You are on page 1of 20

Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

DETERMINAN AKSESIBILITAS INTERNET


FINANCIAL REPORTING (IFR) PEMERINTAH
IBU KOTA PROPINSI DI INDONESIA
Jenis Sesi Paper: Full Paper

Irine Nurul Khasanah Indrawati Yuhertiana


UPN Veteran Jawa Timur UPN Veteran Jawa Timur
irenenurul@gmail.com yuhertiana@gmail.com
Gideon Setyo B
UPN Veteran Jawa Timur
gidboediono@gmail.com

Abstract: Transparency and accountability is one important factor in the implementation of


good governance. Besides doing the financial management function, the government is also
required to present financial statements for all stakeholders to improve accountability. One
way that the government can do to improve the transparency and accountability is to do the
Internet Financial Reporting (IFR) in their official website that explicitly arranged in UU No.
14 year 2008 about information public disclosure.
This study aims to know the determinant consisting of Debt Levels, Local Government
Wealth, Financial Condition, Political Competition, Audit Opinion and Press Visibility that
have affect to Accessibility Internet Financial Reporting (IFR) local government.This study
using 20 financial statements published by government provincial capitals for sample.Testing
the hypothesis in this study using multiple regression analysis.
This study showed that lower level of Accessibility Internet Financial Reporting (IFR)
government provincial capital in Indonesia. From 34 government of the provincial capital in
Indonesia, only 24 (71%) city government that provides IFR in its official website with the
average value of the accessibility of IFR is 6.20.
Research result with multiple regression analysis showed that variable Competition Politics
and Press Visibility does not affect to Accessibility Internet Financial Reporting (IFR) local
governments. Variable Debt Levels, Local Government Wealth, Financial Condition and
Audit Opinion is of determinant factors that can affect to accessibility Internet Financial
Reporting (IFR) local governments.

KeyWords: Accesibility IFR, Internet Financial Reporting, Agency Theory, Signaling


Theory

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 1


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

1. Pendahuluan

Transparansi dan akuntabilitas merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih. Salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah khususnya pemerintah

daerah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas ialah dengan mengungkapkan (disclosure)

pengelolaan keuangan yang telah dilakukan dalam laporan keuangan. Pemerintah daerah dapat

memanfaatkan teknologi seperti internet untuk mempublikasikan laporan keuangannya atau yang

sering dikenal dengan Internet Financial Reporting (IFR).

Selain mempublikasikan laporan keuangan melalui internet yang seringkali dilakukan dengan

memanfaatkan situs website resmi, pemerintah juga harus memberikan kemudahan akses kepada

masyarakat untuk melihat maupun mengunduh laporan keuangan. Kemudahan aksesibilitas IFR harus

disediakan pemerintah untuk mengakomodasi tingginya awareness masyarakat terhadap kebutuhan

informasi terkait pengelolaan keuangan yang telah dilakukan pemerintah selama ini. Peningkatan

kepedulian masyarakat terhadap informasi keuangan pemerintah terlihat dari tingginya jumlah

kunjungan (visitor) di beberapa situs website yang dimiliki pemerintah, serta banyaknya permintaan

data terkait laporan keuangan pada situs PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi)

masing- masing daerah.

Penggunaan Internet Financial Reporting (IFR) dalam pemberian informasi kepada publik

terkait pengelolaan keuangan pemerintah diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas, namun faktanya menurut laporan Corruption Perceptions Index tahun 2015 peringkat

Indonesia baru menempati urutan 88 dari 168 negara yang diukur. Kondisi ini menunjukkan masih

diperlukannya upaya yang lebih serius dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas transparansi

pengelolaan keuangannya sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dan akuntabilitas

publik.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan di tahun 2017 menunjukkan terdapat 412 (85%)

pemerintah kabupaten/ kota di Indonesia yang telah memiliki situs website resmi, sementara sisanya

hanya sebanyak 74 (15%) pemerintah daerah belum memiliki situs website resmi. Banyaknya

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 2


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

pemerintah daerah kabupaten/kota di Indonesia yang telah memiliki situs website resmi tidak

sebanding dengan jumlah pemerintah daerah yang telah melakukan IFR yang masih rendah.

Masih rendahnya tingkat transparansi informasi pengelolaan keuangan yang dilakukan

pemerintah daerah dengan memanfaatkan internet (IFR) di Indonesia, serta belum konklusifnya hasil

penelitian sebelumnya menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait

determinan yang dapat mempengaruhi aksesibilitas IFR. Penelitian ini berfokus pada determinan

aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR) pemerintah ibu kota propinsi di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Verawatty (2015), Styles dan

Tennyson (2007), dan Laswad et.al (2005) terdapat beberapa determinan yang mempengaruhi

aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR) pemerintah daerah yaitu: tingkat hutang, kekayaan,

kondisi keuangan, kompetisi politik, opini audit BPK, dan press visibility.

2. Kerangka Teoritis & Pengembangan Hipotesis

2.1 Agency Theory dan Stakeholder Theory

Fadzil dan Nyoto (2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan principal-agen antara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat adalah prinsipal dan pemerintah daerah bertindak

sebagai agen. Hal ini dikarenakan, Indonesia sebagai negara kesatuan, pemerintah daerah bertanggung

jawab kepada masyarakat sebagai pemilih dan juga kepada pemerintah pusat (Verawaty, 2015).

