You are on page 1of 27

KONTRIBUSI PEMIKIRAN IMAM SYATHIBI DAN ABRAHAM H.

MASLOW TENTANG KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Yusuf Yahya
Email: yusuf.yahya8686@gmail.com

ABSTRACT

The five basic needs of human to formulate the laws and regulations related to protectionof one’s religion, his
soul, hisself, his offspring, his goods and his mind, as it was recognized by Syatibi’s theory called al-
Masalihadh-Dharuriyyah (basic protected human needs) have been enhanced by Abraham H. Maslow. Every
one of humans after being protected by the law, he should be capable of enhancing such five principles .When
one’s religionwas protected from intimidation and violence, protected to do all the given orders and to leave all
the given prohibitions in his religion as what Syatibi asserted, thus, at the same time the human should need his
five basic needs called physiological needs to be fulfilled, such as need of air or oxygen to breath, need for
foods and water, sexual desire, and having break, etc. Again, all these basic needsmust be fulfilled. Otherwise if
they do not happen, one’s belief should get a trouble, and his convenience would be threatened for his own
obedience of his belief or of his religion. That is because he would convert to get busier in order to fulfill his
own basic needs. When one could feel safe on the first level, he would rise to the upper level where his self and
his soul are protected under safe and convenience as it was intended by Syatibi. Maslow also means that a
person on this gratification level needs to be safe (safety need). A person is given a ptotection of the law to care
himself and his soul from murder, intimidation as well as violence. Hence, that is what intended by Maslow: a
human must have a safe sense including safe in his neighborhood, his family and hisself.

ABSTRAK

Terdapat lima kebutuhan dasar manusia untuk membentuk hukum dan peraturan yang berkaitan dengan
perlindungan agama seorang, jiwa dan dirinya, keturunannya, harta serta akalnya, sebagaimana yang
diperkenalkan dalam teori Imam Syatibi yang disebut dengan teori al-Mas}a>lih} ad>-D>aru>riyyah(kebutuhan
dasar manusia yang dilindungi) yang kemudian dikembangkan oleh Abraham H. Maslow. Setiap orang yang
dilindungi oleh hukum pada waktu yang sama ia akan mampu meningkatkan ke lima prinsip dasar tersebut. Di
saat agama seseorang dilindungi dari intimidasi, gangguan, paksaan maupun kekerasan, maka ia juga dilindungi
untuk melakukan segala perintah dan menjauhi segala larangan yang ditetapkan dalam agamanya sebagaimana
dinyatakan oleh Imam Syatibi. Oleh karena itu, pada waktu bersamaan manusia tentunya akan membutuhkan
kebutuhan lima yang pokok yang disebut dengan kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi seperti kebutuhan
terhadap udara atau oksigen untuk bernafas, kebutuhan terhadap makanan dan minuman, naluri seksual,
beristirahat, dan sebagainya. Sekali lagi, semua kebutuhan dasar ini wajib dipenuhi. Sebaliknya jika itu tidak
terjadi, maka kepercayaan atau keyakinan seorang akan mendapatkan masalah/kesulitan dan keyakinannya
tersebut bisa menjadi terancam dalam hal ketaatannya terhadap keyakinan dan agamanya. Hal tersebut
menyebabkan subyek atau penganut agama tertentu akan beralih kepada suatu kesibukan yang lebih dalam
rangka pemenuhan kebutuhan dasarnya. Di saat seorang merasa aman pada tingkatan pertama, ia dengan
sendirinya akan naik ke tingkat yang lebih tinggi di mana diri dan jiwanya akan terlindungi di bawah naungan
rasa aman dan kenyamanan, sebagaimana yang dimaksudkan oleh Imam Syatibi. Maslow juga
mengimplikasikan bahwa seorang di atas tingkat gratifikasi butuh terhadap rasa aman (kebutuhan rasa aman).
Seorang diberikan perlindungan hukum untuk menjaga diri dan jiwanya dari pembunuhan, intimidasi, dan
begitu juga dari kekerasan. Demikianlah yang dimaksudkan oleh Maslow bahwa manusia harus memiliki rasa
aman, termasuk keamanan dalam lingkingan, keluarga dan dirimya.

Kata Kunci: Pemikiran, Imam Syatibi-Abraham H. Maslow, Kebutuhan Dasar Manusia

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 68


A. Pendahuluan manusia berupa makanan, minuman,
Sebagai manusia yang diciptakan pakaian, tempat tinggal dan lain
Allah s.w.t., makhluk mulia ini diberikan sebagainya yang merupakan kebutuhan
otoritas tertinggi untuk menjadi khalifah pokok, di mana beliau
sebagai pengganti penguasa di bumi. mengkategorikannya sebagai maqasid
Manusia diciptakan sebagai ah}sanu daruriyya t(primary needs) yang harus
taqwi>m, makhluk yang sempurna dalam dipenuhi (Maslow, 153-342: 2006).
pembentukannya. Semua makhluk ciptaan Dengan terpenuhinya kebutuhan di
selain manusia itu sendiri tunduk untuk atas, maka seseorang dapat melanjutkan
memenuhi kebutuhan manusia. Alam, untuk memenuhi kebutuhannya di level
oksigen, air, lingkungan yang sehat, udara yang lebih tinggi. Manusia pada
yang segar, makanan sehat, minuman selanjutnya membutuhkan kebutuhan
sehat, rumah, yang semua ini merupakan akan rasa aman, kebutuhan untuk
kebutuhan manusia, dan inilah yang mencintai dan dicintai, kebutuhan untuk
disebut oleh Maslow sebagai basic needs dihargai dan kebutuhan untuk aktualisasi

atau basic human physical needs. Semua diri. Inilah pendapat Abraham H. Maslow

kebutuhan tersebut pada satu level saling dalam Hierarchy of Needs-nya (Maslow,

berkesinambungan untuk memenuhi 17-23: 1954).

kebutuhan manusia dan bila salah satu Begitu juga menurut Syathibi, ketika

unsur tidak terpenuhi, maka individu yang daruriyyah terpenuhi, maka manusia bisa

bersangkutan mengalami deprivasi, suatu menaiki untuk memenuhi kebutuhan

kehilangan kebutuhan dasarnya yang dasar berikutnya yang disebut maslahah


menyebabkan individu bersangkutan bisa hajjiyyah (complementary needs). Hanya saja
kehilangan kendali atas perilakunya Syathibi dalam tingkatan kedua ini lebih
sendiri dikarenakan seluruh kapasitas cenderung kepada skop ibadah, kebiasaan
manusia tersebut dikerahkan dan (custom), hubungan sosial (mu’amalah) dan
dipusatkan hanya untuk kebutuhan jinayah (crime or public law) (Syatibi, 21:
dasarnya itu. Hal ini bisa terjadi bila 2010)
individu bersangkutan mengalami extreme Ke lima hirarkhi kebutuhan dasar
hunger, kelaparan yang sangat. Begitu juga baik yang berasal dari kontribusi Abraham
dalam pandangan Syathibi, yang menurut H. Maslow maupun kontribusi Syatibi
beliau dari segi eksistensi atau kebutuhan mempunyai fungsi yang sama terhadap
nyata yang harus dipenuhi oleh individu kebutuhan dasar manusia, atau keduanya

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 68


saling melengkapi. Di satu sisi, ketika 1. Kontribusi Pemikiran Imam
manusia memenuhi physiological needs atau Syathibi Tentang Kebutuhan
kebutuhan dasar jasmani, maka manusia Dasar Manusia
bersamaan membutuhkan sesuatu
Nama lengkap Syathibi adalah Abu
termasuk peraturan yang dapat menjaga
Ishq Ibrahim bin Musa bin Muhammad al-
agama dan akidahnya. Ketika manusia
Lakha‟i asy-Syatibi. Kelahiran beliau
naik ke tingkat yang lebih atas dalam
belum diketahui, tetapi diperkirakan lahir
Safety needs, kebutuhan akan rasa aman,
pada 720 H. Beliau wafat pada tanggal 8
maka pada waktu bersamaan individu
Sya‟ban 790 H atau tahun 1388 M di
yang bersangkutan membutuhkan untuk
Granada. Beliau berdomisili di Al-Andalus
memelihara dan menjaga jiwa dan raganya,
dengan firkah Sunni bermazhab Maliki.
seperti yang diusung Syathibi.
Beliau hidup pada masa Spanyol Islam,
Dengan demikian, penelitian ini
berasal dari kota Xativa yang kemudian
ingin menganalisis lebih lanjut pokok-
dikenal dengan Imam dari Xativa.
pokok pikiran yang disumbangkan oleh ke
Sedangkan keluarganya merupakan
dua tokoh dalam pemenuhan kebutuhan
imigranketurunan bangsa Arab-Yaman
dasar manusia.
dari Banu Lakhm yang berasal dari
Betlehem, Asy-Syam.Granada merupakan
B. Metodologi
sebuah kerajaan Islam yang berada di
Penelitian ini adalah penelitian
bawah pemerintahan Daulah Umawiyah
kualitatif menggunakan analisa konten
yang mengikuti aturan-aturan Andalusia
mengkaji pokok-pokok pemikiran Imam
Selatan (Ali, 23: 1998).
Syathibi dan Abraham H. Maslow.
Contentanalysis sangat cocok digunakan Syathibi telah berusaha melakukan
dalam penelitian ini karena datanya semacam penyempurnaan dan bahkan
berupa informasi tertulis dan tercetak. pembaharuan. Beliau menulis sebuah
Pendekatan analisa komparasi Imam kitab tentang metodologi Hukum Islam
Syathibi dengan konsep dan teori yang relatif tebal dan mendalam (empat
maslahat Abraham H. Maslow. jilid), sementara Kitab al-Muwafaqat yang
disusun oleh Syaikh Bakr bin‟Abdillah
Abu Zaid terdiri dari 6 jilid. Sisitematika
yang digunakan relatif baru yang berupaya
C. Hasil dan Pembahasan mengaitkan kepastian hukum dengan
keadilan hukum (al ‘adalah) sebagai tujuan

