You are on page 1of 37

PENGARUH METODE SILABA

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

PERMULAAN SISWA KELAS 1 DISEKOLAH DASAR

(Study Eksperimen pada Siswa Kelas I SDN Panyingkiran III


Tahun Pelajaran 2022/2023)

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Mengikuti Seminar Proposal
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

YENI ROHYANI
19416286206044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

Judul : Pengaruh Metode Silaba Terhadap Kemampuan


Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar

Nama : Yeni Rohyani

Nim : 19416286206044

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Pembimbing I, Pembimbing II,

Sri Wulan Anggraeni, S.Pd.,


Depi Prihamdani, SS., M.Pd
M.Pd
NIK 416200106
NIK 416200097

Mengetahui,
Koordinator Program Studi

Ayu Fitri, S.Pd., M.Pd


NIK 416200098
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.


Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentu tidak akan sanggup menyelesaikan proposal ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta saya yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga peneliti
mampu untuk menyelesaikan pembuatan proposal penelitian ini sebagai syarat
mengikuti sidang skripsi dengan judul “Pengaruh metode silaba terhadap
kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 disekolah dasar”
Penulis tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
peneliti mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk proposal ini, supaya
proposal ini nantinya dapat menjadi proposal yang lebih baik lagi. Kemudian,
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan proposal ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semuua
pihak dan sumber yang telah mendukung kesuksesan dari penyusunan hingga
selesainya penulisan proposal penelitian ini.

Wasalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Karawang, Juni 2023

Yeni Rohyani
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


PENGESAHAN ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ........................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 7


1. Kemampuan Pembaca Permulaan .......................................................... 7
2. Metode Pembelajaran Silaba .................................................................. 11
B. Penelitian Yang Relevan .............................................................................. 15
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 16
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 19

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 19


B. Desain Penelitian .......................................................................................... 19
C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 21
E. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data ........................................................ 27
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang penelitian


Membaca merupakan salah satu Kemampuan berbahasa yang sangat
penting dikuasai agar dapat berkomunikasi secara optimal. Seseorang Akan
memperoleh berbagai pengetahuan baru yang mampu meningkatkan
wawasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup ke
depan yang semakin kompleks. Hal ini dimaksudkan agar semua peserta
didik mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting.
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib untuk semua jenjang
pendidikan SD.
Rahim (2007:) berpendapat masyarakat yang gemar membaca
memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang semakin meningkatkan
kecerdasannya sehingga mereka mampu menjawab tantangan di masa depan.
Dengan membaca, seseorang dapat membuka wawasan baru yang luas.Burns,
dkk (dalam Rahim 2007) mengemukakan bahwa keterampilan membaca
merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun
anak- anak yang belum memahami pentingnya belajar membaca tidak akan
termotivasi untuk belajar membaca.
Menurut Rahim (dalam Tahmidaten & Krismanto, 2020) membaca pada
hakikatnya merupakan sesuatu yang rumit yang mengaitkan banyak perihal,
tidak hanya melafalkan tulisan, namun pula mengaitkan kegiatan visual,
berpikir, psikolinguistik, serta metakognitif. Sebagai proses visual membaca
ialah proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam perkata lisan.
Sebagai sistem berpikir, membaca termasuk kegiatan pengenalan kata, literal,
membaca kritis, serta uraian kreatif (Hendrayani, 2018).
Membaca merupakan aspek yang sangat penting dan perlu
dikembangkan dalam kemampuan membaca. Menurut tarigan (2008)
Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk
1
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-

2
kata atau bahasa tulis. Oleh karena itu membaca harus diajarkan sejak
pendidikan usia dini agar anak tidak kesulitan dalam membaca. Dasar dari
membaca bukan hanya sekedar menyuarkan bunyi bahasa dalam teks bacaan,
tetapi kegiatan membaca ini dilakukan meningkatkan kemampuan diri.
Menurut Farr, dalam dalman (2013:) “reading is the heart of oducation“
yang artinya membaca adalah jantung pendidikan . hampir seluruh akademis
melibatkan hal dalam membaca.
Pada tingkatan membaca, membaca permulaan merupakan tingkatan
yang paling penting.Hal ini dikarenakan membaca permulaan merupakan
kemampuan membaca dasar yang harus dikuasai anak sebelum anak
melanjutkan tahapan membaca dasar yang membaca yang lebih tinggi
(Hidayat, 2014). Brata (dalam Kumara, 2014) menyatakan pembelajaran
membaca tingkat permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran
membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa.
Menurut Zuchadi dan Budiasih (dalam Ardiyanti,2015) Membaca
permulaan merupakan tahap awal yang didapatkan anak dalam proses
belajar membaca.Membaca permulaan adalah keterampilan dasar membaca
bagi siswa dan alat untuk mengetahui makna dari isi mata pelajaran yang
dipelajarinya disekolah. Membaca permulaan merupakan program
pembelajaran yang khusus dirancang untuk siswa kelas-kelas awal pada
saat mulai memasuk sekolah dasar. Membaca ini menentukan seseorang
untuk menguasai kemampuan lainnya,melalui pembelajaran membaca
permulaan, siswa diharapkan mampu mengenali huruf, suku kata, kata,
kalimat, dan membaca dengan lancar, karena ketereampilan kemampuan
membaca permulaan sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan
keterampilan membaca lanjutan.
Namun kenyataanya, dalam kemampuan membaca bagi siswa adalah
kemampuan membaca permulaan. Umumnya siswa kelas rendah memiliki
kemampuan membaca kurang lancar dalam menghubungkan huruf menjadi
suku kata, maupun suku kata menjadi kata . Menurut (Windasari &
Apriliani,2022) kesulitan siswa dalam aktivitas membaca karena mereka

