Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
SULISTYASNINGSIH
16.406040.23
SKRIPSI
Oleh :
SULISTYASNINGSIH
16.406040.23
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Jurusan
ii
ABSTRACT
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
syarat untuk kelulusan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
1. Bapak Prof. Drs. Adri Patton, M.Si selaku Rektor Universitas Borneo
Tarakan.
2. Bapak Dr. Suyadi, S.S., M.Ed selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
3. Bapak Dr. Jero Budi Darmayasa, M.Pd.Si selaku pembimbing I yang telah
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya
v
6. Orang Tua tersayang Bapak Edy Soebyantoro dan Ibu Napiah serta saudara
perempuan Rizki Dessy Sofyah yang telah banyak memberikan do’a dan
Boarding School Tarakan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
8. Bapak Arief Fadlansyah S.Pd., selaku guru matematika kelas VIII Akhwat
11. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan semuanya, terima kasih
skripsi ini, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat melengkapi
kekurangan pada skripsi ini. Akhir kata penulis memohon maaf atas segala
kekurangan dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
vi
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Batasan Masalah........................................................................................7
C. Rumusan Masalah.....................................................................................8
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................8
E. Manfaat Penelitian.....................................................................................8
F. Definisi Operasional..................................................................................9
A. Kajian Teori.............................................................................................10
viii
3. Indikator Aspek Explanation..............................................................16
5. Penelitian Relevan...............................................................................24
B. Kerangka Berpikir...................................................................................26
B. Fokus Penelitian......................................................................................29
C. Subjek Penelitian.....................................................................................30
D. Instrumen Penelitian................................................................................33
G. Keabsahan Data.......................................................................................39
A. Hasil Penelitian........................................................................................43
B. Pembahasan.............................................................................................74
A. Kesimpulan..............................................................................................81
B. Saran........................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................83
LAMPIRAN...........................................................................................................86
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
................................................................................................................................98
Aspek Explanation...............................................................................................106
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap tantangan yang muncul selalu dipengaruhi oleh perkembangan dunia, oleh
kritis, dan kreativitas (Latif & Akib, 2016: 208). Rozakis (1998) mengungkap
1
2
berpikir kritis dan kreatif (Kemendikbud, 2013: 7). Pernyataan tersebut juga
sejalan dengan pidato kenegaraan Bapak Presiden Joko Widodo sebagai Presiden
Republik Indonesia pada hari HUT Kemerdekaan Indonesia tahun 2019 yang
sangat berguna bagi siswa dalam menghadapi suatu keadaan dan dapat
selanjutnya. Sulistiani & Masrukan (2016) menyatakan bahwa salah satu alat yang
siswa adalah matematika. Matematika merupakan salah satu pelajaran wajib yang
harus dipelajari di sekolah baik pada tingkat SD, SMP, dan SMA di Indonesia.
Salah satu sekolah di Indonesia yang menerapkan hal tersebut yaitu di SMP
pendidikan umum.
2020 di kelas VIII Akhwat SMP Muhammadiyah Boarding School Tarakan Tahun
berlangsung, terdapat siswa yang tidak mau mencatat materi sehingga catatan
siswa banyak yang kosong, tidak mau berusaha untuk menyelesaikan soal,
memilih cara menyontek serta tidak memiliki rasa tertarik untuk mengetahui
bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut. Siswa juga saat diawal pembelajaran
diminta pendapatnya mengenai suatu materi, banyak yang tidak aktif dalam
memberikan penjelasan, pendapat maupun contoh. Dan saat ditanya apakah sudah
paham mengenai materi atau belum, siswa tidak mau jujur jika belum paham.
Hal seperti ini tentu saja tidak sesuai dengan ciri-ciri seorang pemikir kritis
diantaranya jujur, mudah tertarik dan tertantang dalam melihat suatu masalah,
pendapat sesuai bukti dan mempertimbangkan ide-ide orang lain, serta berpikir
sebelum bertindak. Selain itu, soal ujian yang diujikan pada Ujian Akhir Sekolah
semester ganjil kelas VIII Tahun Ajaran 2019/2020 adalah soal matematika
Sementara itu, Aulia & Mukhni mengatakan bahwa untuk menguji kemampuan
yang diperoleh hanya 6 orang siswa yang mencapai nilai KKM (70), sementara
Menurutnya, seseorang yang berpikir kritis tidak harus memenuhi semua aspek
kemampuan berpikir kritis yang ada, namun untuk melihat kemampuan berpikir
kritis seseorang boleh memilih salah satu aspek saja dari keenam aspek yang ada.
Fokus peneliti dalam hal ini yaitu pada aspek penjelasan (explanation),
explanation. Peneliti memilih aspek explanation karena pada saat observasi yang
dilakukan peneliti, setelah siswa menulis jawaban di papan tulis, guru tidak
meminta penjelasan dari siswa terkait jawaban tersebut dan langsung meminta
siswa untuk kembali ke tempat duduknya. Selain itu, saat siswa melakukan
penjelasan dari mana dan siswa tidak menyebutkan informasi awal yang
diketahui. Siswa juga bingung dan tidak bisa menjawab saat ditanya alasan
mengapa hasilnya bisa seperti itu. Siswa cenderung diam karena tidak bisa
karena dengan aspek ini, akan dilihat kemampuan siswa dalam menyajikan hasil
disajikan (Facione, 1990: 11). Sehingga dalam hal ini, akan sangat diketahui
apakah siswa benar-benar paham terhadap materi dan latihan soal yang diberikan,
kemampuan berpikir kritis matematis yang bagus. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan observasi pada saat peneliti mengajar di kelas VIII Akhwat SMP
mengerjakan latihan soal sesulit apapun disaat teman-temannya putus asa dalam
mengikuti pelajaran, dan sering bertanya karena rasa ingin tahu dan
karakteristik individu dengan kemampuan berpikir kritis yaitu gigih (tidak mudah
menyerah) dalam mencari hasil yang tepat, rajin mencari informasi dan memiliki
Peneliti juga menemukan siswa yang selalu rajin mencari referensi buku
lain untuk membantunya dalam menemukan jawaban yang benar. Siswa tersebut
juga sering membantu siswa lain saat kesulitan memahami materi matematika
dengan memberikan penjelasan terkait materi tersebut. Hal ini tentu sesuai dengan
beberapa indikator berpikir kritis aspek explanation yaitu menyajikan hasil dan
menyatakan penjelasan.
yang dianggap memiliki kemampuan matematika yang lebih bagus daripada siswa
lainnya. Peneliti melakukan wawancara terhadap tujuh siswa tersebut dengan tiga
soal kemampuan berpikir kritis pada aspek explanation (Nuharini & Wahyuni,
tersebut.