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 69


hukum dalam syari‟ah yang lazim urgent, meskipun menurut Syathibi belum
diistilahkan dengan maqasid al-syari’ah ada penetapan dalil tertentu mengenai
(tujuan syariat) secara lebih erat dan struktur ilmu ini, dan juga belum adanya
sungguh-sungguh. Pembahasan ini beliau asal tertentu sebagai referensi, tetapi
jadikan sebagai sebuah topik baru yang dapat diketahui kesesuaiannya dengan
berdiri sendiri di dalam studi metodologi syariah melalui kompilasi dalil yang tak
hukum Islam, karena sebelumnya topik terbatas pada satu bab (Syatibi, 31:2010).
tentang maqasid asy-syari’ah tidak menjadi Meskipun syariah yang bertujuan untuk
perhatian yang besar. Jikapun diuraikan, memelihara d}aruriyya tyang lima (five
selalu dikaitkan atau dibahas bersamaan principles of need)bersandar kepada sesuatu
dengan methode lain. Shathibi berupaya yang ditentukan, maka penentuannya
mengupayakan kepastian hukum dan secara adat adalah wajib, dan juga ahli
keadilan hukum secara lebih sistematis ijma‘ supaya merifer kepada sesuatu yang
dan komprehensif, yang dia sebut dengan ditentukan tersebut (Syatibi, 31: 2010).
maqashid as-syari’ah (al-Yasa„, 45: 2016).
Bahkan Syathibi menyebutkan
Beliau menjadikan pembahasan tentang
d{aruriyyat (lima pokok) merupakan satu
kepastian hukum dan keadilan hukum
circle dengan hajiyyat (secunder)dan
yang dikemas menjadi maqashid asy-syari’ah
tahsiniyyat (complementary), yang
sebagai bagian penting bahkan lebih
penting daripada metodologi Hukum kesemuanya disebut beliau sebagai kulliyat

Islam dan menjadikan kesanggupan asy-syari’ah atau sebagai referensi dasar

memahami dan menemukan kepastian dalam masalah ushul al-fiqh (Syatibi, 19


hukum dan keadilan hukum sebagai salah :2010). Daruriyyat dalam ushul al-fiqh
satu syarat utama untuk kebolehan menurut Syathibi sesuatu yang harus
melakukan ijtihad (istinbat) (Zulfahmi, 12: dilakukan dengan tujuan menegakkan
2016). masalih atau kebaikan agama dan dunia,
yaitu apabila hal tersebut hilang maka
Seluruh umat dan bangsa, menurut
masalih atau kebaikan dunia tidak berjalan
Syathibi, bahkan semua agama sepakat
secara konsisten dan berkelanjutan tetapi
bahwa syari‟ah diletakkan dan diciptakan
akan terjadi kerusakan dan tirani (kacau
untuk memelihara lima urgensi yang vital,
balau). Daruriyyat, seperti disebutkan ada
yaitu: agama, jiwa, keturunan, harta dan
lima, yaitu: menjaga agama, jiwa,
akal (rasio). Mengetahui lima dasar
keturunan, harta dan akal. Sedangkan
tersebut bagi suatu umat/bangsa sangat

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 70


hajiyyat merupakan sesuatu yang eksistensi diimplementasikan
sekunder atau sesuatu yang dibutuhkan dengan meninggalkan sesuatu yang
seperti pemberian keleluasaan dan harusnya ditinggalkan, seperti
mengangkat/ mengeliminasi dari Jinayat atau Hukum Publik.
kesempitan, seperti pemberian rukhsah, Dengan demikian maka tidak
pembolehan dalam berburu, menikmati dapat diasumsikan bahwa
segala sesuatu yang baik dari segala hal konservasi daruriyyat/hal-hal yang
yang halal. Selanjutnya adalah tahsiniyyat, pokok dari segi eksistensi seperti
yang berarti mengambil sesuatu yang salat dan memakan sesuatu yang
layak dari kebiasaan-kebiasaan yang baik, layak dimakan, merupakan
menjauhi keadaan yang membawa „aib konservasi dari segi non-eksistensi
atau pencemaran yang dipandang rendah juga, karena dengan melakukan
oleh akal yang dominan/unggul (dalam segala hal ini yang merupakan
mencerna dan memilih antara 2 sisi: eksistensi dan suatu ketetapan
kebaikan atau yang lebih baik, begitu juga tidak dinafikan menjadi suatu
kebaikan atau keburukan). Syathibi di permulaan atau tidak muncul non
bagian ketiga ini mengeksamplikasi eksistensi terhadapnya secara tiba-
penghilangan najis, menutup „aurat dan tiba. Dengan demikian, konservasi
memakai perhiasan (Syatibi, 20 :2010). daruriyyat dari sisi eksistensi bukan
merupakan pemeliharaan dari segi
Dalam bagian daruriyyat, menurut
non-eksistensi dengan arti ini
Syathibi, untuk memeliharanya
(Syatibi, 18: 2010). Maka ketika
diperlukan dua unsur:
salat diwajibkan, ia merupakan
a. Menegakkan rukun atau elemen rukun yang eksis bagi seorang
krusial serta menetapkan kaedah- Muslim karena merupakan
kaedahnya, dan hal tersebut kewajiban absolut. Sedangkan
merupakan ekspresi/ungkapan penerapannya karena tidak dirinci
untuk memelihara daruriyyat dari dalam Alquran, maka hukum
segi eksistensi (Syatibi, 18: 2010). eksistensi tidak berlaku. Dengan

Memelihara daruriyyat dari sisi demikian hukum non eksistensi

eksistensi diaplikasikan melalui sebagai penjabar, penjelas untuk

penegakan/implementasi dan melengkapi implementasi rukun

penetapan. Sedangkan salat dapat dilakukan. Termasuk

kebalikannya dari segi non- juga hukum positif dapat berlaku

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 71


sebagai alat yang menjembatani dan keleluasaan sehingga tercegah
kevakuman hukum karena dari stagnansi suatu negara
belakangan setelah hukum ataupun statis dalam peradaban
eksistensi datang, tidak diperkuat, (Syatibi, 18: 2010). Di sini
tidak diperjelas oleh hukum dimaksudkan bahwa untuk
setelahnya (ius constitutum). melestarikan pokok pertama;
b. Adanya pencegahan terhadap daruriyyat atau primary needs, maka
kecacatan yang terjadi atau diperlukan pemeliharaan dari yang
mungkin terjadi pada daruriyyat, awalnya tidak ada, kemudian
dan ini ungkapan tentang diberdayakan menjadi ada. Dalam
pemeliharaan/konservasi dari sisi hal ini, sebagaimana contoh di atas
non-eksistensi (Syatibi, 18:2010) bahwa untuk melakukan hal ini
emeliharaan di sini dimaksudkan dibutuhkan pembangunan masif
bukan hanya penjagaan itu sendiri, dan pertumbuhan di segala bidang
tetapi juga berarti penegakan untuk kehidupan bangsa dan
hukum, penciptaan lapangan negara. Hal ini sebagaimana juga
kerja, pertumbuhan pembangunan, termaktub dalam pasal 33 UUD
di mana kebutuhan atau urgensi 1945 bahwa Negara menjamin
pokok mendesak kepada kesejahteraan rakyatnya.
pelaksanaannya untuk maslahat Penegakan hukum dan
umum dan fasilitas/ kepentingan pemberdayaan manusia menjadi
negara, seperti juga untuk penting untuk merealisasikan
mencapai pertumbuhan. Maka kepentingan individu sebagai
tujuan dari maqashid syari’ah di sini person, anggota masyarakat, dan
bukan hanya pemeliharaan dalam rakyat suatu Negara. Dengan
bentuk penjagaan itu saja, tapi demikian Negara mengalami
lebih jauh untuk menciptakan kemajuan dan dengan sendirinya
pembangunan dan pertumbuhan juga menghindari dari stagnansi
untuk segenap fasilitas kehidupan ataupun peradaban statis.
dan kemaslahatan umum (public
Syathibi menambahkan, bahwa
interest) juga kemaslahatan pribadi asal ibadah harus merifer kepada
(personal interest). Dalam hal ini juga pemeliharaan terhadap agama dari segi
berarti terwujudnya kelapangan eksistensi, seperti iman, pengucapan dua

