Professional Documents
Culture Documents
Penerapan Standar Dan Dokumentasi Asuhan
Penerapan Standar Dan Dokumentasi Asuhan
Oleh:
Siti Romlah, MKM
Siti Romlah is an expert in reproductive health and she has been contribute her skill,
knowledge and experience to help many midwives to increase competencies, to build
character of personal, and to develop their personality for service excellent.
Years of experience as practitioner as midwives trainer in national conferences, seminars
and training classes be applicated to her clients.
WORKING EXPERIENCE
Catatan Kesehatan
Anak
BUKU KIA
CONTINUUM OF CARE Lansia
Pelayanan bagi
Sembilan bulan anak SMP/A & • Kualitas
Kehamilan, awal masa remaja • Degenerasi
Upaya Emas kehidupan
promotif dan
preventif di
Pelayanan
hulu sama bagi anak • Kespro remaja
pentingnya SD • Konseling:
dengan yang Pelayanan Gizi HIV/AIDS,
dihilir NAPZA dll
bagi balita • Fe
Pelayanan •Penjaringan
Persalinan, bagi bayi •Bln Imunisasi Anak
nifas & Sekolah
Pelayanan neonatal •Upaya Kes Sklh
•PMT
Antenatal • Pemantauan
pertumbuhan &
Pelayanan perkembangan
PUS & WUS • ASI eksklusif • PMT
• Imunisasi dasar
• APN (MAK III) dan KF
lengkap
• P4K • Inisiasi Menyusu Dini • Pemberian makan
• Buku KIA • Vit K 1 inj • Penimbangan
• ANC terpadu • Imunisasi Hep B • Vit A
• Konseling Kespro • Kelas Ibu Hamil • Rumah Tunggu • MTBS
• Pelayanan KB • Fe & asam folat • Kemitraan Bidan Dukun
• KIE Kespro Catin • KB pasca persalinan
• PMT ibu hamil
• PKRT • PONED-PONEK
• TT ibu hamil
CAPAIAN RPJMN 2010-2014
STATUS CAPAIAN TARGE STATU
NO INDIKATOR AWAL
T 2014 S
(2009) 2011 2012 2013
1 Umur harapan hidup waktu lahir (tahun) 70,7 71,1 71,1 n.a 72,0 2
Masih banyak pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang tidak dilakukan
di fasilitas pelayanan kesehatan
Laporan Rutin Program Kesehatan Ibu 2013 yang diterima dari Dinkes Provinsi (per 12/03/2014)
7
JAWA BARAT 765
JAWA TENGAH 668
JAWA TIMUR 642
SUMATERA UTARA 249
BANTEN 216
LAMPUNG 158
NUSA TENGGARA TIMUR 157
ACEH 152
SUMATERA SELATAN 144
RIAU 135
KALIMANTAN TIMUR 125
SULAWESI TENGAH 122
NUSA TENGGARA BARAT 117
SULAWESI SELATAN 108
PAPUA 96
KALIMANTAN BARAT 96
DKI JAKARTA 93
25% kematian
25% kematian
50% kematian
KALIMANTAN SELATAN 91
SUMATERA BARAT 90
SULAWESI TENGGARA 79
SULAWESI UTARA 77
MALUKU 74
KALIMANTAN TENGAH
INDONESIA, 2013
72
JAMBI 58
KEPULAUAN RIAU 54
JUMLAH KEMATIAN IBU
SULAWESI BARAT 52
GORONTALO 52
27%
PAPUA BARAT
LAIN2
51
SI
22%
INFEK
MALUKU UTARA 50
BALI 49
AN
14%
37%
TENSI
HIPER
PERD
ARAH
BENGKULU 48
D I YOGYAKARTA 46
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 33
Laporan Rutin Program Kesehatan Ibu Tahun 2013 yang diterima dari Dinkes Provinsi (per 12/03/2014)
PENYEBAB KEMATIAN IBU
10
Kematian neonatal merupakan penyumbang terbesar AKB, oleh karena itu AKN
harus diturunkan yaitu dengan upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil dan
menjamin pertolongan persalinan yang aman.
