You are on page 1of 7

HUBUNGAN ANTARA KADAR TROMBOSIT PASIEN DENGAN

KEBUTUHAN KASA STERIL PADA OPERASI


SECTIO CAESAREA (SC)

Karsiyati, Bondan Palestin, Surantono

ABSTRAK
Background: Caesarean Section prevalences have been increasing globally annually.
Hypovolemic shock may occur due to excessive bleeding that happened during
procedure. Platelet is one of the three main haemostatic factors. Surgery sterile gauze
may function as the local presser on bleeding intervention efforts. Perioperative nurses
play an important role in the planning of both equipments and goods which would be
required during surgery based on the procedures to be performed and the results of
preoperative patient’s examination. The results of preoperative patient’s examination in
the Installation of Surgery Panembahan Senopati Bantul District Hospital nowadays have
not been used as a base for the planning of Caesarean Section sterile gauze demand
during its procedures. The aim of This study was to determine the relationship between
platelet levels of patients with sterile gauze demand on the SC procedures.
Methods: This cross sectional study observed 43 patients who underwent Caesarean
Section procedure with the normal Partial Thromboplastin Time (PTT) and activated
Partial Thromboplastin Time (APTT) and not done under general anesthesia.
Results: The average of patient’s platelet level was 256.000/uL and sterile gauze
demand during SC procedure was 2,1507m2 equal to 27 pieces of gauze with the surface
area of each piece was 0,08 m2. Product moment test showed patient’s platelet levels
associated with the demands of sterile gauze in patients who underwent SC surgery as
statistically (p: 0.000, correlation coefficient -
0.643, determination value 0,413 on the sygnificancy level 0.05).
Conclusion: There is a negative and strong correlation between platelet levels of
patients with sterile gauze demands during SC procedures.
Key words: platelet levels, sterile gauze demands, SC procedures
Pendahuluan persalinan dengan operasi SC di Asia
Tenggara pada tahun 2005 adalah 27%
Operasi sectio caesarea (SC) adalah
dengan variasi antar negara 19 - 35%.
metode pelahiran janin melalui insisi di
Jumlah darah yang hilang pada wanita
dinding abdomen (laparotomi) dan dinding
yang menjalani operasi SC di Indonesia,
uterus (histerotomi).1 SC adalah
Malaysia dan Thailand umumnya kurang
pengeluaran janin melalui insisi abdomen.
dari 500 ml.3
Teknik ini digunakan jika kondisi ibu
menimbulkan atau telah terjadi distress Hasil studi pendahuluan yang
pada janin. Sebagian kelainan yang sering dilakukan di Instalasi Bedah RSUD
memicu tindakan ini adalah malposisi Panembahan Senopati Bantul pada
janin, plasenta previa, diabetes ibu, dan tanggal 07 Desember 2011 didapatkan
disproporsi sefalopelvis janin dan ibu. SC bahwa jumlah operasi SC dari bulan Juni
dapat merupakan prosedur elektif atau 2011 sampai November 2011 adalah 504
darurat.2 tindakan atau rata-rata 84 tindakan tiap
bulannya. Jumlah tindakan operasi secara
Prevalensi SC secara global
kesuluruhan dalam kurun waktu yang
meningkat dari tahun ke tahun. Angka
sama adalah 2106. Hal ini berarti operasi
SC mencapai 23,93% dari seluruh listrik.2 Penggumpalan darah dipercepat
tindakan pembedahan yang dilakukan. oleh kontak dengan bahan kasar seperti
Hemostasis adalah upaya untuk pinggiran yang kasar dari pembuluh darah
yang rusak atau dengan pembalut.8 Peran
menghentikan perdarahan. Komponen
yang harus diperhatikan oleh perawat perawat perioperatif dalam manajemen
perioperatif pada manajemen hemostasis hemostasis sangat penting. Peran utama
ada dua, yaitu kondisi pasien yang perawat adalah dalam hal pengkajian dan
persiapan. Perawat akan dapat berespon
berhubungan dengan kemampuan
hemostasis dan metode intervensi secara efisien dan efektif dengan
hemostasis.2 Dalam proses hemostasis memantau respon pasien terhadap
secara fisiologis terdapat beberapa kondisi pembedahan serta jumlah darah dan
yang ikut berperan meliputi vasokonstriksi, cairan yang keluar dan dengan
pembentukan adhesi trombosit, menyediakan produk-produk yang
pembentukan fibrin dan diperlukan untuk keadaan darurat. 2

