You are on page 1of 12

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS PADA TAHAP

TRANSESTERIFIKASI PEMBUATAN BIODIESEL


DARI SAWIT OFF GRADE

Sari Ulfayana, Syaiful Bahri, Zuchra Helwani


Laboratorium Perancangan dan Pengendalian Proses
Program Sarjana Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
E-mail : ulfayana35@yahoo.co.id

ABSTRACT

Indonesia has abundance reserves of natural zeolite and hasn’t been used to the
fullest purpose. Zeolite has many advantages, such as environmental friendly and
economical properties of molecular sieves that could potentially be developed as
a catalyst in the production of biodiesel from palm off grade. This study aims to
produce biodiesel from low quality raw materials and determine the effectiveness
of the process by looking at the effect of process conditions such as reaction
temperature, molar ratio and catalyst concentration on the yield of biodiesel. The
process of making biodiesel is done with a two-stage reaction that is esterification
and transesterification reactions because the raw materials had a hight free fatty
acid levels. Processing of the data in this study conducted by response surface
methodology (RSM) using Design Expert 8.0 program, which is experimental
design determined by central composite design (CCD), which consists of three
variables. The highest biodiesel obtained as much as 97.79%-wt under the
conditions, 60°C reaction temperature, 8:1 molar ratio and 3%-wt catalyst
concentration. Characteristics of biodiesel produced will be analyze, that is
density, kinematic viscosity, acid number and flash point, accordance to
Indonesian biodiesel standards. Process conditions that give real effect on the
yield of biodiesel produced is the reaction temperature and catalyst
concentration.

Keywords : biodiesel, esterification, natural zeolite, palm off grade,


transesterification.

1. Pendahuluan dari minyak fosil dengan hasil


Peraturan Presiden No.5/2006 pembakaran yang lebih bersih
tanggal 25 Januari 2006 merupakan dibandingkan diesel. Biodiesel
salah satu langkah pemerintah dalam diperoleh dari sumber energi
penanggulangan krisis BBM. terbarukan, seperti minyak tumbuhan
Ditargetkan pada tahun 2025, sumber maupun minyak hewan [2].
energi terbarukan harus sudah Bahan baku biodiesel yang
mencapai lebih dari 5% dari sedang dikembangkan adalah crude
kebutuhan energi nasional [1]. Sumber palm oil (CPO). Indonesia merupakan
energi terbarukan yang potensial negara penghasil CPO nomor satu di
adalah biodiesel. Biodiesel merupakan dunia (50% dari produksi dunia) [3].
bahan bakar cair yang mempunyai Harga CPO saat ini masih tergolong
sifat menyerupai diesel yang berasal sangat mahal yang menyebabkan 60 –

