Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa: Pengaruh Variasi Waktu Simpan Terhadap Kadar Protein Pada Ikan Tongkol
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa: Pengaruh Variasi Waktu Simpan Terhadap Kadar Protein Pada Ikan Tongkol
JURNAL LABORATORIUM
KHATULISTIWA
e-ISSN : 2597-9531
p-ISSN : 2597-9523
E-mail : maulidiyahsalim@gmail.com
Submitted : 5 Oktober 2017; Revised : 6 Oktober 2017; Accepted : 29 November 2017
Published : 30 November 2017
Abstract
Fish is one of the source of animal protein with nutrient such as protein, lipid and other minerals.
People generally save fish in the freezer so that it won’t decay. This research was aimed to analyze
the effect of storage time variation with protein level in mackerel tuna. This research was an quasi
experiment research where the results had been analyzed by using regression test. Samples use in
this research were fresh mackerel tuna based on visual criteria and their weight about ± 1000 grams.
The choosen samples with purposive sampling technic and 4 times replication so total samples were
24. The method using for protein testing was Kjeldahl Method. Results of the research obtained the
average of protein level in fresh mackarel tuna amount as 24,52%, 2-day-froze mackerel tuna fish
amount as 22,05%, 4-day-froze mackarel tuna 20,29%, 6-day-froze mackarel tuna 18,45% and 8-day-
froze mackarel tuna 16,03%. The result of regression test showed that there were no significant effect
between 2 days storage time variation (p=0,290), 4 days (p=0,242), 6 days (p=0,485) and 8 days
(p=0,059) with the protein level of mackerel tuna.
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani dengan kandungan gizi seperti protein, lemak, dan
mineral lainnya. Masyarakat umumnya menyimpan ikan dalam freezer agar tidak mengalami pem-
busukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi waktu simpan dengan kadar
protein pada ikan tongkol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dimana hasil pe-
nelitian dianalisis dengan menggunakan uji regresi. Sampel yang digunakan adalah ikan tongkol yang
segar secara visual dan memiliki berat ±1000 gr. Sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling
dan dilakukan replikasi sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 24 sampel. Metode yang digunakan untuk
pemeriksaan protein adalah metode Kjeldahl. Hasil penelitian menunjukkan diperoleh rata-rata kadar
protein pada ikan tongkol segar sebesar 24,52%, ikan tongkol beku hari ke-2 sebesar 22,05%, ikan
tongkol beku hari ke-4 20,29%, ikan tongkol beku hari ke-6 18,45% dan ikan tongkol beku hari ke-8
16,03%. Hasi uji regresi menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata antara variasi waktu simpan 2
hari (p=0,290), 4 hari (p=0,242), 6 hari (p=0,485) dan 8 hari (p=0,059) terhadap kadar protein ikan
tongkol.
1
Maulidiyah Salim & Linda Triana, Pengaruh Variasi Waktu Simpan Terhadap Kadar Protein...
2
JLK 1 (1) (2017) hlm. 1 - 7
26,46 %, ikan tongkol kulkas hari ke-3 20,91 %, Biokimia Fakultas Pertanian Universitas Tan-
ikan tongkol kulkas hari ke-4 7,96 %, ikan tong- jungpura Pontianak dengan jumlah sampel ikan
kol kulkas hari ke-5 5.80 %. tongkol sebanyak 6 ekor dilakukan pengulangan
Oleh karena itu, berdasarkan paparan dia- sebanyak 5 kali jadi total sampel sebanyak 30,
tas, maka penulis tertarik untuk melakukan pe- diperoleh kadar protein sebagai berikut :
nelitian tentang “Pengaruh Variasi Waktu Sim-
pan Kadar Protein Pada Ikan Tongkol ”. Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Protein Ikan Tongkol
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Va- Untuk melihat seberapa besar selisih pe-
riasi Waktu Simpan Kadar Protein Pada Ikan nurunan kadar protein pada masing-masing ikan
Tongkol dari Tempat Pelelangan Ikan Pontianak tongkol segar terhadap ikan tongkol beku 1 hari,
tahun 2015 yang dilakukan di Laboratorium 3 hari, 5 hari dan 7 hari, dapat dilihat dari tabel 3.