Implikasi dari adanya teori ini menjelaskan rakyat sebagai principal pemerintah perlu terlibat

secara langsung untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan agennya baik pemerintah maupun

para politisi. Dalam teori agensi, pemerintah daerah bertindak selaku agen sementara masyarakat dan

stakholer lainnya merupakan principal pemerintah. Masyarakat selaku principal telah memberikan

amanat kepada pemerintah daerah untuk menjalankan pemerintahan dan selanjutnya pemerintah

berkewajiban melaporkan hasil pelaksanaan pengelolaan pemerintahan kepada masyarakat.

Dalam Agency Theory menjelaskan bahwa untuk mengurangi adanya asimetri informasi antara

pemerintah dan warga negara diperlukan pengungkapan yang memadai terkait pengelolaan keuangan

pemerintah termasuk penyajian laporan keuangan. Kemudahan dalam mendapatkan informasi tentang

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 3


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

pemerintah, seperti halnya publikasi laporan keuangan melalui internet dapat meningkatkan

pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat (Sinaga dan Prabowo, 2011).

Penyediaan informasi sumber pendanaan pemerintah yang salah satunya berasal dari hutang

merupakan kewajiban pemerintah. Hal ini sesuai dengan Stakeholder Theory yang menjelaskan

bahwa warga Negara yang merupakan stakeholder pemerintah berhak mendapatkan informasi yang

memadai terkait pengelolaan pemerintahan termasuk informasi sumber pendanaan pemerintahan yang

salah satunya berasal dari hutang pemerintah.

Verawaty (2015) suatu evaluasi dari hutang daerah merupakan sebuah komponen integral dari

akuntabilitas administrasi pemerintahan daerah. Hutang yang dimiliki pemerintah akan mendorong

adanya peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah termasuk penyediaan serta

kemudahan akses terhadap laporan keuangan. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1: Tingkat hutang pemerintah daerah berpengaruh terhadap aksesibilitas Internet Financial

Reporting (IFR).

Menurut Laswad et al. (2005) pers dan media publik mempengaruhi hubungan keagenan antara

pemilih dan politisi. Oleh karena itu media juga dapat mempengaruhi pelaporan informasi keuangan

yang dilakukan pemerintah. Lebih lanjut menurut Afryansyah dan Haryanto (2013) media memainkan

peran sebagai moderator dalam hubungan keagenan antara masyarakat dengan pemerintah daerah.

Dalam Agency Theory dijelaskan bahwa untuk mengurangi adanya asimetri informasi antara

pemerintah dan warga negara diperlukan pengungkapan yang memadai terkait pengolaan keuangan

pemerintah termasuk penyajian laporan keuangan. Publikasi laporan keuangan pemerintah daerah

melalui internet juga dapat mengurangi monitoring cost yang harus dikeluarkan oleh prinsipal dan

agen (Wau, 2015). Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H6: Visibilitas media berpengaruh terhadap aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR).

2.2 Signaling Theory

Jika dilihat dari perspektif publik signaling theory dapat menjelaskan bahwa pemerintah sebagai

agen yang diberikan amanat oleh masyarakat selaku principal, berkeinginan untuk memberikan sinyal

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 4


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

yang baik kepada masyarakat. Kondisi ini disebabkan karena pemerintah mendapatkan tekanan dari

masyarakat untuk memberikan informasi mengenai kinerja dan pencapaiannya (Wau, 2015).

Asimetri informasi yang terjadi antara pemerintah dan masyarakat dapat dikurangi dengan

memberikan sinyal yang baik kepada masyarakat berupa informasi keuangan yang positif dan dapat

dipercaya. Agency Theory dan Signaling Theory dapat menjadi dasar bahwa untuk meminimalkan

asimetri informasi antara pemerintah daerah dan warganya diperlukan pengungkapan informasi

keuangan yang memadai salah satunya melalui internet (Internet Financial Reporting/ IFR).

Kekayaan pemerintah daerah merupakan sejumlah asset yang dimiliki dan dikelola oleh

pemerintah yang saat ini sedang menjabat. Christiaens (1999) berpendapat bahwa kekayaan

pemerintah daerah berhubungan positif dengan meningkatnya pengungkapan karena dapat

memberikan sinyal dari kualitas kepala daerah (Wau, 2015).

Kekayaan suatu daerah dapat dianggap sebagai salah satu bukti nyata atas kinerja pemerintah

daerah yang baik dalam mengelola keuangannya, sehingga terdapat kecenderungan pemerintah akan

melaporkan informasi tersebut kepada masyarakat termasuk memberikan kemudahan akses terhadap

laporan keuangannya. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Kekayaan pemerintah daerah berpengaruh terhadap aksesibilitas Internet Financial

Reporting (IFR).

Menurut Styles dan Tennyson (2007) kondisi keuangan merupakan indikator kemampuan

pemerintah dalam membiayai penyelengaraan pemerintahannya. Yu (2010) berpendapat bahwa

kondisi keuangan pemerintah daerah memberikan sinyal kepada masyarakat mengenai kemampuan

manajemen pemerintah. Pendapat ini sejalan dengan Signaling Theory yang menjelaskan bahwa

pemerintah akan berusaha untuk memberikan sinyal yang baik kepada rakyat sebagai salah satu upaya

mencari dukungan dari rakyat. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3: Kondisi keuangan pemerintah daerah berpengaruh terhadap aksesibilitas Internet Financial

Reporting (IFR).

