You are on page 1of 12

HUBUNGAN LAMA SAKIT, PENGETAHUAN,

MOTIVASI PASIEN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KEPATUHAN DIET PASIEN DIABETES MELLITUS

Bertalina1, Purnama2
1,2
Jurusan Gizi, Poltekkes Tanjungkarang
Email: ubertalina@yahoo.com

Abstract: Relationships a Long Illness, Knowledge, Motivation Patient and Family Support
with Dietary Compliance of Patients Diabetes Mellitus. Age-related prevalence of diabetes
increased from 5.9% to 7.1% (246-380 people) around the world in the age group 20-79 years
increased by 55% incidence. The purpose of this research is knowing the relationship a long
illness, knowledge, patient motivation, and family support with dietary compliance of patients
Diabetes Mellitus. This research is an analytic research with cross sectional method, conducted in
June 2016. Based on the research results, the distribution of the characteristics of the respondent, it
is known that the majority were female sex (56.7%), most respondents age range 51-60 years
(43.3%), and most respondents last education is high school (36,7%). Most respondents were
housewives (46.7%) and the majority of respondents had nutritional counseling (63.3%).
Distribution of respondents with disease duration of less than 5 years was 50%. Respondents
mostly good knowledge (66.7%), have poor motivation (53.3%) and has the support of family
support (66.7%). Statistical test results that there is no relationship between long illness with diet
compliance in patients with DM. There is a relationship between knowledge, motivation of the
patient and family support with diet compliance in patients with DM.

Keywords: Diabetes Mellitus, Patients, Diet

Abstrak: Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus. Prevalensi diabetes terkait usia meningkat
dari 5,9% sampai 7,1% (246-380 jiwa) di seluruh dunia pada kelompok usia 20-79 tahun yang
kejadiannya meningkat 55%. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan lama sakit,
pengetahuan, motivasi pasien, dan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien Diabetes
Mellitus. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode cross sectional yang
dilakukan pada bulan Juni 2016. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil analisis univariat
distribusi karakteristik responden, diketahui bahwa jenis kelamin terbanyak adalah perempuan
(56,7%), umur responden terbanyak berkisar 51-60 tahun (43,3%) dan pendidikan terakhir
responden terbanyak adalah SMA (36,7%). Pekerjaan terbanyak responden adalah ibu rumah
tangga (46,7%) dan sebagian besar responden pernah melakukan konsultasi gizi (63,3%).
Distribusi responden dengan lama sakit kurang dari 5 tahun adalah 50%. Responden sebagian
besar pengetahuan yang baik (66,7%), memiliki motivasi yang kurang baik (53,3%) dan memiliki
dukungan keluarga yang mendukung (66,7%). Hasil uji statistik yaitu tidak ada hubungan antara
lama sakit dengan kepatuhan diet pada pasien DM. Ada hubungan antara pengetahuan, motivasi
pasien serta dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien DM.

Kata kunci: Diabetes Mellitus, Pasien, Diet

Diabetes Mellitus merupakan kondisi pada pankreas (defisiensi absolut) dan diabetes
kronis yang ditandai dengan peningkatan tipe 2 yang merupakan dampak dari gangguan
konsentrasi glukosa darah disertai munculnya sekresi insulin dan resistensi terhadap kerja
gejala yang khas, yakni urin yang berasa manis insulin yang sering kali disebabkan oleh obesitas
dalam jumlah yang besar. Kelainan yang menjadi (defisiensi relatif) (Bilous dan Donelly, 2014).
penyebab mendasar dari Diabetes Mellitus adalah Diabetes apabila tidak dikelola dengan
defisiensi relatif atau absolut dari hormon insulin. baik akan dapat mengakibatkan terjadinya
Insulin merupakan satu-satunya hormon yang berbagai penyulut menahun, seperti penyeakit
dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah. serebro-vaskular, penyakit jantung koroner,
Terdapat dua kategori diabetes, yaitu diabetes penyakit pembuluh darah tungkai, penyulit pada
tipe 1 yang terjadi akibat penghancuran autoimun mata, ginjal dan syaraf. Jika kadar glukosa darah
dari sel β penghasil insulin di pulau Langerhans dapat selalu dikendalikan dengan baik,