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 72


kalimat syahadat, salat, zakat, puasa, haji seluruh kemaslahatan, seperti qisas dan
dan sebagainya. Sedangkan adat atau diyat untuk jiwa (pembunuhan), hadd
kebiasaan merifer kepada pemeliharaan (hukuman) untuk sesuatu yang merusak
jiwa dan akal dari segi eksistensi juga, akal, seperti minuman keras dan konsumsi
seperti makan makanan, minum, pakaian, narkotik, pemberian jaminan terhadap
tempat tinggal, dan sebagainya. nilai harta, jaminan untuk menjaga
Mu‟amalat (social relation) merifer kepada keturunan seperti pencegahan dari
pemeliharaan keturunan dan harta dari zina,jaminan rasa aman dari perampokan
segi eksistensi, sampai kepada menjaga atau pembegalan serta pemberian jaminan
jiwa dan akal juga, tetapi dengan untuk harta, dan sebagainya.
perantaraan dan korelasi adat/kebiasaan
Dengan hukum non-eksistensi,
lokal. Begitu juga Jinayat/hukum pidana
maka hukum positif dapat diberlakukan
yang meliputi perintah terhadap kebaikan
untuk memfungsikan maqasid syari’ah.
dan larangan dari perbuatan mungkar,
Dalam hukum Islam disebut Jinayat.
merifer kepada pemeliharan terhadap
Jinayat di sini berfungsi untuk
keseluruhan dari segi hukum non-
menentukan hukum dan peraturan yang
eksistensi.
berlaku pada suatu masyarakat dalam
Ibadat dan adat telah digambarkan implementasi perlindungan terhadap
sebelumnya, sedangkan mua’malat merifer agama, sehingga mengeliminasi jauhnya
kepada kemaslahan manusia antar tauhid pada seorang warga negara,
individu, seperti pemindahan kepemilikan menjauhi dari penistaan agama, termasuk
dengan barang tukar (seperti jual beli, juga dalam point ini harus adanya
salam, mudarabah) atau tanpa pertukaran toleransi antar agama, serta tidak adanya
barang (seperti: hibah, wakaf), pemindahan pemaksaan pemilihan kepada suatu
kepemilikan dengan akad terhadap hamba agama. Hukum juga dapat mengatur
sahaya, manfaat atau barang. Jinayat untuk melindungi warga suatu Negara

merifer kepada seperti apa yang dari perusakan akal dan pikiran. Di

disebutkan sebelumnya dengan Indonesia, selain pelarangan penyebaran


pembatalan (invaliditas), maka minuman keras, meskipun tidak eksplisit

disyari„atkan di dalamnya sesuatu yang terhadap konsumsi minuman keras yang

dapat mencegah pembatalan (tidak hanya lebih merifer kepada peraturan


berlakunya suatu hukum). Salah satu daerah sebagai pelaksana peraturan dalam
methode adalah dengan memperbaiki korelasinya dengan kearifan dan budaya

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 73


lokal, terdapat juga Undang-Undang anti Hal tersebut senada dengan
Narkoba. Untuk melindungi jiwa, Negara Roscou Pound yang memberikan peluang
membentuk hukum atas tindakan living law di masyarakat atas kebaikan dan
(onrechtmatigedad) pembunuhan berencana, maslahah yang membawa kepada dinamika
pembegalan, pemerkosaan, intimidasi dan dan perubahan masyarakat itu sendiri. Di
sebagainya. Di ruang lingkup sini, menurut Roscou Pound, adanya
pemeliharaan terhadap harta, Negara pemberian peluang dan andil untuk
membentuk Undang-Undang tentang menentukan hukum yang berlaku pada
pembegalan, perampokan, hukum pidana anggota masyarakat sesuai dengan
tentang pencurian, dan sebagainya. Dalam kearifan dan kemampuan lokal serta adat
melindungi keturunan, qanun di Aceh yang konstan bagi kehidupan sosial
diberi otoritas yang besar untuk mereka. Roscou Pound juga berpendapat
menghapus khalwat, perzinaan, dan bahwa hukum harus dilihat atau
sebagainya. dipandang sebagai suatu lembaga
kemasyarakatan yang berfungsi untuk
Dari paragraf di atas jelaslah
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial
bahwa kontribusi Imam Syathibi lebih
(human wants), dan tugas dari ilmu hukum
cenderung kepada kebutuhan dasar
adalah untuk memperkembangkan suatu
manusia yang lima (Five principles of Human
kerangka dengan mana kebutuhan-
Need Protection)untuk dilindungi. Sehingga
kebutuhan sosial dapat terpenuhi secara
Imam Syathibi lebih cenderung kepada
maksimal (Soekanto, 17: 2012). Paham ini
penerapan hukum untuk terpeliharanya
dapat dilihat dari pendapatnya:
atau menjaga ke lima dasar kebutuhan
manusia tersebut. Hal tersebut The record of a continually wider recognising and
dikarenakan Imam Syathibi dikenal dalam satisfying of human wants or claims or desires
sejarah teori hukum Islam sebagai teoritis through social control; a more embracing and
besar yang meletakkan basis teoretis dan
more effective security of social interest; a
kerangka kerja bagi ahli hukum untuk
continually more complete and effective
secara jeli dan cerdas dapat menangani
elimination of waste and precluding of friction in
hukum-hukum substantif agar hukum-
human enjoyment of the goods of existence- in
hukum tersebut otoritatif dan dapat
short, a continually more efficacious social
beradaptasi dengan perubahan kondisi
sosial (Rofii, 16 : tt). engineering. (Roscou Pound, 47:1959 &
Roscoe Pound, 99: 1930).

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 74


Maksudnya adalah: “Kumpulan kesatuan yang keseluruhannya wajib
peraturan atau hukum yang mengenal dipelihara. Hanya saja Roscue Pound
lebih luas secara berkelanjutan dan tidak begitu menekankan kepada 5
memuaskan kebutuhan manusia, hak atau kebutuhan dasar Syatibi, khususnya
kemauan melalui pengendalian sosial; agama. Roscue Pound lebih bertitik
keamanan yang lebih aplikatif, diterima, kepada pemeliharaan harta di mana yang
dan lebih efektif terhadap kepentingan lainnya juga merupakan suatu kebulatan
sosial; penghapusan yang lebih global yang sama (human wants, human claims or
(mujmal) dan lebih efektif terhadap desires).
penghamburan dan pencegahan
Ruh At-tasyri’menampilkan cita-cita
gesekan/percekcokan dalam kenikmatan
maslahat sebagai tujuan (Asmawi, 3: tt).
hidup manusia dari harta yang
Memasukkan pertimbangan maslahat
didapatkan, singkat kata, alat rekayasa
sebagai kerangka acuan di dalam
sosial yang lebih efektif secara
merumuskan dan memecahkan suatu
berkesinambungan.”
persoalan hukum adalah keniscayaan baik
Di sini Roscou Pound memberi secara teologis maupun sosiologis.
penekanan kepada pemeliharaan/ Merealisasikan maqasid syari’ahsebagai
perlindungan syari’ah (God’s intention) yang dimensi maslahah dalam kehidupan
merupakan azas maslahah, yaitu: bermasyarakat senada dengan defenisi
pemeliharaan agama, jiwa, akal, keturunan maslahah yang dikuatkan oleh Al-Buthi
dan harta. Ke lima tujuan ini merupakan ((Al-Buthi, 58: 1982) ) yaitu:
cikal bakal teori Roscou Pound yang
menekankan living law untuk ‫ املنفعة اليت قصدها الشارع احلكيم‬: ‫املصلحة‬
merealisasikan maqasid syari’ah sebagai
‫لعباده من حفظ دينهم و نفوسهم وعقوهلم و‬
dimensi maslahah dalam kehidupan
bermasyarakat. Persamaan antara ‫نسلهم و أمواهلم طبق ترتيب فيما بينها‬
keduanya terletak bahwa unsur Maksudnya adalah: “Maslahat
pemeliharaan maslahah haruslah adalah manfaat yang dikehendaki atau
sistematis. Pemeliharaan terhadap satu ditetapkan Syari„ yang Maha Bijaksana
unsur yang lebih dikedepankan harus untuk para hamba-Nya yang meliputi
diprioritaskan. Namun, Roscue Pound pemeliharaan agama, jiwa, akal,
menyatakan semuanya dilakukan secara keturunan, harta mereka sesuai dengan
berkesinambungan, atau merupakan satu urutannya.”

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 75


Dilihatdaritermanya, maslahat dari akhirat. Kaitan maslahat dengan dua
segi etimologis berasal dari kata Bahasa orientasi dunia dan akhirat ini merupakan
Arab, yaitu: ‫ يصلح‬- ‫ صلح‬, yang berarti sesuatu yang mesti dalam syari‟at Islam.

kebaikan. Kata al-maslahah adalah bentuk „Izzuddin mengatakan bahwa

tunggal (mufrad), sedangkan jamaknya kemaslahatan itu untuk dunia dan akhirat.
Apabila kemaslahatan itu hilang, maka
adalah al-masalih(‫)المصالحح‬ yang
rusaklah urusan dunia akhirat. Apabila
menunjukkan makna bahwa maslahat
kerusakan muncul hancurlah penghuninya
merupakan sesuatu yang banyak kebaikan
(Izz al-Din,3: 2009).
dan manfaatnya. Di samping itu, maslahat
Senada dengan itu, Syathibi
juga dapat diartikan dengan suatu
mengatakan bahwa kemaslahatan harus
perbuatan yang mendatangkan kebaikan
diwujudkan, sebaliknya kerusakan mesti
atau manfaat (Zulkarnain, 2: 2016).
dihapuskan menurut syara‟, yang
Maslahat memiliki dua pengertian:
kemudian harus diarahkan kepada
pertama, hakiki, yaitu maslahat sama
tegaknya kehidupan dunia akhirat
dengan manfaat, baik dari segi lafal
(Syathibi, 37 : 2010).
maupun maknanya. Kedua, majazi
a. Maslahat yang dikandung syariat
(metaforis), yaitu maslahat berarti suatu
Islam tidak hanya terbatas pada
perbuatan yang mendatangkan kebaikan sisi dan norma material semata,
atau maslahat (Husein, 5 :1991). Imam Al- tetapi juga norma spiritual agar
Ghazali mendefenisikan maslahat dengan maslahat tersebut bisa memenuhi
al-muhafazah ‘ala maqas}id asy-syar‘yang kebutuhan jasmani dan rohani.
meliputi perlindungan terhadap agama, Sebagian filosof menentang
jiwa, akal, keturunan dan harta (Al- adanya maslahat rohani yang
Ghazali, 251: 1971). bersifat spiritual karena maslahat
Ada beberapa kriteria dan batasan rohani menurut pandangan
maslahat, sebagaimana yang disimpulkan mereka akan terwujud dengan
oleh Said Ramadhan al-Buthi, antara lain sendirinya jika kebutuhan
adalah: jasmani terpenuhi.
Maslahat dalam syari‟at Islam Maslahat yang ditetapkan syari‟ah
tidak terbatas pada kehidupan duniawi harus menjadi pijakan bagi maslahat
saja akan tetapi juga mencakup kehidupan lainnya. Semua maslahat harus mengacu
akhirat. Dalam istilah singkatnya disebut pada norma agama yang telah digariskan
sebagai maslahat yang berwawasan dunia Alqur‟an dan Hadis. Bukan maslahah yang