Opini audit yang diterima oleh pemerintah daerah merupakan hasil penilaian terhadap tertibnya

pengelolaan keuangan daerah oleh pemerintah. Oleh karena itu opini audit yang wajar dapat

meningkatkan pengungkapan informasi keuangan di website oleh pemerintah daerah. Pemerintah

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 5


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

daerah yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (WTP) menunjukkan kinerja pemerintahan

yang baik dalam pengelolaan keuangannya. Kinerja keuangan pemerintahan yang baik dilegitimasi

oleh opini audit yang baik hingga dapat meningkatkan kepatuhan pengungkapan informasi keuangan

di website oleh pemda. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: Opini audit berpengaruh terhadap aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR).

2.3 Legitimacy Theory

Pandangan dalam teori legitimasi menjelaskan bahwa pemerintah secara berkesinambungan akan

mencari cara untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Garcia

dan Garcia (2010) menjelaskan bahwa akan ada usaha yang lebih besar yang harus dilakukan oleh

pemerintah daerah untuk memperoleh legitimasi masyarakat apabila tingkat kompetisi politik di

daerah tersebut tinggi, sehingga diperlukannya strategi komunikasi untuk menyelesaikan masalah

tersebut.

Oleh karena itu semakin kompetitif lingkungan politiknya maka semakin banyak insentif yang

akan dikeluarkan untuk mengkomunikasikan pada masyarakat (legitimasi) akan kinerja pemerintahan

yang baik termasuk melalui pengungkapan informasi keuangan di website (Perez et al., 2008).

Kompetisi politik menunjukkan gambaran seberapa besar persaingan politik antara kepala daerah

yang menjabat saat ini (incumbent) dengan saingan- saingan politiknya dalam pemilihan kepala

daerah sebelumnya. Budiatmanto et al. (2013) menjelaskan bahwa semakin tinggi level poltical

competition (kompetisi politik) maka terdapat kecenderungan pemerintah daerah untuk menggunakan

internet sebagai sarana pelaporan informasi keuangan secara sukarela juga akan semakin tinggi. Dari

uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Kompetisi politik berpengaruh terhadap aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR).

3. Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian dan Teknik Analisis Data

Desain penelitian ini berdasarkan pada hypothetico-deductive. Sekaran (2006) menjelaskan

bahwa penelitian hypothetico-deductive melibatkan tujuh tahapan, yaitu: observation, preliminary

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 6


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

information, gathering, theory formulation, hypothesis, further scientific data collection, data

analysis, dan deduction.

Populasi data yang digunakan dalam penelitian ini ialah pemerintah ibu kota propinsi yang ada di

Indonesia. Sampel dalam penelitian ini dipilih sesuai kriteria dengan menggunakan tehnik purpose

sampling. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis kuantitatif.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

3.2 Variabel Penelitian

a) Variabel Dependen

Aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR) yaitu tingkat kemudahan pengguna dapat

menemukan dan melihat laporan keuangan di website resmi pemerintah daerah. Merupakan

skala rasio yang dihitung dengan menggunakan Calculation of Accesibility Index Value

yang dikembangkan Styles dan Tennysin (2007).

b) Variabel Independen

Dalam penelitian ini menggunakan enam variabel independen yaitu:

1. Tingkat Hutang Pemerintah Daerah

Merupakan perbandingan antara total hutang pemerintah daerah pada tahuni dengan total

penduduk yang dimiliki pemerintah daerah tahuni. Menggunakan skala rasio yang

dihitung dari Total Hutang: Jumlah Penduduk

2. Kekayaan Pemerintah Daerah

Merupakan total aset yang dimiliki pemerintah daerah dan tercantum dalam neraca.

Menggunakan skala rasio yang dihitung dari Log10 dari total assets

3. Kondisi Keuangan

Merupakan indikator kemampuan pemerintah dalam membiayai penyelengaraan

pemerintahannya. Menggunakan skala rasio yang dihitung dari selisih antara pendapatan

dan belanja APBD.

4. Kompetisi Politik

Kompetisi politik menunjukkan gambaran seberapa besar persaingan antara kepala

daerah yang menjabat saat ini (incumbent) dengan saingan-saingan politiknya.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 7


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

Menggunakan skala rasio, dihitung dari jumlah kandidat calon kepala daerah : posisi

yang tersedia.

5. Opini Audit

Opini audit merupakan pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Menggunakan skala

nominal yang diukur dengan variabel dummy yaitu jika pemerintah daerah menerima

opini WTP maka diberi nilai satu sedangkan pemerintah daerah yang menerima opini

selain WTP diberi nilai 0.

6. Visibilitas Media

Seberapa besar peran media sebagai moderator dalam hubungan keagenan antara

masyarakat dengan pemerintah daerah, sehingga dapat mempengaruhi tingkat pelaporan

informasi keuangan yang dilakukan pemerintah daerah. Menggunakan skala nominal

yang dihitung dari jumlah item berita terkait pemerintah daerah selama tahun 2014 &

2015 yang ditemukan di google.