3
memiliki kesulitan dalam mengeja suku kata , membaca huruf dipotong
(ai,ou,oi,ei) maupun asal menebak dalam kegiatan membaca misalnya
mengurangi maupun menambagkan huruf dalam membaca.
Siswa mengalami kesulitan dalam membaca mereka sering ragu-ragu
dalam membaca suku kata, sering menebak-nebak suku kata yang dibaca
,menghilangkan atau menggantikan huruf saat dibaca, kesulitan tersebut
menyebabkan siswa tidak memahami maksud dari bacaan, sehingga
berdampak pada prestasi belajar siswa disekolah.
Adapun permasalah-permasalahan yang temui di lapangan saat
melakukan observasi di SDN Panyingkiran III, diketahui bahwa
pembelajaran kemampuan membaca masih menggunakan paradigma lama
yang dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa pasif. Guru masih
mengajar dengan menggunakan metode konvensional yaitu metode
pembelajaran yang terpusat pada guru, yang bersifat ceramah sehingga
kegiatan belajar mengajar menjadi monoton dan kurang menarik pada siswa.
Siswa masih banyak ditemui tidakmampuan siswa yang kurang mengenal
huruf-huruf alfabetis, siswa kesulitan membaca kata yang berakhiran
konsonan, membaca suku kata, siswa sering menghilangkan huruf ketika
membaca kalimat sederhana, minat membaca pada siswa masih sangat
kurang karenakan masa-masa tersebut masanya anak bermain sehingga anak
kurang aktif memperhatikan pembelajaran yang berlangsung.
Permasalahan dalam kesulitan membaca yang telah ditemukan
dilapangan, disebabkan karena ada beberapa anak yang belum mengenal huruf,
kesulitan membedakan huruf vokal dan kesulitan menggabungkan kata, juga
rendah nya minat membaca anak. Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan diketahui bahwa masih ada beberapa siswa yang masih belum lancar
membaca. Hal ini karena kurang perhatiannya dari orang tua, dari 21 orang
siswa terdapat 10 siswa yang sudah lancar dalam membaca dan terdapat 5
orang yang sudah mengenal huruf dan bisa mengeja suku kata, namun belum
lancar merangkai 3 suku kata, dan ada 6 orang yang belum mengenal huruf dan
membedakan huruf.

4
Maka Perlu adanya pemecahan masalah dari kesulitan membaca yang dialami
siswa.
Salah satu solusi yang ditawarkan pada penelitian ini adalah metode
silaba merupakan metode suku kata yang menyajikan kata menjadi suku kata
kemudian merangkai suku kata menjadi kata dengan tujuan siswa yang belum
mampu membaca kata dapat membaca kata. keunggulan metode silaba
dibandingkan dengan metode membaca yang lain adalah “metode silaba akan
mempermudah anak yang mengalami kesulitan dalam membaca untuk
mempelajari hubungan antara gabungan huruf yang tertulis dengan bunyinya
serta pengenalan kata secara tepat.
Metode silaba merupakan metode suku kata yang menyajikan kata
menjadi suku kata lalu merangkai suku kata menjadi kata dengan tujuan siswa
yang belum mampu membaca kata dapat membaca kata. Keunggulan metode
silaba dibandingkan menggunakan metode membaca yang lain adalah metode
silaba Akan mempermudah anak yang mengalami kesulitan dalam membaca
untuk mempelajari korelasi huruf yang tertulis dengan bunyi nya serta
pengenalan kata yang tepat. (Kumara, 2015).
Metode silaba adalah metode yang paling memungkinkan dari Metode
lain yang akan diterapkan atau diharapkan untuk ditingkatkan kemampuan
membaca. Pertimbangkan bahwa metode ini mudah untuk memulai Pasangkan
dengan strategi dan media lain. proses pembelajaran Mulailah dengan beberapa
suku yang dibaca siswa, mengingat siswa pernah Masuk tahap pertama
mengenal huruf dan mampu membaca suku kata Bagus sekali. Beban siswa
setelah menghadapi kata-kata panjang dapat Diselesaikan dengan metode
silaba, yang menampilkan beberapa kata suku kata. Melalui pengalaman dalam
proses pembelajaran, siswa mengalami kesulitan membaca, mampu membaca
dengan metode silaba sedikit demi sedikit persuku kata hingga akhir bacaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diadakan penelitian yang
berjudul “pengaruh metode silaba terhadap kemampuan membaca permulaan
siswa kelas I Di Sekolah Dasar’’

5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi permasalahan di kelas
sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan membaca permulaan siswa kelas
2. Terdapat beberapa siswa yang kesulitan dalam membedakan huruf vokal
3. Kurangnya minat siswa membaca sehingga menghambat proses
pembelajaran yang berlangsung.
4. Pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga terlalu
monoton dan kurang menarik pada siswa.
5. Siswa masih kurang lancar dalam menghubungkan huruf menjadi suku
kata, maupun suku kata menjdi kata.
A. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang terlah diuraikan di atas, agar
pembelajaran dapat fokus dan mencapai apa yang diharapkan, maka
permasalahan penelitian hanya di batasi sebagai berikut:
1. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode Silaba
2. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh metode silaba terhadap
kemampuan membaca di sekolah dasar .
3. Penelitian pengaruh metode silba terhadap kemampuan membaca di sekolah
dasar ini dilakukan di jenjang Sekolah Dasar kelas I.

B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh metode silaba terhadap kemampuan membaca
permulaan siswa kelas I sekolah dasar ?

C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode silaba
terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas I sekolah dasar.

6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Manfaat penggunaan metode silaba ini mempermudah siswa yang
mengalami kesulitan dalam membaca untuk mempelajari hubungan antara
gabungan huruf yang tertulis dengan bunyinya serta pengenalan kata secara
tepat
2. Bagi guru
Dengan menggunakan metode silaba ini dalam mengajarkan membaca
permulaan lebih mudah dan membantu guru untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Metode silaba memiliki fungsi memudahkan siswa merangkai
suku kata menjadi kata yang bermakna.
3. Bagi Sekolah
Adapun untuk sekolah peneliti ini bermanfaaat untuk menigkatkan
kemampuan membaca siswa dengan menggunakan metode silaba yang telah
diterapkan selama peneliti.
4. Bagi peneliti
Bagi peneliti metode dalam penelitian ini sebagai sarana untuk
meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan peneliti dalam
menerapkan metode silaba untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan.