12
Penyebab Kematian Neonatal tahun 2012
Infeksi; 4,13
Tetatus
Neonatorum; 0,84 Laporan Rutin Direktorat Bina Kesehatan Anak tahun 2012
KUALITAS ANTE NATAL CARE DI PUSKESMAS
(DITJEN BUK KEMENKES, 2014)
90
81,3
80
76,8 75,4
75
68,3 67,4
70
62,9
60,3
58
60
50
40
31,7
30
22,3
18,8
20
10
PERSENTASE
PENGETAHUAN KONSEP ANTENATAL CARE (1) :
Jumlah
No PERTANYAAN n %
1 Empat pilar safe moterhood 570 67
2 Upaya penapisan Asuhan Antenatal berdasarkan bukti penelitian (evidence based) 537 63,1
3 Waktu kunjungan pertama K1 yang ideal 748 87,9
4 Gangguan dalam pertumbuhan janin 430 50,5
5 Kenaikan tekanan darah pada ibu hamil yang harus diwaspadai 273 32,1
6 Standar pengukuran LILA untuk skreening KEK pada ibu Hamil 486 57,1
7 Waktu yang tepat untuk mengukur TFU pada ibu hamil dengan pita ukur 349 41
8 Frekuensi DJJ yang menunjukkan adanya tanda gawat janin, sehingga janin perlu 458 53,8
dirujuk dari fasyankes primer ke fasyankes sekunder
9 Status imunisasi perlindungan terhadap infeksi tetanus
dan status imunisasi Long Life 87 10,2
10 Jumlah tablet zat besi minimal yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil 805 94,6
11 Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan pada setiap ibu hamil 43 5,1
12 Tehnik pemeriksaan HIV yang harus dilakukan pada ibu hamil 296 34,8
di daerah terkosentrasi HIV dan ibu hamil risiko tinggi terinfeksi HIV
13 Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil 224 26,3
14 Penanganan kelainan yang ditemukan pada ibu hamil yang 238 28
harus ditangani sesuai standar dan kewenangannya
15 Stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster) 264 31
PENGETAHUAN KONSEP ANTENATAL CARE (2) :
Jumlah
No Pertanyaan n %
16 Usia kehamilan seorang ibu hamil untuk mengkuti kelas ibu hamil 604 71
17 Tanda bahaya yang harus diwaspadai oleh ibu hamil 815 95,8
18 Indikator akses pelayanan ANC 47 5,5
19 Indikator penerapan standar kualitas pelayanan ANC terkini 496 58,3
20 Jenis pelayanan yang diakomodir dalam pelayanan ANC berkualitas 720 84,6
21 Pemahaman HPHT dan usia gestasi 398 46,8
22 Perkiraan tinggi TFU 273 32,1
23 Perkiraan TBJ 347 40,8
24 Taksiran partus ibu hamil 808 94,9
25 Pelayanan yang seharusnya didapatkan ibu hamil 465 54,6
PROCCESS PROCCESS
1. GOOD CORPORATE GOVERNANCE GOOD CLINICAL GOVERNANCE
1. Q-improvement + Safety,
1. Facility management and 2. Prevention and control of infections,
Safety, 3. Access and continuity of Care,
2. Governance, Leadership, 4. Patient and Family Rights.
Direction, 5. Assessment of Patients,
3. Staff Qualifications and 6. Care of Patients,
Education, 7. Anesthesia and Surgical Care,
4. Management of Communication 8. Medication Management and Use,
and Information. 9. Patient and Family Education.
OUTCOME:
SAFE and
QUALITY HEALTH CARE
KEBIJAKAN
PEDOMAN
MUTU TERUKUR
STANDAR STANDAR
PRIMA
PETUNJUK
KERJA
BIDAN PASIEN
?
JKT = PAPUA
PROFESI MASY.
