You are on page 1of 12

APLIKASI SISTEM KENDALI PID PADA TANGKI PEMANAS AIR SEBAGAI

TEKNOLOGI PEMANAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32

Ery Hernawan Wintresnanto1, Ir. Muhammad Suyanto, M.T2, Samuel Kristiyana S.T, M.T3
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Jln. Kalisahak No. 28, Yogyakarta
Telp: 0274 – 563029, Fax: 0274 – 563847

Nama : Ery Hernawan Wintresnanto


NIM : 121.04.2035
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri

ABSTRACT

The tank water heater is a equipment used to heat water that is currently widely used
to provide hot water in residential facilities, such as the need for a warm water bath with the
water temperature around 30 ° C - 70 ° C. The technique is generally used to heat water by
using an electric water heater is installed on the water heater tank. Element water heater in
addition to easy installation also safe and environmentally friendly.
In this design of plant, will simulate the temperature-controlled device on tank water
heater using PID control system (PID temperature controller) which is a commonly used
method of operation in the industry nowadays, especially as temperature controller. The
sensor used is LM35 temperature sensor that has a high level of measurement accuracy and
good linearity. The output of the LM35 temperature sensor will then be read by a
microcontroller which is used microcontroller ATmega32.
Application of PID control system gives ease to use as a temperature controller with
a small error rate and high stability. Parameters obtained from the analysis of PID control
system is applied to the design of the temperature control device on the water heater tank.
Based on the Ziegler-Nichols tuning method, the parameters of PID control systems with
double integral time T = 1 second is a = 25,98, b = 0,866 and c = 389,7. System has a rise
time response and reached the reference temperature at 60 ° C for 290 seconds.

Keywords: water heater tanks, PID control systems, LM35, microcontroller


ATmega32.

I PENDAHULUAN proses seperti heat exchanger, tangki


1.1 Latar Belakang pemanas, tungku pembakaran (furnace),
Sampai saat ini kontrol oven, pengendalian kecepatan motor, dan
Proporsional, Integral dan Derivative sebagainya.
(PID) merupakan alat kontrol utama yang Pengukuran dan pengendalian suhu
banyak digunakan untuk pengontrolan merupakan suatu hal yang sering
suatu proses di bidang industri. Sistem diterapkan pada proses pemanasan air.
kendali PID banyak sekali diterapkan Saat ini air panas merupakan aspek yang
untuk sistem pengendalian, seperti penting penggunaanya pada perumahan,
pengendalian suhu (temperature) di unit komersial dan industri. Sebagai contoh

