You are on page 1of 14

ANALISA FAKTOR KARAKTERISTIK ENTREPRENEUR,

KARAKTERISTIK SUMBER DAYA MANUSIA, DAN


KARAKTERISTIK UMKM TERHADAP PERKEMBANGAN
USAHA DENGAN INOVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus pada Pedagang grosir dan retail di Pasar Genuk -
Semarang)

Azis Fathoni SE MM
Dosen – Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis- Universitas Pandanaran Semarang

Abstract
This research intends to find out the effect of characteristic of entrepreneur, characteristic of
human resource management, SMEs characteristics to the innovation effort and development of
business. The study was conducted in Semarang city, the sample were 42 merchants who have
employ a labor work as two year experience at Genuk market. The research type is explanatory
research. Data analysis using linear regression. The results showed that Entrepreneur
Characteristics, Human Resource Management Characteristics and SMEs Characteristic either
partially or simultaneously have an influence on the innovating and Development Of Business In
Traditional Markets of Genuk. Charctersitic of entrepreneur is the most influencing variable to
the innovating and to Development Of Business. Recommendation for trader in the traditional
market is they need to always foster an optimistic attitude in running the business. This attitude
can be formed by creating a bevy of fellow traders so that every issue can be resolved soon.
Besides the characteristic form of motivation to strive entrepreneur must be maintained by
attending various training such as retail training in financial management, merchandise
arrangements that will grow the innovation and creativity that never died for business
development.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh karakteristik entrepreneur, karakteristik


manajemen sumber daya manusia, karakteristik UMKM itu sendiri terhadap perkembangan
usaha dengan variable inovasi sebagai intervening. Penelitian dilakukan di kota Semarang
dengan sampel sebanyak 42 pedagang yang sudah berdagang selama hampir dua tahun minimal
di Pasar Genuk. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Analisis data menggunakan uji
regresi linier. Hasil uji analisis regresi didapat bahwa variabel karakteristik entrepreneur,
karakteristik manajemen sumber daya manusia, karakteristik UMKM secara parsial maupun
simultan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan usaha di pasar tradisional Genuk.
Adapun variabel yang mempunyai pengaruh paling besar adalah karakter kewirausahaan.
Rekomendasi bagi para pedagang di Pasar Genuk adalah perlunya untuk selalu memupuk sikap
optimis dalam menjalankan usaha. Sikap ini bisa dibentuk dengan membuat perkumpulan
sesama pedagang sehingga setiap ada persoalan dapat segera teratasi. Selain itu karakteristik
Entrepreuner berupa motivasi untuk berusaha harus selalu dijaga dengan mengikuti berbagai
pelatihan seperti pelatihan ritel dalam hal pengelolaan keuangan, pengaturan barang dagangan
sehingga akan tumbuh inovasi dan kreativitas yang tidak pernah mati demi untuk perkembangan
usaha.

Keyword

Entrepreneur Characteristics, Human Resource Management Characteristic, Characteristics Of SMEs,


Innovation, Development Business.
Karakteristik Entrepreuner, Karakteristik Manajemen SDM, Karakteristik UKM, Inovasi dan
Perkembangan Usaha.

