You are on page 1of 3

KAJIAN MASALAH GIZI DALAM KEDARURATAN

AKIBAT BENCANA DAN KONFLIK

Herman Sudiman‘

ABSTRACT

STUDY ON NUrzITION EMERGENCY BECAUSE DISASTERS AND CONFLICT

In the last ten years, Indonesia faced natural disasters, man-made disasters, and
confiicts that potentially affect food and nutrition emergency. Actually, the Indonesian
government has built a system in handling these problems. It is necessary to prevent famines,
especially those arising from natural disasters, man-made disasters, and confiicts. However,
Indonesia has limited resources to handle these problems due to the economic crisis,
government transition, regional autonomy, decentralization, the frequency, nature and the
intensity of these disasters and confiicts. Nutrition service for the refugees of disasters and
confiict areas is an integral part of the whole health service. The objectives of food aid are to
save lives of people caught up in the crisis through food for life, and to support the most
vulnerable people through food-for-growth. The important issue of food aid for the crisis is
timely and sustained delivery of adequate food in quality and quantity to the people.
Emergency nutrition should be reinforced to anticipate the food and nutrition crisis because
of these disasters and confiicts. Nutrition emergency specialist from government, NGOs and
UN organization is limited. It is important to train nutritionist, program managers as well as
policy makers to be able to handle food and nutrition crisis due the disasters as wef/ as
confiicts. Knowledge of emergency nutrition, methods and technique for assessment,
monitroting and evaluation, and the role of emergency nutrition specialist should be
increased. The paper discusses those areas based on the last experiences.
Key word.’ emergency nutrition, disasters, confiict.

PENDAHULUAN (Bakornas) Penanggulangan Bencana dan


Penanganan Pen$ungsi yang dipimpin
Dalam sepuluh tahun terakhir, oleh Wakil Presiden'”. Di tingkat provinsi
Indonesia dilanda berbagai bencana yang dan kabupaten/kota berturut-turut disebut
menelan banyak korban jiwa dan harta. Satkorlak PB-P dan Satlak PB-P yang
Keadaan ini diperberat oleh krisis masing-masing diketuai oleh gubemur dan
multidimensi yang hingga kini belum jelas bupati/walikota.
kapan krisis akan berakhir. Pada era Orde
Baru, Indonesia sudah memiliki organisasi Menteri Kesehatan RI pada tanggal 9
yang mapan dalam menanggulangi September 2001 telah mengeluarkan
bencana alam yaitu Satuan Kordinasi Keputusan No.979/Menkes/SK/IX/2001,
Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam tentang Prosedur Tetap (Protap) Pelayanan
(Satkorlak PBA) di bawah Departemen Kesehatan Penanggulan$an Bencana dan
Sosial. Pada era reformasi, organisasi Penanganan Pengungsi(". Kepmenkes
tersebut diubah menjadi Badan Koordinasi tersebut juga menjelaskan perlunya
Nasional

' Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Badan Litbangkes, Depkes Rl.

Bul. benefit. Kesehat. 29 (4) 200t


163
Kajian masalah gizî dalam kcdaıuratan (BSB) Nasional yang
merupakan unit fungsional.
BSB dapat digerakkan secara
dikembangkan Brigade Siaga Bencana
cepat untuk penanggulangan kedaruratan Herman Sudiman
karena berbagai bencana. Layanan pangan
dan gizi merupakan bagian integral yang
tidak terpisahkan dalam penanganan seperti tercantum pada Tabel 1
kedaruratan. Dalam makalah ini menimbulkan situasi kedaruratan yang
diuraikan kajian gizi dalam kedaruratan berpotensi berdampak pada krisis pangan
sebagai akibat bencana dan konflik dan gizi. Arus pengungsi besar-besaran
berdasarkan pengalaman dari dalam mempengaruhi ketersediaan dan distribusi
maupun luar negeri serta bacaan terkait. pangan di daerah pengungsian. Meski
pemerintah, masyarakat dan Organisasi
BESAR DAN LUAS MASALAH Non Pemerintah (Omop) sejak dulu
KEDARURATAN AKIBAT BENCANA sudah berpengalaman mengatasi krisis
DAN KONFLIK DI INDONESIA pangan dan gizi akibat bencana, tetapi
hampir setiap kali menghadapi bencana
Bencana alam seperti banjir, seolah belum terbiasa bertindak cepat
gunung meletus, gempa bumi, tanah dan tepat dalam situasi krisis, sehingga
longsor, kekeringan, kebakaran, maupun kepekaan terhadap situasi krisis juga
bencana karena perilaku manusia seperti masih rendah. Sebagai akibat rendahnya
huru-hara, kerusuhan, perang saudara, kepekaan tersebut, kemampuan
kecelakaan (pesawat terbang, kereta api, manajemen krisis umumnya juga lemah.
kapal laut) dan sebagainya, merupakan
Rendahnya kepekaan dan manajemen
bagian dari kehidupan manusia. Makin
hart bencana seperti disebut di atas tidak krisis dapat dilihat, dirasakan dan
menurun, bahkan cenderung meningkat. diamati dalam menghadapi masalah krisis
Bencana biasanya akut dan ditandai pangan sebagai akibat krisis multidimensi
dengan korban harta dan manusia dalam yang dialami Indonesia sejak
jumlah besar, rusaknya rumah dan pertengahan tahun 1997. Hambatan
bangunan penting yang memberikan birokrasi seringkali menjadi alasan klasik
layanan masyarakat, saluran air bersih yang hampir selalu muncul setiap kali
dan air kotor, listrik, telepon sehingga terjadi bencana. Keluhan korban bencana
penduduk di daerah bencana harus untuk mendapatkan bantuan banyak
mengungsi. Kekeringan akibat kemarau ditulis di media cetak ataupun
panjang merupakan bencana yang ditayangkan dalam media elektronik
semestinya dapat diprediksi. Kekeringan mengindikasikan masalah tersebut.
mengakibatkan sebagian besar panen Seringkali Ornop justru lebih sigap
tanaman pangan gagal dan selanjut- nya dalam memberikan layanan kepada
masyarakat di daerah yang bersang- korban bencana, karena tidak
kutan mengalami krisis pangan yang menghadapi hambatan birokrasi.
pada gilirannya menjadi krisis gizi.
Penduduk di daerah bencana mengungsi
dan mencari mata pencaharian ke daerah Jumlah korban dan/atau pengungsi
lain. akibat bencana yang menimbulkan
kedaruratan di beberapa daerah di
Sebaran bencana sejak tahun 1990-an Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.
menurut jenis bencana atau peristiwa Meski pengungsi dari Nangroe Aceh
disajikan pada Tabel 1. Semua bencana Darusalam tidak tercantum karena
penulis tidak mendapat angkanya, namun
diperkirakan mencapai puluhan ribu atau
Bul. Penelit. Kesehat. 29 (4) 2001 bahkan ratusan ribu jiwa. Bencana dapat
menimpa semua umur, dengan kata lain
semua kelompok umur dapat terkena

164
Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership

You might also like