Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Mengikuti Seminar Proposal
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
YENI ROHYANI
19416286206044
Nim : 19416286206044
Mengetahui,
Koordinator Program Studi
Yeni Rohyani
Daftar Isi
PENDAHULUAN
2
kata atau bahasa tulis. Oleh karena itu membaca harus diajarkan sejak
pendidikan usia dini agar anak tidak kesulitan dalam membaca. Dasar dari
membaca bukan hanya sekedar menyuarkan bunyi bahasa dalam teks bacaan,
tetapi kegiatan membaca ini dilakukan meningkatkan kemampuan diri.
Menurut Farr, dalam dalman (2013:) “reading is the heart of oducation“
yang artinya membaca adalah jantung pendidikan . hampir seluruh akademis
melibatkan hal dalam membaca.
Pada tingkatan membaca, membaca permulaan merupakan tingkatan
yang paling penting.Hal ini dikarenakan membaca permulaan merupakan
kemampuan membaca dasar yang harus dikuasai anak sebelum anak
melanjutkan tahapan membaca dasar yang membaca yang lebih tinggi
(Hidayat, 2014). Brata (dalam Kumara, 2014) menyatakan pembelajaran
membaca tingkat permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran
membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa.
Menurut Zuchadi dan Budiasih (dalam Ardiyanti,2015) Membaca
permulaan merupakan tahap awal yang didapatkan anak dalam proses
belajar membaca.Membaca permulaan adalah keterampilan dasar membaca
bagi siswa dan alat untuk mengetahui makna dari isi mata pelajaran yang
dipelajarinya disekolah. Membaca permulaan merupakan program
pembelajaran yang khusus dirancang untuk siswa kelas-kelas awal pada
saat mulai memasuk sekolah dasar. Membaca ini menentukan seseorang
untuk menguasai kemampuan lainnya,melalui pembelajaran membaca
permulaan, siswa diharapkan mampu mengenali huruf, suku kata, kata,
kalimat, dan membaca dengan lancar, karena ketereampilan kemampuan
membaca permulaan sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan
keterampilan membaca lanjutan.
Namun kenyataanya, dalam kemampuan membaca bagi siswa adalah
kemampuan membaca permulaan. Umumnya siswa kelas rendah memiliki
kemampuan membaca kurang lancar dalam menghubungkan huruf menjadi
suku kata, maupun suku kata menjadi kata . Menurut (Windasari &
Apriliani,2022) kesulitan siswa dalam aktivitas membaca karena mereka
3
memiliki kesulitan dalam mengeja suku kata , membaca huruf dipotong
(ai,ou,oi,ei) maupun asal menebak dalam kegiatan membaca misalnya
mengurangi maupun menambagkan huruf dalam membaca.
Siswa mengalami kesulitan dalam membaca mereka sering ragu-ragu
dalam membaca suku kata, sering menebak-nebak suku kata yang dibaca
,menghilangkan atau menggantikan huruf saat dibaca, kesulitan tersebut
menyebabkan siswa tidak memahami maksud dari bacaan, sehingga
berdampak pada prestasi belajar siswa disekolah.
Adapun permasalah-permasalahan yang temui di lapangan saat
melakukan observasi di SDN Panyingkiran III, diketahui bahwa
pembelajaran kemampuan membaca masih menggunakan paradigma lama
yang dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa pasif. Guru masih
mengajar dengan menggunakan metode konvensional yaitu metode
pembelajaran yang terpusat pada guru, yang bersifat ceramah sehingga
kegiatan belajar mengajar menjadi monoton dan kurang menarik pada siswa.
Siswa masih banyak ditemui tidakmampuan siswa yang kurang mengenal
huruf-huruf alfabetis, siswa kesulitan membaca kata yang berakhiran
konsonan, membaca suku kata, siswa sering menghilangkan huruf ketika
membaca kalimat sederhana, minat membaca pada siswa masih sangat
kurang karenakan masa-masa tersebut masanya anak bermain sehingga anak
kurang aktif memperhatikan pembelajaran yang berlangsung.
