You are on page 1of 10

DOI: https://doi.org/10.15548/tabuah.v23i1.

212

GUGATAN TERHADAP KEPAHLAWANAN TUANKU IMAM BONJOL


Kori Lilie Muslim
IAIN Bukittinggi
email:liliemuslimkori@gmail.com
Abstract
This paper aims to find out about the history of Tuanku Imam Bonjol, how his struggle
in the Padri war and what kind of lawsuit he faced. Tuanku Imam Bonjol commonly
called Peto Syarif who was born in 1772 in Alahan Panjang. He was given the title
Malin Baso because he was assigned by Tuanku Nan Renceh to study war. The
influence of Tuanku Imam Bonjol in the war of war in southern Tapanuli. This research
is also a historical study that provides an explanation of social behavior in history. That
approach can explain the struggle of Tuanku Imam Bonjol. This war became confusing
because in time the Padri won and there was also a time for the Dutch to win. There was
a time when the Dutch surrendered to the Padri and the Dutch asked for negotiations.
Then the Padri asked for conditions and were approved by the Dutch. But this was only
a Dutch strategy, they attacked again at the Padri. Tuanku Imam Bonjol continued to
look for a hiding place until finally he received an invitation letter from the French
Reciden. But Tuanku Imam Bonjol was even lied to, he was surrounded by the Dutch
who would be ready to be arrested. Tuanku Imam Bonjol was taken prisoner, at first he
was imprisoned in Bukittinggi, but because there was fear the Dutch moved him to
Cianjur. Because of the fear felt by the Dutch government and finally he was transferred
to Manado on January 19, 1839. After being a Dutch prisoner for 27 years, he died on
November 8, 1864 at the age of 92 years. He was buried in the Lutak or Minahasa in
Manado.

Key Word: Lawsuit, Heroism, Tuanku Imam Bonjol

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui tentang riwayat Tuanku Imam Bonjol,
bagaimana perjuangannya dalam perang padri dan seperti apa gugatan yang
beliau hadapi. Tuanku Imam Bonjol yang biasa dipanggil Peto Syarif yang lahir
pada tahun1772 di Alahan Panjang. Ia diberi gelar Malin Baso karena ia
ditugaskan oleh Tuanku Nan Renceh untuk belajar perang. Pengaruh Tuanku Imam
Bonjol dalam perang paderi di Tapanuli selatan. Penelitian ini juga penelitian
sejarah yang memberikan penjelasan terhadap perilaku sosial dalam sejarah.
Pendekatan itu mampu menjelaskan tentang perjuangan Tuanku Imam Bonjol.
Perang ini menjadi simpang siur karena pada saatnya kaum Padri yang menang
dan ada juga saatnya pihak Belanda yang menang. Ada saatnya Belanda menyerah
ke kaum Padri dan Belanda meminta perundingan. Lalu kaum Padri meminta
persyaratan dan disetujui oleh pihak Belanda. Namun hal itu hanya siasat Belanda,
mereka melakukan penyerangan kembali ke kaum Padri. Tuanku Imam Bonjol
terus mencari tempat persembunyian sampai pada akhirya ia menerima sebuah
surat undangan dari Reciden Prancis. Namun Tuanku Imam Bonjol malah
dibohongi yang ada ia dikepung oleh pihak Belanda yang akan siap ditangkap.
Tuanku Imam Bonjol ditawan, mula-mula beliau dipenjarakan di Bukittinggi,
namun karena ada rasa takut pihak Belanda memindahkan beliau ke Cianjur.
Karena rasa takut yang dirasakan pemerintah Belanda dan akhirnya ia
dipindahkan ke Manado pada tanggal 19 Januari 1839. Setelah menjadi tawanan
17
18 Gugatan Terhadap Kepahlawanan...
Belanda selama 27 tahun, beliau wafat pada tanggal 8 November 1864 dalam usia
92 tahun. Beliau dimakamkan di Lutak atau Minahasa di Manado.
Kata Kunci: Gugatan, Kepahlawanan, Tuanku Imam Bonjol