7
BAB II

TINJAUAN PUSATAKA
1. Deskripsi Konseptual
1. Kemampuan Membaca Permulaan
Membaca merupakan salah satu skill dasar. yang sangat penting dimiliki
oleh peserta didik. Kemampuan membaca Akan sangat mempengaruhi
kemajuan belajar siswa. Menurut Zuchadi dan Budiasih (dalam
Ardiyanti,2015) Membaca permulaan merupakan tahap awal yang didapatkan
anak dalam proses belajar membaca. Membaca permulaan adalah keterampilan
dasar membaca bagi siswa dan alat untuk mengetahui makna dari isi mata
pelajaran yang dipelajarinya disekolah. Membaca permulaan merupakan
program pembelajaran yang khusus dirancang untuk siswa kelas-kelas awal
pada saat mulai memasuki sekolah dasar. Membaca ini menentukan seseorang
untuk menguasai kemampuan lainnya,melalui pembelajaran membaca
permulaan, siswa diharapkan mampu mengenali huruf, suku kata, kata,
kalimat, dan membaca dengan lancar, karena keterampilan membaca
permulaan sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan keterampilan
membaca lanjutan.
Membaca permulaan menurut (Hasanudin, 2016) mempunyai kedudukan
yang sangat penting, keterampilan membaca permulaan akan sangat
berpengaruh terhadap keterampilan membaca selanjutnya. Sebagai
keterampilan yang mendasari keterampilan berikutnya maka keterampillan
membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru, sebab jika dasar
itu tidak kuat, pada tahap membaca permulaan anak akan mengalami kesulitan
untuk dapat memiliki anak akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki
keterampilan membaca permulaan yang memadai. Menurut Darmiyati Zuhdi
(1996) Membaca permulaan ini mencakup:

8
a) Ketepatan menyuarakan tulisan: Siswa mengucapkan tulisan dengan jelas
dan lancar
b) Kewajaran lafal: Siswa melafalkan tulisan dengan baik dan benar
c) Kewajaran intonasi: Siswa mengucapkan kata dan kalimat secara baik dan
benar
d) Kelancaran: Siswa membaca dengan lancar semua bacaan
e) Kejelasan suara: Siswa membaca dengan suara jelas dan lantang sehingga
dapat di dengar semua siswa.

Anak diperkenalkan dengan huruf abjad A-Z, huruf-huruf tersebut perlu


dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyi nya. Setelah anak
diperkenalkan dengan huruf abjad dan melafalkan nya lalu anak diperkenalkan
cara membaca suku kata, kata dan kalimat, dalam hal ini anak perlu
diperkenalkan untuk merangkai huruf-huruf yang telah dilafalkannya agar
dapat membentuk suku kata, kata dan kalimat. Setelah mampu membaca
kalimat pendek, anak perlu dilatih membaca kalimat lengkap menurut Dalman
(2017).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan keterampilan
kemampuan membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan membaca lanjut sebagai keterampilan yang mendasar maka
keterampilan kemapuan membaca permulaan benar-benar memerlukan
perhatian guru.
Menurut Mutahisin (2012) Membaca permulaan diberikan kepada peserta
didik semenjak di taman kanak-kanak, kelas 1sekolah dasar. Membaca
Permulaan disajikan melalui dua cara yaitu membaca permulaan tanpa buku
dan membaca permulaan dengan buku. Membaca permulaan tanpa buku
maksudnya ketika membaca tanpa menggunakan buku sebagai media
pembelajaran yang telah tersedia agar tidak membebani siswa. Membaca
permulaan dengan buku maksudnya anak telah diperkenalkan kepada tulisan
yang terdapat dalam buku secara berseri karena telah mengenal semua lambang
bunyi, jadi fungsi membaca di sini untuk melancarkan. Membaca permulaan
dengan buku merupakan tahapan yang cocok bagi kelas dua dengan
9
karakteristikanya yang sudah membaca suku kata.

10
Menurut Sunardi (2010) mengemukakan “Kemampuan membaca
permulaan merupakan kebutuhan dasar karena sebagian informasi disajikan
dalam bentuk tertulis dan hanya diperoleh melalui membaca”. Berdasarkan
pendapat diatas dapat dijelaskan kemampuan dalam membaca permulaan akan
mendasari kemampuan membaca pada tahap selanjutnya, sehingga ketika anak
mengalami kesulitan dalam membaca permulaan anak tidak akan mempunyai
kemampuan membaca yang memadai.
Menurut Ichayatul Afrom (2013) faktor yang mempengaruhi
rendahnya kemampuan membaca permulaan peserta didik yang dipengaruhi
dari dalam diri peserta didik (internal) dan ada juga yang muncul, karena
pengaruh yang berasal dari luar diri peserta didik (eksternal).
a) Faktor internal yang mempengaruhi rendahnya kemampuan membaca
permulaan yaitu faktor yang disebabkan dari dalam diri peserta didik
terutama minat baca yang kurang dibiasakan untuk belajar membaca. Hal
ini menyebabkan rendahnya kemampuan membaca peserta didik. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Muhibbin syah (2002) yang menyatakan
bahwa “pengaruh rendahnya kemampuan membaca peserta didik yaitu
minat baca yang kurang dan kebiasaan belajar membaca peserta didik yang
kurang hal ini menyebabkan kemampuan membaca peserta didik tidak
terlatih”.
b) Faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan membaca peserta didik
yaitu terdiri dari Keadaan lingkungan keluarga Keadaan keluarga yang
bekerja memiliki waktu yang sangat sedikit ketika berada di rumah untuk
membimbing anaknya belajar membaca. Hal ini berpengaruh terhadap pola
belajar anak karena kesibukan orang tua dalam bekerja sehingga tiap hari
waktu luang sangat minim bahkan hampir tidak ada untuk melakukan
kegiatan baca. Anak yang setiap hari jarang melihat keluarganya melakukan
kegiatan membaca secara umum anak juga kurang memiliki kegemaran
dalam membaca Hal di atas sejalan dengan pendapat Hendrariahdo (2012)
yang menyatakan bahwa: “Keadaan lingkungan keluarga juga menentukan
dalam pembentukan karakter minat membaca pada anak. Anak yang berasal

11
dari keluarga yang kurang minat membaca akan berpengaruh negatif
terhadap kemampuan membaca pada anak”

