Professional Documents
Culture Documents
Keywords:
Asphyxia,ASI, Low Birth Weight, Birth Trauma, Hyperbilirubinemia.
Abstrak
Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling
sering ditemukan pada bayi baru lahir.Lebih dari 85% bayi cukup
bulan yang kembali dirawat dalam minggu pertama kehidupan
disebabkan oleh keadaan ini.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperbilirubinemia
di RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2018. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional. Penelitiandilakukan pada bulan Agustus 2019 sampai
dengan April 2020.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi
sakit yang dirawatdi RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun
2018 yang berjumlah 333 bayi. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dengan teknik total sampling yang berjumlah 333 bayi.
Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dengan
instrumen penelitian menggunakan lembar isian.Analisis data
menggunakan uji chi square dengan tingkat signifikansi 95%. Hasil
penelitian didapatkan bahwa kejadian hiperbilirubinemia pada bayi
21
Dian Annisa : Dianannisarusna@gmail.com
Jurnal Ibu dan Anak
Vol.8, No.2, November 2020
ISSN 2721- 0499 (Online), ISSN 2338-1930 (Print)
Kata Kunci
Asfiksia, ASI, Berat Bayi Lahir Rendah, Trauma Lahir, Hiperbilirubinemia
23
Dian Annisa : Dianannisarusna@gmail.com
Jurnal Ibu dan Anak
Vol.8, No.2, November 2020
ISSN 2721- 0499 (Online), ISSN 2338-1930 (Print)
Hiperbilirubinemia
Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa kejadian dihasilkan tubuh dalam hati berkurang yang
hiperbilirubinemia pada bayi yang menyebabkan hiperbilirubinemia (Kosim,
mengalami asfiksia yaitu 12,1% dan 22,4% 2007)
pada bayi yang tidak asfiksia. Hasil uji Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
statistik chi square menunjukkan adanya yang dilakukan oleh Saptanto (2016)
hubungan antara asfiksia dengan kejadian penelitian di RSUD Tugurejo semarang,
hiperbilirubinemia (p= 0,048). didapatkan bahwa angka kejadian
Hasil penelitian dengan menggunakan uji hiperbilirubinemia pada bayi sebanyak 32
statistik chi square diperoleh nilai p sebesar (61,5%) dari 74 neonatus penderita
0,048 <α (0,05) maka dapat disimpulkan hiperbilirubinemia. Asfiksia dapat
bahwa ada hubungan antara asfiksia menyebabkan hipoperfusi hati, yang
dengan kejadian hiperbilirubinemia di RSUD kemudian akan menggangu uptake dan
Arifin Achmad Kota Pekanbaru tahun 2018 metabolisme bilirubin hepatosit (Martiza,
dengan nilai OR 0,474 yang bermakna 2009). Hal ini juga sesuai dengan penelitian
bahwa bayi asfiksia mempunyai peluang sebelumnya yang telah dilakukan oleh
0,474 kali untuk kejadian hiperbilirubinemia. Hasvivin dkk yang menyatakan bahwa
Asfiksia adalah kegagalan memulai dan terdapat hubungan bermakna antara asfiksia
melanjutkan pernapasan secara spontan dan dengan ikterus neonatorum di NICU RSKD Ibu
teratur pada saat bayi baru lahir atau dan Anak Siti Fatimah Makassar (Hasvivin,
beberapa saat sesudah lahir. Bayi mungkin 2012).
lahir dalam kondisi asfiksia (asfiksia primer) Hal ini menjelaskan bahwa bayi dengan
atau mungkin dapat bernafas tetapi akan asfiksia merupakan faktor yang berhubungan
mengalami asfiksia beberapa saat setelah dengan kejadian hiperbilirubinemia, yang
lahir (asfiksia sekunder) yang dapat mana kurangnya asupan oksigen pada
mempengaruhi terjadinya hiperbilirubinemia organ-organ tubuh sehingga fungsi organ
(Sudarti,2014). tidak maksimal, glikogen yang dihasilkan
Kurangnya asupan oksigen pada organ- tubuh dalam hati berkurang yang
organ tubuh sehingga fungsi organ tidak menyebabkan hiperbilirubinemia.
