You are on page 1of 9

HOME CARE HOLISTIC TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN DAN DEPRESI

PADA PASIEN STROKE ISKEMIK


(Home Care Holistic on the Change of Anxiety and Depression for the Patient
with Stroke Ischemic)

Luluk Widarti,* Krisnawati*


*Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya,
E-mail: lulukwidarti@yahoo.co.id

ABSTRACT
Introduction: Stroke is the main cause of long-term disability. It was reported that one third out of
stroke survivors showed dementia in three months after stroke. Stroke patients need medication and
palliative caring so that home-care is highly recommended. In Indonesia, home-care nursing for
ischemic stroke has not yet been optimally applied in caring patient with stroke. The objective of the
study was to examine the effect of home care holistic nursing on the change of anxiety and depression
for the patient with stroke ischemic. Method: An experimental research with quasy experimental
specifically nonrandomized pre-post test control group design was applied in this study. The study
was conducted in Surabaya by selecting ischemic stroke patients after being hospitalized at "A-
Seruni was, Medic IRNA, Dr. Soetomo hospital". A sample of size 40 patients was divided equally
into two groups, control and treatment groups. The treatment and control groups respectively
received holistic home care and home care. The depression and anxiety level were measured by
using questionnaires technique. The data were analyzed by using Levene's test for homogeneity of
variance, and t-test. Result: The result showed that there were significantly different between both
groups for psychological response such as anxiety with p-value = 0.000, depression with p = 0.000.
Discussion: It was concluded that holistic home care could improve the psychological responses
by decreasing anxiety and depression level in ischemic stroke patients. It is recommended to make
standard operational procedure of holistic home care that can be implemented by all health personnel
who take care ischemic stroke patients.

Keywords: holistic home care, anxiety and depression, stroke

PENDAHULUAN survivor), mengalami kecacatan. Stroke juga


menyebabkan biaya yang sangat tinggi baik
Stroke terjadi akibat adanya gangguan
secara medis maupun sosial. Karena itu
aliran darah ke otak. Ketika aliran darah ke
sangatlah penting memperhatikan stroke
otak terganggu, maka oksigen dan nutrisi
iskemik (infark) karena sebagian besar kasus
tidak dapat dikirim ke otak. Kondisi ini akan
stroke iskemik (infark) berhasil diselamatkan.
mengakibatkan kerusakan sel otak mati.
Kasus stroke yang selamat, bisa mempunyai
Persentasi tertinggi stroke adalah stroke
resiko terjadinya gangguan kognitif atau
iskemik, yang terjadi akibat penyumbatan
demensia.
aliran darah. Penyumbatan dapat terjadi karena
Dilaporkan bahwa sepertiga dari stroke
timbunan lemak yang mengandung kolesterol
survivor menunjukkan demensia dalam
(disebut plak) dalam pembuluh darah besar
waktu 3 bulan setelah stroke. Demikian pula
(arteri karotis) atau pembuluh darah sedang
penelitian hospital based yang telah dilakukan
(arteri serebri) atau pembuluh darah kecil.
di RS Dr. Sardjito Yogyakarta dan RSUD
Stroke merupakan penyebab utama
Dr. Soetomo Surabaya menunjukkan bahwa
kecacatan jangka panjang. Di Amerika
angka kejadian gangguan kognitif pasca-stroke
Serikat, 90% kasus stroke yang selamat (stroke
iskemik adalah hampir 60%.