Selain itu, penyebab siswa tidak lancar membaca karena faktor dari
kedua orang tua karena tidak ada dorongan dan kemauan anak, berkaitan
dengan kemampuan membaca siswa belum memahami huruf, suku kata dan
kata masih banyak yang mengalami kendala dalam proses pembelajaran hal ini
yang mengakibatkan siswa mendapatkan nilai terendah. Kemampuan membaca
siswa sebelum tindakan diketahui sebagian anak belum berani tampil didepan
kelas untuk menyebutkan huruf, suku kata dan kata, dan anak belum mampu
menceritakan kembali sesuai urutan dan isi suku kata yang disampaikan guru .
Kegiatan membaca hendaknya dapat berjalan dengan baik dan
berkelanjutan. Kegiata nmembaca dapat dikatakan baik dan berhasilapabila
memenuhi kriteria penilaian keterampilan membaca. Penilaian keterampilan
membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang memiliki
penilaian sendiri. Agar dapat memiliki keterampilan membaca yang baik,maka
seseorang hendaknya menguasai beberapa criteria penilaian keterampilan
membaca. Adapun kriteria penilaian keterampilan membaca menurut
Nurgiyantor (2013) .
Pada indikator membaca permulaan siswa mampu mengenal simbol
huruf vokal, konsonan, membedakan kata yang memiliki huruf awal yang sama
dan menyusun kata menjadi sebuah kata. Menurut Iskandar Wassid dan
Dadang senendar,(2003) tujuan pembelajaran membaca dibagi menjadi tingkat
pemula, menengah dan mahir. Menurutnya, tujuan pembelajaran membaca
bagi pemula adalah sebagai berikut:
1) Ketepatan menyuarakan tulisan: Siswa mengucapkan tulisan dengan jelas
dan lancar
2) Kewajaran lafal: Siswa melafalkan tulisan dengan baik dan benar.
3) Kewajaran intonasi: Siswa mengucapkan kata dan kalimat secara baik dan
benar
4) Kelancaran: Siswa membaca dengan lancar semua bacaan

12
5) Kejelasan suara: Siswa membaca dengan suara jelas dan lantang sehingga
dapat di dengar semua siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan


membaca adalah kesanggupan siswa dalam mengenal dan memahami huruf,
lambang-lambang tulisan yang kemudian diucapkan dan menitik beratkan
aspek ketepatan dalam menyuarakan tulisan, kewajaran lafal, kewajaran
intonasi, kelancaran dan kejelasan suara.

2. Metode pembelajaran silaba


Metode menurut Kamsinah (2008 ) metode merupakan cara yang
terstruktur dan teruji secara matang mencapai maksud dan tujuan. Kaitannya
dengan mengajar metode dapat diartikan sebagai cara untuk mencapai tujuan
dari pembelajaran yang ditelah ditetapkan oleh guru.
Salah satu Metode khusus membaca yang bisa diterapkan untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah metode silaba . Metode silaba menurut
Tarigan dalam (Hidayat, 2014) adalah Proses pembelajaran membaca
permulaan yang diawali dengan pengenalan suku kata seperti, bi, bu, be, be,
bo, ca, ci, cu, ce, co dan seterusnya lalu selanjutnya suku kata tersebut
dirangkaikan menjadi kata – kata yang bermakna.
Metode silaba terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran membaca
permulaaan pada siswa sekolah dasar. Hal ini di dukung oleh pendapat yang
dikemukan oleh Kamsinah (2008) bahwa metode silaba merupakan cara yang
terstruktur dan teruji secara matang untuk mencapai maksud dan tujuan.
Kaitannya dengan mengajar metode dapat diartikan sebagai cara untuk
mencapai tujuan dari pembelajaran yang ditelah ditetapkan oleh guru.
Metode silaba merupakan metode suku kata yang menyajikan kata
menjadi suku kata kemudian merangkai suku kata menjadi kata dengan tujuan
siswa yang belum mampu membaca kata dapat membaca kata. Wolf, Miller, &
Donnely (Kumara,2014) menjelaskan keunggunlan metode silaba
dibandingkan dengan metode membaca yang lain adalah “metode silaba akan
mempermudah anak yang mengalami kesulitan dalam membaca untuk
mempelajari hubungan
13
antara gabungan huruf yang tertulis dengan bunyinya serta pengenalan kata
secara tepat”
Metode Silaba adalah metode digunakan untuk membuat pembelajaran
lebih mudah dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Metode silaba memiliki fungsi untuk memudahkan siswa merangkai suku kata
menjadi kata yang bermakna sehingga dapat menimbulkan minat kepada siswa
serta memberikan motivasi untuk merangkai sendiri suku kata tersebut menjadi
katakata bermakna dan menuliskan kata tersebut ke dalam bentuk kalimat
sederhana (Rinja Efendi, 2017). Apabila pada awal pembelajaran siswa telah
termotivasi untuk belajar dengan baik, maka pembelajaran yang dilakukan
akan menjadi lancar, menyenangkan dan mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan dengan maksimal. Selain itu metode
silaba ini membantu siswa menjadi kreatif dalam merangkaikan suku kata
menjadi kata-kata bermakna. Hal tersebut membuat siswa lebih cepat
memahami materi dan lebih semangat untuk belajar.
Metode silaba bersifat luwes sehingga tepat diterapkan di sekolah dasar
(Nuramin, 2019). Salah satu metode yang dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif untuk mengatasi permasalahan kesulitan pada membaca permulaan
adalah dengan menerapkan metode kupas rangkai silaba. Hal ini disebabkan
karena metode silaba merupakan metode pembelajaran membaca permulaan
yang dalam pelaksanaannya mengenalkan kata terlebih dahulu kemudian
membentuk silaba dan dikupas menjadi huruf, selanjutnya dari huruf dirangkai
kembali menjadi silaba, kemudian menjadi kata dan membentuk kalimat.
Sehingga siswa lebih cepat mengingat suku kata tanpa harus mengejanya
(Syamsiyah, 2020, Rahmat, 2014, Fahrurrozi, 2016).

