You are on page 1of 12

Volume 2. No.

2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

PENGARUH KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP


PENURUNAN SUHU TUBUH BAYI SAAT DEMAM
PASCA IMUNISASI DI WILAYAH KERJA
POLINDES PAGAR AYU MUSI RAWAS

Vedjia Medhyna1) Rizky Utami Putri2)


1
Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock, Bukittinggi, Sumatera Barat Indonesia
Email:vedjiamedhyna@gmail.com
2
Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock, Bukittinggi, Sumatera Barat Indonesia
Email : utami_r@gmail.com

ABSTRACT
Global immunization coverage based on WHO ESTIMATION (2013), DPT3 84 %, polio with 3 doses
84 %, measles with 1 dose of 84 % Indonesia has coverage of measles immunization program above
90 % since 2008. The year 2016 slightly increased from the year 2015, this equal
93,0%.Immunization coverage in musi rawas regency (84,2%). The research is done by pre
eksperiment method with one group pretest-postest. On April2020 at work area pagar ayu sub health
center megang sakti district of musi rawas regency. The population in this study as many as 22
people, and the sample of 22 people, with sampling accidental sampling technique. The result of
statistic test obtained p value 0,000 means the influences of onion compress to thedecrease of baby’s
body temperature when post immunizationfever in work area pagar ayu sub health center megang
sakti district musi rawas regency in 2020. The conclusion the influences of onion compress to
decrease baby’s body temperature during fever in work area pagar ayu sub helath center megang
sakti district musi rawas regency in 2020. Researcher suggest to mother to increase knowledge and
insight about the initial handling to decreaseof baby;s body temperature post immunization by onion
compress intervention and can be applied in everyday.
Keywords : Onion Compress, Body Temperature, Fever
References : 33 (2007-2020)
ABSTRAK

Cakupan imunisasi global berdasarkan estmasi WHO (2013), DPT3 sebesar 84%, polio
dengan 3 dosis sebesar 84%, campak dengan 1 dosis sebesar 84% Indonesia memiliki cakupan
imunisasi campak program di atas 90% sejak tahun 2008. Tahun 2016 sedikit meningkat dari tahun
2015, yaitu sebesar 93,0%. Cakupan imunisasi di kabupaten musi rawas (84,2%). Penelitian dilakukan
dengan metode pre eksperimen dengan pendekatan one group pre test-posttest. Pada bulan April2020
di wilayah kerja polindes pagar ayu kecamatan megang sakti kabupaten musi rawas. Sampel dlam
penelitian sebanyak 22 orang, dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil
penelitian dari 22 orang responden, didapatkan rerata suhu tubuh sebelum dialkukan kompres bawang
merah. Hasil uji statistic didapatkan p value 0,000 artinya adanya pengaruh kompres bawang merah
terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam pasca imunisasi di wilayah kerja polindes pagar ayu
kesimpulan berpengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam
pasca imunisasi di wilayah kerja polindes pagar ayu kecamatan megng sakti kabupaten musi rawas
tahun 2020. Peneliti menyarankan pada ibu agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
penanganan awal penurunan suhu tubuh pada bayi dengan kompres bawang merah, dan dapat
diaplikasikan di kehidupan sehari-harinya.
Kata kunci : Kompres Bawang Merah, Suhu Tubuh, Demam
Daftar pustaka : 33 (2007-2020)
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

sebesar 1,5 juta kematian, dengan


PENDAHULUAN proporsi kematian karena pneumococcal
Imunisasi adalah suatu upaya untuk diseases sebesar 32%, rotavirus 30%,
menimbulkan/meningkatkan kekebalan hepatitis B/Hib 13%, pertusis 13%,
seseorang secara aktif terhadap suatu campak 8%, dan tetanus neonatorum 4%
penyakit tertentu, sehingga bila suatu saat (WHO, 2014)
terpapar dengan penyakit tersebut tidak Cakupan imunisasi global
akan sakit atau hanya mengalami sakit berdasarkan estimasi WHO (2013), DPT3
ringan. Beberapa penyakit menular yang sebesar 84%, polio dengan 3 dosis
termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat sebesar 84%, campak dengan 1 dosis
Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara sebesar 84%, cakupan Hepatitis B 3 dosis
lain TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, sebesar 81% serta 25 negara belum
Pertusis, Campak, Polio, radang selaput mencapai eliminasi maternal tetanus
otak, dan radang paru-paru (Depkes: neonatal. Jumlah anak dibawah 1 tahun
2016.p.128). yang tidak mendapatkan imunisasi DPT3
Anak yang telah diberi imunisasi diseluruh dunia sebesar 21,8 juta, dan
akan terlindungi dari berbagai penyakit hampir 70% dari anak-anak tersebut
berbahaya tersebut, yang dapat berada di 10 negara yaitu Kongo,
menimbulkan kecacatan atau kematian. Ethiopia, India, Kenya, Mexico, Nigeria,
Imunisasi merupakan salah satu Pakistan, Vietnam, Afrika Selatan dan
intervensi kesehatan yang terbukti paling Indonesia (WHO, 2014).
cost-effective (murah), karena dapat Indonesia memiliki cakupan
mencegah dan mengurangi kejadian imunisasi campak program di atas 90%
kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat sejak tahun 2008. Tahun 2016 sedikit
PD3I yang diperkirakan 2 hingga 3 juta meningkat dari tahun 2015, yaitu sebesar
kematian tiap tahunnya (Depkes: 93,0%. Menurut provinsi, terdapat sebelas
2016.p.128). provinsi yang telah berhasil mencapai
Berdasarkan data yang dihimpun target 95%. Hasilnya dapat diketahui
UNICEF masih ada 1.3 juta anak setiap bahwa seluruh bayi di Provinsi Jambi,
tahunnya tidak mendapatkan imunisasi Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Tengah
yang lengkap. Lantas akibatnya anak telah mendapatkan imunisasi campak.
yang meninggal akibat campak mencapai Sedangkan provinsi dengan cakupan
30.000 setiap tahun dan hepatitis terendah yaitu Kalimantan Utara sebesar
menyerang lebih dari 20 % anak 57,8%, Papua 63,5% dan Aceh 73,5%
Indonesia. Tanpa imunisasi di Indonesia (Depkes: 2016.p.130)
kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan Data yang dapat diketahui bahwa
meninggal karena batuk rejan, 1 dari 100 seluruh bayi di Provinsi DKI Jakarta,
kelahiran anak akan meninggal karena Jawa Tengah, Jambi, dan Nusa Tenggara
penyakit tetanus, dan dari 200 anak 1 Barat telah mendapatkan imunisasi dasar
(satu) akan menderita penyakit polio lengkap. Sedangkan provinsi dengan
(Mursyida, 2013).Menurut penelitian capaian terendah yaitu Kalimantan Utara
Oliveira (2014) di Angola, cakupan (56,08%), Papua (59,99%), dan Maluku
imunisasi dasar hanya 37 %, lebih tinggi (67,56%) (Depkes: 2016.p.130).
pada anak < 1 tahun (52 %). Indikator lain yang diukur untuk
Penyakit yang Dapat Dicegah menilai keberhasilan pelaksanaan
Dengan Imunisasi (PD3I) merupakan imunisasi yaitu Universal Child
salah satu penyebab utama kematian bayi Immunization (UCI) desa/kelurahan. UCI
dan balita. Berdasarkan estimasi WHO desa/kelurahan adalah gambaran suatu
(2008) diperkirakan kematian akibat desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah
PD3I pada anak usia dibawah 5 tahun bayi (0-11 bulan) yang ada di
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