PETA STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
1. MASYARAKAT INDONESIA SEHAT YANG MANDIRI
KEUANGAN
DAMPAK Penurunan AKI, AKB, Gizi Buruk
Meningkatkan UHH
OUTCOME 2. TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER YANG 3. TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG PEDULI
PARIPURNA KESEHATAN
• % Fasyankes Primer yang Terakreditasi
SUMBER DAYA
KESEHATAN
10. TERWUJUDNYA
11. TERBANGUNNYA INFORMASI 12. TERWUJUDNYA SISTEM
ORGANISASI DAN MUTU
BERBASIS DATA DAN PENGALAMAN PERENCANAAN KARYAWAN DAN
KELEMBAGAAN BUK YANG
(Knowledge management) KARIR YANG EFEKTIF
EKSELEN
14. TERSEDIANYA
13. TERSEDIANYA SDM 15. OPTIMALISASI 16. TERSEDIANYA SPA,
INPUT DUKUNGAN
YANG KOMPETEN DAN SISTEM INFORMASI OBAT & PERBEKALAN
REGULASI YANKES
BERBUDAYA KINERJA YANKES RUJUKAN YG MEMADAI
RUJUKAN 21
SOCIAL CONTRACT
PROFESSIONALS - COMMUNITY
Moral responsibility
High standard of competence
Market control
PROFESSIONALISM
Working condition
William M Sullivan, Medicine under threat: Professionalism and professional identity, CMAJ 2000:162(5): 673
ISSUE PELAYANAN KESEHATAN
DISIPLIN Registrasi~
HUKUM
Tuntutan~
Pidana/Perdata
PENGADUN PASIEN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT
DENGAN PELAYANAN KEBIDANAN
1. UU No 8 /1999 tentang Perlidungan Konsumen (UUPK)
2. UU No. 36 / 2009 tentang Kesehatan
3. UU No. 25 /2009 dan PP No. 96/2012 tentang Pelayanan Publik
4. UU No. 44 /2009 tentang Rumah Sakit
5. UU No. 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. RUU Kebidanan ?????
7. PP No. 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif
8. PP No. 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
9. Kepmenpan No. 1/2008 tentang Jabatan Fungsional Bidan
10. Permenkes No. 369/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan
11. Permenkes No. 938/ 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan
12. Permenkes No. 1464/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
13. Permenkes No. 71/2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional
14. Kepmenkes No. 46/2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
15. Permenkes No. 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JKN
16. Permenkes No, 59/2014 ttg Standar tarif pelayanan kesehatan dalam
penyelenggaraan program jaminan kesehatan,
17. dst....
UU Pelayanan Publik UU Tenaga Kesehatan
Pasal 15 Penyelenggara berkewajiban: Pasal 66 dan 70 :
a. menyusun & menetapkan std a. Setiap Nakes dlm m’jlnkan praktiknya
pelayanan; b’kewajiban mematuhi std profesi, std
b. menyusun, menetapkan, & pelayanan profesi dan SPO – m’peroleh
m’publikasikan maklumat pelayanan; p’setujuan dari penerima yankes & kel
c. menempatkan pelaksana yg atas tindakan yg akan dilakukan;
kompeten; b. M’jaga kerahasiaan kesehatan
d. menyediakan sarana, prasarana, penerima yankes
dan/atau fasyan publik yg m’dukung c. M’buat & menyimpan catatan
t’ciptanya iklim pelayanan yg dan/atau dokumen ttg pemeriksaan,
memadai; asuhan dan tindakan yg dilakukan
e. M’berikan pelayanan yg berkualitas d. Setiap Nakes yg melaksanakan yankes
sesuai dg asas penyelenggaraan p’seorangan wajib m’buat rekam medis
f. melaksanakan pelayanan sesuai dg penerima yankes
std pelayanan; e. Rekam medis hrs SEGERA dilengkapi
g. B’partisipasi aktif & mematuhi stlh penerima yankes selesai
peraturan per-UUan yg terkait dg f. Setiap rekam medis hrs dibubuhi
penyelenggaraan pelayanan publik; nama, waktu dan ttd Nakes yg
h. M’berikan pertgjwban thdp m;berikan yankes – hrs disimpan dan
pelayanan yg diselenggarakan; dijaga kerahasiaanya
i. dst.... g. dst......