Dari hasil yang diperoleh, hanya beberapa siswa saja yang mampu
benar, dan mampu memberikan alasan dengan bukti terkait jawaban yang telah
diberikan secara logis. Sehingga peneliti memiliki asumsi bahwa beberapa anak
informasi yang diberikan dari soal karena siswa tidak terbiasa dan kesulitan dalam
Selain dari observasi dan wawancara dengan siswa, peneliti juga melihat
buku catatan dari siswa tersebut dan menemukan bahwa catatannya selalu penuh
7
serta terdapat catatan kecil pada buku catatan siswa sebagai tambahan penjelasan
mengenai materi matematika. Hal ini sesuai dengan Facione (2015: 7) salah satu
ilmiah. Peneliti juga melihat daftar nilai matematika siswa dan peneliti
menemukan bahwa siswa tersebut memiliki nilai diatas KKM dan nilai tugas yang
tidak pernah kosong. Sehingga peneliti memiliki asumsi bahwa beberapa anak
tersebut memiliki kemampuan berpikir kritis yang bagus. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Siti Komariyah dan Ahdinia Fatmala Nur Laili
Oleh karena itu, peneliti ingin mencari tahu lebih mendalam terkait cara
siswa dengan ketrampilan berpikir kritis matematis aspek explanation yang bagus
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana siswa kelas VIII Akhwat SMP Muhammadiyah
Explanation?”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara
siswa kelas VIII Akhwat SMP Muhammadiyah Boarding School Tarakan melatih
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dibagikan kepada siswa lain agar dapat
melatih kemampuan berpikir kritisnya. Selain itu, hasil dari penelitian ini
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
b. Bagi Siswa
9
melatih kemampuan berpikir kritisnya sehingga dapat mencapai hasil belajar yang
maksimal.
c. Bagi Peneliti
F. Definisi Operasional
digunakan dalam penelitian ini, maka definisi yang perlu dijelaskan yaitu:
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
harus dimiliki siswa dan telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Namun
berpikir dan kritis terlebih dahulu. Menurut Presseisen (dalam Abdullah 2013:
67), berpikir adalah suatu aktivitas mental agar memperoleh suatu pengetahuan.
Berpikir merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat. Pendapat lain datang
dari Sihotang (2019: 117) berpikir merupakan suatu aktivitas alamiah manusia
aktivitas mental yang dilakukan sesorang untuk membuat suatu keputusan dan
Rahmawati, 2019: 14-15), kata kritis berasal dari Bahasa yunani, yaitu kritikos
standar atau ukuran baku. Secara etimologis kritis artinya pertimbangan yang
didasarkan pada suatu standar. Jika dikaitkan dengan kata berpikir, maka kata
dan menggunakan standar tertentu. Seorang pemikir kritis tidak menerima begitu
11
saja apa yang ia peroleh, namun melalui beberapa proses berpikir yang panjang
pemikiran yang baik, logis, dan rasional. Kemampuan berpikir kritis ini sangat
penting dimiliki oleh setiap individu karena dengan berpikir kritis seseorang akan
sehingga memberikan suatu kesimpulan yang benar. Definisi lain datang dari
Ruggiero (2012: 19) yang mengatakan bahwa Kemampuan berpikir kritis adalah
tersebut benar atau tidak, dengan kata lain untuk mencari suatu jawaban dari
pertanyaan.
berpikir secara logis untuk menentukan apakah suatu pendapat tersebut dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menghadapi permasalahan yang ada.
Berpikir kritis sangat diperlukan oleh setiap individu untuk menghadapi berbagai
pengetahuan yang tidak dapat berdiri sendiri, namun dapat membantu manusia
untuk memahami serta memecahkan permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Jika
12
matematika yang tidak biasa. Ketika menemui persoalan matematika yang tidak
membuat kesimpulannya.
2015: 66), berpikir kritis matematis dalam matematika adalah berpikir yang
suatu masalah atau situasi tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut,
pemikir kritis tidak akan menerima begitu saja informasi yang ia dapat, namun
melalui proses berpikir yang panjang untuk membuat keputusan dan menentukan
berpikir kritis matematis yaitu dari latihan-latihan, sehingga seorang pemikir kritis
sehari-hari.
induktif.
bentuk representasi lain suatu catatan atau deskripsi dari tanggapan langsung
orang lain, hal yang pernah dialami, keadaan, penentuan, nilai yang dapat
dipercaya atau pendapat; dan juga untuk mengevaluasi kekuatan logis dari aktual
pertanyaan atau bentuk lain dari gambaran. Beberapa indikator yang menujukkan
tahap evaluasi yaitu menilai kredibilitas hasil kerja, menilai kualitas dari gagasan
f. Pengaturan diri (self regulation) adalah tahap sadar mengenai dirinya sendiri
kinerja tersebut, dan hasil dari apa yang telah dikembangkan, terutama yang
a. Interpretation
1) Pengkategorian.
3) Pengklasifikasian makna.
b. Analysis
2) Mengidentifikasi argumen.
3) Menganalisis argumen.
c. Evaluation
d. Inference
3) Menjelaskan kesimpulan.
e. Explanation
1) Menuliskan hasil
2) Mempertimbangkan prosedur.
16
3) Menghadirkan argumen.
f. Self Regulation
Berdasarkan pendapat para ahli, maka aspek dari kemampuan berpikir kritis
penjelasan (explanation).
alasan secara logis berdasarkan hasil yang diperoleh. Berdasarkan pendapat para
menyatakan hasil dan memberi alasan berdasarkan bukti dan pertimbangan yang
meyakinkan.
suatu bukti, konsep, metedologi, dan kriteria logis berdasarkan informasi yang
ada, dan penalaran ini disajikan dalam bentuk argumen. Pada aspek ini siswa
Indikator dari aspek explanation yang disampaikan Facione (1990: 11-12) yaitu,
representasi akurat dari hasil kegiatan penalaran seseorang yang nantinya dapat
suatu permasalahan.
proses-proses itu untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain serta dapat
menanggapi kritik orang lain yang masuk akal, untuk mengidentifikasi dan
a. Menuliskan hasil
b. Mempertimbangkan prosedur.
c. Menghadirkan argumen.
a. Menyatakan Hasil
explanation pada indikator ini, akan dilihat hasil penalaran siswa untuk
b. Menyatakan Penjelasan
explanation pada indikator ini, akan dilihat kemampuan siswa dalam menjelaskan
c. Menyajikan Argumen
explanation pada indikator ini, akan dilihat hasil dari alasan yang diberikan siswa
untuk memuaskan keberatan (bantahan) pada metode, konsep, bukti, serta kriteria
logis.
19
berpikir kritis yang bagus. Seseorang perlu memiliki kemampuan berpikir kritis
sebagai bekal dalam menghadapi kehidupan sekarang dan di masa yang akan
datang (Hidayah, dkk. 2017: 129). Sihotang (2019: 62) menyatakan bahwa
yang luas, ingin tahu, dapat dipercaya penalarannya, berpikiran terbuka, fleksibel,
berpikiran adil dalam evaluasi, jujur dalam menghadapi sesuatu, bijaksana dalam
rajin mencari informasi yang relevan, masuk akal dalam pemilihan kriteria, fokus
dalam penyelidikan dan gigih dalam mencari hasil yang tepat (Facione, 2015: 27).
Selain itu dalam Mahmuzah (2015: 66), seseorang yang berpikir kritis akan selalu
peka terhadap informasi atau situasi yang sedang dihadapi, serta cenderung
kritis dan individu tanpa kemampuan berpikir kritis menurut Ruggiero (2012: 21-
22).
yang dibuatnya
Menghargai masalah dan Menganggap masalah sebagai
masalah,
Menghadapi sesuatu berdasarkan Menghadapi sesuatu berdasarkan
cukup
Tertarik dengan ide orang lain Lebih memilih ide sendiri dan
sependapat dengannya,
Mengetahui bahwa setiap Mengabaikan yang benar dan
menyaringnya
Berlatih menahan diri agar tidak Cenderung mengikuti perasaan dan
21
a. Menyatakan hasil
representasi akurat dari hasil kegiatan penalaran seseorang yang nantinya dapat
tersebut seperti untuk menyatakan apa yang ditemukan seseorang mengenai sutu
permasalahan (Facione, 1990: 11). Schlick (dalam Sihotang, 2019: 21), untuk
tindakan tersebut dan tidak terhenti pada penafsiran yang dangkal. Sihotang
metode berpikir sehingga menghasilkan hasil yang valid, kuat dan benar dan
menghindari sikap sok tahu (pura-pura paham). Bobot berpikir kritis juga
mengasah diri secara terus-menerus, ingin tahu, serta berpikir sebelum bertindak,
sehingga hasil yang diperoleh akan sangat meyakinkan. Untuk menyatakan hasil
dengan baik, tidak dapat dilakukan tanpa fakta data atau informasi, sehingga
Sehingga apapun hasil yang didapatkan, ia selalu yakin karena telah menemukan
alasan yang rasional. Facione (2015: 27) menambahkan seseorang yang berpikir
kritis biasanya memiliki kriteria, ingin tahu, fokus dalam penyelidikan, gigih
dalam mencari hasil yang tepat, rajin dalam mencari informasi yang relevan.