Permasalahan dalam kesulitan membaca yang telah ditemukan
dilapangan, disebabkan karena ada beberapa anak yang belum mengenal huruf,
kesulitan membedakan huruf vokal dan kesulitan menggabungkan kata, juga
rendah nya minat membaca anak. Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan diketahui bahwa masih ada beberapa siswa yang masih belum lancar
membaca. Hal ini karena kurang perhatiannya dari orang tua, dari 21 orang
siswa terdapat 10 siswa yang sudah lancar dalam membaca dan terdapat 5
orang yang sudah mengenal huruf dan bisa mengeja suku kata, namun belum
lancar merangkai 3 suku kata, dan ada 6 orang yang belum mengenal huruf dan
membedakan huruf.
4
Maka Perlu adanya pemecahan masalah dari kesulitan membaca yang dialami
siswa.
Salah satu solusi yang ditawarkan pada penelitian ini adalah metode
silaba merupakan metode suku kata yang menyajikan kata menjadi suku kata
kemudian merangkai suku kata menjadi kata dengan tujuan siswa yang belum
mampu membaca kata dapat membaca kata. keunggulan metode silaba
dibandingkan dengan metode membaca yang lain adalah “metode silaba akan
mempermudah anak yang mengalami kesulitan dalam membaca untuk
mempelajari hubungan antara gabungan huruf yang tertulis dengan bunyinya
serta pengenalan kata secara tepat.
Metode silaba merupakan metode suku kata yang menyajikan kata
menjadi suku kata lalu merangkai suku kata menjadi kata dengan tujuan siswa
yang belum mampu membaca kata dapat membaca kata. Keunggulan metode
silaba dibandingkan menggunakan metode membaca yang lain adalah metode
silaba Akan mempermudah anak yang mengalami kesulitan dalam membaca
untuk mempelajari korelasi huruf yang tertulis dengan bunyi nya serta
pengenalan kata yang tepat. (Kumara, 2015).
Metode silaba adalah metode yang paling memungkinkan dari Metode
lain yang akan diterapkan atau diharapkan untuk ditingkatkan kemampuan
membaca. Pertimbangkan bahwa metode ini mudah untuk memulai Pasangkan
dengan strategi dan media lain. proses pembelajaran Mulailah dengan beberapa
suku yang dibaca siswa, mengingat siswa pernah Masuk tahap pertama
mengenal huruf dan mampu membaca suku kata Bagus sekali. Beban siswa
setelah menghadapi kata-kata panjang dapat Diselesaikan dengan metode
silaba, yang menampilkan beberapa kata suku kata. Melalui pengalaman dalam
proses pembelajaran, siswa mengalami kesulitan membaca, mampu membaca
dengan metode silaba sedikit demi sedikit persuku kata hingga akhir bacaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diadakan penelitian yang
berjudul “pengaruh metode silaba terhadap kemampuan membaca permulaan
siswa kelas I Di Sekolah Dasar’’
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi permasalahan di kelas
sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan membaca permulaan siswa kelas
2. Terdapat beberapa siswa yang kesulitan dalam membedakan huruf vokal
3. Kurangnya minat siswa membaca sehingga menghambat proses
pembelajaran yang berlangsung.
4. Pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga terlalu
monoton dan kurang menarik pada siswa.
5. Siswa masih kurang lancar dalam menghubungkan huruf menjadi suku
kata, maupun suku kata menjdi kata.
A. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang terlah diuraikan di atas, agar
pembelajaran dapat fokus dan mencapai apa yang diharapkan, maka
permasalahan penelitian hanya di batasi sebagai berikut:
1. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode Silaba
2. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh metode silaba terhadap
kemampuan membaca di sekolah dasar .
3. Penelitian pengaruh metode silba terhadap kemampuan membaca di sekolah
dasar ini dilakukan di jenjang Sekolah Dasar kelas I.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh metode silaba terhadap kemampuan membaca
permulaan siswa kelas I sekolah dasar ?
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode silaba
terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas I sekolah dasar.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Manfaat penggunaan metode silaba ini mempermudah siswa yang
mengalami kesulitan dalam membaca untuk mempelajari hubungan antara
gabungan huruf yang tertulis dengan bunyinya serta pengenalan kata secara
tepat
2. Bagi guru
Dengan menggunakan metode silaba ini dalam mengajarkan membaca
permulaan lebih mudah dan membantu guru untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Metode silaba memiliki fungsi memudahkan siswa merangkai
suku kata menjadi kata yang bermakna.
3. Bagi Sekolah
Adapun untuk sekolah peneliti ini bermanfaaat untuk menigkatkan
kemampuan membaca siswa dengan menggunakan metode silaba yang telah
diterapkan selama peneliti.