4. Pembahasan dan Simpulan

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini ialah pemerintah ibu kota propinsi yang ada di Indonesia. Dari 34

pemerintah ibu kota propinsi, dipilih sebanyak 20 pemerintah ibu kota propinsi sebagai sampel

penelitian yang memenuhi kriteria. Berikut daftar sampel dalam penelitian ini:

Tabel 4.1.1
Nilai Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi yang Menjadi Sampel Penelitian
No. Nama Propinsi Nama Pemerintah Tgl. Akses Nilai Aksesibilitas IFR
1. Aceh Banda Aceh 25/02/2017 9.00
2. Sumatera Utara Medan 25/02/2017 6.00
3. Riau Pekanbaru 25/02/2017 7.00
4. Sumatera Selatan Palembang 25/02/2017 5.00
5. Bengkulu Bengkulu 07/03/2017 5.00
6. Jakarta Dki Jakarta 08/03/2017 9.00
7. Yogyakarta Yogyakarta 03/03/2017 5.00
8. Jawa Barat Bandung 25/02/2017 8.00
9. Jawa Tengah Semarang 02/03/2017 6.00
10. Jawa Timur Surabaya 25/02/2017 6.00
11. Banten Serang 02/03/2017 5.00
12. Bali Denpasar 25/02/2017 6.00
13. Nusa Tenggara Barat Mataram 25/02/2017 7.00

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 8


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

No. Nama Propinsi Nama Pemerintah Tgl. Akses Nilai Aksesibilitas IFR
14. Kalimantan Barat Pontianak 26/02/2017 7.00
15. Kalimantan Tengah Palangkaraya 26/02/2017 5.00
16. Kalimantan Selatan Banjarmasin 26/02/2017 5.00
17. Kalimantan Timur Samarinda 26/02/2017 5.00
18. Sulawesi Selatan Makassar 25/02/2017 8.00
19. Sulawesi Tengah Palu 08/03/2017 5.00
20. Maluku Ambon 02/03/2017 5.00
Rata- Rata Nilai Aksesibilitas IFR 6.20

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata- rata nilai aksesibilitas Internet Financial Reporting

(IFR) pemerintah daerah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebesar 6.20, dengan nilai

tertinggi sebesar 9 yang diperoleh pemerintah kota Banda Aceh dan Jakarta, sementara itu terdapat 9

pemerintah kota (45%) yang mendapatkan nilai aksesibilitas IFR yang paling rendah dibawah rata-

rata yaitu: pemerintah kota Palembang, Bengkulu, Yogyakarta, Serang, Palangkaraya, Banjarmasin,

Samarinda, Palu, dan Ambon.

Hasil observasi terhadap aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR) pemerintah ibu kota

propinsi yang ada di Indonesia menunjukkan diseminasi laporan keuangan melalui e-government

masih belum dimanfaatkan secara maksimal, meskipun pemerintah pusat telah mengeluarkan

Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang mewajibkan

pemerintah menyediakan informasi berkala seperti laporan keuangan bagi masyarakat.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu:


Tabel 4.2.1
Hasil Pengujian Hipotesis
Dependent Independent Variable
Variable Kondisi Kompeti Visibil
K-S F α e Tingkat Kekay Opini
Aksesibilitas Keuang si itas
Hutang aan Audit
IFR an Politik Media
Predictive Sign
2015 Coeff. 0.484 7.669 -0.983 0.753 -0.897 0.803 0.786 0.095 0.759 0.350
Sig. 0.973 0.000 0.012 - 0.033 0.041 0.008 0.217 0.049 0.342

Berdasarkan tabel diatas diperolah persamaan regresi sebagai berikut:


IFR= -0.983 – 0.897 Tingkat Hutang + 0.803 Kekayaan + 0.786 Kondisi Keuangan +
0.095 Kompetisi Politik + 0.759 Opini Audit + 0.350 Visibilitas Media + 0.753

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 9


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

Pembahasan terkait hasil uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengaruh Tingkat Hutang Pemerintah Daerah Terhadap Aksesibilitas Internet

Financial Reporting (IFR)

Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa variabel tingkat hutang pemerintah daerah

mempengaruhi tingkat aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ketika nilai hutang pemerintah daerah meningkat maka semakin menurun

pula nilai aksesibilitas IFR.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Verawaty (2015) yang menyatakan tingkat

hutang pemerintah daerah berpengaruh terhadap aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR).

Hutang yang dimiliki pemerintah daerah akan mendorong adanya peningkatan akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah termasuk penyediaan serta kemudahan akses terhadap laporan

keuangan dalam website resmi pemerintah.

Penyediaan informasi sumber pendanaan pemerintah yang salah satunya berasal dari hutang

merupakan kewajiban pemerintah. Hal ini sesuai dengan Stakeholder Theory yang menjelaskan

bahwa masyarakat yang merupakan salah satu stakeholder pemerintah berhak mendapatkan

informasi yang memadai terkait pengelolaan pemerintahan termasuk informasi dalam bentuk

laporan keuangan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Laswad et al. (2005)

yang menunjukkan bahwa tingkat hutang pemerintah daerah berhubungan positif dengan

ketersediaan Internet Financial Reporting (IFR). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

tingkat hutang pemerintah daerah berhubungan negatif terhadap aksesibilitas Internet Financial

Reporting (IFR).

Kondisi yang ada di Indonesia berbeda dengan penelitian yang dilakukan Laswad et al.

(2005) dimana untuk beberapa pemerintah daerah yang memiliki tingkat hutang yang cukup

tinggi, namun rendah dalam aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR). Hal ini disebabkan

karena tingginya hutang daerah yang beresiko terhadap operasional pemerintahan sehari- hari

serta tingginya beban bunga yang harus dibayar pemerintah membuat pemerintah daerah enggan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 10


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

memberikan kemudahan akses terhadap data keuangan pemerintah di website resminya, sehingga

berpengaruh terhadap rendahnya nilai aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR).