PENDAHULUAN Ulama besar, tokoh, pejuang dan juga


Pembahasan topik ini adalah sebagai orang tua masyarakat, tempat
untuk mengetahui bagaimana meminta nasehat, petunjuk dan
penderitaan bangsa indonesia ketika mengadukan segala hal ikhwal, baik
dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa. yang berkenaan dengan masalah agama
Sehingga terjadi perlawanan- dan keagamaan, maupun masalah-
perlawanan di berbagai daerah untuk masalah yang berhubungan dengan
mengusir para penjajah, khususnya para dunia dan kedunian.1
penjajah belanda. Tindakan sewenang- Sebagai seorang Ulama besar,
wenang dan penindasan yang dilakukan Syekh Muhammad Said Imam Bonjol
oleh penguasa Eropa telah mempunyai beberapa keluarbiasaan
menimbulkan kesengsaraan dan (Maziyyah) yang mungkin tidak
kepedihan bangsa Indonesia. Hal itu dipunyai oleh ulama-ulama lain. Selain
juga terjadi di daerah Sumatera Barat keluarbiasaan (Maziyyah), beliau juga
yang dijajah juga oleh Belanda. Perang beberapa kebiasaan yang patut untuk
paderi yang dipimpin oleh Tuanku diikuti dan dijadikan suri tauladan, baik
Imam Bonjol. Pasukan Belanda yang dari segi kesederhanaannya maupun
berusaha ingin mengambil alih dari sikap beliau terhadap sesama
kekuasaan, maka terjadilah perang manusia.
paderi. Berbagai peristiwa yang pernah Mengingat keluarbiasaan-
dialami maupun berbagai peninggalan keluarbiasaan yang sangat
yang masih tersisa merupakan saksi mengagumkan dan kebiasaan-
yang masih banyak menyimpan rahasia kebiasaan yang beliau kerjakan selama
yang mungkin belum mampu hidupnya cukup mencerminkan
terungkap. ketauladan yang mulia dan sederhana,
maka patutlah jikalau Badan Litbang
PEMBAHASAN Agama memilih beliau untuk ditulis
Sejarah Tentang Tuanku Imam biografinya, dengan harapan apa-apa
Bonjol yang ada pada diri beliau itu dapat
Bonjol merupakan suatu dijadikan pedoman hidup oleh generasi
kampung yang terdapat di daerah selanjutnya.2
Sumatera Barat. Kampung Bonjol
tersebut terkenal karena di tempat itu Biografi Syekh Muhammad Said
dilahirkan seorang ulama besar pejuang Bonjol
yang menentang penjajahan dan Syekh Muhammad Said Bonjol
memperjuangkan kemerdekaan (Inyik Bonjol) adalah putra tunggal dari
Indonesia “beliau adalah Tuanku Imam ayahnya Patoen (Penghulu Malim) dan
Bonjol”. ibunya Hamimah. Beliau dilahirkan
Di tempat itu beliau dilahirkan pada masa penjajahan Belanda,
dan di tempat itu pula beliau berjuang tepatnya pada tahun 1771 di Balai
bersama-sama dengan seluruh lapisan
masyarakat selama bertahun-tahun 1
Yulizal Yunus dkk “Beberapa Ulama
yang sampai saat ini bekas benteng- Sumatera Barat II”, (Padang: Museum Negeri-
benteng, kubu-kubu pertahanan serta Pemda Sumbar,2012), h. 126
2
sebuah Meriam besar masih dapat Rosehan Anwar dan Andi Bahrudin
Malik, “Ulama dalam Penyebaran Pendidikan
disaksikan. dan Khazanah Keagamaan”, (Jakarta: Proyek
Syekh Muhmmad Said Bonjol Pengkajian dan Pengembangan Lektur
atau Inyik Bonjol adalah seorang Pendidikan Agama, 2003),h. 361-362

Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora


Kori Lilie Muslim 19
Lomo Kota Bonjol, seratus delapan 2. Beliau selalu mengenakan
tahun yang lalu. Kakek beliau bernama (memakai) Jubah dan Sorban putih
Syekh Muhammad Shaleh Amin yang 3. Beliau mengurangi waktu tidur di
mengasuh dan mendidik beliau diwaktu waktu malam untuk ber-khalwat
beliau masih kecil. pada Allah
Beliau dilahirkan dikalangan 4. Beliau makan dengan makanan
keluarga pedagang dan senang sederhana
merantau, menyebabkan setelah beliau 5. Setiap orang yang datang pada
agak besar di kirim ke Malaysia, beliau dilayani dengan baik, tanpa
sehingga ia mendapat pendidikan membedakan siapa orangnya.
formal di sana yaitu sekolah Rakyat Maziyyah (keistimewaan)
Desa (1879 M) yang sekarang SD. yang pernah terjadi pada diri beliau
Pada tahun 1909-1914 beliau belajar adalah sebagai berikut:
Agama Islam pada Syekh Ibrahim a. Terbuka (kasysyaf) pintu gaib pada
Kumpulan di Bonjol. Pada tahun 1914 - diri beliau, sehingga beliau mampu
1946 M belajar mengaji dan mengetahui maksud orang yang
memperdalam Agama Islam pada datang pada beliau. Kadang-kadang
Syekh Maulana Ahmad Chatin di hanya memandang wajahnya saja.
Masjidil Haram Mekah. Sekembalinya b. Pada waktu isterinya melahirkan
dari Mekah antara tahun 1918 M beliau anaknya Harun al-Rasyid, beliau
memperdalam ilmu Tarikat dapat hadir disisi isterinya dan
Naqsabandiyah di Bonjol. selanjutnya memberikan nama pada
Beliau tertarik pada budi bahasa anaknya yang baru lahir tersebut.
yang luhur, tingkah laku yang Padahal pada waktu itu beliau sedang
menyenangkan serta kearifan dan berada di Mekkah.
keulamaan beliau, menyebabkan setiap c. Dari diri beliau sering terdengar
kampung tempat beliau mendirikan bunyi ayat-ayat al-Qur’an diwaktu
Surau, Masjid dan Pesantren, para beliau sedang tidur
orang tua setempat mengharapkan d. Pada waktu beliau memperbaiki
beliau bersedia menikahi putri-putri Masjid Air Angek, beliau berniat
mereka untuk dijadikan isteri beliau untuk menjual kudanya karena
dengan harapan agar mendapat kekurangan biaya, pada suatu malam,
keturunan dari beliau. Beliau beliau kedatangan seorang tamu
mempunyai beberapa orang isteri berpakaian haji dengan mengenakan
namun demikian isteri yang selalu Jubah dan Sorban yang memberikan
mendampingi beliau hingga wafatnya bantuan kepadanya yaitu berupa
adalah Hajjah Solehah. Beliau bungkusan emas yaitu mas Turki dan
mempunyai 10 orang anak yaitu 5 kemudian orang tersebutpun
orang anak laki-laki dan 5 orang anak menghilang.
perempuan yaitu Haji Hasan e. Buku kecil (berisi inti sari amalan
(almarhum), Haji Hasyim, Harun al- beliau) yang beliau peroleh di
Rasyid, Syahrudin, Djusnah, Ka’bah Masjidil Haram Mekah,
Sawwadjir, Hasanah (almarhum), beberapa bulan sebelum beliau
Rofiah, Haji Cholidi (almarhum) Nur wafat.
Baiti. f. Setiap shalat beliau selalu
Kebiasaan Syekh Muhammad berjama’ah, kadang-kadang beliau
Said Bonjol yang patut untuk dicontoh terdiri dari orang-orang berpakaian
adalah sebagai berikut: Jubah dan Sorban putih terutama
1. Kebiasaan beliau tidur di Masjid pada waktu shalat subuh
hampir 2/3 dari waktunya beliau g. Setiap hari Jum’at beliau menjamu
habiskan untuk beribadah dan Jama’ah dengan memotong kambing,