4. Bagi peneliti
Bagi peneliti metode dalam penelitian ini sebagai sarana untuk
meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan peneliti dalam
menerapkan metode silaba untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
1. Deskripsi Konseptual
1. Kemampuan Membaca Permulaan
Membaca merupakan salah satu skill dasar. yang sangat penting dimiliki
oleh peserta didik. Kemampuan membaca Akan sangat mempengaruhi
kemajuan belajar siswa. Menurut Zuchadi dan Budiasih (dalam
Ardiyanti,2015) Membaca permulaan merupakan tahap awal yang didapatkan
anak dalam proses belajar membaca. Membaca permulaan adalah keterampilan
dasar membaca bagi siswa dan alat untuk mengetahui makna dari isi mata
pelajaran yang dipelajarinya disekolah. Membaca permulaan merupakan
program pembelajaran yang khusus dirancang untuk siswa kelas-kelas awal
pada saat mulai memasuki sekolah dasar. Membaca ini menentukan seseorang
untuk menguasai kemampuan lainnya,melalui pembelajaran membaca
permulaan, siswa diharapkan mampu mengenali huruf, suku kata, kata,
kalimat, dan membaca dengan lancar, karena keterampilan membaca
permulaan sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan keterampilan
membaca lanjutan.
Membaca permulaan menurut (Hasanudin, 2016) mempunyai kedudukan
yang sangat penting, keterampilan membaca permulaan akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan membaca selanjutnya. Sebagai
keterampilan yang mendasari keterampilan berikutnya maka keterampillan
membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru, sebab jika dasar
itu tidak kuat, pada tahap membaca permulaan anak akan mengalami kesulitan
untuk dapat memiliki anak akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki
keterampilan membaca permulaan yang memadai. Menurut Darmiyati Zuhdi
(1996) Membaca permulaan ini mencakup:
8
a) Ketepatan menyuarakan tulisan: Siswa mengucapkan tulisan dengan jelas
dan lancar
b) Kewajaran lafal: Siswa melafalkan tulisan dengan baik dan benar
c) Kewajaran intonasi: Siswa mengucapkan kata dan kalimat secara baik dan
benar
d) Kelancaran: Siswa membaca dengan lancar semua bacaan
e) Kejelasan suara: Siswa membaca dengan suara jelas dan lantang sehingga
dapat di dengar semua siswa.
10
Menurut Sunardi (2010) mengemukakan “Kemampuan membaca
permulaan merupakan kebutuhan dasar karena sebagian informasi disajikan
dalam bentuk tertulis dan hanya diperoleh melalui membaca”. Berdasarkan
pendapat diatas dapat dijelaskan kemampuan dalam membaca permulaan akan
mendasari kemampuan membaca pada tahap selanjutnya, sehingga ketika anak
mengalami kesulitan dalam membaca permulaan anak tidak akan mempunyai
kemampuan membaca yang memadai.
Menurut Ichayatul Afrom (2013) faktor yang mempengaruhi
rendahnya kemampuan membaca permulaan peserta didik yang dipengaruhi
dari dalam diri peserta didik (internal) dan ada juga yang muncul, karena
pengaruh yang berasal dari luar diri peserta didik (eksternal).
a) Faktor internal yang mempengaruhi rendahnya kemampuan membaca
permulaan yaitu faktor yang disebabkan dari dalam diri peserta didik
terutama minat baca yang kurang dibiasakan untuk belajar membaca. Hal
ini menyebabkan rendahnya kemampuan membaca peserta didik. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Muhibbin syah (2002) yang menyatakan
bahwa “pengaruh rendahnya kemampuan membaca peserta didik yaitu
minat baca yang kurang dan kebiasaan belajar membaca peserta didik yang
kurang hal ini menyebabkan kemampuan membaca peserta didik tidak
terlatih”.
b) Faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan membaca peserta didik
yaitu terdiri dari Keadaan lingkungan keluarga Keadaan keluarga yang
bekerja memiliki waktu yang sangat sedikit ketika berada di rumah untuk
membimbing anaknya belajar membaca. Hal ini berpengaruh terhadap pola
belajar anak karena kesibukan orang tua dalam bekerja sehingga tiap hari
waktu luang sangat minim bahkan hampir tidak ada untuk melakukan
kegiatan baca. Anak yang setiap hari jarang melihat keluarganya melakukan
kegiatan membaca secara umum anak juga kurang memiliki kegemaran
dalam membaca Hal di atas sejalan dengan pendapat Hendrariahdo (2012)
yang menyatakan bahwa: “Keadaan lingkungan keluarga juga menentukan
dalam pembentukan karakter minat membaca pada anak. Anak yang berasal
11
dari keluarga yang kurang minat membaca akan berpengaruh negatif
terhadap kemampuan membaca pada anak”
Selain itu, penyebab siswa tidak lancar membaca karena faktor dari
kedua orang tua karena tidak ada dorongan dan kemauan anak, berkaitan
dengan kemampuan membaca siswa belum memahami huruf, suku kata dan
kata masih banyak yang mengalami kendala dalam proses pembelajaran hal ini
yang mengakibatkan siswa mendapatkan nilai terendah. Kemampuan membaca
siswa sebelum tindakan diketahui sebagian anak belum berani tampil didepan
kelas untuk menyebutkan huruf, suku kata dan kata, dan anak belum mampu
menceritakan kembali sesuai urutan dan isi suku kata yang disampaikan guru .
Kegiatan membaca hendaknya dapat berjalan dengan baik dan
berkelanjutan. Kegiata nmembaca dapat dikatakan baik dan berhasilapabila
memenuhi kriteria penilaian keterampilan membaca. Penilaian keterampilan
membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang memiliki
penilaian sendiri. Agar dapat memiliki keterampilan membaca yang baik,maka
seseorang hendaknya menguasai beberapa criteria penilaian keterampilan
membaca. Adapun kriteria penilaian keterampilan membaca menurut
Nurgiyantor (2013) .
Pada indikator membaca permulaan siswa mampu mengenal simbol
huruf vokal, konsonan, membedakan kata yang memiliki huruf awal yang sama
dan menyusun kata menjadi sebuah kata. Menurut Iskandar Wassid dan
Dadang senendar,(2003) tujuan pembelajaran membaca dibagi menjadi tingkat
pemula, menengah dan mahir. Menurutnya, tujuan pembelajaran membaca
bagi pemula adalah sebagai berikut:
1) Ketepatan menyuarakan tulisan: Siswa mengucapkan tulisan dengan jelas
dan lancar
2) Kewajaran lafal: Siswa melafalkan tulisan dengan baik dan benar.
3) Kewajaran intonasi: Siswa mengucapkan kata dan kalimat secara baik dan
benar
4) Kelancaran: Siswa membaca dengan lancar semua bacaan
12
5) Kejelasan suara: Siswa membaca dengan suara jelas dan lantang sehingga
dapat di dengar semua siswa.
15
3) Tahap ketiga, selanjutnya merangkai kata menjadi kalimat sederhana.
Misalnya:
ka – ki ku – da
ba – ca bu – ku
cu – ci ka – ki
16
2. Penelitian Yang Relavan
Penelitian dengan topik ini bukanlah hal yang pertama kali dilakukan.
Ada beberapa hasil yang serupa dengan penelitian yang penulis lakukan. Oleh
karena itu, penelitian ini pun banyak di lakukan dari penelitian sebelumnya.
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meilina Fian dkk,2022
dengan judul efektivitas Efektivitas Metode Silaba dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Permulaan bagi Siswa Disleksia di SDN 17 Jawa
Gadut.penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen berbentuk
single subject research (SSR)dengan desain a-b-a. Penelitian bertujuan
membuktikan efektivitas metode silaba dalam meningkatkan kemampuan
membaca permulaan bagi anak disleksia. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis visual grafik. Hasil analisis data dari 17 kali
pengamatan dan dalam 3 kondisi yaitu baseline pertama (A1) memperoleh
hasil 20%,26%,30%, 30%. Pada intervensi (B) memperoleh hasil l56
%60%,64%,64%,68%,76%,76%,76%. Terakhir pada baseline kedua (A2)
memperoleh hasil 80%, 86%, 86% 86%. Hasil penelitian menunjukkan
kemampuan membaca permulaan meliputi suku kata meningkat setelah
menggunakan metode silaba bagi anak disleksia di kelas III di jawa gadut
Padang.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu sama-sama membahas kemampuaan membaca permulaan siswa , dan
subjek yang diambil sama-sama siswa Sekolah Dasar, Namun perbedaannya
yaitu penelitian tersebut membuktikan efektifitas metode silaba terhadap
kemampuan membaca sedangkan penelitian yang akan dilakukan
menggunakan pengaruh metode silaba terhadap kemampuan membaca .
