You are on page 1of 18

DAMPAK PERILAKU MENYIMPANG PADA PENDIDIKAN

GENERASI MUDA DI DESA PUSUAGA DISTRIK KURIMA


KABUPATEN YAHUKIMO

HERMAS HESELO
NIM. 100816017

ABSTRACT
To create informed and the importance of education as the basis lives of
the community and young generations existing Desa Kurima Distrik
Pusuaga Kabupaten Yahukimo, there are several factors that inhibits the
impact of the entry of young generation is the negative influence from
outside of them drinking alcoholic beverages, night or discotheque hold
the event, mini snub nose, inhaling glue aibon / castol, gambling play and
promiscuity free, this means that many children who drop out of them
from SD, SMP, SMA, even some also breaking up of college.
Social gap; a shift the value of the traditional society to modern cannot
be separated from the influence of the influence of modernization and
globalization, if there was some individual who follows the influence will
happen social gap .Social gap would cause the distance between the rich
and the poor and it was damaged the diversity that is singular of the
people of Indonesia
The government and indigenous leaders have to do the act of the
arrangement back the life people in those on the lives of the younger
generation with customary imposed sanctions against the whole
community who commits an offense of manners of life that applies.
Governments must provide facilities of education, an adequate the
teachers enough and good the provision of school near with residential
areas and provide scholarships, educational assistance, give stimulation
of the tourist visits regions for every students achievement.

Keywords: community, government, social gap

1
Latar Belakang generasi muda yang ada di Desa
Pusuaga Distrik Kurima
Untuk meningkatkan kualitas
Kabupaten Yahukimo, ada
pendidikan dan mutu sumber-
beberapa faktor yang meng-
daya manusia secara lokal dan
hambat generasi muda yaitu;
secara nasional sangat dibutuh-
adanya dampak masuknya
kan, terutama di kalangan anak
pengaruh negatif dari luar
usia dini sampai dengan masa
diantaranya minum - minuman
remaja. Pendidikan tinggi sangat
beralkohol, mengadakan acara
di butuhkan demi terciptanya
malam atau diskotik, mini pesek,
kehidupan yang lebih cerdas,
menghirup lem aibon/castol,
damai, terbuka, demokratis, dan
main judi dan pergaulan bebas,
mampu bersaing di era globa-
hal ini menyebabkan banyak
lisasi ini, sehingga mampu
anak yang putus sekolah baik dari
meningkatkan kehidupan warga
SD, SLTP, SMU, bahkan ada
masyarakat yang ada di Desa
juga yang putus dari kuliah.
Pusuaga Distrik Kurima
Adanya pengaruh budaya negatif
Kabupaten Yahukimo. Penting-
dari luar yang masuk di daerah
nya pendidikan oleh warga
mengakibatkan banyak anak
masyarakat Desa Pusuaga Distrik
yang putus sekolah karena
Kurima Kabupaten Yahukimo
meningkatnya pergaulan bebas di
suatu hari kelak dapat dimengerti
kalangan remaja dengan
sebagai tujuan pendidikan masa
mengadakan acara malam dan
depan anak-anak untuk meng-
mabuk, sehingga masyarakat
hasilkan keunggulan yang
Desa Pusuaga Distrik Kurima
kompetitif dan komparatif sesuai
Kabupaten Yahukimo. yaitu para
dengan standar mutu pendidikan
Orang tua, Pemerintah Daerah
nasional maupun internasional.
dan Gereja kewalahan untuk
Untuk mewujudkan dan mengatasi masalah tersebut dan
mendapatkan pemahaman pen- mereka sangat terpukul serta
tingnya pendidikan sebagai bingung sebab hal tersebut adalah
landasan hidup masyarakat dan suatu kebiasaan baru yang mulai

2
menggerogoti budaya daerah. biasanya hanya sampai setengah
Hal seperti ini sebenarnya tidak hari, begitu terus menerus
diinginkan oleh masyarakat kebiasaan mereka, bila ada acara-
setempat karena pengaruh negatif acara keramaian maka keinginan
dari budaya luar sangat merugi- untuk berdisko sangat kuat, pada
kan masa depan generasi muda di hal sebelumnya ingin bersekolah.
daerah. Dampaknya generasi muda yang
bersekolah di daerah tersebut
Sesuai dengan fakta/
menjadi semakin berkurang
kenyataan yang sedang terjadi di
jumlahnya dan daya pikir mereka
Desa Pusuaga Distrik Kurima
juga semakin berkurang,
Kabupaten Yahukimo. apabila
sehingga kebanyakan anak-anak
ada acara-acara penting yang
muda putus sekolah baik dari SD,
dilaksanakan oleh warga/
SLTP, SMU bahkan ada juga
masyarakat setempat, maka
yang putus dari kuliah. bila
kelanjutan dari acara tersebut
dihitung sesuai dengan data yang
selalu mendapat ijin dari kepala
ada di Desa Pusuaga Kecamatan
desa atau kampung setempat dan
Kurima Kabupaten Yahukimo
dilanjutkan acara malam tetapi
jumlah masyarakat yang sudah
pada waktu acara malam mereka
menyelesaikan sekolah dari SD,
melakukan hal-hal yang
SLTP, SMU, dan Kuliah sangat
merugikan bagi masa depan
berkurang..
mereka sendiri seperti Diskotik,
Pesek, Main Judi, Minum Konsep Budaya
Mabuk, Isap Aibon, dan Seks Kebudayaan adalah peradaban
Bebas, yang mana anak-anak yang mengandung pengertian yang
sekolah juga terlibat disitu luas meliputi pemahaman. dan
sampai pagi. perasaan suatu bangsa yang
kompleks, meliputi pengetahuan,
Dampak dari hal tersebut di
kepercayaan, seni, moral, hukum,
atas membuat anak-anak sebagai adat istiadat (kebiasaan) dan
generasi penerus malas masuk pembawaan lainnya yang diperoleh
sekolah jikalau masuk sekolah dari anggota masyarakat. (Taylor,