maksimal, glikogen yang dihasilkan tubuh
dalam hati berkurang yang menyebabkan
hiperbilirubinemia. Hal ini sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa adanya hubungan
antara neonatus yang kekurangan oksigen
pada organ-organ tubuh sehingga fungsi
organ tidak maksimal , glikogen yang
24
Dian Annisa : Dianannisarusna@gmail.com
Jurnal Ibu dan Anak
Vol.8, No.2, November 2020
ISSN 2721- 0499 (Online), ISSN 2338-1930 (Print)
Tabel 6 Hubungan Berat Bayi Lahir Rendah dengan kejadian Hiperbilirubinemia di RSUD
Arifin achmad Kota Pekanbaru Tahun 2018
Hiperbilirubinemia
Berat Lahir Ya % Tidak % Total % PValue OR
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa kejadian Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
hiperbilirubinemia pada bayi dengan BBLR Wijaya (2019) didapatkan bahwa angka
yaitu 12,4% dan 16,5% pada bayi yang kejadian hiperbilirubinemia terjadi pada
tidak BBLR. Hasil uji statistik chi square BBLR yaitu 16 (37,2%) dan 27 (67,8%) pada
didapatkan bahwa tidak ada hubungan Bayi berat lahir normal. Hal ini sejalan
antara berat bayi lahir rendah (BBLR) dengan hasil penelitian ini bahwa tidak ada
dengan kejadian hiperbilirubinemia (p= hubungan antara BBLR dengan kejadian
0,358). hiperbilirubinemia dimana nilai p 0,189 yang
Hasil penelitian dengan menggunakan uji berarti bayi berat bayi lahir rendah bukan
statistik chi square diperoleh nilai p sebesar merupakan faktor yang berhubungan dengan
0,358 >α (0,05) dengan nilai OR 0,712, kejadian hiperbilirubinemia.
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada Hal ini menjelaskan bahwa berat bayi lahir
hubungan antara bayi berat lahir rendah rendah bukan merupakan faktor yang
dengan kejadian hiperbilirubinemia di RSUD berhubungan dengan kejadian
Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2018. hiperbilirubinemia.Karena bayi berat lahir
Menurut Proverawati (2010) menjelaskan rendah dan bayi berat lahir normal dapat
bahwa bayi yang lahir dengan BBLR dapat berpeluang terhadap kejadian
mengakibatkan terjadinya hipotermi, sindrom hiperbilirubinemia.
gangguan pernafasan, hipoglikemia,
perdarahan intrakranial, rentan terhadap
infeksi, hiperbilirubinemia, dan asfiksia
neonatorum penyebab BBLR yaitu faktor ibu,
janin dan lingkungan. Berbeda dengan
pendapat Rustam (1998) bayi berat lahir
rendah (BBLR) mungkin prematur (kurang
bulan) mungkin juga cukup bulan dan BBLR
sangat rentan terhadap hipotermi dan infeksi.
Hal ini didukung oleh penelitian Prasetyowati
(2016) bahwa bayi hiperbilirubinemia
dengan BBLR sebanyak 76,2% dibandingkan
bayi yang tidak hiperbilirubinemia dan
mengalami BBLR, dimana hasil penelitian
yaitu p 0,007 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara BBLR
dengan kejadian hiperbilirubinemia.
25
Dian Annisa : Dianannisarusna@gmail.com
Jurnal Ibu dan Anak
Vol.8, No.2, November 2020
ISSN 2721- 0499 (Online), ISSN 2338-1930 (Print)
Hiperbilirubinemia
Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa kejadian produksi bilirubin berlebihan, gangguan
hiperbilirubinemia pada bayi yang proses uptake dan konjugasi hepar,
mengalami trauma lahir yaitu 12,5% dan gangguan transportasi dalam metabolisme
14,4% pada bayi yang tidak mengalami dan gangguan dalam metabolisme dan
trauma lahir. Hasil uji statistik chi square gangguan dalam eksresi, ikterus pada
didapatkan bahwa tidak ada hubungan hiperbilirubinemia dapat disertai oleh BB
antara trauma lahir dengan kejadian kurang dari 2500 gram, masa gestasi kurang
hiperbilirubinemia (p=0,865). dari 36 minggu, asfiksia, hipoksia, SGNN,
Hasil penelitian dengan menggunakan uji infeksi , trauma lahir pada kepala ,
statistik chi square diperoleh nilai p sebesar hipoglikemia, hiperkapnia, dan
0,865 >α (0,05) dengan nilai OR 0,846, hiperosmolaritas darah.
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada Hal ini didukung oleh penelitian Widiawati
hubungan antara trauma lahir dengan (2017) bahwa bayi sepsis/ Trauma lahir
kejadian hiperbilirubinemia di RSUD Arifin dengan kejadian ikterus neonatorum
Achmad Kota Pekanbaru Tahun 2018. didapatkan sebanyak 44 (67,7%)
Menurut Rukiyah (2013) yang menyatakan mengalami sepsis dimana nilai p 0,002 <α
riwayat persalinan ibu dapat merupakan (0,05) maka dapat disimpulkan ada
faktor risiko terjadinya trauma lahir, hubungan sepsis dengan kejadian ikterus
disamping penolongnya sendiri, pada neonatorum.