107
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 107–115

Stroke menyebabkan kelumpuhan yang terdiri dari dua dimensi utama, yaitu
sebela h bag ia n t ubu h (hemiplegia). kekhawatiran dan emosionalitas. Gangguan
Kelumpuhan sebelah bagian tubuh kanan atau emosional dan perubahan kepribadian tersebut
kiri, tergantung dari kerusakan otak. Bila bisa juga disebabkan oleh pengaruh kerusakan
kerusakan terjadi pada bagian bawah otak otak secara fisik. Penderitaan yang sangat
besar (cerebrum), penderita sulit menggerakan umum pada pasien stroke adalah depresi.
tangan dan kakinya. Bila terjadi pada otak Tanda depresi klinis antara lain: sulit tidur,
kecil (cerebellum), kemampuan untuk kehilangan nafsu makan atau ingin makan
mengkoordinasikan gerakan tubuhnya akan terus, lesu, menarik diri dari pergaulan,
berkurang. Kondisi demikian membuat pasien mudah tersinggung, cepat letih, membenci diri
stroke mengalami kesulitan melaksanakan sendiri, dan berfikir untuk bunuh diri. Depresi
kegiatan sehari-hari. Pasien stroke mungkin seperti ini dapat menghalangi penyembuhan/
kehilangan kemampuan indera merasakan rehabilitasi, bahkan dapat mengarah kepada
(sensorik) yaitu rangsang sentuh atau kematian akibat bunuh diri. Depresi pasca-
jarak. Cacat sensorik dapat mengganggu stroke, selayaknya ditangani seperti depresi
kemampuan pasien mengenal benda yang lain yaitu dengan obat antidepresan dan
sedang dipegangnya. Kehilangan kendali konseling psikologis.
pada kandung kemih merupakan gejala yang Metode penyembuhan stroke antara
biasanya muncul setelah stroke, dan seringkali lain metode konvensional umumnya dengan
menurunkan kemampuan saraf sensorik dan pemberian obat yang merupakan penanganan
motorik. Pasien stroke mungkin kehilangan yang paling lazim diberikan selama perawatan
kemampuan untuk merasakan kebutuhan di rumah sakit maupun setelahnya. Obat apa
kencing atau buang air besar. yang diberikan tergantung dari jenis stroke
Dampak psikologis penderita stroke yang dialami apakah iskemik atau hemoragik.
adalah perubahan mental. Setelah stroke Kelompok obat yang paling populer untuk
memang dapat terjadi gangguan pada daya menangani stroke adalah Antitrombotik,
pikir, kesadaran, konsentrasi, kemampuan Trombolitik, Neuroprotektif, Antiansietas dan
belajar, dan fungsi intelektual lainnya. Semua Antidepresi. Untuk metode operatif, tindakan
hal tersebut dengan sendirinya memengaruhi ini bertujuan untuk memperbaiki pembuluh
kondisi psikologis penderita. Marah, sedih, darah yang cacat. Dengan begitu diharapkan
dan tidak berdaya seringkali menurunkan dapat meningkatkan peluang hidup pasien,
semangat hidupnya sehingga muncul dampak dan pada gilirannya dapat menyelamatkan
emosional berupa kecemasan yang lebih jiwa pasien. Teknik fisioterapi dilakukan pada
berbahaya. Pada umumnya pasien stroke penderita stroke yang mengalami hambatan
tidak mampu mandiri lagi, sebagian besar fisik. Penanganan fisioterapi pasca stroke
mengalami kesulitan mengendalikan emosi. adalah kebutuhan yang mutlak bagi pasien
Penderita mudah merasa takut, gelisah, untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak
marah, dan sedih atas kekurangan fisik dan dan fungsinya. Model home care di Indonesia
mental yang mereka alami. Keadaan tersebut untuk penyembuhan pasien stroke sampai saat
berupa emosi yang kurang menyenangkan ini masih terfokus pada pemenuhan kebutuhan
yang dialami oleh pasien stroke karena merasa fisik. Home care yang dilaksanakan hanya
khawatir berlebihan tentang kemungkinan hal berdasarkan standar pelayanan seperti di
buruk yang akan terjadi. Hal ini didukung oleh rumah sakit, dengan demikian model asuhan
teori Jeslid dalam Hunsley (1985); Gonzales, keperawatan home care yang diberikan pada
Tayler, dan Anton dalam Forstermann. Boissel pasien stroke iskemik belum optimal. Keadaan
dan Harmut (1998) mereka telah mengadakan tersebut akan bertambah parah jika tidak ada
percobaan untuk mengukur kecemasan yang suatu upaya penanganan yang holistic dengan
dialami individu selanjutnya kecemasan melibatkan beberapa pihak dan model asuhan
tersebut didef inisikan sebagai konsep yang lebih baik (Depkes, 2002).