3
1981). Menurut Koentjaraningrat oleh setiap individu maka akan
(1980) Budaya berasal dari kata menjadi pedoman untuk bertindak.
Budhayah yang berasal dari kata Dalam konteks ini pesan kultural
budhi yang berati budi atau akal. terwujud dalam bentuk norma sosial
Kebudayaan adalah hal-hal yang yang sudah tentu mengikat semua
bersangkutan dengan akal. Kata warga, sistem sosial. Seterusnya jika
budaya berarti perkembangan semua pesan cultural telah
majemuk dari budi dan daya. Jadi internalized dalam diri setiap orang
kebudayaan adalah hasil cipta rasa maka dari itu berarti norma sosial
dan karsa. Seorang Antropolog telah self enforcing. Oleh karena itu
Taylor dalam Soekanto (1990), norma-norma sosial itu telah
mencoba memberikan definisi menjadi integral kedalam organisme
mengenai kebudayaan sebagai dirinya sendiri. Menurut Spencer
berikut: kebudayaan adalah kom- dalam laurer (1993:65) menyatakan
pleks yang mencakup pengetahuan, bahwa tanpa menghiraukan tingkat
kepercayaan, kesenian, moral, integrasi, barangkali takkan pernah
hukum, adat istiadat, dan lain ada sebuah kultur yang seluruh
kemampuan-kemampuan serta bagian-bagiannya berubah bersama-
kebiasaan-kebiasaan yang didapat- sama secara serentak. Menurut
kan oleh manusia sebagai anggota parson dalam Suyatno dan narwako
masyarakat. (2006:378) menyatakan bahwa nilai-
nilai Kultural pada gilirannya
Perubahan Kebudayaan
berperan sebagai tiang penyanggah
Perubahan budaya merupakan
tata kehidupan bermasyarakat dan
suatu fenomena yang abadi dalam
menjadi pedoman yang
kehidupan di dunia ini. Perubahan
mengarahkan tingkah laku anggota
kebudayaan adalah adanya ketidak-
masyarakat dialam fisik yang nyata.
sesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang saling berbeda, Soekanto (1982:169) menga-
sehingga terjadilah keadaan yang takan bahwa kebudayaan dari setiap
tidak sesuai dengan fungsinya bagi bangsa atau masyarakat terdiri dari
kehidupan. Menurut Parsons dalam unsur-unsur maupun unsur-unsur
Suyatno dan Narwako (2006:370) kecil yang merupakan bagian dari
menyatakan bahwa pesan kultural satu kebulatan yang bersifat
jika sudah diketahui dan dipahami kesatuan. Faktor-faktor budaya yang

4
diterima dari luar (asing) harus persatuan dan kesatuan nasional
terima dan sering dalam kebudayaan dalam masyarakat Indonesia yang
yang ada timbul dalam kebudayaan- beranekaragam dalam suku bangsa,
nya, agar tidak timbul masalah- agama dan kepercayaan. Di pandang
masalah yang menyangkut dari tujuannya, pengembangan
kebudayaan adalah: kebuda-yaan adalah sebagai berikut:

1. Masalah unsur-unsur kebuda- 1. Membina integritas nasional dan


yaan asing manakah yang daerah;
mudah diterima. 2. Membina masyarakat yang
2. Masalah unsur-unsur kebuda- bersifat terbuka dan demokratis.
yaan asing manakah yang sulit
Dari uraian di atas Parsons
diterima.
menyatakan bahwa perilaku dan
3. Masalah individu-individu yang
cepat menerima unsur-unsur interaksi pada tingkat individual
yang baru Soekanto, harus selalu dikendalikan dan
(1982:187). diintegrasikan pada tingkat kolektif.
Secara etimologis kata Talcott Parson (dalam Garna 1992 ).
pengembangan berasal dari kata Teori utama dapat dimaknai dan
kembang yang berati terbuka, fungsional dalam perspektif
tumbuh, dan mekar untuk pemahaman mengenai praktek
mengembang yang berarti untuk pemberian nama (onomastis) dalam
memelihara, dan melestarikan/ kaitannya dengan perubahan
mengembangkan. Dengan kata-kata struktur masyarakat. Menurut
tersebut di atas, pada hakekatnya Hurton dan Hunt (dalam Garna
pengembangan budaya merupakan 1992) terdapat perbedaan antara
proses menyingkap-tutupan atau perubahan sosial (social change)
memekarkan nilai-nilai, moral, dengan perubahan budaya (cultural
etika, dan filsafat kebudayaan di change). Perubahan sosial
suatu negara dan masyarakat untuk merupakan perubahan dalam segi
melestarikan/mengembang demi struktur sosial dan hubungan sosial,
mencapai kearah lebih baik, sedangkan perubahan budaya
Koentjaraningrat, (2003:170). mencakup perubahan dalam segi
Dengan demikian, tujuan pengem- budaya masyarakat. Muhammad, hal
bangan kebudayaan adalah untuk 75-78.
Memelihara dan mening-katkan

5
Kebudayaan Modern masih dapat diperbedakan, kemu-
Proses akulturasi di Negara- dian menjadi overlapping satu
negara berkembang tampaknya kepada yang lain sampai pluralitas,
beralir secara simpang siur, taraf, tingkat dan aliran timbul
dipercepat oleh usul-usul radikal, secara serentak. Kebudayaan Barat
dihambat oleh aliran kolot, tersesat mempengaruhi masyarakat Indo-
dalam ideologi-ideologi, tetapi pada nesia, lapis demi lapis, makin lama
dasarnya dilihat arah induk yang makin luas lagi (Sarjono. 1999: 228-
lurus: ”the things of humanity all 229).
humanity enjoys”. Terdapatlah arus Konsep Perubahan Sosial
pokok yang dengan spontan
Perubahan sosial antara lain
menerima unsur-unsur kebudayaan
meliputi perubahan dalam segi
internasional yang jelas mengun-
distribusi kelompok usia, tingkat
tungkan secara positif.
pendidikan rata-rata, tingkat
Auguste Comte (1798-1857). Ia kelahiran penduduk, penurunan
menyatakan bahwa pengetahuan kadar rasa kekeluargaan dan
manusia berkembang secara evolusi informasi tentang tetangga karena
dalam tiga tahap, yaitu teologis, adanya perpindahan orang dari desa
metafisik, dan positif. Pengetahuan ke kota dan perubahan peran suami
positif merupakan puncak penge- sebagai mitra istri dalam keluarga
tahuan manusia yang disebutnya demokrasi dewasa ini. Sedangkan
sebagai pengetahuan ilmiah. Sesuai perubahan budaya dapat meliputi
dengan pandangan tersebut kebe- antara lain penemuan dan
naran metafisik yang diperoleh penyebaran ide, gagasan, penge-
dalam metafisika ditolak, karena tahuan, penambahan kata-kata baru
kebenarannya sulit dibuktikan dalam terhadap bahasa, perubahan konsep
kenyataan. tata susila dan moralitas, bentuk seni
baru (musik, tari dan lain-lain) dan
Akan tetapi pada refleksi dan
kecenderungan masyarakat yang
dalam usaha merumuskannya kerap
menghendaki adanya persamaan
kali timbul reaksi, karena kategori
jender (gender equality).
berpikir belum mendamaikan diri
dengan suasana baru atau penataran Menurut Rogers dikutip dalam
asing. Taraf-taraf akulturasi dengan Garna (1992) perubahan sosial
kebudayaan Barat pada permulaan merupakan proses yang berlangsung

6
dalam struktur dan fungsi suatu terjadi dalam struktur dan fungsi
sistem-sosial. Geertz dan Mills masyarakat. Mc Iver menyatakan
dalam Garna (1992) mendefinisikan perubahan perbahan sosial
perubahan itu sebagai segala sesuatu dikatakannya sebagai perubahan-
yang berlaku dalam suatu jangka perubahan dalam hubungan sosial
waktu pada peranan institusi atau hal (social on relationship) atau sebagai
lainnya yang meliputi struktur perubahan terhadap keseimbangan
sosial, termasuk kemunculan, (equibrium ) hubungan sosial.
perkembangan dan kemusnahannya.
Gillin dan Gillin dalam Musliha
Selanjutnya menurut Hendro- Karim (1998) mengatakan
puspito (1989:255) perubahan perubahan-perubahan sosial sebagai
struktural dan perubahan fungsional variasi dari cara-cara hidup yang
banyak terjadi dewasa ini khususnya telah diterima, baik karena
yang menyangkut kedudukan perubahan-perubahan kondisi
(status) sosial pola-pola kelakuan geografis, kebudayaan material,
dan nilai-nilain sosial. Fenomena ini komposisi penduduk, ideologi
tidak dapat dipisahkan dari unsur maupun karena adanya difusi
manusia, waktu dan tempat, artinya ataupun penemun baru dalam
bagi manusia tertentu dalam waktu masyarakat. Semuel Koenig
tertentu dan tempat (wilayah) mengatakan bahwa perubahan sosial
tertentu, perubahan itu bersifat menunjuk pada modifikasi-
tertentu pula. Kecepatan dan bentuk modifikasi yang terjadi dalam pola-
perubahan berbeda-beda. Willian F pola kehidupan manusia. Modifikasi
Ogburn disadur oleh Soekanto modifikasi mana terjadi karena
(1990:303) meyatakan bahwa ruang sebab-sebab intern maupun sebab-
lingkup perubahan sosial meliputi sebab ekstern. Selo Soemardjan
unsur-unsur kebudayaan baik yang (1993) menyatakan segala
material maupun yang immaterial, perubahan-perubahan pada lembaga
yang ditetapkan adalah pengaruh kemasyarakatan didalam suatu
besar unsur-unsur kebudayaan masyarakat mempengaruhi sistem
material terhadap unsur-unsur sosialnya, termasuk didalamnya
immaterial. Kingsley Davis. (1998) nilai-nilai, sikap dan pola perilaku
mengartikan perubahan sosial diantara kelompok-kelompok dalam
sebagai perubahan-perubahan yang masyarakat.

