You are on page 1of 8

AKADEMIKA; Vol. 14. No.

2 Agustus 2016

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELANGGARAN ETIKA BISNIS

Restin Meilina
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Restin.meilina@gmail.com

Abstract
The background of this research news on the violation of business ethics, especially the
circulation of rotten eggs is rampant in almost all parts of Indonesia. This news is more
interesting because researchers also found that the sale of eggs broken for consumption in one
of the stalls in the traditional market in the town of Kediri the biggest buyers are
businessmen culinary / food. The purpose of this study was to answer the problem
formulation: (1) How is the sale of eggs broken / not fit for consumption rated according to
the theory of ethics ?; and (2) What factors are driving sales of eggs broken / not suitable for
consumption. This type of research is descriptive because it tried to describe the view of
ethical theory on the sale of eggs broken / not worth taking to find the factors that drive the
behavior of these sales. The approach used is qualitative data collection techniques of direct
interviews with the seller, observation, and literature study. The collected data is organized,
reduced, analyzed and translated so that it can be drawn conclusions. The results of this
study can be concluded that the sale of eggs broken for consumption is contrary to the theory
of utilitarianism, deontology, and the theory of rights, and violating the principle of honesty,
openness, and mutual benefit. The driving factors for such violations are (1) the character
(the seller does not want to be responsible in order to minimize losses), (2) lack of capital and
knowledge (the seller said he did not know about the laws of consumer protection and the
danger of the eggs were flawed and scared many broken egg will makes losses and working
capital deficiency), and (3) lack of control authorities (the seller expects no socialization of
the danger of the eggs were broken / defective and dissemination of consumer protection laws
because it had never been there)
Keyword: business ethics, circulation egg damage, theory of ethics

Pendahuluan bisnis sehingga faktor moral atau etika tidak


lagi menjadi pertimbangan.
Berita-berita mengenai pelanggaran
etika bisnis mendorong ketertarikan untuk Pakar kesehatan menyebutkan bahwa
menelusuri lebih lanjut faktor-faktor yang telur yang sudah retak menjadi media
mendorong dan dampak yang diakibatkan. tumbuhnya bakteri, salah satunya salmonella
Etika bisnis merupakan aspek moral dalam (doktersehat.com). Beberapa telur, pada
menjalankan bisnis. Masih banyak kulitnya terdapat sisa kotoran yang
fenomena-fenomena dimana beberapa bisnis menempel, dan mengandung banyak bakteri
masih mengabaikan aspek moral. LeClair khususnya salmonella. Ketika kulit telur retak
dan Ferrell dalam Haurisa dan Praptiningsih atau bahkan pecah dan berlubang seperti
(2014) mengemukakan bahwa perkembangan pada gambar, akan menyebabkan bakteri dari
zaman secara drastis mempengaruhi perilaku kulit masuk dan berkembang biak. Jika
etis, ditambah perkembangan teknologi telah dikonsumsi, akan menyebabkan beberapa
membuat perubahan high impact teradap masalah kesehatan seperti diare, bahkan
keputusan bisnis. Banyak perusahaan yang infeksi saluran cerna. Hal ini menjadi
menganggap keuntungan, menghindari masalah yang menarik untuk dikaji, faktor
kerugian, dan kekuatan bersaing sebagai apa yang mendorong penjualan dan
satu-satunya tujuan dalam menjalankan pembelian telur tidak layak konsumsi pada

Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika Bisnis… 119


AKADEMIKA; Vol. 14. No.2 Agustus 2016

pedagang di salah satu kios pasar X di Kota dengan mengingkari hati nuraninya,
Kediri tersebut. secara tidak langsung dia juga
menghancurkan integritas pribadinya
Etika bisnis adalah aturan-aturan yang
b. Kaidah emas; Kaidah emas berbunyi “
menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan
hendaklah memperlakukan orang lain
tidak boleh bertindak, aturan-aturan tersebut
sebagaimana anda sendiri ingin
bersumber dari aturan tertulis maupun tidak
diperlakukan” hal ini berarti, jika
tertulis (Fahmi, 2013:3). Jadi etika bisnis
seseorang tidak ingin mendapat
menyangkut baik atau buruknya perilaku-
perlakuan buruk, maka jangan sampai
perilaku manusia dalam menjalankan
memperlakukan orang lain dengan
bisnisnya. Bisnis yang beretika harus dilihat
buruk.
dari tiga sudut pandang yaitu ekonomi,
c. Penilaian umum; Perilaku bisnis yang
hukum, dan moral (Bertens, 2013: 25).
oleh masyarakat umum dinilai baik,
a) Dari sudut pandang ekonomi, bisnis berarti bisnis tersebut etis. Namun, jika
yang baik adalah bisnis yang masyarakat umum menilai bisnis
menghasilkan keuntungan tanpa tersebut tidak baik, berarti bisnis tersebut
merugikan orang lain tidak etis. Hal ini disebut juga audit
b) Dari sudut pandang hukum, bisnis yang sosial.
baik adalah bisnis yang tidak melanggar
aturan-aturan hukum Teori etika membantu dalam
menentukan penilaian etis atau tidaknya
c) Dari sudut pandang moral, bisnis yang
suatu perilaku. Alasan benar atau tidaknya
baik adalah bisnis yang sesuai dengan
ukuran-ukuran moralitas. perilaku yang dilakukan seseorang dapat
didukung dengan teori etika. Ada 4 (empat)
Keraf dalam Haurisa&Praptiningsih
teori etika yang paling penting menurut
(2014: 1) mengemukakan lima prinsip dalam
etika bisnis yaitu: Bertens (2013, 63) yaitu:

a) Prinsip otonomi: kemampuan a. Utilitarianisme; Menurut teori ini,


seseorang bertindak berdasarkan perbuatan yang etis adalah perbuatan
kesadaran dirinya sendiri tanpa yang memberi manfaat untuk banyak
pengaruh dari pihak lain. orang. Kriteria untuk teori ini adalah the
b) Prinsip kejujuran: sifat terbuka dan greatest happiness of the greatest number
memenuhi syarat-syarat bisnis. atau kebahagiaan terbesar yang
c) Prinsip keadilan: bersikap sama secara dirasakan jumlah orang terbesar.
objektif, rasional, dan dapat b. Deontologi; Menurut teori ini, perbuatan
dipertanggungjawabkan. yang baik bukan dinilai dari akibat atau
d) Prinsip saling menguntungkan: tidak tujuannya, namun karena perbuatan itu
ada pihak yang dirugikan dalam bisnis. adalah kewajiban yang harus
e) Prinsip integritas moral: memenuhi dilaksanakan. Dengan kata lain,
standar moralitas. perbuatan yang baik adalah perbuatan
Prinsip-prinsip tersebut dapat yang dilakukan karena kewajiban dan
menjadi indikator untuk perusahaan yang perbuatan yang buruk adalah perbuatan
melakukan usahanya sesuai etika bisnis. yang dilarang untuk dilakukan
Salah satu prinsip yang tidak terpenuhi c. Teori hak; Menurut teori ini, perbuatan
mengindikasikan adanya pelanggaran etika yang etis adalah perbuatan yang tidak
bisnis. Bertens (2013: 25) mengemukakan menyalahi atau melanggar hak-hak
tiga ukuran moralitas dalam bisnis yang orang lain. Setiap orang memiliki hak
dapat digunakan untuk mengukur sudut untuk diperlakukan dengan baik,
pandang moral dan prinsip integritas moral, sehingga perbuatan yang etis harus
yaitu: memperlakukan orang lain dengan baik,
a. Hati nurani; Setiap keputusan yang tidak boleh ada hak-hak yang dilanggar.
diambil menurut hati nurani adalah d. Teori keutamaan; Teori ini
baik. Orang yang mengambil keputusan mengesampingkan tindakan mana yang

Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika Bisnis… 120


AKADEMIKA; Vol. 14. No.2 Agustus 2016

etis dan tidak etis. Jika seseorang bahkan tanpa mengerti ketentuan etik
menganut paham egoisme, maka yang disahkan oleh lembaga yang
tindakan yang etis adalah tindakan yang berkompeten seperti Kode Etik
bisa memenuhi keinginannya, jika tidak Perhimpunan Auditor Internal
bisa memenuhi keinginannya maka Indonesia (PAAI), Peraturan Menteri
tindakan yang dilakukan belum etis. Jadi Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008/
menurut teori ini, etis atau tidaknya tentang Jasa Akuntan Publik,
suatu perilaku adalah jawaban dari hati Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan
nuraninya sendiri. Nomor 2 Tahun 2007 tentang Kode
Etik BPK-RI, Kode Etik Psikologi
Perusahaan yang memiliki produk
Indonesia, Kode Etik Advokat
bermutu, berguna untuk masyarakat, dikelola
Indonesia, dan lain sebagainya.
dengan manajemen yang tepat, tetapi tidak
mempunyai etika, maka kekurangan ini akan d) Kontrol dari pihak berwenang dalam
menjadi batu sandungan bagi perusahaan menegakkan etika bisnis masih
tersebut (Bertens, 2013:404). “ethics without a dianggap lemah. Sehingga kondisi ini
good product and without a good management will dimanfaatkan untuk mencapai
not make a company succeed. But without ethics a keuntungan pribadi atau kelompok.
good product and smart management cannot
guarantee a company’s success.” (De
George,1993:8). Hubungan kausalitas antara Metode Penelitian
Etika dengan bisnis banyak dikemukakan
Penelitian ini adalah penelitian
dengan semboyan-semboyan oleh para pakar deskriptif karena berusaha menjelaskan satu
ekonomi antara lain: a) Ethics pay (etika
variabel tanpa membuat perbandingan atau
membawa untung); b) Good business is ethical menghubungkan dengan variabel lain.
business, corporate ethics: a prime business asset Penelitian ini berusaha mendeskripsikan teori
(bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, etika bisnis dalam penjualan telur tidak layak
etika perusahaan adalah aset utama bisnis); konsumsi untuk menemukan faktor yang
c) Integrity pays! You don’t have to cheat to win mendorong perilaku tersebut
(integritas moral membawa untung, anda
tidak perlu menipu untuk menang); d) High Data dalam penelitian ini diperoleh
ethics high profit (etika yang tinggi membawa dari observasi, wawancara dan studi
untung yang tinggi pula) kepustakaan dengan mengumpulkan serta
mengidentifikasi buku-buku, jurnal,
Menurut Fahmi, (2013:9) permasalahan- penelitian terdahulu yang terkait, dan berita-
permasalahan umum yang terjadi dalam berita yang jelas serta dapat dipercaya
etika bisnis antara lain: sumbernya. Subjek penelitian adalah
a) Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh pedagang telur pada kios telur di pasar X
pihak-pihak yang mengerti etika bisnis. kota Kediri yang menjual telur tidak layak
Dilakukan dengan sengaja karena konsumsi. Objek penelitian pada pasar X di
faktor ingin mengejar keuntungan dan Kota Kediri, tidak disebutkan namanya
menghindari kewajiban-kewajiban sesuai persyaratan dari subjek yang tidak
yang selayaknya harus dipatuhi. ingin dipublikasikan dan diketahui
identitasnya
b) Keputusan bisnis sering diambil
dengan mengesampingkan norma- Data yang diperoleh diorganisasikan,
norma atau aturan-aturan yang direduksi, dideskripsikan dan dijabarkan
berlaku, misalnya Undang-Undang sehingga dapat ditarik kesimpulannya. Untuk
perlindungan Konsumen. Keputusan keabsahan data menggunakan triangulasi
bisnis sering mengedepankan materi teknik, yaitu mengumpulkan data dengan
atau mengejar target perolehan teknik yang berbeda-beda yaitu dari
keuntungan jangka pendek semata. wawancara, dari observasi, dan dari
dokumen-dokumen untuk mendapatkan data
c) Keputusan bisnis sering dibuat secara yang sama.
sepihak tanpa memperhatikan atau

Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika Bisnis… 121


AKADEMIKA; Vol. 14. No.2 Agustus 2016

Temuan Penelitian dan Pembahasan pangan yang rusak, cacat, atau bekas dan
tercemar, dengan atau tanpa memberikan
1. Pandangan Sesuai Teori Etika informasi secara lengkap dan benar”.
a. Utilitarianisme Penjual telur tidak layak konsumsi jelas
sudah melanggar kewajiban tersebut.
Menurut teori ini, perbuatan
Telur yang dijual sudah mengalami
yang etis adalah perbuatan yang
kerusakan pada kulitnya, tidak hanya
memberi manfaat untuk banyak orang.
retak namun juga berlubang dan
Pada masalah yang diteliti, yakni
memungkinkan tercemarnya oleh bakteri.
penjualan telur tidak layak konsumsi
Jadi, penjualan telur tidak layak konsumsi
yang banyak dibeli oleh pengusaha-
yang menjadi masalah dalam penelitian
pengusaha makanan, pihak yang
ini juga bertentangan dengan teori
diuntungkan adalah penjual dan deontologi. Hal ini juga tidak sesuai
pengusaha makanan saja. Sedangkan
dengan prinsip kedua yaitu prinsip
pihak yang dirugikan adalah pembeli
kejujuran karena penjual tidak dengan
produk olahan makanan yang tanpa
terbuka memenuhi syarat-syarat bisnis.
mereka ketahui dibuat dari telur tidak
Karena ada yang dilanggar, perilaku
layak konsumsi. Jika dinilai dari
tersebut dapat dikatakan melanggar etika
kriteria utilitarianisme yakni
bisnis.
kebahagiaan yang dirasakan jumlah
terbesar, maka masalah penjualan telur c. Teori hak
tidak layak konsumsi tersebut tidak Menurut teori ini, perbuatan yang
sesuai atau belum berdasar prinsip etis adalah perbuatan yang tidak
utilitarianisme. Perbandingan antara menyalahi atau melanggar hak-hak orang
pihak yang diuntungkan dengan pihak lain. Setiap orang memiliki hak untuk
yang dirugikan lebih banyak pihak diperlakukan dengan baik, sehingga
yang dirugikan. Jadi, masalah perbuatan yang etis harus memperlakukan
penjualan telur tidak layak konsumsi orang lain dengan baik, tidak boleh ada
tersebut bertentangan dengan teori hak-hak yang dilanggar.
etika utilitarianisme. Selain itu,
penjualan telur rusak juga tidak sesuai Undang-Undang No.8 Tahun
dengan prinsip etika ke empat yaitu 1999 tentang perlindungan konsumen juga
saling menguntungkan karena dalam mengatur tentang hak konsumen pada
hal ini ada pihak yang dirugikan. pasal 4 yang berisi “ hak konsumen
Karena ada prinsip yang dilanggar, adalah hak atas kenyamanan, keamanan,
dapat dikatakan perilaku ini juga dan keselamatan dalam mengkonsumsi
melanggar etika bisnis. barang dan /atau jasa serta hak atas
informasi yang benar, jelas, dan jujur
b. Deontologi mengenai kondisi dan jaminan barang
Menurut teori ini, perbuatan yang dan/atau jasa”. Hasil wawancara
baik bukan dinilai dari akibat atau peneliti, penjual mengatakan bahwa telur-
tujuannya, namun karena perbuatan itu telur rusak tersebut hanya rusak di kulit
adalah kewajiban yang harus luarnya, sedangkan kulit dalam masih
dilaksanakan. Dengan kata lain, bagus sehingga aman untuk dimakan.
perbuatan yang baik adalah perbuatan Peneliti menanyakan, bagaimana jika
yang dilakukan karena kewajiban dan ternyata setelah memakan telur tersebut
perbuatan yang buruk adalah perbuatan terjadi masalah seperti diare dan
yang dilarang untuk dilakukan. keracunan, penjual menjawab bahwa
kemungkinan hal itu karena kesalahan
Kewajiban bagi para pelaku usaha
memasak dan dia tidak mau bertanggung
sudah diatur dalam Undang-Undang No.8
jawab atas masalah tersebut. Hasil
Tahun 1999 tentang perlindungan wawancara ini menunjukkan bahwa
konsumen. Pada bab IV pasal 8 tertulis
penjual memberikan informasi yang tidak
bahwa “pelaku usaha dilarang
benar karena tidak bisa memberikan
memperdagangkan sediaan farmasi dan

Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika Bisnis… 122


AKADEMIKA; Vol. 14. No.2 Agustus 2016

jaminan keamanan atas konsumsi telur bahwa manusia adalah serigala bagi
tersebut. Jadi, penjualan telur tidak layak manusia lainnya, arti dari prinsip ini
konsumsi tersebut juga bertentangan adalah sisi ambisius manusia untuk
dengan teori hak. Selain itu, penjualan meraih keuntungan, menghindari
telur tersebut juga melanggar prinsip kerugian tanpa memikirkan nasib orang
ketiga yaitu prinsip keadilan, karena apa lain, dan lebih mengutamakan
yang dilakukan tidak dapat kesenangan bagi dirinya. Ketika “id”
dipertanggungjawabkan. Sehingga hal ini seseorang ingin mengejar keuntungan
termasuk pelanggaran etika bisnis. sebesar-besarnya dan mengabaikan
“superego” nya, maka ia akan
d. Teori keutamaan
mengabaikan sisi baik dari dirinya, tidak
Menurut teori ini, etis atau peduli dengan kerugian yang ditimbulkan
tidaknya suatu perilaku adalah jawaban pada orang lain.
dari hati nuraninya sendiri. Atas dasar
Hasil wawancara peneliti dengan
teori keutamaan, penjualan telur tidak
penjual telur, menunjukkan bahwa telur-
layak konsumsi tersebut tidak bisa
telur yang dijual tersebut dari peternakan
dianggap melanggar etika bisnis. Hati
mereka sendiri. Sebab-sebab kerusakan
nurani penjual mengatakan bahwa
telur bisa saja sejak proses sortir atau
perbuatan tersebut dapat membantu orang
pemilihan, pengambilan, dan
lain yang membutuhkan telur dengan
pembersihan dari kandang serta bisa juga
harga yang cukup murah dan sangat
pada saat dibawa ke kios maupun
terjangkau. Penjual tetap berpegang pada
distribusi ke pelanggan-pelanggan yang
pengetahuannya bahwa kerusakan hanya
mengambil dalam jumlah besar untuk
terjadi pada bagian luarnya, sedangkan
dijual kembali. Beberapa pelanggan
bagian dalam masih bagus dan tidak ada
tersebut tidak mau menerima telur-telur
masalah. Jadi, penjualan telur tidak layak
yang rusak sehigga harus dikembalikan,
konsumsi tersebut tidak bertentangan
namun beberapa tetap mau menerimanya.
dengan teori keutamaan.
Telur-telur yang rusak tersebut, dijual di
2. Faktor yang mendorong penjual kios pasar X di kota Kediri daripada harus
melakukan pelanggaran etika bisnis dibuang dan mengurangi keuntungan atau
dengan menjual telur tidak layak bahkan memberikan kerugian ketika
konsumsi jumlah yang rusak cukup banyak. Dengan
harga yang lebih murah, ternyata tidak
a. Karakter
sedikit yang tertarik membeli telur-telur
Teori psikoanalitik yang rusak tersebut. Justru banyak yang
dikemukakan Sigmund Freud dalam membeli dalam jumlah banyak untuk
Umam (2010:44) menjelaskan bahwa usaha makanan mereka. Bahkan
dalam diri setiap orang terdapat dua sisi terkadang mereka kehabisan stok telur
yaitu “id” yang selalu berusaha mencari yang rusak.
kepuasan bagi dirinya sendiri dan
Hasil wawancara tersebut
“superego” yang mengandung unsur ideal
menunjukkan bahwa penjual tidak dengan
dan pikiran yang baik. Pola perilaku
sengaja menjad pengepul telur-telur yang
manusia selalu berada dalam kompromi
rusak. Telur-telur tersebut tidak diambil
antara “id” dan “superego” tersebut. Hal
dari tengkulak, dengan kata lain mereka
ini berarti karakter buruk yang ada pada
tidak dengan sengaja mencari telur-telur
seseorang berasal dari “id” yang jauh
rusak untuk dijual, namun telur-telur
lebih besar dari “superego”.
tersebut benar-benar hasil dari usaha
Manusia memiliki sifat yang
peternakan mereka yang tidak sesuai
cenderung tidak pernah merasa puas
harapan. Untuk memperkecil kerugian
terhadap apa yang diperoleh dan selalu
karena kerusakan-kerusakan tersebut,
merasa kurang dan terus mencari (Fahmi,
mereka menjualnya. Untuk proses
2013:3). Hal ini didukung dengan prinsip
penjualan, mereka memberi pilihan bagi
homo homoni lupus yang menyatakan

Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika Bisnis… 123


AKADEMIKA; Vol. 14. No.2 Agustus 2016

konsumen untuk memilih, tidak memaksa mengalami keterbatasan pengetahuan


untuk membeli telur yang rusak. atau miopi normatif akan lebih memilih
melakukan pelanggaran etika tanpa
Dari sisi faktor karakter,
mempertimbangkan resiko-resiko yang
pelanggaran etika penjualan telur-telur
akan terjadi di kemudian hari daripada
rusak atau tidak layak konsumsi ini
membangun nama baik, citra, dan
didorong oleh karakter tidak mau rugi.
reputasi.
Penjual terdorong oleh pilihan bisa
memperkecil kerugian. Lebih baik untung Begitu pula yang terjadi pada
sedikit dengan menjual telur-telur rusak masalah penjualan telur-telur rusak atau
dengan setengah harga, daripada tidak tidak layak konsumsi di atas. Penjual
untung sama sekali atau bahkan rugi mengalami dilema, antara modal dan
dengan membuang telur-telur rusak keuntungan mereka mungkin akan turun
tersebut. Mereka mengabaikan drastis karena banyaknya telur yang rusak
kemungkinan adanya pihak-pihak yang dan dihadapkan pada pilihan menjual
dirugikan karena telur-telur rusak tersebut, telur-telur rusak tersebut dengan setengah
tidak bersedia bertanggung jawab jika ada harga namun bisa menekan kerugian dan
masalah setelah mengkonsumsi, dan tidak menambah keuntungan. Dari hasil
mau ikut campur jika telur-telur tersebut wawancara, penjual menjelaskan bahwa
dimanfaatkan perusahaan-perusahaan kerusakan telur tersebut hanya pada
olahan makanan untuk digunakan sebagai bagian luar kulit saja, sedangkan bagian
bahan-bahan utama yang dapat dalam masih bagus dan tidak ada masalah
memperbesar keuntungan perusahaan untuk dikonsumsi. Peneliti menanyakan
karena mampu menekan biaya produksi apakah kerusakan tersebut
secara drastis walaupun hal itu berarti memungkinkan kontaminasi bakteri
mengurangi kualitas produk dan juga langsung disanggah oleh penjual tersebut.
merugikan konsumen mereka.
Menurut mereka kontaminasi
b. Kurangnya modal dan pengetahuan bakteri tidak bisa terjadi selama kulit tipis
bagian dalam belum berlubang. Hal ini
Beberapa kondisi menyebabkan
menunjukkan kurangnya pengetahuan
seseorang berada pada dilema etis yang
penjual mengenai kerusakan telur dan
menuntut pengambilan keputusan yang
bagaimana proses terjadinya kontaminasi
etis. Salah satunya dilema antara kerugian
bakteri yang masuk dari kulit luar ke kulit
yang dapat dikurangi dengan adanya
dalam telur dan bisa merusak isi telur.
beberapa konsumen yang mungkin
Peneliti juga menanyakan apakah penjual
dirugikan. Selain itu, dilema etis bisa
pernah membuka isi telur yang rusak
terjadi ketika ada kesempatan, ada
tersebut, dan apakah ada perbedaan,
pilihan, dan ada ajakan. Kegagalan
penjual menjawab pernah dan sedikit
seseorang mengambil keputusan yang etis
perbedaan adalah kuning telurnya lebih
disebabkan terbatasnya modal dan
cair daripada telur yang tidak rusak.
pengetahuan. Bisnis lebih mudah terfokus
Seharusnya, perbedaan ini difahami
pada aspek finansial daripada aspek etis
sebagai salah satu bentuk kerusakan isi
(Desjardins, 2011:38), kondisi ini disebut
telur dan menjadi alasan telur tersebut
miopi normatif. Para pelaku pelanggaran
tidak layak di konsumsi. Penjual tetap
etika bisnis terkadang hanya terfokus pada menjelaskan bahwa harga yang beda,
pertimbangan keuntungan finansial dan kualitas yang beda, tentu saja membawa
mengabaikan pertimbangan etika. isi yang berbeda, namun masih aman
Berbeda dengan faktor pertama, pada dikonsumsi.
kondisi ini bukan karena karakter buruk,
pelaku bisa saja berkarakter baik hanya Kurangnya pengetahuan penjual
saja tidak memiliki imajinasi moral yaitu atas pencemaran kualitas telur tersebut
kreativitas dalam menentukan pilihan- tanpa mereka sadari juga dapat
pilihan yang etis. Beberapa perusahaan menjatuhkan nama baik, citra, dan
yang memiliki modal terbatas, dan reputasi usahanya. Orang akan

Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika Bisnis… 124


AKADEMIKA; Vol. 14. No.2 Agustus 2016

menganggap semua telur yang dijual pada layak konsumsi dari segi teori bertentangan
kios tersebut berkualitas buruk, walaupun dengan teori utilitarianisme, deontologi, dan
ada telur yang tidak terdapat kerusakan teori hak, serta melanggar prinsip keadilan,
karena letaknya disejajarkan dengan telur- kejujuran, dan prinsip saling
telur yang rusak. Jika hal ini terjadi, maka menguntungkan. Ada tiga faktor yang
kios tersebut hanya akan menjadi mendorong penjual melakukan pelanggaran
langganan pembeli-pembeli telur rusak. etika bisnis, yaitu:
Sehingga nama kios tersebut hanya
a) Karakter, yaitu sifat tidak ingin
dikenal sebagai penjual telur rusak. Maka
bertanggung jawab dan ikut campur atas
citra, reputasi, nama baik kios dan
kerugian orang lain demi memperkecil
penjualnya juga akan rusak.
kerugian yang di alami.
c. Lemahnya kontrol pihak berwenang b) Kurangnya modal dan pengetahuan, yaitu
kekhawatiran akan modal dan
Faktor ketiga yang tidak bisa
keuntungan yang turun drastis karena
diabaikan adalah kurangnya kontrol pihak
kerugian yang harus ditanggung, dan
berwenang. Pihak-pihak tersebut bisa dari
kurangnya pemahaman atas peraturan-
aparat keamanan, maupun lembaga-
peraturan perlindungan konsumen dan
lembaga swadaya dan pemberdayaan
pengetahuan atas kualitas telur dan
masyarakat. Berita-berita mengenai
kontaminasi bakteri pada telur yang
peredaran telur busuk sudah banyak dan
rusak.
terjadi pada banyak wilayah di Indonesia,
c) Kontrol pihak berwenang yang masih lemah,
pihak berwenang belum memberikan
yaitu penerapan sanksi yang belum
sanksi yang dapat memberikan efek jera
memberi efek jera, kurangnya sosialisasi
pada pelaku. Sanksi yang masih dirasakan
atas peraturan-peraturan perlindungan
ringan, dan kontrol yang masih lemah
konsumen, dan sosialisasi atas
dapat menjadi faktor yang justru
pengetahuan kualitas makanan
mendorong perusahaan yang tadinya etis
khususnya telur dari aparat penegak
dalam berbisnis ikut terjun dalam
hukum dan lembaga-lembaga swadaya
pelanggaran etika bisnis.
serta pemberdayaan masyarakat.
Banyak juga pelaku usaha yang Diharapkan, hasil penelitian ini dapat
belum memahami peraturan-peraturan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang terkait
dan undang-undang perlindungan dalam pengambilan kebijakan. Agar dapat
konsumen atau sejenisnya. Hal ini dapat disosialisasikan bahaya dari telur yang rusak
diketahui dari hasil wawancara ketika sehingga konsumen terhindar dari risiko-