fibrinolisis.4 Hasil studi pendahuluan yang


Trombosit adalah sel anuclear didapatkan oleh peneliti adalah perawat
nulliploid (tidak mempunyai nukleus pada perioperatif di Instalasi Bedah RSUD
DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan Panembahan Senopati dalam
dan ukuran diameternya 0,5-3,0 µm. mempersiapkan kasa steril saat ini
Trombosit tersirkulasi dalam darah terus belum berdasarkan pada hasil
menerus selama kurang lebih 10 hari dan pemeriksaan praoperasi pasien
mempunyai peranan yang penting dalam sehingga sering terjadi kasa yang
mekanisme hemostasis tingkat sel dalam disiapkan di meja kurang atau tersisa.
proses pembekuan darah dengan Persiapan kasa yang kurang akan
membentuk darah beku. Trombosit normal berpengaruh pada kelancaran operasi
berkisar antara 150 - 400 x 109 / L. Nilai dan kasa yang banyak tersisa akan
dibawah rentang tersebut dapat berpengaruh pada efektifitas jumlah
menyebabkan perdarahan, sedangkan material operasi yang digunakan.
nilai di atas rentang yang sama dapat Metode
meningkatkan risiko trombosis.5
Jenis penelitian ini adalah
Jumlah trombosit rata-rata pada penelitian observasional analitik,
wanita hamil secara signifikan lebih dengan menggunakan rancangan
rendah daripada wanita yang tidak hamil penelitian cross sectional . Penelitian
dengan insidensi puncak selama trimester dilakukan di Instalasi Bedah RSUD
ketiga. 6 Sindrom HELLP ( hemolisis, Panembahan Senopati Bantul
elevated liver enzymes, and low platelet Populasi dalam penelitian ini adalah
count ) ditemukan pada 0,37% dari semua semua pasien yang menjalani operasi SC
wanita yang mengalami kelahiran hidup. di
Tingkat AST, LDH dan bilirubin kembali Instalasi Bedah RSUD Panembahan
normal pascapersalinan antara hari ketiga
Senopati Bantul. Sampel penelitian
dan ketujuh. Jumlah trombosit melewati
diambil dengan menggunakan teknik
tingkat kritis 100.000 / uL pada hari ketiga
nonprobability sampling tipe
sampai keempat.7 Consecutive Sampling yaitu setiap
Perdarahan pada pembedahan harus pasien yang memenuhi kriteria
segera dihentikan untuk mencegah penelitian dimasukkan dalam penelitian
terjadinya kehilangan volume sirkulasi. sampai kurun waktu tertentu, hingga
Ada berbagai upaya dalam melakukan jumlah sampel terpenuhi. Dari studi
intervensi perdarahan meliputi pendahuluan diketahui bahwa jumlah
penggantian darah dan cairan, penekanan rata-rata kebutuhan kasa yang dipakai
setempat dengan kasa steril, ligasi, pada setiap operasi SC di Instalasi
diatermi, metode hipotensi serta bedah Bedah RSUD Panembahan Senopati
Bantul adalah 30 lipat dengan kurang penelitian. Data yang diambil meliputi
lebihnya 4 lipat. identitas pasien, status operasi, hasil
Jumlah sampel penelitian dihitung laboratorium serta kebutuhan kasa
steril selama operasi. Identitas pasien
dengan rumus sample size dari
Lemeshow 9 dan didapatkan hasil 43 meliputi nama, nomer rekam medik
pasien sampel. Kriteria sampel adalah serta umur. Status operasi terdiri dari
pasien yang bersedia menjadi sampel paritas ibu, indikasi SC, urgensi,
operator, serta teknik irisan. Hasil
penelitian, pemeriksaan trombosit
dikerjakan oleh Instalasi Laboratorium laboratorium meliputi Hb, AT, Hmt, PTT
RSUD Panembahan Senopati Bantul, dan APTT. Kebutuhan kasa steril
hasil PTT (Partial Thromboplastin diambil data dalam satuan lipat dan
Time) dan APTT (Activated Partial kemudian dikalikan 0,08 untuk
Thromboplastin Time) normal serta mendapatkan hasil kebutuhan kasa
tidak dilakukan general anestesi. dalam satuan m2.