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 1


70% biaya produksi biodiesel berasal Bandung (Jawa Barat) sebagai katalis
dari bahan baku [2,4]. Salah satu pengemban logam pada tahap
bahan baku yang efisien untuk transesterifikasi pembuatan biodiesel
dikembangkan adalah sawit off grade. dari sawit off grade.
Ketersediaan sawit off grade cukup Penggunaan zeolit alam pada
banyak, yaitu 7 – 10% dari sebuah reaksi transesterifikasi dengan metode
pabrik CPO. Sawit off grade, reaksi dua tahap diharapkan dapat
berdasarkan tingkat kematangannya meningkatkan yield dan membuat
diklasifikasikan menjadi beberapa proses produksi biodiesel menjadi
jenis yaitu buah muda (mentah), lebih efisien. Penelitian ini bertujuan
kurang matang, lewat matang, busuk untuk menghasilkan biodiesel dari
dan abnormal. Pengolahan minyak bahan baku kualitas rendah dengan
dari sawit muda dan abnormal akan proses yang efektif, mengetahui
menghasilkan yield CPO yang rendah efektifitas proses pembuatan biodiesel
sedangkan pengolahan minyak dari dengan reaksi dua tahap menggunakan
sawit lewat matang dan busuk akan katalis padat zeolit alam pada tahap
menghasilkan minyak yang berkadar transesterifikasi dengan mengetahui
asam lemak bebas (ALB) >5% [5]. pengaruh suhu reaksi, rasio molar
Pembuatan biodiesel dari bahan metanol : minyak dan konsentrasi
baku berkadar ALB tinggi katalis terhadap yield biodiesel.
membutuhkan proses pendahuluan
sebelum dilakukan reaksi 2. Metodologi Penelitian
transesterifikasi, salah satunya adalah 2.1 Bahan dan Alat
reaksi esterifikasi. Pada reaksi Bahan yang digunakan yaitu
esterifikasi, katalis yang digunakan minyak dari sawit off grade yang
adalah asam sulfat (H2SO4) sedangkan diperoleh dari hasil ekstraksi. Proses
pada reaksi transesterifikasi adalah ekstraksi minyak sawit off grade
katalis basa (KOH dan NaOH). dilakukan dengan menggunakan alat
Dampak lingkungan yang ditimbulkan spindle hydraulic press. Minyak hasil
oleh penggunaan katalis homogen ekstraksi dipisahkan terlebih dahulu
adalah menghasilkan limbah beracun dari air dengan menggunakan corong
dan berbahaya [6]. Katalis homogen pisah. Pada reaksi esterifikasi dan
ini dapat digantikan dengan katalis transesterifikasi minyak sawit off
heterogen yang lebih ramah grade akan direaksikan dengan
lingkungan, stabil pada suhu tinggi, metanol sehingga menghasilkan
pori yang besar dan murah [7]. biodiesel. Katalis yang digunakan
Menurut Departemen Pertam- yaitu katalis H2SO4 untuk reaksi
bangan dan Energi [1995], Indonesia esterifikasi dan katalis zeolit alam
diperkirakan memiliki cadangan zeolit untuk reaksi transesterifikasi.
alam sebesar 207 juta ton yang Kemudian alat yang digunakan
tersebar di pulau Sumatera, Jawa dan pada proses pembuatan biodiesel dari
Kalimantan. Mengingat jumlah zeolit minyak sawit off grade yaitu labu
yang tersedia cukup besar dan belum leher tiga dengan kapasitas 500 ml
dimanfaatkan secara maksimal, maka sebagai reaktor batch yang dilengkapi
zeolit berpotensi untuk dikembangkan dengan kondensor dan termometer.
sebagai katalis. Oleh sebab itu pada Untuk proses pemanasan dan
penelitian ini akan digunakan zeolit pengadukan menggunakan mantel
alam yang berasal dari daerah pemanas dengan magnetic stirrer.

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 2


2.2 Persiapan Bahan Baku dan diolah menjadi biodiesel dengan
Katalis reaksi esterifikasi kemudian
Metode yang digunakan untuk dilanjutkan dengan transesterifikasi.
mengekstrak minyak sawit off grade Minyak hasil ekstraksi buah sawit off
adalah metode artisanal. Langkah grade ditimbang sebanyak 100 gram
pertama yang dilakukan pencucian dan dimasukkan ke dalam reaktor
buah agar terbebas dari kotoran, pasir esterifikasi. Proses dilakukan pada
dan mahkota buah. Selanjutnya buah reaktor berpengaduk secara batch dan
dikukus dalam dandang agar buah ditempatkan di atas pemanas untuk
lunak, kemudian buah dipres menjaga suhu reaksi. Setelah suhu
menggunakan spindle hydraulic press reaksi tercapai, pereaksi metanol dan
dengan tekanan tertentu dan dilakukan katalis H2SO4 ditambahkan secara
penambahan air panas selama proses terukur. Kondensor dipasang,
berlangsung. Hasil ekstraksi pengaduk mulai dijalankan dan reaksi
dimasukkan ke dalam corong pisah berlangsung selama 1 jam. Kemudian
hingga terbentuk dua lapisan yaitu campuran dipisahkan dalam corong
minyak dan air. Minyak yang pisah. Lapisan atas berupa katalis
diperoleh dianalisa untuk mengetahui H2SO4 dan metanol sisa dipisahkan
kadar ALB dan kadar airnya [8]. dari lapisan bawah yang akan
Selanjutnya persiapan katalis dilanjutkan ke tahap reaksi
heterogen untuk transesterifikasi, yang transesterifikasi [8].
mana Zeolit alam dimodifikasi dengan Proses transesterifikasi
proses perendaman dalam larutan dilakukan untuk mendapatkan
kalium hidroksida (KOH) pada biodiesel dengan mengkonversi
konsentrasi tertentu. Proses ini trigliserida yang terdapat di dalam
dilakukan dalam labu dengan minyak sawit off grade. Lapisan
kondensor reflux, termometer dan bawah pada pemisahan produk hasil
pengaduk. Proses impregnasi zeolit reaksi esterifikasi dimasukkan ke
dengan larutan KOH dilakukan pada dalam reaktor transesterifikasi,
suhu 60oC selama 2 jam, kemudian kemudian dipanaskan hingga
campuran diletakkan dalam oven mencapai suhu reaksi. Setelah suhu
bersuhu 60oC selama 24 jam. Setelah reaksi yang telah ditentukan tercapai,
proses impregnasi selesai, campuran tambahkan pereaksi metanol dan
dipisahkan dengan cara penyaringan. katalis zeolit. Kondensor dipasang dan
Katalis termodifikasi yang tertahan di pengaduk mulai dijalankan. Setelah
kertas saring kemudian dikeringkan reaksi berlangsung selama 2 jam,
dalam oven bersuhu 110oC selama 24 kemudian campuran didinginkan dan
jam untuk menghilangkan kadar air. disaring dengan kertas saring
Selanjutnya katalis termodifikasi wathman secara vakum. Endapan
dikalsinasi pada suhu 450oC selama 4 berupa katalis dipisahkan dari
jam [6]. Katalis yang telah filtratnya. Filtrat yang didapat
dimodifikasi dikarakterisasi dengan dilanjutkan ke proses pemisahan dan
menggunakan metode X-Ray pemurnian biodiesel [6].
Diffraction (XRD).
2.4 Pemisahan dan Pemurnian
2.3 Reaksi Dua Tahap Filtrat dimasukkan ke dalam
Minyak sawit off grade yang corong pisah dan dibiarkan hingga
mempunyai kadar ALB lebih dari 2 % terbentuk dua lapisan. Lapisan atas