Menurut Supriyadi (2015), metode silaba atau suku kata yang


digunakan dalam pengajaran membaca awal, yaitu diawali dengan menyajikan
suku kata, kemudian dirangkai menjadi kata, merangkai kata dengan kata
menggunakan kata sambung, suku kata kemudian dilepas menjadi huruf, dan
mensintesiskan kembali huruf menjadi suku kata. Metode suku kata ini diawali
dengan langkah
14
guru mengenalkan suku kata seperti ba, bi bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di,
du, de, do, dan seterusnya. Kemudian suku-suku kata tersebut dirangkaikan
menjadi kata- kata yang bermakna, misalnya: /ba – bi/, /cu – ci/, /da – da/.
Lalu, dari suku kata tersebut dirangkaikan menjadi kalimat sederhana yang
dimaksud dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana.
Menurut Mustikawati (2015), metode suku kata adalah metode yang di
awali pengenalan suku kata dan di rangkai menjadi kata- kata bermakna. Metode ini
anak tidak perlu mengenal huruf satu persatu, namun akan di perkenalkan suku kata
seperti ba, bi, bu, be, bo. ca, ci, cu, ce, co. dan seterusnya. Metode suku kata dapat
memudah siswa dalam pembelajaran membaca permulaan pada kelas I. Metode silaba
adalah metode pembelajaran membaca permulaan yang tidak menekankan pada bunyi
yang dihasilkan atau tanpa memperdulikan peserta didik mengerti simbol atau belum.
Menurut Tarigan, proses pembelajaran membaca permulaan bagi siswa kelas I SD
menggunakan metode silaba ini diawali dengan pengenalan suka kata seperti ba, bi,
bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co,da, di, du, de, do, ka, ki, ku, ke, ko, dan seterusnya.
Selanjutnya suku kata tersebut dirangkai menjadi kata-kata bermakna. Misalnya: bo –
bi, bu – ku dan sebagainya. Dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi
kelompok kata atau kalimat sederhana, misalnya: Ba – ca bu – ku, Ka – ki ku – da.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode silaba
merupakan metode pengenalan suku-suku kata kemudian merangkai suku kata
tersebut menjadi kata-kata sederhana yang bermakna. Langkah-langkah penerapan
metode silaba (suku kata) adalah sebagai berikut:

1) Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata menjadi kata.


Misalnya:
ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, ka, ki, ku, ke, ko
2) Tahap kedua, kemudian merangkai menjadi kata-kata bermakna
menggunakan tanda hubung (-).
Misalnya:
ba – bi, cu – ci, da – da, ka – ki
ba – bu, ca – ci, du – da, ku – ku
bi – bi, ci – ca, da – du, ka – ku
ba – ca, ka – ca, du – ka, ku – da

15
3) Tahap ketiga, selanjutnya merangkai kata menjadi kalimat sederhana.
Misalnya:
ka – ki ku – da
ba – ca bu – ku
cu – ci ka – ki

Proses perangkaian suku kata menjadi kata-kata, menjadi kelompok


kata atau kalimat sederhana kemudian ditindak lanjuti dengan pengupasan
atau penguraian bentuk-bentuk tersebtu menjadi satuan-satuan bahasa terkecil
dibawahnya.

Menurut (Deddy syaputra, 2019) Metode silaba ini memiliki kelebihan


dan kekurangan,

Kelebihannya antara lain sebagai berikut


1) peserta didik mengeja huruf demi huruf
2) peserta didik belajar mengenal huruf dengan mengupas dan mengurai suku
kata- suku kata ulang dibaca
3) peserta didik dengan mudah mengetahui berbagai macam kata
4) penyajian tidak memakan waktu yang lama.

Kemudian, kekurangannya adalah sebagaii berikut:


1) peserta didik kurang mengenal huruf
2) peserta didik kesulitan membaca kata-kata lain karena mengingat suku kata
saja yang diajarkan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode silaba


akan mempermudah anak yang mengalami kesulitan dalam membaca untuk
mempelajari hubungan antara gabungan huruf yang tertulis dengan bunyinya
serta pengenalan kata secara tepat. metode silaba merupakan salah satu upaya
untuk pemecahan masalah tentang membaca permulaan.

16
2. Penelitian Yang Relavan
Penelitian dengan topik ini bukanlah hal yang pertama kali dilakukan.
Ada beberapa hasil yang serupa dengan penelitian yang penulis lakukan. Oleh
karena itu, penelitian ini pun banyak di lakukan dari penelitian sebelumnya.
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meilina Fian dkk,2022
dengan judul efektivitas Efektivitas Metode Silaba dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Permulaan bagi Siswa Disleksia di SDN 17 Jawa
Gadut.penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen berbentuk
single subject research (SSR)dengan desain a-b-a. Penelitian bertujuan
membuktikan efektivitas metode silaba dalam meningkatkan kemampuan
membaca permulaan bagi anak disleksia. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis visual grafik. Hasil analisis data dari 17 kali
pengamatan dan dalam 3 kondisi yaitu baseline pertama (A1) memperoleh
hasil 20%,26%,30%, 30%. Pada intervensi (B) memperoleh hasil l56
%60%,64%,64%,68%,76%,76%,76%. Terakhir pada baseline kedua (A2)
memperoleh hasil 80%, 86%, 86% 86%. Hasil penelitian menunjukkan
kemampuan membaca permulaan meliputi suku kata meningkat setelah
menggunakan metode silaba bagi anak disleksia di kelas III di jawa gadut
Padang.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu sama-sama membahas kemampuaan membaca permulaan siswa , dan
subjek yang diambil sama-sama siswa Sekolah Dasar, Namun perbedaannya
yaitu penelitian tersebut membuktikan efektifitas metode silaba terhadap
kemampuan membaca sedangkan penelitian yang akan dilakukan
menggunakan pengaruh metode silaba terhadap kemampuan membaca .
2 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh narma ajeng
bellakarina 2018, yang berjudul “Pengaruh Metode Suku Kata Terhadap
Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunarungu di SLB Al Hidayah
Caruban” bertujuan untuk menyelidiki pengaruh metode suku kata terhadap
kemampuan membaca awal siswa di SLB AL Hidayah caruban. Metode
penelitian yang diguanakan adalah penelitian kuantitatif pra eksperimen.
Desain one group pre-test post-test diimplementasikan untuk memperoleh
kompetensi membaca awal siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Wilcoxon

17
match pair test statistic menggunakan teknik analisis data non parametrik.
Tingkat signifikans menunjukkan bahwa nilai Z adalah 2,66 lebih besar
dibandingkan dengan Z tabel pada tingkat kritis 55, 1,96. Menurut nilai ini,
nol hipotesis (Ho) ditolak sedangkan hipotesis kerja (Ha) diterima. Hasil
Persamaan penelitian tersebut Pada penelitian ini variabel independennya
samasama metode silaba dan variabel dependennya adalah keterampilan
membaca permulaan. Subjek yang diteliti merupakan siswa kelas I. Namun
perbedaannya yaitu penelitian tersebut bertujuan untuk menyelidiki
pengaruh metode suku kata terhadap kemampuan membaca awal tunarugu
siswa sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode
silaba terhadap kemampuan membaca permulaan siswa. penelitian ini
menunjukkan pengaruh yang signifikan dari metode suku kata terhadap
membaca permulaan kompetensi siswa tunarungu di SLB Al Hidayah
Caruban.
3. Beradasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Anif Isnatunnikmah
2016 yang berjudul “Metode Silaba Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan Anak Diseleksia Kelas 3 DI SD” Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh metode Silaba terhadap kemampuan membaca
permulaan penderita disleksia anak-anak. Jenis penelitian yang digunakan
adalah Kuantitatif pra eksperimen. Desain menggunakan one group pre test
and post test. Metode digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode
tes. Untuk analisis data, penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik
non parametrik uji tanda. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa ZH
= 2,05 > Z tabel = 1,96 pada taraf signifikan (uji dua sisi) sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan metode Silaba
terhadap kemampuan membaca permulaan sampai dengan yang ketiga kelas
anak disleksia di SDN WediGedanganSidoarjo dan SD TPI
GedanganSidoarja.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
Menggunakan metode silaba. Metode penelitian yang digunakan adalah pra
eksperimen one group pretestposttest., Namun perbedaannya yaitu penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode silaba terhadap
kemampuan membaca anak disleksia sedangkan penelitian yang akan
dilakukan menggunakan metode silaba terhadap kemampuan membaca
permulaan siswa.