desa/kelurahan tersebut sudah mendapat berperan dalam meningkatkan


imunisasi dasar lengkap (Depkes: perkembangan imunitas spesifik dan non
2016.p.131) spesifik dalam membantu pemulihan atau
Pada tahun 2016 terdapat tiga pertahanan terhadp infeksi (Sodikin:
provinsi memiliki capaian tertinggi yaitu 2012. p.31).
Bali (100%), DI Yogyakarta (100%), dan Penelitian lain juga yang telah
Jawa Tengah sebesar 99.93%. Sedangkan dilakukan oleh Thaib, Darussalam, Yusuf,
provinsi dengan capaian terendah yaitu Andid tahun 2013 dengan judul cakupan
Kalimanatan Utara (30,69%), Papua imunisasi dasar anak usia 1- 5 tahun dan
Barat (56,77%) dan Papua (61.59%) beberapa faktor yang berhubungan di
(Depkes: 2016.p.131). poliklinik anak Rumah Sakit Ibu Dan
Berdasarkan data untuk imunisasi Anak (RSIA) Banda Aceh dengan hasil
BCG sebagai indikator aksesibilitas seratus tiga anak diikutsertakan dalam
program, dari target >95 %, terdapat 7 penelitian. Cakupan imunisasi dasar pada
(tujuh) kabupaten/kota yang belum anak usia 1-5 tahun 86 (83,5%) lengkap,
mencapai hasilyang diharapkan, yaitu 16 (15,5%) tidak lengkap, dan 1 (1%)
Kabupaten OKI (69.5%), kabupaten tidak pernah diimunisasi. Alasan tidak
Muara Enim (92.9%), 469 kabupaten pernah diimunisasi atau tidak melengkapi
Musi Rawas (84.2%), kabupaten imunisasi adalah ibu cemas akan efek
Banyuasin (91.1%), kabupaten OKU samping 12 (70,6%), 4 (23,5%) sering
Selatan (88.9%), Pali (%(.2%) dan sakit, dan 1 (5,9%) orangtua beralasan
kabupaten Muratara (93.6%) (Dinas imunisasi haram. Terdapat hubungan
Kesehatan Sumatra Selatan: 2014.p.68). yang bermakna antara sebaran pendidikan
Untuk cakupan DPT/HB 3 dari ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar
target > 90%, sudah 12 kabupaten/kota (p<0,05)
yang mencapai target, sedangkan 5 (lima) Berdasarkan survey awal di
kabupaten/kota yang belum mencapai Puskesmas Megang Sakti Kecamatan
hasil yang diharapkan, yaitu Kabupaten Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas
OKI (64%), Kabupaten Muara Enim terdapat data imunisasi lengkap pada
(89.9%), Kabupaten Banyuasin (86.2%), tahun 2020 rata-rata paling tinggi tiap
Kabupaten Pali (58.7%) dan Kabupaten bulanya pada bulan desember terdapat 3
Muratara (86.7%). Untuk cakupan desa yaitu desa Muara Megang I
imunisasi campak sebagai indikator (143,8%), Maura Megang (119,4% ) dan
tingkat perlindungan program targetnya Tri Sakti (117,4%). Kemudian rata-rata
adalah >90 %, 15 kabupaten/kota telah paling rendah ada 3 desa yaitu desa Pagar
mencapai target tersebut, Sedangkan 2 Ayu pada bulan januari (1,8%), desa
(dua) Kabupaten/Kota belum mencapai Mulyosari bulan februari (5,3%), dan
target yaitu Kabupaten OKI (66.8%) dan desa Jajaran Baru I bulan maret (12,6%).
Kabupaten Pali (59.7%) (Dinas Peneliti melakukan survey pada 10
Kesehatan Sumatra Selatan: 2014.p.69) bayi mengalami demam 2 diantaranya
Demam merupakan suatu keadaan mengalami kejang demam, 3 diantaranya
suhu tubuh diatas normal sebagian akibat memiliki suhu diatas 37,90C dan 5
peninggkatan pusat pengatur suhu diantaranya memiliki suhu ditas 37,70C.
dihipotalamus dalam (Sodikin: 2012.p.32 Sebagian disebabkan karena riwayat
). Sebagaian besar demam pada anak keluarga kejang, terjadi pada saat musim
merupaka akibat perubahan pada pusat penghujan dan awal musim kemarau
panas (termoregulasi) di hipotalamus. (November- Desember) menyerang
Penyakit-penyakit yang ditandai dengan sebagian berusia bayi dan anak-anak.
adanya demam dapat menyerang sytem Berdasarkan hasil wawancara
tubuh. Selain itu demam mungkin peneliti dengan responden dari 10 orang
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