SEBELUM JKN ERA JKN
Transaksi Langsung dengan pasien Kontrak dengan BPJS
Tarif Ditentukan sendiri/fasilitas Negosiasi dengan BPJS diwakili
kesehatan asosiasi/perhimpunan
Cara pembayaran FFS Kapitasi, INA-CBG
Risiko finansial Tidak ada Ikut menanggung risiko bila
biaya meningkat
Sumber pendapatan Banyak sumber (>>pasien, Mengarah ke 1-2 sumber
>>perusahaan, >asuradur) pendapatan
Tempat praktik Banyak tempat (3), pada Mengarah 1 tempat, pada jam
jam kerja & jam privat kerja
Penulisan resep Bebas, asal pasien mampu Dibatasi oleh daftar obat
Prosedur/tindakan Bebas, asal pasien mampu Dibatasi oleh kewenangan
medis dalam kontrak
Cara pembayaran FFS Mengarah ke remunerasi
dokter
Kendali mutu-biaya Tidak jelas Diatur dalam kontrak
JENIS FASYANKES TINGKAT PERTAMA
DI ERA JKN
PERMENKES, 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (Ps 2 ( 2)
Catatan :
Bidan dimungkinkan jadi jejaring pelayanan kesehatan TINGKAT PERTAMA namun TIDAK
menjadi GATE KEEPER. Pelayanan yang diberikan mengacu pada kompetensi dan kewenangan
sesuai ketentuan
PELAKSANAAN
KREDENSIALING DAN REKREDENSIALING
FASYANKES TINGKAT PERTAMA
MASA TRANSISI
2014 2015 - 2018 2019
Tertiary
Rujukan -
Kewenangan
Secondary
Primary Care
Tertiary Care Gatekeeper
ALUR PELAYANAN KESEHATAN
Kasus Non Emergency
HARUS BERTAHAP
Peserta
Kasus
Emergency
DAPAT
LANGSUNG
Rumah Sakit
Kapitasi
Klaim
WHO
Pelayanan Bermutu / Profesional
Evidence Based Medicine (EBM)
Standar
Standar Profesi Bidan
(Permenkes No. 369/Menkes/SK/III/2007)
• Bertujuan:
Menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas dan sebagai landasan untuk
standarisasi dan perkembangan profesi.
• Sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan
bidan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga
dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output dalam menjalankan
praktik / pekerjaannya.
35
Permenkes No.1464/Menkes/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Berisikan :
Area kewenangan bidan :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu
2. Pelayanan Kesehatan Anak
3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
36
Standar Asuhan Kebidanan
(Permenkes No. 938/Menkes/SK/VIII/ 2007)
Acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, mulai dari pengkajian, perumusan
diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi
dan pencatatan asuhan kebidanan.
• Bertujuan sebagai :
1. Acuan dan landasan dalam melaksanakan tindakan/kegiatan dalam lingkup
tanggung jawab bidan.
2. Mendukung terlaksananya Asuhan Kebidanan berkualitas
3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan
4. Perlindungan hukum bagi Bidan dan Klien/Pasien
37
STANDAR I : PENGKAJIAN
• Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien
• Kriteria Pengkajian :
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari Data Subjektif ( hasil Anamnesa; biodata,
keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan
latar belakang sosial budaya)
3. Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan
pemeriksaan penunjang
STANDAR II
PERUMUSAN DIAGNOSA DAN ATAU MASALAH KEBIDANAN
• Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat
• Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien;
tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif
2. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumberdaya
serta fasilitas yang ada.
STANDAR IV : IMPLEMENTASI
• Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan
secara komprehensif, efektif, efisien dan aman
berdasarkan evidence based kepada klien/pasien
dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
STANDAR IV : IMPLEMENTASI
• Kriteria:
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-
kultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
keluarganya (inform consent)
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien/ pasien
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
STANDAR V : EVALUASI
• Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk
melihat efektifitas dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien.
• Kriteria Evaluasi:
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan
/keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien
STANDAR VI :
PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN
• Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,
singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang
ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
STANDAR VI :
PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN
• Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (Rekam medis/KMS/Status pasien/buku
KIA)
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
4. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah
kebidanan
6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif ;
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow up dan
rujukan.