18
3. Kerangka Berpikir.
Membaca permulaan adalah proses membaca yang dilakukan pada masa
kanak-kanak. Khususnya pada tahun awal SD yang merupakan tahapan dasar
dalam membaca, dimana bisa dilatih dari tingkat huruf, suku kata, dan kata
yang masih sangat sederhana dengan cara yang menyenangkan.
Kemampuan membaca merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang
diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan membaca permulaan selanjutnya. Sebagai kemampuan yang
mendasari membaca permulaan maka kemampuan membaca permulaan benar-
benar memerlukan perhatian guru. Membaca permulaan merupakan dimana
peserta didik belajar mengenal huruf, mengeja huruf menjadi suku kata hingga
menjadi kata dari bahan bacaan dengann intonasi yang baik dan benar. Dalam
membaca permulaan peserta didik kelas I SD Negeri Panyingkiran III telah
mencapai pada penguasaan membaca suku kata dan kata sederhana, namun

19
peserta didik masih kesulitan membaca rangkaian kata yang berimbuhan,
sehingga proses dalam membaca tidak terlaksana dengan lancar,
mempengaruhi proses dan tujuan membaca selanjutnya yaitu proses
pemaknaan. Selain itu juga, masalah yang ditemukan dilapangan yaitu minat
membaca peserta didik masih kurang. Dalam proses pembelajaran, pendidik
memakai metode untuk proses belajar mengajar yang dapat memudahkan
peserta didik untuk memahami apa yang sedang dipelajari, yaitu dengan
menggunakan metode silaba.
Metode silaba adalah metode yang menyajikan suatu kata menjadi
beberapa suku kata dan kemudian menggabungkannya menjadi kata/kalimat,
dengan tujuan yang belum mampu membaca kata menjadi mampu membaca
kata. Metode silaba adalah metode pembelajaran membaca permulaan yang
dalam pelaksanaannya mengenalkan kata terlebih dahulu kemudian
membentuk silaba dan dikupas menjadi huruf, selanjutnya dari huruf kembali
menjadi silaba, kemudian menjadi kata dan membentuk kalimat. Sehingga
peserta didik lebih cepat mengingat suku kata tanpa harus mengejanya.
Metode silaba ialah cara teratur yang ditempuh untuk membantu siswa
membaca dengan cara menyajikan suatu kata kedalam beberapa suku kata
berdasarkan pemikiran yang matang, serta situasi yang mendukung kelancaran
proses belajar, agar tidak ada bagian-bagiannya yang berkontradiksi, guna
mencapai maksud yang ditentukan. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
dari penerapan metode silaba adalah, metode ini cukup sederhana sehingga
murah dan mudah dilaksanakan oleh guru, mudah diterapkan dengan berbagai
pendekatan, teknik, maupun media pembelajaran bahasa yang beraneka
macam. Metode silaba dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas
I SD karena kesulitan yang dihadapi siswa ketika membunyikan kata-
katapanjang (berimbuhan) dapat teratasi dengan tampilan kata-kata panjang
yang ditemui, menjadi beberapa suku kata yang dapat dibaca dengan mudah
sehingga proses
maupun tujuan selanjutnya dapat dilaksanakan

20
4. Hipotesis penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan penyusunan kerangka pikir tentang
ansumsi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat baik secara
terpisah maupun secara bersama-sama, maka peneliti mengajukan hipotesis
penelitian yaitu:
H0: Tidak terdapat pengaruh metode suku kata terhadap keterampilan
membaca permulaan pada siswa kelas I.
H1: Terdapat pengaruh metode suku kata terhadap keterampilan membaca
permulaan pada siswa kelas I.
Berdasarkan kajian teori maka di rumuskan suatu hipotesis penelitian
yaitu “ jika terdapat pengaruh metode suku kata terhadap keterampilan
membaca permulaan pada siswa kelas I, maka keterampilan
membacapermulaan pada siswa kelas I akan mengalami peningkatan ”.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri PANYINGKIRAN III, yang

berlokasi di Dusun Ciwelut Desa Panyingkiran, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten

Karawang. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Januari –

Maret 2023

B. Desain Penelitian

Menurut Cresweel (2010) ”metode penelitian merupakan suatu


cara untuk memeroleh pemecahan terhadap berbagai permasalahan
penelitian”. Sugiyono (2012) mengungkapkan bahwa “metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian dapat
dijadikan pedoman bagi penulis dan memudahkan penulis dalam
mengarahkan penelitiannya, sehingga tujuan dari penelitian dapat
tercapai.

Cresweel (2010) menyatakan bahwa, “pendekatan kuantitatif


adalah pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui
perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk
yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey
untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan
mereka”.Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan di dalam
penelitian untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji data
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif jenis penelitian
pra eksperimen dengan menggunakan desain “ the One Group pretest – post
test design” yaitu sebuah eksperimen yang melibatkan suatu kelompok tanpa

22
adanya perbandingan , namun pengukuran dilakukan dua kali, diawal dan di
akhir perlakuan. Perlakuan yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut
pre test, dan perlakuan yang diberikan setelah eksperimen (O2) disebut post
test (Sugiyono 2016:74). Sehingga hasil dapat dibandingkan antara (O1) dan
(O2) untuk menemukan tingkat efektifitas perlakuan (X). Apabila (O1) dan
(O2) signifikan maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan tersebut akibat
perlakuan (X). Rencana ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O₁ - X - O₂

Gambar 3.1 (Sugiyono,2016:75)


Keterangan:
O₁ = Pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca pada anak
tunarungu sebelum diberi perlakuan pembelajaran menggunakan
metode suku kata
X = Memberikan perlakuan dalam pembelajaran untuk kemampuan membaca
anak dengan menggunakan metodesuku kata
O₂ = Post test dilakukan pada subjek untuk mengetahui kemampuan
membaca anak

Terdapat beberapa jenis penelitian pre-eksperimen diantaranya:


One-Shot Case Study, One Group Pretest-Postest, Intact-Group
Comparison.

