You are on page 1of 20

Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No.

1 Agustus Tahun 2019

PERGESERAN FUNGSI MAMAK KANDUNG DALAM


PELAKSANAAN ADAT MINANGKABAU PADA MASYARAKAT
JORONG BATU BADINDING NAGARI LIMO KOTO KECAMATAN
BONJOL KABUPATEN PASAMAN

Hafizah
STKIP Ahlussunnah Bukittinggi
hafizah_pipit@yahoo.co.id

Abstract
This study aims to reveal the shifting forms of mother's brother function
in the guardianship Batu Badinding community, the cause of the shift in the
function of mother's brother biological in the customar practices of the
Minangkabau people in the guardianship Batu Badinding community, the
impact of the shift in the function of the mother's brother in the
implementation of the Minangkabau Customs in guardianship Batu
Badinding. This is a case study research. The informant selection technique
uses a method (purposive sampling). the results showed that there had been a
shift in the function of mother's brother biological in guardianship Batu
Badinding community (1) The forms of shifting functions of mother's brother
were: (a) in the economic field, (b) in the field of education, (c) in the
religious field, and ( d) in the field of Custom (e) in the field of marriage. (2)
The causes of the shifting of mother's brother biological functions are: (a)
lifestyle in overseas, (b) mother's brother prioritizes children and wives, (c)
lack of indigenous knowledge of mother's brother (d) low economic level of
mother's brother , (e) mother's brother morality low, (f) the influence of
values in Islam. (3) The impact of the shift in the function of the mother's
brother biological, namely: (a) the mother's brother figure is less respected
by the niece, (b) the authority of mother's brother begins to fade in the middle
of the community (c) the fading of kinship and social relations between
mother's brother and niece, (d) changes in structure and responsibility
family answer.

Keywords: Mother's brother, Custom and Conflict functions

29
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

I. Pendahuluan c. Artifacts (budaya materi atau


Dalam kehidupan sehari hari, fisik)
manusia selalu dihadapkan pada Ketiga gejala kebudayaan itu
kebudayaan, setiap hari orang pada dasarnya merupakan
melihat, mempergunakan dan bahkan perwujudan dari cipta karsa manusia
kadang-kadang merusak kebudayaan sebagai makhluk budaya yang
itu sendiri (Soekanto, 2004: 171). diwarisi dari generasi sebelumnya.
Menurut Tylor (dalam Soekanto, Salah satu wujud kebudayaan itu
2004:172) kebudayaan adalah yakni aktivitas yang tercermin pada
kompleks pengetahuan, kepercayaan, fungsi “niniak mamak” yang
kesenian, moral, hukum, adat istiadat seharusnya “anak dipangku
dan kemampuan-kemampuan serta kemenakan dibimbiang” sekarang
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan sudah bergeser sehingga ada
oleh manusia sebagai anggota kemenakan yang tidak mengenal
masyarakat. mamak mereka sendiri karena
Kebudayaan merupakan faktor berbagai faktor.
penting dalam kehidupan manusia. Secara umum mamak adalah
Sebab kebudayaan memberikan arah saudara laki-laki ibu, semua saudara
kepada tindakan dan karya manusia. laki-laki ibu, baik adik ibu atau
Kebudayaan yang telah ada akan kakaknya adalah mamak. Dengan
tetap berjalan meski kadang-kadang demikian kemenakan adalah anak
wujudnya dapat berubah dari saudara perempuan baik kakak
(Koentjaraningrat 1996: 74). atau adik saudara laki lakinya.
J.J Honingman (dalam Hubungan mamak dengan
Koenjaraningrat, 1996:74) membuat kemenakan juga alamiah seketurunan
perbedaan atas tiga gejala atau sesuku. Mamak bersaudara
kebudayaan yakni: dengan ibu karena itu dia
a. Ideas (gagasan-gagasan) seketurunan sedangkan anak adalah
b. Activities (kegiatan atau keturunan ibunya, dengan demikian
tindakan) mamak dan kemenakan mempunyai
hubungan seketurunan dan juga

30
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

sesuku menurut garis matrilineal. Hal mamak. Sebagai mamak mempunyai


ini sejalan dengan pendapat kewajiban dalam memimpin dan
Rangkuto (1978:6) yang mengatakan bertanggung jawab atas keselamatan
bahwa adat Minangkabau saudara-saudara perempuannya
mengajarkan bahwa mamak ialah beserta anak dan kemenakannya baik
laki-laki yang bertanggung jawab dalam urusan adat, harta warisan
terhadap anak kemenakannya pria maupun perkawinan mamak
dan wanita dari pihak ibu. Dengan berkewajiban memperhatikan dan
demikian seseorang di Minangkabau menjaga kemenakannya.
mempunyai dua pelindung yaitu: Menurut Soekanto (2004:182)
Mamak dan Ayah. kebudayaan terwujud dan tersalurkan
Seperti kata-kata fatwa adat dari perilaku manusia. Setiap
(Idrus Hakimy, 2001:51) masyarakat memiliki norma-norma
atau aturan-aturan yang kemudian
Anak dipangku kemenakan
dibimbiang menjadi Adat dari masyarakat dan
anak dipangku jo pancarian berfungsi mengatur segala tingkah
kamanakan dibimbiang jo
pusako laku dalam kehidupan mereka.
Antara masyarakat yang satu dengan
anak dipangku kemenakan di
bimbing masyarakat yang lain mempunyai
anak dipangku dengan norma atau adat istiadat yang
pencaharian
kemenakan dibimbing dengan berbeda.
pusaka Secara tradisional dalam
Dengan demikian mamak akan keluarga, laki-laki di Minangkabau
berusaha dengan kemampuannya berperan sebagai pemimpin dalam
menurut kemungkinan yang ada keluarga ibunya. Kekuasaan yang
padanya untuk membimbing dan berlaku mengharuskan laki-laki
melindungi kemenakannya dan mempunyai tanggung jawab untuk
begitu pula ayah terhadap anaknya. menjaga dan melindungi semua
Pada seorang laki-laki minang saudara perempuannya dan anak dari
didalam dirinya melekat dua fungsi saudara-saudara perempuannya.
yaitu sebagai ayah dan sebagai Mamak berperan dalam membimbing