Kadar trombosit adalah angka Tabel 1. Karakteristik umur pasien yang


yang menunjukkan jumlah trombosit dilakukan tindakan SC di IBS
dalam setiap millimeter kubik darah RSUD Panembahan Senopati
yang didapatkan dari hasil pemeriksaan Bantul, April 2012.
darah pasien yang dilakukan oleh Umur Frekuensi %

Instalasi Laboratorium RSUD <20 th 2 4,7


Panembahan Senopati Bantul. 20- 35 th 29 67,4
Kebutuhan kasa steril adalah jumlah >35 th 12 27,9
kasa steril yang digunakan pada setiap Total 43 100
tindakan operasi SC terhadap satu Tabel 2. Karakteristik Status Operasi SC
pasien sampel. Data kadar trombosit di IBS RSUD Panembahan
dan kebutuhan kasa steril berskala Senopati
rasio. Bantul, April 2012.
Alat yang digunakan untuk Karakteristik Frekuensi %
mengumpulkan data dalam penelitian Paritas : Primigravida
ini berupa lembar observasi. 14 32,5
Pengumpulan data dilakukan oleh Secundigravida 19 44,2
Multigravida 10 23,3
petugas pengumpul data (numerator).
Indikasi :
Numerator yang ditunjuk oleh peneliti
Gawat janin 15 34,8
adalah perawat sirkuler pada operasi
Malposisi janin 8 18,6
SC yang diamati. Sumber data berupa Disproporsi kepala 7 16,3
sumber data primer dan sekunder yaitu Plasenta previa 3 7,0
rekam medik pasien. Data yang Riwayat SC 4 9,3
didapatkan kemudian dibuat Lain-lain 6 14,0
rekapitulasi dan dianalisis serta diolah Urgensi:
dengan komputer. Uji statistik yang Elektif 9 20,9
digunakan adalah Pearson Product Emergensi 34 79,1
Moment test dengan tingkat Operator Dokter
kepercayaan (p) = 0,05 dimana jika ahli 16 37,2
didapatkan hasil pd”0,05 artinya ada Trainee 27 62,8
hubungan yang bermakna antara dua Teknik irisan Pfanenstiel
variabel, maka hipotesa penelitian (H1) 34 79,1
diterima. Linea mediana 9 20,9
Tabel 2. Karakteristik Status Operasi SC
Hasil Penelitian di
Penelitian telah dilakukan terhadap IBS RSUD Panembahan Senopati
43 pasien yang dilakukan tindakan Bantul, April 2012.
operasi SC dan memenuhi kriteria
Variabel Mean SD MinimumMaksimum kebutuhan kasa steril pada pasien
Hb (gr%) 11,2601,4283 7,2 14,4 yang dilakukan tindakan operasi SC.
AT (ribu/uL) 256,3566,785 169 416 Hasil uji menunjukkan nilai p = 0,000
Hmt (%) 34,253 3,9534 23,2 42,1 (p<0,05), hubungan bersifat negative
PTT (detik) 12,847 0,8273 12,0 16,0 dengan koefisien korelasi (r) sebesar
APTT (detik) 32,2192,9874 27,9 38,0 0,643 dan koefisien determinasi (R2)
= 0,413. Koefisien determinasi
berguna untuk mengetahui seberapa
Tabel 3. Karakteristik hasil laboratorium
besar variabel dependen dapat
pasien yang akan dilakukan
dijelaskan oleh variabel independen
tindakan SC di IBS RSUD
atau dengan kata lain R2
Panembahan
menunjukkan seberapa jauh variabel
Senopati Bantul, April 2012.
independen dapat memprediksi
variabel dependen. Nilai koefisien
variabel n Mean Minimum Maksimum determinasi 0,413 artinya
Kasa 43 26,88 18 38 menerangkan bahwa 41,3%
(lipat) 43 2,1507 1,44 3,04 kebutuhan kasa steril pada operasi
Kasa (m2) SC dapat diprediksi dari variasi kadar
trombosit pasien.
Pembahasan
Tabel di atas menunjukkan bahwa
Nilai probabilitas dari Product