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 76


selama ini dipahami oleh orang yang Ada yang mengatakan bahwa teori
beranggapan hanya dijadikan sebagai maslahah lahir dari Imam Al-Ghazali. Ada
hujjah (dalil agama) yang berdiri sendiri juga yang mengatakan teori maslahah
dan tidak terikat dengan Alqur‟an dan berasal dari gurunya, Imam Al-Juwaini.
Hadis, dengan menjadikan akal sebagai Kemudian mengalami puncak
satu-satunya patokan dalam menilai pengembangan theori tersebut oleh Imam
maslahat. Standarisasi nilai maslahat al-Syathibi. Teori ini mengalami
kepada akal semata akan membatalkan kemandegan panjang seiring dengan
syari‟at sebagaimana ditegaskan oleh stagnansi ilmiah dunia Islam pada
Syathibi: “Salah besar kalau akal punya umumnya. Muhammad „Abduh dan
otoritas melebihi nas yang berkonsekuensi Rasyid Ridha di Mesir, juga al-Maududi di
syari‟at boleh dibatalkan oleh akal.” India, merekomendasikan agar murid-
(Syathibi, 85-88: 2010). murid mereka mengkaji Al-Muwafaqat fi
Berdasarkan hal di atas, apa yang Ushul-Al-Ahkam, buah pena al-Syathibi
disebut dengan maslahat perlu diberi yang mengaplikasikan teori liberal ini.
batasan sehingga keberadaan maslahat Melalui „Abduh dan Ridha, beberapa
tidak dijadikan sebagai satu tempat orang pembaharu putera Indonesia
berlindung untuk bisa melegalisasi berusaha memperkenalkan gagasan besar
permasalahan-permasalahan yang ini di pertengahan abad XX. Sayangnya,
sebenarnya tidak masuk dalam kategori program ini dilakukan secara dangkal, di
maslahat. Untuk itu, al-Buthi telah samping umat ketika itu belum siap untuk
menetapkan beberapa persyaratan, yaitu: menerima penafsiran yang dipandang jauh
a. Maslahat tidak boleh bertentangan dari nash. Di sisi lain, maslahah dipandang
dengan maqasid asy-syari’ah. sebagai doktrin juga sebagai methode
b. Maslahat tidak bertentangan dengan pengembangan nilai dan ruh hukum Islam
nash Alqur‟an. ke dalam perubahan sosial (Yudian, 44-45
c. Maslahat tidak bertentangan dengan :2007).
hadis Nabi. Maslahah merupakan entitas dari
d. Maslahat tidak bertentangan dengan Al-Maqashid asy-Syar’iyyah yang tujuannya
qiyas. mencapai dan menjamin serta
e. Maslahat tidak bertentangan dengan melestarikan maslahat itu sendiri bagi umat
maslahat lainnya yang lebih penting manusia, khususnya umat Islam. Menurut
atau maslahat yang setara
Prof. Yudian Wahyudi, maslahah sebagai
dengannya (al-Buthi, 118 : 1982).

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 77


entitas dari Al-Maqashid asy-Syar’iyah karena menimbulkan mafsadah (kerusakan
merupakan metode di mana pendekatan jiwa, lingkungan, udara) bagi pelaku
ini telah dilakukan Umar bin Khattab (active smoker) juga bagi orang di sekitarnya
yang tampil begitu kontraversial, tetapi (passive smoker). Ketiga, pemeliharaan
percaya diri sekalugus jenius. Umar sangat keturunan, di mana hukum diberlakukan
praktis, fleksibel dan humanis dalam dalam rangka pemeliharaan keturunan
memecahkan masalah-masalah hukum seseorang. Dalam fungsinya juga, seorang
yang terjadi di masyarakat (Yudian, 44-45: anak terpelihara statusnya dari akibat
2007). hukum ilegal orang tuanya. Dengan
Makin jelas bahwa Imam Syathibi demikian Negara memberikan
menekankan kepada proteksi lima pokok perlindungan atas korban pemerkosaan,
(Five principles of Human Need Protection) bagi korban kekerasan dalam rumah tangga,
kehidupan manusia: perlindungan kekerasan sexual (sexual bully, human
terhadap agama, sehingga terhindar dari traficking (Maslow, 153-342 :2006),
riddah bagi pemeluk Muslim. Dalam perbuatan asusila, dan sebagainya. Negara
keterangan kitab al- Muwafaqat yang telah juga menjamin bahwa dalam satu keluarga
ditahqiq, perlindungan terhadap agama ini harus mempunyai garis keturunan legal.
berlaku universal. Sehingga setiap Negara Jika terjadi lahirnya anak di luar
memberikan toleransi terhadap pluralisme pernikahan yang sah, maka hal tersebut
agama, yang juga merupakan hasil dapat berimplikasi buruk bagi status anak
interpretasi ayat “lakum dinukum waliya din“. dan pada akhirnya menjadikan akibat
Dalam Undang-undang yang berlaku di hukum yang negatif bagi si anak, yang juga
Indonesia juga memberikan kebebasan berdampak kestabilan emosi anak tidak
dalam beragama dan berkeyakinan. Kedua, seimbang ketika beranjak dewasa. Maka
perlindungan terhadap jiwa, sehingga jiwa ketika terganggu stabilitas emosional dan
seorang terlindungi dengan adanya hukum untuk terjaganya keseimbangan psikologis
yang efektif yang memberikan hukuman seorang anak ketika dewasa, maka
berat kepada pelaku pembunuhan, berikutnya akan dilihat teori Maslow
intimidasi, kekerasan, termasuk kekerasan bahwa manusia mempunyai sifat untuk
dalam rumah tangga, terorisme, dan human dihargai dan menjaga harga diri/
traficking. Ditinjau dari segi maslahat, maka kehormatannya sendiri (self esteem) yang
termasuk dalam point ini adalah akan dibahas pada sub-bab berikutnya.
pelarangan merokok di tempat publik, Pada tahap berikutnya; pemeliharaan

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 78


harta, menurut Syatibi, harus juga dapat menimbukan kesadaran permanen
dilindungi. Dalam hal ini, Negara terhadap hukum. Syatibi menginginkan
mengancam dengan varian hukuman Negara mengeluarkan Undang-undang
kepada pencuri, perampok, maling, atau peraturan dengan tujuan terjaganya
pembegal, penyamun, yang dalam hal ini ke lima dasar kebutuhan manusia yang
juga adalah perlindungan harta Negara pada kodratnya harus dilindungi. Dalam
dari koruptor, yang mana Indonesia juga makna ini, Syatibi secara zahir/ tampak
telah mengeluarkan Undang-undang anti- berkontribusi dalam memenuhi
korupsi dan dibentuknya Komisi kebutuhan manusia terhadap
Pemberantasan Korupsi. Pada segi perlindungan hukum dari berbagai aspek,
koruptor, Negara memberikan hukuman setelah terpenuhinya secara natural
khusus. Tak heran dalam penjagaan harta kebutuhan dasar yang ditawarkan
Negara, Syahrur berijtihad untuk Maslow, seperti pada sub-bab berikut ini.
memberikan hukuman potong tangan dan
kaki secara silang (‘ala khilaf) dengan 2. Kontribusi Pemikiran Abraham
menganologikannya sebagai muharib dan H. Maslow tentang Kebutuhan
qati‘ at-tariq. Terakhir, bahwa Negara Dasar Manusia (Telaah dan
menjamin untuk memberikan Komparasi)
perlindungan akal. Beberapa produk Abraham Maslow lahir di
hukum seperti Undang-undang anti Brooklyn, New York, 1 April 1908 dan
Narkoba, Undang-undang tentang meninggal di California pada tanggal 8
larangan minuman keras, Undang-undang Juni 1970, atau bersamaan dengan usianya
pembatasan alkohol, dan sebagainya 62 tahun. Beliau adalah teoritikus yang
merupakan manifestasi andil Negara banyak memberi inspirasi dalam teori

untuk memerangi mafsadah atas kepribadian. Ia juga seorang psikolog yang

akal/pikiran manusia. Dengan kata lain, berasal dari Amerika dan menjadi seorang

Negara menjamin terpeliharanya maslahat pelopor aliran psikologi humanistik.

atas dasar perlindungan akal/pikiran Kebutuhan dasar menurut Maslow

manusia, baik sebagai individu maupun berpatokan kepada istilah Dynamics of the

sebagai anggota masyarakat. Need Hierarchy (Dinamika Hirerkhi

Dengan demikian, Syatibi Kebutuhan). Abraham Maslow

menampilkan ke lima dasar urgent di atas menggunakan piramida sebagai peraga

dengan prospek hukum yang untuk memvisualisasi gagasannya

diberlakukan pada suatu Negara yang mengenai teori hierarkhi kebutuhan.