3
Maulidiyah Salim & Linda Triana, Pengaruh Variasi Waktu Simpan Terhadap Kadar Protein...
Tabel 3. Selisih Kadar Protein Ikan Tongkol Segar, 1 hari, Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar pro-
3 hari, 5 hari, 7 hari. tein pada ikan tongkol yang dibekukan selama
2 hari, 4 hari 6 hari dan 8 hari. Pada kelompok
No Kadar Protein Selisih Rata-rata
sampel ikan segar, setelah pembekuan 2 hari,
ITS1– ISB1 (1hari) 2,41
setelah pembekuan 4 hari, setelah pembekuan 6
ITS1– ISB1 (3hari) 3,13
1 4,11 hari dan setelah pembekuan 7 hari diperoleh data
ITS1– ISB1 (5hari) 3,31 yang bervariasi. Didapatkan penurunan rata-rata
ITS1 – ISB1 (7hari) 7,60 pada pembekuan 2 hari, 4 hari, 6 hari dan 8 hari.
ITS2– ISB2 (1hari) 3,51 Protein ikan segar adalah 23,7233%, setelah
ITS2 – ISB2 (3hari) 5,24 pembekuan 2 hari adalah 20.7167%, setelah
2 5,52
ITS2– ISB2 (5hari) 5,35 pembekuan 4 hari adalah 19,0500%, setelah
ITS2– ISB2 (7hari) 7,97 pembekuan 6 hari adalah 18,4383% dan setelah
ITS3– ISB3 (1hari) 4,19 pembekuan 8 hari adalah 23,7233%.
ITS3– ISB3 (3hari) 7,10
3 7,21 Tabel 5. Hubungan Lama Pembekuan Terhadap Kadar
ITS3– ISB3 (5hari) 6,95
Protein Ikan Tongkol
ITS3– ISB3 (7hari) 10,61
ITS4– ISB4 (1hari) 3,24 Variabel n r Sig (P)
ITS4– ISB4 (3hari) 5,78 Protein ikan segar - 6 0,960 0,001
5,86
4 protein ikan beku 1 hari
ITS4– ISB4 (5hari) 5,82
Protein ikan segar - 6 0,884 0,010
ITS4– ISB4 (7hari) 8,58 protein ikan beku 3 hari
ITS5– ISB5 (1hari) 2,27 Protein ikan segar - 6 0,742 0,046
protein ikan beku 5 hari
ITS5– ISB5 (3hari) 3,11
5 4,94 Protein ikan segar - 6 0,495 0,159
ITS5– ISB5 (5hari) 5,85 protein ikan beku 7 hari
ITS5– ISB5 (7hari) 8,53
ITS6– ISB6 (1hari) 2,41 Berdasarkan tabel 5, didapat nilai r un-
ITS6– ISB6 (3hari) 3,68 tuk protein ikan tongkol segar dengan protein
6 3,75
ITS6– ISB6 (5hari) 4,38 ikan tongkol beku 1 hari sebesar 0,960, nilai (r)
ITS6– ISB6 (7hari) 4,53 ikan tongkol segar dengan protein ikan tong-
kol beku 3 hari sebesar 0,0884, kedua variabel
Untuk melihat rata-rata kadar protein pada ini menunjukkan hubungan yang sangat kuat.
ikan tongkol segar dan ikan tongkol yang di Nilai r protein ikan tongkol segar dengan protein
bekukan selama 1 hari, 3 hari, 5 hari dan 7 hari ikan tongkol beku 5 hari sebesar 0,742, hal ini
dilakukan uji deskriptif. Pengolahan data dilaku- menunjukkan hubungan yang kuat, sedangkan
kan dengan menggunakan uji statistik dengan untuk nilai r protein ikan tongkol segar dengan
menggunakan perangkat lunak komputer. protein ikan tongkol beku 7 hari sebesar 0,495
menunjukkan hubungan yang sedang.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Analisa Deskriptif Kadar Pro- Berdasarkan tabel 5, didapat nilai Sig (p)
tein Ikan Tongkol yang mempunyai hubungan antara protein ikan
tongkol segar dengan protein ikan tongkol beku
N Mean
Std.
