You are on page 1of 12

0

JURNAL

STUDI ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN MOTAN


(Thynnichthys thynnoides Bleeker, 1852) DI OXBOW PINANG LUAR
DESA BULUHCINA KECAMATAN SIAK HULU
KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

OLEH

SALLY RIZKY

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
1

REPRODUCTIVE BIOLOGY OF Thynnichthys thynnoides Bleeker, 1852


FROM IN THE PINANG LUAR OXBOW LAKE BULUHCINA VILLAGE,
SIAK HULU DISTRICT, KAMPAR REGENCY, RIAU PROVINCE

By

Sally Rizky1), Ridwan Manda Putra2), and Deni Efizon2)


Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau
Sally.rizky@yahoo.co.id

Abstract

Thynnichthys thynnoides (Cyprinidae) is a type of freshwater fish that inhabits


the Pinang Luar Oxbow Lake. This fish has high economical value, around
Rp. 25,000–35,000 /kg. This study aims to understand the reproductive biology of
Thynnichthys thynnoides from the lake had been conducted during rainy season from
March–April 2016. There were 169 fishes (75.04–199.32 mm TL, 3.78–73.01 gr
BW, and 0.01–6.22 gr GW) were collected and measured. There were 145 male and
24 female captured. Sex ratio of males and females was 6:1. In each sampling, there
were males in the 1st-5th maturity level, while that of the females were in the 1st-4th
maturity level. The gonad somatic index was 0.14–14.90%. fecundity is around
26,250–33,894 eggs/fish, and the egg diameter was 0.33–0.39 mm. This structure
indicate that the Thynnichthys thynnoides was a total spawner and they may spawn
throughout the rainy season.
Keywords : Thynnichthys thynnoides, rainy season, sex ratio, maturity level, gonad
somatic index
1
Student of the Faculty of Fishery and Marine Science, Riau University
2
Lectures of the Faculty of Fishery and Marine Science, Riau University

STUDI ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN MOTAN


(Thynnichthys thynnoides Bleeker, 1852) DI OXBOW PINANG LUAR
DESA BULUHCINA KECAMATAN SIAK HULU
KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

By

Sally Rizky1), Ridwan Manda Putra2), and Deni Efizon2)


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
Sally.rizky@yahoo.co.id

Abstrak

Thynnichthys thynnoides (Cyprinidae) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang
habitatnya di oxbow Pinang Luar. Ikan ini mempunyai nilai yang sangat ekonomis,
sekitar Rp. 25.000–35.000 /kg. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari reproduksi
ikan Motan (T. thynnoides) di Oxbow tersebut yang dilakukan pada musim
penghujan dari bulan Maret–April 2016. Terdapat 169 ekor ikan (PT= 75,04–
199,32 mm, BT= 3,78–73.01 gr, BG= 0,01–6,22 gr) yang dikumpulkan dan diukur.
Terdapat 145 ekor ikan jantan dan 24 ekor ikan betina. Rasio kelamin jantan dan
2

betina adalah 6:1. Pada setiap sampel, terdapat tingkat kematangan gonad ikan jantan
pada tingkat I-V, sedangkan tingkat kematangan gonad ikan betina pada tingkat I-IV.
Indeks kematangan gonad adalah 0,14–14,90%. Fekunditas sekitar 26250–
33894 telur/ikan, dan diameter telur adalah 0,33–0,39 mm. Struktur ini menunjukan
bahwa ikan Motan (T. thynnoides) memijah secara total dan dapat memijah pada
musim penghujan.
Kata kunci : Thynnichthys thynnoides, musim penghujan, rasio kelamin, TKG, IKG
1
Mahasiswi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
2
Kuliah pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau

PENDAHULUAN untuk menghasilkan individu yang baru


Latar Belakang tidak dapat memijah karena tertangkap
Riau mempunyai empat sungai oleh nelayan. Hal ini sangat
besar yaitu Sungai Kampar, Siak, dikhawatirkan pada masa yang akan
Indragiri, dan Rokan. Selain itu juga datang keberadaan populasi ikan
terdapat danau, rawa, oxbow yang tersebut akan terancam punah.
terletak disekitar aliran sungai dan anak Untuk mencegah penurunan
sungai. jumlah ikan tersebut, perlu adanya
Salah satu desa di Kabupaten berbagai tindakan-tindakan yang
Kampar yang memiliki oxbow (Danau memungkinkan populasi ikan tetap
Tapal Kuda) adalah Desa Buluhcina lestari. Namun pada saat ini informasi
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten tentang ikan motan masih terbatas
Kampar dan menjadi tempat mencari terutama tentang aspek biologi
ikan bagi masyarakat sekitar (Kantor repsoduksinya. Berdasarkan hal
Kepala Desa Buluhcina, 2016). Salah tersebut, maka perlu dilakukan
satunya adalah oxbow Pinang Luar. penelitian tentang aspek biologi
Salah satu jenis ikan yang hidup reproduksi ikan Motan
di oxbow Pinan Luar yaitu ikan Motan (T. thynnoides).
(Thynnichthys thynnoides). Ikan Motan Oxbow Pinang Luar merupakan
merupakan ikan air tawar yang hidup di perairan yang dipengaruhi oleh sungai
sungai besar, kanal, danau oxbow, dan yang ada di sekitarnya. Pada musim
rawa banjir (Ulva, 2014). hujan air yang ada di dalam oxbow
Pada saat ini populasi ikan mencapai level tertinggi, sedangkan
Motan (T. thynnoides) di Danau Pinang pada musim kemarau air akan berada
Luar cukup banyak. Hal ini ditandai pada level terendah. Perubahan kondisi
dengan banyaknya hasil tangkapan air yang ada dalam oxbow tersebut
nelayan setiap hari, sehingga dapat secara langsung akan mempengaruhi
menambah penghasilan bagi nelayan kondisi organisme yang ada di dalam
setempat. Ikan motan mempunyai nilai perairan, misalnya sistem reproduksi.
ekonomis dan digemari masyarakat. Untuk itu perlu adanya penelitian yang
Oleh karena digunakan untuk mengkaji aspek biologi reproduksi ikan
memenuhi kebutuhan masyarakat, Motan (T. thynnoides).
penangkapan ikan cenderung sering Adapun tujuan dari penelitian
dilakukan. ini adalah untuk mengetahui informasi
Pertumbuhan populasi ikan di tentang aspek biologi reproduksi dari
alam sangat bergantung pada ikan Motan (T. thynnoides).
reproduksi dan respon terhadap Manfaat dari penelitian ini
perubahan lingkungan yang terjadi. Hal adalah dapat menambah pengetahuan
ini mengakibatkan ikan yang tentang biologi reproduksi ikan Motan
seharusnya melakukan pemijahan (T. thynnoides) dan memberikan
3

informasi aspek biologi reproduksi dikumpulkan berupa data primer yang


dalam usaha budidaya ikan Motan didapat dari pengukuran terhadap ikan
(T. thynnoides) sehingga sumberdaya sampel di laboratorium, sedangkan data
ikan Motan dapat dimanfaatkan sebaik sekunder diperoleh dari studi literatur
mungkin. yang berhubungan dengan aspek
biologi reproduksi.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Pengambilan Ikan Sampel
bulan Maret-April 2016 di oxbow Pengambilan ikan Motan
Pinang Luar Desa Buluhcina menggunakan metode sensus, yakni
ikan sampel didapatkan dari hasil
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
Kampar Provinsi Riau. Pengamatan tangkapan nelayan yang diambil
dengan jumlah sebanyak yang
dan pengukuran sampel ikan dilakukan
diperoleh. Pengambilan ikan sampel
di Laboratorium Biologi Perairan
dilakukan empat kali di tiga stasiun,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. yaitu setiap rentang dua minggu selama
dua bulan dengan menggunakan alat
Bahan dan Alat tangkap jaring insang, sampel ikan juga
Bahan yang digunakan dalam diperoleh dari hasil tangkapan nelayan.
penelitian ini adalah sampel ikan Ikan sampel yang diambil dalam
Motan (T. thynnoides) yang diperoleh kondisi segar dan utuh, dengan
dari bantuan hasil tangkapan nelayan. berbagai ukuran agar dapat mengetahui
Untuk mengawetkan gonad ikan pada ukuran beberapa ikan motan
menggunakan formalin 4%, untuk mengalami matang gonad. Ikan sampel
pembuatan preparat histologi yang didapatkan diawetkan dengan
menggunakan formalin 5% dan 10% meggunakan formalin 4%. Penetapan
dan es batu. Bahan yang digunakan stasiun pengambilan sampel ikan
untuk membuat preparat histologi menggunakan metode purposive
terdiri dari alkohol, paraffin, xylol, sampling dengan kriteria sebagai
entellan neu, gliserin-albumin dan berikut :
pewarna haematoxilyn-eosin. 1. Stasiun I, merupakan daerah
Alat yang digunakan dalam masuknya air sungai Kampar,
penelitian ini adalah jala, jaring, dan dimana stasiun ini perairannya
sempirai, Cool box, botol sampel, banyak terdapat tumbuhan berkayu
caliper digital, kertas label dan kain besar dan dipengaruhi oleh sungai
kanvas, timbangan O’haus dan Boeco Kampar. Stasiun ini berada pada
dengan ketelitian 0,01 gram, mikroskop posisi 00021’28,7” LU, 101032’29,3”
dengan micrometer okuler, mikroskop BT.
dissecting, alat bedah, counter utuk, 2. Stasiun II, merupakan bagian tengah
cawan pentri, nampan, objek glass, danau dan disekitar danau terdapat
pinset dan kamera. perkebunan sawit dan karet. Stasiun
Metode Penelitian ini berada pada posisi 00021’25,9”
Metode yang digunakan dalam LU, 101032’25,1” BT.
penelitian ini adalah metode survei, 3. Stasiun III, merupakan bagian ujung
dimana oxbow Pinang Luar Desa danau dimana pada stasiun ini
Buluhcina dijadikan lokasi survei. banyak terdapat tumbuhan air dan
Dalam hal ini ikan Motan dijadikan nelayan memasang jaring didaerah
sebagai objek penelitian. Untuk tersebut. Stasiun ini berada pada
mendapatkan data mengenai aspek posisi 00021’23,5” LU, 101032’17,4”
biologi reproduksi maka data yang BT.
4

