You are on page 1of 2

The Use of Multimedia Learning Materials to fix the Imbalance of English Ability in

First Grade Junior High School Students

INTRODUCTION

1. Background

Language is a communication tool that used by human in their daily life as a means to
send information and arguments to others. There are approximately 65.000 spoken languages
in the world. Therefore, with so many languages in the world, of course the world needs a
language to be a liaison between countries in order that people in one country can be able to
communicate to people in other counttry. According to Roux (2014), English is today
considered as the global lingua franca, it dominates in spheres of international bussines,
technology, science and academies. It means that English is a main language in the world.
English is also to be a liaison language between countries. Therefore, it is very necessary for
every citizen to learn English as early as possible. Di era globalisasi saat ini, penggunaan
bahasa Inggris telah meluas mengikuti perkembangan zaman. Di Indonesia, Bahasa inggris
juga menjadi bahasa yang perlu digunakan untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang
seperti pariwisata, kewirausahaan, tekhnologi, politik, dll. Ditambah lagi, Bahasa Inggris
dapat ditemukan di berbagai aspek dalam hidup kita, seperti iklan, film, bahkan musik. It
shows us that English tidak hanya ditemukan pada pelajaran sekolah, namun juga berbagai
media. Bahasa Inggris tentunya harus dikenalkan dan dipelajari sedini mungkin, terutama
pada sekolah dasar.
Sepyanda (2017) stated that there are several reason why English teaching in Elementary
School is important. First, English widely used as intenational language that covers many
aspects in life. Second, Elementary School as young learners are the best age to learn English
as foreign language. Then, it will help students easier to learn English as the main subject in
the next school levels.
Siswa Sekolah Dasar adalah young learners, dimana pikiran siswa masih sangat segar dan
fokus untuk mempelajari hal-hal baru termasuk bahasa. Suyanto (2008) says that the young
learners are the student in Elementary School that have age between six to tweleve years old.
Imaniah (2017) stated that Englosh for young learners at the primmary level (approximately
ages of three to tweleve years old) are cognitively primed to acquire language skill in ways
that lend themselves to an Intregated skills, content-based, and experiental approach.
Dalam beberapa tahun ketika KTSP (KurikulumTingkatSatuanPelajar) berlaku, mata
pelajaran bahasa Inggris tentu menjadi salah satu mata pelajaran wajib bagi setiap sekolah
dasar. Di KTSP, English subject sangat membantu siswa dalam mempelajari the four basics
skill like listening, reading, speaking and writing. English subject dikategorikan sebagai
Muatan Lokal yang diajarkan satu minggu sekali. Pada tahun ke satu sampai tiga, siswa
sekolah dasar diajarkan mengenal berbagai kosa kata dan menghafalnya. Then, pada tahun ke
empat hingga ke enam, siswa lebih ditekankan pada the four basics skill task and practice.
Hal ini tentunya sangat membantu siswa ketika mereka mulai masuk SMP, karena basicnya
sudah diajarkan pada Sekolah Dasar.
Akan tetapi, pada kurikulum selanjutnya yaitu Kurikulum 2013 (K-13), pengajaran
Bahasa Inggris tidak lagi diwajibkan pada siswa Sekolah Dasar. Kurikulum 2013 (K-13)
hanya fokus pada Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia, yangmana beberapa
masyarakat menganggap bahwa Bahasa Indoesia lebih penting diajarkan pada sekolah dasar
dibandingkan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing. The students tidak lagi diajarkan bahasa
inggris. Pada beberapa SMP di Indonesia, Bahasa Inggris dikategorikan sebagai subjek
peminatan ataupun ekstrakulikuler, yang mana tidak semua siswa diharuskan untuk take the
subject. Padahal, Bahasa Inggris harus tetap dipelajari meskipun ada beberapa siswa yang
tidak minat dengan English subject.
Sebagai akibatnya, banyak first grade students in Junior High School merasa kesulitan
dalam memahami Bahasa Inggris subject. Hal ini tentu disebabkan oleh tidak adanya English
subject pada saat mereka di Sekolah Dasar. Beberapa siswa mendapatkan English subject saat
Sekolah Dasar, akan tetapi beberapa yang lainnya tidak. Hal ini tentu dapat menimbulkan
ketidakseimbangan kemampuan English antar siswa.

You might also like