2 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh narma ajeng
bellakarina 2018, yang berjudul “Pengaruh Metode Suku Kata Terhadap
Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunarungu di SLB Al Hidayah
Caruban” bertujuan untuk menyelidiki pengaruh metode suku kata terhadap
kemampuan membaca awal siswa di SLB AL Hidayah caruban. Metode
penelitian yang diguanakan adalah penelitian kuantitatif pra eksperimen.
Desain one group pre-test post-test diimplementasikan untuk memperoleh
kompetensi membaca awal siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Wilcoxon
17
match pair test statistic menggunakan teknik analisis data non parametrik.
Tingkat signifikans menunjukkan bahwa nilai Z adalah 2,66 lebih besar
dibandingkan dengan Z tabel pada tingkat kritis 55, 1,96. Menurut nilai ini,
nol hipotesis (Ho) ditolak sedangkan hipotesis kerja (Ha) diterima. Hasil
Persamaan penelitian tersebut Pada penelitian ini variabel independennya
samasama metode silaba dan variabel dependennya adalah keterampilan
membaca permulaan. Subjek yang diteliti merupakan siswa kelas I. Namun
perbedaannya yaitu penelitian tersebut bertujuan untuk menyelidiki
pengaruh metode suku kata terhadap kemampuan membaca awal tunarugu
siswa sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode
silaba terhadap kemampuan membaca permulaan siswa. penelitian ini
menunjukkan pengaruh yang signifikan dari metode suku kata terhadap
membaca permulaan kompetensi siswa tunarungu di SLB Al Hidayah
Caruban.
3. Beradasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Anif Isnatunnikmah
2016 yang berjudul “Metode Silaba Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan Anak Diseleksia Kelas 3 DI SD” Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh metode Silaba terhadap kemampuan membaca
permulaan penderita disleksia anak-anak. Jenis penelitian yang digunakan
adalah Kuantitatif pra eksperimen. Desain menggunakan one group pre test
and post test. Metode digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode
tes. Untuk analisis data, penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik
non parametrik uji tanda. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa ZH
= 2,05 > Z tabel = 1,96 pada taraf signifikan (uji dua sisi) sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan metode Silaba
terhadap kemampuan membaca permulaan sampai dengan yang ketiga kelas
anak disleksia di SDN WediGedanganSidoarjo dan SD TPI
GedanganSidoarja.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
Menggunakan metode silaba. Metode penelitian yang digunakan adalah pra
eksperimen one group pretestposttest., Namun perbedaannya yaitu penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode silaba terhadap
kemampuan membaca anak disleksia sedangkan penelitian yang akan
dilakukan menggunakan metode silaba terhadap kemampuan membaca
permulaan siswa.
18
3. Kerangka Berpikir.
Membaca permulaan adalah proses membaca yang dilakukan pada masa
kanak-kanak. Khususnya pada tahun awal SD yang merupakan tahapan dasar
dalam membaca, dimana bisa dilatih dari tingkat huruf, suku kata, dan kata
yang masih sangat sederhana dengan cara yang menyenangkan.
Kemampuan membaca merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang
diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan membaca permulaan selanjutnya. Sebagai kemampuan yang
mendasari membaca permulaan maka kemampuan membaca permulaan benar-
benar memerlukan perhatian guru. Membaca permulaan merupakan dimana
peserta didik belajar mengenal huruf, mengeja huruf menjadi suku kata hingga
menjadi kata dari bahan bacaan dengann intonasi yang baik dan benar. Dalam
membaca permulaan peserta didik kelas I SD Negeri Panyingkiran III telah
mencapai pada penguasaan membaca suku kata dan kata sederhana, namun
19
peserta didik masih kesulitan membaca rangkaian kata yang berimbuhan,
sehingga proses dalam membaca tidak terlaksana dengan lancar,
mempengaruhi proses dan tujuan membaca selanjutnya yaitu proses
pemaknaan. Selain itu juga, masalah yang ditemukan dilapangan yaitu minat
membaca peserta didik masih kurang. Dalam proses pembelajaran, pendidik
memakai metode untuk proses belajar mengajar yang dapat memudahkan
peserta didik untuk memahami apa yang sedang dipelajari, yaitu dengan
menggunakan metode silaba.