Kondisi ini juga disebabkan karena pengelolaan pemerintahan juga berpengaruh terhadap

penilaian kinerja (performance) kepala daerah dalam mengelola pemerintahan sehingga hutang

yang terlalu tinggi akan mempengaruhi arah kebijakan pemerintah termasuk penyediaan

informasi data keuangan dalam website resminya.

2. Pengaruh Kekayaan Pemerintah Daerah Terhadap Aksesibilitas Internet Financial

Reporting (IFR)

Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa variabel kekayaan pemerintah daerah

mempengaruhi tingkat aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR) pemerintah daerah. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa ketika kekayaan pemerintah daerah meningkat maka

meningkat pula nilai aksesibilitas IFR.

Kekayaan pemerintah daerah merupakan sejumlah asset yang dimiliki dan dikelola oleh

pemerintah yang saat ini sedang menjabat. Kekayaan suatu daerah dapat dianggap sebagai salah

satu bukti nyata atas kinerja pemerintah daerah yang baik dalam mengelola keuangannya,

sehingga dapat memotivasi pemerintah untuk melaporkan informasi tersebut kepada masyarakat

termasuk memberikan kemudahan akses terhadap laporan keuangannya.

Nilai aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR) yang tinggi menunjukkan pengelolaan

keuangan yang dilakukan pemerintah daerah semakin transparan dan akuntabel. Pemerintah

daerah sebagai penyedia informasi laporan keuangan diharapkan dapat memberikan akses seluas-

luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait pengelolaan keuangan yang

telah dilakukan pemda. Apalagi di era keterbukaan informasi saat ini juga berdampak terhadap

awareness masyarakat terkait informasi keuangan yang juga tinggi sehingga dibutuhkan

kemudahan dalam mengkases informasi tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Wau (2015) yang menjelaskan jika Signaling

Theory dapat membantu pemerintah (agen) dan masyarakat (prinsipal) dalam mengurangi

asimetri informasi. Pemerintah dapat mengurangi asimetri informasi dengan cara memberikan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 11


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

sinyal kepada masyarakat melalui pengungkapan laporan keuangan yang memadai salah satunya

melalui internet.

3. Pengaruh Kondisi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Aksesibilitas Internet

Financial Reporting (IFR)

Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa variabel kondisi keuangan pemerintah

daerah mempengaruhi tingkat aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa semakin baik kondisi keuangan pemerintah daerah maka akan semakin

meningkat pula aksesibilitas Internet Financial Reporting pemerintah. Verawaty (2015)

menjelaskan jika kondisi keuangan pemerintah daerah dengan proksi APBD memiliki asosiasi

dengan ketersediaan IFR melalui e-government karena kondisi keuangan memberikan biaya dan

keuntungan politis bagi kepala daerahnya.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Yu (2010) yang menjelaskan bahwa kondisi

keuangan pemerintah daerah dapat memberikan sinyal mengenai kemampuan manajemen

pemerintah. Sejalan dengan teori legitimasi, pemerintah daerah dengan kondisi keuangan yang

baik akan lebih banyak mengungkapkan informasi keuangannya sebagai wujud keberhasilan

dalam mengelola pemerintahan.

4. Pengaruh Kompetisi Politik Pemerintah Daerah Terhadap Aksesibilitas Internet

Financial Reporting (IFR)

Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa variabel kompetisi politik tidak berpengaruh

terhadap tingkat aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR) pemerintah daerah. Kompetisi

politik menunjukkan gambaran seberapa besar persaingan politik antara kepala daerah yang

menjabat saat ini (incumbent) dengan saingan- saingan politiknya dalam pemilihan kepala daerah

sebelumnya.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Budiatmanto et al. (2013) yang

menjelaskan bahwa semakin tinggi level poltical competition (kompetisi politik) maka terdapat

kecenderungan pemerintah daerah untuk menggunakan internet sebagai sarana pelaporan

informasi keuangan secara sukarela juga akan semakin tinggi.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 12


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

Kondisi kompetisi politik di Indonesia yang kompetitif tidak dapat memotivasi kepala daerah

untuk secara konsisten memenuhi janji-janji pemilu dan menjalankan manajemen pemerintahan

yang baik salah satunya melalui transparansi dan pengungkapan informasi keuangan di website

resmi pemerintah daerah.

5. Pengaruh Opini Audit Terhadap Aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR)

Hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa variabel opini audit yang diterima

pemerintah daerah mempengaruhi tingkat aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR)

pemerintah daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik opini audit yang diterima

pemerintah daerah maka akan semakin meningkat pula aksesibilitas Internet Financial Reporting

(IFR).

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Styles dan Tennyson (2007) yang menyatakan

jika pemerintah daerah yang mendapat penghargaan dari organisasi eksternal atas praktek

pelaporan keuangan yang baik, cenderung untuk menyajikan laporan keuangannya di internet.

Pemerintah daerah yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (WTP) menunjukkan

kinerja pemerintahan yang baik dalam pengelolaan keuangannya. Kinerja keuangan

pemerintahan yang baik dilegitimasi oleh opini audit yang baik hingga dapat meningkatkan

kepatuhan pengungkapan informasi keuangan di website oleh pemda.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan terhadap 20 pemerintah kota yang menjadi sampel

dalam penelitian ini, lebih dari 50% pemerintah kota mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa

Pengecualian). Kondisi inilah yang dapat memotivasi pemerintah daerah untuk memberikan

kemudahan aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR) dalam website resminya.

