemasyarakatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
yang lebih luas. Semua anggota keluarga
11
Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat
didorong agar dapat bergaul secara baik, Muhammadiyah, Adabul Mar’ah Fil Islam,
santun, harmonis dengan kerabat, (Yogyakarta: Suara Muahmadiyah, 2012), h. 30.

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
166
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

dan kemasyarakatan secara efektif dan pendidikan akhlak yang mulia secara
efessien. paripurna, menjauhkan segenap anggota
9. Fungsi pelestarian lingkungan keluarga dari bencana siksa api neraka,
Mewujudkan lingkungan yang membiasakan bermusyawarah dalam
bersih, sehat, indah, nyaman, produktif menyelesaikan urusan, berbuat adil dan
dan Memanfaatkan tanah pekarangan ihsan serta menyantuni keluarga yang
untuk usaha produktif. tidak mampu.
10. Fungsi rekreasi 12. Fungsi kaderisasi
Menempatkan keluarga sebagai Menyiapkan anak-anak dan
swahana melepas kepenatan dan anggota keluarga lainnya sehingga
kelelahan setelah seharian menunaikan tumbuh menjadi generasi muslim yang
kegiatan di luar rumah, baik sekolah atau dapat menjadi pelopor, pelangsung dan
kuliah, bekerja, kegiatan kemasyaakatan, penyempurna gerakan dakwah di
keorganisasian maupun penyaluran hobi. kemudian hari.12
Semua anggota keluarga membangun
sikap saling menghargai, menghormati, D. Islam Berkemajuan
memberdayakan, memahami dan Islam berkemajuan menyemaikan
menyesuaikan kesibukan serta benih-benih kebenaran, kebaikan,
kepentingan diri dengan anggota kedamaian, keadilan, kemaslahatan,
keluarga lainnya. kemakmuran, dan keutamaan hidup
11. Fungsi internalisasi nilai-nilai ke secara dinamis bagi seluruh umat
Islaman yang berkemajuan manusia. Islam yang menjunjung tinggi
Menanmkan dan mensosialisasikan kemuliaan manusia baik laki-laki
nilai-nilai ajaran Islam yang maupun perempuan tanpa diskriminasi.
berkemajuan. Mempraktekkan Karakter Islam yang berkemajuan untuk
kehidupan yang islami yakni mencerahkan peradaban telah
tertanamnya ihsan/kebaikan dan bergaul memberikan kekuatan yang dinamis
dengan ma’ruf, salinng menyayangi dan dalam menghadapkan Islam dengan
mengasihi, menghormati hak-hak anak, perkembangan zaman.
saling menghargai dan menghormati Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tuntunan
12

antar anggota keluarga, memberikan Menuju Keluarga Sakinah, h. 43-46.

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
167
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

‘Aisyiyah berkomitmen kuat untuk generasi umat dan bangsa sehingga


melakukan gerakan pencerahan dalam terhindar dari pelemahan tunas-tunas
kehidupan keumatan, kebangsaan, dan bangsa yang berpeluang menjadi
kemanusiaan universal. Sebagai gerakan “durriyatan dhi’afa” (generasi yang
pencerahan yang berbasis pada lemah).13
pandangan Islam yang berkemajuan, ‘Aisyiyah juga dituntut untuk terus
‘Aisyiyah penting untuk melakukan merperkokoh institusi keluarga menjadi
peneguhan dan pembauran pandangan keluarga sakinah sebagai basis
keislaman dalam berbagai aspek dan pembinaan ketakwaan dan kapasitas
khususnya tentang perempuan. hidup yang unggul. Masalah pelemahan
‘Aisyiyah dengan pandangan Islam yang akhlak, mentalitas, dan karakter warga
berkemajuan dan strategi gerakan bangsa berdampak pada kehidupan
pencerahan, harus mampu membawa keluarga, masyarakat, dan bangsa.
perempuan Indoinesia menjadi Keluarga merupakan unit terkecil
perempuan berkemajuan. Perempuan dari masyarakat. Keluarga harus dapat
berkemajuan aadalah alam pikiran dan mencerminkan masyarakat yang ideal
kondisi kehidupan perempuan yang maju yaitu masyarakat yang berkemajuan,
dalam segaala aspek tanpa mengalami berdaya dan bahagia lahir batin.
hambatan dan diskriminasi baik secara Sehingga dari keluarga-keluarga sakinah
sstruktural maupun cultural.. Hal ini ini akan terwujud masyarakat yang
menuntut ‘Aisyiyah menjalankan peran berkemajuan, berdaya dan bahagia lahir-
dakwah melalui tabligh yang batin. Agar masyarakat mencapai
berorientasi pada kesadaran sspritualitas predikat berkemajuan, berdaya dan
atau keberagaman yang mencerdaskan bahagia lahir-batin diperlukan beberapa
dan mencerahkan sehingga memandu persyaratan antara lain menunjukkan
kesadaran dan pemaknaan hidup duniawi suasana ketakwaan kepada Allah SWT,
dan ukhrowi. dapat mengembangkan sifat adil
Keluarga adalah poros kehidupan berdasarkan nilai keislaman dan bebas
umat, masyarakat, dan bangsa. Di dalam
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Pokok-Pokok
13
keluarga tercipta pendidikan paling dini Pikiran ‘Aisyiyah Abad Kedua, (Yogyakarta:
sebagai upaya memperkokoh tunas Graamasurya, 2015), h. 24.

