You are on page 1of 16

AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis ISSN : 2541 - 6847

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN DAN STRATEGI DISTRIBUSI


BERAS DI PERUSAHAAN UMUM BADAN URUSAN LOGISTIK
(PERUM BULOG SUB DIVRE KOTA GORONTALO)

Anggun Juwita Tangkudung 1), Amir Halid 2), Yanti Saleh 2)

1) Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo


2) Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRACT
This study aims to determine how the application management and Perum Bulog's role in the distribution of
rice, and to determine the factors and what strategies are dominant in the development of rice distribution in
Gorontalo city Divre Perum Bulog. This research conducted in June-July 2016. The analysis method used in this
research is descriptive method of management and SWOT analysis. Sampling was done by the method or approach the
case with staff Perum Bulog sub Divre city of Gorontalo. These results indicate that the Application Management and
Role Bulog: (1) Planning, namely planning and scheduling pendistrbusian rice, determine when the distribution is
done and the time of distribution (2) The organization is using labor, distribution system, and the means of transport
(3) Implementation of that packaging or the current form of distribution, news of the handover ceremony and was
preparing to needs (4) Evaluation namely distribution planning activities, targeted distribution, organization during
the distribution, implementation of activities and constraints for distribution. While the SWOT Matrix, the factors and
strategies for developing the distribution of rice, namely (1) Utilizing a network of government for the distribution of
poor rice in each village so that every distribution could run well (2) With the checking of the preparation to face the
threat could be in Who are the early and ( 3) With an award then Bulog can provide confidence when socializing to
each village. While the weakness of the factors and strategies for developing the distribution of rice (1) To Ful Fil for
cooperation with other partners in order that the distribution of poor rice could run well (2) it needs the network to
perispan to face a problem in the distribution of it can be done and (3) need any interference from the government to
socialization of each village to be going well.

Keywords: Application Management, Distribution Strategy, Rice, Perum Bulog

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen dan peran perum bulog pada
pendistribusian beras, dan untuk mengetahui faktor-faktor dan strategi apa yang dominan pada pengembangan
distribusi beras di perum bulog divre kota gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni-juli tahun 2016.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif manajemen dan analisis swot.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode atau pendekatan kasus dengan staf perum bulog sub divre kota
gorontalo. Hasil ini menunjukan bahwa Penerapan Manajemen Dan Peran Perum Bulog : (1) Perencanaan yaitu
merencanakan dan menjadwalkan pendistrbusian beras, menentukan kapan pendistribusian dilakukan dan waktu
pendistribusian (2) Pengorganisasian yaitu menggunakan tenaga kerja, system pendistribusian, dan menggunakan
angkutan (3) Pelaksanaan yaitu kemasan atau bentuk saat pendistribusian, berita acara serah terima dan menyiapakan
kebutuhan (4) Evaluasi yaitu kegiatan perencanaan pendistribusian, target pendistribusian, organisasi saat
pendistribusian, kegiatan pelaksanan dan kendala selama pendistribusian. Sedangkan Matriks SWOT maka faktor-
faktor dan strategi pengembangan distribusi beras yaitu (1) Memanfaatkan jaringan pemerintah untuk pendistribusian
beras raskin disetiap desa sehingga disetiap pendistribusian bisa berjalan dengan baik (2) Dengan adanya pengecekan
maka persiapan untuk menghadapi ancaman bisa di siapakan lebih awal dan (3) Dengan adanya sebuah penghargaan
maka Bulog dapat memberikan kepercayaan saat sosialisasi ke setiap desa. Sedangkan kelemahan dari faktor-faktor
dan strategi pengembangan distribusi beras (1) Perlu adanya kerjasama dengan mitra lain agar pendistribusian beras
raskin bisa berjalan dengan baik (2) Perlu adanya jaringan agar perispan untuk menghadapi sebuah masalah dalam
pendistribusian itu bisa di lakukan dan (3) Perlu adanya campur tangan dari pemerintah agar sosialsasi ke setiap desa
bias berjalan dengan baik.