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 3


yang terdiri dari crude biodiesel dan densitas, viskositas, kadar air dan
metanol sisa reaksi dipisahkan dari kadar asam lemak bebas. Analisis
lapisan bawah berupa gliserol. Crude karakteristik diperlukan untuk
biodiesel kemudian dimurnikan mengetahui perlakuan awal yang
dengan cara dicuci dengan aquades dibutuhkan pada proses pembuatan
hingga air pencuci terlihat jernih. biodiesel. Karakteristik minyak sawit
Biodiesel dikeringkan di dalam oven off grade ditampilkan pada Tabel 1.
bersuhu 105oC, kemudian ditimbang Minyak sawit off grade memiliki
untuk menentukan perolehan biodiesel kadar air dan kadar ALB yang tinggi.
yang dihasilkan dan dianalisis untuk Kadar air yang tinggi dalam minyak
mengetahui karakteristiknya [8]. menyebabkan terjadinya hidrolisis
yang merupakan salah satu penyebab
3. Hasil dan Pembahasan terbentuknya ALB dan air juga dapat
3.1 Ektraksi Sawit Off Grade bereaksi dengan katalis sehingga akan
Minyak sawit off grade yang menyebabkan jumlah katalis untuk
diperoleh dari proses ekstraksi reaksi berkurang. Kadar ALB yang
menggunakan spindle press adalah tinggi membutuhkan proses
sebanyak 10%. Minyak sawit off pendahuluan sebelum dilakukan reaksi
grade selanjutnya dianalisis untuk transesterifikasi pembuatan biodiesel
mengetahui karakteristiknya seperti [9].

Tabel 1. Karakteristik Minyak Sawit Off Grade


Standar CPO
No Karakteristik Satuan Nilai
SNI 01-2901-2006
1 Warna - Jingga kemerahan
2 Densitas (40oC) kg/m3 885 -
3 Viskositas (40oC) mm2/s 33,48 -
4 Kadar air % 3,6 Maks 0,5
5 Kadar asam lemak bebas % 11,32 Maks 0,5

3.2 Karakteristik Zeolit Alam


Analisis karakteristik zeolit alam
dilakukan dengan X-ray Diffraction
(XRD) yang bertujuan untuk
mengetahui komposisi kristal zeolit
yang digunakan. Pola XRD untuk
zeolit mentah dan zeolit setelah
impregnasi ditampilkan pada Gambar
1. Zeolit alam yang berasal dari
Bandung, Jawa Barat yang digunakan
sebagai katalis pada tahap Gambar 1. Pola XRD zeolit alam
transesteifikasi pembuatan biodiesel sebelum dan sesudah aktivasi
tergolong jenis klinoptilolit. Hal ini
ditunjukkan oleh puncak difraksi yang Dari pola yang terbentuk untuk
terbentuk pada posisi 2Ɵ : 13,4o; zeolit mentah dan zeolit setelah
19,6o; 22,3o; 23,7o; 26,6o; 27,7o; 28o; modifikasi dapat dilihat bahwa pada
30,9o; 34,8o; 39,5o; 44,6o dan 68,4o. zeolit modifikasi terbentuk fasa K2O