Jurnal Elektrikal, Volume 1 No 1, Juni 2014, 25 – 36 25


misalnya proses pemanasan air pada 4. Memiliki kenaikan atau penurunan
fasilitas rumah tangga untuk keperluan suhu per 1 C.
mandi dimana panas air pada suhu tertentu 5. Mekanisme pengaturan parameter
harus terus dijaga pada temperatur yang kontrol yang diuji adalah dengan
telah ditentukan oleh pengguna. Ada menggunakan metode trial and error dan
banyak teknik untuk memanaskan air atau metode penalaan Ziegler Nichols
dengan cepat yaitu salah satunya dengan (Ziegler Nichols Tuning Formula).
menggunakan elemen pemanas air. 6. Pengukuran temperatur air berasal
Pemanas (heater) yang dikendalikan dari analisa yang didasarkan dari hasil
secara kontinyu memanaskan air hingga yang didapatkan melalui pemakaian
mencapai suhu yang diinginkan. Dalam termometer dan instrumen pengukur lain.
penerapannya, tingkat akurasi pengukuran
dan pengendalian yang baik sangat 1.3 Tujuan
diperlukan sekitar 5 C sampai 10 C serta 1. Mengaplikasikan teknik kendali
ada juga beberapa aplikasi yang Proporsional, Integral, Derivatif (PID)
membutuhkan tingkat akurasi 1 C. untuk perancangan sistem kendali suhu
Dalam tugas akhir ini, telah model sistem tangki pemanas air dan
dirancang sistem kendali otomatis guna menampilkan nilai suhu yang diinginkan
mengubah air dingin menjadi air panas (set point) dari user dan nilai suhu yang
sesuai kebutuhan. Air dingin ditampung diukur (process variable).
dalam tangki penampung dan kemudian air 2. Membuat keluaran respon plant
dialirkan lagi ke dalam sebuah tangki (suhu air) diharapkan sama dengan suhu
pemanas air. Pengguna dapat mengatur yang diinginkan (set point), sehingga hasil
tinggi rendahnya suhu air sesuai yang respon plant memenuhi kriteria error
diinginkan melalui input dari keypad yang minimum, overshoot dan settling time
dihubungkan ke mikrokontroler yang diharapkan.
Atmega32. Sistem pengendalian yang
digunakan yaitu sistem kendali PID
dimana error yang dihasilkan dari II LANDASAN TEORI
perbedaan antara suhu yang diinginkan 2.1 Kendali PID
dengan suhu aktual panas air yang diukur Salah satu kendali yang umumnya
dimasukkan ke dalam algoritma PID dan sering digunakan dalam pengendalian suhu
output dari sistem kendali PID tersebut adalah kendali Proportional-Integral-
digunakan untuk menentukan berapa besar Derivative (PID). Sebuah kendali PID
daya yang diberikan ke elemen pemanas terlihat pada nilai dari error, integral dari
air. error selama suatu interval waktu tertentu,
dan turunan (derivative) dari sinyal error
1.2 Batasan Masalah untuk menentukan tidak hanya berapa
1. Variabel proses pada plant banyak perbaikan yang akan diterapkan
memiliki range kerja proses tertentu. tapi juga durasi atau lamanya perbaikan
2. Kendali suhu dengan menggunakan dari sinyal error yang terjadi.
sistem kendali PID berbasis Dalam kawasan waktu, kendali
mikrokontroler ATmega32 dan PID memiliki bentuk umum seperti pada
menampilkan nilai suhu yang diinginkan Gambar 1.
(set point) dan nilai suhu yang diukur
(process variable) pada seven segment.
3. Plant yang dikendalikan berupa
pemanas (heater) elektrik yang dipasang
pada pemodelan sistem tangki pemanas
air.

26, Wintresnanto, APLIKASI SISTEM KENDALI PID PADA TANGKI PEMANAS AIR SEBAGAI
TEKNOLOGI PEMANAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32
step response kalang terbuka dari proses
seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Gambar 1 Blok diagram kendali PID


analog

Dimana e(t) adalah sinyal


kesalahan dan u(t) adalah input kontrol Gambar 2 Kurva respon metode
untuk proses. Kp adalah penguatan kalang terbuka
proporsional, Ti adalah konstanta waktu
integral, dan Td adalah konstanta waktu Tabel 1 merupakan pengaturan
turunan (derivative). tuning parameter PID berdasarkan cara
Elemen-elemen pengontrol P, I dan kurva reaksi.
D masing-masing secara keseluruhan Tabel 1 Formula Ziegler-Nichols
Tipe Kendali Kp Ti TD
bertujuan untuk mempercepat reaksi
Proportional
sebuah sistem, menghilangkan offset dan
menghasilkan perubahan awal yang besar. Proportional + Integral
Dalam kawasan Laplace (s), Proportional + Integral +
kendali PID dapat ditulis sebagai berikut, Derivative
[Ibrahim, 2002, 185]:
2.3 Mikrokontroler Atmega32
( ) [ ] ( ) ......(1) Mikrokontroler Atmega32
merupakan mikrokontroler 8-bit dengan
konsumsi daya rendah produksi ATMEL
Bentuk diskrit dari kendali PID
yang telah didukung penuh dengan
dapat diperoleh dengan mencari
program dan sarana pengembangan seperti
transformasi-z dari persamaan di atas
compiler C, simulator program, emulator
yaitu, [Ibrahim, 2002, hlm; 185]:
dalam rangkaian dan kit evaluasi. Gambar
( ) 3 merupakan konfugurasi pin-pin pada
( ) ( ) [ ( )
] ...(2) mikrokontroler Atmega32.