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
168
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

dari ketidakseimbangan ekonomi serta membahagiakan, memajukan dan


ketimpangan sosial.14 mensejahterakan masyarakat.
Masyarakat Islam yang dicita-
E. Simpulan
citakan Muhammadiyah memiliki
‘Aisyiyah senantiasa dihadapkan
kesamaan karakter dengan masyarakat
pada permasalahan dan isu-isu strategis
madani (civil-society) yaitu masyarakat
yang berkembang dalam kehidupan di
yang maju, adil, makmur, demokratis,
sekitarnya yang mempengaruhi dinamika
mandiri, bermartabat, berdaulat dan
gerakannya, termasuk dalam
berakhlak mulia (al-akhlaq al-karimah)
melaksanakan program-programnya.
15
yang dijiwai nilai-nilai Ilahiah.
Salah satu permasalahan dan isu strategis
Masyrakat Islam yang dicita-citakan
yang sifatnnya nasional adalah
Muhammadiyah merupakan masyarakat
permasalahan keluarga.
yang terbaik yang mampu melahirkan
Dalam menghadapi dinamika,
peradaban utama sebagai alternatif dan
masalah dan tantangan yang kompleks
membawa pencerahan bagi hidup ummat
itu ‘Aisyiyah dituntut untuk memberikan
manusia di tengah pergulatan zaman.
jawaban atau solusi melalui usaha yang
Masyarakat berkemajuan, berdaya
bersifat nyata, terorganisasi, dan
dan bahagia lahir-batin merupakan
berkesinambungan. Usaha ‘Aisyiyah
tempat bernaung manusia takwa yang
tersebut diwujudkan dalam berbagai
telah dilahirkan oleh keluarga sakinah.
program, amal usaha, dan kegiatan yang
Dalam masyarakat ini manusia takwa
disusun secara sistematik untuk meraih
dapat mewujudkan rasa ketakwaannya
tujuan utama terwujudnya masyarakat
secara baik, yaitu menjadi hamba Allah
Islam yang sebenar-benarnya.
yang selalu taat dan dapat
Salah satu program ‘Aisyiyah hasil
mengembangkan dorongan rasa sosial
keputusan Muktamar ke 47 tahun 2015,
secara wajar, yaitu dorongan untuk
satu abad ‘Aisyiyah di Makassar adalah
tentang program bidang pembinaan
keluarga menuju keluarga sakinah.
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tuntunan
14
Keluarga Sakinah adalah ada rasa
Menuju Keluarga Sakinah, h. 39.
tentram, aman dan damai. Seseorang
15
Ibid, h. 40.
merasa tentram jika terpenuhi unsur-

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
169
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: https://doi.org/10.30596/intiqad.v11i1.3142
Vol. 11, No. 1 (Juni 2019)

unsur hajat hidup spiritual dan material Kualitas Sumber Daya Manusia.
secara layak dan seimbang. Keluarga Yogyakarta: Pimpinan Pusat.

sakinah memiliki berbagai macam fungsi ‘Aisyiyah, Pimpinan Pusat. (2015).


yaitu: 1. Fungsi keagamaan, 2. Fungsi Pokok-Pokok Pikiran ‘Aisyiyah
Abad Kedua. Yogyakarta:
biologis dan reproduksi. 3. Fungsi
Gramasurya.
peradaba. 4. Fungsi cinta kasi. 5. Fungsi
‘Aisyiyah, Pimpinan Pusat. (2015).
perlindungan. 6. Fungssi
Program Nasional ‘Aisyiyah.
kemasyarakatan. 7. Fungsi pendidikan. Yogyakarta: Gramasurya.
8. Fungsi ekonomi. 9. Fungsi pelestarian
‘Aisyiyah, Pimpinan Pusat. (2015).
lingkungan. 10. Fungsi rekreasi. 11. Tuntunan Menuju Keluarga
Fungsi internalisasi nilai-nilai ke Sakinah. Yogyakarta: Gramasurya.
Islaman yang berkemajuan. 12. Fungsi Mutiullah. (2006). Menggapai Keluarga
kaderisasi. Sakinah. Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah. No. 08/th ke
Keluarga harus dapat
91/16-30 April 2006.
mencerminkan masyarakat yang ideal
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Majlis
yaitu masyarakat yang berkemajuan,
Tarjih dan Tajdid. (2012). Adabul
berdaya dan bahagia lahir batin. Agar Mar’ah Fil Islam. Yogyakarta:
masyarakat mencapai predikat Suara Muhammadiyah.
berkemajuan, berdaya dan bahagia lahir- Ridwan, Muhammad Saleh. (2012).
batin diperlukan beberapa persyaratan Keluarga Sakinah, Mawaddah
antara lain menunjukkan suasana Warahma, Cet. I. Makassar:
Alauddin Pers.
ketakwaan kepada Allah SWT, dapat
mengembangkan sifat adil berdasarkan Salman, Ismah. Peran Organisasi
‘Aisyiyah dalam Mewujudkan
nilai keislaman dan bebas dari
Keluarga Sakinah di Kalangan
ketidakseimbangan ekonomi serta Anggota:
ketimpangan sosial http:/lib.ui.ac.id/opac/themes/libri
2/detail.jsp.
Daftar Pustaka id=92687&lokasi=local.

‘Aisyiyah, Pimpinan Pusat. (1995).


Wacana Keluarga Sakinah,
Keluarga dan Peningkatan

Copyright 2019. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article under
170
the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).

You might also like