b. Menyatakan penjelasan
proses itu untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, serta dapat memperbaiki
kekurangan yang diperoleh dari pandangan orang lain terhadap penjelasan yang
cara yang masuk akal (Facione, 1990: 11). Dalam memberikan penjelasan
seseorang tidak boleh asal bicara dan tidak boleh menyampaikan hal yang tidak
Indikator ini akan lebih baik jika disertakan dengan rasa empati, karena
sehingga dapat membantu orang tersebut keluar dari permasalahannya. Hal ini
sejalan dengan Sihotang (2019: 40) yang menambahkan bahwa orang yang
berpikir kritis memiliki kepedulian (rasa empati) terhadap situasi buruk yang
dialami oleh orang lain dan berupaya untuk membantu orang itu keluar dari situasi
tersebut. Dengan rasa empati tersebut, dapat digunakan siswa untuk membantu
c. Menyatakan argumen
mengenai masalah yang terjadi (Facione, 1990: 12). Individu yang berpikir kritis
pada indikator ini sering mengajukan berbagai pertanyaan jika ada kebingungan
pada suatu teori dan tidak asal menerima pendapat orang lain begitu saja,
bukti, dan jika belum cukup bukti maka lebih baik menunda pernyataannya dulu.
Selain itu, menurutnya kriteria lain individu berpikir kritis adalah tertarik dengan
ide orang lain dan mau mendengarkan dengan baik ide tersebut meskipun tidak
yang berpikir kritis akan selalu terbuka dalam melihat berbagai informasi dari
sudut pandang yang berbeda dan tidak menganggap bahwa pendapatnya adalah
yang terbaik. Sihotang (2019: 20-28) juga mengatakan bahwa salah satu
penghambat berpikir kritis adalah sikap egosentris. Artinya, boleh orang yang
sendiri lebih unggul dari pada orang lain. Sikap ini menjadikan pribadi seseorang
yang tidak ingin mendengarkan dan menerima pendapat orang lain, padahal bisa
24
saja kebenaran datang dari pendapat orang lain dan setiap penilaian akan sesuatu
harus selalu dilakukan dengan objektif bukan subjektif yang menurutnya benar
kritis pada indikator ini adalah mengakui keterbatasannya. Hal ini sejalan dengan
keterbatasan diri dan karena keterbatasan tersebut ia membuka diri dengan mau
belajar dari orang lain sehingga selalu mendengarkan pendapat dari orang lain.
Orang ini tidak merendahkan orang lain dan selalu rendah hati.
5. Penelitian Relevan
dilakukan peneliti yaitu penelitian yang dilakukan oleh Feridia, dkk (2017)
prosedur dan menyajikan argumen. Hasil dari penelitian ini yaitu kemampuan
berpikir kritis siswa ditinjau dari aspek explanation beragam, ada yang tinggi dan
namun yang berbeda dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan dan
menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan tujuan mengetahui cara siswa
B. Kerangka Berpikir
oleh karena itu sistem pendidikan yang ada harus melatih ketrampilan-ketrampilan
langsung memberikan jawaban dari soal, malas mengerjakan latihan soal yang
diberikan oleh guru dan tidak ada rasa ingin tahu dan pensaran mengenai
pembelajaran. Namun peneliti memiliki asumsi bahwa ada sebagian siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritis matematis yang bagus. Hal ini dapat dilihat
dari siswa yang masih tetap berusaha untuk mengerjakan latihan soal sesulit
apapun disaat teman-temannya putus asa dalam mengerjakan soal tersebut, rajin
kritis tidak harus memenuhi semua aspek kemampuan berpikir kritis yang ada,
sehingga untuk melihat kemampuan berpikir kritis seseorang boleh memilih salah
27
satu aspek saja dari keenam aspek yang ada. Fokus peneliti dalam hal ini yaitu
terhadap tujuh siswa tersebut dengan tiga soal kemampuan berpikir kritis pada
berpikir kritis matematis siswa tersebut. Dari hasil yang diperoleh, hanya
beberapa siswa saja yang memiliki kemampuan berpikir kritis aspek explanation
yang bagus.
Oleh karena itu, peneliti ingin mencari tahu lebih mendalam terkait cara
siswa dengan ketrampilan berpikir kritis matematis aspek explanation yang bagus
Pendidikan Tantangan
Perkembangan Dunia
Kemampuan yang
dibutuhkan
Kemampuan Berpikir
Kritis
Aspek Kemampuan
Berpikir Kritis
Aspek Explanation
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
suatu jenis penelitian yang menghasilkan temuan yang tidak diperoleh dari alat
statistik atau alat kuantifikasi lainnya. Adapun jenis penelitian ini adalah studi
kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dibutuhkan untuk meneliti atau
mengungkap secara utuh dan menyeluruh terhadap kasus (Gunawan, 2013: 113).
Studi kasus pada umumnya merupakan suatu penelitian mengenai seseorang atau
B. Fokus Penelitian
(Prastowo, 2016: 133). Adapun fokus penelitian ini adalah aspek explanation pada
pada aspek explanation untuk melihat cara siswa melatih kemampuan berpikir
karena pada saat observasi yang dilakukan peneliti, setelah siswa menulis jawaban
di papan tulis, guru tidak meminta penjelasan dari siswa terkait jawaban tersebut
dan langsung meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya. Selain itu, saat
30
siswa melakukan presentasi di kelas terkait hasil diskusinya, siswa bingung ingin
memulai penjelasan dari mana dan siswa tidak menyebutkan informasi awal yang
diketahui. Siswa juga bingung dan tidak bisa menjawab saat ditanya alasan
mengapa hasilnya bisa seperti itu. Siswa cenderung diam karena tidak bisa
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Akhwat yang
kelas VIII Akhwat tersebut, peneliti meminta rekomendasi siswa yang memiliki
siswa di kelas, apa saja yang dilakukan siswa di kelas, sikap siswa terhadap
matematika di kelas VIII Akhwat; wawancara dengan siswa melalui soal berpikir
kritis matematis aspek explanation dan analisis dokumentasi berupa nilai harian
siswa yang tidak pernah kosong dan selalu diatas KKM (70), serta buku catatan
berpikir kritis (aspek explanation), yaitu dua siswa yang berinisial AA dan NZ.
Pemilihan kedua subjek ini sesuai dengan pernyataan Creswell (2014:239) yaitu
31
dalam penelitian kualitatif biasanya peneliti hanya menggunakan satu hingga dua
subjek penelitian.
dengan pertimbangan yang cermat dan strategis dari peneliti untuk memilih
sampel. Pada penelitian ini, subjek dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru
Selain itu, terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti dalam
menentukan subjek penelitian yaitu dengan memilih siswa yang responsif dan
subjek yang diteliti. Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa
mengenai subjek penelitian berdasarkan apa saja yang dilakukan siswa di kelas,
sikap siswa terhadap pembelajaran matematika, dan cara belajar yang ia lakukan.
2. Guru
kebiasaan siswa di pesantren, apa saja yang dilakukan siswa di pesantren, sikap
4. Orang Tua
apa saja yang dilakukan siswa di rumah, sikap siswa, dan cara belajarnya di
rumah.