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 4


pada posisi 2Ɵ : 20,9o; 23,6o; 26,7o;
27,7o; 28,9o; 34,5o dan 44,6o. 3.4 Karakteristik Biodiesel
Terbentuknya K2 O merupakan Analisis karakteristik biodiesel
indikasi bahwa KOH yang dibutuhkan untuk mengetahui apakah
terimpregnasi pada permukaan matriks biodiesel yang dihasilkan sudah sesuai
zeolit telah termodifkasi melalui dengan spesifikasi (standar mutu)
proses kalsinasi. K2O memiliki biodiesel Indonesia sehingga dapat
aktivitas katalitik yang tinggi sehingga digunakan sesuai kebutuhannya.
dapat menambah luas permukaan Standar mutu yang digunakan adalah
spesifik sistem katalis tersebut [6]. SNI 04 – 7182 – 2006 [10].
Karakteristik biodiesel yang
3.3 Reaksi Dua Tahap dihasilkan dituliskan pada Tabel 2.
3.3.1 Reaksi Esterifikasi Biodiesel dengan densitas yang
Reaksi esterifikasi merupakan melebihi standar akan menyebabkan
proses pendahuluan yang dilakukan reaksi pembakaran tidak sempurna
untuk menurunkan kadar ALB yang sehingga dapat meningkatkan emisi
terdapat pada bahan baku minyak dan keausan mesin [8]. Reaksi
sawit off grade. Kadar ALB awal pembakaran bahan bakar juga
minyak adalah 11,32% sedangkan dipengaruhi oleh viskositas
setelah reaksi esterifikasi berlangsung, (kekentalan). Tingginya viskositas
kadar ALB menjadi 0,989%. Konversi dapat mempengaruhi sistem injektor
ALB menjadi metil ester adalah mesin diesel sehingga menyebabkan
91,26%. terbentuknya deposit dalam mesin
[11]. Selanjutnya, titik nyala akan
3.3.2 Reaksi Transesterifikasi mempengaruhi penyimpanan
Reaksi transesterifikasi biodiesel. Titik nyala biodiesel yang
merupakan proses utama pembuatan didapat yaitu 134oC > 100oC yang
biodiesel. Yield biodiesel yang menandakan biodiesel aman dalam
didapatkan dari penelitian ini adalah proses penyimpanan. Sementara itu
berkisar antara 73.12% hingga angka asam biodiesel yang didapatkan
97.79%. Yield biodiesel terendah adalah 0,61 mg-KOH/g-biodiesel telah
diperoleh sebanyak 73.12% pada berada di bawah standar yaitu
kondisi proses suhu reaksi 60oC, rasio maksimal 0,8 mg-KOH/g-biodiesel,
molar 8 : 1 dan konsentrasi katalis menandakan biodiesel tersebut tidak
6.36%. Sedangkan yield biodiesel bersifat korosif sehingga tidak akan
tertinggi diperoleh sebanyak 97,79% menyebabkan kerusakan pada injektor
pada kondisi proses suhu reaksi 60oC, mesin [8].
rasio molar 8 : 1 dan konsentrasi
katalis 3%.

Tabel 2. Karakteristik Biodiesel Hasil Penelitian


Biodiesel Hasil Standar SNI
No Karakteristik Satuan
Penelitian 04-7182-2006
1 Densitas kg/m 3
856,5 850 – 890
2 Viskositas Kinematik 2
mm /s 4,81 2,3 – 6,0
o
3 Titik nyala C 134 Min. 100
4 Angka asam mg-KOH/g- 0,61 Maks. 0,8
biodiesel

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 5


3.5 Desain dan Analisis Model Composite Design (CCD). Kemudian
Yield Biodiesel diolah dengan menggunakan program
Desain penelitian dilakukan Design Expert 8.0 sehingga diperoleh
untuk melihat pengaruh variasi model dan grafik yang menunjukkan
kondisi proses terhadap yield pengaruh variasi kondisi proses
biodiesel. Data hasil percobaan terhadap yield biodiesel. Rancangan
dianalisis dengan rancangan percobaan dengan menggunakan kode
percobaan (design experiment) yang variabel untuk tempuhan model
menerapkan metode statistik Central ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Variabel dan kode variabel pada tempuhan model
Level
Perlakuan Satuan
-α -1 0 1 +α
o
Suhu reaksi (X1) C 43,18 50 60 70 76,82
Rasio molar (X2) Mol 4,64 6 8 10 11,36
Konsentrasi katalis (X3) %-b 0,00 1 3 5 6,36