Kata Kunci: Penerapan Manajemen, Strategi Distribusi, Beras, Perum Bulog

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 2

PENDAHULUAN Efektifitas dan efisiensi distribusi terkait


Komoditas pangan merupakan kebutuhan pula dengan sistim manajemen yang diterapkan
dasar manusia untuk dapat mempertahankan pada satu perusahaan atau instansi baik bergerak
hidup. Oleh karenannya pemenuhan kebutuhan dibidang produksi maupun jasa. Perusahaan
pangan bagi penduduk setiap waktu merupakan Umum Badan Usaha Logistik (Perum
hak asasi manusia. Dari berbagai jenis pangan Bulog) merupakan salah satu perusahaan milik
(pokok), beras merupakan salah satu jenis pangan pemerintah yang bergerak disektor jasa distribusi
yang paling strategis di indonesia. Dalam undang- dan menyerapan produk beras yang ditantang
undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan untuk menggunakan standar penyaluran
disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan distribusi yang memiliki kualitas dan
ketahanan pangan, pemerintah menyelengarakan berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen
pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang penerapan, dan evaluasi sebagai suatu sistem
cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, manajemen yang menjadi bagian dari penilitian
bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh ini.
daya beli masyarakat. Ketersediaan pangan
ditentukan oleh aspek produksi, perdagangan Oleh karena itu keberhasilan perusahaan ini
(ekspor, impor), transfer (bantuan, hibah), dan akan menjadi barometer penting dalam penerapan
stok. Dari berbagai aspek tersebut, terjaminnya fungsi-fungsi manajemen yang telah disampaikan
ketersediaan distribusi. Ketergantungan komoditi pada paragraf sebelumnya, fakta menunjukan
beras pada luar negeri menjadi masalah yang bahwa Perum Bulog yang bergerak dan berfungsi
besar bagi indonesia. Hal ini dikarenakan beras sebagai pelaksana sistim pangan nasional yang
merupakan sumber bahan pangan lainnya. telak memiliki standar atau mutu dimana
Tingginya ketergantungan terhadap produk luar perusahaan ini terus bersifat dinamis untuk
negeri menyebabkan terjadi penurunan produksi menyesuaikan kondisi kebutuhan pangan nasional
beras baik didalam maupun diluar negeri akan termaksud pangan di Kota Gorontalo yang
berdapak pada melemahnya ketahangan pangan notaben terus mengalami peningkatan seiring
nasional (Hadew, 2004: 99). dengan naiknya angka kemiskinan di Provinsi
Gorontalo termaksud di Kota Gorontalo.
Beras merupakan komoditi yang sangat
penting bagi masyarakat indonesia, baik sebagai Berdasarkan survei pada September 2015,
makanan pokok maupun sebagai komoditi presentase penduduk miskin di Kota Gorontalo
strategis. Sebagai makanan pokok, diperkirakan September 2015 sebesar 6,84%. Dibandingkan
lebih dari 95% masyarakat indonesia presentase penduduk miskin Maret 2015 sebesar
mengkonsumsi beras. Sebagai komoditi strategis, 6,48%. Jumlah penduduk miskin September 2015
fluktuasi harga yang terlalu tinggi, disatu sisi di Provinsi Gorontalo sebanyak 27.007 jiwa,
dapat memberatkan daya beli masyarakat, sementara jumlah penduduk miskin Maret 2015
sementara disisi lain dapat merugikan petani. sebanyak 25.365 jiwa. Dengan demikian jumlah
Tingginya konsumsi beras mengakibatkan penduduk miskin di Provinsi Gorontalo selama
permintaan beras didalam negeri tinggi dan periode Maret 2015 – September 2015 bertambah
tidak seimbang dengan ketersediaan beras. 1.642 Jiwa (BPS Provinsi Gorontalo, 2015).
Sebagai komoditi strategis, fluktuasi harga yang
terlalu tinggi, disatu sisi dapat memberatkan daya Program Raskin dimulai sejak tahun 1998
beli, masyarakat, sementara disisi lain dapat dengan nama OPK (Operasi Pasar Khusus) yang
merugikan petani. Tingginya konsumsi beras berfungsi sebagai program darurat (social safety
mengakibatkan permintaan beras didalam negeri net) untuk memperkuat ketahanan pangan rumah
tinggi dan tidak seimbang dengan ketersediaan tangga miskin setelah krisis moneter terjadi tahun
beras. Oleh karena itu pemerintah melakukan 1997. Pada tahun 2002, fungsi program
kebijakan impor beras. Tingginya jumlah impor diperluas sebagai perlindungan sosial masyarakat
beras menyebabkan masalah bagi petani di (social protection) dan namanya diubah menjadi
indonesia terutama dalam persaingan harga Raskin agar lebih tepat sasaran (Bulog, 2010a).
dengan beras impor murah yang mendapatkan Program Raskin merupakan subsidi pangan
subsidi dari negara asalnya, (Krisnamurthi, B. sebagai upaya dari pemerintah untuk
2006). meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan
perlindungan pada keluarga miskin melalui

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 3

pendistribusian beras yang diharapkan mampu pengembangan strategi distribusi pada


menjangkau keluarga miskin yang menurut Pagu Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik
(Plafon Gubernur) Alokasi Raskin Provinsi (Perum Bulog Sub Divre Kota Gorontalo)
Gorontalo 2015, masing-masing keluarga ditemukan kondisi bahwa penerapan manajemen
akan menerima minimal 15 kg /RTS/ bulan dan pengembangan startegi distribusi haru lebih
dengan durasi waktu pendistribusian selama 12 ditingkatkan lagi.
bulan dengan harga netto sebesar Rp. 1.600 / kg
di titik distribusi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan data yang ada, pagu raskin
untuk Kota Gorontalo tahun 2015 jumlah 1. Mengetahui penerapan manajemen dan
penerima sebanyak 7.408 Rumah Tangga Sasaran peran Perum Bulog pada pendistribusian
Penerimaan Manfaat (RTS-PM) dengan jumlah beras di Kota Gorontalo.
kuatum Raskin 1.600 kg/bulan atau 1.333.440 2. Mengetahui faktor-faktor dan strategi apa
kg/tahun. yang dominan pada pengembangan
distribusi beras di Perum Bulog Sub Divre
Dari survei dan pengamatan yang Kota Gorontalo.
dilakukan terkait dengan manajemen dan

TINJAUAN PUSTAKA pembelian gabah/beras dalam negeri


1. Alur Raskin dengan ketentuan Harga Pembelian
a. Raskin Sebagai Simpul Perberasan Pemerintah (HPP). Kegiatan ini
Nasional Yang Tidak Bisa Dipisahkan diwujudkan dalam bentuk pengadaan
Tugas publik Perum Bulog merupakan gabah dan beras dalam negeri oleh Perum
amanat dari Inpres No. 3 tahun 2012 Bulog. Tugas kedua, menyediakan dan
tentang kebijakan pengadaan gabah/berita menyalurkan beras bersubsidi bagi
dan penyaluran beras oleh pemerintah, kelompok masyarakat berpendapatan
yang merupakan pengejawantahan rendah yang diwujudkan dalam
intervensi pemerintah dalam perberasan pelaksanaan program raskin. Sedangkan
nasional untuk memperkuat ketahanan tugas ketiga, menyediakan dan
pangan. Ketiga tugas public Perum Bulog menyalurkan beras untuk menjaga
tersebut saling terkait dan memperkuat stabilitas harga beras, menanggulangi
satu sama lain sehingga dapat keadaan darurat, bencana, dan rawan
mewujudkan ketahanan pangan rumah pangan. Kegiatan ketiga dilaksanakan
tangga maupun nasional yang lebih Perum Bulog dalam bentuk pengelolaan
kokoh. Ketiga tugas publik tersebut Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
adalah pertama, melaksanakan kebijakan

Gambar 1. Raskin Sebagai Simpul Perberasan Nasional Yang Tidak Bisa Dipisahkan,
“Perum Bulog Sub Divre Kota Gorontalo”.
Vol. 1 No. 1 November 2016
AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 4

b. Distribusi Raskin Dari Gudang Bulog jadwal pengiriman beras ke titik


Sampai RTS distribusi, tim koordinasi raskin
Penyaluran raskin diawali dari melakukan pengecekan kondisi beras
permintaan alokasi (Surat Permintaan raskin yang akan disalurkan. Beras raskin
Alokasi – SPA) dari pemerintah kemudian dikrimkan ke titik distribusi
Kabupaten/Kota yang bersangkutan. SPA tujuan sesuai dengan jumlah RTS yang
tersebut ditujukan kepada Kadivre/ terdata di wilayah tersebut. Tidak ada
Kasubdivre yang membawahi wiayah penambahan dan pengurangan jumlah
tersebut. Atas SPA tersebut, oleh tim oleh Perum Bulog. Apabila ada
koordinasi raskin setempat dibahas perubahan data RTS (Rumah Tangga
jadwal penyalurannya untuk Sasaran) adalah kewenangan
memberikan kesempatan kepada musyawarah Desa/Kelurahan dan
masyarakat menyiapkan waktu, tenaga musyawarah Kecamatan.
dan dana pada saat penyaluran. sebelum

Gambar 2. Distribusi Raskin Dari Gudang Bulog Sampai RTS, “Perum Bulog Sub Divre Kota
Gorontalo”.