329
330 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 329-340

diharapkan semua penyulit menahun tersebut pengunjung pada tahun 2010 (Ferdiansyah,
dapat dicegah, paling tidak sedikit dihambat. 2014). Pada tahun 2014 jumlah pasien rawat
Kasus diabetes terbanyak dijumpai adalah DM jalan Diabetes Mellitus di Poli Penyakit Dalam
tipe 2, yang umumnya mempunyai latar belakang RSUD Abdul Moeloek adalah 896 pasien. Pada
kelainan berupa resistensi insulin (Suyono, tahun 2015 jumlah pasien rawat jalan Diabetes
2015). Mellitus adalah 731 pasien yang terdiri dari 490
Diabetes Mellitus menjadi masalah pasien Diabetes Mellitus tipe 2 dan 241 pasien
kesehatan masyarakat utama karena Diabetes Mellitus tipe 1 (Rekam Medik RSUD
komplikasinya yang bersifat jangka pendek dan Abdul Moeloek, 2016).
jangka panjang. Komplikasi diabetes terhadap Salah satu faktor risiko utama yang
sistem vaskular kecil seperti mata, ginjal, dan mempengaruhi terjadinya DM adalah pola makan
saraf. Terhadap sitem vaskular besar yang tidak sehat dimana mereka cenderung terus
berkontribusi terhadap perkembangan angka menerus mengkonsumsi karbohidrat dan
kesakitan, bahkan peningkatan angka kematian. makanan sumber glukosa secara berlebihan,
Defisiensi absolut dari insulin menyebabkan sehingga dapat menaikan kadar glukosa darah
keroasidosis dan koma yang diikuti dengan sehingga perlu adanya pengaturan diet bagi
kematian, bahkan di Inggris ataupun negara maju pasien DM dalam mengkonsumsi makanan dan
lainnya. Diabetes menjadi penyakit yang semakin diterapkan dalam kebiasaan makan sehari-hari
tren saat ini. Prevalensi diabetes terkait usia sesuai kebutuhan tubuh. Tidaklah mudah
meningkat dari 5,9% sampai 7,1% (246-380 mengatur pola makan bagi pasien DM, karena
jiwa) di seluruh dunia pada kelompok usia 20-79 pasti akan timbul kejenuhan bagi pasien DM
tahun yang kejadiannya meningkat 55%. Proporsi karena menu yang dikonsumsi serba dibatasi
dari diabetes tipe 1 sampai tipe 2 bervariasi dari sehingga diperlukan adanya motivasi bagi pasien
15:85 pada populasi di negara maju samapai 5:95 untuk dapat mengontrol glukosa darah dengan
pada populasi di negara berkembang (Bilous dan cara mengatur pola makan (Indarwati dkk, 2012).
Donelly, 2014). Sangat sulit menilai tingkat kepatuhan penderita
Estimasi terakhir IDF, terdapat 382 juta dalam mengikuti anjuran dokter untuk dapat
orang yang hidup dengan diabetes di dunia pada mengendalikan kadar glukosa darah, baik
tahun 2013. Pada tahun 2035 jumlah tersebut menyangkut jadwal minum obat dan dosis,
diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta maupun pola hidup (pola makan, olah raga, dan
orang. Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut, lain-lain).
175 juta di antaranya belum terdiagnosis, Kepatuhan diit dalam perencanaan makan
sehingga terancam berkembang progresif banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa seperti pendidikan, akomodasi, perubahan model
dicegah (Kemenkes RI, 2014). terapi, modifikasi faktor lingkungan dan sosial,
Prevalensi penderita Diabetes Mellitus di serta meningkatkan interaksi profesional tenaga
Indonesia pada tahun 2013 mencapai 5,8% atau kesehatan dengan pasien. Modifikasi faktor
sekitar 8,5 juta penduduk dengan rentang usia 20- lingkungan dapat dibangun melalui dukungan
79 tahun. (Kemenkes, 2014). Jumlah penderita sosial dari keluarga. Motivasi sangat penting
DM (kencing manis) di Indonesia terus peranannya karena dengan motivasi mampu
meningkat menempati urutan keempat terbesar di membuat seseorang melakukan sesuatu untuk
dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat mencapai tujuan yang diinginkan (Indarwati dkk,
(Hiswani, 2010). 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Prevalensi Diabetes Mellitus di Provinsi oleh Gustina dkk (2014), bahwa faktor-faktor
Lampung pada tahun 2013 sebesar 0,8%. yang mempengaruhi kepatuhan diet pada
Sedangkan prevalensi untuk kota Bandarlampung penderita Diabetes Mellitus adalah motivasi
yaitu 0,9% menempati urutan ke lima se Provinsi pasien dan dukungan keluarga.
Lampung. Populasi yang menderita DM tipe 2 di Menurut laporan WHO pada tahun 2003,
kota Bandarlampung berdasarkan laporan enam kepatuhan rata–rata pasien pada terapi jangka
bulanan yang didapatkan sebanyak 2032 orang panjang terhadap penyakit kronis di negara maju
dengan rata-rata per bulan 339 orang dengan usia hanya sebesar 50% sedangkan di negara
≥ 40 tahun (Dinkes Kota Bandarlampung, 2014). berkembang jumlah tersebut bahkan lebih
Jumlah pasien Diabetes Mellitus rawat jalan di rendah. Kepatuhan pasien sangat diperlukan
RSUD Abdul Moeloek menempati urutan ke-2 untuk mencapai keberhasilan terapi terutama
dari 10 penyakit terbanyak dengan jumlah pada penyakit yang tidak menular seperti
pengunjung 6.972 pengunjung pada tahun 2013, penyakit Diabetes Mellitus dan penyakit lainnya.
4.248 pengunjung pada tahun 2011 dan 5.744 Ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit
Bertalina, Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga 331

Diabetes Mellitus dapat memberikan efek negatif pasien dan dukungan keluarga terhadap
yang sangat besar karena presentase kasus kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus.
penyakit tidak menular tersebut diseluruh dunia
mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun
2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan METODE PENELITIAN
meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun
2020. Rancangan penelitian ini menggunakan
Periode sakit dapat mempengaruhi penelitian secara analitik dengan pendekatan
kepatuhan. Beberapa penyakit yang tergolong cross sectional. Karena penelitian ini dilakukan
penyakit kronik, banyak mengalami masalah hanya satu kali pada saat yang bersamaan.
kepatuhan. Dalam penggunaan studi cross sectional
Motivasi adalah suatu proses dalam diri pengukuran variabel dependen (kepatuhan diet)
manusia yang menyebabkan organisme tersebut dan variabel independen (lama sakit,
bergerak menuju tujuan yang dimiliki, atau pengetahuan dan motivasi pasien, dukungan
bergerak menjauh dari situasi yang tidak keluarga,)dilakukan pada waktu yang bersamaan
menyenangkan (Wade dan Travis, 2007). Sikap dan secara langsung.
perilaku dalam kesehatan individu juga Populasi pada penelitian ini adalah pasien
dipengaruhi oleh motivasi diri individu untuk Diabetes Mellitus tipe 2 di Poli Penyakit Dalam
berperilaku yang sehat dan menjaga kesehatan. RSUD Abdul Moeloek dengan jumlah
Tanpa motivasi dalam pengaturan diet pasien pengunjung 731 dalam satu tahun dengan rata-
DM akan mengalami ketidakpatuhan dalam rata 43 pengunjung setiap bulannya. Sampel
mengatur pola makan sehari-hari. Kepatuhan penelitian ini adalah adalah pasien Diabetes
pasien DM dalam melaksanakan diet merupakan Mellitus tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD
salah satu hal terpenting dalam pengendalian Abdul Moeloek. Sampel pada penelitian ini
DM. Pasien DM harus bisa mengatur pola ditentukan berdasarkan pertimbangan peneliti
makannya sesuai dengan prinsip diet DM yang dengan menggunakan kriteria inklusi, yang
dianjurkan oleh tenaga kesehatan, karena dengan berjumlah 100 orang.
mengatur pola makan pasien bisa
mempertahankan gula darah mereka agar tetap
terkontrol (Indarwati dkk, 2012). HASIL
Kendala utama pada penanganan diet
Diabetes Mellitus adalah kejenuhan pasien dalam A. ANALISIS UNIVARIAT
mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan
1. Lama Sakit
untuk mencapai keberhasilan. Pelaksanaan diet
Distribusi responden berdasarkan lama
Diabetes Mellitus sangat dipengaruhi oleh adanya
sakitnya dapat dilihat pada tabel 1.
dukungan dari keluarga. Dukungan dapat
digambarkan sebagai perasaan memiliki atau
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pasien
keyakinan bahwa seseorang merupakan peserta
Diabetes Mellitus Berdasarkan
aktif dalam kegiatan sehari-hari. Perasaan saling
Lama Sakit
terikat dengan orang lain di lingkungan
Jumlah Responden
menimbulkan kekuatan dan membantu Lama Sakit
menurunkan perasaan terisolasi (Brunner dan n %
Suddart, 2002). Jika dukungan keluarga tidak ada <5 Tahun 15 50
maka pasien Diabetes Mellitus akan tidak patuh ≥ 5 Tahun 15 50
dalam pelaksanaan diet, sehingga penyakit Jumlah 30 100
Diabetes Mellitus tidak terkendali dan terjadi
komplikasi yaitu penyakit jantung, ginjal, Berdasarkan tabel diketahui bahwa jumlah
kebutaan, ateroskleorosis, bahkan sebagian tubuh responden yang telah menderita Diabetes
dapat diamputasi. Dan apabila dukungan Mellitus <5 tahun sebanding dengan yang lebih
keluarga baik maka pasien Diabetes Mellitus dari 5 tahun yaitu masing-masing 50%.
akan patuh dalam pelaksanaan diet, sehingga
penyakit Diabetes Mellitus terkendali (Rahmat, 2. Pengetahuan
2002). Distribusi frekuensi pasien Diabetes
Berdasarkan latar belakang permasalahan Mellitus berdasarkan tingkat pengetahuannya
di atas peneliti tertarik untuk mengetahui dapat dilihat pada tabel 2.
hubungan lama sakit, pengetahuan, motivasi
332 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 329-340