Kode variabel pada Tabel 3 akan digunakan untuk pengolahan data hasil
percobaan seperti ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil percobaan pada variasi kondisi proses
Natural Variable Coded Variable Yield (%)
Standar Run
   X1 X2 X3 1 2
1 14 50.00 6.00 1.00 -1 -1 -1 91,34 91,24
2 16 70.00 6.00 1.00 1 -1 -1 93,08 9389
3 6 50.00 10.00 1.00 -1 1 -1 91,42 91,77
4 3 70.00 10.00 1.00 1 1 -1 83,67 83,99
5 12 50.00 6.00 5.00 -1 -1 1 80,66 81,03
6 4 70.00 6.00 5.00 1 -1 1 76,67 77,21
7 9 50.00 10.00 5.00 -1 1 1 79,53 78,78
8 11 70.00 10.00 5.00 1 1 1 87,65 87,21
9 17 43.18 8.00 3.00 -1.68 0 0 87,70 87,23
10 20 76.82 8.00 3.00 1.68 0 0 75,00 76,04
11 8 60.00 4.64 3.00 0 -1.68 0 89,38 88,87
12 13 60.00 11.36 3.00 0 1.68 0 91,24 91,10
13 15 60.00 8.00 0.00 0 0 -1.68 90,64 90,88
14 7 60.00 8.00 6.36 0 0 1.68 73,12 73,88
15 2 60.00 8.00 3.00 0 0 0 97,79 97,20
16 5 60.00 8.00 3.00 0 0 0 94,67 95,18
17 1 60.00 8.00 3.00 0 0 0 95,15 95,88
18 19 60.00 8.00 3.00 0 0 0 96,14 96,76
19 18 60.00 8.00 3.00 0 0 0 95,60 95,89
20 10 60.00 8.00 3.00 0 0 0 96,45 96,88

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 6


Data yield biodiesel pada Tabel 4 seterusnya diolah dengan menggunakan
program Design Expert 8.0 sehingga diperoleh persamaan orde dua seperti
ditampilkan Persamaan 1.

y = 96,08 – 1,56 X1 + 0,21 X2 – 4,75 X3 + 0,28 X1X2 + 1,24 X1X3 +


2,27 X2X3 – 4,82 X12 – 1,76 X22 – 4,60 X32 ................................ (1)

Yang mana, y = Yield biodiesel (%)


X1 = Suhu reaksi (oC)
X2 = Rasio molar (mol)
X3 = Konsentrasi katalis (%-b)

Dari pengolahan data dengan menggunakan program Design Expert 8.0,


analisis varian dapat diringkas dan ditampilkan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Analisis varian untuk pengaruh variabel terhadap yield biodiesel


Sumber Jumlah Derajat Rata-rata P-value FTabel
FHitung
Varian Kuadrat Kebebasan Kuadrat Prob>F (F0,05.9.30)
Model 1979,62 9 219,96 28,12 < 0,0001 2,21
A 66,37 1 66,37 8,49 0,0067
B 1,22 1 1,22 0,16 0,6954
C 616,03 1 616,03 78,76 < 0,0001
AB 1,23 1 1,23 0,16 0,6943
AC 24,70 1 24,70 3,16 0,0857
BC 82,36 1 82,36 10,53 0,0029
2
A 669,95 1 669,95 85,66 < 0,0001
B2 89,40 1 89,40 11,43 0,0020
2
C 608,78 1 608,78 77,84 <0,0001
Residu 234,64 30 7,82
Lack of Fit 223,13 5 44,63 97,8 < 0,0001
Pure Eror 11,56 25 0,46
Total 2214,26 39
Catatan : Keterangan F0,05.9.30
0,05 : nilai probabilitas eror (α = 5%)
9 : derajat kebebasan model
30 : derajat kebebasan residu/eror

Selanjutnya Persamaan 1 Pernyataan H0 disebut hipotesis nol


dilakukan pengujian kecocokan model dan H1 merupakan hipotesis alternatif.
terhadap respon dari hasil percobaan Hipotesis H0 dapat diterima apabila
dengan analisis varian. Hipotesis yang Fhitung variabel sama atau lebih kecil
berlaku untuk pengujian adalah dari Ftabel yang didapat dari tabel
sebagai berikut : statistik distribusi F. Jika Ftabel lebih
H0 : X1 = X2 .... = Xk tidak terdapat besar dari Fhitung maka H0 ditolak yang
kesesuaian terhadap model menyatakan variabel bebas X
H1 : Tidak semua Xi terdapat memiliki kontribusi signifikan
kesesuaian terhadap model terhadap respon. Pada Tabel 4.5. dapat
dilihat bahwa nilai F0 (Fhitung) lebih