Karakteristik
VARNEY Standar Asuhan Kebidanan DOKUMENTASI
Kerangka Fikir Kerangka Kerja Akuntabilitas Profesi
(how to think) (how to do) (how to write)
Perencanaan Komprehensif
Intervensi Implementasi
Evaluasi Evaluasi
IDENTITAS
SESUAI E-KTP
DATA BPS/PROP/KECAMATAN
ASURANSI
JAMKESMAS
GAKINDA
SKTM
ASURANSI SWASTA
CETAKAN
ANAMNESIS PASIEN
PRINT OUT :
TANDA TANGAN DPJP
Contoh Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin
Identitas
• RM : 129xxxx
• Reg. 211.03.16xxxx
• Nama : Ny. S
• Umur : 38 th
• Agama : Islam
• Nama suami : Tn. E
• Alamat : Jl. Gading Raya
Cipinang
Tgl 03 Juli 2011 jam 10.00
S : Rujukan PKM Melati dengan G7P6A0 ketuban pecah 4 jam yll. HPHT lupa.
Keluar air- air warna putih keruh, bau amis, lendir darah ada, mules – mules
sering, gerak janin aktif. ANC tidak teratur di PKM.
Riw. Obs :
1. 20 th, ♀, spt, BB 3500 gr, bidan
2. 18 th, ♂, spt, BB 3200 gr, bidan
3. 15 th, ♀, spt, BB 3000 gr, bidan
4. 12 th, ♂, spt, BB lupa, bidan
5. 7 th, ♂, spt, BB 3000 gr, PKM
6. 3 Th, ♂, spt, BB 3200 gr, PKM
7. Hamil ini
Tidak ada riwayat penyakit DM, Asma, Jantung, Hipertensi, dan tidak ada
riwayat alergi obat
O : K/u Baik TD 130/90 mmhg, N 92 x/mnt S 36,8 ºC, P 22 x/mnt,
Conjungtiva merah, Mamae tdk ada benjolan, puting susu
menonjol dan sudah ada sedikit pengeluaran colostrum.
TFU 35 cm, puki, preskep, Ө 3/5 bag, TBJ 3565 gram,
DJJ 138 x/mnt. His 2x10’x 30” sedang.
VT Portio tipis, aksial, Ø 4cm, selaput ket robek, air putih
keruh, Kep H II, uuk kidep
USG Janin tunggal hidup, intra uterin, presentasi kepala,
♀ usia gestasi 39 mgg, TBJ 3500 gram
HB 11,5 gr %
A : G7 P6 A0 39 mgg PK I aktif
Janin tunggal, hidup, intra uterin
P :
Jam …. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu memahami
Memfasilitasi konseling KB, ibu memutuskan menjadi akseptor IUD
Memfasilitasi informed consent, ibu menyetujui tindakan pemasangan Copper T post plasenta
Melakukan observasi tanda bahaya, kemajuan persalinan dan kesejahteraan janin, hasil terlampir
Jam …. Mendampingi dokter Winarno, SpoG visit, advise Infus RL, Ceftriaxone 1 x 2 gr (Paraf)
Jam …. Memasang infus RL kolf I 20 tpm
Melakukan skin test Ceftriaxone, reaksi (-)
Menyuntik Ceftriaxone 2 gr IV, tidak ada alergi (Paraf)
Jam ….Memfasilitasi pemenuhan nutrisi, ibu menghabiskan ¾ porsi (Paraf)
Jam ....Mengajarkan cara meneran & teknik relaksasi, ibu dapat melakukan dengan baik (Paraf)
Jam …. Memfasilitasi persalinan dengan pendampingan, ibu didampingi suami (Paraf)
Jam 11.15 WIB
A : G7 P6 P0 39 mgg PK II
Janin tunggal, hidup, intra uterin
P :
Jam …. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu memahami
Jam …. Menolong persalinan, Jam 11.20 Bayi lhr spontan, perempuan, menangis kuat
Memfasilitasi IMD, berhasil pada menit ke 45 (Paraf)
Jam 11.20
S : Mules (+)
O : K/U Baik, TFU se pusat, kontraksi baik, Tidak terdapat janin kedua
A : P7 A0 Kala III
P :
Jam … Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu memahami
Menyuntik Syntocinon 10 IU IM, tidak ada alergi (Paraf)
Jam … Melakukan PTT, Jam 11.30 Placenta lhr spt, lengkap, berat ± 500 gr
Melakukan masase, kontraksi uterus baik (Paraf)
Jam … Mengajarkan masase, ibu dapat melakukan dengan baik (Paraf)
Jam 11.30 WIB
S : Ingin menjadi akseptor IUD, sudah konseling dan menandatangani informed consent
O : K/u Baik, TD 100/70 mmhg, N 88 x/mnt, S 36,5 ºC, P 20 x/mnt
TFU 2 JBP, Kontraksi uterus baik, Perdarahan ± 150 cc, Lochea rubra, Perineum Utuh,
Terpasang infus RL kolf I 20 tpm.