Tarakan, yaitu:
Tarakan
D. Instrumen Penelitian
peneliti adalah instrumen utama (peneliti) dan alat bantu seperti lembar observasi
1. Instrumen utama
peneliti sendiri (Ahmadi, 2014: 103). Hanya manusia sebagai instrumen yang
dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak wajah, serta
memahami perasaan dan nilai yang terdapat pada ucapan dan perbuatan responden
(Prastowo, 2016: 43). Menurut Putera (2011: 28-30) saat peneliti berada di
a. Bersikap terbuka, yaitu tidak menutup diri terhadap berbagai informasi yang
diperoleh di lapangan.
orang sampai diterima dan dipercaya sehingga mau memberikan informasi yang
artinya setiap informasi yang diperoleh harus dibuat kesimpulan sementara atau
g. Ramah, sopan dan mudah tersenyum dari awal hingga akhir penelitian.
h. Sensitif, yaitu sangat memahami apa yang terjadi meskipun tidak dikatakan
i. Toleran, dapat memahami perbedaan yang ada dalam realitas dan di antara
atau data.
j. Empati, yaitu mampu memahami dan menghayati apa yang orang lain
rasakan.
2. Lembar Observasi
pengamatan dan berisi catatan yang diperoleh peneliti saat melakukan observasi di
lapangan. Lembar observasi akan membantu peneliti dalam mengingat apa yang
terjadi saat berada di lapangan dan dapat dijadikan bukti oleh peneliti.
3. Pedoman Wawancara
35
untuk melakukan wawancara dan berisi beberapa pertanyaan yang digunakan saat
1. Observasi
partisipasi pasif dan partisipasi aktif. Ahmadi (2014: 171) menjelaskan bahwa
dalam partisipasi pasif, peneliti hadir di lapangan namun tidak terlibat dalam
peneliti terlibat dalam kegiatan subjek yang sedang diamati. Observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah partisipasi pasif, yaitu peneliti berada di
lapangan saat subjek melakukan kegiatannya, namun peneliti tidak ikut terlibat
2. Wawancara
komunikasi yang dilakukan dengan melibatkan setidaknya dua orang dimana arah
dilakukan merupakan proses untuk bertukar informasi melalui tanya jawab antara
36
Pada penelian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi
hal ini dikarenakan peneliti membuat garis besar pokok pembicaraan, namun
dipertanyakan kepada subjek. Tujuan dari melakukan wawancara jenis ini yaitu
3. Dokumentasi
Sementara yang berbentuk gambar seperti foto, gambar hidup, dan sketsa
(Guritno, dkk. 2011: 137). Teknik dokumentasi dapat berguna karena memberikan
latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian dan dapat dijadikan
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti setiap kali
pribadi, dugaan-dugaan peneliti yang timbul saat penelitian, dan refleksi yang
dapat membantu peneliti untuk menjaga dan menggambarkan apa saja yang telah
5. Triangulasi Teknik
penggabungan berbagai metode dalam suatu kajian tentang satu gejala tertentu.
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, yaitu
(Sugiyono, 2015: 330) menyatakan bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk
fenomena memiliki nilai akademis dan ilmiah. Tahap analisis data dilakukan
sebelum, selama dan setelah selesai di lapangan. Pada tahap ini, data diolah
38
dipakai sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data antara lain data
Data yang didapatkan dari lapangan memiliki jumlah yang cukup banyak,
sehingga perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data
berarti membuat ringkasan, memilih hal-hal pokok, dan dicari polanya. Sehingga
Cara mereduksi data pada penelitian ini adalah dengan memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, memisahkan yang tidak perlu dan
dicari polanya dari data yang diperoleh. Setelah selesai mereduksi data, maka
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah penyajian data. Miles dan
sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif (Prastowo, 2016: 245). Dengan menyajikan data, maka akan lebih
selanjutnya berdasarkan dari apa yang telah dipahami. Cara penyajian data yang
39
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teks naratif sehingga
akan berubah bila tidak ditemukan adanya bukti yang kuat dan mendukung pada
ppenelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada dan
temuan ini dapat berupa gambaran atau deskripsi suatu objek yang sebelumnya
masih belum jelas sehingga setelah diselidiki menjadi lebih jelas (Prastowo, 2016:
250).
G. Keabsahan Data
dan konfirmability.
1. Uji Kredibility
kualitatif. Dalam penelitian ini, uji kredibilitas yang digunakan adalah triangulasi
a. Triangulasi
1) Triangulasi sumber
diperoleh melalui beberapa sumber, yaitu guru, teman murid yang bersangkutan
dan orang tuanya. Data yang telah ada dianalisis oleh peneliti sehingga
2) Triangulasi teknik
yang sama namun dengan teknik yang berbeda, yaitu observasi, wawancara, dan
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
3) Triangulasi waktu
yang sama namun pada waktu dan situasi yang berbeda. Peneliti melakukan
wawancara di pagi hari, siang hari maupun di sore hari sesuai dengan waktu yang
b. Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti dari
informan. Tujuan dari member check ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian data
yang diberikan oleh pemberi data. Dalam hal ini peneliti melakukan pengecekan
data kepada siswa sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh peneliti harus
diakui dan diterima kebenarannya oleh sumber informasi dan informan lainnya,
41
sehingga data yang diperoleh benar-benar memiliki kesesuaian oleh pemberi data
2. Pengujian Transferability
penelitian yang memiliki tranferbilitas yang tinggi, akan banyak dicontoh dan
dipelajari lebih lanjut untuk penelitian yang lain. Oleh karena itu, peneliti dalam
membuat laporannya harus memberikan uraian yang detail, jelas, rinci dan dapat
dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian
hasil penelitian tersebut ditempat lain atau bisa diaplikasikan kepada orang-orang
3. Pengujian Dependability
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. uji ini dilakukan dengan meminta
auditor atau pembimbing untuk mengaudit aktivitas yang dilakukan oleh peneliti
ketika melakukan penelitian. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat
Cara pengujian ini dapat dilakukan oleh auditor yang independen atau
peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat menunjukkan jejak aktivitas
4. Pengujian Konfirmability
artinya menguji hasil penelitian dan dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila
hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang telah dilakukan oleh
proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
konfirmability.
penelitian ini yaitu dengan cara melaporkan proses pengumpulan data dan adanya
depenabilitas.
43
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Berikut ini adalah hasil penelitian yang diperoleh peneliti selama penelitian.
yang dimulai sejak tanggal 5 Juni 2020 sampai 4 September 2020. Peneliti akan
a. Subjek AA
tahun yang lahir di Tarakan pada tanggal 1 Februari 2007. AA beragama Islam
dan bersuku Bugis. AA adalah anak tunggal dari pasangan Bapak HA dan ibu ER.
adalah sebagai PNS Bandara, sedangkan ibu AA adalah ibu rumah tangga. AA
memiliki hobi membaca buku. Menurutnya, mata pelajaran yang disukai oleh AA
di kelas adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab. Keadaan jasmani dari AA
yaitu ia memiliki tinggi badan 154 cm dengan berat badan 56 kg. AA merupakan
anak yang pendiam dan ramah. AA juga memiliki aktivitas rutin mengaji dan
menghapal Al-Qur’an. AA termasuk santri yang cepat dan tidak sulit untuk
menghapal Al-Qur’an.
44
b. Subjek NZ
tahun yang lahir di Tarakan pada tanggal 7 Oktober 2005. NZ beragama Islam dan
bersuku Bugis. NZ adalah anak tunggal dari pasangan bapak BA dan ibu RO. NZ
dan keluarganya tinggal di Selumit Pantai No. 63. Pekerjaan ayah NZ adalah
swasta, sedangkan ibu AA adalah guru honor. NZ memiliki hobi menonton anime.