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 79


Menurut Maslow, manusia termotivasi tidak dalam kategori penting atau urgent
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sejajar, tetapi ia berada dalam suatu
hidupnya (AlleyDog.com, 2017), Abraham hierarkhi atau urutan (terbentuk seperti
Maslow menggunakan istilah atau terma pyramid). Dengan kebutuhan yang paling
instinctoid dalam merifer kepada terma penting diutamakan, yang disusul
kebutuhan pokok manusia. Di sini kemudian kebutuhan pokok berada di

Abraham Maslow bermaksud posisi bawah (Maslow, 153-342: 2006).

membedakan kebutuhan dasar phisikal Hierarkhi kebutuhan dasar


manusia untuk menyelamatkan manusia manusia sering dipresentasikan sebagai

itu sendiri. Beliau lebih menekankan sebuah pyramid. Pembentukan dasar


kepada kebutuhan dasar atas tingkah laku merupakan kebutuhan fisiologis yang

dan karakter. Kebutuhan instinctoid ini juga esensial untuk bertahan dalam kehidupan

merupakan kebutuhan pokok manusia dan menuju rasa aman. Ini termasuk

seperti makanan, air, dan tempat kebutuhan untuk oksigen, air dan

perlindungan/ tempat tinggal. Namun, di makanan, sebagaimana yang disebutkan di

luar kebutuhan pokok ini, menurut atas. Hanya ini saja yang merupakan

Maslow, manusia membutuhkan kebutuhan dasar manusia di saat

kebutuhan rohani, seperti cinta, sifat kebutuhan-kebutuhan ini yang berlevel

menerima, memiki dan dihargai, yang lebih rendah ditemukan terhadap

semuanya penting untuk menjadi seorang beberapa tingkatan di mana seorang bisa

yang seimbang dengan baik dan menjadi berpindah ke jenjang yang lebih tinggi

orang yang bermanfaat secara sempurna untuk memenuhi kebutuhan yang lain.
Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan
(AlleyDog.com, 2017).
dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi
Teori Abraham Maslow yang
terkenal dengan Hierarchy of Needs, dalam keadaan yang sangat ekstrem

menyatakan bahwa manusia memiliki (misalnya kelaparan) bisa menyebabkan

kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi manusia yang bersangkutan kehilangan

untuk kebutuhan hidup yang sehat. kendali atas perilakunya sendiri karena

Kebutuhan ini memotivasi kita untuk seluruh kapasitas manusia tersebut

bertindak sesuai dengan cara yang kita dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk

lakukan, dan khususnya dengan cara yang kebutuhan dasarnya itu (Syatibi, 17-19

memuaskan kebutuhan yang belum :2010)

terpenuhi. Di samping itu, Abraham Dalam pandangan Syathibi,

Maslow menyarankan kebutuhan dasar ini kebiasaan yang dilakukan manusia untuk

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 80


melindungi jiwa dari segi eksistensi, atau (bevoegheid) untuk memiliki rasa aman
sesuatu yang tampak sebagai kebutuhan dalam menjaga keselamatan keturunan
dasar manusia yang bersangkutan, seperti dan harta. Hal ini dapat terbentuk dengan
makan, minum, pakaian, tempat tinggal, adanya jinayah, sehingga terbentuk dalam
dan lain sebagainya, yang kesemuanya hukum positif yang imperatif bagi rakyat
merupakan maqashid daruriyyah haruslah suatu Negara (Syatibi, 19-20 :2010). Jenis
dipenuhi (Maslow, 153-342 :2006). Jika kebutuhan inilah yang menurut Maslow
semua kebutuhan pada tingkat pertama merupakan jenis kebutuhan kedua yang
dalam perlindungan jiwa dan diri berhubungan dengan jaminan keamanan,
seseorang terpenuhi, maka peringkat stabilitas, perlindungan, struktur,
kedua dalam melindungi akal juga akan keteraturan, situasi yang bisa
membuka ruang untuk dilindungi. diperkirakan, bebas dari rasa takut, cemas
Sebagaimana Maslow mengatakan bahwa dan sebagainya. Karena dengan kebutuhan
jika kebutuhan dasar (basic needs) ini relatif inilah maka manusia membuat peraturan,
sudah tercukupi, muncullah kebutuhan Undang-Undang, mengembangkan
yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan kepercayaan, membuat sistem, asuransi,
rasa aman (AlleyDog.com, 2017). pensiun dan sebagainya (W. Sarwono,
Level kedua terdiri dari kebutuhan 174-178 :2002).
terhadap keselamatan dan rasa aman Sama halnya dengan basic needs,
(Safety and Securuty Needs), yang termasuk di kalau safety needs ini terlalu lama dan
dalamnya kebutuhan menemukan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka
stabilitas dan sebuah lingkungan di mana pandangan seseorang tentang dunianya
seorang merasa aman dari kejahatan dan bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun
kerusakan. Ini juga dapat berarti mencari perilakunya akan cenderung ke arah yang
pekerjaan tetap dan layak, memiliki makin negatif (W. Sarwono, 174-178
sebuah rumah dalam lingkungan yang :2002).
aman, atau memiliki uang di bank Tingkatan ketiga,menurut
(AlleyDog.com, 2017. Dalam pendapat Maslow, merifer kepada kebutuhan rasa
Syathibi, mu’amalah dan hubungan cinta dan rasa memiliki, dan ini juga
manusia merifer kepada penjagaan berarti memiliki rekan/partner ataupun
keturunan dan harta dari segi eksistensi pasangan, teman, keluarga, group dalam
dan keniscayaan. Artinya manusia ibadah (AlleyDog.com, 2017), ataupun link
mempunyai hak dan kekuasaan /jaringan yang mendukung sehingga

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 81


tercipta kekerabatan dan keluarga yang kelulusan dalam test kandidat praktisi
familiar. Dalam pandangan Syatibi, perlu hukum dalam jurisdiksi (sistem hukum)
adanya pemeliharaan keturunan (hifzu an- tertentu atau kemajuan yang diraih
nasl) yang menimbulkan rasa cinta antar seorang dalam karirnya.
anggota keluarga, sehingga keturunan Level terakhir atau level kelima
mempunyai urgensi untuk dijaga. Dengan adalah kebutuhan manusia untuk

demikian juga dapat mengantarkan mengaktualisasikan dirinya (Self-


kepada rasa cinta dan kekerabatan Actualization), yaitu kebutuhan yang terus
familiar dengan sanak saudara, teman, berkelanjutan untuk memenuhi potensial
rekan, organisasi dan jaringan seorang dan untuk menjadi orang yang
kemasyarakatan lainnya. terbaik sebisa mungkin (AlleyDog.com,
Kebutuhan keempat mencakup 2017) di tingkat aktualisasi diri, seorang
kebutuhan terhadap pemeliharaan yang mengaktualisasikan dirinya, atau
kehormatan, yang ini juga dipegang oleh terus berproses menuju kesuksesan,
Syathibi dengan hifzu an-nasl, tetapi hifzu an cenderung untuk memiliki lebih banyak
nasl pada Syathibi lebih difungsikan untuk “puncak pengalaman“ daripada orang yang
menjaga kehormatan individu sosial dari tidak melakukannya. Puncak pengalaman,
perbuatan zina yang dapat berakibat di mana istilah Maslow menggunakan
kaburnya garis keturunan dan “Peak Experiences”, yang berarti juga bahwa
mengganggu jalur kewarisan dan wasiat seorang tidak berhenti pada satu
melalui jalur ayah. Tetapi Maslow dalam pengalaman, maka ketika ia jatuh atau
pemeliharaan harga diri (Esteem Needs) gagal, membuatnya terbuka untuk
seorang baik dalam personalitas maupun membuka peluang lain dengan
anggota masyarakat membutuhkan untuk pengalaman lainnya. Dalam arti kata, ia
dikenal (recognition) dalam anggota terus melakukan uji joba dari sesuatu yang
masyarakat, dihormati (respect), dihargai didapatkan secara konstan atau

martabat dan kedudukannya (dignity), berkelanjutan sampai kepada puncak


kesuksesan karena ia mempunyai
kepercayaan dan keyakinan (confidence)
kemauan keras untuk aktualisasi dirinya.
serta hak dasar meraih prestasi dan
Puncak pengalaman merifer
penghargaan (sense of achievement)
kepada titik yang tinggi dalam kehidupan
(AlleyDog.com, 2017).Menurut Maslow,
seorang, saat-saat adanya kegirangan yang
level ini juga termasuk di dalamnya
sangat, euphoria, cinta atau rasa
penyelesaian tingkat studi di universitas,
terpesona, di mana hal ini semuanya