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 7


besar dibandingkan nilai F0,05.9.30 X22 (rasio molar kuadratik) serta X32
(Ftabel). Hal ini berarti hipotesis H0 (konsentrasi katalis kuadratik).
dapat ditolak dan hipotesis H1 diterima
yang menunjukkan kesesuaian model 3.6 Pengaruh Kondisi Proses dan
yang diperoleh terhadap variabel Interaksinya terhadap Yield
bebas berupa suhu reaksi (X1), rasio Biodiesel
molar (X2) dan konsentrasi katalis 3.6.1 Pengaruh Kondisi Proses
(X3). Kemudian dari hasil analisis terhadap Yield Biodiesel
statistik akan didapat nilai koefisien Terdapat tiga kondisi proses yang
determinasi (R2) yang digunakan dipelajari yaitu suhu reaksi (A), rasio
untuk mengetahui ketepatan sebuah molar (B) dan konsentrasi katalis
model regresi dengan Y yang zeolit alam (C). Dari hasil pengujian
merupakan respon percobaan. P-value, kondisi proses yang
Nilai R2 dapat dihitung dengan memberikan pengaruh yang signifikan
Persamaan 2 [8]. terhadap yield biodiesel adalah suhu
reaksi dan konsentrasi katalis. Hal ini
Jumlah kuadrat model SSR
R2 = = (2) dibuktikan pada Gambar 2.
Jumlah kuadrat total SST Kondisi proses yang
memberikan pengaruh signifikan
Nilai R2 yang didapat dari model
adalah suhu reaksi dan konsentrasi
regresi pada penelitian ini adalah
katalis sedangkan rasio molar tidak
0,8940 yang mendekati nilai 1,
memberikan pengaruh yang
sehingga model regresi memiliki
signifikan. Semakin tinggi suhu reaksi
kecocokan dengan respon percobaan.
yang diberikan maka yield biodiesel
Setelah didapatkan kecocokan antar
yang dihasilkan juga semakin tinggi
model dengan respon, dilanjutkan
hingga mencapai suhu 60oC namun
dengan menentukan variabel yang
apabila suhu ditingkatkan lagi maka
berpengaruh dan yang tidak
yield yang dihasilkan akan menurun.
berpengaruh terhadap yield biodiesel
Reaksi transesterifikasi dapat
yang dihasilkan. Hal ini dapat
dilangsungkan pada rentang suhu
ditentukan dengan uji P-value.
kamar hingga mendekati titik didih
Pada uji P-value, H0 dapat
metanol. Suhu reaksi yang tinggi akan
diterima apabila nilai P-value lebih
menyebabkan metanol menguap
besar dari nilai probabilitas eror (α =
sehingga rasio molar minyak metanol
5%) [8]. Hasil pengujian P-value pada
untuk pembuatan biodiesel berkurang
penelitian ini yaitu nilai variabel yang
dan yield yang dihasilkan sedikit [12].
besar dari nilai α adalah X2, X1X2 dan
Selanjutnya penambahan
X1X3, sedangkan nilai variabel yang
metanol berlebih bertujuan agar reaksi
lebih kecil dari nilai α adalah X1, X3,
bergerak ke arah produk karena reaksi
X2X3, X12, X22 dan X32. Sehingga dapat
yang terjadi merupakan reaksi
diketahui koefisien model yang
kesetimbangan. Setelah
memberikan pengaruh nyata terhadap
kesetimbangan tercapai maka
respon (yield biodiesel) diantaranya :
penambahan metanol hanya akan
X1 mewakili suhu reaksi, X3 mewakili
menyebabkan biaya produksi
konsentrasi katalis zeolit alam, X2X3
meningkat sedangkan yield biodiesel
yang merupakan interaksi rasio molar
yang dihasilkan tidak mengalami
minyak : metanol dan konsentrasi
peningkatan [13].
katalis, X12 (suhu reaksi kuadratik),

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 8


a. Suhu Reaksi (oC) b. Rasio Molar (mol)

c. Konsentrasi katalis

Gambar 2. Pengaruh kondisi proses : a). Suhu reaksi, b). Rasio molar metanol :
minyak dan c). Konsentrasi katalis terhadap yield biodiesel