7
Pitirin A Sorokin disadur oleh dan ditolak, tindakan-tindakan
Soekanto (1990:305) menyatakan yang dilarang dan tindakan-
bahwa ada suatu kecenderungan tindakan yang di ijinkan.
yang tertentu tetap dalam Herbert Blimer disadur oleh
Perubahan-perubahan sosial, tidak Bagong Suyatno Cs (2006:363)
akan berhasil diperbaiki. Dia menyatakan bahwa perubahan sosial
meragukan kebenaran akan adanya sebagai usaha kolektif untuk
lingkaran - lingkaran perubahan menegakkan terciptanya tata
sosial tersebut. More (1967) disadur kehidupan baru. Hoogveld disadur
Oleh bagong Suyatno Cs (2006:362) oleh Bagong Suyatno Cs (2006:363)
menyatakan bahwa perubahan sosial menyatakan bahwa perbedaan-
sebagai suatu perubahan penting perbedaan cara pemahaman konsep
dalam struktur sosial pola-pola perubahan sosial diatas sudah tentu
perilaku dan sistim interaksi sosial, akan berpengaruh pada kajian-kajian
termasuk didalamnya perubahan substansi perubahan sosial terutama
norma, nilai dan fenomena kultural. yang bersangkut paut dengan
Menurut Setiady Ely dkk 2006:27 perbedaan pada masalah-masalah
sifat hakiki dari kebudayaan antara berikut:
lain:
1. Tingkat perubahan (makro-
1. Budaya terwujud dan mikro),
tersalurkan dari perilaku 2. Kesinambungan (dan arah gerak
manusia. perubahan dari mikro ke makro
2. Budaya telah ada terlebih dahulu atau sebaliknya)
dari pada lahirnya suatu generasi 3. Penyebab perubahan sosial
tertentu dan tidak akan mati internal atau eksternal, berupa
dengan habisnya usia generasi materi, atau ide dan seterusnya.
yang bersangkutan. 4. Persoalan langsung atau
3. Budaya diperlukan oleh tidaknya terjadi perubahan
manusia dan diwujudkan dalam sosial.
tingkah-lakunya. Perkembangan zaman men-
4. Budaya mencakup aturan-aturan
dorong terjadinya perubahan
yang berisikan kewajiban-
disegala bidang termasuk dalam hal
kewajiban, tindakan Budaya
mencakup aturan-aturan yang kebudayaan. Mau tidak mau
berisikan keajiban-kewajiban, kebudayaan yang dianut oleh
tindakan-tindakan yang diterima kelompok yang menghendaki

8
perubahan dengan kelompok- Suyatno Cs (2006:371) Dalam
kelompok yang tidak menghendaki konteks ini kemampuan adaptasi
adanya perubahan. Suatu komunitas terhadap lingkungan merupakan
dalam kelompok sosial bisa saja tolok ukur dari tingkatn otonominya
menginginkan adanya perubahan kian adaptif berarti kian tinggi
dalam kebudayaan yang mereka otonominya. Konkritnya semakin
anut dengan alasan sudah tidak tinggi otonomi masing masing sub-
sesuai lagi dengan zaman yang kolektif dalam melakukan fungsi
mereka hadapi saat ini. Setiady Ely utamanya dalam rangka fungsi
dkk (2006:40) Selanjutnya menurut interdependency system secara
Parson menyatakan bahwa keseluruhan semakin besar pula
masyarakat berkembang melalui 3 kemampuannya menyesuaikan diri
tingkatan utama yaitu: terhadap lingkungannya, dan ini
berarti semakin maju masyarakat
1. Primitive
2. Intermediate yang bersangkutan.
3. Modern. Konsep Masyarakat
Dari tiga tahapan parsons Istilah masyarakat berasal dari
dikembangkan lagi kedalam sub bahasa Arab “syaraka” yang berarti
klasifikasi evolusi sosial lagi ikut serta, berpartisipasi, atau
sehingga menjadi 5 tingkatan: “masyarakat” yang berarti saling
1. Primitive bergaul. Di dalam bahasa Inggris
2. Advanced primitive and archaic dipakai istilah “society”, yang
3. Historis intermediate sebelumnya berasal dari kata lain
4. Seedbed societies “socius” berarti “kawan”
5. Modern societies koentjaraningrat (1980). Pendapat
Parsons menyatakan bahwa sejenis juga terapat dalam buku
perkembangan masyarakat berkenan “Sosiologi Kelompok dan Masalah
dengan perkembangan empat unsur Sosial” karangan Abdul Syani
sub sistem utama: cultural (1987), dijelaskan bahwa perkataan
pendidikan. Kehakiman integrasi, masyarakat berasal dari kata
pemerintahan pencapaian tujuan) musyarak (Arab), yang artinya
dan ekonomi (adaptasi) masing- berkumpul bersama, hidup bersama
masng sub sistem secara otonom dengan saling berhubungan dan
seluruh sub-kolektif. Bagong saling mempengaruhi, selanjutnya