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 82


mendefenisikan saat-saat di mana seorang (berproses, berubah tetapi tetap pada
merasakan segalanya, benar-benar merasa esensinya), keunikan, kesempurnaan,
hidup dan dalam keharmonisan yang keniscayaan, penyelesaian, keadilan,
sempurna dengan alam (AlleyDog.com, keteraturan, kesederhanaan, kekayaan
2017). Sementara Syatibi, dalam (banyak variasi, majemuk, tidak ada yang
kedudukan kebutuhan daruri, yaitu tersembunyi, semua sama penting), tanpa
menjaga akal, sehingga diperlukan susah payah (santai, tidak tegang),
Undang-Undang atau peraturan yang bermain (fun, rekreasi, humor), dan
mengatur kelestarian akal dan mencukupi dirisendiri (id.m.wikipedia.org
menghilangkan segala sesuatu yang 2017).
merusak akal. Tetapi Maslow Dari uraian di atas, dapat
memaksudkan peningkatan kualitas akal disimpulkan 5 (lima) hierarkhi kebutuhan
yang diberdayakan dalam aktualisasi diri. manusia, yaitu:
Ide yang masih eksis dalam benak atau a. Kebutuhan fisiologis atau dasar
otak seseorang tertuang dan diterapkan b. Kebutuhan akan rasa aman
dalam kreativitas dan aktivitas positif c. Kebutuhan untuk dicintai dan
yang mengantarkan pelakunya kepada disayangi
kesuksesan yang nyata. Ketika ia d. Kebutuhan untuk dihargai
merasakan kegagalan, maka ia e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
menggunakan akal atau ide untuk prestasi Maslow menyebut empat
yang lebih gemilang. Pada tahap ini, kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis
seorang berada pada puncak kesuksesan sampai kebutuhan harga diri dengan
atas ide cemerlang yang dibangun. Dengan sebutan homeostatis, kemudian berhenti
demikian, kelestarian akal yang instan dengan sendirinya (Boeree, 277-290 :2006)
berkembang dengan aktualisasi diri Maslow memperluas cakupan
konstan dari ide atau pikiran seorang. prinsip homeostatik ini kepada
Sebagai dasar, teori Syatibi atas dasar kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa
pemeliharaan akal dikembangkan dengan aman, cinta dan harga diri yang biasanya
aktualisasi diri sebagaimana teori Maslow. tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut
Menurut Maslow, meta kebutuhan (Boeree, 277-290 :2006). Maslow
untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari: menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit
kebenaran, kebaikan, keindahan atau tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan
kecantikan, keseluruhan (kesatuan), cinta dan kasih sayang pun sebenarnya
dikotomi-transedensi, berkehidupan memperjelas kebutuhan ini sudah ada

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 83


sejak lahir persis sama dengan insting akan berubah karakternya apabila
(instinctoid) (Boeree, 277-290 :2006). kebutuhan psikologi tak terpenuhi. Hal ini
Lebih jauh menurut Maslow, jelas berbeda ketika seorang merasa aman
kebutuhan dasar manusia disusun ke dan nyaman pada sebuah gratifikasi
dalam hierarkhi atau urutan pra-potensi kebutuhan. Di sisi lain, Maslow
relatif. Satu implikasi utama dari menginginkan teori gratifikasi ini menjadi
pengutaraan kalimat ini adalah bahwa keseimbangan yang menghindari manusia
1 dari dominasi kebutuhan psikologi yang
gratifikasi (tingkat kepuasan) menjadi
konsep penting sebagai rasa kehilangan relatif lebih banyak untuk diraih. Seperti
(penerimaan jika satu kebutuhan hilang) ingin dicintai, ingin dihargai, ingin berada
pada theory motivasi, karena ia di puncak kesuksesan, dan sebagainya.
melepaskan organism (individual) dari Pernyataan ini, menurut Maslow
donimasi kebutuhan psikologi yang lebih sedikit dikualifikasi atau disyaratkan
banyak secara relatif, yang dengan dengan sebuah hipothesis untuk
demikian mengizinkan pula timbulnya didiskusikan lebih lengkap nantinya,
tujuan-tujuan sosial lainnya yang lebih yakni, di mana hal tersebut pada
banyak. Kebutuhan psikologi sepanjang kenyataannya individual-individual
dengan tujuannya yang parsial, di saat tersebut pada suatu kebutuhan tertentu
pemberhentian yang telah digratifikasi pada orang yang telah dipuaskan, yakni;
secara kronik (berkesinambungan) untuk individu-individu yang terbaik dilengkapi/
eksis sebagai penentu efektif atau disempurnakan untuk menerima
pembentuk karakter (Maslow, 17-18 kehilangan terhadap kebutuhan tersebut
:1954). Sekarang kebutuhan psikologi di masa akan datang, dan bahwa lebih

muncul hanya pada cara dan kebiasaan jauh, kata Maslow, orang-orang yang
dalam pengertian bahwa kebutuhan itu kekurangan atau kehilangan pada masa

muncul sekali lagi untuk mendominasi lalu akan bereaksi dengan beda untuk

organisme (makhluk) jika kebutuhan itu memperbaharui kepuasan dari seorang


dihalangi. Tetapi tingkah laku hanya yang tak pernah merasa kehilangan

terbentuk dengan kebutuhan yang tak (Maslow, 17-18 :1954).


terpuaskan. Apabila rasa lapar telah Di sini Maslow ingin
dipuaskan, ia menjadi sesuatu yang tidak memaksudkan bahwa ketika seorang
penting dalam dinamika seorang untuk dicabut kenikmatannya pada masa lalu,
sekarang ini (Maslow, 17-18 :1954). maka potensinya untuk merubah

Maslow memaksudkan bahwa seorang kebutuhan yang telah hilang pada masa

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 84


lalu untuk menjadikannya lebih semangat sesuatu yang tak pantas dari perjuangan,
dalam meraih kebutuhan psikologi seperti atau perlindungan, atau penilaian, dan itu
kesuksesan, akan lebih cenderung besar hanya karena masyarakatnya belum
semangatnya dibandingkan dengan orang menjadi masyarakat yang sempurna
yang tidak pernah merasa kehilangan. (Maslow, 17-18 :1954).
Abraham W. Maslow juga Lebih lanjut Abraham mengatakan,
menyatakan juga bahwa anugerah, nikmat bahwa perjuangan sekarang atas nama
yang kita terima merupakan hak kita dari kebebasan kaum wanita akan menjadi
Sang Khaliq (taken for granted). Selaku satu contoh untuk mengilustrasikan
hamba sudah mempunyai hak untuk kompleksitas ini tetapi merupakan
menerima segala kenikmatan yang sesuatu yang penting, dan ditujukan
diberikan Allah s.w.t. Begitu juga untuk menunjukkan seberapa banyak
sebaliknya, karunia yang diberikan orang cenderung untuk berpikir mengenai
terkadang juga dilupakan oleh hamba cara yang berbeda/dikotomi (dichotomous),
penerima. Dalam hal ini Maslow cara yang lebih terpisahkan dari cara
menambahkan juga bahwa terkadang hierarkhi dan integratif. Pada umumnya
seorang yang menerima karunia atau dapat dikatakan bahwa hari ini di budaya
kenikmatan (blessing), kadang kala terhenti Amerika, menurut Maslow, bahwa impian
kesadaran mereka ketika hidup di dalam seorang wanita, yang merupakan impian
kenikmatan itu sendiri, sebaliknya jika di mana ia tidak bisa melihatnya dengan
karunia itu hilang atau diambil darinya, nyata, lebih sering tentang seorang laki-
maka sudah tak bernilai lagi nikmat itu, laki yang akan jatuh cinta kepadanya
karena berhenti fungsinya untuk dengan memberikan sebuah rumah, dan
dimanfaatkan. Abraham juga dapat memberikan seorang anak
mencontohkannya dengan karakteristik (baby). Dalam dunia fantasi seorang
kultur Amerika bahwa kemajuan dan wanita, yang dengan demikian ia dapat
peningkatan yang tak diragukan lagi yang hidup bahagia seterusnya. Namun,
telah diperjuangkan dan telah diraih kenyataannya ialah bahwa tidak menjadi
sepanjang 150 tahun merupakan suatu masalah seberapa besar seorang yang
gerakan cepat yang dilakukan oleh orang merindukan sebuah rumah dan
yang ceroboh dan dangkal ilmunya, dan merindukan seorang bayi, ataupun
dapat dikatakan bahwa kesemuanya merindukan orang yang mencintainya,
merupakan kepalsuan, begitu juga sebagai yang cepat atau lambat seorang akan
sesuatu yang tak ada nilainya, sebagai menjadi “kenyang” 2 atau “puas” dengan

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 85


karunia ini , akan mengantarkan mereka Maslow mengajarkan agar seorang tidak
kepada sesuatu yang layak mereka terima, berhenti pada satu titik (pada kondisi safe
dan ia akan mulai merasa resah dan zone), tetapi harus lebih cenderung
merasa tidak puas jika ada sesuatu yang mempunyai keinginan besar untuk naik di
kurang, atau jika ada sesuatu yang lebih tingkat yang lebih tinggi. Dengan kata
pantas untuk dicapai. Dengan demikian, lain, mausia seharusnya tidak berhenti
kesalahan yang sering terjadi adalah untuk mengaktualisasikan dirinya pada
menentukan rumah, bayi dan seorang satu tingkatan, tetapi harus lebih jauh
suami sebagai sesuatu yang merupakan berada pada tingkat yang lebih tinggi.
kepalsuan, atau bahkan mungkin Meskipun demikian, ketika seorang
merupakan sebuah jebakan perbudakan, terjatuh pada satu titik gratifikasi,
dan kemudian merindukan kebutuhan seharusnya tidak resah dan tidak berhenti
yang lebih tinggi dan gratifikasi yang lebih hanya karena kegagalan.
tinggi dalam satu cara atau dua cara dalam Selain itu,pokok utama dari
pilihan sekalipun, seperti kerja Grumble Theory (teori karena mengeluh
professional, mendapatkan kebebasan kepada sesuatu) dan teori kebutuhan
untuk melakukan perjalanan, otonomi hierarkhi-integratif , adalah bahwa
personal atau untuk sesuatu yang disukai. ketidakdewasaan dan ketidakbijaksanaan
Maslow menyadari bahwa manusia akan muncul ketika seorang memikirkan
ketika tidak mendapatkan satu level semua kebutuhan yang diungkapkan di
kepuasan kebutuhan yang ingin dicapai, atas, dianggap alternatif eksklusif yang
maka potensi psikologinya tidak saling melengkapi. Hal terbaik untuk
seimbang, dan tidak sejajar pada satu memikirkan tentang seorang perempuan
gratifikasi. Akibatnya, subyek yang tidak merasa puas dengan harapan
bersangkutan akan cenderung mengeluh, yang sangat besar untuk menggantungkan
resah, tidak compliant atau tidak rela, tidak kepada segala sesuatu, yang mana ia
ikhlas, tidak puas atau tidak qana’ah, putus miliki, dan kemudian seperti seorang dari
asa dan sibuk dengan keresahan akan kalangan serikat buruh yang meminta
kehilangan suatu kebutuhan. Padahal, sesuatu yang lebih. Dapat juga dikatakan
menurut Maslow, jika pada satu titik bahwa perempuan tersebut biasanya akan
gratifikasi tidak terpuaskan oleh subyek, menjaga segala keberkahan nikmat yang ia
pada hakekatnya akan mengantarkan dia dapatkan serta akan memiliki kebutuhan
lebih anthusias atau lebih semangat untuk tambahan yang lain dari keberkahan
meraih gratifikasi di masa akan datang. nikmat yang ia miliki. Tetapi meskipun