responden 4 diantaranya mengatakan dia sampel dibagi dalam kategori (misalnya :


mengalami demam dengan penanganan pria-wanita, pegawai negri-swasta dan
tradisional seperti kompres air hangat, lain-lain) maka jumlah anggota sampel
dan pengobatan farmakologis jika demam setiap kategori minimal 30.
bertambah parah. Kemudian 6 Sehingga besar sampel yang
diantaranya mengalami demam dengan diperlukan adalah n = 20. Berdasarkan
penanganan yang dilakukan adalah antisipasi peneliti adanya drop out dalam
membawa ke pelayanan kesehatan proses penelitian ini, menambah jumlah
sesegera mungkin tanpa melakukan sampel sebesar 20 %. Oleh karena itu
pengobatan alternatif. Berdasarkan jumlah sampel yang diperlukan adalah 20
wawancara dengan kepala puskesmas + 2 = 22 atau n = 22 sehingga jumlah
didapatkan belum adanya dilakukan sampel yang diperlukan dalam penelitian
penanganan demam dengan cara non ini adalah n = 22 responden. Kriteria
farmakologis seperti pemberian bawang inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang
merah pada bayi Berdasarkan hal tersebut perlu dipenuhi oleh setiap anggota
maka penulis tertarik untuk melakukan populasi yang dapat diambil sebagai
penelitian dalam bentuk eksperimen sampel. Sedangkan kriteria eksklusi
untuk mengetahui pengaruh kompres adalah ciriciri anggota populasi yang
bawang merah(Allium ascalonicum L) tidak dapat diambil sebagai sampel
terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat (Notoatmodjo: 2012.p.130). analisa data
demam pasca imunisasi di Wilayah Kerja yang digunakan yaitu analisis univariat
Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang dan bivariate.
Sakti Kabupaten Musi Rawas tahun 2020.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan Analisa Univariat Dari hasil
adalah Pre-eksperimen dengan penelitian yang peneliti dapat pada
pendekatan One Group Pretest-postest responden yang berjumlah 22 orang
dimana rancangan ini hanya responden, maka peneliti mendapatkan
menggunakan satu kelompok saja tanpa hasil univariat tentang pengaruh kompres
kelompok pembanding. Model ini sudah bawang merah (Allium ascalonicum L)
mengunakan tes awal seingga besarnya terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat
efek dari eksperimen dapat diketahui demam pasca imunisasi di Wilayah Kerja
dengan pasti. (Arikunto: 2007.p.212) Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang
Penelitian ini sudah dilaksanakan Sakti Kabupaten Musi Rawas tahun 2017,
di Wilayah Kerja Polindes Pagar sebagai berikut pada tabel dibawah ini.
AyuKecamatan Megang Sakti Kabupaten 1. Rata-Rata Suhu Tubuh Pada Bayi
Musi Rawas. Penelitian ini akan Demam Sebelum Diberikan Kompres
dilakukan pada bulan April2020. Populasi
Bawang Merah (Allium ascalonicum
dalam penelitian ini adalahbayi demam
L) Saat Demam di Wilayah Kerja
pasca imunisasi yang berada di Wilayah Polindes Pagar Ayu Kecamatan
Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi
Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Rawas tahun 2020
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini accidental sampling Tabel 5.1
(Nursalam: 2013.p.174).Ukuran sampel Rata-rata Tubuh Pada Bayi Demam
untuk penelitian seperti berikut: sebelum diberikan Kompres Bawang
(Sugiyono: 2006.p.131-132) Ukuran Merah Saat Demam di wilayah Kerja
sampel yang layak dalam penelitian Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang
adalah antara 30 sampai dengan 500.Bila Sakti Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