9
mendapat kesepakatan menjadi lompokan - pengelompokan yang
masyarakat (Indonesia). lebih kecil. Pengertian ini
menunjukkan bahwa masyarakat itu
Pengertian Masyarakat
meliputi kelompok manusia yang
Menurut Ralph Linton (1936)
kecil sampai dengan kelompok
Masyarakat adalah sekelompok
manusia dalam suatu masyarakat
manusia yang cukup lama hidup dan
yang sangat besar, seperti suatu
bekerja sama, sehingga mereka
Negara. Seperti kita ketahui bersama
dapat mengor- ganisasikan dirinya
suatu Negara juga memiliki tradisi,
sebagai salah satu kesatuan sosial
sikap, dan perasaan persatuan yang
dengan batas tertentu. Pengertian ini
sama dengan keteraturan.
menunjukkan adanya syarat-syarat
sehingga disebut masyarakat, yakni Koentjaraningrat (1980)
adanya pengalaman hidup bersama Masyarakat adalah kesatuan hidup
dalam jangka waktu cukup lama dan manusia yang berinteraksi menurut
adanya kerjasama diantara anggota suatu sistem adat istiadat tertentu
kelompok, memiliki pikiran atau yang bersifat kontinu dan yang
perasaan menjadi bagian dari satu terikat oleh suatu rasa identitas
kesatuan kelompoknya. Pengalaman bersama. Abdul Syani (1987)
hidup bersama menimbulkan Masyarakat merupakan kelompok
kerjasama, adaptasi terhadap orga- makhluk hidup dengan realitas baru
nisasi dan pola tingkah laku yang berkembang menurut hukum-
anggota-amggota. Faktor waktu hukumnya sendiri dan berkembang
memegang peranan penting, sebab menurut pola perkembangan
setelah hidup bersama dalam waktu tersendiri. Manusia diikat dalam
cukup lama, maka terjadi proses kehidupan kelompok karena rasa
adaptasi terhadap organisasi tingkah sosial yang serta merta dan
laku serta kesadaran berkelompok. kebutuhan.

John Lewis Gillin dan John Terjadinya perubahan budaya


Gillin dalam Musliha Karim (2008) masyarakat di Desa Pusuaga
Masyarakat itu adalah kelompok Distrik Kurima Kabupaten
manusia yang terbesar yang Yahukimo.
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap Perubahan sosial merupakan
dan perasaan persatuan yang sama. soal mutlak yang harus terjadi
Masyarakat itu meliputi penge- karena setiap perubahan keadaan

10
keadaan geografis, perubahan suhu dalam Garna (1992) mendefinisikan
iklim, dan ada juga perubahan perubahan itu sebagai segala sesuatu
pengaruh Globalisasi mengaki- yang berlaku dalam suatu jangka
batkan pergeseran dan perpindahan waktu pada peranan institusi atau hal
penduduk dari Kota ke Desa dan lainnya yang meliputi struktur
sebagainya, hal ini diakibatkan sosial, termasuk kemunculan,
karena keadaan dan kebutuhanpun perkembangan dan kemusnahannya.
ikut mempengaruhi di setiap Selanjutnya menurut Hendropuspito
kalangan antara lain meliputi: (1989:255) perubahan struktural dan
perubahan dalam segi distribusi perubahan fungsional banyak terjadi
kelompok usia, tingkat pendidikan dewasa ini khususnya yang
rata-rata, tingkat kelahiran menyangkut kedudukan (status)
penduduk, penurunan kadar rasa sosial pola-pola kelakuan dan nilai-
kekeluargaan dan informasi tentang nilai sosial. Fenomena ini tidak
tetangga karena adanya perpindahan dapat dipisahkan dari unsur
orang dari Desa ke Kota dan manusia, waktu dan tempat, artinya
perubahan peran suami sebagai bagi manusia tertentu dalam waktu
mitra istri dalam keluarga demokrasi tertentu dan tempat (wilayah)
dewasa ini. Sedangkan perubahan tertentu, perubahan itu bersifat
budaya dapat meliputi antara lain tertentu pula. Kecepatan dan bentuk
penemuan dan penyebaran ide, perubahan berbeda-beda. Willian F
gagasan, pengetahuan, penambahan Ogburn disadur oleh Soekanto
kata-kata baru terhadap bahasa, (1990:303) meyatakan bahwa ruang
perubahan konsep tata susila dan lingkup perubahan sosial meliputi
moralitas, bentuk seni baru (musik, unsur-unsur kebudayaan baik yang
tari dan lain-lain) dan kecen- material maupun yang immaterial,
derungan masyarakat yang yang ditetapkan adalah pengaruh
menghendaki adanya persamaan besar unsur-unsur kebudayaan
gender (gender equality) material terhadap unsur-unsur
immaterial. Kingsley Davis. (1998)
Menurut Rogers dikutip dalam
mengartikan perubahan sosial
Garna (1992) perubahan sosial
sebagai perubahan-perubahan yang
merupakan proses yang berlangsung
terjadi dalam struktur dan fungsi
dalam struktur dan fungsi suatu
masyarakat. Mc Iver menyatakan
sistem-sosial. Geertz dan Mills
perubahan perubahan sosial