2.2 Tuning Paramater Kendali PID


Dalam perancangan ini, penalaan
parameter PID dari plant dilakukan dengan
menggunakna metode algoritma ziegler-
nichols pada pengujian respon sistem
kalang terbuka. Menurut Ziegler dan
Nichols, pendekatan dari proses percobaan
open loop yaitu dengan fungsi alih pada
persamaan 3 berikut, [Ibrahim, 2002, 185]:
( ) ....... (3)
( )
dimana G(s) adalah fungsi alih sistem
plant dan koefisien K, Td, T1 didapat dari Gambar 3 Konfigurasi pin
mikrokontroler AVR ATmega32

Jurnal Elektrikal, Volume 1 No 1, Juni 2014, 25 – 36 27


2.4 Sensor Suhu LM35 2.6 Sistem Pengendalian Suhu
Sensor suhu LM35DZ adalah Algoritma kendali PID akan
komponen elektronika yang memiliki diterapkan ke dalam sistem pengendali
fungsi untuk mengubah besaran listrik suhu yang menggunakan mikrokontroler
dalam bentuk sinyal analog. Sensor suhu sebagai kendali utamanya dalam rangka
LM35DZ memiliki keakuratan tinggi dan untuk mendapatkan keluaran yang
kemudahan perancangan jika diharapkan. Keluaran dari mikrokontroler
dibandingkan dengan sensor suhu yang merupakan sinyal kendali (sinyal PWM)
lain. LM35DZ juga memiliki keluaran dan sinyal ini digunakan sebagai masukan
impedansi yang rendah dan linearitas yang untuk rangkaian MOSFET driver yang
tinggi sehingga dapat dengan mudah akan menghasilkan daya listrik ke elemen
dihubungkan dengan rangkaian kendali pemanas air.
khusus serta tidak memiliki penyetelan Skema rangkaian secara
lanjutan. keseluruhan dari perancangan alat
diperlihatkan pada Gambar 8. Sinyal
output dari sensor suhu LM35
dihubungkan dengan pin ADC channel 0
(ADC0) miktokontroler. Sinyal PWM
yang dihasilkan dari mikrokontroler (pin
OC2) mengendalikan gerbang masukan
TRIAC melalui optocoupler dan kemudian
elemen pemanas air langsung dihubungkan
dengan kaki terminal TRIAC.

Gambar 4 Sensor suhu LM35

2.5 TRIAC
Untuk pengendalian tegangan AC,
digunakan bidirectional triode thyristor atau
yang biasa dikenal sebagai TRIAC. Dalam hal Gambar 8 Sekama rangkaian alat
ini dapat dianggap sebagai dua buah thyristor
tersambung secara antiparalel dengan koneksi
gerbang seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
III PERANCANGAN
3.1 Perancangan Perangkat Keras
Diagram blok dari perancangan
perangkat keras secara keseluruhan adalah
seperti ditunjukkan pada Gambar 9,
perangkat keras dirancang untuk
Gambar 5 TRIAC membentuk sistem pengaturan temperatur
(a). Susunan ekivalen dengan sepasang plant pada sistem tangki pemanas air
SCR dengan menggunakan kendali PID.
(b). Rangkaian ekivalen TRIAC
(c). Simbol TRIAC

28, Wintresnanto, APLIKASI SISTEM KENDALI PID PADA TANGKI PEMANAS AIR SEBAGAI
TEKNOLOGI PEMANAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32
Catu Daya diberikan ke elemen pemanas air melalui
DC 220 VAC
predriver optocoupler MOC3021 sesuai
sinyal kendali dari mikrokontroler.
Heater Predriver optocoupler MOC3021
Sensor ADC Mikrokontroler Driver memberikan waktu tunda sudut pemicu
LM35 MOSFET
TRIAC untuk menghasilkan berapa besar
tegangan yang akan diberikan ke beban
BCD (heater).
Key Pad Seven Segment