1
PENDAHULUAN kecil yang berada di industri ritel
tradisional terbukti tidak rentan terhadap
Pengaruh liberalisasi investasi
imbas krisis multidimensional yang
menyebabkan banyak bermunculan ritel
melanda Indonesia sejak 1997. Sebagian
dari luar negeri dengan kemampuan
besar masyarakat Indonesia tetap
kapital yang luar biasa melakukan
mengandalkan pasar tradisional, karena
aktivitasnya di Indonesia. Kondisi ini
jumlah pekerja kelas menengah ke
semakin terasa, setelah dikeluarkannya
bawah terserap cukup banyak. Oleh
Keppres No 96/1998 tentang Bidang
karenanya, jika pasar dibiarkan mati
Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha
karena hadirnya pasar modern dan
yang Terbuka dengan Persyaratan
hypermarket, potensi pengangguran
Tertentu Bagi Penanaman Modal.
akan terus bertambah (Jemabut, 2011).
Keberadaan Keppres ini mengundang
Di Indonesia pangsa pasar dan
masuk retailer asing untuk membuka
kinerja usaha pasar tradisional menurun,
usahanya di Indonesia ditambah dengan
sementara pada saat yang sama pasar
perubahan gaya hidup masyarakat
modern mengalami peningkatan setiap
modern yang serba praktis (Bagus,
tahunnya. Kontribusi pasar tradisional
2009). Pengaruh liberalisasi ini
sekitar 69,9% pada 2014, menurun dari
merambah ke ritel dan hamper pasti
tahun sebelumnya (2013) sekitar 73,7%.
mengubah pasar di skala paling kecil.
Kondisi sebaliknya terjadi pada
Perkembangan industri ritel di Supermarket dan Hypermarket,
Indonesia kini semakin semarak. kontribusi mereka kian hari kian besar.
Kehadiran para pelaku usaha ritel Pada 2014 kontribusi pasar modern
modern telah memberi warna tersendiri sebesar 26,3% mengalami kenaikan
bagi perkembangan industri ritel pada tahun berikutnya, 2015 menjadi
Indonesia. Dalam jangka waktu yang 30,1% (AC. Nielsen, 2013). Namun,
singkat beberapa pelaku usaha ritel Pasar tradisional mampu mendapatkan
modern dengan kemampuan kapital pendapatan retribusi pasar selalu
yang luar biasa melakukan aktivitasnya memenuhi target dari tahun 2012 dari
di Indonesia. Mereka mewujudkannya target sekitar Rp 14 miliar, tercapai 100
antara lain dalam bentuk minimarket, persen dan diharapkan mampu meraih
supermarket bahkan hypermarket yang hingga tahun 2016 Rp 16 miliar atau
kini bertebaran di setiap kota besar mencapai 86 persen.
Indonesia. Usaha ini sangat menarik Selama ini kehadiran pasar modern
perhatian para pemilik modal untuk selalu dipertentangkan dengan
mengembangkan usaha industri ritel, keberadaan pasar tradisional sebagai
sebagai contoh usaha seperti diatas dua kutub yang berbeda. Berbelanja di
seperti bentuk usaha franchise adalah pasar modern lebih mudah dengan
duplikasi bisnis yang telah sukses, fasilitas yang serba lengkap dan dikelola
sehingga bagi mereka yang akan dengan profesional. Di samping itu
membeli bisnis franchise tidak perlu dibandingkan pasar tradisional, pasar
lagi bersusah payah menjalankan bisnis modern juga memiliki pelayanan yang
ini dari awal dan tidak perlu harus jatuh lebih menarik daripada pasar
bangun untuk memulai bisnis ini. tradisional, serba instan dengan
Hal ini membuat membuat pasar kemasan yang lebih baik sehingga
tradisional semakin terdesak, pasar barang-barang yang bersifat mudah
tradisional sendiri merupakan salah satu rusak (perishable) dan tahan lebih lama
alat yang dapat memperkokoh meski dengan harga yang sedikit lebih
perekonomian, mengingat bahwa usaha mahal (Kusdarjito, 2009).
2
Sedangkan di pasar tradisional berkembangnya pasar tradisional, juga
masih dihadapkan dengan dipengaruhi oleh minimnya daya
ketidaknyamanan berbelanja. Hasil studi dukung karakteristik pedagang
sebelumnya yang dilakukan oleh tradisional (Wiboonpongse dan
Ekapribadi (2007) menyebutkan ada Sriboonchitta, 2006). Hal ini diperkuat
beberapa kelemahan yang dimiliki pasar dengan temuan penelitian yang
tradisional. Kelemahan tersebut telah dilakukan oleh Paesoro (2007),
menjadi karakter dasar yang sangat sulit penyebab utama kalah bersaingnya
diubah. Faktor desain dan tampilan pasar tradisional dengan supermarket
pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, adalah lemahnya manajemen dan
keragaman dan kualitas barang, promosi buruknya infrastruktur pasar tradisional,
pengeluaran, jam operasional pasar bukan semata-mata karena keberadaan
yang terbatas, serta optimalisasi supermarket. Supermarket sebenarnya
pemanfaatan ruang jual merupakan mengambil keuntungan dari kondisi
kelemahan terbesar pasar tradisional buruk yang ada di pasar tradisional
dalam menghadapi persaingan dengan (Trisno, 2011).
pasar modern. Namun demikian, pasar tradisional
Pasar adalah tempat juga memiliki beberapa keunggulan
mendistribusikan kebutuhan harian dalam pelayanan bersaing secara
masyarakat di suatu kota. Pasar terbagi alamiah seperti lokasi yang strategis,
menjadi dua jenis menurut manajemen area penjualan yang luas, keragaman
dan mutu pelayanannya, yaitu Pasar barang yang lengkap, harga yang
Tradisional dan Pasar Modern. Kota rendah, sistem tawar-menawar yang
Semarang mengalami pertumbuhan menunjukkan keakraban antara penjual
jumlah Pusat Perbelanjaan Modern dan dan pembeli yang merupakan
Supermarket / Hipermarket yang cukup keunggulan yang dimiliki oleh pasar
pesat yang berimbas kepada pergeseran tradisional.
preferensi dan pangsa pasar dari Pasar Penelitian sebelumnya yang yang
Tradisional ke Pasar Modern. Penelitian dilakukan oleh Indiarti dan Langenberg
kualitatif dilakukan dengan mengambil (2004) mengenai perkembangan usaha
sampel pedagang dari dua jenis Pasar UKM menyebutkan bahwa faktor-faktor
Tradisional. Secara umum kondisi yang mempengaruhi perkembangan
pedagang di kedua pasar umumnya usaha tradisional adalah modal
mengandalkan penjualan harian ke psikologis entrepreneur, manajemen
pelanggan non rumah tangga secara sumber daya manusia, inovasi,
grosir, sistem pemasok menggunakan karakteristik dari entrepreneur, dan
agen dengan pembayaran tunai, modal karakteristik usaha itu sendiri.
dari pedagang sendiri dan strategi klaim Fenomena modernisasi dan
kualitas dan sikap baik sebagai cara globalisasi ini terjadi di hampir semua
mendapatkan konsumen. Banyak perkotaan di Indonesia, tidak terkecuali
pedagang mengalami penurunan omset di kota Semarang. Pada tahun 2015,
dan keuntungan harian, yang diikuti jumlah pasar yang dimiliki Pemerintah
oleh penurunan jumlah pembeli harian Kota Semarang yang dikenal dengan
dan penurunan jam aktif transaksi pasar pasar tradisional adalah sejumlah 67
menjadi indikasi kelesuan pasar pasar yang tersebar di seluruh Kota
tradisional. Semarang (Bappeda, 2015). Sedangkan,
Menurunnya minat masyarakat jumlah pasar modern, sampai dengan
untuk berbelanja di pasar tradisional tahun 2015 tercatat sejumlah 723 unit
selain disebabkan karena kurang (Bappeda, 2015). Salah satu pasar
3
tradisional di kota Semarang adalah tingkat kesadaran terhadap kedisiplinan,
pasar Genuk. Lokasi pasar Genuk yang kebersihan dan ketertiban, maupun
berada di pinggiran kota yang kurangnya perhatian terhadap
menghubungkan area semarang kota pemeliharaan sarana fisik (kondisi
dengan daerah pinggiran semarang lingkungan yang kotor, bau dan becek).
menuju wilayah demak dan sekitarnya Berdasarkan alasan logis tersebut
(Kota arah pantura). Pasar Genuk adalah penelitian ini mempunyai tujuan untuk
pasar berjenis pasar lingkungan yang mengetahui pengaruh faktor
terletak di tengah - tengah perumahan Karakteristik Entrepreuner,
penduduk dengan tingkat kepadatan Karakteristik SDM , Karakteristik
cukup tinggi yang punya masalah UMKM yang menggunakan Inovasi
tersendiri, selain kesulitan lahan untuk sebagai variable intervening tehadap
pengembangan pasar juga sirkulasi di perkembangan usaha pedagang di pasar
sekitar pasar menjadi semakin tidak Genuk baik secara parsial maupun
teratur oleh aktivitas warga. Alih fungsi secara simultan.
zona pemukiman menjadi area
komersial tersebut terlihat pada kawasan
perumahan di sekitar Pasar Genuk yang KAJIAN TEORI
berubah menjadi deretan pertokoan. Perkembangan perusahaan
Revitalisasi pasar-pasar tradisional didefinisikan sebagai kemampuan
seperti pasar genuk dirasa sudah sangat perusahaan untuk membuat tindakan
perlu dilakukan. Disamping dan hasil yang dapat diterima (Pfeffer &
bangunannya sudah termakan usia, Salancik, 1978). Namun perkembangan
penataan pedagang juga dirasa penting. perusahaan harus dapat dikonsepkan
Hal ini bertujuan untuk menertibkan dan dan dioperasionalisasikan, serta dapat
memberikan kesan bersih kepada pasar diukur dalam beberapa cara. Hal senada
tradisional yang terlihat kumuh.Dalam dikemukakan Kaplan dan Norton
proses revitalisasi sedikit banyak (dalam Riyanti, 2003) yang menegaskan
mempengaruhi jumlah pendapatannya. bahwa kinerja keuangan tidak mampu
Taksiran penurunan pendapatannya ”bicara banyak” tentang masa lalu
kira-kira di angka 10 persen sampai 20 perusahaan atau tidak otomatis
persen. membawa perusahaan ke arah yang
Selain itu beberapa permasalahan lebih baik. Indiarti dan Langenberg
berkaitan dengan keberadaan pasar (2004) merumuskan faktor faktor yang
tradisional saat ini antara lain sebagai mempengaruhi perkembangan usaha
berikut (Bappeda, 2010): (a) diantaranya adalah karakteristik Sumber
Meningkatnya pasar-pasar modern, baik Daya Manusia adalah factor utama.
skala regional seperti supermarket dan Orang memutuskan untuk menjadi
hipermarket, sampai dengan skala wirausaha bukan karena dia tidak
lingkungan berupa minimarket yang mampu mendapatkan pekerjaan yang
dikelola pengusaha besar dan baik. Banyak wirausaha berpendidikan
konglomerasi ritel bermunculan di baik dan memiliki pekerjaan yang
kawasan permukiman di Kota mapan sebelum memutuskan menjadi
Semarang, dinilai memiliki wirausaha. Seseorang mau menjadi
kecenderungan dalam mendesak wirausaha karena tidak takut untuk
eksistensi warung, toko dan pedagang bekerja keras, tetapi justru menganggap
pasar tradisional; (b) Kondisi pasar kerja keras sebagai tantangan.
tradisional secara fisik tertinggal dari Keputusan untuk memulai usaha sendiri
pasar modern, dikarenakan rendahnya juga mensyaratkan adanya motivasi