31
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

kemenakannya, memelihara dan ini posisi dan fungsi mamak tidak


mengembangkan harta pusaka serta lagi seperti yang semestinya.
mewakili keluarga dalam urusan Tidak hanya mamak,
keluarga. Mamak berkewajiban kemenakan pun sudah tidak sesuai
membimbing kemenakan dalam lagi dengan pepatah sebagaimana
bidang adat, bidang agama, dan yang diungkapkan oleh Rangkuto
bidang perilaku sehari-hari. Kalau (1978:13-14) “Sudah banyak yang
kemenakan melakukan kesalahan terjadi dimana kemenakan yang
mamak akan ikut malu karena menyanggah mamaknya baik ia
masyarakat akan bertanya siapa kemenakan kandung maupun ia
mamaknya. kemenakan bertali budi, banyak
Dewasa ini perubahan sosial kemenakan sekarang yang tidak tahu
telah terjadi di lingkungan siapa mamaknya, ada kemenakan
masyarakat Minangkabau. Peran perempuan yang hendak menikah
mamak mulai terasa berkurang. tidak memberi tahu pada mamak
Mamak lebih berfungsi sebagai kandungnya lagi, ada kemenakan
bapak dalam keluarga isterinya. perempuan yang sudah pandai
Posisi dan peran mamak pun mulai mencari suami sendiri, ada pula
berubah misalnya dalam hal kemenakan yang menghabiskan harta
membimbing kemenakannya, pusaka untuk kepentingan
seharusnya yang bertanggung jawab pribadinya, ada kemenakan kini yang
dalam hal pendidikan kemenakannya sudah jauh hanyut terbawa oleh krisis
adalah mamak, tapi sekarang peran moral hingga tidak dapat dipintas
tersebut lebih banyak diambil oleh lagi, banyak lagi fakta yang
bapak (ayah). Hal ini tentu saja memalukan dan menyedihkan yang
berubah dari yang seharusnya, karena menyimpulkan bahwa kemenakan
di dalam keluarga di Minangkabau zaman sekarang kebanyakan sudah
peran mamak sangat penting dan tidak mudah menurut lagi baik
sangat dibutuhkan. Posisi dan fungsi tentang adat maupun tentang agama”.
mamak pun mulai bergeser, sekarang Fenomena lain juga menjadi bukti
bahwa hubungan kekerabatan antara

32
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

mamak dengan kemenakan mulai mendalam tentang Pergeseran


merosot adalah seperti banyaknya Fungsi Mamak Dalam Pelaksanaan
mamak yang pergi merantau menjadi Adat Minangkabau pada Masyarakat
penyebab semakin jauhnya mamak Masyarakat Jorong Batu Badinding
dengan kemenakan, sehingga mamak Nagari Limo Koto Kecamatan Bonjol
tidak dapat memenuhi semua Kabupaten Pasaman. Penelitian ini
kepentingan kemenakan yang termasuk tipe studi kasus instrinsik
menjadi tanggung jawabnya. dengan model studi kasus tunggal
Berdasarkan hal-hal di atas dengan single level analysis.
maka penulis merasa tertarik untuk Teknik pemilihan informan
melakukan penelitian tentang dengan menggunakan motode
Pergeseran Fungsi Mamak Dalam (purposive sampling). Artinya
Pelaksanaan Adat Minangkabau informan ditentukan secara sengaja
pada Masyarakat Masyarakat Jorong atas pertimbangan tertentu bukan
Batu Badinding Nagari Limo Koto secara acak (Faisal, 1990:56). Jumlah
Kecamatan Bonjol Kabupaten informan dalam penelitian ini adalah
Pasaman. sebanyak 10 orang masyarakat
setempat. Data yang dikumpulkan
II. Metode Penelitian
dari dalam penelitian ini terdiri dari
Penelitian ini menggunakan
dua jenis data yaitu data primer dan
pendekatan kualitatif. Tipe
sekunder. Data primer data yang
penelitian ini adalah tipe studi kasus.
berhubungan langsung dengan objek
Studi kasus adalah suatu pendekatan
formal penelitian Pergeseran Fungsi
untuk mempelajari, menerangkan
Mamak Dalam Pelaksanaan Adat
atau menginterpretasikan suatu kasus
Minangkabau pada Masyarakat
(case) dalam konteksnya secara
Masyarakat Jorong Batu Badinding
natural tanpa ada intervensi dari
Nagari Limo Koto Kecamatan Bonjol
pihak luar (Salim, 2003:93). Tipe
Kabupaten Pasaman
studi kasus dalam penelitian ini
Teknik yang dipakai untuk
diharapkan dapat memberikan
mendapatkan data adalah observasi
gambaran yang menyeluruh dan
atau pengamatan, wawancara dan