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pasien 5. Kepatuhan Diet


Diabetes Mellitus Berdasarkan Distribusi frekuensi pasien berdasarkan
Pengetahuan kepatuhan terhadap diet Diabetes Mellitus dapat
Jumlah Responden dilihat pada tabel 5.
Pengetahuan
n %
Kurang baik 10 33,3 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pasien
Baik 20 66,7 Diabetes Mellitus Berdasarkan
Jumlah 30 100 Kepatuhan Diet
Jumlah Responden
Kepatuhan Diet
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa n %
sebagian besar responden telah memiliki Tidak patuh 18 60
pengetahuan yang cukup baik yaitu sebesar Patuh 12 40
66,7% sedangkan responden yang Jumlah 30 100
pengetahuannya kurang baik hanya 33,3%.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
3. Motivasi bahwa masih banyak pasien Diabetes Mellitus
Distribusi frekuensi pasien berdasarkan yang tidak patuh dalam pelaksanaan diet yaitu
motivasi dapat dilihat pada tabel 3. sebesar 60% sedangkan yang patuh dalam
melaksanakan diet Diabetes Mellitus adalah
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pasien Diabetes sebesar 40%.
Mellitus Berdasarkan Motivasi
Pasien
Jumlah Responden B. ANALISIS BIVARIAT
Motivasi
n %
Kurang baik 16 53,3 1. Hubungan Lama Sakit dengan Kepatuhan
Baik 14 46,7 Diet
Jumlah 30 100
Tabel 6. Hubungan Lama Sakit dengan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui Kepatuhan Diet Pasien Diabetes
bahwa lebih banyak responden yang memiliki Mellitus
motivasi kurang baik yaitu sebesar 53,3%. Kepatuhan Diet
Sedangkan responden yang memiliki motivasi Lama Tidak Total p-
No. Patuh
Sakit Patuh value
yang baik adalah sebesar 46,7%.
n % n % n %
1 <5 10 66,7 5 33,3 15 100
4. Dukungan Keluarga tahun
Distribusi frekuensi dukungan keluarga 2 ≥5 8 53,3 7 41,7 15 100 0,709
responden dapat dilihat pada tabel 4. tahun
Jumlah 18 60 12 40 30 100
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pasien Diabetes
Mellitus Berdasarkan Dukungan Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
Keluarga bahwa sebanyak 33,3% responden yang memiliki
Dukungan Jumlah Responden lama sakit kurang dari 5 tahun patuh terhadap
Keluarga n % diet sedangkan yang lebih dari 5 tahun sebanyak
Kurang 10 33,3 41,7% yang patuh terhadap diet.
mendukung Hasil uji chi square menunjukkan tidak
Mendukung 20 66,7 adanya hubungan yang bermakna antara lama
Jumlah 30 100 sakit dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes
Mellitus dengan nilai p=0,709 (p<0,05)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
bahwa sebagian besar pasien Diabetes Mellitus
mendapat dukungan keluarga yang mendukung
yaitu sebesar 66,7% sedangkan pasien dengan
dukungan keluarga yang kurang mendukung
hanya sekitar 33,3%.
Bertalina, Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga 333

2. Hubungan Pengetahuan dengan 4. Hubungan Dukungan Keluarga dengan


Kepatuhan Diet Kepatuhan Diet

Tabel 7. Hubungan Pengetahuan dengan Tabel 9. Hubungan Dukungan Keluarga


Kepatuhan Diet Pasien Diabetes dengan Kepatuhan Diet Pasien
Mellitus Diabetes Mellitus
Kepatuhan Diet Kepatuhan Diet
Penge-
Tidak Total p- Dukungan Tidak Total p-
tahu- Patuh Patuh
Patuh value Keluarga Patuh value
an
n % n % n % n % n % n %
Kurang 10 100 0 0 10 100 Kurang 10 100 0 0 10 100
baik mendukung
0,002 0,002
Baik 8 40 12 60 20 100 Mendukung 8 40 12 60 20 100
Jumlah 18 60 12 40 30 100 Jumlah 18 60 12 40 30 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
bahwa pasien Diabetes Mellitus yang patuh bahwa sebanyak 60% responden dengan
terhadap diet sebanyak 60% dengan pengetahuan dukungan keluarga yang mendukung dan patuh
yang baik dan tidak ada yang berpengetahuan terhadap diet.
kurang. Hasil uji Fisher menunjukkan adanya
Hasil uji Fisher menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara dukungan
hubungan yang bermakna antara tingkat keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien
pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus dengan nilai p=0,002 (p<0,05).
Diabetes Mellitus dengan nilai p=0,002
(p<0,05).
PEMBAHASAN
3. Hubungan Motivasi Pasien dengan
Kepatuhan Diet a. Gambaran Lama Sakit Pasien Diabetes
Mellitus
Tabel 8. Hubungan Motivasi Pasien dengan Lama sakit ini berhubungan dengan usia
Kepatuhan Diet Pasien Diabetes pertama kali penderita terdiagnosa Diabetes
Mellitus Mellitus, semakin muda usia penderita
Kepatuhan Diet terdiagnosa Diabetes Mellitus maka semakin
Tidak Total p- lama penderita akan menanggung sakit dan saat
Motivasi Patuh
Patuh value ini menurut Syafputri (2012) penyakit Diabetes
n % n % n % Mellitus tipe II mulai banyak menyerang kaum
Kurang 14 77,8 2 16,7 16 100 usia muda penyakit Diabetes Mellitus tipe II
baik
0,004 mulai banyak menyerang kaum usia muda. Hal
Baik 4 22,2 10 83,3 14 100
ini dapat terjadi karena perubahan gaya hidup,
Jumlah 18 60 12 40 30 100
serta menyangkut kecenderungan mengonsumsi
makanan yang kurang serat ditambah dengan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
minuman yang banyak mengandung glukosa.
bahwa sebanyak 16,7% responden yang memiliki
Selain itu, kurangnya aktivitas yang membakar
motivasi yang kurang baik yang patuh terhadap
lemak atau kurang gerak.
diet sedangkan sebanyak 83,3% responden yang
Berdasarkan tabel diketahui bahwa jumlah
memiliki motivasi yang baik dan patuh terhadap
responden yang telah menderita Diabetes
diet.
Mellitus <5 tahun sebanding dengan yang lebih
Hasil uji chi square menunjukkan adanya
dari 5 tahun yaitu masing-masing 15 orang.
hubungan yang bermakna antara motivasi pasien
Diabetes dapat menimpa usia berapa saja,
dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes
meski paling banyak menimpa orang berusia di
Mellitus dengan nilai p=0,004 ( p<0,05).
atas 40 tahun. Tetapi, karena perubahan gaya
hidup modern yang kurang sehat membuat
prevalensi penderita diabetes berusia 20 tahun
atau 30 tahun dan depresi berdampingan dengan
penyakit berat atau merupakan reaksi terhadap
penyakit dan pada beberapa orang, penyakit
kronis dapat menyebabkan depresi. Penyakit
kronis adalah penyakit yang berlangsung dalam
334 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 329-340

