You are on page 1of 21

JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO.

1, Januari 2020

STRATEGI PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI DI INDONESIA

Ragimun*, Makmun** dan Sigit Setiawan***


Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Gedung
Notohamiprodjo Lantai 7, Jl. Dr. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat, 10710
*ragimun@gmail.com, **makmunr@gmail.com, ***sigitstiawan@gmail.com

Abstract

To realize food self-sufficiency in Indonesia, it needs to be supported by effective distribution of subsidized


fertilizer. The main causes of ineffective distribution of subsidized fertilizers are irregularities, weak oversight
from implementing institutions and weak community control. Likewise, the aspects of transparency and
information disclosure in the chain of subsidized fertilizer implementation are also still weak. So far, the
regulations governing the mechanism for implementing subsidized fertilizer distribution policies are quite
adequate but their implementation is still weak. In this study a descriptive approach is used to explore and
describe the development of distribution as well as the strategies adopted to obtain more effective alternative
distribution of subsidized fertilizer. This study also compares the policy of distribution of subsidized fertilizers
in several countries. Based on the results of the study, several schemes or alternative distribution of subsidized
fertilizer are still needed in Indonesia. Irregularities occur because of errors in the collection of data "RDKK",
the distribution of subsidized fertilizers to unauthorized parties, the large volume of distribution, procurement
and distribution of subsidized fertilizers as well as the obstacles in calculating fertilizer subsidies. One
recommendation that can be submitted for the distribution of subsidized fertilizers effectively is that several
alternative channels can be implemented. One alternative for the distribution of subsidized fertilizers includes
the use of an electric card through "Gapoktan", distribution of fertilizer subsidies through the use of the Pupuk
Indonesia Mart kiosk and through direct distribution to fertilizer producers in Indonesia.

Keywords: fertilizer subsidy policy, distribution scheme, food self-sufficiency

PENDAHULUAN juta. Hal yang sama terjadi pada bawang


Indonesia dikenal sebagai negara merah (naik 150 persen), daging, dan telur
agraris dengan sumber daya alam yang sangat ayam, serta buah-buahan. Terlebih impor
melimpah, namun itu tidak serta merta kedelai dan gandum yang memang jarang
menjadikan masyarakat Indonesia memiliki diproduksi di dalam negeri. Indonesia masing-
kemampuan untuk mengakses pangan dengan masing mengimpor kedelai 1,2 juta ton dan
mudah. Saat ini Indonesia justru dikenal gandum 5 juta ton di tahun 2015. Sedangkan
sebagai net-importir pangan. Bila dilihat data ekspor Indonesia cenderung mengalami
Kementerian Perdagangan menunjukkan penurunan (Institute Global for Justice, 2016).
bahwa rata-rata impor beras pertahun sejak Berikut ini data Kemendag mengenai impor
1993 adalah lebih dari 1 juta ton. Impor beras beras sebelum dan sesudah reformasi sebagai
Indonesia mengalami peningkatan 664 persen makanan pokok masyarakat Indonesia pada
atau senilai USD4,3 miliar dibandingkan umumnya.
tahun 2010 yang hanya mencapai USD648

69 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

Tabel 1. Impor Beras Selama Tahun 1993-2018


No Tahun Masa Pemerintahan Rata2 Impor Beras (ton per tahun)
1 1993 - 1998 Soeharto (masa terakhir) 1,3 juta
2 1999 - 2004 Gus Dur / Megawati 1,7 juta
3 2004 - 2009 Susilo Bambang Yudoyono 458 ribu
4 2009 - 2014 Susilo Bambang Yudoyono 1,1 juta
5 2014 - 2018 Joko Widodo 1,08 juta
Sumber: Kemendag dalam CNBC Indonesia news, 2019 (diolah)