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 86


sebagaimana tertulis di sini seperti jika pada kodratnya memiliki kebutuhan
kita belum belajar pelajaran abadi ini, di natural untuk mendapatkan rasa aman
mana ketika apa saja yang ia (perempuan) dan rumah yang nyaman (bukan mewah).
berhasrat untuk sebuah karir atau sesuatu Pada titik yang sama, Maslow dan
yang lain, tatkala hal tersebut diraih maka Syathibi menginginkan hukum yang
semua proses akan mengulangi dengan diciptakan dan atas dasar kebutuhan
sendirinya. Setelah kurun waktu natural dan kebutuhan sekondari dapat
kebahagiaan, hasrat, dan terpenuhinya terbentuk bersamaan, di mana ketika
kebutuhan menjadi kebutuhan yang tak seorang mendapatkan harta sebagai taken
terelakkan didapatkan sebagaimana for granted, maka pada waktu yang sama ia
mestinya (taken for granted), dan menjadi juga ingin merasa aman dengan terjaganya
sesuatu yang resah dan belum terpuaskan harta tersebut (safe and security sense). Begitu
lagi untuk sesuatu yang lebih. Sekali lagi, juga dalam pemeliharaan akal, Syathibi
Maslow menginginkan kedewasaan dan menguatkan penerapannya dengan
kematangan bersikap dalam suatu dibentuk h}ad (hukuman) bagi peminum
kebutuhan yang belum terlengkapi khamar misalnya, termasuk yang ia
dengan kebutuhan di atasnya. Pada inginkan penghilangan atau
prinsipnya, semua titik gratifikasi atau pemberantasan obat-obat terlarang dan
level kebutuhan mempunyai pengaruh
narkotik (al-mukhaddirat), sehingga ada
berkesinambungan dan saling melengkapi
preventive action dan pemberian efek jera
satu sama lain.
dengan hukum yang dibentuk pada suatu
Meskipun demikian, Maslow
Negara.
sepertinya tidak mau terjebak dengan
Dalam hal ini, Maslow lebih
teori kebutuhan yang ia usung. Maslow,
mempertajam kemaslahatan yang
sebagaimana disebutkan di atas, lebih
dibangun Syathibi. Maslow menginginkan
merifer kepada kebutuhan rohani dan
bahwa dengan akal manusia secara natural
kepuasaan batin. Dibandingkan teori
memiliki kebutuhan dasar mengayomi
kebutuhan yang diusung oleh Syathibi,
pendidikan dan pengajaran, bukan hanya
karena Syathibi lebih cenderung kepada
pemeliharaan akal itu sendiri tetapi akal
cara bagaimana hak seorang terlindungi
digalakkan potensinya. Akal ingin
dalam menjaga dan memelihara stabilitas
dikembangkan sehingga terwujud
lima dasar pokok sehingga manusia dapat
aktualisasi diri (self actualization) dengan
hidup tenteram, dan ini juga sebagaimana
menampilkan sosok yang elegan,
diusung oleh Maslow bahwa manusia

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 87


berprestasi (achievement) dan pada intinya, kebodohan, kecemburuan, dan
manusia memiliki puncak pengalaman egoisme/mementingkan diri sendiri.
(peak experience) dengan berada pada Ini semuanya merupakan penyakit

puncak kesuksesan. yang dimiliki manusia. Menurut Maslow,


Meskipun demikian, sebagaimana kita dapat menyembuhkan penyakit ini
dicontohkan oleh Maslow, Maslow tidak apabila kita mengatur/memanajnya sekali

ingin seorang terjebak dengan teorinya dalam satu waktu. Psiko-analisis,

serta merta, sehingga ketika seorang contohnya adalah sebuah therapy dalam
berada pada level pencapaian kebutuhan yang khusus, yang dapat mengatur

tertentu, tidak ingin melanjutkan ke level problema-problema ini, dengan


berikutnya. diberikannya waktu yang cukup,

Di sisi lain, Maslow sebenarnya kemampuan keuangan yang cukup, dan

ingin memberikan nuansa rasa puas kemampuan/skill yang cukup.


(contented sense), yang dalam tasawuf Islam Dalam hal agama, dinyatakan

dikenal dengan qana’ah, sehingga beliau bahwa kebanyakan orang kehilangan atau

berhati-hati bila mana seorang terus melupakan secara subjektif pengalaman

mengeluh, resah, dan terus merasa tidak keagamaan, dan menentukan/

cukup dengan keanugerahan dan mendefenisikan kembali agama sebagai

keberkahan yang telah didapatkan. satu kompilasi kebiasaan, tingkah laku,

Dengan kata lain, manusia bergerak maju dogma, bentuk, di mana pada saat ekstrim

memenuhi kebutuhan yang lebih atas dan menjadi legalistik, birokratis, (Cantril,
278-298 : 1955), konvensional, kosong dan
tidak diam pada zona aman (safe zone), dan
menjadi makna yang paling benar pada
juga menjadikannya seimbang dengan
satu kata, anti-keagamaan.
tidak ada rasa resah, keputusasaan,
Pengalaman mistik, penerangan,
keluhan, dan perasaan negatif (negative
kebangkitan yang besar, melalui orang
sense) lainnya ketika berada pada level
yang melihat secara kharismatik yang
kebutuhan tertentu.
memulai segala sesuatu, dilupakan, hilang,
Lebih jauh lagi Maslow
ditransformasi ke dalam rival mereka.
menambahkan bahwa pada masanya
Suatu agama yang terorganisasi, seperti
terdapat banyak problema timbulnya
gereja, pada akhirnya bisa menjadi musuh
kelemahan umat manusia: kesedihan,
besar dari pengalaman keagamaan dan
ketamakan, eksploitasi, prasangka (suuz
pelaku pengalaman keagamaan itu sendiri
zhan), kehinaan, perasaan kecut/takut,
(Kamus Bahasa Indonesia, 206-207: 2008).

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 88


Di sini terlihat bahwa agama harus manusia, sebagaimana teori yang
dipisahkan dari kepentingan agama itu dikenalkan Syatibi sebagai maslahah
sendiri. Agama yang ingin dikembangkan daruriyyah (basic protected human
Maslow sebagaimana ditanggapi oleh needs), dikembangkan oleh Maslow
editor buku beliau Religions, Values, and bahwa setiap manusia setelah
Peak-Experiences, berisi kebiasaan yang dilindungi oleh hukum, manusia
patut dilakukan, norma, tingkah laku, mempunyai potensi untuk
dogma, aspek agama. Di mana ketika mengembangkan ke lima dasar
disikapi secara ekstrim, agama hanya tersebut.
menjelma legalistik, alat untuk mengatur b. Di saat manusia dilindungi
tata kehidupan masyrakat dan mu’amalah agamanya, dilindungi dari
atau hubungan sosial. penistaan, dilindungi untuk
Di sisi lain, dengan nuansa ekstrim, melaksanakan segala perintah dan
agama dijadikan alat birokratis. Dengan menjauhi segala larangan dalam
demikian, setelah agama dijadikan agamanya, meningkatkan kualitas
mindset, dogma dan tingkah laku, maka agamanya, meningkatkan kualitas
agama pada tingkat lebih tinggi iman dan taqwa sebagai hamba,
mempunyai peranan dalam birokrasi sebagaimana yang dimaksudkan
pemerintahan dan menjadi hukum pada oleh Syatibi, maka pada saat
suatu negara atau wilayah dan agama bersamaanmanusia membutuhkan
menjadi konvensional. Pada saat yang kebutuhan dasarnya (Phisiological
ekstrim, tokoh agama kharismatik, pelaku Needs) untuk dipenuhi, seperti
ritual keagamaan pada suatu agama, kebutuhan udara dan oksigen
organisasi agama yang bangkit dilupakan untuk bernafas, makanan, air,
dan kadang pula dianggap rival. kebutuhan biologis, istirahat, dan
D. Kesimpulan sebagainya.
Dari uraian di atas, pada akhirnya ada c. Semua kebutuhan dasar ini
beberapa hal yang dapat disimpulkan, haruslah dipenuhi. Jika tidak,
antara lain adalah: maka akan terganggu agama
a. Lima kebutuhan dasar manusia seorang, terancam kenyamanannya
untuk terbentuknya hukum dan dalam taat terhadap agama, karena
peraturan yang mengatur ia disibukkan memenuhi
terpeliharanya agama, jiwa, kebutuhan dasarnya. Ketika
keturunan, harta dan akal seorang sudah aman pada