waktu yang lama dan biasanya tidak dapat perkembangan mentalnya bertambah baik, akan
disembuhkan sepenuhnya. Walau begitu, tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses
penyakit kronis sering dapat dikendalikan melalui perkembangan mental tidak secepat seperti ketika
diet, olahraga, kebiasaan gaya hidup, dan obat- berumur belasan tahun. Akan tetapi ketika
obatan tertentu (Syafputri, 2012). penderita Diabetes Mellitus yang telah
mempunyai usia lebih dari 65 tahun cenderung
b. Gambaran Pengetahuan Pasien Diabetes tidak mudah untuk menerima
Mellitus perkembangan/informasi baru yang menunjang
Pengetahuan adalah hasil pengindraan derajat kesehatannya. Hal ini dikarenakan proses
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek berpikir yang dimiliki oleh responden mengalami
melalui indra yang dimilkinya (mata, hidung, penurunan dalam hal mengingat dan menerima
telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada sesuatu hal yang baru. Seorang penderita
waktu pengindraan sehingga menghasilkan Diabetes Mellitus yang telah berumur lebih dari
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh 65 tahun akan menurunkan pengetahuan
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. responden itu sendiri (Smeltzer & Bare, 2002
Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui dalam Cahyati, 2015).
oleh seseorang dengan jalan apapun dan sesuatu Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa
yang diketahui orang dari pengalaman yang mayoritas responden memiliki pendidikan yang
didapat. Sebagian besar pengetahuan seseorang tinggi yaitu SMA dan Perguruan Tinggi.
diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) Pendidikan merupakan suatu proses yang akan
dan indera penglihatan (Notoatmodjo, 2010). menghasilkan perubahan perilaku seseorang yang
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti berbentuk peningkatan kemampuan kognitif,
terhadap 30 orang pasien Diabetes Mellitus di afektif dan psikomotor (Notoatmodjo, 2003).
Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Menurut Nursalam (2011) semakin tinggi tingkat
Moeloek diketahui bahwa responden yang pendidikan seseorang maka semakin mudah
memiliki pengetahuan yang cukup baik yaitu orang tersebut menerima informasi, sehingga
sebesar 66,7% sedangkan responden yang banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
pengetahuannya kurang baik hanya 33,3%. Meskipun dengan tingkat pendidikan menengah
Pengetahuan pasien yang baik lebih besar memungkinkan seseorang memiliki pengetahuan
daripada pasien yang memiliki tingkat yang baik karena informasi selain diperoleh dari
pengetahuan yang kurang baik. pendidikan formal juga bisa diperoleh dari
Dari penelitian yang dilakukan, responden pendidikan non formal ataupun informasi yang
dengan pengetahuan yang kurang (33,3%) didapat dari media massa maupun media
sebagian besar belum memahami tentang elektronik.
penatalaksanaan Diabetes Mellitus dan prinsip Hasil penelitian ini sejalan dengan
diet diabetes yaitu 3 J (tepat jumlah, jadwal, dan penelitian yang dilakukan oleh Cahyati (2015)
jenis makanan) terutama dalam pemilihan jenis tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan
makanan yang tepat bagi penderita Diabetes tingkat kepatuhan diet DM , dimana sebagian
Mellitus. Selain itu, pengetahuan yang kurang responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu
baik ditunjukkan dengan responden yang belum 75,7%. Sedangkan responden dengan
mengerti tanda kadar gula darah dibawah normal pengetahuan yang cukup sebanyak 21,6% dan
yaitu lemas, pucat, gemetar, merasa lapar, yang memiliki pengetahuan yang kurang hanya
jantung berdebar-debar dan keringat berlebih. 2,7%. Menurutnya, pengetahuan yang kurang
Responden menganggap bahwa kadar gula tinggi disebabkan oleh umur, jenis kelamin, dan
merupakan kelebihan gula dalam tubuh yang pekerjaan responden.
disebabkan oleh sering mengkonsumsi makanan Hal ini kemungkinan besar disebabkan
yang manis dan tidak mengetahui jenis-jenis oleh kurang terpaparnya informasi mengenai
makanan sumber karbohidrat yang dapat penyakit Diabetes Mellitus oleh responden dan
menaikkan gula darah dengan cepat. Selain itu bagaimana cara pengaturan makan/diet yang
masih banyak responden juga masih belum seharusnya dilaksanakan. Kurangnya minat
mengerti bagaimana pertolongan pertama saat pasien untuk mengikuti konsultasi dari ahli gizi
gula darah sedang rendah. juga mempengaruhi pengetahuan responden. Dari
Berdasarkan hasil penelitian dapat hasil wawancara dengan responden, diketahui
diketahui bahwa mayoritas responden berusia di bahwa responden jarang melakukan konseling ke
bawah 65 tahun dan mayoritas responden Poli Gizi setelah melakukan cek kadar gula
tersebut memiliki pengetahuan yang baik. darah. Bahkan masih ada 36,7% responden yang
Semakin tua usia seseorang maka proses
Bertalina, Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga 335