mengajar.

Volume 23 No. 1, Edisi Januari-Juni 2019


20 Gugatan Terhadap Kepahlawanan...
ayam dan beras yang dibawakan beliau kembali ke tanah air, tempat
orang. tumpah darahnya (Bonjol). Pada
h. Apabila beliau membangun masjid, tahun itu juga beliau mendirikan
surau, atau pesantren sumbangan Surau, Masjid dan Pesantren di
terus mengalir sampai bangunan sana. Dua tahun kemudian yaitu
tersebut seleai tahun 1920 M beliau pindah ke
i. Sewaktu beliau wafat, ketika dimn Desa Air Abu, lalu mendirikan
j. Dingan zakarnya hidup dan ketika Masjid, Surau dan Pesantren di
kain kafannya (7 lapis) dibuka untuk sana.
dicimkan ke tanah ternyata mayat Tiga tahun kemudian yaitu
beliau tidak ada (kosong) tahun 1923 beliau pundah ke Desa
Syekh Muhammad Said Imam Air Angek Padang Baru,
Bonjol mempunyai keahlian dibidang mendirikan Surau, Masjid, dan
illmu pengetahuan yaitu dibidang ilmu Sekolah Tarbiyatul Islamiyah. Di
agama ahli dalam Ilmu Tasawuf dan tempat ini beliau menetap lama dan
Ilmu Fiqih. Selain itu beliau juga dari tempat ini pula pada tahun
menguasai (ahli) dalam Ilmu Sejarah 1929 beliau mendirikan sebuah
(silsilah) adat Minangkabau dan Masjid di Desa Sipisang Nan
mungkin ilmu beliau kuasai secara Tujuh, Kecamatan Tilatang
berlebihan. Jika seorang Minangkabau Kamang.
datang kepada beliau asal namanya saja Tahun berikutnya yaitu
beliau tau asal usulnya dari mana. tahun 1930 beliau mendirikan
Beliau juga mempunyai keahlian Surau, Pesantren di Pangai Desa
dibidang pengobatan secara tradisional, Batu Badinding. Setelah itu pada
sehingga beliau terkenal dikalangan tahun-tahun berikutnya beliau
masyarakat karana keahlian beliau mendirikan surau dan tempat-
dalam mnembuhkan berbagai penyakit, tempat pengajian di Kampung
penyakit misterius pun banyak beliau Penampungan. Terakhir yaitu tahun
sembuhkan. Dalam menyembuhkan 1951 beliau pindah berkedudukan
penyakit-penyakit misterius beliau di Medan Sabar Padang Baru
lakukan dengan cara beristiqharah dan Bonjol, di sana beliau mendirikan
berdoa kepada Yang Maha Kuasa tempat pengajian dan sebuah
sehingga sembuhnya pun seolah-olah Masjid yang sekarang bernama
secara misterius juga. Masjid Raya.
Beliau mempunyai nama 2. Sebagai guru
panggilan yaitu: Syekh Muhammad Said
1. Sebagai penggerak pembangunan Bonjol mendidik dan mengajar di
Profesi beliau sebagai setiap Surau, Masjid dan Pesantren
penggerak pembangunan, memang yang ia bangun di setiap
sudah merupakan naluriah beliau, perkampungan sekaligus beliau
sehingga ketika kembali dari menjadi pengajar dan pemimpin
Mekah pada tahun 1916 M menuju para jamaahnya. Setelah berjalan
tanah air, beliau menagambil rute lancar lalu beliau serahkan kepada
Jiddah melintasi Sungai Nil (Mesir) murid yang paling beliau percayai.
di sini beliau mencuci muka- Pekerjaan tersebut
Bagdad-Rudistan-India-Pakistan- merupakan salah satu hobi beliau
Filipina-Malaysia, beliau sehingga beliau lakukan dengan
mendirikan masjid (tahun 1916- penuh keikhlasan dan senang hati.
1917 M) perjalanaan ini beliau
lakukan dengan kendaraan yang 3. Sebagai tokoh (orang tua)
ada pada waktu itu. Setahun Sebagai tokoh (orang tua),
kemudian yaitu tahun 1918 M beliau sangat dekat dengan

Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora


Kori Lilie Muslim 21
masyarakat, dan masyarakat sangat mengarahkan mereka kejalan yang
dekat dengan beliau, sehingga diridhai Allah3.
hubungan beliau dengan
masyarakat seperti hubungan bapak Syekh Muhammad Said Bonjol dan
dan anak-anaknya. Beliau sangat Perang Paderi
memperhatikan prikehidupan Syekh Said Bonjol adalah
masyarakatnya, baik kehidupan pahlawan Nasional perintis
jasmaniah maupun kehidupan kemerdekaan, seorang ulama dan
rohninya. pemimpin Perang Paderi yang
Apabila beliau melihat menentang penjajahan Belanda di bumi
seseorang anggota masyarakatnya Minangkabau yang terjadi abad ke-19.
yang susah kehidupannya, beliau Gerakan Paderi muncul di Minangkabau
bantu dan dianjurkan untuk mencari sepulangnya tiga orang haji dari Mekah
atau pindah ke tempat lain yang di (1803) yaitu Haji Abdul Rahman dari
mungkinkan akan lebih Piobang Luhak lima puluh kota, Haji
menguntungkan. Miskin dari Pandai Sikat, dan Haji
Muhammad Arif dari Sumanik Luhak
4. Sebagai pejuang Tanah Datar. Kepulangan mereka
Sebagai putra bangsa sejak setelah memperdalam Agama Islam di
zaman penjajahan Kolonial Mekkah.
Belanda, beliau telah berniat Tuanku Muda datang ke Luhak
berjuang melawan mereka melalui Agam dibawa oleh Datuk Bandaharo,
media Agama Islam yang beliau beliau adalah seorang ulama yang juga
kuasai dengan mendirikan PERTI kepala Adat di Alahan Panjang, untuk
(Persatuan Tarbiyatul Islamiyah), mempelajari usaha pembaharuan
kemudian mendirikan Tariqat Agama Islam di sana. Kembalinya ke
Naqsabandiyah. Dengan kedua Alahan Panjang, Tuanku Muda bersama
wadah tersebut beliau mengajarkan Datuk Bandaharo, memulai pula usaha
pada murid-muridnya tentang siapa pembaharuan di kampung halamannya.
dan apa sebenarnya negeri yang Namun usaha mereka di tentang oleh
didiami ini dan pelajaran-pelajaran Datuk Sati, kepala Adat di sana.
yang berhubungan dengan Sehingga mengakibatkan terjadinya
penjajahan dan lain-lain. Perang saudara yang tidak bisa
Selanjutnya pada waktu dihindari oleh para kelompok
zaman Penjajahan Jepang pada pembaharu dengan kaum Adat.
tahun 1924-1944, beliau menjadi Menghadapi perang tersebut,
anggota Tjo Syuugun, ikut Peto Syarif dan Datuk Bandaharo
memperjuangkan berdirinya mencari tempat untuk dijadikannya
Departemen Agama yang pada Benteng. Namun tempat tersebutpun
waktu didirikan bernama Jawatan tidak luput dari serangan. Setelah itu,
Pendidikan agama. Tuanku Muda yang juga di panggil
Syekh Muhammad Said Malin Basa, membawa pengikutnya ke
Bonjol wafat pada tanggal 8 Lereng Bukit untuk menyusun lagi
November 1864 dalam usia 92 kekuatan dan mencari tempat
tahun, yang menyebabkan seluruh pertahanan. Bukit itu biasa digunakan
masyarakat Bonjol dan sekitarnya oleh kaum penyamun untuk mengintai
dan bahkan masyarakat Islam kuda beban-kuda beban yang membawa
Sumatera Barat merasa kehilangan barang dari Minangkabau ke Tapanuli.4
seorang tokoh dan tempat
mengadukan segala ikhwal mereka 3
Rosehan Anwar dan Andi Bahrudin
selama berpuluh-puluh tahun telah Malik
memimpin, membimbing dan 4
Sutrisno Kutojo dan Mardanas
Safwan, (Tuanku Imam Bonjol Riwayat Hidup
Volume 23 No. 1, Edisi Januari-Juni 2019
22 Gugatan Terhadap Kepahlawanan...
Akhirnya daerah tersebut dapat Imam Bonjol dari pihak Paderi dan
dikuasai oleh Malin Basa bekerjasama Letnan Kolonel Raff dipihak Belanda.
dengan Tuanku Rao. Selanjutnya Isinya mengakhiri permusuhan kedua
persawahan yang subur dijadikan belah pihak dengan mengakui daerah
benteng serta membangun tempat kekuasaan dan kebebasan berdagang
tersebut menjadi sebuah perkampungan. dari daerah masing-masing.
Di sekelilingnya dibuat parit besar yang Namun, kelicikan Belanda tetap
dipagari dinding tanah yang tingginya tercermin dalam perjanjian ini, karena
empat meter dan tebalnya enam meter. di sana tercantum kalimat bahwa kaum
Di atas dinding itu ditanam aur berduri. Paderi akan membantu Belanda
Dalam benteng yang berwujud melawan paderi lainnya yang
perkampungan terdapat mesjid, rumah mengganggu Belanda. Ini berarti kalau
penduduk, kandang-kandang kuda dan hal itu terjadi, maka akan terjadi perang
rangkiang (lumbung padi) benteng itu saudara antar sesama Paderi. Sehingga
dikelilingi pula oleh sembilan puluh perangpun kembali berkecamuk. Kini
buah kubu pertahanan dan menara yang menjadi sasaran utama pihak
pengintai. Belanda adalah Bonjol (1833), sehingga
Malin Basa bersama keluarga benteng Bonjollah yang menjadi incaran
dan pengikutnya tinggal dalam benteng. Belanda yang letaknya terpisah dari
Beliau diangkat menjadi pemimpin di yang lain.
daerah tersebut (1808) dengan gelar Belanda melakukan
Tuanku Imam Bonjol. Selain benteng penyerangan terhadap Bonjol dari
Bonjol kaum paderi di Pasaman dan berbagai penjuru (10 September 1833 )
sekitarnya juga terdapat Benteng Rao yaitu dari Bukittinggi, Pariaman, dan
yang dipimpin oleh tuanku Rao dan Tapanuli Selatan. Serangan dari
benteng Dalu-dalu yang dipimpin oleh Bukittinggi melalui Matur dan Pantar
Tuanku Tambusai. terus ke Bonjol dibawah pimpinan Van
Pada masa Belanda, setelah Den Bosch; dari Pariaman ke