Hal ini sesuai dengan Signaling Theory dimana pemerintah sebagai agen yang diberikan

amanat oleh masyarakat selaku principal berkeinginan untuk memberikan sinyal yang baik

kepada masyarakat. Kondisi ini disebabkan karena pemerintah mendapatkan tekanan dari

masyarakat untuk memberikan informasi mengenai kinerja dan pencapaiannya (Wau, 2015).

6. Pengaruh Visibilitas Media Terhadap Aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR)

Hasil pengujian hipotesis 6 menunjukkan bahwa variabel visibilitas media tidak berpengaruh

terhadap tingkat aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR) pemerintah daerah. Hasil

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 13


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Laswad et al. (2005) yang menjelaskan bahwa pers

dan media publik dapat mempengaruhi hubungan keagenan antara pemilih dan politisi. Kondisi

ini menunjukkan masih rendahnya posisi tawar (bargain power) yang dimiliki media di

Indonesia, sehingga tidak dapat mewakili masyarakat dalam mengontrol kegiatan yang dilakukan

oleh pemerintah daerah termasuk publikasi laporan keuangan.

Lebih lanjut menurut Afryansyah dan Haryanto (2013) media seharusnya dapat memainkan

peran sebagai moderator dalam hubungan keagenan antara masyarakat dengan pemerintah

daerah. Dengan menjadi moderator masyarakat yang merupakan principal pemerintah daerah

maka dapat mengurangi adanya asimetris informasi dalam hubungan keagenan antara pemerintah

dan masyarakat.

Jika dilihat dari perspektif Stakeholder Theory, media yang mewakili masyarakat yang

merupakan salah satu stakeholder pemerintah pada dasarnya juga berhak atas informasi

keuangan yang disediakan oleh pemerintah daerah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

konsep stakeholder theory dimana seharusnya adanya pengungkapan informasi akuntansi yang

memadai dalam website resmi pemerintah daerah dapat melayani tuntutan dari media yang

merupakan salah satu stakeholder pemerintah.

Hasil observasi terhadap jumlah pemberitaan terkait pemerintah kota yang menjadi sampel

dalam penelitian ini menunjukkan jika beberapa pemerintah daerah mengalami peningkatan

pemberitaan di tahun 2015 yang cukup drastis namun tidak dapat mempengaruhi kemudahan

aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR).

Pemberitaan di media terutama media online seringkali dipengaruhi oleh peristiwa maupun

kegiatan-kegiatan yang sedang terjadi di suatu daerah sehingga hal tersebut tidak berdampak

langsung terhadap arah kebijakan pemerintah terutama terkait pengelolaan keuangan pemerintah

maupun penyediaan informasi keuangan di website resminya (Internet Financial Reporting).

Visibilitas media yang tidak berpengaruh terhadap aksesibilitas Internet Financial Reporting

(IFR) menunjukkan jika media di Indonesia terutama media online belum begitu berperan untuk

memotivasi pemerintah daerah untuk memberikan kemudahan akses terhadap informasi

keuangan.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 14


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

5. Kesimpulan, Implikasi, dan Keterbatasan Penelitian

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan masih rendahnya tingkat aksesibilitas Internet Financial

Reporting (IFR) pemerintah ibu kota propinsi di Indonesia. Dari 34 pemerintah ibu kota propinsi yang

ada di Indonesia, hanya terdapat 24 pemerintah kota (71%) yang menyediakan IFR dalam website

resminya. Nilai rata- rata aksesibilitas IFR pemerintah ibu kota propinsi yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini hanya sebesar 6.20, jauh dibawah nilai maksimal sebesar 10.

Dari hasil pengujian regresi berganda menunjukkan jika variabel Kompetisi Politik dan

Visibilitas Media tidak berpengaruh terhadap aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR)

pemerintah daerah. Variabel Tingkat Hutang, Kekayaan, Kondisi Keuangan, dan Opini Audit

merupakan beberapa faktor determinan yang dapat mempengaruhi tingkat aksesibilitas Internet

Financial Reporting (IFR) pemerintah daerah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Signaling Theory dimana pemerintah sebagai agen yang

diberikan amanat oleh masyarakat selaku principal berkeinginan untuk memberikan sinyal yang baik

kepada masyarakat salah satunya dengan penyediaan informasi keuangan yang memadai dalam

website resminya.

5.2 Implikasi Penelitian

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah khususnya pemerintah

kota propinsi sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan transparansi pengelolaan

keuangan pemerintah daerah dengan lebih memanfaatkan e-government dalam bidang akuntansi

yaitu Internet Financial Reporting (IFR) sehingga publikasi laporan keuangan dapat lebih mudah

dijangkau oleh seluruh stakeholder pemerintah.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi pemerintah terkait pelaksanaan UU

Keterbukaan Informasi Publik (KIP) No. 14 Tahun 2008 dimana masih banyak pemerintah

daerah yang belum menyediakan informasi publik yaitu laporan keuangan, sehingga perlu

dipastikan kembali terkait pelaksanaan regulasi tersebut di lapangan.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 15


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

3. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut terkait determinan yang

dapat mempengaruhi aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR) pemerintah daerah di

Indonesia.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil simpulan yang telah dijelaskan diatas, maka penulis memberikan beberapan

saran yang dapat bermanfaat bagi penelitian lebih lanjut terkait determinan aksesibilitas IFR

pemerintah daerah berdasarkan keterbatasan penelitian, yaitu menambah jumlah pemerintah daerah

yang digunakan sebagai sampel penelitian, menambahkan metode wawancara dengan pejabat

pemerintah yang terkait dengan proses publikasi laporan keuangan untuk mengetahui secara umum

faktor- faktor yang mempengaruhi pemerintah daerah dalam mempublikasikan laporan keuangannya

di internet, menambahkan variabel- variabel lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan

aksesibilitas IFR.