2. Kemitraan lainnya. Landasan kemitraan antara


a. Mitra Kerja Pengadaan (MKP) Dalam Perum Bulog dengan mitra kerja
Negeri pengadaan dilaksanakan berdasarkan
Mitra Kerja Pengadaan selanjutnya pada: (1) Komitmen bersama untuk
disebut MKP adalah perusahaan yang mencapai keberhasilan Kemitraan
berbadan hukum, badan usaha atau usaha Pengadaan Pangan DN sesuai sasaran
perseorangan dan Kelompok Tani atau yang ditentukan; (2) Tujuan bersama
Gabungan Kelompok Tani memenuhi target Pengadaan Pangan DN
(Poktan/Gapoktan) yang memenuhi sesuai Instruksi Presiden Rl tentang
persyaratan untuk melakukan kerja sama Kebijakan Perberasan Nasional yang
pengadaan gabah/beras dan pangan berlaku dan kebijakan pangan lainnya;

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 5

(3) Berorientasi jangka panjang dalam fisik maupun perpindahan milik sejak dari
kurun waktu tertentu disesuaikan dengan prosedur hingga ke tangan konsumen. Suatu
kondisi industri pangan nasional perusahaan di dalam mendistribusikan
b. On-Farm barangnya dapat menggunakan salah satu
Program kemitraan On-Farm atau lebih dari cara penyaluran. Bagi
diselenggarakan dalam rangka kegiatan perusahaan yang baru saja berdiri memilih
pengembangan usaha guna memberikan saluran distribusi merupakan pekerjaan yang
kontribusi bagi perusahaan dan tidak mudah, karena baru masuk pasar.
mendukung kegiatan pelayanan public Sedangkan bagi perusahaan yang sudah
serta mensukseskan Gerakan Peningkatan berjalan dengan saluran- saluran distribusi
Produksi Pangan berbasis Korporasi tertentu. Masih harus tetap waspada dan
(GP3K) yang merupakan program kerja mengawasi aparat- aparat distribusinya.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara a. Macam-macam saluran distribusi
untuk mendukung Program Ketahanan Menurut Stanton (1991: 181) saluran
Pangan Nasional Kegiatan On-Farm distribusi dibedakan menjadi saluran
dilaksanakan dengan Pola sebagai distribusi untuk barang konsumsi, untuk
berikut: (1) On-Farm Mandiri, yaitu barang industri dan untuk jasa. (1)
kegiatan usaha tani yang terdiri dari On- Saluran distribusi untuk barang konsumsi
Farm Mandiri Bulog dan On-Farm meliputi produsen ke konsumen,
Mandiri Petani; (2) On-Farm Kemitraan, produsen-pengecer- konsumen, produsen-
yaitu kegiatan kerjasama usaha tani pedagang besar- pengecer-konsumen,
Antara Perum Bulog dan Mitra Kerja produsen-agen- pengecer-konsumsi,
On-Farm, dengan kewajiban Perum produsen-agen-pedagang besar-pengecer-
Bulog memberikan paket pinjaman konsumen. (2) Saluran distribusi untuk
Saprodi, dan kewajiban Mitra Kerja On- barang industri meliputi produsen-
Farm membayar kembali setelah panen; pemakai, produsen-distributor industri-
(3) On-Farm Sinergi, yaitu kegiatan pemakai, produsen-agen- pemakai,
kerjasama usaha tani antara Perum produsen-agen-distributor industri-
Bulog, Mitra Kerja On-Farm, dan pihak pemakai. (3) Saluran distribusi jasa
Perbankan atau Distributor Saprodi, meliputi produsen-konsumen, produsen-
dengan kewajiban Perbankan agen-konsumen.
menyediakan pembiayaan usaha tani atau b. Memilih saluran distribusi
Distributor Saprodi menyediakan Menurut Soehardi (1982: 183) prosedur
Saprodi, dengan jaminan dari Mitra Kerja menentukan saluran distribusi pada
On-Farm, dan Perum Bulog dapat umumnya adalah sebagai berikut. (1)
membeli hasil panennya. Menentukan sifat-sifat produk dan
luasnya pasar; (2) Meninjau saluran-
3. Saluran Distribusi saluran distribusi yang sudah ada atau
Menurut Stanton, Etzel dan Walker (1994 : yang mungkin dapat digunakan; (3)
180), saluran distribusi terdiri dari Menilai masing-masing saluran dari
serangkaian lembaga yang melakukan semua sudut potensi volume penjualan, baiaya
kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan yang layak dan laba yang wajar; (4)
semua kegiatan yang digunakan untuk Melakukan market survey untuk
menyalurkan produk dan status mengetahui pendapat-pendapat pembeli
pemilikannya dari prosedur ke konsumen dan perantara mengenai saluran distribusi
akhir atu pemakai bisnis. Menurut Soehardi yang dipergunakan para pesaing; (5)
Sigit (1982 : 180) saluran distribusi adalah Menentukan sifat dan luasnya kerja sama
perantara- perantara para pembeli dan penjual anatara maufaktur dengan saluran-
yang dilalui oleh perpindahan barang baik saluran distribusi yang anak digunakan;