Saat ini rata-rata impor beras Indonesia oleh Bank Sentral atau Bank Indonesia untuk
relatif tinggi tiap tahunnya. Hal ini menjadi menstabilisasi mata uang rupiah dan dunia
ironi karena Indonesia dikenal sebagai negara perbankan pada umumnya. Sedangkan
agraris yang luas, mempunyai kekayaan alam kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
yang melimpah serta tanah yang subur. Hal dilakukan pemerintah terkait dengan APBN.
tersebut menyangkut kedaulatan pangan yang Kebijakan fiskal bertujuan tercapainya
tidak lepas dari kebijakan pemerintah guna perekonomian yang dinamis guna
menjamin ketahanan dan swasembada pangan mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan
nasional. Oleh karena itu, diperlukan strategi serta terwujudnya pemerataan. Kebijakan
pemerintah untuk menjamin ketersediaan fiskal juga bertujuan untuk menentukan arah,
pangan bagi masyarakat dan melindungi sasaran, prioritas pembangunan bangsa atau
produsen pangan dalam negeri agar tidak pembangunan nasional yang menghasilkan
terjerat dalam kemiskinan dan kerawanan sebuah pertumbuhan ekonomi yang
pangan. Hal ini sangat penting, karena maksimal.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris Kebijakan fiskal dapat berupa insentif
dengan mata pencaharian penduduk yang dan disinsentif perpajakan maupun subsidi.
sebagian besar bekerja sebagai petani Agar tujuan pembangunan tercapai diperlukan
sementara menguasai lahan relatif kecil. Para suatu kebijakan yang baik (good fiscal policy).
petani miskin dan buruh tani inilah yang Dalam kenyataannya untuk mencapai
masih rentan terhadap kerawanan pangan, kebijakan fiskal yang baik ternyata banyak
sehingga diperlukan kebijakan pemerintah masalah yang dihadapi antara lain masalah
terkait insentif maupun proteksi terhadap kelembagaan, yang menyangkut kapabilitas
produsen khususnya sektor pertanian dalam sumber daya manusia, proses pembuatan
negeri, termasuk pemberian berbagai bentuk kebijakan, penganggaran yang diperlukan dan
subsidi kepada masyarakat yang termasuk kerjasama serta koordinasi dengan berabagai
bagian dari kebijakan fiskal. institusi kementerian dan lembaga (Handoko,
Pada dasarnya instrumen kebijakan et al., 2005). Salah satu kendala kebijakan
pemerintah yang dilakukan meliputi kebijakan fiskal yang baik lainnya adalah implementasi
moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan dari kebijakan itu sendiri yang sering
moneter merupakan kebijakan yang dilakukan mengalami banyak kendala di lapangan.

70 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

Seperti halnya kebijakan pemberian subsidi beberapa masalah. Potensi masalah di


pupuk pada para petani. lapangan yang banyak dikeluhkan oleh
Sejak tahun 1969 pemerintah Indonesia masyarakat terutama para petani adalah
telah mengeluarkan berbagai kebijakan terjadinya pengoplosan pupuk subsidi dan
subsidi pupuk bagi para petani. Pemerintah, non-subsidi, terjadinya pemalsuan pupuk
yang dilaksanakan oleh Kementerian bersubsidi, panjangnya rantai distribusi
Pertanian, telah mengalokasikan subsidi sehingga melemahkan tingkat pengawasan
pupuk bagi petani. Program ini dilakukan pemerintah. Akhirnya terjadi penyelundupan
sebagai bagian dalam memperkuat ketahanan pupuk bersubsidi serta terjadinya pemalsuan
pangan nasional yang harus memenuhi 6 kuota pupuk dari daerah yang harganya murah
dasar, yaitu antara lain jumlah, jenis, harga, ke daerah yang mahal.
waktu, tempat, dan kualitas. Oleh sebab itu, masih diperlukan kajian
Kebijakan subsidi pupuk ini diharapkan terkait beberapa skema atau alternatif
dapat melindungi petani, dapat meningkatkan pendistribusian subsidi pupuk di Indoensia,
produktivitas dan meningkatkan taraf yang bertujuan untuk merumuskan dan
ekonomi para petani. Namun, masalah pupuk sekaligus mengevalusi serta membandingkan
di Indonesia selalu menjadi persoalan yang implementasi kebijakan distribusi subsidi
menyentuh langsung pada kebutuhan dan pupuk yang telah dijalankan selama ini agar
keberlangsungan petani dalam mengelola distribusi pupuk lebih efektif. Dari hasil kajian
lahan atau sawahnya. Oleh karena itu, ketika inilah dapat dibuatkan rekomendasi kebijakan
terjadi kelangkaan pupuk dan harganya mahal yang lebih komprehensif.
maka mereka akan dirugikan.
Salah satu jenis subsidi pupuk yang METODE
dijalankan saat ini adalah subsidi harga atau Metode penelitian yang digunakan
subsidi tidak langsung, di mana alokasi pupuk dalam penelitian ini adalah pendekatan
subsidi yang telah diusulkan oleh masing- deskriptif. Pendekatan deskriptif ini
masing Pemda, kemudian ditetapkan oleh digunakan untuk mengeksplorasi beberapa
pemerintah pusat, dilanjutkan distribusi dari skema penyaluran pupuk bersubsidi di
produsen yang ditugaskan ke distributor Indonesia. Termasuk juga membandingkan
sampai ke pengecer, kelompok tani atau distribusi pupuk bersubsidi di beberapa
petani. Saat ini di pasar terdapat dua harga negara. Dengan demikian penelitian ini
pupuk, harga subsidi dan harga nonsubsidi. diharapkan dapat mendalami dan
Panjangnya rantai distribusi pada pupuk menggambarkan strategi skema
bersubsidi dan adanya dua harga pupuk di pendistribusian pupuk yang lebih efektif yang
pasaran, kemudian memicu munculnya dapat diimplementasikan di Indonesia. Bahan-