Inggris pergi, Belanda mulai melakukan Manggopoh dibawah pimpinan Letnan
intervensi militer ke jantung Sumatera Kolonel Elout: dan dari Tapanuli
Barat dengan dalih ingin menolong Selatan Tuanku Rao di bawah pimpinan
penguasa minangkabau yang sah, yaitu Mayor Eilers.
keluarga raja di Pagaruyung dan para Serangan besar-besaran itu
penghulu adat “Perang Paderi” melawan menyebabkan benteng Bonjol jatuh.
Belandapun terjadi. Belanda mula-mula Belanda pun menduduki daerah itu.
melakukan penyerangan ke daerah Jendral Van Den Bosch mengeluarkan
Tanah Datar, di sekitar pusat kerajaan “plakat panjang” (25 Oktober 1833),
Minangkabau, dan berhasil dan menyatakan bahwa masyarakat
mengalahkan tuanku Halaban di Luhak Minangkabau akan tetap diperintah oleh
Lima Puluh Kota dan dilanjutkan Luhak para penghulu adat dan Belanda tidak
Agam. akan membebankan pajak kepada
Namun untuk terus masuk ke rakyat. Namun rakyat menanam kopi
jantung Minangkabau, tidaklah mudah dan menjualnya hanya boleh kepada
bagi Belanda. Karena kaum Paderi tetap kompeni (Belanda).
tegar dalam perjuangan dan semangat Akibat perbuatan semena-mena
mereka, Belanda mengubah taktik tersebut akhirnya menyebabkan rakyat
dengan tawaran berdamai. Perjanjian melakukan pemberontakan terhadap
damai pertama kali terjadi pada 22 Belanda. Seluruh Minangkabau
Januari 1824, dikenal dengan perjanjian bergerak dengan penggerak pertama
Masang, yang didatangkan oleh tuanku yang di lakukan oleh Bonjol dan segera
diikuti daerah lain. Perang Paderi itulah
dan Perjuangannya 1979), (Jakarta: Mutiara, yang terjadi. Peristiwa ini terjadi pada
1979)
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Kori Lilie Muslim 23
bulan Januari 1834. Peperangan ini dihujani meriam sehingga terbakar.
adalah perang terhadap penjajahan. Pada tanggal 3 Desember 1836, kira-
Sultan Bagagarsyah, Raja kira pukul 03.00 dinihari, pasukan
Minangkabau, dibuang ke Batavia. Belanda masuk kedalam benteng
Banyak penghulu adat serta ulama melalui dinding yang rusak karena
digantung. Karena dicurigai telah ikut meriam dan langsung menuju rumah
dalam barisan paderi. Sementara Tuanku Imam Bonjol. Kaum wanita
Tuanku Imam Bonjol melanjutkan yang ada di rumah itu diseret ke luar.
perjuangan dengan penuh semangat. Mahmut, putra bungsu Tuanku Imam
Belanda mendatangkan bala Bonjol gugur. Tuanku Imam Bonjol,
bantuan militer dari Jawa. Pasukan malam itu sedang tidak berada di rumah
perang dulu dipakai melawan Pangeran segera datang sehingga terjadilah
Diponegoro dikirim ke Minangkabau, perkelahian yang sangat hebat. Dengan
Belanda menyerang Bonjol dan berhasil pedang terhunus Tuanku Imam Bonjol
menduduki Mathur dan Pantar pada mengejar tentara Belanda yang akhirnya
tanggal 3 dan 4 Juni 1834. Pada tanggal mundur. Sehingga mereka gagal
30 April 1835. Dalam peperangan ini kembali untuk merebut benteng Bonjol.
menimbulkan banyak korban dari kedua Karena sulitnya Belanda untuk
belah pihak. Belanda melakukan menduduki Bonjol, pada tanggal 9
penyerangan dari Mathur dan Maret 1837. Panglima tentara Hindia-
Palembayan serta ke Tapanuli Selatan. Belanda, Mayor Jendral Cochius,
Bonjol terkepung sehingga datang ke Padang dan terus ke Bonjol.
mengakibatkan pasukan Tuanku Imam Panglima mengajak Tuanku Imam
Bonjol terjepit. Bonjol untuk berunding, namun
Kembali Belanda melakukan ternyata tidak berhasil. Peperangan
penyerangan secara besar-besaran ke terjadi kembali dan benteng Bonjol
Bonjol. Mereka membangun sebuah dihujani tembakan yang bertubi-tubi.
kubu yang tidak jauh dari benteng Akibatnya benteng itu mengalami
Bonjol. Setelah 10 bulan Bonjol kerusakan berat dan ini terjadi pada
dikepung oleh Belanda, akhirnya bulan Agustus 1837. Sampai akhirnya
mereka berhasil menguasai daerah barat Benteng Bonjol jatuh ke tangan
daya Bonjol namun Tuanku Imam Belanda.
Bonjol sendiri masih jauh dari Tuanku Imam Bonjol dapat
jangkauan Belanda yang hendak meloloskan diri dan menyingkir ke
menangkapnya. Koto Marapak, lalu bersembunyi di
Karena sulitnya menaklukkan Bukit Gadang bersama pasukannya.
Bonjol, resident Belanda di Padang Beliau kemudian memimpin perang
mengirim surat kepada Tuanku Imam gerilya dari hutan-hutan. Beberapa kali
Bonjol yang berisikan ajakan untuk tempat persembunyian Tuanku Imam
berunding. Tawaran itu diterima Imam Bonjol dikepung Belanda, namun beliau
Bonjol dengan beberapa syarat: bisa meloloskan diri ke daerah Tujuh
1. Jalan dari Bukittinggi ke Rao tidak Lurah. Sebulan kemudian, datang
boleh melewati Bonjol. undangan dari resident Sumatera Barat
2. Rakyat Minangkabau tidak boleh untuk berunding di Padang (28 Oktober
dipaksa untuk ikut rodi. 1837). Undangan itu dikabulkannya.
3. Belanda harus menghentikan Tetapi ternyata beliau dikhianati.
campur tangannya di Minangkabau. Sesampai di Padang, pasukan resident
Dengan syarat-syarat tersebut, yang beliau temui, tetapi tentara
terjadi gencatan senjata antara kedua Belanda yang sudah siap untuk
belah pihak. Namun secara tiba-tiba, menangkapnya.
diakhir November 1836 Bonjol diserang Mula-mula Tuannku Imam
kembali oleh Belanda. Benteng Bonjol Bonjol dipenjarakan di Bukittinggi.