peneliti menanyakan tentang undang- risiko yang diakibatkan dari konsumsi telur
undang perlindungan konsumen namun tersebut. Diabuatkan kebijakan untuk penjual
penjual menjawab tidak mengetahui, agar tidak menjual telur-telur yang rusak
hanya pernah mendengar saja itupun sehingga tidak ada perusahaan makanan
tidak jelas apa saja yang diatur dalam yang menggunakannya sebagai bahan baku.
undang-undang tersebut. Menurutnya hal- Dan akhirnya, dilakukan pengawasan yang
hal semacam itu perlu disosialisasikan ketat agar pelanggaran-pelanggaran seperti
dulu, karena pedagang-pedangang pasar ini tidak akan terjadi lagi dimanapun.
tradisional sebagian besar tingkat
Daftar Pustaka
pendidikannya masih minim. Perlu pula
sosialisasi pakar kesehatan jika memang Bertens, K . 2013. Pengantar Etika Bisnis.
telur rusak tersebut berbahaya. Karena Yogyakarta : Kanisius .
mereka tidak pernah mendapat pelajaran
De George, R. 1993. Competing with Integrity
tentang itu ketika sekolah.
in International Business. Oxford: Oxford
Simpulan University Press.
Berdasarkan hasil analisis dan Desjardins, H. 2011. Etika Bisnis: Pengambilan
pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan Keputusan Untuk Integritas Pribadi dan
bahwa penjualan telur-telur rusak dan tidak Tanggung Jawab Sosial. Jakarta: Erlangga.

Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika Bisnis… 125


AKADEMIKA; Vol. 14. No.2 Agustus 2016

Fahmi, I . 2013. Etika Bisnis: Teori, Kasus, dan


Solusi. Bandung: Alfabeta.
Haurissa, L.J.,dan Praptiningsih, M. 2014.
Analisis Penerapan Etika Bisnis pada PT
Maju Jaya di Pare Jawa Timur. Agora Vol.
2, No. 2.
Umam, K. 2010. Perilaku Organisasi.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang
No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen. (www.hukumonline.com)
Dokter Sehat. (24 Oktober 2016). Ada
Baiknya Tidak Memilih Telur yang
Cangkangnya Sudah Retak.
(http://doktersehat.com)
Maulana, Y. (8 Juni 2016). Terungkap Bakso
dan Siomay Di Kota Bogor Dibuat
Berbahan Telur Busuk.Tribunnews
Bogor.(http://www.bangka.tribunnews.co
m/2016/06/08/terungkap-bakso-dan-
siomay-dikota-bogor-dibuat-berbahan-
telur-busuk)
Pos Kupang. (13 Februari 2016. Telur Busuk
Asal Surabaya Marak Beredar di NTT.
Tribunnews.(http://kupang.tribunnews.co
m/2016/02/13/telur-busuk-asal-
surabaya-marak-beredar-di-ntt)
Wikipedia. (23 Agustus 2016). Reportase
(acara televisi).
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/reportas
e_(acara_televisi))

Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika Bisnis… 126

You might also like