Gambar 9 Diagram blok rangkaian


pengendali suhu pada sistem tangki
pemanas air

Penjelasan dari masing-masing Gambar 10 Rangkaian driver TRIAC


blok sistem pengendali suhu pada tangki
pemanas air adalah sebagai berikut: 7. Seven segment merupakan
1. Mikrokontroler Atmega32 yang penampil nilai set point suhu dan nilai
berfungsi sebagai pusat pengendali untuk process variable.
mengaplikasikan sistem kendali PID, 8. ADC (analog to digital converter)
mengolah sinyal yang diterima dari sensor berfungsi sebagai pengubah sinyal analog
suhu, menampilkan nilai suhu pada yang dihasilkan dari sensor suhu menjadi
penampil seven segment dan menghasilkan sinyal digital agar dapat diolah oleh
output kendali yang menggunakan bahasa mikrokontroler. ADC ini sudah terdapat
C sebagai bahasa pemrograman. pada mikrokontroler Atmega32 yang
2. Catu daya sebagai penyedia disediakan pada pin 33 sampai pin 40 dari
tegangan DC yang dibutuhkan oleh setiap mikrokontroler Atmega32.
rangkaian pada sistem.
3. Heater (pemanas) berfungsi
sebagai pennghasil energi panas yang
digunakan untuk memanaskan suhu air di
dalam tangki pemanas dan akan terus
menjaga suhu air pada nilai suhu yang
diinginkan. Elemen pemanas air akan
mendapatkan masukan tegangan selama
suhu air belum mencapai nilai set point
suhu.
4. Sensor suhu LM35 berfungsi untuk
mengukur suhu air dimana sensor ini
dipasang pada permukaan tangki pemanas.
Sinyal output sensor yang berupa sinyal
analog langsung dihubungkan ke ADC Gambar 11 Unjuk kerja sistem kendali
mikrokontroler Atmega32 channel 0 (pin PID pada tangki pemanas air untuk
40). fasilitas rumah tangga berbasis
5. Keypad berfungsi untuk mikrokontroler Atmegaa32
memasukkan nilai set point suhu dan nilai
toleransi error. 3.2 Perancangan Perangkat Lunak
6. Driver MOSFET (pengendali 3.2.1 Software Kendali PID
tegangan AC) berfungsi untuk Pada perancangan alat ini
mengendalikan tegangan AC yang digunakan metode sistem kendali PID

Jurnal Elektrikal, Volume 1 No 1, Juni 2014, 25 – 36 29


untuk mengendalikan suhu. Nilai algoritma PID untuk menghasilkan output
parameter Kp, Ti dan Td dideklarasikan sinyal kendali yang kemudian akan dikirim
pada fungsi int main() yang ke pin OC2 mikrokontroler melalui timer 2
sebelumnya variabel Kp, Ti dan Td output compare match. Output kendali
tersebut sudah dideklarasikan sebagai PID diberi batasan nilai maksimum dan
variabel global. Flowchar program utama minimum. Hal ini bertujuan untuk
diperlihatkan pada Gambar 12: mencegah terjadinya integral windup yang
disebabkan oleh aksi kendali integral.
Output sinyal kendali ini kemudian
digunakan untuk mengendalikan driver
tegangan AC. Perhitungan algoritma
kendali PID dipanggil dalam program
interrupt service routine (timer 2 compare
match) yang memiliki timer/counter 8 bit
sehingga output kendali akan maksimal
saat TCNT2 sama dengan 256. Sinyal
kendali dari mikrokontroler merupakan
mode sinyal fast PWM. Semakin besar
sinyal kendali yang diberikan ke driver
tegangan AC (driver TRIAC) maka
semakin besar pula tegangan yang
diberikan ke pemanas (heater). Pada
Gambar 13, ditunjukkan diagram blok
sistem kendali PID yang akan diterapkan
dalam perancangan alat.