Daftar Pustaka

Afransyah, Rahmad Dian & Haryanto. (2013). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi
Akuntansi di Internet Oleh Pemerintah Daerah. Diponegoro Journal of Accounting, (3) 2, 1-11.
Budiatmanto, Agus., Sutaryo, Rahman, Aditya. (2013). Determinan Internet Financial Local Government
Reporting di Indonesia. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado 25-28 September 2013.
1299-1323.
Fadzil, F.H., & Nyoto, H. (2011). Fiscal Decentralization after Implementation of Local Government Autonomy
in Indonesia. World Review of Business Research, 2 (1), 51-70.
Garcia, Ana Carcaba. (2010). “Determinant of online reporting of accounting information by Spanish local
government authorities. Local Government Studies, (5) 36, 679–695.
Laswad, Fawzi., Fisher, Richard., & Oyelere, Peter. (2005). Determinants of Voluntary Internet Financial
Reporting by Local Government Authorities. Journal of Accounting and Public Policy, 24 (2005), 101-
121.
Perez, C.C., M.P.R. Bolivar dan A.M.L. Hernandez. 2008. E-Government process and incentives for online
public financial information. Online Information Review Vol. 32 No. 2.
Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sinaga dan Prabowo. (2011). Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan di Internet
Secara Sukarela Oleh Pemerintah Daerah.
Styles, Alan K. & Tennyson, Mack. (2007). The Accessibility of Financial Reporting of US Municipalities on
the Internet. Journal of Public Budgeting, Accounting and Financial Management, 19 (1), 56-92.
Verawaty. (2015). Determinan Aksesbilitas Internet Financial Reporting Melalui E-Government Pemerintah
Daerah di Indonesia. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi 18 Universitas Sumatera Utara, Medan 16-
19 September 2015, 1-26.
Wau, Iklas. (2015). Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan dan Keteraksesan Internet
Financial Reporting Oleh Pemerintah Daerah. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 16


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

Yu, He. (2010). On the Determinants of Internet-based Disclosures of Government Financial Information.
Online Publication on Management and Service Science.

Lampiran 1 Indeks Aksesibilitas Internet Financial Reporting (IFR)

Poin Skor Syarat


A +1 Jika website resmi pemerintah daerah dapat ditemukan pada halaman pertama pencarian
google atau yahoo dengan mengetik nama pemerintah daerah
B +1 Jika terdapat link data informasi keuangan seperti LKPD atau APBD pada halaman depan
(home) website
C +1 Jika terdapat search engine untuk melakukan pencarian informasi keuangan
D +1 Jika hanya diperlukan tiga kali klik atau kurang untuk melihat Internet Financial Reporting
(IFR) dalam website pemerintah daerah
E +1 Jika data Internet Financial Reporting (IFR) dapat diunduh dalam format PDF atau HTML
F +1 Jika ukuran file laporan keuangan yang dapat diunduh kurang dari 3MB
G +1 Jika terdapat data Internet Financial Reporting (IFR) tahun sebelumnya dalam website
pemerintah daerah
H +2 Jika terdapat komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) lengkap seperti
Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, LAK, CALK, dan APBD
I +1 Jika terdapat informasi contact person seperti telepon/fax/email untuk mendapatkan data
informasi keuangan
Catatan:
- Kalkulasi nilai indeks berdasarkan hasil pencarian IFR sesuai tanggal akses website Pemda
dilakukan
- Internet Financial Reporting dalam hal ini yaitu laporan keuangan pemda yang telah diaudit BPK
seperti: Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan CALK (Catatan Atas
Laporan Keuangan) tahun anggaran 2014-2015
- Data Internet Financial Reporting (IFR) tahun sebelumnya yang dimaksud ialah tahun anggaran
2014
- Jika memenuhi syarat ditambahkan sesuai skor, jika tidak memenuhi = 0

Lampiran 2 Deskripsi Nilai Aksesibilitas IFR Pemerintah Daerah


Status
No. Nama Pemda Tgl. Akses A B C D E F G H I Jml
Website
1 Banda Aceh 25 Februari 2017 Aktif 1 1 0 1 1 1 1 2 1 9
2 Medan 25 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 1 0 1 6
4 Pekanbaru 25 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 0 2 1 7
5 Jambi 25 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5
6 Palembang 25 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5
7 Bengkulu 07 Maret 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5
10 Tanjung Pinang 25 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 1 0 1 6
11 Dki Jakarta 08 Maret 2017 Aktif 1 1 1 1 1 1 1 2 0 9
12 Yogyakarta 03 Maret 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5
13 Bandung 25 Februari 2017 Aktif 1 0 1 1 1 0 1 2 1 8
14 Semarang 02 Maret 2017 Aktif 1 0 1 1 1 1 1 0 0 6
15 Surabaya 25 Februari 2017 Aktif 1 0 1 1 1 1 1 0 0 6
16 Serang 02 Maret 2017 Aktif 1 0 1 1 1 1 0 0 0 5
17 Denpasar 25 Februari 2017 Aktif 1 1 1 1 1 1 0 0 0 6
18 Kupang 25 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 0 0 0 4
19 Mataram 25 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 1 2 0 7
20 Pontianak 26 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 0 2 1 7