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 6

(6) Merumuskan bantuan-bantuan apa cara yang efektif dan efisien melalui
yang dapat diberikan oleh manufaktur perencanaan, pengorganisasian,
kepada penyaluran-penyaluran; (7) kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya
Melakukan meningkatkan adanya organisasi. Fungsi manajemen di Perum
perkembangan-perkembangan bagian Bulog Sub Divre Kota Gorontalo yang
pasar. digunakan oleh perusahaan Bulog itu sendiri
c. Fungsi-fungsi saluran distribusi adalah sebagai berikut :
Pada pokoknya fungsi-fungsi pemasaran a. Perencanaan
yang dilaksanakan dalam saluran Perencanaan adalah proses penentuan
distribusi dapat dikelompokan ke dalam tujuan dan pedoman pelaksanaan
tiga golongan, yaitu fungsi pertukaran, dengan memilih yang terbaik dgan
fungsi penyediaan fisik, dan fungsi alternatif-alternatif yang ada.
penunjang (Basu Swasta & Handoko, b. Pengorganisasian
1987: 184) Pengorganisasian adalah fungsi
1. Fungsi pertukaran, terdiri dari manajemen dan merupakan suatu proses
pembelian, penjualan, dan yang dinamis. Pengorganisasian dapat
pengambilan resiko diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan
2. Fungsi penyediaan fisik, terdiri dari yang harus dilakukan, pengelompokan
pengumpulan, penyimpanan, tugas-tugas dan mebagi-bagi pekerjaan
pemilihan, dan pengangkutan kepada setiap karyawan, penetapan setiap
3. Fungsi penunjang, ini bersifat departemen-departemen (subsistem) serta
membantu untuk menunjang penentuan hubungan-hubungan
terlaksananya fungsi yang lain, c. Pelaksanaan
termasuk pelayanan sesudah Pelaksanaan merupakan upaya untuk
pembelian, pembelanjaan, penyabaran menjadikan perencanaan menjadi
informasi, dan koordinasi saluran kenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian agar
4. Manajemen setiap karyawan dapat melaksanakan
Menurut Stroner (1972: 2) manajemen adalah kegiatan secara optimal sesuai dengan
suatu proses perencanaan, pengorgnisasian, peran, tugas dan tangung jawab.
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari d. Evaluasi
anggota organisasi serta penggunaan semua Evaluasi adalah suatu proses dalam
sumber daya yang ada organisasi untuk merencanakan, memperoleh, dan
mencapai tujuan organisasi yang telah menyediakan informasi yang sangat
ditetapkan sebelumnya. Menurut Daft (2002: diperlukan untuk alternatif-alternatif
8) mendefinisikan manajemen adalah keputusan.
pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan

5. Analisis SWOT semuannya merupakan faktor strategi. Jadi


Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai analisis SWOT harus mengidentifikasi
faktor secara sistematis untuk merumuskan kompetensi langkah (distinctive competence)
strategi perusahaan. Menurut Weelen dan perusahaan, yaitu keahlian tertentu dan
Hunger (2003 : 193), bahwa SWOT adalah sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah
akronim Strengths yang memaksimalkan perusahaan dan cara unggul yang mereka
kekuatan-kekuatan, dan Opportunities gunakan. Proses pengambilan keputusan
memaksimalkan peluang, Weaknesses secara strategi selalu berkaitan dengan
bersamaan meminimalkan kelemahan- pengembangan misi, tujuan, strategi, dan
kelamahan, dan Threarts meminimalkan kebijakan perusahaan.
ancaman- ancaman dari organisasi, yang

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 7

BERBAGAI PELUANG

2. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi


difersifikasi agresif
KEKUATAN
KEKUATAN
INTERNAL
ESKTERNAL

3. Mendukung strategi 4. Mendukung strategi


Trun Around Defensif

BERBAGAI ANCAMAN

Gambar 3. Analisis Kuadran SWOT faktor eksternal dan faktor internal Weelen dan Hunger
(2003 : 1993).

Rangkuti (2003: 31). Mengemukakan analisis bagaimana peluang dan ancaman eksternal
SWOT dalam matriks SWOT, Matriks dan internal yang dihadapi perusahaan
SWOT adalah alat yang dipakai untuk dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
menyusun faktor-faktor strategi perusahaan. kelemahan yang dimilikinya, seperti
Matrik dapat menggambarkan secara jelas ditunjukan pada gambar berikut.

Tabel 1. Matriks SWOT (Strenghts, Waeknesses, Opportunities, Threats)

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan


(Strenghts) (Waeknesses)
Tentukan 5-10 faktor Tentukan 5-10 faktor
Faktor Eskternal
kekuatan internal kelemahan internal
Peluang Strategi S-O Strategi W-O
(Opportunities)
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Tentukan 5-10 faktor menggunakan kekuatan meminimalkan
Peluang eksternal untuk memanfaatkan kelemahan untuk
peluang memanfaatkan peluang
Ancaman Strategi S-T Strategi W-T
(Threats)
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Tentukan 5-10 faktor menggunakan kekuatan meminimalkan
Ancaman eksternal untuk mengatasi kelemahan dan
ancaman menghindarkan ancaman

METODE PENELITIAN 2. Tehnik Analisis Data


1. Tehnik Pengambilan Sampel a. Analisis Deskriptif Manajemen
Tehnik pengembilan sampel dilakukan Analisis audit penerapan manajemen
dengan metode atau pendekatan kasus, yaitu bagaimana Badan Urusan Logistik
sampel dalam penelitian ini dengan memilih Divis Kota Gorontalo menerapkan
staf Perum Bulog Sub Divre Kota Gorontalo fungsi-fungsi manajemen, perencanaan,
tentang informasi yang diperoleh. pengorganisasian, pelaksanaan, dan
evaluasi.