4
internal, seperti ingin beraktualisasi tersebut dengan jalan menciptakan
(Riyanti, 2003). sesuatu yang baru, atau dengan jalan
Karakteristik Entrepreuner menurut memanfaatkan sumber-sumber daya
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dengan cara yang tidak lazim, dengan
kewiraswastaan berasal dari kata upaya menghasilkan nilai bagi para
entrepreneur (bahasa inggris) adalah pelanggan
”orang yang pandai atau berbakat Seorang wirausahawan harus
mengenali produk baru, menentukan memiliki kemampuan yang kreatif dan
cara produksi baru, menyusun operasi inovatif dalam menemukan dan
untuk pengadaan produk baru, menciptakan berbagai ide. Setiap
memasarkannya, serta mengatur pikiran dan langkah wirausahawan
permodalan operasinya” (Sumarsono, adalah bisnis. Bahkan, mimpi seorang
2010). Pengertian entrepreneurship pebisnis sudah merupakan ide untuk
menurut Zimmerer yang dialih berkreasi dalam menemukan dan
bahasakan oleh Buchari Alma (2007:67) menciptakan bisnisbisnis baru.
mengemukakan Entrepreneur Ketrampilan dan strategi seorang
merupakan satu kelompok yang wirausaha harus mampu menciptakan
mengagumkan, manusia kreatif dan suatu peluang, mengantisipasinya serta
inovatif. Mereka merupakan bahan mengupayakan kesuksesan bagi dirinya,
bakar pertumbuhan ekonomi perusahaannya, maupun orang lain.
masyarakat, karena ia memiliki Segala sesuatu tentang kesuksesan
kemampuan berfikir dan bertindak wirausaha yg berhubungan dengan
produktif usahanya tersebut dapat dipelajari,
Sedangkan menurut Rostand yang dilatih dan dikenal selama ini sebagai
dialih bahasakan oleh winardi (2003:23) kewirausahaan. Disiplin ilmu
mengemukakan entrepreneurship adalah kewirausahaan dalam perkembangannya
sebagai berikut: Sebuah proses mengalami perkembangan yang cepat di
dinamika dimana orang menciptakan berbagai bidang seperti: industri,
kekayaan inkremental. Kekayaan perdagangan, pendidikan, kesehatan dan
tersebut diciptakan oleh individu- pada bidang lain. Kewirausahaan adalah
individu yang menanggung resiko ilmu yang mempelajari tentang nilai,
utama, dalam wujud resiko modal, kemampuan, dan perilaku seseorang
waktu dan komitmen karier dalam hal dalam menghadapi tantangan hidup
menyediakan nilai untuk produk atau (usaha) (Kristanto, 2009). Oleh
jasa tertentu karenanya seorang wirausaha yang
Menurut Buchari Alma (2007:26) berhasil harus mempunyai karakteristik
mengatakan bahwa entrepreneurship kewirausahaan. Karakteristik tersebut
adalah sebagai berikut:kegiatan meliputi karakteristik demografi seperti
individual atau kelompok yang umur dan jenis kelamin, serta latar
membuka usaha baru dengan maksud belakang individu seperti pendidikan
memperoleh keuntungan (laba), dan pengalaman kerja sebelumnya
memelihara usaha itu dan memiliki dampak terhadap niat dan
membesarkannya, dalam bidang upaya entrepreneur (Kolvereid, 1996;
produksi atau distribusi barang-barang Mazzarol, Volery, Doss, dan Thein,
ekonomi atau jasa 1999).
Dari kutipan diatas dapat Thompson (2005) mendefinisikan
disimpulkan bahwa entrepreneurship innovasi sebagai “pembangkit,
adalah seorang yang memulai suatu penerimaan dan penerapan ide baru,
bisnis baru dan yang melakukan hal proses, produk atau jasa”. Sementara itu
5
menurut Jensen dan Webster (dalam memberikan penghargaan dan
Sumarsono, 2010) aspek inovasi penilaian”.
mencakup empat bagian: produk, Dari beberapa definisi para ahli
proses, organisasi, dan pemasaran. yang telah mengemukakan pendapatnya,
Seorang wiraswasta yang unggul menunjukkan bahwa manajemen
memiliki sifat-sifat kreatif, inovatif, personalia adalah suatu ilmu dan seni
originalitas, berani mengambil risiko, perencanaan, pengadaan, bagaimana
berorientasi ke depan dan memberi pengaruh dan mengarahkan
mengutamakan prestasi, tahan uji, tenaga kerja manusia agar dapat bekerja
tekun, tidak gampang patah semangat, semaksimal mungkin, sehingga dapat
bersemangat tinggi, berdisiplin baja dan mencapai tujuan individu itu sendiri
teguh dalam pendirian. dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Entrepreneurship tidak dapat diajarkan hidupnya, serta tidak merugikan
dalam sebuah seminar atau sebuah masyarakat sekitar, baik yang
buku, seperti juga berenang, main golf, berhubungan langsung maupun tidak
ataupun naik sepeda. Perlu sebuah langsung dengan perusahaan itu sendiri.
praktik dan contoh aktual dan Sedangkan Manajemen Sumber Daya
pembuktian di lapangan untuk Manusia adalah ilmu dan seni yang
membentuk sebuah kemampuan mengatur proses pendayagunaan
berwiraswasta. Penularan adalah cara Sumber Daya Manusia dan sumber daya
terbaik untuk mengajarkan lainnya, secara efisien, efektif dan
entrepreneurship (Sumarsono, 2010). produktif, dengan kata lain Manajemen
Inti dari kewiraswastaan adalah adanya Sumber Daya Manusia merupakan
kemampuan untuk melakukan inovasi perluasan gambaran dari manajemen
agar terjadi pemindahan sumber daya personalia yang mempunyai arti sebagai
ekonomi dari kawasan produktivitas kumpulan pengetahuan tentang
rendah ke kawasan produktivitas tinggi. bagaimana seharusnya mengelola
Menurut T. Hani Handoko Sumber Daya Manusia.
(2004:4), menyatakan bahwa : Schemerhorn (2001)
“Manajemen Sumber Daya Manusia mendefinisikan manajemen sumber
adalah penarikan, seleksi, daya manusia sebagai proses
pengembangan, pemeliharaan, dan merekrut,mengembangkan, dan
penggunaan sumber daya manusia untuk mempertahankan tenaga kerja yang
mencapai tujuan-tujuan individu berbakat dan energik untuk mendukung
maupun organisasi”. Sedangkan misi, tujuan dan strategi organisasi.
menurut Garry Dessler (2004:4), Menurut Havenga (2009) ada empat
mengatakan bahwa : “Human Resource bagian pokok dalam manajemen sumber
Management (HRM) is the policies and daya manusia yaitu seleksi dan
practices involved in carrying out the rekrutmen, komunikasi dan motivasi,
“people” or human resource aspects of pelatihan dan pengembangan, serta
amanagement position including kesejahteraan dan kompensasi.
recruiting, screening, training, Dilihat dari karakteristiknya, unit
rewarding and appraising”.Artinya UKM terdiri dari banyak industri dan
:“Manajemen Sumber Daya Manusia produk, banyak penelitian telah
adalah suatu kebijakan dan praktik dilakukan untuk mengetahui
menentukan aspek “manusia” atau karakteristik khusus dari usaha kecil
Sumber Daya Manusia dalam posisi (Poon, Swatman & Vitale, 1996;
manajemen termasuk merekrut, melatih, Reynolds, Savage & William,1994).
UKM berbeda dengan organisasi yang
6
besar dari berbagai alasan seperti penelitian, mengingat jumlahnya yang
sedikitnya karyawan, dan dukungan dan tidak terlalu besar akan tetapi sesuai
pengaruh yang besar dari pemilik UKM dengan kaidah jumlah sampel dalam
pada operasional perusahaan (Parker, pengolahan statistic (n=30)
1997;Poon, Swatman & Vitale, 1996. (Parasuraman, 1991).
Karakteristik UMKM adalah Analisis data menggunakan analisis
menyangkut asal usul perusahaan, regresi dimana analisis ini dipergunakan
lamanya perusahaan tersebut telah untuk menelaah hubungan antara dua
beroperasi, ukuran kperusahaan, dan variabel atau lebih, terutama untuk
sumber pendanaannya dikategorikan menelusuri pola hubungan yang
sebagai faktor karakteristik dari UKM modelnya belum diketahui dengan
(Indiarti & Langenberg, 2004). sempurna, atau untuk mengetahui
bagaimana variasi dari beberapa
METODE variabel independen mempengaruhi
variabel dependen dalam suatu
Penelitian ini menggunakan tipe fenomena yang kompleks. Analisis
Eksplanatory Research, yaitu tipe regresi yang digunakan dalam penelitian
penelitian yang menjelaskan pengaruh
ini adalah regresi linier sederhana dan
antar variabel yang ada. Dalam hal ini berganda (Triton, 2006) dengan
peneliti akan menentukan variabel yang menggunakan bantuan SPSS ver. 20.00.
mempengaruhi atau menyebabkan
perubahan variabel yang lain kemudian KERANGKA PIKIR
dimasukkan ke dalam permasalahan dan
dirumuskan dengan jelas dengan
hipotesis (Istijanto, 2005). Adapun
variabel penelitian ini adalah variabel
faktor Karakteristik Entrepreuner,
karakteristik Sumber Daya Manusia,
Karakteristik UKM, inovasi dan
Perkembangan Usaha pedagang
tradisional di pasar Genuk. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh
pedagang sembako dan snack di pasar
Genuk yang memiliki pegawai/tenaga
HASIL DATA DAN PEMBAHASAN
kerja. Adapun jumlah pedagang yang
diambil sampelnya pasar Genuk adalah  Modal karakteristik
sebanyak 88 pedagang. Oleh karena itu kewirausahaan seperti optimis,
jumlah sampel yang diambil adalah mempunyai daya tahan, bekerja
keseluruhan dari jumlah populasi keras, mempunyai visi kedepan