3.6.2 Pengaruh Interaksi Kondisi dibandingkan dengan konsentrasi


Proses terhadap Yield katalis yang besar. Sehingga bisa
Biodiesel dikatakan penggunaan jumlah katalis
Berdasarkan pengujian P-value yang besar tidak memberikan efek
interaksi kondisi proses yang positif pada proses pembuatan
memberikan pengaruh yang signifikan biodiesel. Sedangkan pengaruh rasio
terhadap yield biodiesel adalah rasio molar tidak memberikan kotribusi
molar metanol : minyak dengan yang signifikan, namun yield biodiesel
konsentrasi katalis zeolit alam. yang lebih besar diperoleh pada rasio
Pengaruh interaksi rasio molar molar rendah. Hal ini dapat
metanol : minyak dan konsentrasi disebabkan karena kelebihan metanol
katalis ini digambarkan dalam bentuk dalam reaksi dapat larut dengan
kontur dua dimensi dan kurva produk samping berupa gliserol.
permukaan (surface curve) pada Karena reaksi pembuatan biodiesel
Gambar 3. Kontur dan kurva respon merupakan reaksi kesetimbangan
permukaan ini menunjukkan pengaruh maka jika mol produk melebihi mol
interaksi rasio molar metanol : minyak reaktan maka akan terjadi reaksi
dan konsentrasi katalis pada suhu gliserolisis sehingga akan terbentuk
60oC. Yang mana pada rasio molar kembali trigliserida dan metanol.
metanol : minyak 8 : 1, yield biodiesel Sehingga yield biodiesel yang
yang dihasilkan lebih besar pada dihasilkan kecil [14].
konsentrasi katalis 1%-b hingga 3%-b

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 9


a. b.

Gambar 3. Pengaruh interaksi rasio molar metanol : minyak (B) dan konsentrasi
katalis (C) terhadap yield biodiesel pada suhu 60oC, a) Kontur dua dimensi dan b)
kurva permukaan.

Kondisi proses yang minyak 8 : 1. Pada suhu reaksi di


memberikan pengaruh yang signifikan bawah 60oC yield biodiesel yang
adalah suhu reaksi dan konsentrasi diperoleh lebih besar ketika
katalis. Sehingga interaksi lain yang konsentrasi katalis yang digunakan
cukup memberikan pengaruh terhadap kecil dari 3%-b dibandingkan pada
yield biodiesel selanjutnya adalah konsentrasi katalis besar. Sedangkan
interaksi suhu reaksi dan konstrasi pada suhu reaksi yang lebih tinggi dan
katalis, namun interaksi ini tidak konsentrasi katalis juga tinggi, yield
terdeteksi pada analisis statistik.. biodiesel tidak mengalami
Pengaruh interaksi ini digambarkan peningkatan. Hal ini dapat disebabkan
dalam bentuk kontur dua dimensi dan karena suhu reaksi tinggi yang
kurva permukaan (surface curve) pada melebihi titik didih metanol dapat
Gambar 4. Gambar ini menunjukkan menyebabkan metanol menguap
pengaruh interaksi suhu reaksi dan sehingga rasio molar untuk reaksi
konsentrasi katalis terhadap yield kesetimbangan tidak tercapai dan yield
biodiesel pada rasio molar metanol : biodiesel yang dihasilkan rendah [12].

a. b.

Gambar 4. Pengaruh interaksi suhu reaksi (A) dan konsentrasi katalis (C)
terhadap yield biodiesel pada rasio molar metanol : minyak 8:1, a) Kontur dua
dimensi dan b) kurva permukaan.

