Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis
Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis
php/J-SiKep
Received: March 9, 2020; Accepted: March 20, 2020, Published : March 31, 2020
ABSTRACT
Background: Today the frequency of psychosomatic illnesses experienced by a person is increasing. One
such psychosomatic disease is gastritis. Pharmacotherapy for gastritis often results in less satisfactory
results. Meanwhile the other alternatives to overcome these problems can be done with relaxation exercises.
Relaxation can increase the sensitivity of baro-reflect and decrease sympathetic nerve activity and activate
the correction so that there will be a decrease of pain level.
Objective: To know the effect of relaxation technique on the reduction of epigastria pain in gastritis patients.
Research Method: The design of the research used is one group pre test and post test design, where the
patient came to check the level of pain with the scale of pain then done relaxation. After the relaxation was
done and then re-check in the same way. Bivariate analysis used Wilcoxon Test.
Results: The statistical results obtained p = 0,000 (P <0.05) which means that there is a very significant
difference in the average value of the pain scale before relaxation with the average of pain scale after
relaxation.
Conclusion: There is a relaxation effect on the reduction of epigastria pain in gastritis patients
buku DOI (Daftar Obat Indonesia) dan ISO serta hasil Metode Penelitian
wawancara sebagai studi pendahuluan dengan
perawat jaga Ruang Dahlia RSUD dr SoetijonoBlora, Desain penelitian yang digunakan adalah
menyebutkan obat – obatan yang sering dipakai dengan metode one group pre test and post test
untuk mengobati penderita gastritis adalah design, dimana pasien datang dilakukan pengecekan
Ranitidin,Cimetidin, dan Ulsikur. tingkat nyeri dengan skala nyeri lalu dilakukan
Sutrisno (2012) mengatakan bahwa relaksasi. Setelah dilakukan relaksasi dilakukan
farmakoterapi terhadap gastritis sering pengecekan ulang dengan cara yang sama. Penelitian
menimbulkan hasil kurang memuaskan.Sedangkan ini melakukan intervensi terhadap responden
alternatif lain untuk mengatasi masalah tersebut berupa relaksasi untuk menurunkan nyeri
dari sisi keperawatan dapat dilakukan dengan epigastrium pada pasien gastritis, sampel yang
latihan relaksasi progresif. Namun berdasarkan dipilih secara total sampling terhadap pasien
pengalaman peneliti setelah dilakukan pendekatan gastritis yang dirawat di RSUD dr R Soetijono Blora.
di rumah sakit terbukti teknik relaksasi belum Data diolah dan dianalisa dengan analisis univariat
banyak dilakukan,bahkan sangat jarang dilakukan dan bivariat. Analisis bivariat ini dilakukan untuk
khususnya untuk mengurangikeluhan nyeri menguji hipotesis pengaruh antara variable
epigastrium pada penderita gastritis.Menurut (Evi independen dengan variable dependen. Uji statistik
Lina Sutrisno, 1998) teknik relaksasi progresif ini yang digunakan dengan menggunakan uji Paired
telah diketahui efektif menurunkan gejala fisik pada Sample T–Test.
pasien gastritis dan ulkus peptikum. Penelitian
Chappel, Stefano dan Rogerson (1992) menggunakan Hasil dan Pembahasan
pelatihan relaksasi terhadap pasien gastritis dan
ulkus peptikum dengan menurunkan intensitas Hasil
kekambuhan. Tabel 1 Distribusi pasien gastritis berdasarkan
Teknik relaksasi sangat berperan dalam usia di RSUD dr R Soetijono Blora tahun
mengurangi keluhan fisik dan meminimalkan efek – 2017(n=30)
efek dari stres, sehingga memungkinkan pasien Jenis kelamin Frekuensi Persentase
dapat mengontrol tubuh merespon ketegangan dan (n) (%)
kecemasan sehingga dapat menurunkan produksi <20 2 6.7
asam lambung (KazierdanErb,2008). Menurut 20-40 11 36.7
Gunawan (2001) mengatakan bahwa relaksasi 41-60 14 46.7
berguna mengurangi stres atau ketegangan jiwa >60 3 10.0
yang merupakan salah satu cara untuk mencegah Total 30 100.0
dan menurunkan rasa nyeri. Relaksasi dapat
meningkatkan sensitifitas baroreflek dan Pada tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah
menurunkan aktifitas syaraf simpatis dan tertinggi dari responden dengan gastritis adalah
mengaktifasi kemoreflek sehingga menawarkan efek berusia 41-60 yaitu sejumlah 14 (46.7%) sedangkan
pada penurunan tingkat nyeri. Dengan tindakan jumlah terendah dari respondendengan gastritis
relaksasi diharapkan nyeri pada epigastrium akan adalah berusia <20 yaitu sejumlah 2 (6.7%).