7
serta berani mengambil risiko individu seperti pendidikan dan
merupakan faktor utama dalam pengalaman kerja sebelumnya memiliki
keberlangsungan inovasi usaha. dampak terhadap niat dan upaya
Tabel 1 menunjukkan hasil entrepreneur (Kolvereid, 1996;
analisis regresi variabel Mazzarol, Volery, Doss, dan Thein,
Karakteristik kewirausahaan / 1999).
Entrepreuner terhadap daya
inovasi usaha.  Schermerhorn (2001)
mendefinisikan manajemen
sumber daya manusia sebagai
Dari hasil analisis regresi, didapat proses merekrut,
bahwa variabel karakter Entrepreuner mengembangkan, dan
berpengaruh positif terhadap mempertahankan tenaga kerja
Perkembangan Usaha dengan nilai yang berbakat dan energik untuk
t_hitung sebesar 2.543 > t_tabel sebesar mendukung misi, tujuan dan
1,0711. Riyanti (2003) menyebutkan strategi organisasi.
bahwa orang memutuskan untuk Ada empat bagian pokok dalam
menjadi wirausaha bukan karena dia manajemen sumber daya manusia yaitu
tidak mampu mendapatkan pekerjaan seleksi dan rekrutmen, komunikasi dan
yang baik. Banyak wirausaha motivasi, pelatihan dan pengembangan,
berpendidikan baik dan memiliki serta kesejahteraan dan kompensasi
pekerjaan yang mapan sebelum (Havenga, 2009). Tabel 2 menunjukkan
memutuskan menjadi wirausaha. hasil analisis regresi variabel
Seseorang mau menjadi wirausaha Manajemen Sumber Daya Manusia
karena tidak takut untuk bekerja keras, terhadap Inovasi
tetapi justru menganggap kerja keras
sebagai tantangan. Keputusan untuk Dari hasil analisis regresi,