P :
Jam … Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu memahami
Memfasilitasi persiapan alat pemasangan IUD, alat tersedia (Paraf)
Jam … Kolaborasi dengan dokter Winarno, SpOG dalam pemasangan IUD
Jam … Copper T terpasang, tidak ada perdarahan, advis Syntocinon 20 IU per drip (Paraf)
Jam… Memasukkan Syntocinon 20 IU dalam infus RL kolf I/20 tpm
Melakukan observasi tanda bahaya nifas, hasil terlampir
Memfasilitasi pemenuhan nutrisi, ibu menghabiskan ¾ porsi
KIE tanda bahaya nifas, ibu memahami (Paraf)
Jam 14.20 WIB
O : tgl 30 April 2013 jam 14.20 Bayi perempuan lahir spontan tidak menangis, tonus otot lemah, air
ketuban putih keruh
P :
Jam 14.20 Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, keluarga mengerti
Melakukan langkah awal resusitasi, bayi belum menangis
Melakukan VTP, setelah 2 menit bayi belum menangis
Jam 14.23 Menyiapkan rujukan
Menyuntik Vitamin K1 1 mg IM, tidak ada pembengkakan
Merujuk ke RSUD M. Yunus dan melanjutkan VTP, jam 15.20 diterima oleh bidan A,
bayi mulai menangis
(Paraf dan nama jelas)
Jam 14.20 WIB
O : tgl 30 April 2013 jam 14.20 Bayi perempuan lahir spontan tidak menangis, tonus otot lemah
P :
Jam 14.20 Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, keluarga mengerti
Melakukan langkah awal resusitasi, bayi belum menangis
Melakukan VTP, setelah 2 menit bayi segera menangis
Memantau tanda bahaya pasca resusitasi, hasil terlampir
Memfasilitasi IMD, berhasil pada menit ke 72 (Paraf dan nama jelas)
Jam 15.35 WIB
Pemahaman
Kemampuan Keingintahuan
interpersoonal digital
yang tinggi dan
kemampuan
berpikir rasional SIAP JADI
Bidan
Profesional !!!
Bagaimana dengan BIDAN Kita?
M MANAGER
I INNOVATOR
R RESEARCHER
A APPRENTICER
C COMMUNITARIAN
L LEADER
E EDUCATOR
POTRET PENDIDIKAN
KEBIDANAN DI INDONESIA
ISU PENDIDIKAN
KEBIDANAN
Perbedaan pendidikan bidan
di luar negeri dengan di Indonesia
Kompetensi lulusan
pendidikan bidan dipertanyakan
Tenaga
Tenaga Kesehatan Kesehatan
Saat Ini dan Akan
Datang Pendidikan
Inter-Profesi
Kebutuhan pelayanan
Kebutuhan tenaga kesehatan
kesehatan
Masyarakat
Kenali, Cintai,
Peduli, dan
berkontribusi untuk
peningkatan kualitas
bidan di Indonesia
Jadilah agen
perubahan!
“Bidan harus cerdas.
IBI harus kuat, menjadi satu-
satunya wadah Bidan
Indonesia,
mengembangkan
silaturahmi, bekerjasama.
Semua perangkat sudah
dipersiapkan, tinggal
mengembangkan.
Tolong kembangkan para
generasi penerus IBI dan
Ibu Harni Koesno Bidan”
“The Queen of IBI”
Take Home Message Berjuang bersama atas nama ‘KITA’
bukan ‘SAYA’….