33
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

dokumentasi. Teknik penjamin masyarakat yang memiliki rasa


keabsahan data merupakan salah satu kebersamaan yang tinggi. Sebagai
faktor yang menentukan dalam masyarakat minang selayaknya harus
penelitian kualitatif. Dalam hal ini tahu bagaimana sistem kekerabatan
untuk menjamin dan memperkuat yang berlaku di Minangkabau.
keabsahan data penelitian Pergeseran Sistem kekerabatan menurut
Fungsi Mamak Dalam Pelaksanaan pendapat Dt. Bandaro (2004:317)
Adat Minangkabau pada Masyarakat adalah sekumpulan unsur yang secara
Jorong Batu Badinding Nagari Limo teratur saling berkaitan sehingga
Koto Kecamatan Bonjol Kabupaten membentuk satu kesatuan atau
Pasaman. Diantara langkah-langkah kelompok, kerabat adalah pertalian
yang peneliti lakukan diantaranya : keluarga, sedangkan kekerabatan
1) perpanjang keikutsertaan, 2) adalah perihal yang berkaitan dengan
ketekunan pengamatan, dan 3) pertalian keluarga.
triangulasi data (Moleong, 2009: Jadi sistem kekerabatan orang
327-330). minang adalah hubungan yang teratur
Penelitian dimulai 15 antara individu di Minangkabau
Desember 2018 sampai 25 April sehingga membentuk satu kesatuan
2019, jadi kira-kira penelitian ini atau kelompok. Kebersamaan ini
berlangsung sekitar 4 bulan setengah. menjadikan hubungan antara individu
dan hubungan antar keluarga sangat
III. Hasil dan Pembahasan
akrab, hal ini diungkapkan dalam
Masyarakat Minangkabau
kato pusako urang minang oleh Dt.
mempunyai hubungan kekerabatan
Bandaro (2004:318) sebagai berikut:
yang sangat luas, baik antara individu
dengan individu, antara individu Tagak basuku mamaga suku
Tagak bakampuang mamaga
dengan keluarga, maupun antara satu kampuang
keluarga dengan keluarga lain. Tagak banagari mamaga
nagari
Dengan adanya hubungan seperti itu Tagak babangso mamaga
menjadikan mereka sebagai bangso
masyarakat yang kolektif dan
(Berdiri disuku memagar suku,

34
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Berdiri di kampung memagar Laki-laki sama-sama malu,


kampung, perempuan satu perasaan).
Berdiri di nagari memagar
Dilihat dari perkembangan
nagari
Berdiri di bangsa memagar sejarah masyarakat Minangkabau
bangsa) yang menganut prinsip keturunan ibu

Rasa kebersamaan itu juga atau matrilineal, hubungan

diungkapkan oleh pitua urang tuo kekerabatan antara seseorang anak

minang semenjak dahulu kala yaitu dengan saudara laki-laki ibunya

sebagai berikut: disebut dengan istilah hubungan


kekerabatan mamak dengan
Sasakik sasanang, sahino
kemenakan. Walaupun struktur
samalu,
Kok ado samo dimakan, kok masyarakat Minangkabau
tido samo dicari,
berdasarkan garis keturunan ibu,
Barek samo dipikua, ringan
samo dijinjiang, namun yang berkuasa dalam
Kabukik samo mandaki,
kesatuan-kesatuan itu selalu orang
kalurah samo manurun,
Tatilantang samo minum laki-laki dari garis ibu. Hanya saja
ambun,
kekuasaan selalu didasarkan atas
Tatilungkuik samo makan
tanah, mufakat seperti bunyi pepatah
Laki-laki samalu, padusi
minang “kamanakan barajo ka
sarasan (Dt. Bandaro,
2004:318) mamak, mamak barajo ka mufakat”.
Artinya kemenakan beraja ke
(Sama-sama sakit sama-sama
senang mamak, mamak beraja ka mufakat.
Sama-sama terhina sama-sama
(Dt. Bandaro. 2004:319).
malu
Kalau ada sama-sama dimakan, Secara umum mamak adalah
kalau tidak ada sama-sama
saudara laki-laki ibu, semua saudara
dicari
Berat sama dipikul, ringan laki-laki ibu, baik adik ibu atau
sama dijinjing
kakaknya adalah mamak. Dengan
Kebukit sama-sama mendaki,
kelurah sama-sama menurun demikian kemenakan adalah saudara
Terlentang sama-sama minum
perempuan seseorang, hubungan
embun
Tertelungkup sama-sama mamak dengan kemenakan juga
makan tanah
alamiah seketurunan dan sesuku.

35
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Mamak bersaudara dengan ibu diadakan peresmian pengangkatan


karena itu dia seketurunan sedangkan pemimpin, juga tidak merupakan
anak adalah ketutunan ibunya, jabatan yang diwarisi secara turun
dengan demikian mamak dan temurun berdasarkan garis keturunan
kemenakan mempunyai hubungan darah atau hubungan darah.
seketurunan dan juga sesuku menurut Kepemimpinan dilahirkan
garis matrilineal. Hal ini sejalan berdasarkan jabatan fungsional
dengan pendapat Rangkuto (1978:6) seperti mengurus masalah agama,
yang mengatakan bahwa “adat pemerintahan, serta keamanan atau
minangkabau mengajarkan bahwa tugasnya sebagai pengamanan negeri
mamak ialah laki-laki yang di dalam suatu komunitas yang
bertanggung jawab terhadap anak disebut dengan nagari.
dan kemenakannya pria dan wanita Dilihat dari tugas seorang
dari pihak ibu”. niniak mamak didalam Nagari,
dengan kedudukan ini tetap
Posisi Mamak
merupakan pimpinan yang
Di Minangkabau terdapat dua
melaksanakan tugas dan wewenang
corak atau bentuk kepemimpinan
serta tanggung jawab yang diberikan
yaitu pemimpin formal (pemerintah)
oleh kaum, suku atau nagari
dan pemimpin non formal. Mamak
kepadanya, sehubungan dengan
adalah pemimpin non formal. Ajaran
pandangan warga kaum dan sukunya
adat Minangkabau dan pandangan
tetap sebagai pimpinan mereka.
hidupnya tertuang dalam bentuk
Peran yang paling utama bagi mamak
pepatah, petitih dan pituah, serta
didalam keluarga ibu ialah sebagai
ungkapan lain yang mengambil
pemimpin dalam keluarga.
contoh dari alam, alam semesta
Mamak memiliki posisi atau
dengan segala unsurnya (Navis,
tugas untuk menjaga keamanan dan
1984:59).
kenyamanan masyarakat terutama
Niniak Mamak sebagai
dalam menjaga kemenakannya dan
pimpinan informal dalam masyarakat
saudara perempuannya.
tradisional ditandai dengan tidak