71 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

bahan, data dan informasi yang diperlukan non energi tahun 2019 di Indonesia sebesar
didapat dari penggalian literatur dari berbagai Rp64,3 triliun, yang terdiri dari subsidi pupuk
informasi dan sumber termasuk buku, jurnal yang cukup besar yaitu Rp29,5 triliun atau
dan bahan seminar serta bebarapa hasil kajian. sebesar 45,9 persen dari total subsidi non
energi. Volume pupuk yang ditargetkan untuk
HASIL DAN DISKUSI disalurkan kepada masyarakat sebesar 9,55
Perkembangan Subsidi Pupuk di Indonesia ton, sebagaimana Gambar 1.
Perkembangan anggaran belanja untuk subsidi

Sumber: Kemenkeu, 2018.


Gambar 1. Anggaran Subsidi Non-Energi Tahun 2019

Sedangkan perkembangan subsidi non-energi ke tahun mengalami fluktuasi. Untuk subsidi


yang terdiri dari subsidi pangan, pupuk, pajak, pupuk tahun 2019 mengalami penurunan dari
Public Service Obligation (PSO), benih dan tahun 2018. Bila dilihat perkembangan subsidi
bunga kredit program ternyata dari tahun ke tahun 2015-2019 terlihat pada Tabel 2.
tahun relatif besar. Subsidi pupuk dari tahun

Tabel 2. Perkembangan Subsisi Non Energi 2015-2019 (Triliun Rupiah)


2018 2019
Subsidi/ Tahun 2015 2016 2017 (outlook) (APBN)
Pangan 21,8 22,1 19,5 - -
Pupuk 31,3 26,9 28,8 36,5 29,5
Pajak 8,5 9,3 9,2 10,8 11,4
PSO 3,3 3,7 4,3 4,4 6,8
Benih 0,1 0,4 0,8 - -
Bunga Kredit Program 1,9 5,1 6,1 13 16,7
Total 66,9 67,4 68,8 64,7 64,3
Sumber: Kemenkeu, 2018 (diolah)