11
dikatakannya sebagai perubahan- Diskotik, Pesek/Goyang Berdiri,
perubahan dalam hubungan sosial Pergaulan Bebas Dalam Perpacaran,
(social on relationship) atau sebagai Isap Aibon, dan Main Judi. Masalah
perubahan terhadap keseimbangan pergeseran budaya dari luar
(equibrium) hubungan sosial. meneyababkan sehingga banyak
anak-anak muda di desa Pusuaga
Pada tahun 2003 setelah
Distrik Kurima kabupaten
pemekaran Kabupaten Yahukimo
Yahukimo, banyak yang tidak
atas dasar UU No 26 Tahun 2003
menyelesaikan studi dari SD, SLTP,
pemekaran dari kabupaten Jaya-
SMU, dan Kuliah dengan baik.
wijaya dan menjadi kabupaten
definitif pada tahun 2006. Dampak Perubahan budayapun dapat
dari kabupaten tersebut mulai berdampak terhadap semua aspek
bergeser menuju kemajuan pem- yang ada di daerah ini dan terutama
bangunan maupun perubahan adalah pergeseran budaya terhadap
kebiasaan cara hidup masyarakat anak muda di desa pusuaga. Dilihat
setempat dan juga perubahan budaya dari dampak tersebut sehingga
daerah di seluruh wilayah semua elemen masyarakat yaitu
Kabupaten Yahukimo pada umum- Pemerintah Desa, Tokoh Gereja,
nya dan lebih khususnya Kampung Tokoh Masyarakat dan Tokoh
(Desa) Pusuaga Distrik Kurima Pemuda melakukan suatu kegiatan
Kabupaten Yahukimo. Pergeseran rutin untuk mengalihkan konsetrasi
atau perubahan budaya belum tentu anak-anak muda terhadap budaya
baik dan juga belum tentu tidak baik, luar. Adanya perubahan akibat
namun perlu dipelajari mana yang masuknya budaya luar terhadap
baik maupun mana yang buruk di generasi muda desa Pusuaga
berbagai indikator yang ada sebelum mengakibatkan kerugian pada nilai-
dikonsumsikan, dengan demikian nilai budaya, generasi muda dan
budaya baru dari luar banyak yang masyarakat Kampung (Desa)
masuk di Kampung (Desa) Pusuaga pusuaga dari beberapa faktor utama
Distrik Kurima Kabupaten yang tersebut diatas.
Yahukimo sehingga banyak
Perubahan budaya luar pada
perubahan yang terutama pengaruh-
orientasinya tidak semua yang
pengaruh buruk masuk dari luar
bernilai negatif atau membawa
daerah ini misalnya, seperti
kerugian pada Masyarakat, Namun