108
Home Care Holistic terhadap Perubahan Kecemasan (Luluk Widarti)

Kelemahan metode penyembuhan stroke akan memengaruhi kemampuan sumber daya


yang dilakukan di atas belum menyentuh manusia dan produktivitas.
aspek mental, padahal penderita stroke Penelitian ini bertujuan menganalisis
mengalami perubahan mental dan gangguan perbedaan kecemasan dan depresi sebelum
emosional. Untuk itu ditawarkan hal baru dan sesudah intervensi antara kelompok model
yaitu model perawatan home care holistic home care holistic dan kelompok model home
dengan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual. care.
Asuhan biologis (fisik) adalah pelayanan
yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan
BAHAN DAN METODE
kesehatan fisik. Asuhan keperawatan psikis
ditekankan pada strategi koping yang positif Jenis penelitian ini menggunakan
supaya pasien dapat memecahkan persoalan rancangan quasy-experimental dengan bentuk
sendiri dengan menggunakan kekuatan yang nonrandomized pre-post test control group
ada pada dirinya. Asuhan keperawatan sosial design. Kelompok perlakuan diberi home care
termasuk pelayanan untuk mempertahankan holistic (Kp) dan kelompok kontrol diberi home
keseimbangan hubungan dan komunikasi care (Kk). Penelitian ini dimaksudkan untuk
dengan keluarga. Asuhan keperawatan pada menguji adanya perbedaan tingkat kecemasan
aspek spiritual ditekankan pada penerimaan dan tingkat depresi antara kelompok perlakuan
pasien terhadap sakit yang dideritanya. dan kelompok kontrol. Subjek diukur respons
Pendekatan home care holistic tersebut psikologis berupa tingkat kecemasan dan
diharapkan dapat memengaruhi keseimbangan tingkat depresi. Pengukuran dilakukan
mental pasien stroke. Keseimbangan mental sebelum dan setelah intervensi selama
tersebut akan mempengaruhi sekresi CRF oleh 3 bulan. Pengukuran respons psikologis
PVN di hipotalamus. Dengan terkendalinya dilakukan sebelum dan setelah intervensi.
sekresi CRF akan terkendali pula sekresi Setelah itu hasil pengukuran kedua kelompok
ACTH oleh HPA (Hipotalamus, Pituitary, dibandingkan untuk menentukan perbedaan
Adrenal), apabila model home care holistic respons psikologis pada pasien stroke iskemik
dikategorikan mampu memperbaiki mekanisme yang mendapatkan model home care holistic
koping pada pasien stroke iskemik melalui dan model home care.
proses pembelajaran, maka dampak berikutnya Populasi dan sampel yang dimaksud
adalah perbaikan respons psikologis berupa dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
penurunan kecemasan dan depresi. Kondisi stroke iskemik yang mengalami serangan
respons psikologis berkorelasi dengan perbaikan pertama dan telah diijinkan pulang setelah
respons biologis yang dicerminkan oleh rawat inap di Ruang Seruni A RSUD
penurunan kecemasan dan depresi pada pasien Dr. Soetomo Surabaya tahun 2009. Jumlah
stroke iskemik. Respons psikologis tersebut populasi pasien yang dirawat mulai bulan
dapat mencegah terjadinya proses inflamasi Januari sampai bulan Desember adalah 683
lebih lanjut maupun perluasan infark serebri. pasien, rata-rata tiap bulan 54 pasien. Kriteria
Sampai saat ini belum ada hasil Inklusi dalam penelitian ini adalah pasien
penelitian yang menguji manfaat home care menyatakan bersedia menjadi responden
holistic terhadap perbaikan respons psikologis penelitian dengan menandatangani surat
pada pasien stroke iskemik. Apabila peran persetujuan atau informed consent baik
home care holistic pada pasien stroke sebagai subjek penelitian maupun tindakan
iskemik tidak diperjelas maka pemahaman keperawatan, umur antara 35–65 tahun, tidak
tentang peran home care holistic tersebut menderita komplikasi penyakit lain, beragama
tidak bisa dimanfaatkan bagi kepentingan Islam dan bertempat tinggal di wilayah kota
penyembuhan pasien stroke iskemik maupun Surabaya, sedangkan kriteria eksklusi dalam
penanggulangan perkembangan infark serebri, penelitian ini terdapat penyakit lain yang
sehingga kecacatan akibat stroke iskemik mengganggu pengukuran, misalnya, sirosis
akan tetap besar. Hal ini secara umum tentu hepatis, hepatitis, dekompensasi kordis.