36
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Konsep Pergeseran terhadap keadaan baru kedalam


Pergeseran menurut Kamus keadaan itu maka terjadi frustasi.
Bahasa Indonesia (Purwadarminto, Dengan demikian dapat
1982:13) berarti peralihan, disimpulkan bahwa perubahan sosial
perpindahan dan pergantian. itu adalah suatu proses modifikasi
Sedangkan menurut Gilin dan Gillin atau penyesuaian yang terjadi dalam
(dalam Soekanto, 2004: 304-305) pola hidup antara dua kebudayaan
menyatakan perubahan sosial adalah dan kebudayaan yang baru yang
suatu variasi dan cara hidup yang mencakup nilai-nilai budaya, pola
telah diterima dan disebabkan karena perilaku, kelompok masyarakat,
perubahan geografis, kebudayaan, hubungan-hubungan sosial ekonomi
dan penemuan baru dalam dan kelembagaan masyarakat yang
masyarakat. menembus batas ke berbagai tingkat
Perubahan itu bisa berupa kehidupan sosial masyarakat di
kemajuan (progress) atau mungkin karenakan berbagai aspek kehidupan
sebuah kemunduran (regres) seperti yang selalu berkembang dan terus
yang dijelaskan Astrid Susanto dalam berubah sesuai perkembangan
(Syamsir. 2003:124) bahwa: pengetahuan masyarakat serta
perubahan sosial akan mengalami teknologi penunjangnya.
kemajuan (progress) apabila
1. Bentuk-bentuk pergeseran
masyarakat bisa menguasai teknologi
fungsi mamak pada
dan penggunaan penemuan teknologi
masyarakat Jorong Batu
tersebut mengubah pendapat dan
Badinding Nagari Limo Koto
penilaian melalui falsafah hidup baru
Kecamatan Bonjol
dan perubahan sosial akan
Kabupaten Pasaman
mengalami kemunduran (regres)
Berdasarkan data yang
apabila manusia tenggelam dalam
diperoleh terjadi pergeseran fungsi
persoalan-persoalan yang
mamak pada masyarakat Jorong Batu
dihadapinya dan tidak dapat
Badinding dalam berbagai bidang
mengambil sikap atau keputusan

37
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

kehidupan diantaranya sebagai dinyatakan dalam pepatah adat


berikut: “haria ninik turun ke mamak, ari
turun ke kemenakan“. (Amir
a. Fungsi Mamak dalam
Syarifudin, 190:1984).
Bidang Ekonomi
Peranan dan tanggung jawab
Dewasa ini masalah ekonomi
mamak selama ini ada dalam segala
merupakan salah satu aspek dalam
lapangan kehidupan terutama
kehidupan yang memiliki peranan
ekonomi. Inilah yang menyebabkan
sangat penting demi kelangsungan
adanya wibawa mamak di depan
hidup kita sehari-hari. Sulitnya
kemenakannya dan yang
mencari pekerjaan adalah salah satu
menyebabkan menggantungkan
persoalan ekonomi yang serius. Hal
harapan pada mamaknya. Namun,
ini mau tidak mau menjadi masalah
pada saat sekarang ini kemenakan
yang harus dipikirkan dan dipikul
lebih tergantung pada ayahnya dari
mamak dalam komunitas masyarakat
pada mamaknya. Mamak sudah
Minangkabau, karena bagaimanapun
berangsur melepaskan tanggung
juga salah satu tugas pokok seorang
jawabnya terhadap kehidupan
mamak adalah harus ikut serta
ekonomi kemenakannya.
memperhatikan dan membantu anak
Peran mamak dalam bidang
kemenakan demi kelanjutan
perekonomian sudah mulai tidak
hidupnya sehari-hari di tengah-
dirasakan lagi. Hal ini dikarenakan
tengah masyarakat. Mamak sebagai
mamak lebih memprioritaskan anak
seorang laki-laki Minangkabau mau
isteri, disamping itu mamak sudah
tidak mau mestilah menjalani dua
jarang yang mengelola harta pusaka
peran. Pertama sebagai mamak dalam
keluarga yang hasilnya itu dijadikan
rumah ibunya dan kedua sebagai
untuk membiayai kemenakan.
urang sumando dalam rumah istrinya.
Karena hasil dari pencarian pribadi
Perempuan sebagai pemegang harta
mamak adalah untuk membiayai
pusaka dan laki-laki secara langsung
anaknya, sedangkan untuk
adalah pemilik kekuasaan terhadap
kemenakannya dibiayai dengan hasil
harta pusaka sebagaimana yang
pengelolaan harta pusaka misalnya