12
mau dan tidak mau Masyarakat yang sangat rumit dan tidak mudah,
harus menerima kenyataan tersebut tetapi perobahan budaya luar
karena pada masa sekarang adalah terhadap generasi muda di Desa
saatnya untuk menghadapi setiap Pusuaga Distrik Kurima Kabupaten
perubahan pengaruh globalisasi. Yahukimo banyak membawa
Untuk mengadaptasi masyarakat dampak negatif dari pada nilai
terhadap budaya luar dengan baik positifnya. Bila hal tersebut terus
adalah Pemerintah memberikan dibiarkan akan meninggalkan
tanggung jawab dalam hal ini masalah lebih rumit pada
memberikan pembinaan kepada masyarakat Desa Pususaga yang
Masyarakat desa. Perubahan oleh pada umumnya dan lebih khusus
budaya luar juga membawa nilai- kepada anak generasi muda di
nilai keuntungan kepada masyarakat daerah ini. Mengingat peran
antara lain dulu sebelum ada Generasi Muda sebagai generasi
perubahan budaya luar banyak harapan bangsa adalah aset untuk
terjadi melakukan pembayaran mas mempertahankan masa depan
kawin acara perkawinannya harus Negara pada umumnya dan lebih
membayar seumur hidup atau tetap khususnya pembangunan daerah,
membayar kepada pihak perempuan tetapi pada kenyataannya adalah
selagi masih hidup oleh seorang adanya kemajuan era globalisasi saat
suaminya, namun adanya perubahan ini telah mengancam kepada
budaya barulah terjadi perubahan Generasi Muda sebagai sasaran
dalam pembayaran mas kawin yaitu utama untuk diserang. Hal tersebut
hanya satu kali untuk selamanya, juga dapat mempengaruhi
berarti perubahan budaya di daerah pergeseran Budaya yang masuk dari
ini ada juga yang membawa luar di Desa Pusuaga Distrik
keuntungan kepada Masyarakat Kurima. Untuk mengatasi masalah
Desa Pusuaga Distrik Kurima tersebut memerlukan perhatian oleh
Kabupaten Yahukimo Papua. seluruh lapisan Masyarakat, Peme-
rintah Desa, Tokoh Gereja Tokoh
Cara Mengendalikan Generasi
Masyarakat dan Tokoh Pemuda agar
Muda Untuk Mendapatkan
segera menanggapi dengan serius.
Pendidikan Yang Baik.
Beberapa upaya sedang dilaku-
Mengendalikan masalah
kan sebagai antisipasi terhadap
Perubahan budaya adalah masalah

13
masalah yaitu antara lain: Sosialisasi melakukan sosialisasi kepada
tentang pentingnya pendidikan masa kepada seluruh masyarakat
depan anak, supaya meningkatkan Kabupaten Yahukimo termasuk
dalam pembinaan pendidikan, masyarakat Kampung (Desa)
memberikan bimbingan kepada anak Pusuaga. Pemerintah Kampung
sesuai dengan kebutuhan kepada (Desa) telah berusaha melakukan
anak muda sesuai zamannya, berbagai upaya untuk mengatasi
dilarang keras atau tutup tempat permasalahan tersebut, tetapi harus
acara-acara keramaian seperti; ditunjang dengan kekuatan Hukum,
Diskotik, Pesek, Isap Aibon, Main karena Pemerintah Kampung (Desa)
judi, Berpacaran, selain itu harus tidak punya kewenangan untuk
menuruti nasehat-nasehat yang membuat suatu keputusan hukum
diberikan oleh orang tua agar yang kuat yang mengikat masalah-
mendapatkan pendidikan dengan masalah baru yang datang dari luar.
baik. Beberapa faktor-faktor yang Pemerintah Kampung (Desa)
membuat mudah terpengaruh mempunyai keterbatasan dalam
kepada anak muda di Desa Pusuaga mengambil suatu keputusan sendiri
sehingga mengakibatkan menurun tanpa koordinasi dengan Pemerintah
semangat untuk bersekolah pada Distrik maupun Pemerintah
anak-anak untuk meraih pendidikan Kabupaten.
dengan baik oleh karena pengaruh
Kabupaten Yahukimo berada
budaya luar, dengan demikian orang
pada daerah otonomi khusus maka
tua diharapkan selalu memberikan
sudah mempunyai kewenangan
nasihat kepada anak-anak agar bisa
hukum tersendiri atas dasar UU No
meraih pendidikan dengan baik.
21 tahun 2001 Tentang Otonomi
Berbagai upaya yang sedang Khusus bagi Provinsi Papua, maka
dilakukan oleh masyarakat untuk Pemerintah daerah harus bisa
mengatasi permasalahan ini masih mengatasi masalah dengan baik,
belum berhasil dengan baik dan Permasalahan harus bisa diatasi oleh
Pemerintah Kabupaten Yahukimo Pemerintah daerah Kabupaten
wajib memperhatikan kondisi Yahukimo sehingga kondisi dapat
daerah seperti : Membuat Peraturan terkendali bebagai. Pemerintah
Daerah (PERDA) Tentang Pembi- daerah juga perlu memberikan
naan Generasi Muda. Kemudian pembinan dengan baik atas