1. Pengaruh kompres bawang merah


(Allium ascalonicum L) terhadap
penurunan suhu tubuh bayi saat
demam pasca imunisasi di Wilayah
Kerja Polindes Pagar Ayu
Berdasarkan tabel 5.1 peneliti dapat Kecamatan Megang Sakti Kabupaten
menjelaskan dari 22 orang responden, Musi Rawas tahun 2020
didapatkan rata-rata suhu tubuh Tabel 5.3
responden sebanyak 37,941, dengan SD ± Pengaruh Kompres Bawang Merah
0,0590, dan standar eror ± 0,0126. Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Bayi
2. Rata-Rata Suhu Tubuh Pada Bayi Saat Demam di Wilayah Kerja Polindes
Demam Sesudah Diberikan Kompres Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Bawang Merah (Allium ascalonicum Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020
L) Saat Demam di Wilayah Kerja
Polindes Pagar Ayu Kecamatan
Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas
tahun 2020
Tabel 5.1
Rata-rata Tubuh Pada Bayi Demam
sesudah diberikan Kompres Bawang Berdasarkan tabel 5.3 peneliti
Merah Saat Demam di wilayah Kerja dapat menjelaskan dari 22 orang
Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang responden, didapatkan rerata suhu tubuh
Sakti Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020 sebelum dilakukan kompres bawang
merah 37,941, dengan SD ± 0,0590.
Rerata suhu tubuh sesudah dilakukan
kompres bawang merah 37,386, dengan
SD ± 0,0710. Perbedaan rata-rata antara
suhu tubuh sebelum dan sesudah
dilakukannya kompres bawang merah
adalah -4,234. Hasil uji statistik
didapatkan p value 0,000 artinya adanya
Berdasarkan tabel 5.2 peneliti pengaruh kompres bawang merah
dapat menjelaskan dari 22 orang (Allium ascalonicum L) terhadap
responden, didapatkan rata-rata suhu penurunan suhu tubuh bayi saat demam
tubuh responden sebanyak 37,386, pasca imunisasi di Wilayah Kerja
dengan SD ± 0,0710, dan standar eror ± Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang
0,0151 Sakti Kabupaten Musi Rawas tahun 2020
Analisa Bivariat Berdasarkan
analisa bivariat yang peneliti lakukan, B. Pembahasan Hasil Temuan
pengaruh kompres bawang merah Analisa Univariat
(Allium ascalonicum L) terhadap 1. Rata-Rata Suhu Tubuh Pada Bayi
penurunan suhu tubuh bayi saat demam Demam Sebelum Diberikan Kompres
pasca imunisasi di Wilayah Kerja Bawang Merah (Allium ascalonicum
Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang L) Saat Demam di Wilayah Kerja
Sakti Kabupaten Musi Rawas tahun 2017, Polindes Pagar Ayu Kecamatan
pada penelitian ini untuk melihat suhu Megang Sakti Kabupaten Musi
tubuh sebelum dan sesudah perlakuan Rawas tahun 2020
dengan memakai rumus uji Wilcoxon Berdasarkan tabel 5.1 peneliti dapat
Signed Rank Test dengan alpha = 0,05 menjelaskan dari 22 orang responden,
sebagai berikut dibawah ini didapatkan rata-rata suhu tubuh
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

responden sebanyak 37,941, dengan SD ± mengindikasikan keparahan (etiologi)


0,0590, dan standar eror ± 0,0126. infeksi yang menyingkirkan keraguan
Menjaga kesehatan anak menjadi penilaian penggunaan demam sebagai
perhatian khusus para ibu, terlebih indikator diagnostik atau prognostik.
pergantian musim yang umumnya disertai (Sodikin: 2012.P.32)
dengan berkembangnya berbagai Penelitian lain yang dilakukan
penyakit. Berbagai penyakit itu biasanya oleh Suryono tahun 2012, tentang
makin mewabah pada musim peralihan, efektifitas bawang merah terhadap
baik dari musim kemarau ke penghujan penurunan suhu tubuh pada anak febris 1-
maupun sebaliknya. Kondisi anak dari 5 tahun. Didapatkan hasil suhu tubuh
sehat menjadi sakit mengakibatkan tubuh sebelum 37,98oC, suhu tubuh setelah
bereaksi untuk meningkatkan suhu yang 37,58 oC, didapatkan nilai p value 0,000
biasa disebut demam ( Mohamad: dapat disimpulkan adanya perbedaan
2011.p.1). suhu tubuh anak demam sebelum dan
Demam dapat di defenisikan sesudah pemberian bawang merah
dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas Menurut asumsi peneliti bayi yang
normal sebagai akibat normal akibat mengalami peningkatan suhu tubuh di
peningkatan pusat pengatur suhu di sebabkan beberapa faktor diantara nya
hipotalamus, yang di pengaruihi oleh IL- virus, cuaca buruk dan perlawanan tubuh
1. Pusat pengatur suhu mempertahankan terhadap suatu virus yang masuk.
suhu dalam keadaan seimbang baik pada Sehingga bayi mudah mengalami suhu
saat sehat ataupun demam dengan tubuh meningkat sehingga bayi diberikan
mengatur keseimbangan diantara obat anti piretik pada bayi. Terjadi suatu
produksi dan pelepasan panas tubuh . Bila keadaan peningkatan suhu tubuh yang
terjadi suatu keadaan peningkatan suhu tidak teratur, karena disebabkan oleh
tubuh yang tidak teratur, karena ketidak seimbangan antara produksi dan
disebabkan oleh ketidak seimbangan pembatas panas, disebut dengan
antara produksi dan pembatas panas, hipertermi.Rata-rata suhu tubuh pada bayi
disebut dengan hipertermi. Pada keadaan sebelum diberikan kompres bawang
hipertermi, hipertemia, inteleukin-1 tidak merah 37,941, dengan SD ± 0,0590, dan
terlibat, akibatnya pusat pengatur suhu di standar eror 0,0126.
hipotalamus berada dalam keadaan 2. Rata-Rata Suhu Tubuh Pada Bayi
normal (Sodikin: 2012, p.31-32). Demam Sesudah Diberikan Kompres
Demam terjadi jika berbagai Bawang Merah (Allium ascalonicum
proses infeksi ataupun noninfeksi saling L) Saat Demam di Wilayah Kerja
berinteraksi dengan mekanisme Polindes Pagar Ayu Kecamatan
pertahanan hospes (penjamu). Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas
Kebanyakan demam pada anak akibat tahun 2020.
perubahan pada pusat panas Berdasarkan tabel 5.2 peneliti dapat
(termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit- menjelaskan dari 20 orang responden,
penyakit yang ditandai dengan adanya didapatkan rata-rata suhu tubuh
demam dapat menyerang sistem tubuh. responden sebanyak 37,386, dengan SD ±
Selain itu demam mungkin berperan 0,0710, dan standar eror 0,0151. Demam
dalam meningkatkan perkembangan dapat di defenisikan dengan suatu
imunitas spesifik dan nonspesifik dan keadaan suhu tubuh di atas normal
dalam membantu pemulihan dan sebagai akibat normal akibat peningkatan
pertahanan infeksi. Berbeda dengan pusat pengatur suhu di hipotalamus, yang
keyakinan yang lebih umum, baik di pengaruihi oleh IL-1. Pusat pengatur
peningkatan suhu maupun respons suhu mempertahankan suhu dalam
terhadap antipiretik tidak keadaan seimbang baik pada saat sehat
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