Metode silaba adalah metode yang menyajikan suatu kata menjadi
beberapa suku kata dan kemudian menggabungkannya menjadi kata/kalimat,
dengan tujuan yang belum mampu membaca kata menjadi mampu membaca
kata. Metode silaba adalah metode pembelajaran membaca permulaan yang
dalam pelaksanaannya mengenalkan kata terlebih dahulu kemudian
membentuk silaba dan dikupas menjadi huruf, selanjutnya dari huruf kembali
menjadi silaba, kemudian menjadi kata dan membentuk kalimat. Sehingga
peserta didik lebih cepat mengingat suku kata tanpa harus mengejanya.
Metode silaba ialah cara teratur yang ditempuh untuk membantu siswa
membaca dengan cara menyajikan suatu kata kedalam beberapa suku kata
berdasarkan pemikiran yang matang, serta situasi yang mendukung kelancaran
proses belajar, agar tidak ada bagian-bagiannya yang berkontradiksi, guna
mencapai maksud yang ditentukan. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
dari penerapan metode silaba adalah, metode ini cukup sederhana sehingga
murah dan mudah dilaksanakan oleh guru, mudah diterapkan dengan berbagai
pendekatan, teknik, maupun media pembelajaran bahasa yang beraneka
macam. Metode silaba dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas
I SD karena kesulitan yang dihadapi siswa ketika membunyikan kata-
katapanjang (berimbuhan) dapat teratasi dengan tampilan kata-kata panjang
yang ditemui, menjadi beberapa suku kata yang dapat dibaca dengan mudah
sehingga proses
maupun tujuan selanjutnya dapat dilaksanakan
20
4. Hipotesis penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan penyusunan kerangka pikir tentang
ansumsi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat baik secara
terpisah maupun secara bersama-sama, maka peneliti mengajukan hipotesis
penelitian yaitu:
H0: Tidak terdapat pengaruh metode suku kata terhadap keterampilan
membaca permulaan pada siswa kelas I.
H1: Terdapat pengaruh metode suku kata terhadap keterampilan membaca
permulaan pada siswa kelas I.
Berdasarkan kajian teori maka di rumuskan suatu hipotesis penelitian
yaitu “ jika terdapat pengaruh metode suku kata terhadap keterampilan
membaca permulaan pada siswa kelas I, maka keterampilan
membacapermulaan pada siswa kelas I akan mengalami peningkatan ”.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Karawang. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Januari –
Maret 2023
B. Desain Penelitian
22
adanya perbandingan , namun pengukuran dilakukan dua kali, diawal dan di
akhir perlakuan. Perlakuan yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut
pre test, dan perlakuan yang diberikan setelah eksperimen (O2) disebut post
test (Sugiyono 2016:74). Sehingga hasil dapat dibandingkan antara (O1) dan
(O2) untuk menemukan tingkat efektifitas perlakuan (X). Apabila (O1) dan
(O2) signifikan maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan tersebut akibat
perlakuan (X). Rencana ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O₁ - X - O₂
23
pengaruh perlakuan dapat diketahui secara lebih akurat dengan cara
membandingkan antara hasil pre-test dengan post-test.
24
Adapun indikator menurut darmayati zuhdi (1996) kemampuan membaca
yang di nilai adalah sebagai berikut:
1) Ketepatan menyuarakan tulisan: Siswa mengucapkan tulisan dengan jelas
dan lancar
2) Kewajaran lafal: Siswa melafalkan tulisan dengan baik danbenar
3) Kewajaran intonasi: Siswa mengucapkan kata dan kalimat secara baik dan
benar
4) Kelancaran: Siswa membaca dengan lancar semua bacaan
5) Kejelasan suara: Siswa membaca dengan suara jelas dan lantang sehingga
dapat di dengar semua siswa.
2. Definisi operasional
Kemampuan Membaca Permulaan
Secara operasional yang dimaksud kemampuan membaca permulaan
dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa yang menunjukan
kemampuan membaca permulaan dengan indikator :
1) Ketepatan menyuarakan tulisan
2) Kewajaran lafal
3) Kewajaran intonasi
4) Kelancaran
5) Kejelasan suara
3. Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat
informasi untuk dijadikan pedoman dalam menulis soal atau merakit soal
menjadi tes. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus
dilakukan sebelum penulisan soal. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan
penggunaan tes.