Gambar 13 Diagram blok realisasi


sistem kendali PID

Gambar 12 Diagram alir program utama Dari persamaan 2 kita dapat


menuliskan kembali persamaan tersebut
Pembuatan diagram alir program seperti persamaan 4 di bawah ini:
utama bertujuan untuk memudahkan dalam
( )
melakukan pemrograman sehingga ( ) .....(4)
( )
program dapat berjalan dengan baik pada
mikrokontroler. Pertama ditentukan
dimana:
terlebih dahulu port-port yang akan
digunakan dan menentukan nilai error
yang didapatkan dari perbandingan nilai ......(5)
set point suhu dan nilai variable process.
Error yang dihasilkan kemudian
dimasukkan ke dalam perhitungan

30, Wintresnanto, APLIKASI SISTEM KENDALI PID PADA TANGKI PEMANAS AIR SEBAGAI
TEKNOLOGI PEMANAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32
IV PENGUJIAN DAN ANALISA terjadi karena tingkat stabilitas sensor dan
4.1 Pengujian Perangkat Keras respon pengukuran dari alat ukur yang
4.1.1 Pengujian Proses Kenaikan Suhu digunakan (termometer) serta delay pada
Pada tahap pengujian ini, dilakukan program. Dari tabel di atas dilihat bahwa
pengukuran proses kenaikan suhu selama rata-rata selisih pembacaan sensor dengan
beberapa menit dengan batasan suhu termometer sebesar 1,07 C.
sebesar 40 C. Penulis menggunakan
termometer analog sebagai acuan untuk
mengamati kepresisiannya. 4.1.2 Pengujian Beban dan Rangkaian
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran kenaikan suhu Driver TRIAC
Wakt Suhu pemanas Selisih Analisa ini bertujuan untuk
u Termomet Seven pembacaa mengetahui kinerja rangkaian driver
(detik er ( C) segme n suhu TRIAC apakah hasil output tegangan dari
) n ( C) ( C) rangkaian sesuai dengan sudut penyulutan
0. 27 27 0 yang dikendalikan oleh sinyal PWM
5. 27 28 1 melalui optocoupler MOC3021.
10. 28 28 0 Pengamatan dilakukan dengan
15. 28 29 1 menggunakan osciloscope terhadap sinyal
20. 29 29 0 kontrol dari mikrokontroler (sinyal PWM)
25. 30 29 1 dan keluaran driver TRIAC yang diberikan
30. 31 30 1 ke beban berdasarkan sinyal kontrol yang
35. 31 32 1 diberikan. Hasil pengujian terlihat pada
40. 32 32 0 Gambar 14 sampai 17 berikut.
45. 32 32 0 Gelombang
50. 33 33 0 sinyal PWM
55. 33 34 1
60. 33 34 1 Gelombang
65 33 34 1 tegangan
70. 33 35 2 output
75. 33 35 2 TRIAC
80. 33 36 3
85. 34 36 2 Gambar 14 Gelombang sinyal picu dan
90. 34 37 3 tegangan beban untuk OCR2 = 0%
95. 34 37 3 Gelombang
100. 35 37 2 sinyal PWM
105. 35 37 2
110. 36 37 1 Gelombang
115. 37 38 1 tegangan
120. 38 38 0 output
TRIAC
125. 39 39 0
130. 39 39 0
135. 40 39 1 Gambar 15 Gelombang sinyal picu dan
Jumlah selisih 30 tegangan beban untuk OCR2 = 30%
Rata-rata selisih 1,07

Dari pengambilan data di atas,


masih terdapat beberapa tampilan suhu
pada termometer yang tidak sesuai dengan
tampilan suhu pada seven segment. Hal ini