Pengukuran Ikan
Pengukuran ikan Motan
(T. thynnoides) sampel dilakukan
dengan menggunakan penggaris dan Dimana :
ditimbang berat tubuhnya IKG = Indeks Kematangan Gonad
menggunakan timbangan O’haus dan BG = Berat gonad (gram)
Boeco dengan ketelitian 0,01 gram BT = Berat tubuh (gram)
(Gambar 1). Fekunditas dan Diameter Telur
Putra et al. (2012) menyatakan
bahwa sampel ovari diawetkan denga
formalin 4%. Kemudian telur dalam
ovari dihitung untuk mendapatkan nilai
fekunditasnya. Ovari yang dipilih untuk
dihitung fekunditasnya adalah ovari
Gambar 1.Sketsa Pengukuran Panjang pada ikan dengan tingkat kematangan
Tubuh Ikan gonad IV sesuai dengan petunjuk
Karakteristik Seksual (Cassei dalam Effendi, 2002). Seluruh
Dalam penentuan karakteristik bagian ovari diambil dan ditimbang.
ikan motan dari ciri-ciri seksual primer Selanjutnya dilakukan perhitungan
dapat dilihat bentuk gonadnya jumlah butir telur pada setiap sub
sedangkan ciri-ciri seksual sekundernya sampel.
dilihat dengan memperhatikan ukuran, Untuk mengetahui penyebaran
bentuk dan warna tubuh ikan tersebut. telur akan dilakukan pengukuran
diameter telur dengan menggunakan
Tingkat Kematangan Gonad dan mikroskop yang dilengkapi dengan
Indeks Kematangan Gonad mikrometer pada lensa okuler
Tingkat kematangan gonad ikan (Gambar 2).
dapat dilakukan secara morfologi
dengan melihat bentuk gonad, bentuk
kedua sisi gonad, ukuran (diameter)
gonad, serta perbandingan panjang
gonad dengan panjang rongga tubuh
(Tabel 1) Gambar 2. Ovari Ikan dan Tempat
Tabel 1. Tingkat Kematangan Gonad Pengambilan Telur Pada Masing-
Masing Bagian Ovari (Putra et al.,
2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Oxbow Pinang Luar merupakan
salah satu dari tujuh oxbow yang
terdapat di Desa Buluhcina. Secara
geografis oxbow Pinang Luar terletak pada
posisi 00021’24,5”-00021’28,4” LU dan
101032’16,1”-101032’29,9” BT (Lampiran
Nilai Indeks Kematangan 1). Pada bagian Utara oxbow ini
Gonad (IKG) atau sering juga disebut berbatasan dengan sungai Kampar
Coeffisien Kematangan Gonad atau Kanan.
Gonado Somatic Index yaitu suatu nilai Oxbow ini memiliki warna air
dalam persen. coklat kehitaman yang disebabkan oleh
5