Min Max
adalah ikan tongkol beku 1 hari sebesar p =
Deviation
0,001 (p< 0,05), ikan tongkol beku 3 hari sebe-
segar 6 23.7233 1.72476 21,17 25,54
sar p = 0,010 (p< 0,05) dan ikan tongkol beku 5
ke-2 6 20.7167 1.22420 18,76 22,05
hari sebesar p = 0,046 (p< 0,05), sedangkan ikan
ke-4 6 19.0500 1.19953 17,49 20,30
tongkol beku 7 hari tidak mempunyai hubungan
ke-6 6 18.4383 1.46390 16,79 20,19
dengan ikan tongkol segar karena didapat nilai p
ke-8 6 15.7533 1.43557 14,08 17,57
= 0,159 (p> 0,05).
Total 30 19.5363 1.40959 17,66 21,13
4
JLK 1 (1) (2017) hlm. 1 - 7
Tabel 6. Pengaruh Lamanya Pembekuan Terhadap Kadar makanan yang sangat mudah busuk. Bahkan
Protein Pada Ikan Tongkol ikan lebih cepat mengalami proses pembusukan
dibandingkan dengan produk-produk hewan ter-
Variabel n Sig (P) R2
nak lainnya. Oleh karena itu salah satu usaha un-
Protein ikan segar - 6 0,242
protein ikan beku 1 hari tuk mempertahankan kesegaran ikan adalah den-
Protein ikan segar - 6 0,486 gan cara pembekuan. Dengan cara pembekuan,
protein ikan beku 3 hari 0,970 ikan dapat diperpanjang masa simpannya den-
Protein ikan segar - 6 0,425 gan tingkat kesegaran tinggi. Pengawetan ikan
protein ikan beku 5 hari
Protein ikan segar - 6 0,596
segar dengan cara pembekuan banyak dilakukan
protein ikan beku 7 hari di masyarakat dan pedangang ikan berkisar pada
suhu -30oC. Pada suhu tersebut kegiatan mikro-
R Square (R2) menerangkan seberapa be- ba dapat dihambat bahkan dihentikan. Beberapa
sar pengaruh kadar protein ikan tongkol yang proses seperti proses biokimia, kimiawi dan fisik
disebabkan oleh lamanya pembekuan. Dari tabel masih dapat berlangsung terus. Proses-proses
dapat dibaca nilai R2 sebesar 0.970, artinya bah- tersebut dapat menyebabkan kemunduran mutu
wa pengaruh penurunan kadar protein ikan tong- secara lambat pada ikan.
kol 97% disebabkan oleh lamanya pembekuan. Dalam penelitian ini adalah ikan tongkol
Berdasarkan tabel 5, didapat nilai Sig (p) yang diambil berdasarkan kriteria yang dibuat
protein ikan segar dengan protein ikan beku 1 oleh peneliti guna memudahkan pengambilan
hari sebesar p = 0,242 (p> 0,05) berarti tidak sampel. Sampel juga diambil berdasarkan krite-
ada pengaruh yang signifikan. Protein ikan segar ria visual ikan segar antara lain mata tampak cer-
dengan protein ikan beku 3 hari sebesar p = 0,486 ah, insang berwarna merah, daging bila ditekan
(p> 0,05) berarti tidak ada pengaruh yang sig- bekasnya segera lenyap.