belum pernah melakukan konseling gizi bertahun-tahun cenderung merasa bosan dan
sebelumnya. lelah dengan diet yang dilakukan. Pada saat-saat
Rumah Sakit diharapkan meningkatkan seperti inilah diperlukan motivasi dari orang-
kerjasama antara dokter dan ahli gizi untuk orang luar baik keluarga, teman maupun petugas
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien kesehatan untuk membangkit kembali semangat
dengan mengadakan penyuluhan gizi khususnya pasien dalam menjalani pengaturan diet DM.
untuk pasien Diabetes Mellitus tipe 2 dalam Ahli Gizi diharapkan lebih proaktif pada
pengaturan makan serta merujuk pasien Diabetes saat memberikan konsultasi, tidak hanya
Mellitus ke Poli Gizi apabila pengetahuan pasien memberikan konsultasi mengenai pengaturan
terkait pengaturan makan masih dirasa kurang. makan pasien DM tetapi juga memberikan
Selain itu diperlukan peran ahli gizi untuk lebih motivasi pada pasien untuk terus melaksanakan
aktif dalam memberikan pelayanan pada saat diet serta mengedukasi keluarga untuk selalu
konsultasi gizi sehingga pasien berminat untuk mendukung jalannya pelaksanaan diet DM bagi
datang ke konsultasi gizi. pasien.

c. Gambaran Motivasi Pasien Diabetes d. Gambaran Dukungan Keluarga Pasien


Mellitus Diabetes Mellitus
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. H. ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek terhadap pasien rawat jalan Abdul Moeloek terhadap pasien rawat jalan
diabetes dapat diketahui bahwa responden yang diabetes dapat diketahui bahwa sebagian besar
memiliki motivasi rendah yaitu sebesar 53,3%. pasien Diabetes Mellitus mendapat dukungan
Sedangkan responden yang memiliki motivasi keluarga yang baik yaitu sebesar 66,7%
tinggi adalah sebesar 46,7%. sedangkan pasien dengan dukungan keluarga
Dari hasil wawancara responden diketahui yang kurang baik hanya sekitar 33,3%.
bahwa lebih banyak responden (53,3%) yang Dari wawancara dengan responden
memiliki motivasi diri yang kurang. Hal ini diketahui bahwa responden dengan keluarga yang
mungkin dikarenakan kurangnya kepercayaan mendukung sebanyak 66,7%. Mayoritas keluarga
pada diri sendiri serta merasa kesulitan dalam mendukung karena mengetahui hal-hal yang
menjalankan diet yang dianjurkan oleh ahli gizi. terkait pengobatan dan diet yang harus dilakukan
Responden lebih percaya bahwa kadar gula darah oleh responden serta telah bersama responden
dapat terkontrol dengan baik hanya dengan dalam waktu yang lama. Beberapa anggota
mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh keluarga juga menemani responden saat
petugas kesehatan. Sebaliknya, menjaga pola konseling sehingga pengetahuan mereka tentang
makan serta beraktivitas bukan merupakan hal diet cukup baik. Sebaliknya responden dengan
yang penting untuk menjaga kadar gula darah dukungan keluarga yang kurang mendukung
tetap normal. Selain itu, kurangnya motivasi (33,3%) terjadi kemungkinan karena
responden juga kemungkinan terkait dengan ketidaktahuan keluarga mengenai diet yang harus
pengetahuan terkait diet yang kurang sehingga dijalani responden sehingga tidak bisa menegur
kurang percaya pada diet yang dianjurkan. responden ketika tidak mematuhi anjuran diet
Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam yang diberikan.
diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut Penelitian ini sejalan dengan penelitian
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna yang dilakukan oleh Pratiwi dan Endang (2012)
mencapai suatu tujuan. Pada dasarnya motivasi bahwa dukungan keluarga untuk pada pasien DM
merupakan interaksi seseorang dengan situasi tipe 2 dengan kategori baik sebesar 70%. Hal ini
tertentu yang dihadapinya. Di dalam diri disebabkan karena sebagian besar pasien
seseorang terdapat kebutuhan atau keinginan menderita DM cukup lama yang dapat dilihat dari
terhadap objek di luar seseorang tersebut. Oleh kunjungan ulang yang dilakukan di rumah sakit
sebab itu motivasi adalah suatu alasan seseorang sehingga anggota keluarga sudah memahami dan
untuk bertindak dalam rangka memenuhi mengerti keadaan yang menimpa salah satu
kebutuhan hidupnya (Notoatmodjo, 2010). anggota keluarganya. Niven (2002) menyatakan
Motivasi yang masih rendah pada bahwa dukungan keluarga dalam bentuk
responden mungkin disebabkan oleh lama sakit dukungan emosional dari anggota keluarga yang
pasien yang telah menahun serta kurangnya lain merupakan faktor yang penting dalam
dukungan dari keluarga atau orang-orang di kepatuhan terhadap program diit yang dijalankan.
sekitarnya dalam melaksanakan diet DM. Pasien Keluarga dapat membantu mengurangi
Diabetes Mellitus yang telah didiagnosis ketidakpedulian yang disebabkan oleh penyakit
336 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 329-340