memulai usaha sendiri juga didapat bahwa variabel Manajemen


mensyaratkan adanya motivasi internal, Sumber Daya Manusia berpengaruh
seperti ingin beraktualisasi. positif terhadap Perkembangan Usaha.
Karakteristik kewirausahaan adalah Hal ini dapat dilihat dari nilai t_hitung
karakteristik entrepreneur atau pemilik sebesar 1.879 > t_tabel sebesar 1,0711
usaha mikro yang juga bertindak dengan nilai signifikansi sebesar .048 <
sebagai manajer dalam bisnis pada saat 0.005. Inovasi usaha dapat dilihat dari
yang sama (Devins, Johnson, Gold, & seberapa banyak sebuah usaha dapat
Holden, 2006. Tabel 2 menunjukkan mempekerjakan dan mempertahankan
hasil analisis regresi variabel tenaga kerja yang berbakat dan energik
Karakteristik Entrepreuner terhadap untuk mendukung tujuan organisasi.
Perkembangan Usaha. Tenga kerja yang handal dan mahir akan
Karakteristik tersebut meliputi dapat memberikan kontribusi bagi daya
karakteristik demografi seperti umur Inovasi suatu usaha. Untuk itu
dan jenis kelamin, serta latar belakang dibutuhkan dorongan dan motivasi
8
pemilik kios untuk selalu usaha. Menurut Hisrich & Brush (dalam
mengembangkan keterampilan Riyanti, 2003), usaha yang berhasil saat
karyawannya. ini biasanya bukan usaha yang pertama
kali dilakukan. Kebutuhan akan
 Indiarti & Langenberg (2004) pengalaman mengelola usaha semakin
mengkategorisasikan diperlukan dengan meningkatnya
Karakteristik UKM sebagai asal kompleksitas lingkungan.
usul perusahaan, lamanya
perusahaan tersebut telah
beroperasi, ukuran perusahaan,  Hasil analisis menunjukkan