nifikan. Protein ikan segar dengan protein ikan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
beku 5 hari sebesar p = 0,425 (p> 0,05) berarti kadar protein pada ikan khususnya ikan tong-
tidak ada pengaruh yang signifikan. Protein ikan kol segar dan ikan tongkol yang disimpan da-
segar dengan protein ikan beku 7 hari sebesar p = lam freezer selama 1, 3, 5, dan 7 hari. Pedagang
0,596 (p> 0,05) berarti tidak ada pengaruh yang dalam hal ini biasanya menyimpan ikan dalam
signifikan. Dari hasil nilai sig (p) menunjukkan keadaan beku dalam jangka waktu yang lama,
bahaw Ha ditolak karena tidak ada pengaruh an- ibu rumah tangga biasanya juga menyimpan
tara lamanya pembekuan terhadap penurunan ikan dalam freezer, tetapi mereka tidak meng-
kadar protein pada ikan tongkol. etahui bahwa sebenarnya unsur-unsur penting
Ikan merupakan bahan pangan yang men- yang terdapat dalam ikan yang disimpan dalam
gandung protein tinggi yang sangat dibutuhkan keadaan beku tersebut semakin lama disimpan
oleh manusia kerena selain mudah dicerna, juga maka unsur-unsur penting seperti protein akan
mengandung asam amino dengan pola hampir terus berkurang, sehingga kurang memberikan
sama dengan asam amino yang terdapat dalam manfaat bagi tubuh.
tubuh manusia (Evy Liviawaty, 2011). Pada penelitian ini, pemeriksaan kadar pro-
Ikan sangat bermanfaat bagi tubuh, kare- tein menggunakan metode kjeldahl. Metode ini
na ikan banyak mengandung unsur organik dan dipilih karena sederhana untuk penetapan nitro-
anorganik yang sangat berguna bagi manusia. gen total pada asam amino, protein, dan senya-
Mengkonsumsi ikan dapat menambah sumber wa yang mengandung protein. Selain metode
energi yang sangat dibutuhkan dalam menunjang kjeldahl, masih ada metode konvensional lain-
aktivitas kehidupan sehari-hari, membantu per- nya yaitu titrasi farmol. Hanya saja metode ini
tumbuhan dan pemeliharaan tubuh. memperting- digunakan untuk protein tidak terlarut. Metode
gi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit modern untuk pemeriksaan protein juga sudah
dan juga memperlancar proses-proses fisiologis ada, hanya saja metode ini jarang digunakan.
di dalam tubuh (Evy Liviawaty, 2011) Metode modern ini terdiri dari metode Lowry,
Meskipun ikan merupakan salah satu sum- spektrofotometri UV, dan spektrofotometri vis-
ber protein hewani yang banyak tersedia dipasa- ible (biuret) (Rgmaisyah, 2008). .
ran, tetapi ikan juga merupakan suatu bahan
5
Maulidiyah Salim & Linda Triana, Pengaruh Variasi Waktu Simpan Terhadap Kadar Protein...
Protein seharusnya hanya nitrogen yang perlakuan kimia seperti pemberian perlakuan or-
berasal dari protein saja yang ditentukan. Akan ganik, asam, alkali, garam dan detergen.
tetapi, hal ini sulit sekali dilakukan mengingat Suhu merupakan faktor yang berpengaruh
jumlah kandungan senyawa lain selain protein terhadap kemunduran mutu. Kemampuan mem-
dalam bahan biasanya sedikit. Penentuan jumlah perpanjang masa simpan dalam keadaan beku
N total tetap dilakukan untuk mewakili jumlah sangat tergantung pada jenis produk atau bahan
protein yang ada. Kadar protein yang ditentukan pangan. Produk perikanan umumnya lebih mu-
berdasarkan cara Kjeldahl ini disebut sebagai ka- dah mengalami kerusakan, sehingga pembekuan
dar protein kasar (crude protein) karena terikat pun menjadi alternatif pengawetan.Ikan yang
senyawa N bukan protein, misalnya urea, asam, dibekukan mempunyai daya awet yang tempo-
nukleat, ammonia, nitrat, nitrit, asam amino, am- rer artinya ikan tersebut akan tetap segar selama
ida, purin dan pirimidin (Rinaherowati,2008) disimpan di tempat bersuhu rendah (Rgmaisyah.