tertentu dan mereka dapat menghilangkan godaan kepercayaan pasien untuk melakukan konsultasi
pada ketidaktaatan dan seringkali dapat menjadi untuk selanjutnya dapat membantu meningkatkan
kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan. kepatuhan.
Peran aktif keluarga sangat dibutuhkan Hasil penelitian ini sejalan dengan
dalam proses pengobatan pasien diabetes karena penelitian yang dilakukan Cahyati (2015) tentang
salah satu pilar pengendalian diabetes adalah hubungan tingkat pengetahuan diet Diabetes
pengaturan makan atau biasa disebut diet. Peran Mellitus dengan kepatuhan diet pada penderita
keluarga sangat dibutuhkan untuk mengawasi Diabetes Mellitus tipe II di Dusun Karang
serta mengingatkan pasien diabetes agar tidak Tengah Yogyakarta dimana hanya 3% responden
melanggar aturan makan meskipun yang patuh terhadap diet, sedangkan yang tidak
menginginkannya. Selain itu, keluarga juga patuh terhadap diet sebanyak 97%. Dalam
berperan penting dalam hal emosional pasien penelitian, Cahyati (2015) menyimpulkan bahwa
diabetes. Pengobatan diabetes memiliki jangka kepatuhan diet Diabetes Mellitus berkaitan
waktu yang panjang karena diabetes merupakan dengan tingkat pengetahuan diet Diabetes
penyakit yang tidak bisa disembuhkan sehingga Mellitus. Pengetahuan diet mempunyai pengaruh
diperlukan pengendalian yang tepat agar kadar terhadap kepatuhan menjalani diet Diabetes
gula darah terus terkontrol. Akibat pengobatan Mellitus tipe II, ditunjukkan dengan sikap dan
jangka panjang kemungkinan besar penderita kepatuhan yang semakin membaik. Setiap
diabetes merasa jenuh dan putus asa. Oleh karena penderita memerlukan waktu yang berbeda-beda
itu, peran keluarga sangat penting untuk terus dalam meningkatkan pengetahuan. Semakin
memotivasi serta mendukung anggota keluarga banyak informasi yang didapat maka akan
untuk terus menjalankan pengobatan dan diet banyak pengetahuan yang diperoleh dan bisa
yang disarankan. bersikap positif terhadap kepatuhan diet Diabetes
Mellitus.
e. Gambaran Kepatuhan Diet Pasien Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia
Diabetes Mellitus yang taat terhadap peraturan, perintah, prosedur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di dan disiplin. Kepatuhan adalah tingkat perilaku
ruangan Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. H. pasien yang tertuju terhadap instruksi atau
Abdul Moeloek terhadap pasien rawat jalan petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi
diabetes dapat diketahui bahwa masih banyak apapun yang ditentukan, baik diet, latihan,
pasien Diabetes Mellitus yang tidak patuh dalam pengobatan atau janji pertemuan dengan dokter.
pelaksanaan diet yaitu sebesar 60% sedangkan Keyakinan, sikap dan kepribadian juga sangat
yang patuh dalam melaksanakan diet Diabetes berpengaruh kepada kepatuhan pasien dalam
Mellitus adalah sebesar 40%. pelaksanaan diet karena faktor tersebut adalah
Dari wawancara diketahui bahwa lebih faktor internal dalam diri seseorang. Orang yang
banyak responden yang belum mematuhi diet memiliki kepribadian yang pesimis akan mudah
diabetes (60%). Beberapa hal yang masih sering menyerah dalam menghadapi pengobatan serta
diabaikan oleh responden adalah tidak pengaturan makan karena merasa bahwa
mengurangi konsumsi makanan yang manis pengobatan tersebut sangat sulit dilakukan.
meskipun telah menggunakan gula pengganti, Karena itu, untuk orang yang memiliki
jarang mengonsumsi sayuran, tidak berolahraga kepribadian yang pesimis serta sikap yang negatif
dan tidak mengontrol berat badan. Mayoritas dari sangat membutuhkan motivasi dari luar seperti
responden telah mengalami komplikasi atau dukungan sosial dan dukungan keluarga (Niven,
memiliki penyakit lain seperti hipertensi dan 2002).
asam urat. Adanya komplikasi atau penyakit lain
tersebut membuat pasien sering tidak mematuhi f. Hubungan Lama Sakit dengan Kepatuhan
anjuran diet yang diberikan. Diet Pasien Diabetes Mellitus
Dari hasil penelitian diketahui masih ada Berdasarkan hasil penelitian yang telah
responden yang belum pernah sekalipun dilakukan pada pasien Diabetes Mellitus rawat
mengikuti konseling gizi (36,7%) padahal jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul
konseling merupakan hal yang penting bagi Moeloek dapat diketahui bahwa responden yang
penderita DM. Pasien yang rutin melakukan patuh terhadap diet adalah sebesar 33,3% dengan
konseling akan lebih memahami tentang lama sakit kurang dari 5 tahun dan 41,7% dengan
penyakitnya dibandingkan dengan pasien yang lama sakit lebih dari sama dengan 5 tahun.
tidak pernah melakukan konseling. Penjelasan Hasil uji chi square menunjukkan tidak
tentang penyebab sakit dan bagaimana adanya hubungan yang bermakna antara lama
pengobatannya dapat membantu meningkatkan sakit dengan tingkat kepatuhan diet pada pasien
Bertalina, Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga 337

Diabetes Mellitus tipe II di RSUD Dr. H. Abdul baik tidak patuh terhadap pelaksanaan diet
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016 dengan sehari-hari.
nilai p=0,709 ( p<0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
Hal ini sejalan dengan penelitian pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
Ferdiansyah (2014) dalam Gustina (2014) kuat dalam mempengaruhi tingkat kepatuhan diet
mengenai faktor-faktor yang berhubungan pada diabetisi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
dengan tingkat kepatuhan diet pasien Diabetes Provinsi sehingga pemberian informasi yang
Mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas mendalam tentang Diabetes Mellitus sangat
Ciputat Kota Tangerang Selatan dengan sampel penting untuk dilakukan agar tingkat kepatuhan
berjumlah 33 orang yang menyatakan bahwa diet pada pasien meningkat dan menurunkan
lama sakit tidak berhubungan dengan tingkat terjadinya risiko keparahan penyakit dan
kepatuhan diet penderita DM. komplikasi serta dapat mengontrol gula darah
Penelitian Bernal, dkk (2000) pada pasien Diabetes Mellitus.
menemukan bahwa pasien yang telah lama Hasil penelitian ini sejalan dengan
menderita DM namun disertai komplikasi penelitian yang dilakukan oleh Raharjo (2015)
memiliki efikasi diri yang rendah. Dengan mengenai hubungan pengetahuan dan sikap
adanya komplikasi akan mempengaruhi dengan kepatuhan diet Diabetes Mellitus pada
kemampuan pasien untuk mengelola perawatan penerita Diabetes Mellitus di Desa Gonilan
diri dan penyakitnya. Tingkat kepatuhan dengan dengan jumlah responden 45 orang yang
durasi penyakit cenderung memiliki hubungan menyimpulkan bahwa ada hubungan yang
negatif. Semakin lama pasien menderita diabetes, signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
semakin kecil kemungkinan untuk menjadi patuh kepatuhan diet (p=0.001). Hal ini disebabkan
terhadap pengobatan. karena responden umumnya telah mempunyai
Sebaliknya, menurut Abrahim (2011) pendidikan yang baik, sehingga responden
dalam tesisnya yang berjudul Studi Literatur mampu untuk menangkap informasi tentang
Sistematis pada Faktor yang Berkontribusi untuk faktor yang mempengaruhi diabetes melitus yang
Perawatan Diri pada Pasien Diabetes Mellitus terdapat di media cetak seperti koran, majalah,
tipe 2 bahwa lama sakit pasien DM tipe II leafleat dan brosur. Sehingga responden dapat
memiliki korelasi positif, dimana pasien yang mengetahui pola makan untuk mengontrol kadar
telah lama menderita DM tipe 2 memiliki gula darah.
pengalaman serta telah belajar dari rasa sakit Bagi penderita Diabetes Mellitus,
yang telah ia alami selama masa sakitnya pengetahuan serta pemahaman tentang penyakit
sehingga kepatuhan pasien meningkat seiring serta pengaturan makan sangat penting
berjalannya waktu. mengingat bahwa penderita diabetes harus selalu
menjaga kadar gula darah dalam keadaan normal.
g. Hubungan Pengetahuan dengan Kadar gula darah akan terkontrol apabila
Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus pengetahuan pasien mengenai prinsip diet
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diabetes yaitu tepat jumlah, jadwal dan jenis baik
dilakukan pada pasien Diabetes Mellitus rawat maka pelaksanaan diet akan berpengaruh
jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul signifikan terhadap pengontrolan kadar gula
Moeloek dapat diketahui bahwa pasien Diabetes darah yang tentu saja dibantu dengan pilar terapi
Mellitus tipe 2 yang patuh terhadap diet sebanyak diabetes lainnya yaitu latihan jasmani, obat-
60% dengan pengetahuan yang baik dan tidak obatan serta edukasi.
ada yang berpengetahuan kurang.
Hasil uji Fisher menunjukkan adanya h. Hubungan Motivasi Pasien dengan
hubungan yang bermakna antara tingkat Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus
pengetahuan dengan tingkat kepatuhan diet pada Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pasien Diabetes Mellitus di RSUD Dr. H. Abdul dilakukan pada pasien Diabetes Mellitus rawat
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016 dengan jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul
nilai p=0,002 ( p<0,05). Moeloek dapat diketahui bahwa responden yang
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa patuh terhadap diet sebanyak 16,7% dengan
tingkat pengetahuan mempengaruhi kepatuhan motivasi yang kurang baik dan 83,3% dengan
pasien dalam menjalankan diet. Pasien yang motivasi yang baik.
memiliki tingkat pengetahuan yang baik akan Hasil uji chi square menunjukkan adanya
lebih patuh terhadap pelaksanaan diet sehari-hari, hubungan yang bermakna antara motivasi pasien
sedangkan pasien yang pengetahuannya kurang dengan tingkat kepatuhan diet pada pasien
Diabetes Mellitus di RSUD Dr. H. Abdul
338 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 329-340

Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016 dengan perubahan pola makan bagi pasien DM
nilai p=0,004 ( p<0,05). didasarkan pada keinginan pasien untuk sembuh
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dan mengurangi risiko komplikasi akibat
bahwa motivasi pasien merupakan salah satu hal menderita DM sehingga mereka termotivasi
yang mempengaruhi pasien Diabetes Mellitus untuk mengikuti program diet yang dianjurkan
terhadap kepatuhannya dalam menjalani diet oleh dietetisien.
DM. Semakin baik motivasi pasien maka tingkat
kepatuhan diet semakin tinggi. Sebaliknya, i. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
semakin rendah motivasi pasien maka tingkat Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus
kepatuhan diet semakin rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Dari wawancara yang dilakukan, dilakukan pada pasien Diabetes Mellitus rawat
responden dengan motivasi yang tinggi serta jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul
patuh terhadap diet (83,3%) menyatakan bahwa Moeloek dapat diketahui bahwa responden yang
mereka percaya bahwa dengan menjalani diet patuh terhadap diet sebanyak 60% dengan
tubuh mereka akan merasa lebih baik karena gula dukungan keluarga yang mendukung, sedangkan
darah terus terkontrol. Hal ini berkaitan dengan responden dengan dukungan keluarga yang
pengetahuan mereka tentang diet DM yang baik kurang tidak ada yang patuh terhadap diet.
serta mendapat dorongan motivasi dari luar Hasil uji Fisher menunjukkan adanya
seperti keluarga dan petugas kesehatan untuk hubungan yang bermakna antara dukungan
mematuhi diet. Sebaliknya, responden dengan keluarga dengan tingkat kepatuhan diet pada
motivasi yang kurang serta tidak patuh dalam pasien Diabetes Mellitus di RSUD Dr. H. Abdul
menjalani diet (77,8%) menyatakan bahwa Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016 dengan
mereka telah lama menderita diabetes sehingga nilai p=0,002 ( p<0,05).
merasa bosan dengan diet yang dianjurkan Dari hasil penelitian ini menunjukkan
sehingga motivasi dalam menjalani diet menurun. bahwa dukungan keluarga yang baik akan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian mempengaruhi seseorang untuk menjalankan dan
yang dilakukan oleh Gustina (2014) mengenai mematuhi diet yang dianjurkan. Semakin besar
faktor-faktor yang berhubungan dengan dukungan keluarga yang diberikan kepada
kepatuhan diet Diabetes Mellitus pada pasien penderita Diabetes Mellitus, maka semakin tinggi
DM dengan sampe sejumlah 70 orang yang tingkat kepatuhan diabetisi dalam menjalankan
menyatakan bahwa ada hubungan bermakna diet yang diberikan.
antara motivasi pasien dengan kepatuhan diet Penelitian ini sesuai dengan pendapat
DM (p=0,001). Menurut Hordget (2000) dalam Niven (2002) yang menyatakan bahwa dukungan
Gustina (2014) motivasi adalah psikologis yang keluarga dalam bentuk dukungan emosional dari
mendorong sekaligus mengendalikan seseorang anggota keluarga yang lain merupakan faktor
secara langsung. Makna yang terkandung yang penting dalam kepatuhan terhadap program
didalamnya yaitu dorongan dan motivasi dimana diit yang dijalankan. Keluarga dapat membantu
motivasi ini yang memegang peranan penting mengurangi ketidakpedulian yang disebabkan
karena motivasi berisikan perilaku, artinya dalam oleh penyakit tertentu dan mereka dapat
konteks perubahan pola makan bagi pasien DM menghilangkan godaan pada ketidaktaatan dan
didasarkan pada keinginan pasien untuk sembuh seringkali dapat menjadi kelompok pendukung
dan mengurangi kecatatan akibat menderita DM untuk mencapai kepatuhan.
sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti Penelitian ini sejalan dengan penelitian
program diet yang dianjurkan oleh dokter. yang dilakukan oleh Pratiwi dan Endang (2012)
Motivasi diri adalah dorongan, baik dari mengenai hubungan dukungan keluarga dengan
dalam maupun dari luar diri manusia untuk kepatuhan diit pada pasien Diabetes Mellitus tipe
menggerakkan dan mendorong sikap dan 2 rawat jalan di RSUD dr. Soediran Mangun
perubahan perilakunya. Motivasi ini didasarkan Sumarso dengan jumlah sampel 30 orang yang
dari faktor internal individu yang bersifat menyatakan bahwa ada hubungan dukungan
psikologis dan sebagai akibat dari internalisasi kelurga dengan ketepatan jumlah, jadwal dan
dari informasi dan hasil pengamatan suatu objek jenis makanan penderita diabetes (p=0,000).
yang melahirkan persepsi sehingga individu Kendala utama pada penanganan diet
dapat terdorong untuk berbuat atau melakukan Diabetes Mellitus adalah kejenuhan pasien dalam
sesuatu (Setiadi, 2012). mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan
Dorongan dan motivasi ini yang untuk mencapai keberhasilan. Pelaksanaan diet
memegang peranan penting karena motivasi Diabetes Mellitus sangat dipengaruhi oleh adanya
berisikan perilaku, artinya dalam konteks dukungan dari keluarga. Dukungan dapat
Bertalina, Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga 339