ataupun demam dengan mengatur memiliki umbi yang lebih besar dan
keseimbangan diantara produksi dan aroma minyak katsirinya kurang
pelepasan panas tubuh. Bila terjadi suatu dibanding bawang merah biasa atau
keadaan peningkatan suhu tubuh yang ahallot (Allium Ascalonicum L.) ada
tidak teratur, karena disebabkan oleh yang merah, coklat, putih dan kuning.
ketidak seimbangan antara produksi dan Sedangkan umbi bawang merah (Allium
pembatas panas, disebut dengan Ascalonicum L.) berwarna kuning atau
hipertermi. Pada keadaan hipertermi, merah (Karneli: 2013,P.117).
hipertemia, inteleukin-1 tidak terlibat, Pertolongan pertama yang dilakukan
akibatnya pusat pengatur suhu di oleh orang tua untuk mengatasi kenaikan
hipotalamus berada dalam keadaan suhu yang tinggi tersebut pada umumnya
normal (Sodikin: 2012, p.31-32). adalah dengan memberikan obat penurun
Demam terjadi jika berbagai proses panas berbahan kimia seperti golongan
infeksi ataupun noninfeksi saling Paracetamol atau Asam Salisilat. Tidak
berinteraksi dengan mekanisme banyak orang tua zaman sekarang ini
pertahanan hospes (penjamu). memberikan ramuan herbal. Padahal,
Kebanyakan demam pada anak akibat ramuan herbal ini secara turun temurun
perubahan pada pusat panas telah diwariskan dan tak kalah ampuh
(termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit- sebagai peredam demam, misalnya
penyakit yang ditandai dengan adanya bawang merah, air kelapa muda,
demam dapat menyerang sistem tubuh. lempuyang empirit, kunyit dan pegagan
Selain itu demam mungkin berperan (Rachmad: 2012.p.1-2).
dalam meningkatkan perkembangan Masyarakat di pedesaan yang keadaan
imunitas spesifik dan nonspesifik dan sosial ekonominya relatif menengah
dalam membantu pemulihan dan kebawah masih banyak yang
pertahanan infeksi. Berbeda dengan menggunakan bawang merah sebagai
keyakinan yang lebih umum, baik penurun suhu tubuh dan daerah-daerah di
peningkatan suhu maupun respons Indonesia sering menggunakan bawang
terhadap antipiretik tidak merah untuk meredakan demam pada
mengindikasikan keparahan (etiologi) anak, perut kembung, muntahmuntah,
infeksi yang menyingkirkan keraguan masuk angin dan batuk.(Soedarso:
penilaian penggunaan demam sebagai 2012.p.16)
indikator diagnostik atau prognostik. Bawang merah mempunyai banyak
(Sodikin: 2012.P.32). fungsi dalam pengobatan tradisional,
Bawang merah (Allium Cepa var. bawang merah juga bisa mengurangi
ascalonicum) merupakan sayuran umbi resiko kolesterol, serangan jantung,
yang multiguna, dapat digunakan sebagai kanker hingga radang. Secara ilmiah
bumbu masakan, sayuran, penyedap kandungan sulfur dalam bawang merah
masakan, disamping sebagai obat yang dikonsumsi secara teratur dapat
tradisional karena efek antiseptik menurunkan kolesterol dan
senyawa anilin dan alisin yang menghilangkan gumpalan darah,
dikandungnya (Rachmad, et.al, 2012) sedangkan kandungan flavon-glikosida
Bawang merah terdiri dari beberapa berfungsi sebagai anti radang dan
jenis, yaitu bawang merah biasa atau pembunuh bakteri.(Jaelani: 2007.p.22)
ahallot (Allium Ascalonicum L.)dan Kandungan kimiawi bawang merah
bawang merah bombay (Allium Cepa L). adalah minyak atsiri, siklo aliin, meti
Perbedaan dua jenis bawang ini tidak aliin, dihidro aliin, flavoglikosida,
jelas, namun terletak pada bentuk dan kuersetin, samponin, peptida, fitohormon,
aroma minyak atsirinya, yakni pada vitamin, zat pati. (Kurdi: 2010.p.59).
bawang bombay (Allium Cepa L) Untuk penurunan demam sendiri
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