sejumlah bahan organik yang


mengendap didalamnya. oxbow Pinang
Luar dikelilingi hutan yang ditumbuhi
pohon-pohon seperti rengas dan rotan.
Sedangkan jenis tumbuhan air pada
oxbow ini berupa eceng gondok,
kangkung, dan pandan. Selain beberapa Gambar 3. Sisik Cycloid (Sumber:
jenis tumbuhan air juga dapat dijumpai Dokumentasi Pribadi)
beberapa jenis hewan seperti monyet, Ikan Motan memiliki bentuk
ular dan burung-burung endemik yang sisik cycloid. Pada sisik ini terdapat
mendiami hutan-hutan disekitar oxbow garis-garis yang merupakan sirkuli.
Pinang Luar. Putra et al. (2016) menyatakan bahwa
Morfologi Ikan Motan sisik cycloid biasanya ovoid/bulat
(T. thynnoides Bleeker, 1852) lingkaran. Garis-garis yang terdapat
Berdasarkan penelitian yang pada sisik itu ada yang merupakan
telah dilakukan diketahui bahwa ciri- sirculi dan ada juga berupa annuli
ciri morfologi ikan Motan sebagai (Gambar 3).
berikut mempunyai kepala meruncing, Ikan Motan (T. thynnoides Bleeker,
mulut terletak di anterior atau ujung 1852) yang diperoleh selama
depan kepala atau agak kebawah dan Penelitian
kecil, dan mulut dapat disembulkan Jumlah ikan motan yang
ke depan (Protactil), mempunyai diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2.
lipatan bibir yang kecil pada sudut
rahang, operculum mempunyai kelopak Tabel 2. Jumlah Ikan Motan
yang besar dan tidak memiliki sungut. (T. thynnoides) yang Diperoleh Setiap
Panjang tubuhnya lebih panjang Penangkapan Selama Penelitian.
daripada tinggi tubuhnya, bentuk
tubuhnya pipih memanjang seperti
anak panah (Sagitiform) dan bilateral
simetris. Garis rusuk berjumlah 1 lurus
dan memanjang ke tengah-tengah ekor, Sumber : Data Primer
sisik berwarna putih keperakan, sirip
Dari tabel diatas dilihat bahwa
punggung memanjang sampai
ikan motan jantan yang tertangkap
ke batang ekor, sirip punggung
85.80% sedangkan ikan motan betina
terpisah dengan sirip ekor. Posisi sirip
14.20%. Hasil perolehan ikan Motan
punggung didepan sirip perut dan
dari penangkapan di oxbow Pinang
terpisah dengan sirip ekor, posisi sirip
Luar setiap bulannya berbeda. Hal ini
dada miring 450 hampir horizontal
dikarenakan oleh beberapa hal, yakni
(obligue) terletak di bawah gurat sisi
kondisi dari perairan oxbow berbeda-
persis di bawah tutup insang, posisi
beda diwaktu penangkapan ikan.
sirip perut abdominal yaitu sirip perut
terletak jauh dibelakang sirip dada, Seksualitas
posisi sirip anus terpisah dengan sirip Ciri seksual primer dan ciri
ekor terletak persis dibelakang anus, seksual sekunder dapat dilihat pada
dan posisi sirip ekor yang bercagak. tabel 3.
Permulaan sirip punggung di muka, di Dari tabel 3 dapat dilihat
atas atau sedikit di belakang permulaan perbedaan antara ikan jantan dan ikan
sirip perut. Garis rusuk terbentang pada betina. Ikan jantan memiliki sepasang
pertengahan ekor. testes, sedangkan ikan betina memiliki
6

sepasang ovari. Ikan jantan memiliki ikan betina lebih panjang dan tumpul.
bentuk dagu yang lancip, bentuk perut Bentuk tubuh ikan betina lebih bulat
yang ramping, ukuran tubuh dan daripada bentuk tubuh ikan jantan
ukuran kepala yang lebih pendek. (Tutupoho, 2008).
Sedangkan ikan betina memiliki bentuk
dagu yang tumpul, bentuk perut yang
membulat, ukuran tubuh dan ukuran
kepala yang lebih panjang. Ikan Motan
betina mempunyai tubuh lebih besar
dibandingkan dengan ikan Motan Gambar 4. Ikan Motan Jantan
jantan. Warna tubuh ikan betina lebih
gelap sedangkan warna tubuh ikan
jantan lebih cerah. Ukuran tubuh ikan
betina lebih pendek daripada ikan
jantan. Ikan betina memiliki ukuran
tubuh lebih pendek dan berat tubuh Gambar 5. Ikan Motan Betina
lebih besar dibandingkan dengan ikan Nisbah Kelamin
jantan. Perbedaan ini terjadi karena Jumlah ikan motan yang
dalam tubuh ikan betina ditemukan diperoleh selama penelitian adalah 169
ovari berukuran besar. ekor yang terdiri dari 145 ekor ikan
Tabel 3. Seksualitas Primer dan jantan dan 24 ekor ikan betina dengan
Seksualitas Sekunder rasio 6:1.