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 8

b. Analisis SWOT d. Peluang adalah kesempatan yang dapat


Analisis SWOT adalah identifikasi diraih diluar lingkungan Perum Bulog
berbagai faktor sistematis untuk Sub Divre Kota Gorontalo yang
merumuskan strategi berbagai sistemasits mendukung pengembangan tanaman
untuk merumuskan strategi Badan padi.
Urusan Logistik Divre Kota Gorontalo e. Ancaman adalah suatu kendala dari luar
yang meliputi Kelmahan, Kekuatan, Perum Bulog Sub Divre Kota Gorontalo
Peluang dan Ancaman. yang muncul disetiap langkah dan
mengambar pengembangan tanaman
3. Definisi Operasional Variabel padi.
a. Padi merupakan tanaman pangan yang f. Analisis SWOT adalah mengidentifikasi
utama selain jagung. Peningkatan berbagai faktor secara sistematis, yang
produksi padi merupakan bagian dari digunakan dalam merumuskan strategi
upaya dalam meningkatkan produksi organisasi.
pertanian khususnya tanaman pangan. g. Manajemen Strategi adalah suatu cara
Lingkungan eksternal adalah pengaruh yang dilakukan untuk merumuskan
yang dari luar usaha yang dapat strategi untuk mencapai sasaran atau
memeberikan peluang dan ancaman di tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
masa sekarang atau di masa yang akan h. Bulog adalah salah satu badan
datang. pemerintah untuk mendisribusiakan
b. Kekuatan adalah kekurangan yang beras raskin kepada masyarakat yang
dimiliki oleh Perum Bulog Sub Divre miskin atau yang kurang mampu.
Kota Gorontalo yang berpengaruh i. Distribusi adalah serangkaian lembaga
negative dalam pengembangan tanaman yang melakukan semua kegiatan yang
padi. digunakan untuk menyalurkan sebuah
c. Kelemahan adalah kekurangan yang produk.
dimiliki oleh Perum Bulog Sub Divre j. Manajemen adalah sesuatu fungsi yang
Kota Gorontalo yang berpengaruh negatif meliputi perencanaan, pengorganisasian,
dalam pengembangan tanaman padi. pelaksanaan dan evaluasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN yang dilakukan yaitu dengan


A. Penerapan Manajemen Dan Peran Perum merencanakan dan menjadwalkan
Bulog pendistribusian beras itu sendiri.
Dalam menunjang penelitian ini saya Tanpa merencanakan dan
memilih perusahaan umum badan urusan menjadwalkan kegiatan
logistik (Perum Bulog) menjadi tempat pendistribusian maka tidak akan
penelitian saya. Perum Bulog itu sendiri telah terjadi pendistribusian.
berdiri sejak tahun 2003. Tentunya Perum b. Menentukan Kapan Pendistribusian
Bulog memiliki satu manajemen Dilakukan
pendistribusian yaitu dari manajemen Pendistribusian dilakukan tergantung
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, kepada surat SPA (Surat Permintaan
dan evaluasi. Hal ini dapat dilihat pada data Alokasi), dan SPPB/DO (Surat
berikut ini. Perintah Pengeluaran Barang /
1. Perencanaan Delivery Order). Tanpa surat SPA dan
a. Merencanakan Dan Menjadwalkan SPPB/DO maka Perum Bulog tidak
Pendistrbusian Beras bisa mengeluarkan beras raskin itu
Sebelum melakukan kegiatan sendiri.
pendistribusian maka langka awal c. Waktu Pendistribusian

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 9

Waktu pendistribusian dilakukan raskin. Setelah adanya berita acara


setiap awal bulan pada tanggal 1 serah terima maka pendistribusian
sampai taggal 15 setelah adaya surat akan dilakukan.
SPA dan SPPB/DO dan juga waktu c. Menyiapakan kebutuhan
pendistribusian dilihat dari kondisi Saat pendistribusian, Bulog
apakah sudah memungkinkan atau menyiapakn semua kebutuhan sesuai
belum untuk melakukan ketentuan yang telah di berikan
pendistribusian kepada Perum Bulog. Jika belum
2. Pengorganisasian sesuai ketentuan yang ada maka
a. Menggunakan Tenaga Kerja Perum Bulog akan melengkapi
Dalam melakukan pendistribusian kebutuhan itu sendiri tetapi kalo
Perum Bulog menggunakan tenaga kebutuhan itu belum terpenuhi maka
kerja yaitu untuk menyiapakan barang, pendistribusian tetap akan di lakukan.
mencatat berapa beras yang akan 4. Evaluasi
keluar, melakukan pengecekan, dan a. Kegiatan perencanaan
mengangkut barang untuk di pendistribusian
distribusikan. Kegiatan perencanaan
b. Sistem Pendistribusian pendistribusian yaitu setelah
Sistem pendistribusian Bulog masih menerima surat SPA (Surat
konsinyasi yaitu hubungan kerja sama Permintaan Alokasi) dari kabupaten,
penjualan antara penyalur barang selanjutnya korlap (koordinasi
dengan mitra, dimana Perum Lapangan) akan membuatkan jadwal,
Bulog menyediakan beras raskin setelah jadi jadwal maka jadwal itu
untuk disalurkan kepada mitra. akan dikirimkan lagi ke kabupaten.
c. Menggunakan Angkutan b. Target pendistribusian
Dalam pendistribusiaan ini Bulog Target pendistribusian telah
menggunakan angkutan trek yaitu dari dilaksanakan atau di jalankan dengan
gudang penyimpanan beras raskin baik sesuai ketentuan yang diberikan
menuju lokasi yang telah menjadi kepada Perum Bulog.
ketentuan untuk menerima beras c. Organisasi saat pendistribusian
raskin itu. Organisasi yang dilakukan saat
3. Pelaksanaan pendistribusian yaitu dibentuk team
a. Kemasan Atau Bentuk Saat satgas raskin yang mengawal saat
Pendistribusian pendistribusian itu berlangsung
Kemasan atau bentuk saat samapai kepada titik distribusi atau
pendistribusian yaitu berbentuk kepada titik yang telah ditentukan.
kemasan karung Bulog yang beratnya d. Kegiatan pelaksanan
15-50 kg, jadi setiap karung yang ada Beras raskin diangkut dari gudang
di dalam gudang Bulog tidak semua diantar langsung kedesa dan diterima
sama, jadi ada yang beratnya 50 kg oleh perangkat desa setelah perangkat
atau lebih sampai karung yang desa menerima beras raskin perangkat
beratnya 20 kg. desa mendatangani berita acara serah
b. Berita acara serah terima terima.
Saat pelaksanaan penditribusian e. Kendala Selama Pendistribusian
berlangsung maka yang pertama di Kendala yang di alami Bulog saat
siapakn terlebih dahulu yaitu berita pendistribusian yaitu cuaca, kondisi
acara serah terima yang akan di tanda medan, hutang yang belum di
tangani oleh kantor desa yang akan selesaikan kepada Perum Bulog.
menjadi tempat pendistribusian beras Ketika kendala ini di alami tentunya