Volume 23 No. 1, Edisi Januari-Juni 2019


24 Gugatan Terhadap Kepahlawanan...
Khawatir akan pengaruh ulama pejuang Pagaruyuang, sejarah tanah Sumatera,
ini, Belanda pun memindahkannya ke dan sejarah Republik Indonesia. Alasan
Padang. Nampaknya Belanda masih gugatan ini umumnya bertitik tolak dari
cemas pengaruh dan semangat akan argumentasi bahwa Tuanku Imam
terus berkobar di kalangan pengikutnya, Bonjol berkhianat kepada kerajaan
beliau kemudian dibuang ke Cianjur Islam Minangkabau Pagaruyuang,
(Jawa Barat) pada tanggal 23 Januari membantai keluarga kerajaan,
1838. Setahun kemudian, pembuangan memimpin infasi ke tanah batak yang
Tuanku Imam Bonjol diperjauh lagi, menewaskan lebih satu juta jiwa,
sehingga pada tanggal 19 Januari 1839 menyerang kerajaan batak Bakkara dan
beliau dipindahkan ke Ambon. menewaskan Sisingamangaraja X.6
Dua tahun di Ambon, pada Naskah-naskah kajian tasawuf yang
tahun 1841, beliau dipindahkan lagi ke dikaji Syekh Muhammad Said Bonjol
Manado. Di tempat inilah, pada tanggal dalam bentuk nazham (syair) 5 halaman
8 November 1864 beliau meninggal pertamanya yaitu berisi:
dalam usia 92 tahun, sesudah 27 tahun 1. Berisi catatan hari baik mendirikan
lamanya menjadi tawanan. Tuanku rumah
Imam Bonjol dimakamkan di Kampung 2. Berisi tentang zikir tarekat
Lotak, Minahasa Sulawesi Utara. naqsabandiyah
Atas jasa-jasa dan 3. Berisi tabel menentukan awal bulan
perjuangannya, Tuanku Imam Bonjol hijriah
telah ditetapkan pemerintah sebagai 4. Berisi syair tasawuf sampai satu
salah seorang pahlawan perintis halaman sebelum akhir
kemerdekaan. Namanya diabadikan 5. Berisi catatan mengenai syarat-
sebagai nama jalan di Jakarta dan syarat membuat azimat dan kaifiyah
sejumlah kota besar di Indonesia, juga mendirikan rumah.
pada Institut Agama Islam Negeri Secara umum naskah berisi
(IAIN) Imam Bonjol di Padang, serta tentang uraian amalan dalam tarekat
pada sebuah taman di pusat Kota naksabandiyah, mengenai kaifiyah zikir,
Padang (RTH Imam Bonjol).5 Rabithah, Nafi Istbat dan pejelasan
mengenai kalimat ‫ الله هللا‬yang
Gugatan terhadap Kepahlawanan merupakan Zikir pada Salik dalam
Tuanku Imam Bonjol tarekat naksabandiyah. Sebagai
Seperti yang disebutkan dalam diketahui bahwa tarekat merupakan
buku ”Beberapa lama di Sumatera salah satu kearifan ilmu tasawuf, maka
Barat” oleh tim penulis Bapak Yulizal di dalam naskah tarekat naksabandiyah
Yunus dkk, bahwa: “Dalam berbagai ini banyak ditemui ungkapan-ungkapan
media masa belakangan ini- setidaknya Tasawuf sebagai upaya membangun
bulan Oktober dan November 2007 ini argumen zikir dalam Tarekat
7
masyarakat Minangkabau dihentakkan Naksabandiyyah.
oleh adanya gugatan dalam bentuk
petisi terhadap “posisi histeris” Pendapat Sejarawan tentang Tuanku
kepahlawanan Tuanku Imam Bonjol. Imam Bonjol
Secara umum, petisi ini Sebagian tokoh sejarawan tidak
mendesak pemerintah Republik sepakat kalau nama Tuanku Imam
Indonesia untuk membatalkan Bonjol dimasukkan ke dalam Museum
pengangkatan Tuanku Imam Bonjol
sebagai pahlawan perjuangan 6
kemerdekaan, dan meluruskan sejarah Yulizal Yunus dkk, Beberapa Ulama
di Sumatra Barat I”, (Padang: Tp, 2008), h. 2-
kerajaan Islam Minangkabau 13
7
Yulizal Yunus dkk, “Beberapa
5
Mestika Zed, (Padang: Yayasan Citra Ulama Sumatera Barat II”, (Padang: Museum
Budaya Indonesia, 2010), h. 322-327 Negeri- Pemda Sumbar, 2012), h. 127-129
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Kori Lilie Muslim 25
sejarah tugu nasional yang kelak akan keagamaan yang terjadi di
berdampingan dengan Pangeran Minangkabau. Setelah mencapai
Diponegoro, Hasanuddin dan pahlawan keberhasilan dan menegakkan syari’at
lainnya. Penolakan itu menurut buya Islam di Minangkabau Tuanku Imam
Hamka karena Imam Bonjol dituduh Bonjol memperluas Gerakan Paderi.
bukan sebagai pemersatu diranah Faktor yang mempengaruhi gerakan
minang sebuah alasan dibuat-buat yang Paderi ini adalah kondisi keagamaan
tidak ada nilai ilmiah atau fakta sejarah masyarakat yang jauh dari syari’at
oleh ahli sejarah amatiran.8 Islam dan adanya kekhawatiran
Nugroho Notosusanto, kala itu misioritas dari yang akan dilakukan
menghubungi mantan Wakil Presiden oleh Kolonel Belanda, faktor ekonomi
Mohammad Hatta untuk membuka juga berpengaruh pada gerakan ini. Dan
lembaran sejarah Tuanku Imam karena beliau sudah mampu menbangun
Bonjol. Tidak satupun di antara mereka perekonomian yaitu membangun
mampu mendebat sang buya, perdagangan yang maju di wilayah
berdasarkan kedisiplinan ilmu yang Bonjol, dan khawatir Belanda akan
mereka miliki. datang dan menguasainya Tanah Batak,
Tuanku Imam Bonjol, diakui Tuanku Imam Bonjol mengambil jalan
memiliki peran sentral dalam Perang pintas untuk mendirikan jalur
Paderi di Minangkabau. Dialah pucuk perdagangan di tanah Batak. Perjuangan
pimpinan, sekaligus panglima perang. Tuanku Imam Bonjol di bantu oleh
Perang Paderi adalah perang umat Islam Tuanku Rao dan Tuanku Tanbusai dan
dengan Belanda, walau sebelumnya tokoh-tokoh lainnya. Mereka
sempat diadu domba oleh Belanda, yang melakukan pembaruan agama Islam
berujung pecahnya perang saudara terhadap masyarakat, dan kemudian
antara ulama dengan pihak Kerajaan membentuk desa-desa Paderi dan
Pagaruyung, yang kemudian sama-sama mengajarkan ajaran Paderi. Gerakan
mereka insyafi, bahwa mereka adalah Paderi memberikan dampak positif di
masih saudara seagama. Selanjutnya daerah Tapanuli Selatan, gerakan Paderi
merekapun menyatukan tekat untuk juga merubah kehidupan sosial dan
melawan Belanda secara bersama-sama. politis masyarakat. Agama Islam
Sebelum terjadi peperangan menjadi agama yang mayoritas dan
besar dengan Belanda, dikala kebudayaan berkembang seperti di
kepulangan tiga orang Haji dari Minangkabau. Bisa dilihat
Mekah (1803), telah membawa suasana kenyataannya, bahwa cita-cita Tuanku
baru dalam gerakan pembaharuan Imam Bonjol dalam gerakan Paderi
Islam. Sebagaimana diketahui, dalam terealisasi di Minangkabau dan daerah-
perjalanannya ulama itu membentuk daerah lainnya.
jaringan guna memperkuat sendi
penyebaran dakwah di alam
Minangkabau dengan nama jaringan
Harimau Nan Salapan.9