Gambar 6. Persentase Nisbah Kelamin


Persentase jumlah ikan jantan
dan ikan betina selama pengamatan
berbeda, dimana persentase jumlah
ikan jantan 85,80% dan persentase
jumlah ikan betina 14,20%.
berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan uji chi-kuadrat (X2)
didapatkan X2 hitung= 16,40 >X2
tabel= 7,81 (H0 ditolak). Ini artinya
terdapat perbedaan jumlah antara ikan
jantan dan ikan betina atau sebaran ikan
jantan dan ikan betina tidak merata. Hal
Ikan Motan jantan dan betina
ini dipengaruhi oleh kondisi perairan,
dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.
jika musim hujan menyebabkan volume
Secara morfologi terdapat
air sungai Kampar naik, maka akan
perbedaan ikan motan jantan dan betina,
terjadi limpahan air masuk ke oxbow
pada ikan jantan warna tubuh lebih cerah
Pinang Luar yang dihubungkan oleh
dengan sisik berwarna abu-abu
saluran air masuk. Sedangkan jika
keperakan, sedangkan pada ikan betina
musim kemarau volume air oxbow
warna tubuh atau sisiknya tidak terlalu
Pinang Luar akan surut.
cerah. Bentuk kepala ikan jantan lebih
Nisbah kelamin dari ikan Motan
kecil dan lebih tajam, sedangkan pada
di oxbow Pinang Luar 6:1. Selama
7

penelitian berlangsung jumlah ikan


jantan lebih banyak tertangkap
dibandingkan dengan ikan betina.
Turkmen et al. (2002) menyatakan
bahwa perbedaan nisbah kelamin pada
ikan dikarenakan oleh adanya Gambar 7.Tingkat Kematangan Gonad
perbedaan distribusi, aktivitas dan Dapat diisimpulkan bahwa ikan
gerakan ikan dan pengasuhan anakan. Motan (T. thynnoides) memijah pada
Bukan hanya jenis kelamin yang musim penghujan, dilihat dari kondisi
bervariasi melainkan jumlah dan selama penelitian sedang musim
ukuran tubuh ikan motan (tabel 4). penghujan dan hasil tangkapan selama
Tabel 4 di bawah ini penelitian terdapat TKG IV yang
menjelaskan ikan motan jantan yang matang gonad dan siap untuk memijah.
tertangkap selama penelitian dengan
Indeks Kematangan Gonad
panjang total tubuh berkisaran 79,9-
Indeks kematangan gonad
189,4 mm dan berat tubuh berkisar 4,5-
(IKG) pada ikan Motan yang
56,7 gr dengan jumlah 145 ekor. Ikan
tertangkap selama penelitian bervariasi.
motan betina yang tertangkap selama
Ikan motan sudah dapat
penelitian dengan panjang total tubuh
mengeluarkan telur pada IKG 6,79–
berkisaran 75,0-199,3 mm dan berat
14,90%. Indeks kematangan gonad ikan
tubuh berkisar 3,8-73,0 gr dengan
Motan betina lebih besar dari pada ikan
jumlah 24 ekor.
Motan jantan. Dikarenakan indeks
Tabel 4. Jumlah, Jenis Kelamin kematangan gonad ikan dipengaruhi
Kisaran Panjang Total dan Berat Tubuh oleh berat tubuh dan berat gonad ikan
itu sendiri. Ikan betina mempunyai
berat tubuh dan berat gonad yang lebih
besar dibandingkan dengan ikan jantan
(Effendie, 1979).
Sumber: Data Primer
Sesuai dengan pendapat
Nikolsky dalam Umar et al. (2012)
menyatakan bahwa apabila suatu
perairan terdapat perbedaan ukuran dan Gambar 8. Indeks Kematangan Gonad
jumlah dari salah satu jenis kelamin, IKG pada Gambar 9 akan
dapat disebabkan oleh perbedaan pola mencapai batas maksimum pada saat
pertumbuhan, perbedaan ukuran ikan berada di TKG IV. Dimana pada
pertama kali matang gonad, perbedaan tahap ini ikan akan melakukan
masa hidup, dan adanya pemasukan pemijahan. Nilai indeks kematangan
jenis ikan atau spesies baru pada suatu gonad ikan jantan lebih kecil dari ikan
populasi ikan yang sudah ada. betina karena dipengaruhi oleh ukuran
Tingkat Kematangan Gonad gonadnya. Ikan betina mempunyai
Ikan Motan yang telah ukuran ovari yang lebih besar dari
dikumpulkan selama penangkapan testes, ini disebabkan didalam ovari
sebanyak 169 ekor mempunyai tingkat ikan betina terjadi proses vitellogenesis
kematangan gonad yang bervariasi dimana terjadi pembentukan kuning
dengan kisaran panjang dan berat yang telur.
berbeda.
8