Pada penelitian ini, lamanya pembekuan 2008).
tidak mempengaruh kadar protein pada ikan Kadar protein akan menurun dengan ber-
tongkol dapat dilihat pada tabel 5 dari mas- tambahnya masa simpan, disebabkan karena
ing-masing variabel menunjukkan nilai p> 0,05. proses denaturasi. Penguraian protein yang ter-
Hal ini disebabkan karena kurang lamanya per- jadi menyebabkan kadar protein ikan yang ter-
lakuan pembekuan pada ikan tongkol. Tetapi lalu lama disimpan didalam freezer mengalami
pengaruh kadar protein ikan tongkol 97% dise- penurunan yang lambat.
babkan oleh pembekuan. Hal ini berbeda dengan
penelitian Ryan, yang menyatakan bahwa ada PENUTUP
perbedaan ikan segar dengan ikan yang disim-
pan didalam kulkas selama 7 hari pada suhu 40C. Hasil penelitian diperoleh rata-rata kadar
Penelitian lain oleh M. Rofiqur, diketahui protein pada ikan tongkol sebelum pembekuan
kadar protein ikan tongkol yang dibekukan se- sebesar 25,08%, pembekuan 2 hari sebesar
lama 8 minggu. Dari hasil penelitian bahwa ada 22,47%, pembekuan 4 hari sebesar 20,42%,
pengaruh kadar protein ikan kembung sebe- pembekuan 6 hari sebesar 18,20%, pembekuan 8
lum dan sesudah dibekukan selama 8 minggu hari sebesar 15,63% setelah diuji menggunakan
(Rofiqur. 1996). perangkat komputer diperoleh nilai p = 0,271
Selama penyimpanan beku terlihat bahwa (p>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada
kadar protein pada ikan tongkol yang di bekukan pengaruh lama pembekuan terhadap penurunan
selama 1 hari, 3 hari, 5 hari dan 7 hari cenderung kadar protein pada ikan tongkol.
menurun. Hal ini disebabkan oleh adanya proses
perombakan protein di dalam tubuh ikan. Pros- DAFTAR PUSTAKA
es perombakan protein baik oleh enzim mau-
pun bakteri akan menghasilkan senyawa protein Alimul Aziz A, Hidayat. (2011). Metodologi Pe-
yang lebih sederhana, diantaranya asam-asam nelitian Keperawatan dan Teknik Anali-
amino bebas dan basa-basa nitrogen yang men- sis Data. Salemba Medika, Jakarta.
guap (Rofiqur. 1996) A.S. Murniyati & Sunarman. (2000). Pendingi-
Penurunan protein yang terjadi pada ikan nan, Pembekuan, dan Pengawetan Ikan.
berbeda-beda, hal ini dikarenakan tingkat ke- Kanisius, Yogyakarta.
mampuan denaturasi pada masing-masing ikan Bukcle. (2009). Ilmu Pangan,: Universitas In-
juga berbeda. Rendahnya kadar protein pada donesia, Jakarta.
ikan juga dipengaruhi oleh hilangnya protein Desrosier, Norman W. (1988). Teknologi Pen-
selama proses pemanasan pada saat destruksi. gawetan Pangan ; penerjemah, Muchji
Pemanasan yang dilakukan dalam waktu yang Muljohardjo,Universitas Indonesia. Ja-
lama dapat mengakibatkan nilai gizi protein karta.
akan berkuran(Machbubatul Ch. 2008). Nazmi Batubara, Ulfa. Analisa Protein, Kalsi-
Ada beberapa perlakuan yang dapat menye- um, dan Lemak Pada Ikan Pora-
babkan proses denaturasi, yaitu perlakuan fisik pora.http://repository.usu.ac.id/bit-
seperti panas, sinar UV, dan tekanan tinggi serta stream/123456789/1/09E02755.pdf
6
JLK 1 (1) (2017) hlm. 1 - 7