penelitian menemukan jenis persalinan sectio Hal ini sesuai dengan penelitian Sastrawati
caesarea dengan presentasi terbesar disusul (2013) yang menunjukkan bahwa hasil uji Chi
dengan ekstraksi vacum/ forcep, ektraksi Square didapatkan nilai p sebesar 0.276 (p>
vacum/forcep mempunyai kecenderungan 0,05), tidak ada hubungan antara trauma
terjadinya perdarahan tertutup dikepala kelahiran dengan kejadian hiperbilirubinemia
(trauma persalinan) seperti caput pada bayi.
succadeneum dan cephal hematoma yang Hal ini sesuai penelitian Cholifah dkk (2017)
merupakan faktor resiko terjadinya menunjukkan bahwa bayi yang kadar
hiperbilirubinemia. Berbeda dengan bilirubinnya normal seluruhnya mengalami
pendapat Muslihatun (2010) adapun faktor- trauma lahir yaitu sebesar 13 (100%).
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Sedangkan bayi yang kadar bilirubinnya
hiperbilirubinemia secara garis besar adalah tidak normal tidak ada yang trauma lahir
26
Dian Annisa : Dianannisarusna@gmail.com
Jurnal Ibu dan Anak
Vol.8, No.2, November 2020
ISSN 2721- 0499 (Online), ISSN 2338-1930 (Print)
yaitu sebesar 0 (%). Hal ini menjelaskan karena faktor lain yang menyebabkan
bahwa trauma lahir bukan merupakan faktor hiperbilirubinemia.
yang berhubungan dengan kejadian
hiperbilirubinemia, hal ini dimungkinkan
DAFTAR PUSTAKA.
SIMPULAN [1] Anggraini,Yetti. 2013. Hubungan Antara
a. Kejadian Hiperbilirubinemia di RSUD Persalinan Premature Dengan Kejadian
Arifin Achmad Kota Pekanbaru Tahun Hiperbilirubin Pada Neonatus.Tanjung
2018 sebanyak 47 kasus (14,1%). Karang.
b. Ada hubungan antara Asfiksia dengan
kejadian Hiperbilirubinemia(p=0,048) [2] Bahiyatun.2009. Hubungan Pemberian
c. Tidak ada hubungan antara berat bayi ASI dengan kejadian Ikterus Pada Bayi
lahir rendah dengan kejadian Baru Lahir 7 Hari di RSUD dr. Zainoel
Hiperbilirubinemia (p=0,358). Abidin Banda Aceh. Banda Aceh.
d. Tidak ada hubungan antara trauma lahir
dengan kejadian Hiperbilirubinemia (p= [3] Cholifah, Djauharoh, Hanik Machfudloh.
0,865). 2017. Faktor-faktor yang Berpengaruh
Terhadap Hiperbilirubinemia di RS
UCAPAN TERIMA KASIH Muhamadiyah gresik. Sidoarjo: Fakultas
1. H. Husnan, S. Kp, MKM selaku Direktur Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah
Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau. Sidoarjo.
2. Dr.H. Nuzelly Husnedi, MARSselaku
Kepala Puskesmas Sidomulyo yang [4] Dewi AKS, Kardana IM, Suarta K.
menyediakan tempat untuk melakukan Efektivitas fototerapi terhadap Penurunan
penelitian. Kadar Bilirubin Total pada
3. Hj. Juraida Roito Harahap, SKM, M.Kes Hiperbilirubinemia Neonatal di RSUP
selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes sanglah. Sari Pediatri.2016;18(2):81-96.
Kemenkes Riau.
4. Lailiyana, SKM, MKM selaku Ketua [5] Fatmawati, Sumiati. 2017. Analisis
Program Studi DIV Kebidanan Poltekkes Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kemenkes Riau dan sebagai pembimbing Kejadian Hiperbilirubin.Program Studi
II. Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
5. Findy Hidratni, SST, M.Keb selaku Kesehatan : Universitas Gresik.
pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, masukan, pengarahan, [6] Farid. 2011. Faktor-faktor yang
petunjuk, motivasi, kritik dan saran kepada Berhubungan dengan Kejadian
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini Hiperbilirubinemia pada
6. Seluruh dosen politeknik kesehatan Neonatus.Jakarta.
kemenkes riau yang telah memberikan
bimbingan, masukan, pengarahan, [7] Febriati. 2017. Faktor-Faktor Penyebab
petunjuk, motivasi, kritik dan saran kepada Terjadinya Ikterus Pada Neonatorum di
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ruangan NICU RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau Tahun 2016. Akademik
Kebidanan Internasional Pekanbaru.
27
Dian Annisa : Dianannisarusna@gmail.com
Jurnal Ibu dan Anak
Vol.8, No.2, November 2020
ISSN 2721- 0499 (Online), ISSN 2338-1930 (Print)
[9] Hasvivin, dkk. 2013. Hubungan Frekuensi [20]Maryunani A, Sari PE.2014. Asuhan
Pemberian ASI, Riwayat Asfiksia dan Kegawatdaruratan Maternal dan
Berat Badan Lahir dengan Angka Kejadian Neonatal.Jakarta: Trans Info Media.