menurun. Tindakan relaksasi yang mudah dilakukan
untuk mengatasi rasa nyeri tersebut adalah dengan Tabel 2. Distribusi pasien gastritis berdasarkan
relaksasi. progresif memberikan pengaruh yang jenis kelamin di RSUD dr R Soetijono Blora
paling baik untuk jangka waktu yang relatif singkat tahun 2017 (n=30)
dalam mengatasi nyeri pada pasien gastritis. Jenis Frekuensi Persentase
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 7 kelamin (n) (%)
penderita gastritis, 5 orang mengatakan bahwa Laki-laki 21 70
setelah diberikan tindakan relaksasi progresif nyeri Perempuan 9 30
epigastriumnyanya berkurang tanpa mereka diberi Jumlah 32 100
obat. Pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah
Dari fenomena ini peneliti tertarik ingin tertinggi dari responden dengan gastritisa dalah
melakukan penelitian ”Pengaruh tehnik relaksasi berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 21(70%)
terhadap penurunan nyeri epigastrium pada pasien sedangkan selebihnya berjenis kelamin sejumlah 9
gastritis di RSUD dr Soetijono Blora”. (30%).
Citation: Nuryanti Erni, Abidin M Zainal & Normawati Ajeng Titah (2020) Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Page 2 of 5
Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis. Jurnal Studi Keperawatan Vol. 1 No. 1
Title : Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Copyright:
Pasien Gastritis @ 2020 Nuryanti Erni, et.al
sesudah relaksasi, terdapat 27 responden dengan (Guyton&Hall, 1997). Menurut sebuah penelitian di
hasil skala nyeri setelah relaksasi progresif lebih Atlanta for Behavioral Medicine, dikutip dari
rendah dari pada sebelum relaksasi, sedangkan 3 Sciencedily, temuan ini telah dipresentasikan dalam
responden mempunyai skala nyeri yang sama American Psychological Association di San Diego,
sebelum dan sesudah relaksasi. peneliti menduga faktor hormonal turut
Table 9. Tabel statistik perlakuan sebelum dan mempengaruhi perbedaan nyeri yang dirasakan laki-
sesudah relaksasi pada pasien gastritisdi laki dan perempuan. Beberapa jenis hormon
RSUD dr R SoetijonoBlora tahun 2017. memang berhubungan sensasi nyeri. Menurut Dr.
Jenifer Kelly perbedaan hormonal antara laki-laki
Nyeri setelah relaksasi dan perempuan menduga turut mempengaruhi
progresif - Nyeri sebelum respons terhadap nyeri.
relaksasi nafas dalam
Z -4.589a Hasil pengukuran skala nyeri setelah relaksasi
pada pasien gastritis
Asymp. Sig. (2- Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa
.000
tailed) distribusi skala nyeri setelah dilakukan relaksasi
Berdasarkan tabel 9. Hasil analisis statistik yang tertinggi adalah skala nyeri 3 (nyeri ringan)
diperoleh hasil p = 0,000(P<0,05) yang berarti ada dan skala nyeri 4 (nyeri sedang) sejumlah 9
perbedaan yang sangat signifikan nilai rata-rata responden (28.1%), kemudian skala nyeri 2 (nyeri
skala nyeri sebelum relaksasi dengan rata-rata skala ringan) sejumlah 7 responden (21.9%), selanjutnya
nyeri setelah relaksasi, sehingga dapat ditarik skala nyeri 1 (nyeri ringan) sejumlah 4 responden
kesimpulan bahwa dengan nilai p= 0,000 maka Ho (12.5%) dan yang terendah skala nyeri 5 (nyeri
ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada pengaruh sedang) sejumlah 3responden (9.4%). Dengan rata-
penggunaan relaksasi terhadap penurunan tingkat rata skala nyeri 3.07.
nyeri pada pasien gastritis di RSUD dr R Soetijono Dengan dilakukannya relaksasi menunjukkan
Blora. adanya kecenderungan penurunan jumlah
responden yang mengalami nyeri. Hal ini
Pembahasan dikarenakan pemberian tehnik distraksi relaksasi
dapat memberikan perubahan signifikan pada
Hasil pengukuran skala nyeri pre relaksasi pada
penurunan rasa nyeri, penggunaan relaksasi juga
pasien gastritis
dirasakan lebih efektif, sederhana dan pilihan yang
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa
tepat disamping terapi medis.