digambarkan sebagai perasaan memiliki atau


keyakinan bahwa seseorang merupakan peserta SIMPULAN
aktif dalam kegiatan sehari-hari. Perasaan saling
terikat dengan orang lain di lingkungan Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada
menimbulkan kekuatan dan membantu hubungan antara lama sakit dengan kepatuhan
menurunkan perasaan terisolasi (Brunner & diet pasien Diabetes Mellitus (p-value=0,709).
Suddart, 2002). Untuk variable lain terdapat hubungan yang
Dukungan keluarga diartikan sebagai bermakna yaitu tingkat pengetahuan dengan
bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga kepatuhan diet(p-value=0.002), motivasi pasien
yang lain sehingga akan memberikan dengan kepatuhan diet (pvalue:0,004),
kenyamanan fisik dan psikologis pada orang dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien
yang dihadapkan pada situasi stres. Dukungan Diabetes Mellitus (p-value=0,002).
sosial keluarga adalah proses yang terjadi selama
masa hidup, dengan sifat dan tipe dukungan
sosial bervariasi pada masing-masing tahap siklus SARAN
kehidupan keluarga. Walaupun demikian, dalam
semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti
keluarga memungkinkan keluarga berfungsi memberikan beberapa saran antara lain:
secara penuh dan dapat meningkatkan adaptasi 1. Bagi Rumah Sakit diharapkan meningkatkan
dalam kesehatan keluarga (Carpenito, 2000). kerjasama antara dokter dan ahli gizi untuk
Berdasarkan penelitian yang telah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
dilakukan dapat dikatakan bahwa peran keluarga pasien dengan mengadakan penyuluhan gizi
sangat penting dalam pengaturan diet pada khususnya untuk pasien Diabetes Mellitus tipe
penderita Diabetes Mellitus. Dukungan keluarga 2 dalam pengaturan makan serta merujuk
yang sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes pasien Diabetes Mellitus ke Poli Gizi apabila
adalah berupa pengawasan dan dukungan dalam pengetahuan pasien terkait pengaturan makan
menjalankan diet yang dianjurkan serta tidak masih dirasa kurang. Selain itu diperlukan
melanggar diet yang diberikan. Selain itu, peran ahli gizi untuk lebih aktif dalam
hendaknya keluarga selalu memberi semangat memberikan pelayanan pada saat konsultasi
kepada diabetisi untuk terus berjuang dan gizi sehingga pasien berminat untuk datang ke
bersemangat dalam mengahadapi penyakitnya konsultasi gizi.
serta selalu mendengarkan keluh kesah diabetisi 2. Bagi Ahli Gizi diharapkan lebih proaktif pada
agar segi psikologisnya selalu tenang dan saat memberikan konsultasi. Ahli Gizi
terhindar dari stres yang justru akan diharapkan tidak hanya memberikan
memperburuk kondisi kesehatan diabetisi. konsultasi mengenai pengaturan makan pasien
DM tetapi juga memberikan motivasi pada
pasien untuk terus melaksanakan diet serta
mengedukasi keluarga untuk selalu
mendukung jalannya pelaksanaan diet DM
bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Abrahim, Mehammedsrage. 2011. Self-Care in Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical
Type 2 Diabetes: A Systematic Literature Bedah. Vol.2. Jakarta: EGC.
Review on Factors Contributing to Self- Bilous, Rudy & Richard Donelly. 2014. Buku
Care among Type 2 Diabetes Mellitus Pegangan Diabetes. Edisi ke-4. USA: John
Patients. Tesis. Linnaeus University. Willey & Sons Limites. Diterjemahkan
Bernal, H., dkk. 2000. Correlates of selfefficacy oleh Egi Komara Yuda, S.Kp.,MM
in diabetes self-care among Hispanic Cahyati, Suci Mei. 2015. Hubungan Tingkat
adults with diabetes. The Diabetes Pengetahuan Diet Diabetes Mellitus
Educator 2000; volume 26; number 4. dengan Kepatuhan Diet pada Penderita
http://tde.sagepub.com/cgi/reprint/ Diabetes Mellitus Tipe II di Dusun Karang
(Diunduh tanggal 10 Juli 2016) Tengah, Yogyakarta. Yogyakarta: STIKES
Aisyiyah Yogyakarta.
340 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 329-340

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa keperawatan; Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan. Edisi
Aplikasi pada praktik klinis. Edisi 6. 3. Jakarta: Salemba Medika.
Jakarta: EGC. Pratiwi, Ambar, dan Endang. 2012. Hubungan
Ferdiansyah, Randi. 2014. Hubungan Asupan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan
Serat dan Zink dengan Kadar Gula Darah Dukungan Keluarga dengan Tingkat
pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Tipe 2
Poli Penyakit Dalam RSUD Abdul di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.H. Abdul
Moeloek Tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah. Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2012.
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang: Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi
Lampung. Politeknik Kesehatan Tanjung Karang:
Gustina dkk. 2014. Faktor-faktor yang Lampung.
Berhubungan dengan kepatuhan Diet Rahmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi.
Diabetes Mellitus pada Pasien DM. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Rosdakarya.
Jakarta III: Jakarta. Raharjo, Annas Sigit. 2015. Hubungan Tingkat
Hiswani. 2010. Peranan Gizi Dalam Diabetes Pengetahuan dan Sikap dengan Kepatuhan
Mellitus. Fakultas Kedokteran Universitas Diet Diabetes Melitus Pada Penderita
Sumatera Utara (Diunduh pada 19 Diabetes Melitus di Desa Gonilan.
Desember 2015). Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Indarwati, Dewi dkk. 2012. Hubungan Motivasi Surakarta.
Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi
Pada Pasien Diabetes Melitus Di Desa Asuhan Keperawatan Teori dan Praktik.
Tangkil Wilayah Kerja Puskesmas Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan. Suyono, Slamet dkk. 2015. Penatalaksanaan
Prodi S1 Keperawatan STIKES Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Badan
Pekajangan Pekalongan Penerbit FKUI.
Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisis Syafputri. 2012. Pakar : diabetes mulai banyak
Diabetes. Kemenkes RI: Jakarta. menyerang usia muda.
Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan. Edisi 2. http://www.antaranews.com/ (Diakses
Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC. pada tanggal 12 Juli 2016).
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Wade & Travis. 2007. Psikologi. ed. 9. Jakarta:
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Erlangga.
----------------. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.

You might also like