menggunakan umbi bawang merah yang termoregulator untuk merespon ransangan


memiliki kandungn zat sikloaliin untuk yang ada, sehingga dapat mengurangi
menurunkan suhu tubuh. Sama dengan suhu kulit melalui vasokonstriksi kulit ini
kandungan lainnya bawang merah, yaitu dikoordinasikan oleh hipotalamus melalui
metialiin, kuersetin, kaemfreol, dan keluaran sistem saraf simpatis. Sehingga
floroglusin. Kelima zat tersebut berfungsi dari kandungan zat yang ada dalam
sebagai penurunpanas atau suhu tubuh bawang merah bisa menurunkan suhu
yang dapat diandalkan. Sehingga dapat tubuh pada responden.
digunakan untuk obat demam (Soedarso: Analisa Bivariat
2012.p.46). 1. Pengaruh kompres bawang merah
Dalam bawang merah mengandung (Allium ascalonicum L) terhadap
asam glutamate yang merupakan natural penurunan suhu tubuh bayi saat
essence (penguat rasa alamiah), terdapat demam pasca imunisasi di Wilayah
juga senyawa propil disulfide dan propil Kerja Polindes Pagar Ayu
metil disulfide yang mudah menguap. Kecamatan Megang Sakti Kabupaten
Jika dimanfaatkan sesuai dosisyang tepat Musi Rawas tahun 2020
maka bawang merah dapat digunakan Berdasarkan tabel 5.3 peneliti dapat
sebagai penurunan suhu tubuh khususnya menjelaskan dari 22 orang responden,
padaanak usia 1-5 tahun yang mengalami didapatkan rerata suhu tubuh sebelum
peningkatan suhu tubuh (Jaelani: dilakukan kompres bawang merah
2007.p.16). 37,941, dengan SD ± 0,0590. Rerata suhu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tubuh sesudah dilakukan kompres
oleh Cahyaningrum tahun 2017, tentang bawang merah 37,386, dengan SD ±
perbedaan suhu tubuh anak demam 0,0710. Rank rata-rata antara suhu tubuh
sebelum dan sesudah kompres bawang sebelum dan sesudah dilakukannya
merah. Didapatkan hasil suhu tubuh kompres bawang merah adalah 11,50,
sebelum 37,832 oC, suhu tubuh setelah dengan sum253,00. Hasil uji statistik
37,098 oC, didapatkan nilai p value 0,000 didapatkan p value 0,000 artinya adanya
dapat disimpulkan adanya perbedaan pengaruh kompres bawang merah
suhu tubuh anak demam sebelum dan (Allium ascalonicum L) terhadap
sesudah kompres bawang merah. penurunan suhu tubuh bayi saat demam
Menurut asumsi peneliti suhu tubuh pasca imunisasi di Wilayah Kerja
sesudah di lakukan pemberian kompres Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang
bawang merah pada responden yang Sakti Kabupaten Musi Rawas tahun 2020.
sedang mengalami demam dengan rata- Demam dapat di defenisikan
rata 37,386, dengan SD ± 0,0710, dan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas
standar eror 0,0113. Pada penelitian ini normal sebagai akibat normal akibat
faktor penurun panas pada bayi yaitu peningkatan pusat pengatur suhu di
disini bayi sama-sama memakai singlet, hipotalamus, yang di pengaruihi oleh IL-
dan tidak dibolehkan memakai pakaian 1. Pusat pengatur suhu mempertahankan
yang dalam, seperti celana panjang atau suhu dalam keadaan seimbang baik pada
pun pakaian yang tebal. Penurunan suhu saat sehat ataupun demam dengan
tubuh pada responden diakibatkan oleh mengatur keseimbangan diantara
adanya efek dari pemberian kompres produksi dan pelepasan panas tubuh . Bila
bawang merah pada tubuh bayi sehingga terjadi suatu keadaan peningkatan suhu
bisa menurunkan suhu tubuh pada bayi. tubuh yang tidak teratur, karena
Kompres bawang merah dilakukan pada disebabkan oleh ketidak seimbangan
kulit dapat direspon oleh Termoreseptor antara produksi dan pembatas panas,
perifer dan sistem saraf perifer sehingga disebut dengan hipertermi. Pada keadaan
mengasitau ke hipotalamus atau hipertermi, hipertemia, inteleukin-1 tidak
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

terlibat, akibatnya pusat pengatur suhu di Dalam bawang merah


hipotalamus berada dalam keadaan mengandung asam glutamate yang
normal (Sodikin: 2012, p.31-32). merupakan natural essence (penguat rasa
Demam terjadi jika berbagai alamiah), terdapat juga senyawa propil
proses infeksi ataupun noninfeksi saling disulfide dan propil metil disulfide yang
berinteraksi dengan mekanisme mudah menguap. Jika dimanfaatkan
pertahanan hospes (penjamu). sesuai dosisyang tepat maka bawang
Kebanyakan demam pada anak akibat merah dapat digunakan sebagai
perubahan pada pusat panas penurunan suhu tubuh khususnya
(termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit- padaanak usia 1-5 tahun yang mengalami
penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh (Jaelani:
demam dapat menyerang sistem tubuh. 2007.p.16)
Selain itu demam mungkin berperan Mekanisme pengurangan panas
dalam meningkatkan perkembangan juga dapat dikontrol, terutama oleh
imunitas spesifik dan nonspesifik dan hipotalamus. Hipotalamus harus secara
dalam membantu pemulihan dan terus menerus mendapat informasi
pertahanan infeksi. Berbeda dengan mengenai suhu kulit dan suhu inti melalui
keyakinan yang lebih umum, baik reseptor-reseptor khusus yang peka suhu
peningkatan suhu maupun respons yang disebut termoreseptor.
terhadap antipiretik tidak Termoreseptor perifer memantau suhu di
mengindikasikan keparahan (etiologi) seluruh tubuh dan menyalurkan informasi
infeksi yang menyingkirkan keraguan mengenai perubahan suhu permukaan ke
penilaian penggunaan demam sebagai hipotalamus. Kompres bawang merah
indikator diagnostik atau prognostik. dilakukan pada kulit dapat direspon oleh
(Sodikin: 2012.P.32) Termoreseptor perifer dan sistem saraf
Bawang merah (Allium Cepa var. perifer sehingga mengasitau ke
ascalonicum) merupakan sayuran umbi hipotalamus atau termoregulator untuk
yang multiguna, dapat digunakan sebagai merespon ransangan yang ada, sehingga
bumbu masakan, sayuran, penyedap dapat mengurangi suhu kulit melalui
masakan, disamping sebagai obat vasokonstriksi kulit ini dikoordinasikan
tradisional karena efek antiseptik oleh hipotalamus melalui keluaran sistem
senyawa anilin dan alisin yang saraf simpatis. Peningkatan aktivitas
dikandungnya (Rachmad, et.al, 2012). simpatis ke pembuluh kulit menghasilkan
Bawang merah terdiri dari beberapa jenis, vasokonstriksi sebagai respon terhadap
yaitu bawang merah biasa atau ahallot pejanan dingin, sedangkan penurunan
(Allium Ascalonicum L.)dan bawang aktivitas simpatis menimbulkan
merah bombay (Allium Cepa L). vasodilatasi pembuluh kulit sebagai
Perbedaan dua jenis bawang ini tidak respon terhadap pajanan panas. Sehingga
jelas, namun terletak pada bentuk dan suhu tubuh bisa berkurang dan bisa
aroma minyak atsirinya, yakni pada kembali normal (Sherwood: 2001.p.557).
bawang bombay (Allium Cepa L) Penelitian lain yang dilakukan oleh
memiliki umbi yang lebih besar dan Suryono tahun 2012, tentang efektifitas
aroma minyak katsirinya kurang bawang merah terhadap penurunan suhu
dibanding bawang merah biasa atau tubuh pada anak febris 1-5 tahun.
ahallot (Allium Ascalonicum L.) ada Didapatkan hasil suhu tubuh sebelum
yang merah, coklat, putih dan kuning. 37,98oC, suhu tubuh setelah 37,58 oC,
Sedangkan umbi bawang merah (Allium didapatkan nilai p value 0,000 dapat
Ascalonicum L.) berwarna kuning atau disimpulkan adanya perbedaan suhu
merah (Karneli: 2013,P.117) tubuh anak demam sebelum dan sesudah
pemberian bawang merah.
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