ratarata angka trombosit pasien sampel
Moment test untuk hubungan antara
adalah 256 ribu/uL dengan standar
kadar trombosit dengan kebutuhan
deviasinya 66,785 ribu/uL. Rata-rata
kasa steril pada operasi SC adalah
kebutuhan kasa steril pada operasi SC
<0,05, yang menunjukkan bahwa
adalah 2,1507 m2 dengan nilai terkecil
hipotesis penelitian (H1) diterima.
1,44 m2, dan nilai terbesarnya 3,04 m2.
Koefisien korelasi (r) sebesar -0.643
Peneliti melakukan uji normalitas artinya hubungan bersifat negative
data terhadap data kadar trombosit dan yaitu semakin tinggi kadar trombosit
kebutuhan kasa steril pada operasi SC maka kebutuhan kasa steril untuk
di RSUD Panembahan Senopati Bantul. operasi SC semakin rendah dan masuk
Hasil dari uji normalitas data dengan dalam rentang 0,40 d”r d” 0,70 artinya
Kolmogorov-Smirnov satu sample (one berkorelasi kuat. Nilai koefisien
sample Kolmogorov-Smirnov Test) determinasi
didapatkan bahwa nilai p untuk data (r2) =0,413 bermakna bahwa 41,3%
kadar trombosit adalah 0,079 dan nilai p kebutuhan kasa steril pada operasi SC
untuk kebutuhan kasa steril operasi SC dipengaruhi oleh kadar trombositnya
adalah 0,791. Syarat agar data dapat dan sisanya dipengaruhi oleh faktor
dikatakan berdistribusi normal adalah lainnya.
apabila nilai p pada uji Kolmogorov- Faktor-faktor lain yang
Smirnov satu sampel >0,05. Dari mempengaruhi jumlah perdarahan dan
ketentuan dan hasil uji tersebut maka akan berpengaruh pada jumlah
dapat disimpulkan bahwa data kadar kebutuhan kasa adalah kemampuan
trombosit dan kebutuhan kasa steril dan ketelitian ahli bedah, perencanaan
pada operasi SC berdistribusi normal. yang matang dan teknik yang optimal,
Data angka trombosit dan jumlah jumlah tim bedah yang optimal,
kebutuhan kasa steril kemudian pengamatan bleeding point yang teliti
dianalisis dengan komputer pada penggunaan diatermi, posisi
menggunakan ujiparametrik Product dimana sisi yang dioperasi seharusnya
Moment untuk mengetahui apakah sedikit lebih tinggi dari jantung, ukuran
kadar trombosit dapat digunakan pembuluh darah yang terbuka, tekanan
sebagai faktor prediktor jumlah pembuluh darah, hemostasis dimana
diameter pembuluh darah berkurang tertinggi dilakukan tindakan SC (67,4
secara spontan karena vasokonstriksi, %) disusul dengan usia lebih dari 35
sumber perdarahan dimana tahun (27,9%) dan usia kurang dari 20
penanganan perdarahan dari arteriol tahun (4,7%).12
lebih mudah daripada yang berasal dari
Paritas ibu tampak pada Tabel 4.2.
pembuluh vena difus, serta jenis
Dari tabel tersebut diketahui bahwa angka
anestesi. Regional anesthesia (epidural
tertinggi SC terjadi pada sekundigravida
atau spinal) mempunyai jumlah
(44%), kemudian primigravida (33%) dan
perdarahan 45% lebih rendah.10
multigravida (23%). Paritas ibu mungkin
Trombosit merupakan salah satu mempengaruhi jumlah perdarahan
faktor yang berperan dalam proses terutama bila sebelumnya telah dilakukan
hemostasis sehingga mempengaruhi SC sehingga kemungkinan terjadi
jumlah perdarahan yang terjadi.4,8,10,11 perlekatan cukup besar.