109
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 107–115

Variabel penelitian yaitu home care itu sewaktu-waktu pasien bisa langsung
adalah suatu pendekatan dalam asuhan menghubungi peneliti melalui telepon ataupun
keperawatan di rumah yang menekankan pada telepon selular.
intervensi biologis (aspek fisik), home care Kelompok kont rol mendapatkan
holistic adalah suatu pendekatan dalam asuhan intervensi model home care berupa pendekatan
keperawatan di rumah yang menekankan pada dalam asuhan keperawatan di rumah yang
intervensi bio-psiko-sosial-spiritual, tingkat menekankan pada intervensi biologis (aspek
kecemasan dan tingkat depresi diukur dengan fisik). Kegiatan penerapan model home care
daftar pertanyaan yang sudah diuji validitas meliputi memberikan obat sesuai dengan
dan reabilitasnya dengan skala data interval. anjuran dokter yang merawat, memenuhi
Data dikumpulkan dengan menggunakan kebutuhan nutrisi, memenuhi kebutuhan cairan
kuesioner dan wawancara kemudian di dan elektrolit, memenuhi kebutuhan eliminasi,
oleh dengan menggunakan analisis statistik memenuhi kebutuhan aktivitas dan istirahat
Levene's test dan t-test. atau tidur, memenuhi kebutuhan integritas
kulit (kebersihan dan kenyamanan fisik), dan
mengobservasi tanda-tanda vital.
HASIL
Pel a k s a n a a n ke g i a t a n a s u h a n
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota keperawatan home care dilakukan oleh tim
Surabaya pada pasien stroke iskemik yang dengan rincian 5 perawat dengan jalan
pulang setelah rawat inap di Ruang Seruni A kunjungan rumah setiap responden secara
IRNA Medik RSUD Dr. Soetomo Surabaya. individu, 2 kali dalam seminggu (hari Senin-
Waktu penelitian selama 3 bulan (Februari Kamis, dan hari Selasa-Jum'at) selama 3 bulan.
sampai dengan Mei 2010). Pelaksanaan model Di samping itu sewaktu-waktu pasien bisa
home care holistic dilakukan oleh peneliti langsung menghubungi tim perawat melalui
dan pelaksanaan model home care dilakukan telepon ataupun telepon selular.
oleh tim sebanyak 5 orang perawat dengan Penelitian ini ada dua karakteristik
latar pendidikan Ners yang telah mendapatkan responden yang dijadikan obyek penelitian
pelatihan tentang home care pada pasien stroke yaitu karakteristik kelompok model home
iskemik selama 1 minggu. care holistic (Kp) dan yang mendapatkan
Besar sampel yang ditetapkan adalah perawatan model home care (Kk). Data
20 pasien untuk masing-masing kelompok. tentang karakteristik kelompok model home
Kelompok 1 (perlakuan 20 orang) adalah care holistic dan yang mendapatkan perawatan
kelompok pasien yang mendapatkan model model home care (Kk).
home care holistic dan kelompok 2 (kontrol
20 orang) adalah kelompok yang mendapatkan Data Pelaksanaan Home Care Holistic
model home care. Besarnya sampel sudah
didasarkan pada perhitungan statistik. Selama intervensi kelompok perlakuan
Kelompok perlakuan mendapatkan mendapatkan pemeriksaan tanda-tanda vital
intervensi model home care holistic berupa dan asuhan keperawatan berupa pelayanan
pendekatan dalam asuhan keperawatan di untuk kesehatan fisik, mengajak pasien untuk
rumah yang menekankan pada intervensi bio- menerapkan koping yang efektif, mengajak
psiko-sosial-spiritual. Kegiatan penerapan pasien untuk berinteraksi sosial, dan mengajak
model home care holistic meliputi; intervensi pasien untuk beribadah.
biologis (fisik); intervensi psikologis; intervensi Kegiatan dimulai jam 08.00, peneliti
sosial; dan intervensi spiritual. mengadakan kunjungan rumah ± 1,5 jam setiap
Pel a k s a n a a n ke g i a t a n a s u h a n pasien. Kegiatan pertama adalah perkenalan/
keperawatan home care holistic dilaksanakan silaturrahmi dengan pasien dan keluarga. Topik
oleh peneliti dengan jalan kunjungan rumah yang dibicarakan adalah keluhan-keluhan
setiap responden secara individu 2 kali yang dialami pasien. Peneliti mendengarkan
dalam seminggu (hari Senin-Kamis, dan hari dan mencatat beberapa hal yang penting serta
Selasa-Jum'at) selama 3 bulan. Di samping memberikan justifikasi dan penyuluhan.