38
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

sawah dan ladang. Dengan tidak ikut lingkungan rumah, paruik maupun
sertanya mamak mengelola harta sukunya (Syarifudin, 1984:200)
pusaka menyebabkan kehidupan Pendidikan adalah sesuatu hal
perekonomian kemenakan tidak ikut yang penting dan sudah menjadi
menjadi beban mamak, lain halnya kebutuhan tersendiri bagi seluruh
jika mamak mampu dan secara manusia termasuk bagi masyarakat
sukarela mau membantu kehidupan Jorong Batu Badinding. Sebagai
perekonomian kemenakan. bukti akan hal tersebut, sebagian
besar Masyarakat Jorong Batu
b. Fungsi Mamak dalam
Badinding berupaya untuk
Bidang Pendidikan
menyekolahkan anak mereka
Dalam masyarakat
setinggi-tingginya.
minangkabau fungsi dan tugas
Dulu mamak berfungsi dalam
seorang mamak adalah menjaga
hal mendidik kemenakan baik dalam
saudara-saudaranya yang perempuan,
hal etika, cara makan, ataupun
membimbing kemenakan-
memberikan uang untuk sekolah.
kemenakannya serta menjaga harta
Namun sekarang masalah pendidikan
pusaka.
diberikan sepenuhnya pada orang tua
Terhadap anak kemanakan
dan guru di sekolah. Sehingga jika
perempuan bimbingan mamak dalam
anak kemenakan berbuat salah bukan
pendidikan juga meliputi persiapan
nama mamak lagi yang jelek namun
untuk menyambut warisan dan untuk
nama orang tua si anak.
melanjutkan garis keturunan,
termasuk cara-cara membina rumah c. Fungsi Mamak Dalam
tangga. Terhadap kemenakan laki- Bidang Keagamaan
laki, bimbingan itu meliputi didikan Sebagaimana diketahui bahwa
untuk memelihara harta pusaka serta masyarakat Minangkabau pada
mempersiapkan kemenakan laki-laki umumnya dan masyarakat Jorong
untuk dapat mewarisi fungsi mamak Batu Badinding Nagari Limo Koto
untuk menjadi pimpinan dalam khususnya adalah masyarakat yang
lingkungannya, baik dalam taat melaksanakan syariat agama

39
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

yang dianutnya yaitu agama Islam. agama yang diyakini masyarakat


Agama Islam adalah agama yang sejak lama sehingga aturan-aturan
diyakini masyarakat sejak lama, yang berlaku di Jorong Batu
sehingga semua aturan-aturan adat Badinding bersandikan pada ajaran
yang berlaku didasarkan pada ajaran agama Islam. Mamak memegang
agama Islam. peranan penting dalam pelaksanaan
Oleh karena itu semua aturan- agama kemenakan, mamak sebagai
aturan adat yang dianut masyarakat pengayom dan tauladan bagi
didasarkan kepada ajaran agama kemenakan, mamak harus bisa
Islam. Islam menjadi dasar yang mengontrol bagaimana ketaatan
paling utama terhadap aturan adat beragama si kemenakan. Namun saat
tersebut. Dengan demikian agama ini karena kesibukan mamak maka
Islam dapat dijadikan salah satu ciri yang mendidik anak dalam bidang
masyarakat Minangkabau. agama adalah orang tua dan guru
Seandainya ada seseorang yang mengaji di sekolah.
tinggal di Minangkabau dan tidak
d. Fungsi Mamak Dalam
beragama Islam, maka dia bukan
Bidang Adat
berasal dari suku bangsa
Kata adat berasal dari bahasa
Minangkabau (Amir.B, 1984:53).
Arab yang secara etimologis berarti
Adapun kesimpulan dari fungsi
kebiasaan yang berlaku berulang kali.
mamak dalam bidang keagamaan
Dalam bahasa Indonesia kata adat
adalah sebagai seorang mamak harus
biasa digabungkan dengan kata
bisa mengajarkan kepada
istiadat yang juga berasal dari bahasa
kemenakannya apa yang baik dan apa
Arab dengan arti sesuatu yang
yang tidak baik agar kemenakannya
dibiasakan. Rangkaian kedua kata
taat melaksanakan syariat agama
tersebut dalam pengertian
Islam.
Minangkabau berarti peraturan yang
Masyarakat Jorong Batu
mengatur cara pergaulan masyarakat
Badinding semuanya beragama Islam
dengan perorangan serta pergaulan
dan mereka adalah masyarakat yang
taat dalam melaksanakan syariat