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 10


4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian [4] Hayyan, A., Md. Z. Alam,
yang dilakukan, maka dapat M.E.S. Mirghani, N.A.
disimpulkan bahwa biodiesel dapat Kabbashi, N.I.N.M. Hakimi,
dihasilkan dari minyak sawit off grade Y.M. Siran dan S. Tahiruddin.
yang berkualitas rendah melalui reaksi 2010. Sludge palm oil as a
dua tahap dengan menggunakan reneweble raw material for
katalis zeolit alam pada tahap biodiesel production by two step
transesterifikasi. Yield biodiesel processes. Journal of Elsevier,
tertinggi didapat sebanyak 97,79% Bio resouce Technology. 101 :
pada kondisi proses suhu reaksi 60oC, 7804 – 7811.
rasio molar minyak : metanol 1:8 dan [5] Arifin, J.K. 2009. Pemanfaatan
konsentrasi katalis zeolit alam 3%-b. Buah Sawit Sisa Sortiran
Kondisi operasi yang memberikan sebagai Sumber Bahan Baku
pengaruh signifikan terhadap yield Asam Lemak. Tesis. Program S2
biodiesel adalah suhu reaksi dan Teknik Kimia Universitas
konsentrasi katalis, yang mana dengan Sumatra Utara. Medan.
peningkatan suhu di atas 60oC dan [6] Kusuma, R.I., J.P. Hadinoto, A.
konsentrasi katalis di atas 3% tidak Ayucitra dan S. Ismadji. 2011.
memberikan kontribusi yang nyata Pemanfaatan zeolit alam sebagai
pada yield biodiesel. katalis murah dalam proses
pembuatan biodiesel dari
Daftar Pustaka minyak kelapa sawit. Prosiding
[1] Yunizurwan. 2007. Analisis seminar nasional fundamental
Potensi dan Peluang Ekonomi dan aplikasi teknik kimia.
Biodiesel dari Minyak Jarak Institut Teknologi Sepuluh
Pagar (Jatropha Curcas L) November. Surabaya.
sebagai Bahan Bakar Alternatif. [7] Chouhan, A.P.S. dan A.K.
Tesis. Pascasarjana Universitas Sarma. 2011. Modern
Sumatera Utara. Medan. Heterogeneous Catalysts for
[2] Helwani, Z., M. R. Othmman, Biodiesel Production : A
N. Aziz, J. Kim dan W. J. N. Comprehensive Review. Journal
Fernando. 2009. Solid of Elsevier. Reneweble and
Heterogeneus Catalyst for Sustainable Energy Reviews. 15
Transesterification of Trigly : 4378 – 4399.
Cerides with Methanol. Journal [8] Budiawan, R. Zulfansyah, W.
of Elsevier, Application Fatra dan Z. Helwani. 2013. Off-
Catalysis A : General. 369 : 1 - grade Palm Oil as a Reneweble
10. Raw Material for Biodiesel
[3] Widiastuti. 2010. Kajian Production By Two-Step
Pengembangan Kontrak Processes. ChESA Conference.
Berjangka CPO. Badan Januari. Banda Aceh. Chemical
Pengawas Perdagangan Engineering on Science and
Berjangka Komoditi Application. 7 : 40 – 50.
(BAPPEBTI). http://www. [9] Farag, H.A., El Maghraby, A.
bappebti.go.id/id/edu/articles/de dan Taha, N.A. 2013. Kinetic
tail/1038.html. 17 November Study of Used Vegetable Oil for
2013 (14:30). Esterification and

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 11


Transesterification Process of Dua Tahap Esterifikasi –
Biodiesel Production. Transesterifikasi. Tesis. Sekolah
International Journal of Pascasarjana Institut Pertanian
Chemical and Biochemicals Bogor. Bogor.
Sciences (ISSN 2226-9614) 3 : 1 [12] Liu, X., H. He, Y. Wang, S. Zhu
– 8. dan X. Piao. 2008.
[10] (BSN) Badan Standarisasi Transesterification of soybean
Nasional. 2006. Standar oil to biodiesel using CaO as a
Nasional Indonesia (SNI) solid base catalyst. Journal of
Nomor 04-2901:2006 tentang Elsevier, Fuel. 87 : 216 – 221.
Minyak kelapa sawit mentah [13] Lee, D.W., Y.M. Park dan K.Y.
(CPO). Badan Standarisasi Lee. 2009. Heterogeneous Base
Nasional. Jakarta. Catalysts for Transesterification
(BSN) Badan Standarisasi in Biodiesel Synthesis. Catal
Nasional. 2006. Standar Surv Asia. 13 : 63 – 77.
Nasional Indonesia (SNI) [14] Kafuku, G., M.K. Lam, J.
Nomor 04-7182:2006 tentang Kansedo, K.T. Lee dan M.
Biodiesel. Badan Standarisasi Mbarawa. 2010. Croton
Nasional. Jakarta. Megalocarpus Oil : A Feasible
[11] Kasim, R. 2010. Desain Non-edible Oil Source for
Esterifikasi Menggunakan Biodiesel Production. Journal of
Katalis Zeolit pada Proses Elsevier, Bioresource
Pembuatan Biodiesel dari Crude Technology. 101 : 7000-7004.
Palm Oil (CPO) Melalui Metode

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 12

You might also like