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 89


tingkatan pertama, maka ia akan atau cinta. Begitu juga menurut
naik ke tingkatan berikutnya di Maslow, pada tingkatan ini beliau
mana ia akan dilindungi jiwanya, sebut sebagai the belongingness and
sebagaimana yang dimaksudkan love needs, di mana manusia
Syatibi. Begitu juga menurut membutuhkan rasa cinta, rasa
Maslow, pada tingkat gratifikasi memiliki, dan rasa dicintai. Setiap
ini, seorang membutuhkan rasa orang ingin mempunyai hubungan
aman (Safety Need). Ia diberikan yang hangat dan akrab, bahkan
perlindungan oleh hukum untuk mesra dengan orang lain.
menjaga diri dan jiwanya dari Semuanya ini tercipta jika Negara
pembunuhan, intimidasi dan memberikan perlindungan atas
kekerasan. terjaganya keturunan seseorang
d. Demikian juga yang diinginkan dengan menghasilkan keluarga.
oleh Maslow, bahwa manusia Tetapi lebih jauh, Maslow
harus mempunyai rasa aman memperluas kepada hubungan
termasuk keamanan dalam persahabatan, rekan dan anak/
lingkungan, keluarga dan dirinya. sanak famili.
Maslow juga menekankan pada f. Pada tahap keempat, Syatibi
tahap ini manusia supaya menekankan perlunya
mendapatkan pekerjaan yang perlindungan atas harta. Sehingga
layak. Hal yang paling penting Negara menjamin terlindunginya
pada tingkatan ini bahwa manusia harta yang dikuasai atau dimiliki
membutuhkan jaminan keamanan, warganya dari pencurian,
stabilitas, dependency (kebebasan), perampasan, perampokan,
perlindungan, struktur, pembegalan dan sebagainya. Jika
keteraturan, hukum, situasi yang hak ini dilindungi, atau hartanya
bisa diperkirakan, bebas dari rasa dilindungi dengan adanya hukum,
takut, cemas, kekerasaan atau chaos maka secara bergiliran akan timbul
dan sebagainya. rasa kekuatan, penguasaan,
e. Pada tahap selanjutnya, maka kompetensi, percaya diri dan
menurut Syatibi dibutuhkannya kemandirian, bahkan kemulian. Di
perlindungan atas keturunan Alquran pun disebutkan bahwa
supaya timbulnya keluarga yang harta merupakan fadlun atau
sakinah, penuh dengan mawaddah karunia, khairun atau kebaikan,

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 90


kemulian yang pada akhirnya seperti kontribusi dalam penelitian
mengantarkan manusia terpenuhi ilmiah. Pada tahap ini, yang juga
kebutuhan harga diri (the Esteem merupakan teori Kurt Goldstein
Needs), sebagaimana yang dimaksud (1930), di mana manusia

oleh Maslow dalam hierarchy of mempunyai kecenderungan untuk


mengaktualisasi diri mereka sesuai
needs-nya. Pada tahap ini, ada
dengan potensi yang mereka
bagian kedua, yang disebut sebagai
miliki. Kecenderungan ini dapat
keinginan untuk sebuah reputasi
dikatakan sebagai kemauan kuat
dan prestige/martabat, di mana
untuk menjadi lebih dari orang
manusia juga membutuhkan
lain, di mana ia mampu untuk
penghargaan dan dihormati oleh
melakukan hal tersebut. Maslow
orang lain, status, ketenaran,
mencontohkan level ini kepada
kejayaan, dominasi, rasa ingin
penguatan potensi di masing-
dikenal, kebanggaan, rasa
masing profesi, seperti kreasi
membutuhkan perhatian orang
menciptakan musik bagi pemusik,
lain, sesuatu yang dianggap
seniman membuat lukisan, penyair
penting dan apresiasi dari orang
harus menulis syairnya.
lain. Begitu juga dengan harta,
h. Maslow menambahkan bahwa
seorang akan merasa dihargai dan
manusia bisa dan mereka harus
dihormati di kalangannya atau di
bisa. Mereka harus megetahui
masyarakatnya.
bakat alami mereka. Inilah yang
g. Pada tahap akhir, sebagaimana
disebut dengan aktualisasi diri.
Syatibi ingin adanya hukum dan
Semua ini dilakukan jika Negara
peraturan untuk terpeliharanya
menjamin kebebasan berfikir,
akal dan pikiran manusia, seperti
kebebasan mengeluarkan ide, yang
dengan dibentuknya Undang-
ditransformasikan ke dalam
undang anti Narkoba, pembatasan
aktivitas dan kreativitas,
minuman keras/alkohol untuk
sebagaimana yang dinyatakan
diperdagangkan, dan sebagainya.
Syatibi berkenaan dengan
Oleh karena itu, Maslow
perlindungan akal dan ide yang
menginginkan agar akal/ide
kemudian diaktualisasikan dalam
seorang yang dilindungi oleh
kreasi, penemuan ataupun seni,
hukum itu, diaktualisasikan
berupa ide-ide yang cemerlang,

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 91


i. Hal esensial dalam tulisan ini juga AlleyDog.com, Hierarchy of Needs, diakses
adalah bahwa 5 (lima) kebutuhan pada tanggal 9 Februari 2017.
Asmawi, Teori Maslahat dan
dasar manusia atau yang disebut al- Relevansinyan dengan Perundang-
undangan Pidana Khusus di
Masalih al-Khamsah yang Indonesia (belum dipublikasi).
ditawarkan Syathibi lebih Boeree, George, Personality Theories,
Yogyakarta: Primasophie, 2006.
menggunakan pendekatan hukum
Buti, Ramadhan, Dawabit{ al-Maslahah fi al-
dan kebutuhan masyarakat Syari’ah al-Islamiyyah, Beirut:
terhadap hukum, sedangkan lima Mu’assasat al-Risalah, 1982.
Cantril, Hadley, A Philosophy of Psychology,
kebutuhan dasar yang disebut dalam ETC XII, dan dalam karya
Dynamic of the Need Hierarchy yang jurnal Maslow yang sama: Toward
A Humanistic Psychology, 1955.
diusung Abraham H. Maslow lebih Ghazali, Al-Mustashfa min ‘Ilm al-Ushul,
memprioritaskan pendekatan dengan tahqiq Muhammad Abu al-
„Ila, Musthafa, Kairo: Maktabah Al-
psikologi dan kebutuhan psikologi Jundi, 1971.
manusia. Hasan, Husain, Nazhariyah al-Maslahah fi al-
fiqh al-Islami, Kairo: Dar al-Nahdhah
al-„Arabiyyah, 1991.
E. Daftar Pustaka Hoffman, Edward, A Biography of Abraham
Maslow, Los Angeles: Jeremy P.
______________, On Dominace, Self Esteem, and Tarcher, 1988.
Self Actualization, Ann Kaplan: id.m.wikipedia.org : Abraham Maslow:
Maurice Basset, 2006. Hierarki Kebutuhan, diakses
______________, Religions, Values, and Peak- tanggal 24 Februari 2017 pukul
Experiences, Penguin Books, 1964. 05.30
______________, Toward a Psychology of Being, id.m.wikipedia.org, diakses pada tanggal
edisi II, New York: D. Van Nostrad, 17 Februari 2017, pukul 22.48
1968. Maslow, Abraham, Motivation and
Abdurrahman, Zulkarnain, Kriteria Personality, New York: Harper and
Maslahat dalam Penetapan Hukum Row Publishers, Edisi Ketiga, 1954.
Islam, Pascasarjana Universitas Nur, Zulfahmi, Kepastian, Kemanfaatan dan
Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Keadilan Hukum (Paradigma antara
Aceh, 2016. Filosof Hukum Barat versus Filosof
Abu al-„Ila, Musthafa, Kairo: Maktabah Al- Hukum Islam), Program Pasca
Jundi, 1971. Sarjana Universitas Islam Negeri
Abubakar, Al-Yasa‟, Metode Istislahiah: Ar-Raniry Banda Aceh, 2016
Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dalam (belum dipublikasikan).
Ushul Fiqh, Cetakan I, Edisi I, Pound, Roscue, An Introduction to the
Jakarta: Prenadamedia Group, Philosophy of Law, New Haven: Yale
2016. University Press, 1959.
Ali, Adam, Abdurrahman, Al-Imam Asy- Rofii, Ahmad, Kepastian Epistemologis Hukum
Syatibi ‘aqidatuhu wa mauqifuhu min al- Islam: Kritik al-Syat{ibi terhadap
bida’ wa ahliha, Riyadh: Maktabah KonsepQat’i-Zanni, IAIN Syekh
ar-Rusyd, Cet. I, 1998. Nurjati, Cirebon.

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 92


Salam, „Izz al-Din, Qawa’id al-Ahkam fi
Masalih al-An’am.
Sarwono, Sarlito, Berkenalan dengan Aliran-
aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi,
Jakarta: Bulan Bintang, 2002.
Soekanto, Soerjono, Pokok-pokok Sosiologi
Hukum, Cet. 12, Jakarta: PT
RajaGrafindoPersada, 2002.
Syatibi, Abu Ishaq Al-Muwafaqat, Taqdim:
Bakar bin „Abdillah Abu Zaid, Jilid
I, Dar Ibni „Affan
Wahyudi, Yudian, Ushul Fikih versus
Hermeneutika: Membaca Islam dari Kanada dan
Amerika, Yogyakarta: awesea Press, 2007

Jurnal Al Mashaadir, Vol. 1, No.2, 2020 93

You might also like