Fekunditas
Ikan yang dihitung fekunditas
pada ikan betina pada TKG IV
berjumlah 9 ekor. Telur yang
digunakan untuk menghitung nilai
fekunditas ikan motan yaitu telur yang
berasal dari 5 ekor ikan pada TKG IV Gambar 9. Hubungan Fekunditas
tersebut, karena pada TKG IV tersebut dengan Panjang Total
telur sudah terlihat jelas dan
mudah dipisah-pisahkan sehingga Dari gambar 9 dapat dilihat
memudahkan dalam perhitungannya. bahwa antara panjang tubuh dan
Nilai fekunditas ikan motan selama fekunditas mempunyai hubungan yang
penelitian bisa dilihat pada Tabel 5. sangat kuat. Dari persamaannya
Hasil perhitungan fekunditas diperoleh persamaan y= 0,6997x +
didapatkan bahwa fekunditas ikan 2,9204 nilai r= 0,94 yang berarti
motan berkisar 26250–33894 butir hubungan antara panjang tubuh ikan
dengan panjang tubuh berkisar 146,39– motan dengan fekunditas adalah kuat.
199,32 mm, berat tubuh berkisar Menurut Razak dalam Omposunggu
28,50–73,01 gr, dan berat gonad (2014) yang menyatakan bahwa jika
berkisar 2,73–6,22 gr. nilai r antara 0–0,20 berarti mempunyai
hubungan yang sangat lemah, 0,21–
Tabel 5. Nilai Fekunditas 0,40 berarti mempunyai hubungan yang
lemah, 0,41–0,70 berarti mempunyai
hubungan yang sedang, 0,71–0,90
berarti mempunyai hubungan yang
kuat, 0,91–1,00 berarti mempunyai
Sumber: Data Primer hubungan yang sangat kuat. Besar
Dilihat pada Tabel 5 fekunditas kecilnya pengaruh antara fekunditas
dari 5 ekor ikan Motan berbeda dan panjang total dapat dilihat dari nilai
disebabkan selama penangkapan R2, nilai R2 yang diperoleh yaitu
kondisi lingkungan berubah sehingga 0,9017. Ini menunjukan bahwa hanya
kualitas air menurun dan ketersediaan 90,17% panjang tubuh mempengaruhi
makanan berkurang. Fekunditas ikan fekunditas.
mempunyai hubungan erat dengan Untuk melihat adanya pengaruh
umur, panjang, dan bobot tubuh ikan. fekunditas terhadap berat tubuh dapat
Semakin banyak makanan yang dilihat pada Gambar 10.
dimakan maka pertumbuhan dari ikan
tersebut akan semakin cepat dan
fekunditasnya pun akan semakin cepat
besar (Unus dan Omar, 2010).
Hubungan Fekunditas dengan
Panjang Total, Berat Tubuh, dan
Berat Gonad Gambar 10.Hubungan Fekunditas
Hubungan fekunditas dengan dengan Berat Tubuh
panjang total ikan motan diperoleh Hubungan fekunditas dengan
persamaan y= 0,6997x + 2,9204. berat tubuh ikan motan yang dilakukan
Hubungan fekunditas dengan panjang perhitungan pada 5 ekor ikan sampel,
total pada ikan Motan dapat dilihat diperoleh persamaan y= 0,2335x +
pada Gambar 9. 4,0972, nilai r= 0,95 yang berarti
pengaruh antara berat tubuh dengan
9