dan sumber pendanaannya. Tabel bahwa ketiga variabel yaitu


3 adalah hasil analisis regresi variabel karakteristik
variabel karakteristik UKM entrepreuner, karakter
terhadap daya Inovasi Usaha. Manajemen Sumber Daya
manusia dan Karakteristik UKM
Dari hasil analisis regresi, didapat secara simultan mempunyai
bahwa variabel Karakteristik UKM pengaruh terhadap daya Inovasi
berpengaruh positif terhadap pedagang grosir dan ecaran pasar
Perkembangan Usaha. Hal ini dapat tradisional Genuk sebesar
dilihat dari nilai t_hitung sebesar -0.223 < F_hitung 15,546 > F_tabel
t_tabel sebesar 1,0711 dengan nilai 3,3158 dengan nilai signifikansi
signifikansi sebesar 8.25 > 0.005. .000 > .005. Adapun variabel
Menurut penelitian yang pernah yang mempunyai pengaruh
dilakukan oleh Staw (dalam Riyanti, paling besar adalah Karakteristik
2003) entrepreneurial age (usia atau Entrepreuner / Kewirausahaan,
lamanya seseorang menjalankan usaha), hal ini terlihat dengan nilai
ada kaitan dengan keberhasilan usaha. signifikansinya berada dibawah 5
Entrepreneurial age memang persen.
mencerminkan adanya pengalaman

9
 Dari hasil analisis regresi, didapat perkembangan usaha para Pedagang
bahwa variabel Inovasi Tradisional di Pasar Genuk. Hal ini
berpengaruh positif terhadap sejalan dengan penelitian yang
Perkembangan Usaha. Seorang dilakukan oleh Indiarti dan Langenberg
wiraswasta yang unggul memiliki (2004), bahwasanya Perkembangan
sifat-sifat kreatif, inovatif, Usaha dipengaruhi oleh variable
originalitas, berani mengambil karakter Entreupreuner / kewirausahaan,
risiko, berorientasi ke depan dan sebagai bagian membangun atau fondasi
mengutamakan prestasi, tahan dari sebuah perkembangan usaha yang
uji, tekun, tidak gampang patah terdiri dari elemen-elemen: selfefficacy
semangat, bersemangat tinggi, (percaya diri), optimism (optimis), hope
berdisiplin baja dan teguh dalam (harapan), dan resiliency (penuh
pendirian dalam mengelola semangat).
usahanya. Demikian halnya Demikian halnya dengan para
dengan pedagang Pasar Genuk Pedagang Pasar Genuk. Meskipun
meskipun kemampuan inovasi diakui ada beberapa perbedaan kondisi
yang dimunculkan adalah dengan banyaknya bermunculan toko
sederhana, seperti adanya jasa ritel modern akan tetapi sebagian besar
antar kirim belanjaan, kemudahan Pedagang masih optimis terhadap
pembayaran serta selalu perkembangan usaha yang dijalankan.
mengusahakan produk-produk Bagi mereka perkembangan usaha harus
terbaru ternyata inovasi tersebut diiringi dengan kerja keras dan rasa
dapat membantu mereka dalam optimis, selain itu ada beberapa
mengelola perkembangan responden yang menyatakan bahwa
usahanya. Thompson (2005) meskipun usaha yang dijalankan kecil
mendefinisikan innovasi sebagai akan tetapi mereka puas karena dalam
“pembangkit, penerimaan dan hidupnya tidak diperintah-perintah
penerapan ide baru, proses, orang. Orang memutuskan untuk
produk atau jasa” menunjukkan menjadi wirausaha bukan karena dia
hasil analisis regresi variabel tidak mampu mendapatkan pekerjaan
Inovasi terhadap Perkembangan yang baik. Banyak wirausaha
berpendidikan baik dan memiliki
PEMBAHASAN pekerjaan yang mapan sebelum
Hasil analisis regresi berganda memutuskan menjadi wirausaha.
menunjukkan bahwa karakteristik Seseorang mau menjadi wirausaha
Entreupreuner / Kewirausahaan karena tidak takut untuk bekerja keras,
mempunyai pengaruh paling besar tetapi justru menganggap kerja keras
terhadap Inovasi. Serta Inovasi secara sebagai tantangan. Keputusan untuk
signifikan mempengaruhi memulai usaha sendiri juga