Ketiga rancangan pre-eksperimen menggunakan cara yang berbeda-


beda, akan tetapi setiap rancangan diberikan perlakuan atau treatment.
Perbedaannya terletak pada penggunaan pretest dalam rancangan (Yusuf,
2014). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan One Group
Pretest-Posttest, dalam rancangan ini Peneliti sebelumnya memberikan pre-test
kepada kelompok yang akan diberikan perlakukan. Kemudian peneliti
melakukan perlakuan atau treatment. Setelah selesai perlakuan, peneliti
memberikan post-test. Besarnya

23
pengaruh perlakuan dapat diketahui secara lebih akurat dengan cara
membandingkan antara hasil pre-test dengan post-test.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2018: 117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas I sekolah dasar
dengan jumlah 132 siswa
2. Sample
Menurut Sugiyono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan ukuran sampel
merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil
dalam melaksanakan suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik Random Sampling. Menurut Sugiyono (2018) Random
sampling dikatakan simple sederhana karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen. Penelitian ini menggunakan sample 22 siswa sebagai sample, hal ini
dikarenakan penulis menggunakan teknik kuantitatif dalam pengambilan data.

D. Teknik Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa:

1. Definisi konseptual Kemampuan membaca permulaan


kemampuan membaca merupakan kesanggupan anak untuk mengenali huruf
dan kata, kemudian menghubungkannya dengan bunyi, serta memahami
makna dari tulisan yang dibaca yang diawali dengan kemampuan
mendengarkan huruf dengan benar dan tepat.

24
Adapun indikator menurut darmayati zuhdi (1996) kemampuan membaca
yang di nilai adalah sebagai berikut:
1) Ketepatan menyuarakan tulisan: Siswa mengucapkan tulisan dengan jelas
dan lancar
2) Kewajaran lafal: Siswa melafalkan tulisan dengan baik danbenar
3) Kewajaran intonasi: Siswa mengucapkan kata dan kalimat secara baik dan
benar
4) Kelancaran: Siswa membaca dengan lancar semua bacaan
5) Kejelasan suara: Siswa membaca dengan suara jelas dan lantang sehingga
dapat di dengar semua siswa.

2. Definisi operasional
Kemampuan Membaca Permulaan
Secara operasional yang dimaksud kemampuan membaca permulaan
dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa yang menunjukan
kemampuan membaca permulaan dengan indikator :
1) Ketepatan menyuarakan tulisan
2) Kewajaran lafal
3) Kewajaran intonasi
4) Kelancaran
5) Kejelasan suara

3. Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat
informasi untuk dijadikan pedoman dalam menulis soal atau merakit soal
menjadi tes. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus
dilakukan sebelum penulisan soal. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan
penggunaan tes.

25
TABEL 1
KISI-KISI INSTRUMENT PENILAIAN KETRAMPILAN MEMBACA
PERMULAAN

Aspek Yang Patokan Skor Kriteria


Dinilai Maksimal
Ketepatan SB: tepat dalam Sangat baik
menyuarakan mengucapkan kata-kata dan 4
tulisan kalimat sederhana.
B: cukup tepat mengucapkan Baik
kata-kata dan kalimat 3
sederhana.
C: kurang tepat mengucapkan Cukup
kata-kata dan kalimat 2
sederhana.
K: tidak tepat mengucapkan Kurang
kata-kata dan kalimat 1
sederhana.
Kewajaran lafal SB: wajar, tidak dibuat-buat Sangat baik
dan tidak menunjukkan 4
ciri kedaerahan
B: cukup wajar, tidak Baik
dibuat-buat dan tidak 3
menunjukkan ciri kedaerahan.
S: kurang wajar, dibuat-buat Cukup
,dan menunjukkan ciri 2
kedaerahan.
K: tidak wajar, dibuat-buat Kurang
dan menunjukkan ciri 1
kedaerahan
Kewajaran intonasi SB: tepat dalam penggunaan Sangat baik
intonasi . 4

B: cukup tepat dalam Baik


penggunaanintonasi. 3

26
Kewajaran intonasi S: kurang tepat dalam Cukup
penggunaanm intonasi. 2

K: tidak tepat dalam Kurang


penggunaanintonasi. 1

Kelancaran SB: lancar dalam membaca Sangat baik


kalimat sederhana 4

B: cukup lancar tetapi Baik


belum tepatdalam
membaca kalimat 3
Sederhana
S: kurang lancar dalam Cukup
membaca kalimat sederhan 2

K: tidak lancar dalam Kurang


membaca kalimat sederhana. 1
Kejelasan suara SB: suara jelas. dan tidak Sangat baik
terbata-bata. 4

B: cukup jelas tetapi Baik


kurangtepat dan 3
tidak
terbata-bata.
S: kurang jelas dantidak Cukup
terbata-bata. 2

K:tidak jelas dan Kurang


terbata-bata. 1

27
RUBRIK PENILAIAN
HASIL KEMAMPUAN MEMBACAPERMULAAN SISWA

NamSiswa :

Kelas :

No Unsur yang dinilai Skor maksimum Skor Siswa

1. Ketepatan menyuarakan tulisan 4

2. Kewajaran lafal 4

3. Kewajaran intonasi 4

4. Kelancaran 4

5. Kejelasan suara 4

Jumlah Skor Total 20

N= Skor peroleh X 100


Skor maxsimal

D . Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat apakah suatu alat
ukur tersebut valid atau tidak valid. Alat ukur yang dimaksud disini merupakan
pertanyaan-peranyaan yang ada dalam kuesioner.pada penelitian ini validasi
digunakan untuk mengetahui kevalidan soal tes yang akan digunakan dalam
penelitian dan dilakukan seelum soal dilakukan kepada siswa. Soal yang diuji
kevalidannya sebanyak 10 butir soal. Untuk mengukur kevalidan soal, digunakan
rumus kolerasi yang digunakan sebagai berikut (0,516) . Kiteria butir soal validasi
tes tersebut akan digunakan untuk mengambil data yang akan mengukur datta
selanjutnya, sehingga interpretasi validitas termasuk dengan kategori baik.