fekunditas adalah sangat kuat. Besar Rata-rata diameter telur ikan


kecilnya pengaruh antara fekunditas motan pada Gambar 13 secara utuh
dan berat tubuh dilihat dari nilai R2, yang diambil dari bagian anterior,
nilai R2 yang diperoleh yaitu 0,9028. tengah, dan posterior berukuran 0,33–
ini menunjukan bahwa 90,28% nilai 0,39 mm. Telur dengan ukuran
fekunditas mempengaruhi berat tubuh. diameter kurang atau sama dengan 2
Sehingga ada kemungkinan bahwa mm dikategorikan berukuran kecil,
semakin besar berat tubuh ikan motan sedangkan telur berdiameter 2-4 mm
maka nilai fekunditas akan semakin berukuran sedang dan lebih dari 4 mm
meningkat. dikategorikan besar.
Untuk melihat adanya pengaruh Dari hasil uji Chi-kuadrat
terhadap berat gonad dapat dilihat pada terhadap sebaran diameter telur untuk
Gambar 11. ovari kiri dan kanan didapatkan nilai x2
hitung <X2 tabel yang berarti
penyebaran diameter telur pada ovari
bagian ovari yakni anterior, tengah, dan
posterior adalah homogen. Dapat
disimpulkan bahwa ikan Motan
melakukan pemijahan secara total
Gambar 11. Hubungan Fekunditas spawner yaitu secara serentak.
dengan Berat Gonad Morfologi dan Histologi Gonad
Gambar 11 menjelaskan Berdasarkan hasil pengamatan
hubungan fekunditas dengan berat yang telah dilakukan maka didapatkan
gonad ikan motan yang dilakukan hasil morfologi dan histologi ikan
perhitungan pada 5 ekor ikan sampel, Motan. Untuk karakteristik gonad
diperoleh persamaan y= 0,2905x + secara morfologi dan histologi dapat
4,3094, nilai r= 0,97 yang berarti dilihat pada Tabel 6.
pengaruh antara berat gonad dengan Pada testes TKG II, testes
fekunditas adalah sangat kuat. Besar mengalami perkembangan yag ditandai
kecilnya pengaruh antara fekunditas dengan ukuran yang bertambah besar,
dan berat gonad dilihat dari nilai R2, permukaan halus, dan warna putih
nilai R2 yang diperoleh yaitu 0,9436. susu. Secara histologi, testes
ini menunjukan bahwa 94,36% nilai menunjukan bahwa lobus terdapat
fekunditas mempengaruhi berat gonad. spermagonia, dan spermatosit.
Sehingga ada kemungkinan bahwa Pada testes TKG III, testes
semakin besar berat tubuh ikan Motan berwarna semakin putih dan ukuran
maka nilai fekunditas akan semakin semakin membesar. Secara histologi,
meningkat. testes menunjukan bahwa lobus sudah
terdapat spermagonia.
Diameter Telur Pada testes TKG IV, testes
Hasil rata-rata diameter telur berwarna putih pekat, bentuknya
ikan Motan secara utuh dapat dilihat memanjang dan semakin pejal. Secara
pada Gambar 12. histologi, testes menunjukan bahwa
lobus sekitarnya penuh dengan
spermatid.
Pada ovari TKG IV, ovari
berwarna kuning butiran telur dapat
terlihat dengan jelas dan mudah untuk
Gambar 12. Rata-Rata Diameter Telur dipisahkan. Permukaan ovari kasar
10