10
mensyaratkan adanya motivasi internal, lamanya seseorang menjadi wirausaha.
seperti ingin beraktualisasi (Riyanti, Dengan asumsi bahwa usia kronologis
2003). seseorang terkait dengan
Ada enam sifat unggul (Riyanti, entrepreneurial age (lamanya seseorang
2003) yang dapat dijadikan modal menjadi wirausaha). Ini berarti, dengan
seorang entrepreuner dalam bertambahnya usia seorang wirausaha
menjalankan dan mengelola usahanya, maka semakin banyak pengalaman di
yaitu: (a) Percaya diri, terdiri dari: sifat bidang usahanya. Dengan bertambahnya
yakin, mandiri, individualitas, pengalaman ketika usia seseorang
optimisme, kepemimpinan, dan bertambah maka usia memang terkait
dinamis; (b) Originalitas, terdiri dari: dengan keberhasilan. Staw juga
sifat inovatif, kreatif, mampu mengatasi mengatakan bahwa adanya hubungan
masalah baru, inisiatif, mampu antara pengalaman dengan keberhasilan
mengerjakan banyak hal dengan baik, seseorang dalam menjalankan usaha.
dan memiliki pengetahuan; (c) Dalam penelitiannya pada tahun 1991,
Berorientasi manusia, terdiri dari: sifat ditemukan bahwa pengalaman dalam
suka bergaul dengan orang lain, menjalankan usaha merupakan prediktor
fleksibel, responsif terhadap terbaik bagi keberhasilan, terutama bila
saran/kritik; (d) Berorientasi hasil kerja, bisnis baru itu berkaitan dengan
teridir dari: sifat ingin berprestasi, pengalaman bisnis sebelumnya.
berorientasi keuntungan, teguh, tekun, Kebutuhan akan pengalaman mengelola
determinasi, verja keras, penuh usaha semakin diperlukan dengan
semangat, dan penuh energi; meningkatnya kompleksitas lingkungan.
(e).Berorientasi masa depan, terdiri Menurut Staw (dalam Riyanti, 2003),
dari: sifat pandangan ke depan, ada bukti kuat bahwa wirausaha
ketajaman persepsi; (f) Berani memiliki orang tua yang bekerja
mengambil risiko, terdiri dari: sifat mandiri atau berbasis sebagai
mampu ambil risiko, suka tantangan. wirausaha. Kemandirian dan
Selain itu diperlukan juga modal fleksibelitas yang ditularkan oleh orang
psikologis yakni modal dasar kejiwaan tua seperti itu melekat dalam diri
dan personality yang mendukung anakanaknya sejak kecil. Sifat mandiri
Karakterikstik Entrepreuner untuk inilah yang kemudian mendorong
mempunyai pengaruh terhadap mereka untuk mendirikan usaha sendiri.
perkembangan usaha. Karakteristik Dengan kata lain, semakin banyak
Entrepreuner, yang terdiri dari usia, pengalaman seseorang, semakin matang
pendidikan, latar belakang keluarga pendidikannya, adanya dukungan dari
pedagang, dan pengalaman dalam
lingkungan keluarga pebisnis, dan
menjalankan usaha memberikan
pengaruh terhadap berkembang atau semakin matang umurnya maka akan
tidaknya usaha seseorang. Semakin baik semakin baik pula perkembangan usaha
pendidikan seseorang, semakin banyak yang dijalaninya.
pengalaman seseorang dalam Berdasarkan hasil penelitian ini,
menjalankan usaha, dan semakin dapat diketahui bahwa berkembang atau
mendukung lingkungan wirausaha dari tidaknya sebuah usaha bisnis sangat
seseorang akan berbanding lurus dengan dipengaruhi oleh modal diri dari
keberhasilan usaha yang dijalani. pedagang itu sendiri. Ketatnya
Hal ini sesuai dengan penelitian persaingan dengan ritel modern, kondisi
yang dilakukan oleh Staw (dalam demografis yang mendukung maupun
Riyanti, 2003), usia bisa terkait dengan tidak mendukung pribadi pedagang, dan
keberhasilan bila dihubungkan dengan kondisi fisik pasar yang dianggap
11
kurang mendukung usaha pedagang, motivasi untuk berusaha harus selalu
akan mendorong pedagang untuk dijaga dengan mengikuti berbagai
berfikir kreatif dan inovatif serta pelatihan seperti pelatihan ritel dalam
tanggap atas perubahan pasar yang hal pengelolaan keuangan, pengaturan
terjadi. Permasalahan yang dihadapi barang dagangan sehingga akan tumbuh
oleh pedagang sembako di pasar inovasi dan kreativitas yang tidak
tradisional Genuk akan mendorong jiwa pernah mati demi untuk perkembangan
kewirausahaan yang lebih baik dalam usaha, (3). Untuk penelitian selanjutnya
menghadapi segala kendala yang ada bisa dilihat dari kebijakan Dinas Pasar
saat ini. Dengan kemampuan terutama masalah yang berkaitan
berwirausaha yang baik maka akan dengan revitalisasi pembangunan fisik
mendorong perkembangan usaha yang pasar Genuk demi keberlangsungan
baik dan sesuai dengan perencanaan hidup pedagang tradisional.
yang diharapkan oleh pedagang.
DAFTAR REFERENSI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diberikan A.C. Nielsen. 2007. Kajian Dampak
dari penelitian ini adalah bahwa variabel Ekonomi Keberadaan
karakteristik entrepreuner, karakteristik Hypermarket Terhadap
manajemen sumber daya manusia dan ritel/Pasar tradisional.
karakteristik UKM mempunyai http://www.acnielsen.de/documen
pengaruh terhadap Inovasi usaha di ts/Hypermartket.PDF. Diunduh
pasar tradisional Genuk baik secara tanggal 8 April 2012 jam 19.37.