Penggumpalan darah dipercepat oleh Indikasi dilakukannya SC bervariasi.
kontak dengan bahan kasar seperti Penelitian ini mendapatkan data bahwa
pinggiran yang kasar dari pembuluh indikasi SC dari 43 pasien adalah sebagai
darah yang rusak atau dengan berikut (Tabel 4.2.) : (1) gawat janin
pembalut .8 Jumlah darah yang terdapat (34,9%); (2) malposisi janin (18,6%); (3)
pada spons kasa pembalut dapat disproporsi kepala pelvic (16,3%); (4)
diperkirakan dengan cara plasenta previa (7%); (5) riwayat SC
menimbangnya dengan ketentuan 1 gr (9,3%); dan (6) lain-lain (14%). Data ini
spons kasa setara dengan 1 ml darah.2 sesuai dengan Leveno1 dan Henderson2.
Beberapa faktor lain yang mungkin Perbedaan dengan teori Henderson2
mempengaruhi jumlah perdarahan dan adalah indikasi diabetes ibu dimana dalam
akan menjadi variabel pengganggu penelitian ini tidak didapatkan DM sebagai
telah diambil datanya. indikasi operasi SC.
Tabel 4.1. menunjukkan usia ibu Prosedur SC dapat merupakan
yang dilakukan SC di IBS RSUD tindakan emergensi atau elektif. Tabel 4.2.
Panembahan Senopati Bantul pada menunjukkan proporsi urgensi prosedur
bulan April 2012 yang diklasifikasikan SC di IBS RSUD Panembahan Senopati
menurut usia ideal ibu hamil yaitu 20 – Bantul pada bulan April 2012. Tampak
35 tahun (Sulistyawati, 2009). Usia ibu bahwa tindakan SC sebagian besar
yang kurang dari 20 tahun atau lebih (79,1%) merupakan tindakan emergensi
dari 35 tahun termasuk dalam dibandingkan tindakan elektif (20,9%).
kehamilan risiko tinggi. Jika ibu
mengandung dalam usia belia (usia RSUD Panembahan Senopati Bantul
remaja), terdapat kemungkinan rahim merupakan salah satu rumah sakit
dan organ reproduksi belum mencapai pendidikan yang dipercaya untuk dijadikan
kapasitas maksimal untuk dipersiapkan sebagai lahan praktek mahasiswa ataupun
memasuki kehamilan. Sedangkan ibu trainee. Calon dokter spesialis kebidanan
hamil dengan usia diatas 35 tahun dan kandungan juga belajar di rumah sakit
memiliki resiko tinggi karena kondisi ini. Data pada Tabel 4.2. menunjukkan
kesehatan organ-organ reproduksinya bahwa 62,8% tindakan SC dikerjakan oleh
tidak seprima pada saat berusia 20 trainee dan 37,2% dikerjakan oleh dokter
tahunan, akibatnya risiko seperti ahli. Hal ini mungkin mempengaruhi
peningkatan tekanan darah, jumlah perdarahan yang terjadi sesuai
pertumbuhan janin yang terhambat, dengan teori dari Boros yang mengatakan
keguguran, melahirkan bayi dengan bahwa terdapat beberapa faktor
“down syndrome” atau kelainan yangmempengaruhi jumlah perdarahan
genetika lainnya dapat terjadi. Hasil perioperatif dimana kemampuan dan
penelitian menunjukkan ibu dengan ketelitian ahli bedah merupakan faktor
usia ideal menempati komposisi yang paling krusial.11
Dikenal beberapa teknik irisan dalam dan Aplikasi. Penerbit salemba medika.
operasi SC. Data pada Tabel 4.2. Jakarta.
menunjukkan proporsi teknik irisan SC di
Festin, M.R., Laopaiboon,
Instalasi Bedah RSUD Panembahan
M.,Pattanitum, P., Ewens, M.R.,
Senopati Bantul pada bulan April 2012
Smart,
adalah 79,1% dengan teknik Pfanenstiel