28
E. Realibitas Penelitian
Uji Reliabilitas Menurut Ghozali (2018:45) reliabilitas sebenarnya adalah
alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi hasil pengukuran dari
kuesioner dalam penggunaan yang berulang. Jawaban responden terhadap
pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara
konsisten atau jawaban tidak boleh acak. Dalam mencari reliabilitas dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknis Cronbach Alpha untuk menguji
reliabilitas, alat ukur yaitu kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, pengetahuan
auditor serta audit judgment. Dengan kriteria pengambilan keputusan
sebagaimana dinyatakan oleh Ghozali (2018:46), yaitu jika koefisien Cronbach
Alpha > 0,70 maka pertanyaan dinyatakan andal atau suatu konstruk maupun
variabel dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika koefisien Cronbach Alpha < 0,70
maka pertanyaan dinyatakan tidak andal. Perhitungan reliabilitas formulasi
Cronbach Alpha ini dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS 25. Jika dibuat
dalam bentuk tabel maka akan menjadi seperti berikut:

Tabel 3.3.
Koefisien Reliabilitas Kriteria
> 0,9 Sangat Reliabel
0,7 – 0,9 Reliabel
0,4 – 0,7 Cukup Reliabel
0,2 – 0,4 Kurang Reliabel
< 0,2 Tidak Reliabel

29
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagai mana adanya tanpa kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisis perhitungan statistik deskriptif dapat melalui perhitungan mean
(rata- rata) median sedangkan besaran simpangan terdiri dari kebimbangan
baku,koefisiemn selisih dan harga jarak

2. Statisitik Inferensial
a. Uji Normalitas
Skor Pretest dan Posstest Uji normalitas data ini dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui normalitas data skor tes awal dan data skor akhir dengan
perumusan hipotesis sebagai berikut :
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
dengan kriteria pengujian :
Tolak H0 jika amax > Dtabel dan
Terima H0 jika amax ≤ Dtabel

Pengujian hipotesis menggunakan taraf signifikan = 0,05 dan = 0,2332 (dilihat


pada tabel D untuk uji Kolmogorov-Smirnov sampel tunggal) dengan kriteria
jika maka H0 diterima dan disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Menurut Aida Nur Santi/Jurnal Pendidikan, Vol 11, No 2(2020)


Uji Homogenitas Data Berdasarkan uji normalitas, diketahui tes awal, tes
akhir, dan N-Gain berdistribusi normal, maka selanjutnya dapat dilakukan uji
homogenitas. Pengujian homogenitas data ini dilakukan dengan teknik uji F
(Fisher) dengan cara membandingkan varians data terbesar dan terkecil.
Perumusan hipotesis pengujian homogenitas sebagai berikut :
Ho : Kedua varians homogen (v1=v2)

30
Ha : Kedua varians tidak homogen (v1≠v2)
Dengan taraf signifikan α = 0,05 fhitung = 0,776 f tabel dan = 1,7878 maka
fhitung < f tabel sehingga Ho diterima berarti varians kedua data homogen.
Dengan kriteria sebagai berikut:
Jika fhitung < f tabel , maka Ho diterima berarti varians homogen

Jika fhitung < f tabel , maka Ho ditolak berarti varians tidak homogen.

31
DAFTAR PUSTAKA
Silvia, S., Pebriana, P. H., & Sumianto, S. 2021. Penerapan Metode Silaba
Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 3(1)
https://doi.org/10.31004/jpdk.v2i2.1336.

Isnatunnikmah, Anif, and E. Rianto. "Metode silaba terhadap kemampuan


membaca disleksia kelas 3 di SD." Jurnal Pendidikan Khusus 8.2 (2016):
1-10.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-khusus/article/
view/16768

Fiani, M., & Irdamurni, I. (2022). Efektivitas Metode Silaba dalam


Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan bagi Siswa Disleksia di
SDN 17 Jawa Gadut. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(4),
3861-3868.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/
6085

Arifan, I. P. (2022). KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DILIHAT


DARI PENGGUNAAN METODE SUKU KATA (SILABA) SISWA SD
PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA (Doctoral dissertation,
Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan).
https://repository.unismabekasi.ac.id/561/

Tias, C. F. (2022). PENERAPAN METODE SILABA BERBANTU MEDIA


KARTU SUKA (SUKU KATA) DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I DI SDN
KURUNGAN NYAWA OKU TIMUR (Doctoral dissertation, UIN
RADEN INTA ISNATUNNIKMAH, A. METODE SILABA
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN.
https://core.ac.uk/download/pdf/230621064.pdfN LAMPUNG).
http://repository.radenintan.ac.id/22079/

ISNATUNNIKMAH, A. METODE SILABA TERHADAP KEMAMPUAN


MEMBACA PERMULAAN.
https://core.ac.uk/download/pdf/230621064.pdf

Syamsiyah, N. (2020). Metode Kupas Rangkai Silaba Sebagai Alternatif Dalam


Pembelajaran Membaca Permulaan Pada Anak Usia Dini. Hadlonah:
Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak, 1(1), 56-68.
https://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/hadlonah/article/
view/60

Arumaisah, A., & Suprapti, S. (2023). PENGARUH METODE SILABA


TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN SISWA
KELAS 1 DI MIM KLASEMAN SUKOHARJO TAHUN AJARAN
2022/2023 (Doctoral dissertation, UIN Surakarta). http://eprints.iain-
surakarta.ac.id/7683/1/SKRIPSI%20ARUMAISAH.pd

32
Deddy, S. 2019. Penerapan Metode Silaba Dalam Peningkatan Keterampilan
Membaca PAda Siswa Kelas I SDN 111 Bengkulu Selatan [IAIN
Bengkulu]. In e-Repository Perpustakaan IAIN Bengkulu (Vol. 8, Issue
5). http://repository.iainbengkulu.ac.id/id/eprint/3742

Khotimah, S. K. 2022. Pengaruh Metode Silaba Terhadap Kemampuan


Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 MI Salafiyah Kota Cirebon [Institut
Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon].
http://repository.syekhnurjati.ac.id/9338/

Yusuf, M. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan. Jakarta : KENCANA

………..

33

You might also like