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 10

Perum Bulog akan melangami berupa piagam, piagam yang di dapat


gangguan pendistribusiannya. yaitu kebijakan mutu, sasaran mutu
Perum Bulog, Intertek, Juara Dua
B. Faktor-Faktor Dan Strategi Sub Divre Ragional Tipe B Terbaik
Pengembangan Distribusi Beras Tahun 2012, Raskin Award 2014.
Untuk mengetahui lebih lanjut
pengembangan distribusi beras di Perum 2. Kelemahan
Bulog adalah mengidentifikasi cara-cara a. Tidak berkeja selain mitra yang telah
alternatif sehingga organisasi dapat disepakati
menggunakan kekuatan khususnya untuk Bulog tidak bekerja sama selain mitra
menggunakan kesempatan peluang atau untuk karena Bulog harus melihat segi atau
menggunakan kesempatan peluang atau untuk keperluan yang Bulog perlukan
menghindari ancaman, dan mengatasi selama belum memerlukan maka
kelemahan. Matriks SWOT mengambarkan Bulog tidak akan pernah berkeja
bagaimana Perum Bulog dapat mencocokkan sama dengan mitra lain. Tidak
peluang dan ancaman ekternal yang berkerja sama dengan mitra lain yaitu
dihadapi dengan kekuatan dan kelemahan seperti instansi-instansi pemerintah
internalnya. Hal ini dapat dilihat dari tabel lainnya.
di bawa berikut. b. Tidak mempunyai jaringan saat
1. Kekuatan pendistribusian
Berdasarkan hasil analisis data yang di Bulog tidak mempunyai jaringan
peroleh dari wawancara maka kekuatan karena saat pendistribusian Bulog
yang dapat digunakan untuk strategi langsung mendistribusikan raskin itu
pengembangan distribusi beras adalah langsung ke desa. Jadi Bulog tidak
a. Pemerintah yang mempunyai jejaring perlu lagi menggunakan jaringan
saat pendistribusian. untuk mendistribusikan beras raskin.
Perum Bulog mempunyai jejaring c. Tidak ada campur tangan dari
dengan pihak pemerintah dalam pemerintah saat pendistribusian
pendistribusian beras yaitu dari surat Saat pendistribusian berlangsung
perintah untuk mendistribusikan tidak ada campur tangan dari
beras raskin di setiap desa yang telah pemerintah, pemerintah hanya
di cakup surat perintah yang terima memberikan perintah untuk Bulog
sampai laporan kepada pemerintah untuk mendistribusikan beras raskin.
bahwa distribusi beras telah
dilakukan dengan sesuai ketentuan. 3. Peluang
Surat perintah itu terima selama a. Pendistribusian berjalan dengan baik
12 bulan atau setiap tahun surat Selama pendistribusian selalu
perintah itu di berikan. berjalan dengan baik, jika ada
b. Pengecekan yang dilakukan sebelum hambatan maka Bulog selalu bisa
dan sesudah dilakukan mengatasi hambatan tersebut dengan
Bulog sering mendapatkan cara terjun langsung atau
pengecekan dari pihak atau petugas mengembalikan barang
pemerintah setempat saat pendistribusian ke gudang, setelah
pendistribusian itu berlangsung atau hamabatan itu selesai maka Bulog
sebelum pendistribusian itu akan melanjutkan kembali
dilakukan oleh Perum Bulog. pendistribusian.
c. Reportasi yang di raih Perum Bulog b. Persiapan untuk menghadapi
Bulog telah mendapat sebuah ancaman
penghargaan dari pemerintah baik

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 11

Bulog selalu mempunyai rencana a. Belum ada pengembangan


atau persiapan untuk menghadapi Bulog belum mempunyai
ketika ancaman mempengaruhi pengembangan sama sekali, Bulog
keberlangsungan dan perkembangan masih memfokuskan untuk
pendistribusian di dalam Perum mendistribusikan beras raskin,
Bulog. pengembangan akan dilakukan
c. Sosialisasi ke desa kalau memang ada perintah langsung
Untuk penguatan pendistribusian dari pemerintah.
maka Bulog selalu merencanakan b. Hambatan saat pendistribusian
untuk memberikan sosialisasi ke Bulog tidak pernah terlepas dari
desa-desa yang telah menjadi hambatan saat pendistribusian,
tempat tujuan Bulog untuk kendala yang dihadapi selama
mendistribusikan beras raskin. pendistribusian bisa berbagai
macam, dari hujan sampai jembatan
4. Ancaman rusak.

Tabel 2. Faktor Internal Distribusi Beras

NO Faktor Internal bobot Ranting Skor keterangan


Kekuatan
1. Pemerintah yang 0,21 4 0,84 1. Mempunyai
mempunyai jejaring dengan pihak
jejaring saat pemerintah
pendistribusian
2 Pengecekan yang 0,21 3 0,63 2. Adanya
dilakukan sebelum Pengecekan sebelum
dan sesudah pendistribusian
dilakukan berlangsung
3 Reportasi yang di 0,22 4 0,88
raih Perum Bulog
Nilai Skor = 2,35
Kelemahan
1 Tidak berkeja 0,12 3 0,36 1. tidak berkerja sama
selain mitra yang dengan mitra lain
telah disepakati
2 Tidak mempunyai 0,11 2 0,22 2. tidak mempunyai
jaringan saat jaringan
pendistribusian
3 Tidak ada campur 0,13 2 0,26
tangan dari
pemerintah saat
pendistribusian
Nilai Skor = 0,84
Total 1 17 3,19
Sumber: Perum Bulog Sub Divre Kota Gorontalo, Data Diolah, 2016

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 12

Tabel 2, terlihat bahwa nilai total utama yang di miliki adalah mempunyai
kekuatan = 2,35 lebih besar dari pada nilai total jejaring dengan pihak pemerintah dan
kelemahan = 0,84, Keadaan ini menunjukan adanya pengecekan sebelum pendistribusian
bahwa faktor kekuatan untuk strategi berlangsung dan kelemahan yang dimilik adalah
pengembangan distribusi beras lebih dari pada tidak berkerja sama dengan mitra lain dan tidak
faktor kelemahan sebagai penghambat strategi mempunyai jaringan.
pengembangan distribusi beras. Kekuatan