distribusi skala nyeri sebelum dilakukan relaksasi
Sedangkan dari hasil Output ranks menunjukkan
yang tertinggi adalah skala nyeri 6 (nyeri sedang)
perbandingan skala nyeri sebelum dan sesudah
sejumlah 12 responden (40%), kemudian skala nyeri
bimbigan imajinasi, terdapat 27 responden dengan
5 (nyeri sedang) sejumlah 10 responden (33.3%)
hasil skala nyeri setelah relaksasi progresif lebih
dan yang terendah skala nyeri 4 (nyeri sedang)
rendah daripada sebelum relaksasi, sedangkan 3
sejumlah 8 responden (26.7%). Dengan rata-rata
responden mempunyai skala nyeri yang sama
skala nyeri 5.13
sebelum dan sesudah relaksasi.
Terjadinya peradangan akan menimbulkan
Ketidak berhasilan pemberian tehnik relaksasi
gejala rubor, kalor dan dolor. Kalor (nyeri)
dipengaruhi oleh beberapa faktor : dimana saat
disebabkan akibat terjadinya jaringan yang rusak
pelaksanaa tehnik relaksasi lingkungan dalam
sehingga suplai oksigen kejaringan menurun.
keadaan tidak tenang. Hal ini sesuai dengan teori
Mekanisme koping terhadap nyeri bagi setiap orang
yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan
akan berbeda dipengaruhi oleh beberapa faktor
relaksasi dipengaruhi berbagai faktor. Berbagai
diantaranya jenis kelamin, usia dan pengalaman
macam faktor yang mempengaruhi diantaranya
nyeri sebelumnya.
adalah keadaan lingkungan, ketrampilan dalam
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
pemberian relaksasi, serta faktor dari dalam
bahwa rasa nyeri timbul bila jaringan yang rusak,
peneriman tindakan relaksasi (Suryanto, 2009).
yang menyebabkan aliran darah kejaringan dan kulit
Hasil pengukuran skala nyeri pre dan post guide
berkurang (iskemia) sehingga suplai oksigen juga
imagery pada pasien gastritis
berkurang. Hal ini akan mengakibatkan
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
terkumpulnya sebagian besar asam laktat dalam
perbedaan yang signifikan terhadap nilai skala nyeri
jaringan, yang terbentuk akibat metabolisme
sebelum dan sesudah perlakuan dengan p value
anaerob (metabolisme tanpa oksigen) dan mungkin
sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini sesuai teori bahwa
juga ada bahan-bahan kimiawi lainnya seperti
penggunaan relaksasi pada pasien gastritisakan
bradikinin dan enzim proteolitik yang terbentuk
membantu penurunan nilai skala nyeri (Tamsuri,
dalam jaringan akibat kerusakan sel, dan apabila
2006).
bahan-bahan ini dibandingkan asam laktat akan
merangsang ujung serabut syaraf nyeri
Citation: Nuryanti Erni, Abidin M Zainal & Normawati Ajeng Titah (2020) Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Page 4 of 5
Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis. Jurnal Studi Keperawatan Vol. 1 No. 1
Title : Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Copyright:
Pasien Gastritis @ 2020 Nuryanti Erni, et.al
Pustaka
1. Alimul H, Aziz, (2012), Riset Keperawatan Dan
Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi I, Jakarta:
Salemba Medika.
2. Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. Rineka Cipto. Jakarta.
3. Carpenito, L.J., (1999), Rencana Asuhan dan
Dokumentasi Keperawatan: Diagnosa
Keperawatan dan masalah Kolaboratif, Edisi
kedua, EGC, Jakarta.
4. Carpenito, L.J., (2013), Diagnosa Keperawatan:
Aplikasi Pada praktek Klinik, Edisi 6, EGC,
Jakarta.
5. Dalami, Ernawati dkk, (2012), Asuhan
Keperawatan Jiwa Dengan masalah
Psikososial, Jakarta: Trans Info Medika.
6. Engram, Barbara, (1999), Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal bedah, Volume 3, EGC,
Jakarta.
7. Hawari, D, ( 2002 ), ManajemenStres, Cemas
dan Depresi,Edisi 1, FKUI, Jakarta.
Citation: Nuryanti Erni, Abidin M Zainal & Normawati Ajeng Titah (2020) Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Page 5 of 5
Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis. Jurnal Studi Keperawatan Vol. 1 No. 1