Berdasarkan penelitian yang pemberian bawang merah terhadap


dilakukan oleh Cahyaningrum tahun penurunan suhu tubuh pada bayi ambil 5
2017, tentang perbedaan suhu tubuh anak gram bawang merah, selanjutnya parut
demam sebelum dan sesudah kompres bawang merah,sebelum bawang merah di
bawang merah. Didapatkan hasil suhu parut, bersihkan bawang merah terlebih
tubuh sebelum 37,832 oC, suhu tubuh dahulu. Setelah bawang merah di parut
setelah 37,098 oC, didapatkan nilai p kompreskan ke perut pada bayi demam.
value 0,000 dapat disimpulkan adanya Setiap responden diberikan parutan
perbedaan suhu tubuh anak demam bawang merah dengan waktu dan dosisi
sebelum dan sesudah kompres bawang yang sama, parutan bawang merah
merah. diberikan pada bayi demam hari pertama.
Menurut asumsi peneliti Tunggu selama 15 menit, lalu ukur suhu
perbedaan suhu tubuh sebelum dan setelah maka di dapatkan penurunan suhu
sesudah dilakukan pemberian kompres tubuh hingga di katakan normal per bayi.
bawang merah pada responden yang Dari hasil penelitian mendapatkan
sedang mengalami demam dengan rata- 22 dari 18 responden menggalami
rata -4,234, dengan P value 0,000. penurunan suhu 37.3 dan 37.4 dengan
Penurunan suhu tubuh pada responden waktu yang sama. Sedangkan 4
diakibatkan oleh adanya efek dari responden tidak menggalami penurunan
pemberian kompres bawang merah pada suhu tubuh yang lebih sedikit
tubuh bayi sehingga bisa menurunkan penurunannya seperti responden lain.
suhu tubuh pada bayi. Kompres bawang Menurut peneliti anak terlalu rewel
merah dilakukan pada kulit dapat sehingga sedikit susah di atur untuk
direspon oleh Termoreseptor perifer dan tenang saat di berikan parutan bawang
sistem saraf perifer sehingga mengasitau merah dan pemakaiana baju yang panjang
ke hipotalamus atau termoregulator untuk dan tebal sehingga pengeluaran panasnya
merespon ransangan yang ada, sehingga sedikit.
dapat mengurangi suhu kulit melalui
vasokonstriksi kulit ini dikoordinasikan SIMPULAN
oleh hipotalamus melalui keluaran sistem Berdasarkan tabel 5.3 peneliti dapat
saraf simpatis. Peningkatan aktivitas menjelaskan dari 22 orang responden,
simpatis ke pembuluh kulit menghasilkan didapatkan rerata suhu tubuh sebelum
vasokonstriksi sebagai respon terhadap dilakukan kompres bawang merah
pejanan dingin, sedangkan penurunan 37,941, dengan SD ± 0,0590. Rerata suhu
aktivitas simpatis menimbulkan tubuh sesudah dilakukan kompres
vasodilatasi pembuluh kulit sebagai bawang merah 37,386, dengan SD ±
respon terhadap pajanan panas. Sehingga 0,0710. Perbedaan rata-rata antara suhu
suhu tubuh bisa berkurang dan bisa tubuh sebelum dan sesudah dilakukannya
kembali normal. Penurunan suhu tubuh kompres bawang merah adalah - 4,234.
juga biasa melalui tanaman obat yang Hasil uji statistik didapatkan p value
dapat digunakan untuk mengendalikan 0,000 artinya adanya pengaruh kompres
demam seperti bawang merah. Hal ini bawang merah (Allium ascalonicum L)
disebabkan bawang merah mengandung terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat
senyawa sulfur organic yaitu demam pasca imunisasi di Wilayah Kerja
Allylcysteine sulfoxide (Alliin) yang Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang
berfungsi menghancurkan pembentukan Sakti Kabupaten Musi Rawas tahun 2020.
pembekuan darah. Hal tersebut membuat
peredaran darah lancar sehingga panas
dari dalam tubuh dapat lebih mudah
disalurkan ke pembuluh darah tepi. Cara
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

Posyandu Puskesmas Langsat


UCAPAN TERIMAKASIH Pekanbaru Tahun 2016. Jurnal.
Pekanbaru, Akademi Kebidanan
Saya ucapkan terimakasih kepada
Sempena Negeri Pekanbaru
prodi Kebidanan dan LPPM Universitas
Fort De Kock Bukittinggi yang telah Isneini, Memed. 2014. Efektifitas
membantu penulis dalam menyelesaikan Penurunan Suhu Tubuh Antara
penelitian ini. Kompres Hangat dan Water Tepid
Sponge Pada Pasien Anak Usia 6
REFERENSI Bulan- 3 Tahun Dengan Demam
Aden. 2010. Seputar Penyakit & Di puskesmas Kartasura Suharjo.
Gangguan lain Pada Anak. Jurnal. Surakarta, Universitas
Yogyakarta: Siklus Muhammadiyah

Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. IDAI. 2013. Kejang Demam Pada Anak.
Jakarta: Rineka Cipta Jakarta

Cahyaningrum, Putri 2017. Perbedaan Jaelani. 2007. Khasiat Bawang Merah.


suhu tubuh anak demam sebelum Yogyakarta. Kanisius.
dan setelah kompres baang merah. Karneli, Karwiti, Rahmalia. 2013.
Jurnal. Stikes Harapan Bangsa Pengaruh Bawang Merah ( Allium
Purwokerto ascalonium L.) Terhadap
Depkes, RI, (2016). Profil Kesehatan Pertumbuhan Staphylococcus sp.
Indonesia : Kemenkes RI Jurnal. Palembang, Kesehatan
Poltekes
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan. (2014). Profil Kesehatan Karnia, Nia. 2007. Penatalaksanaan
Sumatera Selatan Tahun 2014. Demam Pada Anak. Junal.
Palembang : Bandung, Disampaikan Pada
Acara Siang Klinik Penanganan
Dinas Kesehatan Sumatera Selatan kejang Pada Anak
Fatkularini, Asih, Solechan. 2014.
Efektifitas Kompres Air Suhu Lestari, Puji. 2016. Studi Tanaman Khas
Biasa Dan Kompres Plester Sumatera Utara Yang Berkhasiat
Terhadap Penuruna Suhu Tubuh obat. Jurnal. Sumatera Utara,
Anak Demam Usia Prasekolah Di Akademi Farmasi Yayasan
RSUD Ungaran Semarang. Jurnal. Tenaga Pembangunan Arjuna
Semarang, Stikes Teloregorejo Maryunani, 2013. Ilmu Kesehatan Anak
Fuadi, Bahtera dan Wijayahadi. 2010. Dalam Kebidanan. Jakarta. TIM
Faktor Risiko Bangkitan Kejang Marwan, Roly. 2017. Faktor Yang
Pada Anak. Jurnal. Semarang, Berhubungan Dengan Penanganan
Universitas Diponegoro Pertama Kejadian Kejang Demam
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008. Pengantar Pada Anak Usia 6 Bulan – 5
Ilmu Kesehatan Anak untuk Tahun Di Puskesmas Pekauman.
Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Jurnal. Pekauman, Universitas
Salemba Medika Muhammadiyah Banjarmasin

Isabela, Rahma. 2017. Faktor Penyebab Mohammad, Fatmawati. 2009. Efektifitas


Penurunan Kunjungan Bayi Di Kompres Hagat Dlam
Volume 2. No.2 (July,2020) Maternal Child Health Care Journal

Menurunkan Demam Pada Pasien Suriadi & Yuliani, rita. 2010. Asuhan
Thypoid Abdominalis Di Ruang Keperawatan Pada Anak Edisi 2.
G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H Aloei Jakarta: Sagung Seto
Saboe Koto Gorontalo. Jurnal.
Gorontalo, Keperawatan Suryono, Sukatmi, Tinuk, D, Y. 2012.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Efektifitas Bawang Merah
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
Mursyda. 2013. Hubungan Antara Pada Anak Febris Usia 1-5 Tahun.
Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu Jurnal Akp No 6, 1 Juli -31
dengan Status Imunisasi Dasar Desember 2012
pada Bayi di desa Muara Medak
Wilayah Kerja Puskesmas Bayung Thaib, Darussalam, Yusuf, Andid. 2013.
Lencir 2013. Cakupan Imunisasi Dasar Anak
Usia 1-5 tahun dan Beberapa
Notoatmodjo, Soekidjo .2012. Metologi Faktor yang berhubungan di
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Poliklinik Anak Rumah Sakit Ibu
Rineka Cipta dan Anak (RSIA) Banda Aceh.
Jurnal. Banda Aceh. Fakultas
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Kedokteran Universitas Syiah
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Kuala
Salemba Medika
UPT Litbang Fort de Kock. 2017.
Rachmad, suryani, Dea, Bareso .2013. Pedoman Penulisan LTA/Skripsi.
Penentuan Efektifitas Bawang Stikes Fort de Kock. Bukittinggi
Merah Dan Ekstak Bawang Merah
( Allium cepa var. Ascalonicum) Wardiah, Setiawati, Romayati. 2015.
Dalam Menurunkan Suhu Bahan. Perbandingan Efektifitas
Junal. Fakultas MIPA, UNHAS Pemberian Kompres Hangat Dan
Makasar. Tepd Sponge Terhadap Penurunan
Suhu Anak Yang Mengalami
Ranuh. 2008. Pedoman Imunisasi di Demam Di Ruangan Alamanda
Indonesia. Jakarta: Satgas RSUD dr. H, Abdul Moeloek
Imunisasi IDAI Sherwood. 2001. Provinsi Lampung. Jurnal
Fisiologi manusia dari sel ke Kesehatan Holistik vol 10, No 1,
sistem. Jakarta: EGC Januari 2016: 36- 44
Sodikin. 2012. Prinsip Perawatan Demam
Pada Anak.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Soedarso. 2012. Bawang Merah
Penangkal Segala Penyakit.
Surabaya. Stomata.
Soetjiningsih, 2013. Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: EGC
Soedarmo, Garna, Hadinegoro, dan Satari
. 2010. Buku Ajar Infeksi dan
Pediatrik Tropis Edisi Kedua.
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia

You might also like