Tabel 3. Faktor Ekternal Distribusi Beras

No Faktor Ekternal bobot Ranting Skor keterangan


Peluang
1. Pendistribusian 0,34 4 1,36 1. Pendistribusian
berjalan dengan baik berjalan dengan baik
2 Persiapan untuk 0,25 3 0,73 2. Persiapan untuk
menghadapi menghadapi ancaman
ancaman
3 Sosialisasi ke desa 0,16 3 0,48
Nilai Skor = 2,57
Ancaman
1 Belum ada 0,13 3 0,39 1. belum ada
pengembangan pengembangan
2 Hambatan saat 0,12 2 0,24 2. hambatan saat
pendistribusian pendistribusian
Nilai Skor = 0,63
Total 1 15 3,2
Sumber: Perum Bulog Sub Divre Kota Gorontalo, Data Diolah, 2016

Tabel 3, terlihat bahwa nilai total Peluang kelemahan yang dimilik adalah belum ada
= 2,57 lebih besar dari pada nilai total Ancaman = pengembangan dan hambatan saat
0,63, Keadaan ini menunjukan bahwa faktor pendistribusian.
kekuatan untuk strategi pengembangan distribusi
beras lebih dari pada faktor kelemahan sebagai Untuk mengetahui Strategi
penghambat strategi pengembangan distribusi pengembangan distribusi beras di Perum Bulog
beras. Kekuatan utama yang di miliki adalah Sub Divre Kota Gorontalo dengan menggunakan
pendistribusian berjalan dengn baik dan diagram analisis SWOT dapat dilihat pada
persiapan untuk menghadapi ancaman dan gambar dibawa ini.

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 13

Peluang
Y

Strategi Strategi Agresif


Turn Around
1,94

II I
Kelemahan Kekuatan
1,51

IV III

Strategi Defensif Strategi Diversifikasi

Ancaman
Gambar 5. Diagram Analisis SWOT Strategi pengembangan distribusi beras, “Perum Bulog
Sub Divre Kota Gorontalo”.

Berdasarkan gambar 5, diketahui bahwa Maka strategi pengembangan distribusi


kwkuatan yang memiliki lebih besar dari beras berada pada kuadran I dan kuadran II
kelemahan, menghasilkan sumbuh X dalam dimana mendukung strategi Agresif atau SO
diagram SWOT. Demikian juga peluang yang strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
akan dihadapi lebih besar dari pada ancman perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh
sehingga menghasilkan sumbuh Y dalam diagram kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
SWOT dengan nilai yang ditunjukan bahwa selisi peluang sebesar-besarnya dan mendukung
peluang dan ancaman 1,94 sedangkan selisih strategi Trun Around strategi atau ST strategi ini
antara kekuatan dan kelemahan adalah 1,51. di dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancman.

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 14

Tabel 4. Matriks SWOT

Faktor Kekuatan (s) Kelemahan (w)


internal 1. Pemerintah yang mempunyai 1. Tidak berkeja sama selain mitra
jejaring saat pendistribusian 2. Tidak mempunyai jaringan
2. Pengecekan yang dilakukan 3. Tidak ada campur tangan dari
sebelum dan sesudah dilakukan pemerintah
Faktor ekternal 3. Reportasi yang diraih perum bulog
Peluang (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
1. Pendistribusian berjalan 1. Memanfaatkan jaringan 1. Perlu adanya kerjasama
dengan baik pemerintah untuk dengan mitra lain agar
2. Persiapan untuk menghadapi pendistribusian beras raskin pendistribusian beras raskin
ancaman disetiap desa sehingga disetiap bisa berjalan dengan baik.
3. Sosialisasi ke desa pendistribusian bisa berjalan 2. Perlu adanya jaringan agar
dengan baik. perispan untuk menghadapi
2. Dengan adanya pengecekan maka sebuah masalah dalam
persiapan untuk menghadapi pendistribusian itu bisa di
ancaman bisa di siapakan lebih lakukan.
awal 3. Perlu adanya campur tangan
Ancaman (T) Strategi
3. Dengan (ST)
adanya sebuah Strategi
dari (WT)
pemerintah agar
1. Belum ada pengembangan penghargaan
1. Bulog belum bisa makamelakukan
bulog dapat 1. Perlu adanya
sosialsasi campur
ke setiap tangan
desa bisa
2. Hambatan saat memberikan kepercayaan
pengembangan jika belumsaat
ada dari pemerintah
berjalan agar
dengan baik.
pendistribusian putusan dari
sosialisasi kepemerintah.
setiap desa pengembangan di dalam
2. Dengan ada pengecekan maka Perum Buog bisa di lakukan.
hambatan saat pendistribusian bisa 2. Perlu adanya jaringan agar
di tangani.
Sumber: Perum Bulog Sub Divre Kota Gorontalo, Data diolah, 2016 hambatan saat pendistribusi
bisa capat di ketahui.
1. Strategi (S-O) dari pemerintah dan dengan ada
Memanfaatkan jaringan pemerintah pengecekan maka hambatan saat
untuk pendistribusian beras raskin di pendistribusian bisa di tangani.
setiap desa sehingga disetiap 4. Strategi (W-T)
pendistribusian bisa berjalan dengan baik. Perlu adanya campur tangan dari
Dengan adanya pengecekan maka pemerintah agar pengembangan di dalam
persiapan untuk menghadapi ancaman Perum Buog bisa di lakukan dan perlu
bisa di siapakan lebih awal dan adanya jaringan agar hambatan saat
dengan adanya sebuah penghargaan pendistribusi bisa capat di ketahui.
maka Bulog dapat memberikan
kepercayaan saat sosialisasi ke setiap Faktor-faktor dan strategi pengembangan
desa distribusi beras sangat penting di dalam
2. Strategi (W-O) pendistribusian karena selama pendistribusian
Perlu adanya kerjasama dengan mitra lain akan timbul atau muncul beberapa faktor, baik
agar pendistribusian beras raskin bisa ancaman atau kendala, sedangkan strategi
berjalan dengan baik. Perlu adanya pengembangan sangat perlu bagi Perum Bulog
jaringan agar perispan untuk menghadapi agar dapat meningkatkan lagi kualitas atau
sebuah masalah dalam pendistribusian quantitas dari pendistribusian beras raskin itu
itu bisa di lakukan dan Perlu adanya sendiri.
campur tangan dari pemerintah agar Berdasarkan hasil analisis Matriks
sosialsasi ke setiap desa bisa berjalan SWOT maka faktor-faktor dan strategi
dengan baik. pengembangan distribusi beras yaitu (1)
3. Strategi (S-T) Memanfaatkan jaringan pemerintah untuk
Bulog belum bisa melakukan
pendistribusian beras raskin disetiap desa
pengembangan jika belum ada putusan sehingga disetiap pendistribusian bisa berjalan