Jurnal Elektrikal, Volume 1 No 1, Juni 2014, 25 – 36 31


Gelombang
sinyal PWM

Gelombang
tegangan
output
TRIAC

Gambar 16 Sinyal picu (PWM) dan


tegangan beban untuk OCR2 = 60% Gambar 18 Respon sistem untuk pengujian
kalang terbuka
Gelombang
sinyal PWM
Grafik respon sistem untuk
pengujian kalang terbuka diatas digunakan
Gelombang sebagai acuan untuk mencari parameter
tegangan
PID. Respon sistem tersebut
output
memperlihatkan output model IPDT
TRIAC
(Integrating Plus Dead Time). Waktu mati
(Td) pada respon sistem tersebut adalah
Gambar 17 Sinyal picu (PWM) dan
sebesar 30 detik, output kontrol akan
tegangan beban untuk OCR2 = 100%
memanaskan plant saat memulai
pengujian. Konstanta waktu naik (T1) pada
Keempat bentuk gambar
respon kalang terbuka adalah sebesar 630
gelombang tegangan pada beban yang
detik sebelum keadaan sistem stabil. Duty
diuji, dapat diketahui bahwa semakin besar
cycle mikrokontroler akan diatur pada
sinyal kontrol yang diberikan ke pemicu
kenaikan dari 0 hingga 256 dan akan
TRIAC (optocoupler MOC3021), maka
diamati setiap 5 detik. Percobaan dimulai
tegangan AC yang diberikan ke beban
dari suhu air sebelum dipanaskan yaitu
untuk tiap fasenya (fase positif dan fase
pada suhu 28 C dan output sensor suhu
negatif) akan semakin besar, yang berarti
yaitu sebesar 280 mV. Gain integratif
bahwa tegangan listrik yang diberikan ke
proses (K) didapatkan dari perhitungan
beban akan semakin besar.
sebagai berikut:
( )
4.2 Pengujian Perangkat Lunak
Karakteristik plant model sistem ( )
tangki pemanas air dapat diketahui dengan Dengan demikian, fungsi alih
melakukan pengujian kalang terbuka. kalang terbuka dari sistem adalah:
Pengujian kalang terbuka dilakukan ( )
dengan memberikan tegangan maksimal ( )
220 VAC atau saat output kendali (OCR2)
sebesar 100% pada tangki pemanas air Berdasarkan metode percobaan
selama 20 menit. kalang terbuka Ziegler Nichols, parameter
PID didapatkan dari persamaan:

Dengan demikian:

32, Wintresnanto, APLIKASI SISTEM KENDALI PID PADA TANGKI PEMANAS AIR SEBAGAI
TEKNOLOGI PEMANAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32
Dengan menggunakan persamaan
5, parameter PID adalah sebagai berikut:

Apabila waktu pencuplikan


(sampling time (T)) yang ditentukan
adalah 1 detik dan 5 detik, maka:
Untuk T = 1 detik.

Untuk T = 5 detik:

Pengendalian akan mengalami


pengulangan selama waktu yang diberikan
yaitu 1 detik dan 5 detik.
Gambar 19 memperlihatkan respon
sistem dengan parameter PID yaitu a =
25,98, b = 0,433 dan c = 389,7 dengan
waktu pencuplikan (T) yang telah
ditentukan selama 1 detik dan pencapaian
suhu sebesar 60 C. Grafik respon sistem
dengan parameter PID yaitu a = 25,98, b =
2,165 dan c = 77,94 dengan waktu
pencuplikan (T) selama 5 detik
diperlihatkan pada Gambar 20. Pada hasil
percobaan, kedua respon sistem tersebut
memiliki rise time dan waktu pencapaian
suhu yang sama yaitu sebesar 295 detik
pada pencapaian suhu yang diharapkan

Jurnal Elektrikal, Volume 1 No 1, Juni 2014, 25 – 36 33


sebesar 60 C.
Namun, respon sistem dengan waktu
pencuplikan (T) selama 5 detik memiliki
overshoot dan settling time yang lebih
lama.

Gambar 21 Grafik respon sistem dengan


dua kali waktu pengintegralan untuk T = 1
detik

Gambar 19 Grafik respon sistem untuk T =


1 detik V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisa
yang telah dilakukan pada sistem kendali
PID untuk kendali suhu pada tangki
pemanas air, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan metode pengujian
respon sistem kalang terbuka Ziegler-
Nichols, plant tangki pemanas air
Gambar 20 Grafik respon sistem untuk T = menghasilkan parameter sistem yaitu Td =
5 detik 30, Ti = 630 dan K = 0,97.
2. Pada pengujian dengan dua kali
waktu pengintegralan yaitu a = 25,98, b =
0,866 dan c = 389,7 untuk waktu
pencuplikan T = 1 detik dan pencapaian
suhu pada 60 C, respon sistem memiliki
rise time dan pencapaian suhu lima detik
lebih cepat yaitu selama 290 detik tetapi
respon sistem memiliki sedikit overshoot.
Pada Gambar 21, memperlihatkan
grafik respon sistem dengan percobaan dua 5.2 Saran
kali waktu pengintegralan yaitu a = 25,98, 1. Untuk menjaga agar sistem dapat
b = 0,866 dan c = 389,7 untuk waktu tetap memberikan sinyal kendali yang
pencuplikan selama 1 detik dan kecil guna menjaga suhu air, maka bisa
pencapaian suhu pada 60 C. Pada hasil dilakukan dengan cara memberikan suatu
percobaan, respon sistem tersebut nilai secara terpisah yang ditambahkan
memiliki rise time dan pencapaian suhu pada persamaan PID dan dinyatakan
lima detik lebih cepat yaitu selama 290 sebagai nilai tetap (constant) pada
detik tetapi respon sistem memiliki program. Nilai konstanta ini merupakan
overshoot. nilai yang dianggap sebagai sinyal error
pada saat sistem dalam keadaan stabil
(steady state).
2. Sistem yang telah dirancang dalam
tugas akhir ini merupakan sistem yang