40
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

antara perorangan dengan sesamanya Dalam masalah adat mamak


(Syarifudin, 1984:140). dituntut untuk tahu dan mengerti adat
Adat lebih dahulu ada di yang berlaku di Jorong Batu
Minangkabau dari pada Islam, namun Badinding tapi saat ini lebih banyak
dalam pembentukan hukum di mamak yang tidak tahu adat dari
Minangkabau yang berlaku adalah pada yang tahu adat sehingga fungsi
hukum Islam dengan materinya mamak sudah tidak berjalan
diresapi dari hukum adat. Maksudnya sebagaimana mestinya.
adalah adat yang telah lebih lama
e. Fungsi Mamak Dalam
berlaku tetap dijalankan selama
Bidang Perkawinan
membawa manfaat kehidupan umat
Perkawinan merupakan suatu
dan menghindarkan kemudaratan
kebutuhan yang bersifat naluriah bagi
(kerusakan, kesulitan dan keburukan)
setiap makhluk hidup. Salah satu
dari kehidupan umat.
tujuan perkawinan adalah untuk
Adat di Jorong Batu Badinding
membentuk keluarga yang akan
bersendikan pada syarak atau hukum-
melahirkan anak untuk menyambung
hukum Islam. Syarak akan selalu
keturunan. Perkawinan merupakan
dipertahankan oleh masyarakat
suatu akad atau perikatan laki-laki
Jorong Batu Badinding dengan cara
dan perempuan dalam rangka
menjadikan pedoman dalam setiap
mewujudkan kebahagiaan hidup
aturan yang ada di Jorong Batu
keluarga, yang diliuputi rasa
Badinding termasuk dalam aturan
ketentraman serta rasa kasih sayang
adat. Setiap peraturan yang
(Hamid, 2005: 38). Perkawinan
dikeluarkan di Jorong Batu
martilineal Minangkabau merupakan
Badinding selalu meneladani hukum
urusan bersama kerabatnya, mulai
Islam misalnya tentang ketentuan
dari pencarian pasangan, membuat
cara berpakaian. Di lingkungan
persetujuan, melaksanakan
Jorong Batu Badinding masyarakat
pertunangan sampai akad nikah dan
haruslah berpakaian sopan menutupi
helat perkawinan selesai
aurat sebagaimana yang diajarkan
dilaksanakan.
dalam agama Islam.

41
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Dalam Minangkabau jodoh bagi kemenakan sudah mulai


perkawinan yang paling ideal adalah bergeser karena berbagai alasan. Dari
perkawinan antara keluarga dekat berbagai alasan itu salah satunya
seperti perkawinan antara anak dan adalah karena perkembangan zaman,
kemanakan. Perkawinan tersebut saat ini kemenakan sudah pandai
lazim disebut perkawinan pulang mencari jodoh sendiri tidak seperti
kemamak dan pulang kabako. Pulang zaman Siti Nurbaya lagi.
kemamak seperti mengawini anak
2. Penyebab Bergesernya
mamak, sedangkan pulang kabako
Fungsi Mamak dalam
yaitu mengawini kemanakan ayah
Masyarakat
(Amir B,1984:56).
a. Pola Hidup di Rantau
Seorang mamak harus
Jorong Batu Badinding adalah
senantiasa mengetahui
satu Jorong di Kecamatan Bonjol
perkembangan kemenakannya dan
yang mayoritas masyarakatnya
jika kemenakannya ingin
merantau. Dalam bentuk tanggung
melaksanakan perkawinan seorang
jawab rumah tangga terdapat
mamak harus mengetahuinya.
pertimbangan antara tanggung jawab
Perkawinan tersebut haruslah
ayah dan tanggung jawab mamak.
berdasarkan persetujuan mamak.
Seorang suami dalam hal ini
Perkawinan di Jorong Batu
memiliki fungsi ganda secara
Badinding menjadi tanggung jawab
berimbang. Ia adalah ayah yang
bagi seorang mamak. Mamak
bertanggung jawab terhadap anak
memiliki fungsi yang amat penting
dan isteri sesuai syarak dan juga
dalam terlaksananya perkawinan
sebagai mamak yang bertanggung
kemenakannya. Secara adat mamak
jawab terhadap kemenakan sesuai
memiliki tanggung jawab untuk
dengan ketentuan adat.
mencarikan jodoh untuk
Masyarakat Jorong Batu
kemenakannya yang sudah pantas
Badinding lebih banyak memilih
untuk menikah terutama bagi
keluar dari Jorong dan mencari
kemenakan perempuan. Saat ini
penghidupan yang lebih layak di
peran mamak untuk mencarikan

42
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

rantau. Sebagian mereka percaya c. Minimnya pengetahuan adat


bahwa kehidupan di rantau akan mamak
lebih baik dari pada tinggal di Jorong Selain silaturrahmi yang
Batu Badinding. Disamping itu kurang antara mamak dengan
dengan merantau berarti secara kemenakan pergeseran fungsi mamak
langsung mamak mulai juga disebabkan karena kurangnya
meninggalkan tanggung jawabnya pengetahuan adat mamak. Mamak
terhadap kemenakan, karena yang lama di rantau sudah bergaul
merantau berarti meninggalkan dengan berbagai budaya baru
lingkungan adat Minangkabau sehingga adat yang melekat padanya
sehingga fungsinya sebagai laki-laki adalah adat di tempat dia merantau.
yang berperan mamak tidak dapat Adat di tanah kelahirannya pun mulai
dijalankan sepenuhnya sesuai luntur.
tuntunan adat.
d. Tingkat perekonomian
b. Mamak lebih mamak rendah
memprioritaskan anak dan Faktor lain yang menjadi
isteri penyebab bergesernya fungsi mamak
Mamak yang merantau adalah karena tingkat perekonomian.
biasanya membawa sekaligus Tuntutan ekonomi yang semakin
keluarga yaitu anak dan isterinya. tinggi menyebabkan mamak jadi
Hal ini menyebabkan intensitas kurang memperhatikan
pertemuan antara mamak yang kemenakannya.
berlaku sebagai ayah lebih banyak
e. Moralitas mamak yang
dengan anak dan isteri dari pada
rendah
kemenakannya. Hal ini menimbulkan
Pergeseran fungsi mamak juga
dampak mamak lebih
dapat terjadi karena moralitas mamak
memprioritaskan anak dan isteri
yang rendah sehingga citranya jatuh
sehingga fungsi mamak sebagai
dimata kemenakan. Oleh sebab itulah
pembimbing bagi kemenakannya
kemenakan tidak lagi menyegani dan
mulai berkurang.
menghargai mamaknya. Fenomena