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 17


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

Status
No. Nama Pemda Tgl. Akses A B C D E F G H I Jml
Website
21 Palangkaraya 26 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 0 0 1 5
22 Banjarmasin 26 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5
23 Samarinda 26 Februari 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 0 0 1 5
26 Palu 08 Maret 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 0 0 1 5
27 Makassar 25 Februari 2017 Aktif 1 1 0 1 1 1 1 2 0 8
30 Gorontalo 02 Maret 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5
31 Ambon 02 Maret 2017 Aktif 1 0 0 1 1 1 1 0 0 5

Lampiran 3 Deskripsi Variabel Bebas


Debt Level Kekayaan Kondisi Keuangan Kompetisi Politik Opini Audit Visibiltas Media
5.42 12.62 10.45 5.00 1.00 2.32
5.29 13.38 -11.13 10.00 0.00 2.41
3.96 12.86 -11.66 2.00 0.00 2.57
4.99 12.64 11.77 3.00 1.00 2.05
5.04 12.52 11.98 11.00 0.00 1.78
4.97 14.62 12.19 2.00 0.00 2.56
3.80 12.64 11.09 3.00 1.00 2.49
4.64 13.37 -11.02 8.00 0.00 2.44
4.88 13.37 11.17 5.00 0.00 2.55
5.10 13.58 11.08 5.00 1.00 2.56
4.32 12.63 11.01 5.00 0.00 1.28
4.00 12.56 10.46 2.00 1.00 1.69
5.03 12.33 8.39 5.00 1.00 1.73
4.20 12.39 10.44 6.00 1.00 2.12
4.92 12.41 10.27 5.00 0.00 2.03
5.19 12.54 -10.80 6.00 1.00 1.72
5.75 13.02 11.43 7.00 1.00 1.72
4.83 12.84 -11.04 10.00 1.00 2.61
5.49 12.27 10.18 6.00 1.00 1.63
4.22 12.11 10.43 8.00 0.00 1.76
5.28 12.60 10.58 5.00 1.00 1.77
5.22 13.31 11.58 10.00 1.00 1.73
3.67 12.82 10.44 2.00 0.00 2.00
4.90 12.60 -11.39 3.00 1.00 1.67
5.01 12.22 -11.99 11.00 0.00 1.46
4.76 14.63 12.78 2.00 0.00 1.43
4.10 12.52 10.29 3.00 0.00 1.97
5.04 13.40 11.71 8.00 0.00 2.48
4.21 13.18 11.32 5.00 0.00 2.27
4.57 13.59 11.54 5.00 0.00 2.51
3.64 12.46 10.64 5.00 0.00 0.90
4.34 12.46 10.84 2.00 1.00 1.23
4.96 12.45 10.59 5.00 1.00 1.54
3.94 12.30 9.56 6.00 0.00 1.51
4.96 12.26 10.40 5.00 0.00 1.00

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 18


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

Debt Level Kekayaan Kondisi Keuangan Kompetisi Politik Opini Audit Visibiltas Media
4.93 12.42 10.80 6.00 0.00 1.15
5.18 12.95 11.85 7.00 0.00 1.46
4.93 13.01 10.39 10.00 0.00 1.93
4.78 11.95 10.03 6.00 1.00 1.34
3.97 12.14 10.79 8.00 0.00 1.52

Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual
N 40
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .91986621
Most Extreme Differences Absolute .077
Positive .077
Negative -.055
Kolmogorov-Smirnov Z .484
Asymp. Sig. (2-tailed) .973
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -3.006 2.031 -1.480 .148
TINGKAT HUTANG -.175 .218 -.161 -.806 .426 .604 1.655
KEKAYAAN .248 .204 .280 1.214 .233 .454 2.204
PEMERINTAH DAERAH
KONDISI KEUANGAN .078 .151 .109 .516 .609 .542 1.843
KOMPETISI POLITIK .097 .041 .174 .386 .229 .612 1.635
OPINI AUDIT .176 .201 .164 .879 .386 .692 1.444
VISIBILITAS MEDIA -.064 .197 -.057 -.327 .746 .780 1.282
a. Dependent Variable: ABS_RES

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 19


Determinan Aksesibilitas IFR Pemerintah Ibu Kota Propinsi

ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 43.327 6 7.221 7.669 .000a
Residual 31.073 33 .942
Total 74.400 39
a. Predictors: (Constant), VISIBILITAS MEDIA, KOMPETISI POLITIK, OPINI AUDIT, KONDISI KEUANGAN,
TINGKAT HUTANG, KEKAYAAN PEMERINTAH DAERAH
b. Dependent Variable: AKSESIBILITAS IFR

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics
Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.983 .753 -2.660 .012
TINGKAT HUTANG -.897 .402 -.323 -2.230 .033 .604 1.655
KEKAYAAN .803 .378 .355 2.125 .041 .454 2.204
PEMERINTAH DAERAH
KONDISI KEUANGAN .786 .278 .431 2.823 .008 .542 1.843
KOMPETISI POLITIK .095 .075 .181 1.258 .217 .612 1.635
OPINI AUDIT .759 .371 .277 2.047 .049 .692 1.444
VISIBILITAS MEDIA .350 .363 .123 .963 .342 .780 1.282
a. Dependent Variable: AKSESIBILITAS IFR

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 20

You might also like