34, Wintresnanto, APLIKASI SISTEM KENDALI PID PADA TANGKI PEMANAS AIR SEBAGAI
TEKNOLOGI PEMANAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32
digunakan untuk pengendali suhu tingkat
menengah. Untuk merancang sistem
pengendali suhu yang akan diterapkan
untuk industri besar diperlukan analisa
tebih lanjut baik dalam sistem pemanasan
(heating) dan sistem pendinginan (cooling)
pada plant. Kemudian, diperlukan juga
pembelajaran lebih lanjut baik dalam
teknik elektronika dan teknik
pengendaliannya.

Jurnal Elektrikal, Volume 1 No 1, Juni 2014, 25 – 36 35


DAFTAR PUSTAKA [14]. Raharjo Budi,. 2009,.
[1]. Astrom J. Kart and Hagglund Tore,. Pemrograman C++, Informatika,
1995., PID Controllers, 2nd Eddition, Bandung.
Instrument Society of America. [15]. Yurkevich D. Valery., 2011.,
[2]. Atmel Corporation, Advance PIC Control, Intech, Janeza
http://www.atmel.com/Images/Atmel- Trdine 9, 51000 Rijeka, Croatia.
8155-8-bit- Microcontroller- [16]. Whitt D. Michael,. 2004,. Successful
AVRATmega32A Datasheet.pdf, Instrumentation and Control Systems
Agustus 2013. Design, ISA, USA.
[3]. Barrett F. Steven, Thornton A. [17].
Mitchell,. 2009,. Embedded Systems
Design with the Atmel AVR
Microcontroller – Part I, Synthesis
Lectures On Digital Circuits and
Systems, Morgan & Claypool
Publishers.
[4]. Bensky Alan, Bird John, Bolton Bill,.
2008,. Engineering ebook “Electrical

[5]. Engineering Know It All”, Elsevier


Inc, Oxford, UK.
[6]. Bolton W., 2004., Instrumentation and
Control Systems, Elsevier Science &
Technology Books.
[7]. Fitriyadi Eka,. Makalah Seminar
Tugas Akhir,. Aplikasi Kontrol PID
untuk Pengontrolan Suhu Model
Sistem Hipertermia Berbasis
Sensor Thermopile MLX90247,
November 2013.
[8]. Ibrahim Dogan., 2002.,
Microcontroller Base Temperature
Monitoring and Control, Elsevier
Science & Technology Books.
[9]. Johnson A. Michael & Moradi H.
Mohammad., 2005., PID Control,
New Identification and Design
Methods, Springer-Verlag London
Limited.
[10]. Lewis Bryon,. 2007,. Control
System Engineering Exam Reference
Manual, ISA, USA.
[11]. Muchlas., 2005., Rangkaian
Digital, Penerbit Gava Media,
Yogyakarta.
[12]. Nursyamsu Ardi, 2011,. Masuki
Dunia Hacker Dengan C++, Jasakom.
[13]. Ogata, Katsuhiko, Modern Control
Engineering 4th ed., Prentice Hall,
New Jersey, 2002.

36, Wintresnanto, APLIKASI SISTEM KENDALI PID PADA TANGKI PEMANAS AIR SEBAGAI
TEKNOLOGI PEMANAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32

You might also like