110
Home Care Holistic terhadap Perubahan Kecemasan (Luluk Widarti)

Pertemuan selanjutnya dilaksanakan bersama responsdennya maka dilakukan pengujian t.


dengan keluarga pasien yang digunakan untuk Paired sample test menghasilkan
menggali sejauh mana peran keluarga dalam nilai signifikan sebesar 0,000 di mana nilai
memberikan dukungan sosial kepada pasien. tersebut kurang dari 0,05, dengan demikian H0
Selanjutnya pasien menjalani program kontrol ditolak dan disimpulkan bahwa ada perbedaan
untuk mendapatkan perawatan dan terapi kecemasan sebelum dan setelah intervensi
medik. untuk kelompok home care holistic (Kp).
Pengar u h kecemasan responden Kecemasan pada kelompok home care holistic
sebelum intervensi lebih tinggi dibandingkan (Kp) sebelum intervensi, dilihat dari nilai
dengan pengaruh kecemasan responden mean = 76,65 yang artinya tingkat kecemasan
setelah intervensi untuk kelompok home care berat, setelah intervensi nilai mean = 40,35
holistic (Kp). Untuk menguji apakah pengaruh yang artinya tingkat kecemasan ringan.
kecemasan sebelum dan setelah intervensi Pengaruh depresi sebelum dan setelah
untuk kelompok home care holistic (Kp) intervensi untuk kelompok home care
memiliki pola yang sama atau berbeda tiap holistic (Kp) memiliki pola yang berbeda tiap
Skor Kecemasan Kelompok Perlakuan

Gambar 1. Grafik perbedaan kecemasan antara sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok model
home care holistic (Kp)

Gambar 2. Grafik perbedaan depresi antara sebelum dan setelah intervensi untuk kelompok home
care holistic (Kp)

111
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 107–115

Tabel 1. Hasil paired sample test pada data pengaruh kecemasan sebelum dan setelah intervensi untuk
kelompok home care holistic (Kp)
Ukuran Statistik Uji t
Rerata SD Nilai Stat. Sign.
Sebelum Intervensi 76,65 12,466 11,950 0,000
Setelah Intervensi 40,35 8,375

Tabel 2. Hasil Paired sample test pada data pengaruh depresi sebelum dan setelah intervensi untuk
kelompok home care holistic (Kp)
Ukuran Statistik Uji t
Rerata SD Nilai Stat. Sign.
Sebelum Intervensi 90 17,526 12,188 0,000
Setelah Intervensi 55,65 12,347

responsdennya, dapat dilihat bahwa pengaruh Penelitian ini setelah pasien diberikan
depresi responden sebelum intervensi lebih model home care holistic mengalami
tinggi dibandingkan dengan pengaruh depresi penurunan kecemasan. Berdasarkan hasil uji
responden setelah intervensi untuk kelompok beda diperoleh signifikansi sebesar 0,000 yang
home care holistic (Kp). artinya ada perbedaan kondisi kecemasan
Paired sample test menghasilkan nilai pada pasien stroke iskemik kelompok model
signifikan sebesar 0,000 di mana nilai tersebut home care holistic dengan kelompok model
kurang dari 0,05, dengan demikian H0 ditolak home care setelah intervensi. Penerapan model
dan disimpulkan bahwa ada perbedaan depresi home care holistic selalu menekankan pada
sebelum dan setelah intervensi untuk kelompok pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual.
home care holistic (Kp). Depresi pada kelompok Perawatan biologis diberikan terapi
home care holistic (Kp) sebelum intervensi, somatik neurologis terhadap stroke-nya yang
dilihat dari nilai mean = 90 yang artinya meneruskan terapi dari dokter yang merawat
tingkat depresi berat, setelah intervensi nilai juga memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan dan
mean = 55,65 yang artinya tingkat depresi elektrolit, eliminasi, aktivitas dan istirahat/
ringan. tidur, integritas kulit dan mengobservasi
tanda-tanda vital.
Pendekatan psikologis diberikan suportif
PEMBAHASAN
dan kognitif pada saat kondisi mental emosional
Kecemasan dapat diekspresikan secara pasien dalam keadaan stabil agar pasien dapat
langsung melalui perubahan biologis dan menerima kenyataan dan mengembalikan
perilaku serta secara tidak langsung melalui rasa percaya diri. Pendekatan implementasi
timbulnya gejala atau mekanisme koping untuk psikologis yang diberikan berupa memfasilitasi
melawan kecemasan. Intensitas perubahan teknik koping yang konstruktif dengan jalan
perilaku akan meningkat sejalan dengan mengajak pasien untuk menemukan makna
peningkatan tingkat cemas. Gejala kecemasan dari penyakit, menggali potensi diri pasien,
antara lain didapati adanya sifat-sifat yang mengajak pasien untuk mengidentifikasi cara
kompulsif dari pasien neurosa cemas. Pada yang biasa digunakan untuk mengatasi kesal,
penelitian ini pasien menunjukkan sering marah atau sesuatu yang tidak menyenangkan,
gelisah dan gugup sewaktu diajak berbicara. memfasilitasi pandangan yang positif tentang
Kecemasan yang muncul pada pasien dengan konsep diri dan memotivasi untuk melakukan
stroke iskemik antara lain cemas tentang aktifitas.
kesembuhan penyakitnya, cemas akan biaya Pendekatan sosial diberikan dalam
pengobatan dan kecemasan akan masa menunjang respons sosial yang adaptif
depannya. kepada pasien dan keluarga. Dukungan