Mata pelajaran yang disukai oleh NZ adalah Matematika dan Bahasa Inggris.
Keadaan jasmani dari NZ yaitu memiliki tinggi badan 160 cm dengan berat badan
54 kg. NZ merupakan anak yang pintar dan rajin. NZ juga memiliki aktivitas rutin
2. Proses Penelitian
dahulu dari wawancara pada subjek dan beberapa informan, analisis dokumentasi
dengan melihat buku catatan siswa dan observasi. Setelah data dikumpulkan,
fleksibel yaitu berdasarkan kesepakatan waktu yang telah disetujui oleh peneliti
Juni 2020 (pukul 13.14 – 13.24), wawancara kedua pada Sabtu, 27 Juni 2020
(pukul 16.10 – 16.18), dan dilanjutkan wawancara ketiga pada Minggu, 5 Juli
Tarakan pada Selasa, 14 Juli 2020 (pukul 10.50 – 11.20); wawancara dengan
teman dekat subjek AA yang berinisial AF pada hari Rabu, 8 Juli 2020 (pukul
via telephon; wawancara dengan musyrifah selaku pengasuh santri di asrama yang
orang tua subjek AA yang berinisial ibu ER pada Selasa, 18 Agustus 2020 (pukul
via telephon.
Jum’at, 12 Juni 2020 (pukul 14.11 – 14.20), wawancara kedua pada Senin, 15 Juni
2020 (pukul 16.08 – 16.17), dan dilanjutkan wawancara ketiga pada Minggu, 12
yang telah disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian. Proses wawancara
Tarakan pada Selasa, 14 Juli 2020 (pukul 10.20 – 10.50); wawancara dengan
teman dekat subjek NZ yang berinisial NR pada hari Jum’at, 26 Juni 2020 (pukul
via telephon; wawancara dengan musyrifah selaku pengasuh santri di asrama yang
orang tua subjek NZ yang berinisial ibu RO pada Rabu, 19 Agustus 2020 (pukul
via telephon.
3. Deskripsi Hasil
yang memiliki kemampuan berpikir kritis aspek explanation yang bagus selalu
soal yang sulit. Rasa putus asa yang dialami oleh siswa biasanya dikarenakan soal
yang sulit dan siswa tersebut kurang bisa mengerjakannya. Meskipun ada yang
pernah sesekali merasa putus asa, namun mereka selalu berhasil menjaga
Semangat tersebut diperoleh dari dukungan orang tua, teman dan guru, yang
“Pernah. Biasanya ana di semangatin lagi sama AF biar semangat lagi cari
jawaban. Jadi ngitung-ngitung lagi” (AA)
“Kalo misalnya dia ngalamin kesusahan kesulitan itu dia tetap cari dia usahakan
bagaimana caranya dia buka buku kah atau apa gitu dia usahakan sendiri. Jadi
sampai sampai dia benar-benar dapat sambil juga dia ini apa tukar ee tukaran
sama temannya bertanya jika ada yang tidak tau, seperti itu, konsultasi dengan
temannya sendiri” (RO)
mereka akan tetap selalu berusaha untuk mencari hasilnya. Namun jika memang
sudah tidak bisa, maka usaha lain yang akan dilakukan adalah bertanya kepada
Mereka juga selalu berusaha mengerjakan setiap tugas matematika yang diberikan
dengan selalu menjawab setiap soal yang diberikan tanpa membiarkan satu soal
kosong. Meskipun terdapat soal yang sulit namun selalu dikerjakan dengan
“Biasanya ana isi aja ustadzah walaupun ndak sesuai sama cara yang penting
ana isi” (AA)
hasil pekerjaan siswa untuk tugas yang diberikan pada senin, 27 Juli 2020 (11.00-
12.20). Tugas yang diberikan mengenai pangkat sebenarnya dengan soal yang
berjumlah 5 nomor. Terlihat bahwa setiap nomor diisi semua dengan jawaban
Tarakan yang memiliki kemampuan berpikir kritis aspek explanation yang bagus
48
temannya paham. Adanya rasa peduli dan ingin membantu teman yang sedang
materi matematika. Mereka bukan anak yang tidak mau berbagi akan ilmu yang
dimilikinya. Pernyataan ini sesuai dengan salah satu potongan wawancara dari
“Ngajarin. Sesuai kemampuan. Supaya mereka juga bisa, biar bisa paham. Ndak
mau dibilang bisa sendiri”. (AA)
Peneliti juga melakukan observasi pada kelas online google classroom
matematika (20 Juli 2020 dan 27 Juli 2020, pukul 11.00-12.20). Berdasarkan
video perekam layar HP yang dilakukan oleh kedua subjek pada saat
teman yang meminta bantuan kepada mereka untuk menjelaskan materi terkait
Ketika diminta teman untuk menjelaskan materi yang tidak dipahami, maka
mereka akan menolak. Hal ini disebabkan karena adanya rasa tidak mau untuk
berpura-pura paham dan merasa takut apabila penjelasan yang diberikan salah.
Dari pada berpura-pura mengerti, mereka akan lebih memilih berdiskusi dengan
49
temannya untuk mencari tau dan mendapatkan solusi bersama. Hal ini dapat
“Menolak. Karena masih belum paham, jadi takutnya salah kalau diajari”. (AA)
“Tapi ya itu, sesuai kemampuannya aja. Kalau dia tidak tau, pasti dia bilang
tidak tau. Sesuai kemampuannya maksudnya. Dibantu kalau dia bisa, kalau ndak
bisa ya sama sama belajar, gitu maksudnya”. (ER)
Tarakan yang memiliki kemampuan berpikir kritis aspek explanation yang bagus
selalu bersedia menerima setiap pendapat teman yang lebih benar. Pada saat
pendapatnya saat berbeda dengan temannya yang lain. Pendapat yang diberikan
juga tidak langsung diganti atau mengikuti pendapat dari teman jika terjadi
perbedaan dengan temannya. Namun ada dari mereka yang terkadang terpengaruh
dengan pendapat teman. Hal ini disebabkan karena merasa pendapat teman lebih
benar dan kurang yakin dengan pendapat sendiri. Jika tenyata pendapat mereka
terbukti salah, maka keduanya bersedia untuk menerima pendapat dari temannya
yang lebih benar. Kedua subjek bukan anak yang tetap kokoh dengan pendapatnya
meskipun pendapatnya salah dan tidak memaksa yang lain untuk selalu menerima
“Biasanya ustadzah, ana tetap sama jawaban ana. Tapi kalo pada saat diskusi
baru ada pendapat temen lain yang ana rasa benar ana tetap ikuti ustadzah. Ana
ndak maksa mereka buat harus ikutin jawaban ana.” (AA)
B. Pembahasan
School Tarakan yang memiliki kemampuan berpikir kritis aspek explanation yang
50
bagus memiliki kegigihan dalam mencari hasil yang tepat. Hal ini ditunjukkan
kedua subjek selalu tidak mudah menyerah dalam keputusasaan yang dialaminya
saat mengerjakan soal yang sulit. Meskipun ada yang pernah sesekali merasa
putus asa, namun mereka selalu berhasil menjaga semangatnya sehingga berusaha
kembali untuk menyelesaikan soal tersebut. Kedua subjek akan tetap selalu
berusaha untuk mencari hasilnya. Namun jika sudah kesulitan, maka usaha lain
yang akan dilakukan yaitu bertanya kepada guru dan berdiskusi bersama teman-
Berdasarkan hal tersebut, maka kedua subjek memiliki sikap yang gigih
dalam mencari hasil yang tepat dengan selalu tidak mudah menyerah dan selalu
berusaha mencari jawaban dari soal matematika sesulit apapun. Hal ini sesuai
dengan Paul, dkk (1989: 58) bahwa salah satu dimensi dari gagasan berpikir kritis
adalah strategi afektif yaitu mengembangkan sikap gigih. Sejalan dengan Facione
(2015: 27) orang yang berpikir kritis biasanya memiliki sikap gigih dalam
mencari hasil yang tepat. Anderson, dkk (dalam Huntly, dkk. 2009: 211) bahwa
gigih dipandang sebagai berpegang teguh pada hal itu dan tidak menyerah. Yaitu
kesediaan untuk berjuang dengan tugas dan kemudian menemukan cara lain.
semangat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
mempertahankan usaha dan minat meskipun gagal dan sulit dalam prosesnya.