25
TABEL 1
KISI-KISI INSTRUMENT PENILAIAN KETRAMPILAN MEMBACA
PERMULAAN
26
Kewajaran intonasi S: kurang tepat dalam Cukup
penggunaanm intonasi. 2
27
RUBRIK PENILAIAN
HASIL KEMAMPUAN MEMBACAPERMULAAN SISWA
NamSiswa :
Kelas :
2. Kewajaran lafal 4
3. Kewajaran intonasi 4
4. Kelancaran 4
5. Kejelasan suara 4
D . Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat apakah suatu alat
ukur tersebut valid atau tidak valid. Alat ukur yang dimaksud disini merupakan
pertanyaan-peranyaan yang ada dalam kuesioner.pada penelitian ini validasi
digunakan untuk mengetahui kevalidan soal tes yang akan digunakan dalam
penelitian dan dilakukan seelum soal dilakukan kepada siswa. Soal yang diuji
kevalidannya sebanyak 10 butir soal. Untuk mengukur kevalidan soal, digunakan
rumus kolerasi yang digunakan sebagai berikut (0,516) . Kiteria butir soal validasi
tes tersebut akan digunakan untuk mengambil data yang akan mengukur datta
selanjutnya, sehingga interpretasi validitas termasuk dengan kategori baik.
28
E. Realibitas Penelitian
Uji Reliabilitas Menurut Ghozali (2018:45) reliabilitas sebenarnya adalah
alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi hasil pengukuran dari
kuesioner dalam penggunaan yang berulang. Jawaban responden terhadap
pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara
konsisten atau jawaban tidak boleh acak. Dalam mencari reliabilitas dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknis Cronbach Alpha untuk menguji
reliabilitas, alat ukur yaitu kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, pengetahuan
auditor serta audit judgment. Dengan kriteria pengambilan keputusan
sebagaimana dinyatakan oleh Ghozali (2018:46), yaitu jika koefisien Cronbach
Alpha > 0,70 maka pertanyaan dinyatakan andal atau suatu konstruk maupun
variabel dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika koefisien Cronbach Alpha < 0,70
maka pertanyaan dinyatakan tidak andal. Perhitungan reliabilitas formulasi
Cronbach Alpha ini dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS 25. Jika dibuat
dalam bentuk tabel maka akan menjadi seperti berikut:
Tabel 3.3.
Koefisien Reliabilitas Kriteria
> 0,9 Sangat Reliabel
0,7 – 0,9 Reliabel
0,4 – 0,7 Cukup Reliabel
0,2 – 0,4 Kurang Reliabel
< 0,2 Tidak Reliabel
29
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagai mana adanya tanpa kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisis perhitungan statistik deskriptif dapat melalui perhitungan mean
(rata- rata) median sedangkan besaran simpangan terdiri dari kebimbangan
baku,koefisiemn selisih dan harga jarak
2. Statisitik Inferensial
a. Uji Normalitas
Skor Pretest dan Posstest Uji normalitas data ini dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui normalitas data skor tes awal dan data skor akhir dengan
perumusan hipotesis sebagai berikut :
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
dengan kriteria pengujian :
Tolak H0 jika amax > Dtabel dan
Terima H0 jika amax ≤ Dtabel
30
Ha : Kedua varians tidak homogen (v1≠v2)
Dengan taraf signifikan α = 0,05 fhitung = 0,776 f tabel dan = 1,7878 maka
fhitung < f tabel sehingga Ho diterima berarti varians kedua data homogen.
Dengan kriteria sebagai berikut:
Jika fhitung < f tabel , maka Ho diterima berarti varians homogen
Jika fhitung < f tabel , maka Ho ditolak berarti varians tidak homogen.
31
DAFTAR PUSTAKA
Silvia, S., Pebriana, P. H., & Sumianto, S. 2021. Penerapan Metode Silaba
Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 3(1)
https://doi.org/10.31004/jpdk.v2i2.1336.
32
Deddy, S. 2019. Penerapan Metode Silaba Dalam Peningkatan Keterampilan
Membaca PAda Siswa Kelas I SDN 111 Bengkulu Selatan [IAIN
Bengkulu]. In e-Repository Perpustakaan IAIN Bengkulu (Vol. 8, Issue
5). http://repository.iainbengkulu.ac.id/id/eprint/3742
………..
33