Ikterus Neonatorum di Ruang NICU RSKD
Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. [21]Meadow SR, Roy, Simon J. 2005.
Makasar: Stikes Nani Hasanuddin Pediatrika Edisi Ketujuh.Jakarta: Penerbit
Makasar. Erlangga. 2005.
[10] Hernawati E, dkk .2017. Buku Ajar Bidan [22]Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Neonatal.Jakarta : Trans Info media. Fitramaya
[11]Hidayati E, Rahmaswari M. 2016. [23]Prasetyowati, dkk. 2016. Hubungan BBLR
Hubungan Faktor Ibu dan Faktor Bayi dan Asfiksia dengan kejadian
Dengan Kejadian Hiperbilirubinemia Pada Hiperbilirubinemia di Ruang Neonatus
Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum RSUD A.Yani Kota Metro: Politeknik
Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara. Kesehatan Tanjung Karang.
[12]Kemenkes, RI. 2017. Profil Kesehatan [24]Prawirahardjo, sarwono.2010.Ilmu
Indonesia.Jakarta: Kementerian kebidanan.Jakarta : Yayasan bina
Kesehatan RI. pustaka.
[13]Kristiyanasari, W, dkk. 2011. Asuhan [25]Proverawati, dkk. 2010. Berat Bayi Lahir
keperawatan Neonatus dan Anak. Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yogyakarta: Nuha Medika.
[26]Puspita N. 2018. Pengaruh Berat Badan
[15]Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, irawan G, Lahir Rendah terhadap Kejadian Ikterus
Usman A. 2012. Buku Ajar Neonatologi. neonatorum di Sidoarjo: Jurnal Berkala
Epidemiologi.
[16]Mojtahedi SY, Izadi A, Seirafi G,
Khedmat L, Tavakolizadeh R. 2018. Risk [27]Rini K. 2016. Analisis Faktor Risiko yang
Factors Associated with Neonatal Jaundice: Berhubungan dengan Kejadian Ikterus
A Cross Sectional Study from iran. Neonatorum Fisiologis di Ruang
Macedonian Journal of Medical Sciences. Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Tahun
2013.Skripsi: Universitas Airlangga.
[17]Manuaba, dkk. 2012. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta : EGC. [28]Roselina E, Pinem S, Rochimah. Hubungan
Jenis Persalinan dan Prematuritas dengan
[18]Marmi, ddk.2012. Asuhan Neonatus Bayi Hiperbilirubinemia di RS
Balita dan Anak Prasekolah.Yogyakarta: Persahabatan.Jurnal Vokasi Indonesia.
Pustaka Belajar.
[29]Rukiyah, dkk.2013. Asuhan Neonatus Bayi
[19]Martiza L. 2009. Buku Ajar dan Anak Balita.Jakarta: Trans Media
Gastroenterologi-hepatologi.Jilid ke-1. Info.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
[30]Saptanto A, dkk. 2016. Asfiksia
Meningkatkan Kejadian Hiperbilirubinemia
28
Dian Annisa : Dianannisarusna@gmail.com
Jurnal Ibu dan Anak
Vol.8, No.2, November 2020
ISSN 2721- 0499 (Online), ISSN 2338-1930 (Print)
Patologis Pada Bayi di RSUD Tugurejo jaundice : what do we know? What should
Semarang: Kedokteran Unimus. we do?.Eur J Pediatr 2011;170:1247-55.
[31]Sastrawati, dkk.2012. Analisis Fakt or [41]Yost, P, N, dkk. 2009. Obstetri Williams
Penyebab Kejadian Hiperbilirubinemia di Paduan Ringkas.Jakarta, Penerbit Buku
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Kedokteran EGC.
Periode Januari Desember. Mataram
[32]Sudarti. 2014. Pathologi Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko
Tinggi, Jakarta: Nuha Medika
[33]Scrafford CG, dkk. 2013. Incidence of
and Risk Factors for Neonatal Jaundice
Among Newborns in Southern Nepal.
Nepal: Topical Medicine and
Internasional Health
[34]Simpkin P, Whalley, Keppler. Panduan
Lengkap Kehamilan, Melahirkan & Bayi.
Jakarta: Arcan; 2012.
[39]Wijaya, F, A, Suryawan, W, B.
2019.Faktor Risiko Kejadian Hiperbilirubin
Pada Neonatus Di Ruang Perinatologi
RSUD Wangaya Kota
Denpasar.Departemen Ilmu Kesehatan
Anak Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya : Denpasar Bali
29
Dian Annisa : Dianannisarusna@gmail.com