51
materi matematika. Adanya rasa peduli dan ingin membantu teman yang sedang
pemahaman masing-masing yaitu mengetahui apa yang dipahami dan apa yang
tidak dipahami, sehingga tidak asal menjelaskan materi kepada temannya. Kedua
subjek sama sama menolak mengajari temannya dan tidak berpura-pura paham
apabila mereka tidak memahami materi tersebut karena khawatir salah dalam
memberi penjelasan.
menyatakan penjelasan dengan memiliki rasa empati dan tidak asal bicara dalam
yang sesuai untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penanya dan
mengembangkan apa yang telah dipahami oleh penanya dengan empati yang
gagal dipahami oleh penanya. Lebih lanjut menurutnya, terdapat dua persyaratan
utama dari teori penjelasan (theory of explanation) yaitu penjelas harus memiliki
empati yang sangat penting dalam penjelasan. Hal ini juga sesuai dengan Sihotang
(2019: 40), bahwa orang yang berpikir kritis memiliki kepedulian terhadap situasi
buruk yang dialami oleh orang lain dan berusaha untuk membantu orang tersebut
yang lebih benar. Pada saat diskusi matematika mereka dapat memberikan
lain. Namun jika ternyata pendapat mereka terbukti salah, maka keduanya
bersedia untuk menerima pendapat teman yang lebih benar dan tidak egois dengan
pendapatnya.
dengan bersedia menerima pendapat teman yang lebih benar. Hal ini sesuai
dengan Correia (2012: 237) menyatakan bahwa salah satu etika saat berargumen
BAB V
A. Kesimpulan
VIII akhwat SMP Muhammadiyah Boarding School Tarakan dengan dua subjek
yaitu siswa dengan inisial AA dan NZ yang memiliki kemampuan berpikir kritis
aspek explanation yang bagus, maka diperoleh bahwa kedua subjek tersebut
matematika pada:
1. Indikator menyatakan hasil dengan cara: selalu tidak mudah menyerah dan
B. Saran
saran yaitu:
kemampuan berpikir kritis aspek explanation siswa agar selalu dilatih dan
dikembangkan terus-menerus.
2. Bagi Siswa
kemampuan berpikir kritis aspek explanation karena akan sangat berguna bagi
siswa dalam menghadapi suatu keadaan dan dapat menentukan kebenaran dari
kemampuan berpikir kritis aspek explanation siswa, karena pemilihan subjek yang
DAFTAR PUSTAKA
Alfrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Duckworth, dkk. 2007. Grit: Perseverance and Passion for Long-Term Goals.
Vol. 92, No. 6, 1087–1101.
Feridia, dkk. 2017. Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau Dari Aspek Explanation
Dalam Penyelesaian Masalah Perbandingan Di SMP. Vol. 6, No. 8.
Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Facione, Peter. 2015. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. California.
Diakses tanggal 12 Desember 2019.
Fithriyah, dkk. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX-D
SMPN 17 Malang. Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika
dan Pembelajarannya. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.
56
Hidayah, dkk. 2017. Critical Thinking Skill: Konsep dan Indikator Penilaian.
Jurnal Taman Cendekia Vol. 01 No. 02. Universitas Sebelas Maret.
Nuharini & Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: CV.
Usaha Makmur
57
Paul, dkk. 1989. Critical Thinking Handbook: 6th-9th grades. Sonoma State
University
LAMPIRAN
59
10
14 NK 70 75 80 92 30 65 74 75 64 71
0
15 NM 70 75 70 30 63 95 70 67 40 32 51
10
16 NR 70 75 95 90 40 95 83 65 84 68
0
17 NS 70 75 80 97 57 95 69 79 50 54 65
18 N 70 75 70 94 67 95 65 78 60 39 64
19 NA 70 75 80 94 30 90 70 73 65 20 58
10
20 NH 70 75 80 84 47 80 78 50 47 63
0
21 NF 70 75 95 90 80 90 75 84 75 35 70
10 10
22 NZ 70 75 80 90 85 88 80 89 85
0 0
23 RD 70 70 80 84 57 97 78 78 65 26 62
24 RA 70 75 70 94 62 80 78 77 50 37 60
25 RN 70 75 70 92 30 95 80 74 40 30 54
26 TN 70 75 80 97 53 85 65 76 60 24 59
27 UK 70 75 80 70 93 90 88 83 75 75 79
28 WS 70 70 70 84 30 90 65 68 60 33 57
29 YA 70 75 80 92 60 90 78 79 50 62 68
30 ZA 70 75 95 90 73 85 80 83 80 48 74
Catatan : (KKM = 70)
HPH : Hasil Penilaian Harian
HPTS : Hasil Penilaian Tengah Semester
HPAS : Hasil Penilaian Akhir Semester
64
mau mencatat materi sehingga catatan siswa banyak yang kosong, tidak mau
berusaha untuk menyelesaikan soal, memilih cara menyontek serta tidak memiliki
rasa tertarik untuk mengetahui bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut. Siswa
banyak yang tidak aktif dalam memberikan penjelasan, pendapat maupun contoh.
Dan saat ditanya apakah sudah paham mengenai materi atau belum, siswa tidak
penjelasan dari siswa terkait jawaban tersebut dan langsung meminta siswa untuk
kembali ke tempat duduknya. Selain itu, saat siswa melakukan presentasi di kelas
terkait hasil diskusinya, siswa bingung ingin memulai penjelasan dari mana dan
siswa tidak menyebutkan informasi awal yang diketahui. Siswa juga bingung dan
tidak bisa menjawab saat ditanya alasan mengapa hasilnya bisa seperti itu. Siswa
mengerjakan latihan soal sesulit apapun disaat teman-temannya putus asa dalam
mengikuti pelajaran, dan sering bertanya karena rasa ingin tahu dan
referensi buku lain untuk membantunya dalam menemukan jawaban yang benar.
Siswa tersebut juga sering membantu siswa lain saat kesulitan memahami materi
melihat buku catatan dari siswa tersebut dan menemukan bahwa catatannya selalu
penuh dan berisi catatan catatan tambahan yang dibutuhkan dan nilai
matematikanya selalu diatas KKM serta nilai tugas yang tidak pernah kosong.
67
a
Narasumber : Adhi Guntur S.Pd
Hari/Tanggal : Selasa, 10 Maret 2020
Waktu : 13.00 – 13.25
Tempat : Perpustakaan SMP Muhammadiyah Boarding School Tarakan
karena mereka tidak paham betul materinya. Tapi mereka ada yang
siswa, kalau boleh tahu bagaimana respon siswa, apakah siswa tertantang,
dengan latihan soal, maka ketika diberikan soal yang sulit maka mereka itu
responnya tidak terlalu baik, ada yang yang tertantang dalam mengerjakan,
ada yang bertanya. Cuma lebih banyak yang kesulitan dalam mengerjakan.