72 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

Bila dilihat perkembangan subsidi dari India, Tiongkok, dan beberapa Negara Afrika,
tahun ke tahun, jumlah anggaran pupuk ternyata subsidi kepada petani sangat
kepada petani di Indonesia selalu dianggarkan diperlukan dengan argumentasi untuk
relatif besar. Tahun 2019 pupuk bersubsidi membantu para petani dalam memproduksi
dianggarkan sebesar Rp 29,5 triliun. Di sisi hasil pertaniannya. Walaupun di sisi lain
lain, memang sangat diperlukan subsidi untuk beberapa argumen untuk menghapus berbagai
para petani miskin, namun subsidi ini bentuk subsidi.
mestinya secara bertahap dikurangi sehingga Di India, subsidi pupuk meningkat
dapat dialokasikan kepada pembangunan pesat selama periode pasca reformasi dan
yang sesuai dengan skala prioritas (Lubis, puncaknya pada paruh kedua tahun 2000-an.
2015). Persepsi umum selama ini adalah bahwa
Pembahasan tentang program kebijakan sekitar sepertiga dari subsidi pupuk diberikan
pupuk di Indonesia tentu akan terkait dengan kepada industri pupuk adalah menyesatkan
pembicaraan tentang besaran alokasi belanja karena asumsi yang mendasarinya tidak
(pada APBN) yang harus dikeluarkan oleh berlaku. Pasar pupuk dunia dan arus
pemerintah untuk membiayai program perdagangan sangat terkonsentrasi, fluktuatif
kebijakan tersebut. Pada hakekatnya, APBN dan pelabuhan India memiliki pengaruh
berisi mengenai fungsi dari kebijakan fiskal signifikan pada harga pupuk dunia. Selain itu,
seperti kebijakan yang semestinya harus dengan pergeseran dari pendekatan berbasis
dilakukan sehingga kondisi fiskal Indonesia biaya-plus sebelumnya ke pasar potensial
tetap berada pada kondisi stabil dan dinamis India, industri pupuk India akan terkena
serta berkesinambungan (sustainable). persaingan dunia, yang kemudian akan
Jadi kebijakan pupuk yang dilakukan mendorong unit yang tidak efisien dan efektif
pemerintah itu tidak hanya terkait dengan (Sharma & Thaker, 2010).
mekanisme penyaluran pupuk kepada petani. Kebijakan yang diusulkan untuk
Namun yang jauh lebih penting adalah mengalihkan subsidi pupuk secara langsung di
bagaimana kesiapan alokasi anggaran, India adalah karena berasumsi hal-hal yang
bagaimana format kebijakan fiskal dan tidak realistis dan salah pemahaman, sehingga
bagaimana dampaknya terhadap dampaknya lebih besar daripada yang
kesinambungan fiskal dan perekonomian dirasakan. Di sisi lain, di India subsidi pupuk
nasional secara umum (BKF, 2018). untuk pertanian hanya terkonsentrasi di suatu
negara bagian tertentu, seperti Uttar Pradesh,
Peran Subsidi Pupuk di Berbagai Negara Andhra Pradesh, Maharashtra, dan Punjab.
Bila dilihat dari beberapa besar yang Disparitas antarnegara bagian dalam hal
mempunyai sistem ekonomi agraris, seperti pupuk masih tinggi khususnya petani tebu dan