bergerigi, sudak mengisi sebagian kisaran panjang total 75,0-199,3 mm


rongga perut. Secara histologi, ovari dan kisaran berat tubuh 3,8-73,0 gram.
menunjukan bahwa terdapat telur yang Seksualitas primer ikan jantan
siap di ovulasi, telur vitelogenik, dan memiliki sepasang gonad jantan yaitu
telur non vitelogenik. testes, dan gonad ikan betina yaitu
Tabel 6. Karakteristik Morfologi dan ovari. Ukuran panjang gonad ikan
Histologi Testes dan Ovari Ikan jantan tidak lebar dan lebih kecil
dibandingkan ikan betina. Seksualitas
sekunder ikan jantan memiliki bentuk
tubuh pipih dan memanjang, dagu
lancip, kepala meruncing tajam, perut
ramping, ukuran tubuh dan kepala yang
pendek. Sedangkan pada ikan betina
memiliki bentuk tubuh pipih dan
memanjang, dagu tumpul, kepala
meruncing tumpul, perut membulat,
ukuran tubuh dan kepala yang panjang.
Tingkat kematangan gonad ikan jantan
yang tertangkap selama penelitian yaitu
berada pada TKG I-V, sedangkan
tingkat kematangan ikan betina yaitu
berada pada TKG I-IV. Indeks
kematangan gonad ikan jantan berkisar
0,14–4,69%, sedangkan indeks
kematangan gonad ikan betina berkisar
0,21–14,90%. Diameter telur berkisar
0,33–0,39 mm dengan fekunditas
berkisar 26250–33894 butir Secara
histologi pada ovari mempunyai tingkat
kematangan yang berbeda sehingga
KESIMPULAN DAN SARAN terdapat bermacam tahapan yaitu
Kesimpulan tahapan oogonia, oosit, vitelogenik, dan
Ikan Motan (T. thynnoides) ovum, sedangkan secara histologi pada
memiliki ciri-ciri morfologi yaitu testes terdapat tahapan spermagonia,
kepala runcing, mulut protactil, tidak spermatosit, spermatid, dan
memiliki sungut, bentuk tubuhnya spermatozoa.
pipih dan memanjang seperti anak
Saran
panah, bilateral simetris, garis rusuk
Diperlukan penelitian lebih
berjumlah 1, warna tubuh abu-abu
lanjut pada periode berikutnya sehingga
keperakan, warna sirip putih keperakan,
dapat diketahui aspek biologi
bentuk sisik cycloid. Jumlah ikan
reproduksi yang dapat mewakili setiap
Motan (T. thynnoides) yang diperoleh
musim pemijahan dalam satu tahun.
dari penangkapan di oxbow Pinang
Sehingga diperoleh informasi yang
Luar selama penelitian yaitu sebanyak
lebih terperinci dan diperlukan
169 ekor yang terdiri dari 145 ekor ikan
penelitian lanjutan tentang aspek
jantan dan 24 ekor ikan betina dengan
biologi reproduksi ikan Motan
nisbah kelamin 6:1. Ikan jantan
(T. thynnoides) pada lokasi lainnya
mempunyai kisaran panjang total 79,9-
yang ada di Indonesia.
189,4 mm dan kisaran berat tubuh 4,5-
56,7 gram. Ikan betina mempunyai
11

DAFTAR PUSTAKA Umar, M. T., Suwarni., R. Salam, dan


Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi S. A. Omar. 2012. Kajian
Perikaan. Penerbit Yayasan Pertumbuhan Ikan Bonti-bonti
Dewi Sri. Bogor. 110 Hal. (Paratherina striata Aurich,
Effendie, M. I. 2002. Biologi 1935) di Danau Towuti,
Perikanan. Yayasan Pustaka Sulawesi Selatan
Nusantara, Yogyakarta. 163 http://repository.unhas.ac.id/bits
halaman tream/handle/123456789/1809/
Kantor Kepala Desa Buluh Cina. 2016. Makalah%20Moh%20Tauhid%
Monografi Desa Buluhcina. 20Umar.pdf?sequence=1
Ompusunggu, S.D. 2014. Aspek diakses pada tanggal 25 Mei
Biologi Reproduksi Ikan Ingir- 2016 pukul 20.05 WIB).
Ingir (Mystus nigriceps) Dari Unus, F. dan S.B.A. Omar. 2010.
Perairan Oxbow Pinang Luar Analisis Fekunditas dan
Desa Buluh Cina Kecamatan Diameter Telur Ikan Malalugis
Siak Hulu Kabupaten Kampar Biru (Decapterus macarellus
Provinsi Riau. Universitas Riau. Cuver, 1833) di Perairan
Pekanbaru. (tidak diterbitkan) Kabupaten Banggai Kepulauan,
Putra. R.M., C.P. Pulungan dan Provinsi Sulawesi Tengah.
Windarti. 2012. Buku Penuntun Torani (Jurnal Ilmu Kelautan
Praktikum Biologi Perikanan. dan Perikanan) Vol 20 (1): 37-
Fakultas Perikanan dan Ilmu 43.
Kelautan. Universitas Riau.
Pekanbaru.
Putra. R.M., C.P. Pulungan, Windarti,
dan D. Efizon. 2016. Diktat
Biologi Perikanan. Fakultas
Biologi Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau.
Pekanbaru.
Turkmen, M. O. Edorgen, A. Yildrim,
and Akyust. 2002. Reproductive
Tactics, Age, and Growth of
Capoeta umbla heckle 1843
from Astale Region Of the
Karasu River. Turkey Fisheries
Research 53 : 317 – 328.
Tutupoho, S.N.E. 2008. Pertumbuhan
Ikan Motan (Thynnichthys
tynnoides Bleeker, 1852) Di
Rawa Banjir Sungai Kampar
Kiri, Riau, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Ulva. R. 2014. Identifikasi Jenis Ikan
Di Danau Pinang Luar Desa
Buluh Cina Kecamatan Siak
Hulu Kabupaten Kampar
Provinsi Riau. Universitas Riau.
Pekanbaru. (tidak diterbitkan)

You might also like