P : Apakah siswa sering mengikuti cara yang diajarkan guru dan jarang belajar
matematika ?
N : Pandangannya sulit, mereka kalau sama gurunya santai, namun menurut
pembelajaran matematika?
N : Ini banyak, artinya kalau mereka tidak tahu mereka bertanya, seperti AA,
mengerjakan soal ?
N : Kadang antusias kadang tidak, kalau soalnya sulit mereka tidak antusias
usaha dia.
P : Apakah siswa sudah mampu mengetahui atau menilai benar salahnya suatu
setiap siswanya.
P : Jadi ustad, siapa saja siswa siswa yang memiliki kemampuan matematika
yang bagus?
N : Ada MN, NZ, UK, AS, AA, NR, MP
70
EXPLANATION
A B
a 1
b 2
c 3
d 4
Fungsi ini digunakan untuk memperoleh nilai f ( x )=8 untuk nilai x=4
Jelaskan alasanmu!
3. Diketahui suatu fungsi f dengan rumus f (x)=ax+ b. Nilai fungsif untuk x=3
adalah7 dan nilai fungsi f untuk x=2adalah6 . Fungsi ini digunakan untuk
Jelaskan alasanmu!
EXPLANATION
A B
a 1
b 2
c 3
d 4
JAWAB :
Penyelesaian :
Fungsi ini digunakan untuk memperoleh nilai f ( x )=8 untuk nilai x=4
Jelaskan alasanmu!
73
JAWAB :
B= {2,4,6 } f ( x )=x + 4
C={ 1 ,2,3 , … } f ( 4 ) =4 +4 = 8
Jadi, Pernyataan tersebut sudah benar
3. Diketahui suatu fungsi f dengan rumus f (x)=ax+ b. Nilai fungsif untuk x=3
adalah7 dan nilai fungsi f untuk x=2adalah6 . Fungsi ini digunakan untuk
Jelaskan alasanmu!
JAWAB :
Penyelesaian :
f ( 2 ) =2 a+b=6 -
a=1
Jadi, pernyataan tersebut sudah benar, karena nilai dari f (0) adalah 4.
74
No. Pertanyaan
1. Informasi apa yang anda dapatkan dari soal?
2. Apa yang ditanyakan dari soal?
3. Bagaimana cara menyelesaikan soal tersebut?
4. Jelaskan jawaban yang anda tulis?
5. Mengapa Anda memberikan jawaban seperti itu?
6. Apakah anda yakin dengan jawaban tersebut?
75
SISWA
Indikator
Kemampuan
No
Berpikir Respon Siswa Kategori
.
Kritis Aspek
Explanation
1. Kemampuan Siswa tidak dapat menyebutkan apa yang
dengan tepat
Siswa mampu menyebutkan apa yang diketahui
dengan tepat
Sangat
Siswa tidak mampu menjelaskan jawabannya
Kurang
Siswa mampu menjelaskan jawabannya dengan
Siswa Dalam mengenai jawaban dengan tepat dan percaya diri, Sangat
dengan yakin
Siswa mampu memberikan alasan mengenai
yakin
Siswa mampu memberikan alasan mengenai
yakin
Siswa mampu memberikan alasan mengenai
Sangat
jawaban dengan tepat dan percaya diri, siswa
Baik
mampu mempertahankan jawaban dengan yakin
78
No Skor Soal
Nama Indikator
Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3
.
Sangat
Menyatakan Hasil Baik Cukup
Kurang
1. MN Menjelaskan Prosedur Baik Cukup Cukup
Sangat Sangat
Menyajikan Argumen Cukup
Kurang Kurang
Sangat Sangat
Menyatakan Hasil Baik
Baik Baik
Sangat
2. NZ Menjelaskan Prosedur Baik Baik
Baik
Sangat
Menyajikan Argumen Baik Baik
Baik
Menyatakan Hasil Baik Baik Baik
Sangat
3. UK Menjelaskan Prosedur Kurang Cukup
Baik
Menyajikan Argumen Baik Kurang Cukup
Menyatakan Hasil Baik Cukup Cukup
4. AS Menjelaskan Prosedur Baik Baik Baik
Menyajikan Argumen Baik Baik Cukup
Menyatakan Hasil Baik Baik Cukup
5. AA Menjelaskan Prosedur Baik Baik Baik
Menyajikan Argumen Baik Baik Baik
Menyatakan Hasil Cukup Baik Baik
Menjelaskan Prosedur Baik Cukup Cukup
6. NR Sangat
Menyajikan Argumen Baik Cukup
Kurang
7. MP Menyatakan Hasil Cukup Cukup Cukup
Sangat
Menjelaskan Prosedur Baik Cukup
Kurang
Menyajikan Argumen Baik Cukup Sangat
79
Kurang
80
School Tarakan
(1) P : Informasi apa yang adek dapatkan dari soal ?
(2) NZ : Ada diagram panah
(3) P : Domainnya siapa ?
(4) NZ : Domain yang A, kodomainnya yang B
(5) P : Domainnya siapa saja anggotanya ?
(6) NZ : a,b,c ,d
(7) P : Anggota dari kodomainnya siapa saja ?
(8) NZ : 1 ,2 , 3,4
(9) P : Yang ditanyakan dari soal apa ?
(10) NZ : Apakah diagram tersebut termasuk relasi ? jelaskan alasanmu
(11) P : Jawaban adek apa ?
(12) NZ : Iya
(13) P : Jelaskan kenapa adek bilang iya?
(14) NZ : Karena, relasi itu hubungan, hubungan antara anggota A dan
anggota B. Anggota A dipasangkan ke anggota B
(15) P : Anggotanya boleh ada yang tidak ada pasangannya ?
(16) NZ : Iya, boleh milih, boleh tidak
(17) P : Kalau fungsi ?
(18) NZ : Kalau fungsi semuanya harus punya pasangan, dan satu kali
pilih domainnya.
(19) P : Kalau relasi boleh punya 2 pasangan ?
81
(42) NZ : Iya
(43) P : Silahkan
(44) NZ : (Menghitung)
(45) P : Coba jelaskan apa yang adek tulis ?
(46) NZ : f ( x )=x + 4, xnya diganti4, 4 + 4=8
(65) P : Lalu ?
(66) NZ : Jadi 2+b=6 , b=6−2, b=4
(67) P : Darimana 2+b=6 ?
(68) NZ : Kan nilai a=1, jadi 2 x 1 = 2
(69) P : Lalu nilai f ( 0 ) nya ?
(72) NZ : Bukan ustadzah, pakai rumus yang baru, yang barusan didapat
nilai a nya1, b nya 4.
pembelajaran matematika
secara tetus-menerus
matematika
matematika
pembelajaran matematika
pembelajaran matematika
pembelajaran matematika
terhadap matematika?
matematika?
dikerjakan?
87
matematika ?
kelas ?
anda?
kerjakan?
2. Menyatakan 17. Apa yang anda lakukan agar selalu bisa menjelaskan
metematika anda ?
sekolah ?
3. Menyajikan 27. Apakah anda berani untuk mengajukan pertanyaan
kelas?
pertanyaan di kelas?
tersebut ?
pembelajaran matematika?
Hasil Akhwat?
kelas?
pelajaran matematika?
materi matematika ?
materi matematika ?
tugas matematika ?
mengumpulkan tugasnya?
91
kelas ?
temannya?
dipahami ?
jawabannya?
Hasil matematika?
pembelajaran matematika?
matematika?
matematika ?
kelas ?
94
kerjakan ?
2. Menyatakan 12. Bagaimana cara siswa a.n …. agar selalu bisa
matematikanya?
sekolah ?
kemampuan metematikanya ?