parsial maupun secara simultan. Adapun Bagus, Indro. 2009. Belanja Ritel
variabel yang mempunyai pengaruh Modern Tembus Rp 100 Triliun
paling besar terhadap perkembangan di 2010,
usaha pedagang pasar tradisional Genuk http://www.detikfinance.com/read
adalah variable Karakteristik /2010/09/09/130829/1438465/4
Entreprener. Hal ini terlihat dari sikap Kamis, 09/09/2010 13:08 WIB,
optimis responden (pedagang) yang diunduh tanggal 2 Februari 2011.
mempunyai pandangan ke depan
serpreta mau bekerja keras dan berani Bandura, A. 1997. Self-Efficacy: The
mengambil risiko demi Exercise of Control. New York: W. H.
mengembangkan usaha yang telah Freeman.
dijalani. Carver, C. S., & Scheier, M. 2003.
Saran, berdasarkan temuan- Optimism. In S. J. Lopez, &
temuan penelitian di atas maka beberapa Snyder, C. R. (Ed.), Positive
saran yang dapat direkomendasikan Psychological Assessment: A
adalah: (1) Perlunya pendekatan Handbook of Models and Measures.
Psikologis sebagai variabel yang Washington DC: American
mempunyai pengaruh paling besar Psychological Association.
dalam perkembangan usaha pedagang
Pasar Genuk. Oleh karenanya harus Devins, D., Gold, J., Johnson, S. and
selalu dipupuk sikap optimis dalam Holden, R. 2006. A Conceptual
menjalankan usaha. Sikap ini bisa Model Of Management Learning
dibentuk dengan membuat perkumpulan In Micro Businesses:
sesama pedagang sehingga setiap ada Implications For Research And
persoalan dapat segera teratasi; (2) Policy, 47 (8/9), pp. 540551.
Karakteristik Entrepreuner berupa
12
Ekapribadi, Wildan. 2007. Pasar tradisional-di perkotaan. diunduh
Modern: Ancaman bagi Pasar tanggal 6 April 2012 jam 14.30.
Tradisional.
http://bimandiri.wordpress.com/20 Mazzarol, T., Volery, T., Doss, N., &
07/11/08/pasar-modern-ancaman- Thein, V. 1999. Factors influencing
bagi-pasar-tradisional. diunduh small business start-ups.
pada tanggal 8 April 2012 jam International Journal of
19.30. Entrepreneurial Behaviour and
Research, 5(2), 48-63.
Havenga, Werner 2009 Managing
Human Capital to ensure Small Paesoro, Adri. 2007. Pasar Tradisional
and Medium-sized Enterprise di Era Persaingan Global.
Competitiveness. University of http://www.Smeru.or.id. diunduh
Johannesburg South Africa. tanggal 7 April 2012 Jam 15:46.
Hmieleski, Keith M. and Carr, Jon C.
Parasuraman, A. 1991. Teknik
2008. The Relationships Between
Penarikan Sample (terjemahan) Jilid
Entrepreneur Psychological Capital
III. Jakarta: UI-Press
And New Venture. Frontiers of
Entrepreneurship Research, Vol. Pfeffer, J. & G. Salancik. 1978. The
28: Iss. 4, Article 1. External Control Of Organizations:
A Resource Dependence
Indiarti, Nurul. dan Maria Langenberg. Perspective. New York: Harper &
2004. Factors Affecting Business Row.
Success among SMEs: Empirical
Evidences from Indonesia. Journal Riyanti, Benedicta Prihatin. 2003.
of Asia Entrepreneurship and Kewirausahaan dari sudut pandang
Sustainability, Volume III, Issue 2. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT.
Grasindo
Istijanto. 2005. Metode Penelitian
Sosial. Jakarta: Karunika. Schemerhorn, J.R. 2001. Management
Updated. New York: John Wiley and
Jemabut, Inno. 2011. Berdayakan Sons. Inc
Pasar Tradisional.
http://www.sinarharapan.co.id/cont Snyder, C. R., Sympson, S. C., &
ent/read/ 8 Juli 2011. diunduh Ybasco, F. C. 1996. Development
tanggal 7 April 2012. 15:45. and validation of the State Hope
Scale. Journal of Personality &
Kolvereid, L. 1996. Prediction of Social Psychology, 70(2): 321-335.
Employment Status Choice Intentions.
Entrepreneurship Theory and Practice. Sumarsono, Sony. 2010.
International Journal of Kewirausahaan. Yogyakarta: Graha
Entrepreneurial Behaviour and Ilmu.
Research, Fall, 47-57. Thompson, V. A. 2005. Bureaucracy
Kristanto, Heru. 2009. Kewirausahaan and Innovation. Administrative
Entrepreneurship: Pendekatan Science Quarterly. 10, pp. 120.
Manajemen dan Praktik. Jakarta: Trisno, Iwan. 2011. Eksistensi Pasar
Graha Ilmu. Tradisional di tengah Pesona Pasar
Kusdarjito, Cungki. 2009. Menyoal Modern.
Pasar Tradisional di Perkotaan. http://litbang.patikab.go.id/index.php
http://www.bapeda.pemdadiy.go.id/ ?option=com_content&view=article
detail.php/index/Menyoal-pasar- &id=108:eksistensi-pasartradisional-

13
ditengah-pesona-pasar-
moder.diunduh tanggal 7 April 2012
jam 12.00
Triton. 2006. SPSS 13.0 Terapan, Riset
Statistik Parametrik. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Wiboonpongse, Aree dan Songsak
Sriboonchitta. 2006.
Mengamankan Partisipasi
Produsen Kecil dalam Sistim
Agro-Makanan Nasional dan
Regional Yang Terestrukturisasi:
Kasus Thailand.
RegoverningMarkets[online]
http://www.regoverningmarkets.org
/read/29/10/201 0 diunduh tanggal
7 April 2012.
_______. 2010. Masterplan
Pengembangan Pola Perpasaran
Kota Semarang
http://bappeda.semarang.go.id/upl
oaded/publikasi/Pola_Perpasaran.
pdf. diunduh pada tanggal 6 April
2012 jam 22:34.

14

You might also like