43
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

yang sering terjadi di Jorong Batu posisi rumit dan akhirnya pada
Badinding adalah sebagian mamak tataran realitas laki-laki
yang menggunakan harta pusaka Minangkabau lebih cenderung
untuk kepentingan pribadi bahkan memilih sebagai seorang ayah
ada yang sampai menggadaikan dan daripada sebagai seorang mamak.
menjualnya padahal menggadaikan
3. Dampak pergeseran fungsi
harta pusaka adalah sesuatu yang
mamak dalam keluarga
tabu bagi mamak karena fungsi
Berdasarkan deskripsi data
mamak terhadap harta pusaka adalah
yang diperoleh di lapangan, maka
sebagai pengelola.
terjadi pergeseran fungsi mamak
f. Pengaruh nilai-nilai dan yang menyebabkan dampak-dampak
hukum Islam tertentu. Agar lebih rinci dapat
Ajaran Islam telah mewarnai diidentifikasi dampak dari pergeseran
tingkah laku dan amal perbuatan fungsi mamak dalam keluarga pada
suku bangsa Minangkabau termasuk masyarakat Jorong Batu Badinding
masyarakat Jorong Batu Badinding. sebagai berikut :
Tingkah laku dan kebiasaan yang
a. Figur mamak kurang
telah melembaga itu dasar atau
disegani kemenakan
sendinya adalah ajaran agama. Adat
Kurang berfungsinya mamak
bersendi syarak. Syarak bersendi
terhadap kemenakan menjadikan
kitabullah. Namun, konsep ini
kemenakan kurang menyegani
ternyata menyebabkan perbenturan
mamaknya. Hal ini dikarenakan
baru. Dalam ketentuan adat posisi
kemenakan merasa tidak perlu
laki-laki Minangkabau adalah
menghormati mamak karena mamak
sebagai mamak yang memiliki
tidak telalu berpengaruh dalam
tanggungjawab penuh terhadap
kehidupannya. Ketika seorang
kemenakan. Namun dalam Islam
mamak dibutuhkan perannya oleh
tanggungjawab penuh seorang laki-
kemenakan dan mamak tidak dapat
laki adalah pada anak dan isterinya.
mewujudkan, maka citra mamak
Laki-laki Minangkabau berada pada
dimata kemenakan akan buruk

44
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

sehingga menyebabkan kemenakan sosial antara mamak dan


tidak terlalu segan kepada kemenakan.
mamaknya. Mamak yang merantau
biasanya jarang pulang kampung,
b. Wibawa mamak mulai
kalaupun ada biasanya hanya pada
luntur di tengah masyarakat
momen puasa Ramadhan atau
Kurang berfungsinya mamak
lebaran Idul Fitri. Jarangnya
terhadap kemenakan bisa
pertemuan antara mamak dan
menyebabkan kemenakan tidak
kemenakan menyebabkan hubungan
terkontrol dengan baik. Kontrol
antara keduanya tidaklah dekat,
mamak sangat dibutuhkan demi
silaturahmi tidak berjalan dengan
kebaikan kehidupan kemenakannya.
baik dan harmonis. Hubungan
Jika seorang kemenakan melakukan
kekerabatan yang seharusnya terjalin
kesalahan maka yang pertama kali
sangat erat mulai merenggang.
dipertanyakan oleh masyarakat
sekitar adalah siapa mamaknya? Hal d. Perubahan struktur dan
ini menjadi pembuktian kalau mamak tanggung jawab keluarga
bertanggungjawab terhadap tindakan serta konflik yang
apa saja yang dilakukan oleh berkepanjangan antara
kemenakan, baik itu tindakan yang kemenakan dan mamak
benar maupun tindakan yang salah. kandung
Kalau kemenakan melakukan suatu Telah terjadi perubahan
yang benar maka mamak akan struktur kekuasaan di dalam
mendapat pujian dari masyarakat, keluarga, seharusnya yang berkuasa
sebaliknya jika kemenakan dalam keluarga adalah mamak tetapi
melakukan kesalahan, maka mamak karena mamak merantau maka terjadi
akan ikut malu dan menjadi bahan peralihan kekuasaan kepada sumando
gunjingan di tengah masyarakat. atau ayah dari kemenakan. Fungsi
atau peran mamak mulai kurang
c. Lunturnya kekerabatan dan
dirasakan sehingga segala hal yang
renggangnya hubungan
berhubungan dengan kemenakan

45
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

diurusi oleh sumando atau ayah dari kehidupan sehari-hari. Dengan kata
kemenakan. Perubahan struktur lain perubahan sosial terjadi karena
kekuasaan dalam keluarga di Jorong dorongan usaha-usaha masyarakat
Batu Badinding antara lain guna menyesuaikan diri terhadap
disebabkan karena: (1) mamak yang kebutuhan hidupnya dengan
merantau berarti meninggalkan perkembangan masyarakat pada
wilayah asal dan menempati wilayah waktu itu (Syani, 1994:167).
yang baru ini juga berarti Pergeseran fungsi mamak dalam
meninggalkan tanah pusaka berupa pelaksanaan adat MinangKabau pada
ulayat kaum yang dahulu digunakan masyarakat Jorong Batu Badinding
sebagai sumber utama perekonomian Nagari Limo Koto Kecamatan Bonjol
keluarga (2) mamak yang merantau Kabupaten Pasaman merupakan
berarti pindah dari lingkungan sosial proses perubahan lambat karena
yang lama ke lingkungan sosial yang beberapa kondisi sehingga fungsi
baru dan hidup berdampingan dengan niniak mamak yang seharusnya
suku-suku lain ini menjadi peluang memperhatikan kebutuhan
terjadinya akulturasi. kemenakan namun karena
Salah satu teori yang perkembangan zaman dan tuntutan
menganalisis tentang bentuk hidup menyebabkan fungsi tersebut
pergeseran fungsi mamak yaitu teori luntur dan sepenuhnya diemban oleh
evolusi (Soekanto, 2004: 311-313) para orang tua mereka.
Perubahan evolusi merupakan Selain itu, Teori Konflik Coser
perubahan sosial yang terjadi dalam (dalam Poloma, 2004: 111) yang
proses lambat, dalam waktu yang mengatakan bahwa konflik berasal
cukup lama dan tanpa ada kehendak dari kekecewaan terhadap tuntutan-
tertentu dari masyarakat yang tuntutan khusus yang terjadi dalam
bersangkutan. Perubahan ini hubungan dan dari perkiraan
berlangsung mengikuti kondisi kemungkinan yang ditujukan pada
perkembangan masyarakat, yaitu objek yang dianggap mengecewakan.
sejalan dengan usaha-usaha Pergeseran fungsi mamak kandung
masyarakat memenuhi kebutuhan ini dapat mengakibatkan konflik