3. Menyajikan 17. Bagaimana sikap siswa a.n …. dalam mengajukan
dipahami ?
21. Apa yang siswa a.n …. jika menemukan soal yang sulit
dipahami?
tersebut ?
temannya?
matematika?
kemampuan matematikanya?
pelajarannya?
2. Menyatakan 7. Bagaimana sikap siswa a.n …. jika ada temannya yang
sekolah ?
metematikanya ?
3. Menyajikan 11. Bagaimana keberanian siswa a.n …. dalam mengajukan
pahami ?
pendapatnya?
adek bisa ?
(4) AF : Alhamdulillah bisa ustadzah
(5) P : Apa benar adek ini teman dekat AA?
(6) AF : Iya benar ustadzah
(7) P : Menurut adek nih, bagaimana kesehariannya AA di kelas?
(8) AF : Dia itu, apa ya, baik terus pintar, partner ana dalam diskusi
belajar, dia tu bisa tau apa yang ana rasakan, teman curhat
juga
(9) P : Biasanya kalau lagi jam pelajaran matematika AA nya
gimana?
(10 AF : Dia ni bagus orangnya ustadzah, kalau misalnya mau ujian,
) kami ini komitmen ndak mau kasi tau jawaban, cuman
sebelumnya belajarnya sama sama. Kalau ana belum ngerti,
dia bilang “kayak gini na caranya”. kalau ana ada rumus yang
ndak paham dia yang bantu ana. Kalau waktunya kerjakan
soal, dia suka kok coba-coba soal.
(11 P : Biasa AA berani ndak bertanya sama guru?
)
(12 AF : Berani. Kadang kadang biasanya gini kan, kalau kelas lagi
) hening, terus ustad nya lagi tanya sesuatu, dia bilang “ayolah
kita tanya pertanyaan, biar ndak terasa sepi kelasnya”
Deskripsi :
peneliti bertanya apakah AA pernah menyerah atau putus asa saat mengerjakan
semangatin lagi sama AF biar semangat lagi cari jawaban. Jadi usaha ngitung-
“ana coba dulu, kadang tanya ustad juga, tanya-tanya teman. Ini gimana. Ana
Refleksi :
mencari jawaban dari suatu soal matematika dan jika tidak paham, maka akan
mengatakan “menyerah ustad saya ndak bisa”, ya saya ngasi petunjuk lagi, ya
juga…””(13-14).
jadi menolak, kalau misalnya dia tidak tau materinya karena takut sok tau”(45-
46).
berbeda dari teman yang lain, ustad AR mengatakan “Itu harus diskusi dulu
pastinya. AA diskusi dulu, dia ndak langsung ngikut aja kalau misalnya temannya
ketika saat diskusi ternyata pendapat temannya lebih benar, ustad AR mengatakan
Refleksi :
sikap yang tidak menyerah dan selalu berusaha dalam mengerjakan soal yang
teman yang belum paham dan menolak jika AA tidak paham materinya. AA juga
melakukan diskusi dengan temannya untuk mencari jawaban yang benar. Namun
temannya.
.
105
mengenai AA. Ketika ditanya apakah AA pernah putus asa atau menyerah pada
sekali dua kali, abis itu ndak, kalau misalnya dia bilang “susahnya matematika
ni”. Ana bilang “ndak, bisa aja tu kerjakan”, nah langsung kembali lagi
mengerjakan soal matematika yang susah, AF mengatakan, “Dia itu kayak ndak
gampang nyerah, selalu dia cari jawabannya. Dia suka coba coba kerjakan aja.
dari pada soal yang dikasi ustad arif tu, dia coba-coba pakai rumus yang
mengatakan, “Pernah. Dia mau. Palingan kadang-kadang dia tu, kalau misalnya
ana bilang “ ih susah, anti ngerti kah?”, “ngerti” langsung dia ajarilah gini
“Kalau misalnya dia ndak paham, kami kayak saling diskusi. Kalau sama sama
ustadzah, dia tetap pada pendiriannya karna dia bilang dia ingin mencari cara
cara yang baru atau misalnya ada cara lain seperti yang dicontohkan ustadz”(86-
pendapat temannya lebih benar daripada punya AA, AF menjawab, “dia mau
menerima ustadzah, dia malah bilang “oh cara kamu benar berati ini cara saya
salah”. Dia mencoba bagaimana caranya itu menjadi benar dengan usahanya,
nanti kalo dia udah benerin baru ditanya gini kah yang benar.”(89-90).
Refleksi :
dan melakukan diskusi dengan temannya untuk mencari jawaban yang benar.
temannya
107
Deskripsi :
Peneliti mewawancarai ibu ER pada hari Selasa yang merupakan orang tua
ya pernah. Biasanya kalau dia sudah seperti itu seperti itu ya, kadang ibu liat sih
kalau sudah seperti itu, kalau dia sudah keluar menenangkan diri, menenangkan
diri, sudah mulai ni o pasti ada kesulitan ini anak-anak. Kesulitan ya? Iya. Kalau
itu terbatas, kembali lagi ke ini, karna ibu ndak bisa bantu dia sampai dimana,
paling cukup semangat aja, jadi setelah itu saya liat dia masuk lagi, coba kerja
lagi itu. Mungkin kalo sudah kesulitan sekali bertanya sama temannya mungkin
biasanya ke abinya, cuman abinya kan paling malam baru bisa. Karna dia kerja,
Itu aja. Di rumah kami Cuma bertiga, nah biasanya dia paling ke temannya kali.
menjelaskan materi, ibu ER mengatakan “E kalau bersedia iya. Tapi ya itu, sesuai
kemampuannya aja. Kalau dia tidak tau, pasti dia bilang tidak tau. Sesuai
kemampuannya maksudnya. Dibantu kalau dia bisa, kalau ndak bisa ya sama
108
AA ketika ada temannya yang tidak setuju dengan pendapatnya AA pada saat
diskusi dengan temannya, ibu ER mengatakan “Na kalau ibu liat dari sikapnya
dia ya, sikapnya ke ibu dulu di ini, itukan termasuk keras ya, kalau saya bilang
begitu, mempertahankan ini, keras kepala, apa ya, egois apa ya. Itu sisi
sikap AA ketika dalam diskusi ternyata pendapat temannya lebih benar daripada
AA, ibu ER mengatakan “A kalau sudah seperti itu dia pasti ikut, ikut temannya.
Bukan tipikal anak yang ini yang kalau misalnya sudah punya pendirian ini ya
tetap itu walaupun salah tetap itu mungkin kasarnya egois atau ini ya.”(43-44).
Refleksi :
tua AA, AA memiliki sikap yang meskipun pernah menyerah namun selalu
kepada teman yang belum paham namun dengan sebatas pemahamannya saja. AA
(Gambar 1)
(Gambar 2)
Deskripsi :
110
Refleksi :
penjelasan kepada temannya sampai temannya paham. Observasi AA pada saat itu
juga sesuai dengan wawancara peneliti kepada subjek AA dan teman dekat AA.
111
Foto Tugas :
Deskripsi :
Salah satu tugas matematika ini diberikan pada senin, 27 Juli 2020. Tugas
tersebut diberikan sebagai latihan materi pangkat sebenarnya. Soal terdiri dari 5
nomor esay. Setiap nomornya dapat AA kerjakan. Tidak terdapat satu nomor pun
Refleksi :
RIWAYAT HIDUP
Pertama Negeri II Tarakan dan lulus pada tahun 2012. Meneruskan pendidikan ke
Sekolah Menengah Atas Negeri II Tarakan dan lulus pada tahun 2016.
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Pada tahun 2019 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tanjung