73 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

kapas. Dari beberapa periode subsidi pupuk Lain halnya dengan program subsidi
ini terus meningkat. Dalam tulisan tersebut pupuk pada Pemerintah di Afrika yang telah
disimpulkan bahwa pengurangan subsidi melakukan reformasi untuk meningkatkan
pupuk akan berdampak buruk pada petani penargetan program subsidi pupuk.
terutama pada daerah yang tidak beririgasi. Pengalaman menunjukkan bahwa reformasi
Sedangkan penyaluran subsidi pupuk ini belum memastikan bahwa subsidi tercapai
membenarkan pernyataan rasional untuk sesuai tujuan bagi penerima manfaat
memberikan subsidi pupuk secara langsung (Houssou et al., 2018). Penelitian ini
(transfer) ke petani. menggunakan pendekatan penargetan
Di Tiongkok, sejak 2004 subsidi berdasarkan proxy dengan indikator yang
meningkat 670 persen pada industri pupuk dipilih. Hasilnya menunjukkan bahwa
untuk mengurangi beban petani (Li & Zhang, program subsidi pupuk di Ghana dapat
2014). Dalam tulisannya menilai apakah ditargetkan untuk negara miskin dan petani
subsidi menguntungkan kelompok sasaran, kecil lebih efisien dan lebih hemat biaya.
pola distribusi subsidi pupuk dan pola alokasi Sementara subsidi universal pada 2012
manfaat antara produsen pupuk dan sektor- diperkirakan sudah ada mencapai 11 persen
sektor lainnya. Dengan pendekatan Model petani miskin, pendekatan penargetan yang
Muth untuk mengevaluasi dampak subsidi di diusulkan akan mencapai 70 persen petani
pasar multi-tahap. Hasil temuannya adalah miskin di Ghana utara dan 50 persen petani
bahwa total manfaat dari kebijakan subsidi ini miskin di Ghana selatan. Penargetan
adalah sekitar RMB7,7 miliar yuan. Dari mengurangi biaya kebocoran sekitar 72
implikasi sosial, hasilnya menunjukkan persen, sehingga membenarkan biaya
bahwa mentransfer subsidi ke sektor non- administrasi program yang ditargetkan
pupuk dapat dianggap sebagai cara yang menggunakan proksi kemiskinan.
efisien untuk mendistribusikan kembali sektor Selanjutnya, dalam penelitian ini
kesejahteraan masyarakat. Dalam penelitian menunjukkan bahwa setelah model awal
ini juga disimpulkan bahwa menghapus dibangun, pendekatan penargetan dapat
subsidi pupuk akan membawa dampak negatif digunakan selama hampir 20 tahun tanpa
pada sektor pertanian karena meningkatkan kehilangan akurasi yang signifikan. Dalam
biaya produksi petani. Hal ini juga merupakan penelitian ini mengusulkan agar pembuat
argumen bahwa subsidi masih diperlukan, kebijakan harus mempertimbangkan
sekaligus menentang pendapat bahwa subsidi penerapan pendekatan penargetan pada skala
harus dihilangkan atau dihapus (Gladwin, percontohan yang melibatkan beberapa
1992; Miguel & Manresa, 2008). komunitas. Peningkatan penargetan pada
akhirnya akan mendorong pencapaian tujuan

74 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

kebijakan mengurangi kemiskinan dan secara drastis menghapus subsidi pupuk, maka
produktivitas pertanian yang lebih tinggi. yang harus diperhatikan adalah bagaimana
Industri padi dan beras Malaysia selalu mendorong petani untuk membeli pupuk
diberikan perlakuan khusus berdasarkan secara mandiri agar produksi beras
kepentingan strategis beras sebagai komoditas meningkat. Mekanisme kebijakan alternatif
makanan pokok. Hal ini merupakan upaya harus sosialisasikan guna meningkatkan hasil
untuk mensimulasikan dampak perubahan tersebut. Selanjutnya penghematan dari
dalam kebijakan intervensi pemerintahan, alokasi dari program subsidi pupuk dapat
yaitu subsidi pupuk pada Industri padi dan disalurkan untuk pembangunan baru seperti
padi Malaysia menggunakan dinamika sistem skema irigasi untuk daerah tadah hujan.
model (Ramli et al., 2012). Hasil simulasi Layanan penyuluhan harus ditingkatkan untuk
menunjukkan bahwa subsidi pupuk tidak mendidik dan memotivasi petani untuk
memberi dampak signifikan bagi industri padi berinvestasi dalam membeli pupuk tambahan.
dan beras. Namun, subsidi pupuk Investasi oleh pemerintah dalam research and
meningkatkan hasil yang diperoleh dan development, ekstensi dan dilanjutkan serta
meningkatkan produksi padi. Penghapusan diperkuat transfer teknologi pertanian. Upaya
subsidi pupuk menurunkan produksi padi dan ini akan sangat meningkatkan produktivitas
akibatnya, menurun tingkat kecukupan pertanian yang akan dapat memastikan
mandiri akan bahan pokok makan. Dengan pasokan beras.
pemindahan pupuk subsidi impor beras Penelitian lainnya mengenai subsidi
tampaknya tidak terhindarkan karena adanya pupuk dilakukan juga untuk menilai dampak
pengurangan produksi. Sementara itu subsidi terhadap efisiensi pertanian yang
pertumbuhan populasi selanjutnya akan heterogen dan universal seperti halnya di
memberikan tekanan kepada pemerintah Bangladesh (Nasrin et al., 2018). Penelitian
untuk meningkatkan impor dan menemukan ini memanfaatkan data primer, yang
kebijakan alternatif untuk mempertahankan dikumpulkan melalui data pribadi melalui
produksi dan untuk meningkatkan hasil. wawancara dengan 300 rumah tangga petani
Implikasi kebijakan secara keseluruhan yang berlokasi di tiga kabupaten dari bagian
mengindikasikan bahwa produksi padi di utara wilayah Bangladesh. Metode Multistage
Malaysia tidak dapat bertahan tanpa subsidi purposive sampling digunakan untuk memilih
pupuk namun petani tidak mau membeli unit sampling berdasarkan konsentrasi
pupuk sendiri. Adanya liberalisasi pertanian padi. Hasil pengolahan
perdagangan yang memungkinkan produk Pengembangan Data Analisis (DEA)
padi dan beras yang semakin terbatas. Jika mengungkapkan bahwa pertanian tidak efisien
pemerintah memutuskan secara perlahan atau dalam menggabungkan input dengan cara