112
Home Care Holistic terhadap Perubahan Kecemasan (Luluk Widarti)

yang diberikan berupa dukungan emosional, positif. Dzikir jika dilakukan dengan penuh
dukungan informasi, dan dukungan materiil. konsentrasi akan memunculkan gelombang
Model ini dikembangkan dari konsep Pearlin alpha, yaitu gelombang otak yang timbul jika
dan Aneshensel. Pendekatan sosial agar kondisi tubuh rileks. Efek lain dari meditasi
pasien tidak rendah diri dan banyak bergaul dzikir adalah menimbulkan perubahan
guna menghindari keterasingan dengan jalan kesadaran seseorang, dari kesadaran normal
melakukan teknik komunikasi terapeutik, menuju kesadaran lain yang sering disebut
terbuka, eksplorasi dan klarifikasi, mendorong sebagai altered states of consciousness (ASC).
pasien u nt u k meredakan ketegangan Menurut Ludwig dalam Suryabrata (2000)
emosinya membantu pasien untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi ketika
pikiran dan perasaannya, membantu pasien individu berada dalam kondisi ASC antara
unt u k mengekspresikan perasaan nya, lain adanya perubahan pikiran, perubahan
mengajak pasien untuk berpartisipasi dalam perasaan tentang waktu, perubahan kontrol
pengambilan keputusan yang berkenaan diri, persepsi, body image, dan perasaan/
dengan perawatannya, menyakinkan kepada pengalaman yang sulit untuk diceritakan.
pasien bahwa dia adalah tetap sebagai individu Zat endorphine ini bisa distimulasi dengan
yang berguna bagi keluarga dan masyarakat, latihan meditasi dzikir melalui konsentrasi
mengajak keluarga untuk memberi dukungan yang mendalam pada kalimat-kalimat dzikir
sosial, memfasilitasi hubungan interpersonal sehingga beberapa individu setelah melakukan
yang memuaskan. Dukungan sosial sebagai
dzikir merasakan keadaan psikologisnya
informasi atau nasehat verbal dan non verbal,
sangat tenang dan damai.
bantuan nyata atau tindakan yang diberikan
Dzikir dapat juga dikatakan sebagai
oleh keakraban sosial atau berupa kehadiran
strategi koping untuk menghadapi berbagai
dan mempunyai manfaat emosional atau
kesulitan yang dihadapi manusia. Dengan
berpengaruh pada perilaku penerimanya.
berdzikir individu akan memperoleh kekuatan,
Keluarga memiliki fungsi suportif.
harapan, optimisme dan semangat baru
Keluarga memainkan sebuah peran yang
untuk memecahkan masalahnya, mengatasi
sangat penting dalam menentukan perilaku
kesulitan-kesulitan, dan menghadapinya
anggota keluarganya yang sakit, bersifat
mendukung selama masa penyembuhan dan dengan positif (Hawari, 2008). Dzikir akan
pemulihan (Schneck, 1998). Apabila dukungan membantu individu di dalam menghadapi
semacam ini tidak ada maka keberhasilan kesulitan-kesulitan hidupnya, karena dengan
program penyembuhan dan pemulihan akan dzikir individu melakukan penyerahan diri
sangat berkurang. Respons sosial ini dapat secara total kepada Tuhan. Kemudian akan
bersifat adaptif yang ditunjukkan dengan menimbulkan harapan baru (new hopefulness)
adanya perilaku yang responsif sedangkan dan optimisme (new optimism) dengan
respons sosial yang bersifat mal adaptif keyakinan bahwa Tuhan akan memberikan
mengarah kekhawatiran yang berlebihan pertolongan-Nya.
sehingga menimbulkan kecemasan, kalau Penelitian ini didapatkan bahwa
keadaan ini berlangsung terus-menerus akan pasien stroke iskemik mengalami depresi
menimbulkan depresi (Stuart dan Laraia, yang berat dan berkepanjangan. Stigmatisasi
2000). sosial akan memperparah perasaan depresi
Pendekatan spiritual diberikan dengan dan harga diri yang rendah (Stuart & Laraia,
menekankan bahwa apa yang dialaminya 2000). Depresi yang berkepanjangan akan
itu sebagai ujian atau cobaan keimanan oleh berdampak pada keadaan fisik. Depresi adalah
karenanya pasien diberi semangat untuk tidak kesedihan yang berkepanjangan yang ditandai
berputus asa dalam berupaya memulihkan dengan putus asa untuk melakukan kegiatan
kesehatannya disertai dengan sholat, doa apapun. Distres spiritual berupa harapan
dan dzikir. Dzikir secara psikologis akan yang terlalu berlebihan, tidak sabar dan tidak
menciptakan perasaan damai, tenang dan dapat mengambil hikmah dari sakitnya,
suasana emosi diliputi oleh emosi-emosi memperparah kondisi sakitnya. Menurut