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 15

dengan baik (2) Dengan adanya pengecekan lain agar pendistribusian beras raskin bisa
maka persiapan untuk menghadapi ancaman bisa berjalan dengan baik (2) Perlu adanya jaringan
di siapakan lebih awal dan (3) Dengan adanya agar perispan untuk menghadapi sebuah masalah
sebuah penghargaan maka Bulog dapat dalam pendistribusian itu bisa di lakukan dan (3)
memberikan kepercayaan saat sosialisasi ke Perlu adanya campur tangan dari pemerintah agar
setiap desa. Sedangkan kelemahan dari faktor- sosialsasi ke setiap desa bisa berjalan dengan
faktor dan strategi pengembangan distribusi baik.
beras (1) Perlu adanya kerjasama dengan mitra

KESIMPULAN pendistribusian beras raskin bisa berjalan


Berdasarkan hasil penelitian mengenai dengan baik (2) Perlu adanya jaringan
analisis penerapan manajemen dan strategi agar perispan untuk menghadapi sebuah
distribusi beras di perusahaan umum badan masalah dalam pendistribusian itu bisa di
urusan logistik (Perum Bulog Sub divre kota lakukan dan (3) Perlu adanya campur
gorontalo) maka dapat di ambil suatu kesimpulan tangan dari pemerintah agar sosialsasi ke
sebagai berikut: setiap desa bisa berjalan dengan baik.
1. Penerapan Manajemen Dan Peran Perum
Bulog : (1) Perencanaan yaitu SARAN
merencanakan dan menjadwalkan Berdasarkan kesimpulan diatas maka
pendistrbusian beras, menentukan kapan dapat disarankan :
pendistribusian dilakukan dan waktu 1. Peningkatan efisiensi operasional, antara
pendistribusian (2) Pengorganisasian lain untuk biaya angkutan dan
yaitu menggunakan tenaga kerja, sistem manajemen (biaya pegawai, kesehatan
pendistribusian, dan menggunakan dan lain-lain).
angkutan (3) Pelaksanaan yaitu kemasan 2. Pengembangan jaringan kemitraan
atau bentuk saat pendistribusian, berita dengan petani, termasuk penguatan
acara serah terima dan menyiapakan wadah ekonomi petani serta penguatan
kebutuhan (4) Evaluasi yaitu kegiatan kelembagaan dengan Mitra Kerja.
perencanaan pendistribusian, target 3. Penyediaan dan penguatan akses data
pendistribusian, organisasi saat dan informasi (lahan, harga, dan
pendistribusian, kegiatan pelaksanan dan lainnya) kepada Pemerintah secara lebih
kendala selama pendistribusian. dini dan akurat dengan menjalin
2. Berdasarkan hasil analisis Matriks kerjasama antar instansi-instansi
SWOT maka faktor-faktor dan strategi pemerintah lainnya.
pengembangan distribusi beras yaitu (1) 4. Pengembangan sistem IT (information &
Memanfaatkan jaringan pemerintah untuk technology) perusahaan, pengembangan
pendistribusian beras raskin disetiap desa basis data yang up to date dan akurat baik
sehingga disetiap pendistribusian bisa internal maupun eksternal perusahaan.
berjalan dengan baik (2) Dengan 5. Melaksanakan
adanya pengecekan maka persiapan kajian/penelitian/survei/pengembangan/st
untuk menghadapi ancaman bisa di udi banding dalam rangka mendukung
siapakan lebih awal dan (3) Dengan tugas pelayanan publik dan
adanya sebuah penghargaan maka Bulog pengembangan usaha.
dapat memberikan kepercayaan saat 6. Modernisasi dan mekanisasi sistem
sosialisasi ke setiap desa. Sedangkan handling pengadaan, packaging
kelemahan dari faktor- faktor dan strategi (pengemasan), pengangkutan dan
pengembangan distribusi beras (1) Perlu penyimpanan serta meningkatkan
adanya kerjasama dengan mitra lain agar standarisasi sarana dan prasarana.

Vol. 1 No. 1 November 2016


AGRINESIA : Jurnal Ilmiah Agribisnis 16

7. Perbaikan pelayanan Perum Bulog yang Daya Manusia melalui pendidikan dan
dapat dilakukan melalui percepatan pelatihan berbasis kompetensi.
proses pelayanan dengan mekanisme one 9. Penerapan remunerasi pegawai untuk
stop service. meningkatkan kinerja pegawai
8. Penyempurnaan sistem rekruitmen dan sekaligus meningkatkan kinerja
metode seleksi yang disesuaikan perusahaan.
dengan persyarakat kompetensi yang 10.Memperbaiki lagi kualitas beras saat di
diperlukan, pengembangan Sumber distribusi kepada keluarga miskin yang
ada di setiap desa.

DAFTAR PUSTAKA Krisnamurthi. B. 2006. Fakta dan Kebijikan


Basu Swastha, DH. Dan T.Hani Handoko. 1987. Perbesaran. Republika. Jakarta
Manajemen Pemasaran : Analisa
Perilaku Konsumen, cetakan kedua. Stroner, AF, James. 1975. Manajemen, Jilid 1
Penerbit BPFE : Yogyakarta. dan 2, Edisi Kedua, Editor
Gunawan Hutauruk, M.B.A. Jakarta
BPS. 2015. Angka Kemiskinan. Provinsi Kota : Penerbit Erlangga
Gorontalo.

Vol. 1 No. 1 November 2016

You might also like