75 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

meminimalkan biaya, meskipun secara teknis Demikian juga perhitungan besaran subsidi
lebih efisien. Sedangkan dari hasil dari model bisa lebih sederhana jika data jumlah petani
Tobit untuk berbagai kelompok ukuran yang berhak menerima dan volume pupuk
tambak membuktikan bahwa subsidi pupuk yang disubsidi dapat diperoleh secara valid.
memiliki dampak signifikan pada peningkatan Namun ada beberapa masalah yang
efisiensi pertanian untuk peternakan marginal mungkin akan menghambat pelaksanan
dan kecil di daerah studi, dan dampak tidak kebijakan subsidi pupuk langsung, yaitu
signifikan untuk pertanian menengah dan pertama, belum tersedianya basis data tentang
besar. Lebih lanjut peningkatan subsidi pupuk petani yang berhak menerima subsidi pupuk
akan membawa signifikan peningkatan secara langsung (yang memiliki dan atau yang
produktivitas bagi petani kecil. Oleh karena menggarap lahan < 2 hektar). Sementara data
itu, intervensi kebijakan Pemerintah harus sensus yang ada hanya dari sensus pertanian
mendukung pertanian guna percepatan dan basis data terpadu (BDT) dari Tim
pertumbuhan pertanian itu sendiri. Penanganan Percepatan Penanggulangan
Bila melihat hasil penelitian yang Nasional Kemiskinan (TPN2K) Kementerian
dilakukan oleh Badan Kebijakan Fiskal Sosial yang hanya sampai pada data rakyat
(BKF), Kementerian Keuangan (2016) miskin saja. Yang kedua, Data Rencana
menyatakan bahwa untuk mengatasi Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang
permasalahan distribusi pupuk bersubsidi selama ini diandalkan oleh pemerintah dalam
tersebut, muncul pemikiran untuk penyaluran subsidi pupuk masih banyak
menyalurkan subsidi pupuk secara langsung mengandung kelemahan, di antaranya adalah
kepada petani yang berhak dan bukan lagi tidak semua gapoktan itu membuat RDKK,
dalam bentuk subsidi harga atau subsidi tidak peranan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL)
langsung/subsidi input kepada perusahaan- yang kurang optimal serta tidak adanya
perusahaan pupuk seperti yang dilakukan koordinasi antar instansi terkait, seperti Dinas
selama ini. Beberapa potensi keuntungan dari Pertanian dan Badan Penyuluh Pertanian pada
kebijakan subsidi pupuk secara langsung daerah yang sama. Oleh karena itu, kebijakan
adalah harga pupuk untuk suatu jenis pupuk di tersebut harus tetap mempertimbangkan
pasar hanya satu macam sehingga potensi kebijakan yang baik sehingga akan dapat
terjadinya penyelewengan dalam masalah menghasilkan output dan outcome sesuai yang
persediaan pupuk yang disebabkan oleh diharapkan.
dualisme harga dapat diminimalisir. Selain itu Permasalahan semacam ini tentu saja
mekanisme distribusi akan lebih sederhana akan muncul dalam implementasi kebijakan di
dan lebih dirasakan oleh petani karena subsidi lapangan. Namun hal tersebut harus
pupuk dapat diterima secara langsung. dipecahkan dengan melihat dan