113
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 107–115

Ronaldson (2000) pasien dengan penyakit saja melainkan dengan pendekatan holistic
terminal yang menjalani perawatan lama yaitu bio-psiko-sosial-spiritual. Penggunaan
mengalami distres spiritual yang berat. model tersebut akan mempercepat respons
Depresi pasca stroke dikarenakan adaptif. Menurut Roy dikutip oleh Nursalam
gangguan pada fungsi alat gerak, pada mental (2008) menjelaskan bahwa tujuan asuhan
emosionalnya, alam perasaannya tidak stabil, keperawatan adalah mempercepat respons
terkadang marah-marah, murung dan sedih atau adaptif 4 komponen (yang meliputi adaptasi
sebaliknya merasa gembira dan bersemangat. fisik, psikologis, sosial, dan spiritual). Model
Gangguan mental emosional tersebut sangat home care holistic diterapkan pada pasien
tidak wajar (Hawari, 2008). Pada penelitian untuk menunjang respons fisik yang adaptif
ini setelah pasien diberikan model home care adalah dengan memberikan dukungan
holistic mengalami perubahan depresi, karena terapi somatik maupun fisioterapi untuk
pasien sudah tidak merasa rendah diri, banyak menghilangkan keluhan-keluhan somatik
bergaul dan pasien bersemangat untuk tidak (fisik).
berputus asa dalam memulihkan kesehatannya Respons psikologis yang adaptif pada
disertai dengan sholat, doa dan dzikir. Setelah pasien yang mengalami kecemasan dan atau
pasien diberikan model home care holistic, depresi yaitu diberikan terapi kejiwaan/
pasien mengalami penurunan depresi. psikologik berupa psiko terapi suportif,
Hasil uji beda diperoleh signifi kansi terapi ini dimaksudkan untuk memberikan
sebesar 0,000 yang artinya ada perbedaan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien
kondisi depresi pada pasien stroke iskemik yang bersangkutan tidak merasa putus asa
kelompok model home care holistic dengan dan diberi keyakinan serta percaya diri bahwa
kelompok model home care setelah intervensi. ia mampu mengatasi masalah yang sedang
Pada kelompok pasien yang mendapatkan dihadapinya dan psiko terapi kognitif dengan
model perawatan home care, terapi yang terapi ini dimaksudkan untuk memulihkan
diberikan hanya terapi somatik (fisik) saja fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan
sehingga dapat menimbulkan ketegangan untuk berfikir secara rasional konsentrasi dan
secara psikologis (Depkes, 2002). Saat individu daya ingat (Hawari, 2008).
mengalami ketegangan psikologis, dirinya akan
menganggap situasi yang membuat dirinya
SIMPULAN DAN SARAN
tertekan sebagai suatu ancaman sehingga
akan menyebabkan dirinya merasa cemas, Simpulan
sedangkan apabila situasi yang membuatnya Model home care holistic yang
cemas terjadi berulang kali maka akan terjadi menekankan pendekatan bio-psiko-sosial-
depresi. Sebagaimana disampaikan Caplan spiritual untuk membangun coping style
(2009). Jika seseorang merasakan penyakit yang positif, ternyata dapat memperbaiki
yang diderita merupakan penyakit kronis dan respons psikologis yang dicerminkan oleh
sulit penyembuhannya, maka pasien sering penurunan kecemasan dan depresi pada pasien
merasa gagal dalam hidupnya akibatnya mereka stroke iskemik. Respons psikologis tersebut
menjadi sedih, sensitif dan mudah marah setiap dapat mencegah terjadinya proses inflamasi
menghadapi masalah. Stigmatisasi sosial akan lebih lanjut maupun perluasan infark serebri,
memperparah perasaan depresi dan harga diri sehingga kecacatan akibat stroke iskemik bisa
yang rendah (Stuart & Laraia, 2000). Depresi dicegah dan penderita tetap produktif.
yang berkepanjangan akan berdampak pada
keadaan fisik (Proto, 1990). Saran
Penelitian ini kelompok pasien yang
Model home care holistic
mendapatkan model perawatan home care
direkomendasikan untuk dapat digunakan
holistic menunjukkan penurunan respons
dalam asuhan keperawatan pada berbagai
depresi. Hal ini dikarenakan terapi yang
kasus penyakit kronis dalam memperbaiki
diberikan bukan hanya terapi somatik (fisik)
perubahan respons psikososial dan imunitas.