KESIMPULAN
Tuanku Imam Bonjol adalah
Pahlawan Nasional sekaligus panglima
Gerakan Perang Paderi. Gerakan ini
merupakan gerakan pembaharuan

8
Buya Hamka, “Dari Perbendaharaan
Lama”, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994)
9
Yudi Andoni, “Ulama Minangkabau
dari Masa ke Masa”, (Singgalang: 2004)
Volume 23 No. 1, Edisi Januari-Juni 2019
26 Gugatan Terhadap Kepahlawanan...
DAFTAR PUSTAKA

Andoni, Yudi, Ulama Minangkabau


dari Masa ke Masa,
Singgalang, 2004

Anwar, Rosehan dan Andi Bahrudin


Malik, Ulama dalam
Penyebaran Pendidikan dan
Khazanah Keagamaan,
Jakarta: Proyek Pengkjian
dan Pengembangan Lektur
Pendidikan Agama, 2003

Hamka, Buya, Dari Perbendaharaan


Lama, Jakarta: Pustaka
Panjimas, 1994.

Kutojo, Sutrisno, Mardanas Safwan,


Tuanku Imam Bonjol Riwayat
Hidup dan Perjuangannya.
Jakarta: Mutiara, 1979.
Yunus, Yulizal dkk, Beberapa Ulama
Sumatera Barat II, Padang:
Museum Negeri-Pemda
Sumbar, 2012.

_______, Beberapa Ulama di Sumatra


Barat I, Padang: Museum
Negeri-Pemda Sumbar, 2008

Zed, Mestika, 101 Orang Minang di


Pentas Sejarah, Padang:
Yayasan Citra Budaya
Indonesia, 2010

Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora

You might also like