dan 20,9% dengan teknik linea mediana. D.J.H., Crowther, C.A. 2009.
Teknik irisan mungkin mempengaruhi Caesarean Section in Four South
jumlah perdarahan. Pada teknik irisan East Asian Countries: Reasons
linea mediana, insisi dilakukan secara for, Rates, Associated Care
vertikal memotong miometrium. Didalam Practices and Health Outcomes.
miometrium sering dijumpai Diunduh pada tanggal 03Februari
pembuluh-pembuluh darah besar yang 2012 dari
mengalirkan darah dengan deras. http://www.Biomedcentral. com/
Pembuluh – pembuluh darah tersebut 1471-2393/9/17
baru diklem dan diligasi segera setelah Gruendemann, B. J. 2006. Buku Ajar
janin dikeluarkan. Pada teknik irisan Keperawatan Perioperatif Vol.1.
Pfanenstiel , dilakukan insisi kulit dan EGC. Jakarta.
jaringan subcutan. Pembuluh darah yang
berjalan antara otot dan fasia dijepit, Key, N., Makris, M., O’Shaughnessy,
dipotong dan diikat. Hemostasis yang D., Lilicrap, D. 2011. Practical
dilakukan secara cermat tentu akan Hemostasis and Thrombosis. West
meminimalkan jumlah perdarahan. Sussex, UK. John Willey and son
Ltd. Diunduh pada tanggal 12
Kesimpulan Desember 2011 dari http://
Ada hubungan antara kadar trombosit books.google.co.id
dengan kebutuhan kasa steril pada Shamoon, R. P., Muhammed , N. S.
operasi SC di Instalasi Bedah Sentral 2009. Prevalence and etiological
RSUD Panembahan Senopati Bantul. classification of thrombo cytopenia
Hubungan bersifat negatif dan berkorelasi among a group of pregnant women
kuat. Hasil uji statistik menunjukkan nilai in Erbil City, Iraq. Diunduh pada
probabilitas (p) = 0,000, koefisien korelasi tanggal 12 Desember
(r) =- 0,643 dan nilai koefisien determinasi 2011 dari http://scholar.google. co.id
(R2=r2) adalah 0,413.
Hupuczi, P., Nagy, B., Sziller, I., Rigo, B.,
Saran Hruby, E., Pap, Z. 2007.
Bagi petugas Instalasi Bedah Sentral Characteristic
RSUD Panembahan Senopati Bantul agar Laboratory Changes i n
persiapan kasa steril dilakukan dengan Pregnancies Complicated b y
mempertimbangkan kadar trombosit HELLPSyndrome. Semmelweis
pasien pre-operasi dimana semakin University. Budapest, Hungary.
rendah kadar trombosit pasien maka
Pierce, E. C. 2010. Anatomi dan Fisiologi
semakin banyak kasa steril yang harus
untuk Paramedis. Gramedia.
disiapkan dan sebaliknya pasien dengan
Jakarta.
kadar trombosit yang tinggi kemungkinan
membutuhkan kasa steril yang lebih Lemeshow, S., Hosmer, D.W., Klar, J.
sedikit. 1990. Sample Size Determination
in Health Studies. John Willey &
DAFTAR PUSTAKA Son. U.S.A.
Leveno, J.K. 2009. Williams Manual of
Boros, M. 2006. Surgical Techniques.
Obstetrics. EGC. Jakarta. Innovariant Ltd. Szeged, Hungary.
Muttaqin, A., Sari, K. 2009, Asuhan
Keperawatan Perioperatif: Konsep Proses
Price, S. A., Wilson, L. M. 2006.
Patofisiologi konsep klinis proses-
proses penyakit volume 1. EGC.
Jakarta
Sulistyowati, A. 2009. A s u h a n
Kebidanan pada Masa Kehamilan,
Jakarta : Salemba Medika.
Cunningham, F. G; Gant, N. F; Leveno, K.
J; et all [ed]. 2006. Obstetri William.
Volume 1. Edisi 21. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

You might also like