46
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

yang berkepanjangan dari kemenakan menjadikan sandaran hidup bagi


terhadap mamak atau kakak kemenakan, tempat mengadu,
perempuan dengan adik atau kakak sekarang sudah tidak ada lagi. Hal ini
laki laki nya karena kekecewaan memicu terjadinya konflik yang
yang mendalam dari tuntutan fungsi berkepanjangan antara kemenakan
mamak yang seharusnya mereka dan mamak kandung serta antara
jalankan namun tidak berfungsi sama saudara perempuan dengan adik atau
sekali. kakak laki lakinya.
Berdasarkan hasil penelitian,
IV. Penutup
peneliti menyarankan hal-hal sebagai
Secara umum dapat
berikut:
disimpulkan bahwa bergesernya
1. Mamak seharusnya bisa
fungsi mamak kandung pada
membina ahklak kemenakan
masyarakat Jorong Batu Badinding
dengan baik dan benar,
ini karena banyak mamak yang sudah
membimbing kemenakan dan
merantau jauh meninggalkan
menasehati untuk mendapatkan
kampung kelahiran. Mamak terpisah
pasangan hidup yang baik
jarak dan waktu dengan kemenakan
menurut agama, mamak
sehingga silaturrahmi mamak dengan
menjadi tempat mengadu bagi
kemenakan tidak berjalan dengan
kemenakan dalam segala hal
baik. Selain itu, pengetahuan mamak
sehingga dengan begitu dapat
yang minim tentang fungsinya dalam
mempererat dan memperdekat
keluarga juga menyebabkan figur
antara mamak dan kemenakan
mamak kurang disegani kemekanan.
sehingga falsafah Minang anak
Wibawa mamak pun mulai luntur di
dipangku kemenakan
tengah masyarakat. Lunturnya
dibimbiang dapat terealisasikan
kekerabatan serta renggangnya
lagi.
hubungan sosial antara mamak dan
2. Diharapkan hasil penelitian ini
kemenakan menyebabkan fungsi
dapat menjadi bahan masukan
mamak yang dulunya mencarikan
yang bermanfaat bagi pihak-
pasangan hidup untuk kemenakan,
pihak terkait seperti niniak

47
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

mamak agar dapat Moleong. Lexy. J. 2009. Metode


Penelitian Kualitatif.
menghidupkan kembali
Bandung: PT Remaja
peranan lembaga-lembaga Rosdakarya. Edisi Revisi.
sosial yang ada dalam Navis, A.A 1984. Alam Takambang
pemerintahan nagari untuk Jadi Guru Adat Budaya
Minangkabau. Jakarta:
meningkatkan keharmonisan Gramedia.
dalam lingkungan masyarakat.
Poerwadarminta. 1982. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta:
Daftar Pustaka Balai Pustaka.
Amir, B. Dkk 1984. Dampak
Poloma, M. Margareth. 2004.
Modernisasi Terhadap Sistem
Sosiologi Kontemporer.
Kekerabatan Minangkabau.
Jakarta: Raja Grafindo
Proyek IDKP Sumbar 1983-
Persada.
1984.
Rangkuto, N. M. 1978. Lembaran
Abdulsyani. 1994. Sosiologi
Adat Minangkabau” Hubungan
Skematika, Teori, dan
mamak dengan kemenakan
Terapan. Jakarta: Bumi
dahulu dan sekarang”.
Aksara
Bukittinggi: Lestari.
Dt. Bandaro, Latief. 2004.
Salim, Agus. 2003. Teori dan
Minangkabau Yang Gelisah.
Paradigma Penelitian Sosial.
Bandung: Lubuk Agung
Semarang: PT. Tiara
Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Wacana.
Kualitatif: Dasar-dasar dan
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi
aplikasi. IKIP Malang: Y
Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
A3 Malang.
Raja Grafindo
Hakimy, Idrus. 1984. Rangkaian Persada.
Mustika Adat Bersendi Syarak
di Minangkabau. Bandung: Syarifudin, Amir. 1984. Pelaksanaan
Remaja Karya. Hukum Kewarisan Islam
Dalam Lingkungan
Hamid, Sarong. 2005. Hukum Minangkabau. Jakarta :
Perkawinan Islam Di Gunung agung.
Indonesia. Banda Aceh:
Yayasan PeNa.

Koenjaraningrat. 1996. Pengantar


Antropologi I. Jakarta: Rineka
Cipta.

48

You might also like