14
pergeseran budaya sebagai peluang  Masuknya budaya baru dari
Pembangunan daerah ini karena ada luar mengakibatkan terja-
nilai-nilai budaya baru. sangat dinya pergeseran tatanan
penting untuk mengelola dengan kehidupan masyarakat
baik karena budaya baru juga perlu, khususnya bagi generasi
melestarikan oleh pemerintah daerah muda, Pergeseran itu
supaya masya-rakat bisa memahami mencakup tata kelakuan dan
keuntungan dari kehadiran atau pendidikan. pergeseran
perubahan budayah dari luar agar budaya maka kehidupan
tidak menjadi salah pemahaman masyarakat khususnya gene-
masyarakat Desa Pusuaga Distrik rasi muda menjadi lepas
Kurima Kabupaten Yahukimo kontrol dan terjadi kemun-
Papua. duran di bidang pengem-
bangan sumberdaya manusia
Kesimpulan karena generasi muda banyak
 Masuknya budaya luar ke yang putus sekolah mulai dari
dalam tatanan kehidupan tingkat Sekolah Dasar (SD),
budaya masyarakat Kampung Sekolah Lanjutan Tingkat
(Desa) Pusuaga Distrik Pertama (SLTP), Sekolah
Kurima Kabupaten Yahu- Lanjutan Tingkat Atas
kimo secara perlahan tapi (SLTA) sampai pada
pasti mulai menggerogoti Perguruan Tinggi.
tatanan budaya masyarakat  Akibat dari kemunduran di
Kampung (Desa) Pusuaga, bidang sumberdaya manusia,
karena generasi mudanya maka banyak posisi strategis
mulai meninggalkan budaya di bidang pemerintahan dan
nenek-moyangnya yang di- Swasta. Dengan banyaknya
anggap kuno dan ketinggalan posisi strategis yang dipegang
jaman dan mereka lebih oleh orang luar, maka
mengikuti budaya baru yang penduduk setempat hanya
datang dari luar seperti menjadi bawahan dan
Diskotik, Pesek, Main Judi, sebagian besar hanya menjadi
Minum Minuman beralkohol, rakyat biasa yang miskin
Isap Lem Aibon (dan tidak mempunyai apa-apa
Sejenisnya), Sex Bebas. yang bisa diandalkan,
Menjadi masyarakat yang

15
bodoh, akhirnya mereka akan mampu untuk membangun
menjual kekayaan mereka daerahnya dengan sumber-
untuk mempertahankan daya manusia yang mapan
hidup. dan tangguh.
 Untuk itu perlu penanganan  Kurangnya perhatian dari
yang lebih serius dari pihak pihak pemerintah terhadap
Pemerintah Daerah Kabu- penyediaan sarana dan pra-
paten Yahukimo dan para sarana pendidikan, kurangnya
tokoh adat dengan usaha- tenaga guru, Jauhnya letak
usaha yang positif dalam sekolah dari pemukiman,
rangka pemberdayaan masya- kurangnya pengawasan pihak
rakat di bidang pendidikan keamanan dan mudahnya
agar mereka bisa menikmati mendapatkan ijin keramaian,
pendidikan yang pantas bebasnya penjualan minuman
sehingga bisa terlepas dari beralkohol, kurangnya penga-
kungkungan kehidupan wasan orang tua terhadap
budaya baru dari luar yang kehidupan muda-mudi men-
telah menjerumuskan kehi- jadi pemicu terjadinya
dupan masyarakat ke dalam keadaan kurang baik dalam
kemiskinan dan kebodohan kehidupan generasi muda di
yang berkepanjangan tidak Kampung (Desa) Pusuaga
menjadi tamu di negeri Distrik Kurima Kabupaten
sendiri melainkan menjadi Yahukimo.
tuan rumah yang baik serta .

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad. 2011. Ilmu Sosial Budaya Dasar Edisi Revisi.


PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar.
Yogyakarta: Kanisius
Bernard Raho, 2007; Teori Sosiologi Modern, Prestasi Pustaka Publisher
Davis, Kingsley. 1960. Human Society The Macmillan Company. New
York.
Dewantara, Ki Hajar. 1994. Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur
Persatuan Taman siswa.
George Ritzer dan Douglas Goodman, 2009; Teori Sosiologi Dari Teori
Sosiologi Klasik Sampai Perekembangan
Mutakhir Teori Sosial Postmodern, Kreasi
Wacana, Jogjakarta.
George Ritzer, 2009; Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda,
PT Raja Grafindo Persada.
Ian Craib. 1986. Teori-Teori Sosial Modern. CV. Rajawali. Jakarta.
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka
Cipta
Mardalis, 2003. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. PT
Bumi Aksara, Jakarta.
Musliha Karim, 2008. Pengantar Sosiologi. Makassar Press.
Nina W. Syam, 2012. Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komonikasi.
Simbiosa Rekatama Media. Bandung.
Sanapiah Faisal. 1989. Sosiologi Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya.

17
Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Soemardjan, S dan Breazeale, K. 1993. Cultural Change in Rural
Indonesia; Impact of Village Development.
Honolulu: UNS-YISS-East West Center.
Sorokin, Pitirim A. 1957. Social and Cultural Dynamics. Boston:
Sargent.
Made Sucipta. 2009. Pendidikan kewarganegaraan kelas XII MGMP
Kewarga- neagaraan, Singaraja
Sudjarwo, dkk, 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Cetakan Pertama,
CV. Mandar Maju, Bandar Lampung.
Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan ke Lima, CV.
Alfabeta Bandung.
______, 2010. Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Cetakan
Ke Sepulu .CV Alfabeta Bandung.
______, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantatif,
Kualitatif dan R&D Cetakan Ke Sepulu. CV
Alfabeta Bandung.
Umar Tirtahardja dan S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta

18

You might also like