114
Home Care Holistic terhadap Perubahan Kecemasan (Luluk Widarti)

Perlu dukungan pembuat kebijakan Lumanthobing, S.M., 2007. Stroke Bencana


di bidang pelayanan kesehatan dalam Peredaran Darah di Otak. Jakarta:
menerapkan model home care holistic, hal Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
ini bisa ditetapkan oleh pimpinan instansi Universitar Indonesia.
pelayanan dalam membuat SOP (Standar Nursalam, 2008. Proses dan Dokumentasi
Operasional Prosedur) untuk dilaksanakan Kepera watan. Jakar ta: Salemba
oleh semua tenaga kesehatan. Medika.
Nursalam, 2005. Efek PAKAR terhadap
Respons Kognisi dan Biologis pada
KEPUSTAKAAN Pasien Terinfeksi HIV. Disertasi tidak
dipublikasikan. Surabaya: Universitas
Caplan, L.R., 2009. Caplan's Stroke: A Clinical
Airlangga.
Approach. Forth edition. Philadelphia:
Proto, L., 1990. Self Healing. How to use your
Elsevier Inc.
mind to heal your body. Great Britain:
Depkes, R.I., 2002. Pedoman Perawatan
Angus and Robertson.
Kesehatan di Rumah. Jakarta: Direktorat
Ronaldson, S., 2000. Spirituality. The Hearth
Keperawatan dan keteknisian Dirjen
of Nursing. Melbour ne: Ausmed
Yanmed.
Publication. Pp. 5–23.
Diwanto, M.A., 2009. Tips Mencegah Stroke,
Schneck, M.J., 1998. Acute Stroke: An
Hipertensi dan Serangan Jantung.
Aggresive Approach to Intervention
Yogyakarta: Paradigma Indonesia.
and Prevention. Hospital Medicine.
Hawari, D., 2001. Stres, Depresi dan Kecemasan,
Pp. 11–28.
Sebab Akibat serta Penanggulangannya.
Stuart, G.W. dan Laraia, M.T., 2000.
Al-Qur'an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan
Psychiatric Nursing. St. Louis: Mosby.
Kesehatan Jiwa, Dana Bhakti Yasa,
Suryabrata, S., 2000. Psikologi Kepribadian.
Cetakan X. Hlm. 43–87.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hawari, D., 2008. Managemen Stres, Cemas
Sustrani, L.A., Alam, S., dan Hadibroto, I.,
dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
2004. Stroke. Jakarta: PT Gramedia
FKUI Jakarta.
Pustaka Umum.
Hinkle, J.L., dan Guanci. 2007. Acute Ischemic
Stroke Review. Journal Neuroscience
Nursing. hlm. 285–310.

115

You might also like