76 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

mempertimbangkan beberapa teori dan sebagai suatu kerangka kerja, kebijakan


literatur yang dapat memberikan alternatif dan merupakan suatu proses tawar menawar dan
solusi pemecahannya. Menurut Syafiie dalam negosiasi untuk merumuskan isu-isu dan
Tahir (2006) mengemukakan bahwa bagaimana metode implementasinya”.
kebijakan (policy) hendaknya dibedakan Sedangkan menurut Grindle (2012),
dengan kebijaksanaan (wisdom) karena agenda kebijakan pemerintahan yang baik
kebijaksanaan merupakan pengejawantahan adalah kebijakan pemerintah yang secara
aturan yang sudah ditetapkan sesuai situasi realistis dan terus menerus melakukan banyak
dan kondisi setempat oleh person pejabat yang pembaruan tata kelola pemerintahan yang
berwenang. Untuk itu Syafiie mendefenisikan harus dilakukan untuk mendorong
kebijakan publik seperti pemberian subsidi pembangunan dan mengurangi kemiskinan.
pupuk adalah semacam jawaban terhadap Pencapaian pembangunan yang dilakukan
suatu masalah karena akan merupakan upaya tersebut dapat bersifat jangka pendek dan
memecahkan, mengurangi, dan mencegah jangka panjang.
suatu keburukan serta sebaliknya menjadi Intinya adalah guna merealisasikan
penganjur, inovasi, dan pemuka terjadinya peran strategis kebijakan fiskal yang baik
kebaikan dengan cara terbaik dan tindakan khususnya subsidi pupuk kepada petani,
terarah. Menurutnya jelas bahwa kebijkan diperlukan dukungan kebijakan pertanian
diperlukan inovasi dan perlunya mencegah yang baik dan tepat (good and right policies)
terjadinya keburukan atau penyelewengan. agar implementasinya mewujudkan sektor
Sedangkan menurut Keban (2004) pertanian yang berkedaulatan pangan serta
memberikan pengertian dari sisi kebijakan berkelanjutan dapat terwujud. Termasuk yang
publik, menurutnya bahwa ”Public Policy” berbasis sumber daya lokal dapat tercapai
dapat dilihat dari konsep filosifis, sebagai dengan efektif guna meningkatkan
suatu produk, sebagai suatu proses, dan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing,
sebagai suatu kerangka kerja. Sebagai siatu ekspor, dan peningkatan kesejahteraan para
konsep filosofis, kebijakan merupakan petani. Dalam penelitian lainnya didapat
serangkaian prinsip, atau kondisi yang bahwa untuk menganalis keragaan
diinginkan, sebagai suatu produk, kebijakan perpupukan nasional, terutama kebijakan
dipandang sebagai serangkaian kesimpulan penyaluran pupuk bersubsidi untuk subsektor
atau rekomendasi, dan sebagai suatu proses, pangan, industri pupuk nasional, dan
kebijakan dipandang sebagai suatu cara suatu dinamika petani dalam penyusunan
organisasi atau lembaga dapat mengetahui apa kebutuhan, pemanfaatan pupuk dan
yang diharapkan darinya, yaitu program dan merumuskan alternatif kebijakan perpupukan
mekanisme dalam pencapaian produknya, dan yang dapat meningkatkan efisiensi dalam

77 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

penyaluran dan anggaran subsidi pupuk. Hasil penelitian (Dudi et al., 2011)
Cakupan kajian dan data yang digunakan menyimpulkan bahwa faktor kondisi
adalah pada tingkat nasional. Hasil utama lingkungan yang paling berpengaruh terhadap
kajian ini berupa formulasi empat alternatif kebijakan subsidi pupuk adalah kondisi
kebijakan cara penyaluran anggaran subsidi ekonomi dan tujuan subsidi yang paling
pupuk langsung diberikan kepada petani. dipentingkan adalah ketersediaan pupuk, serta
Implementasi alernatif kebijakan tersebut yang diprioritaskan adalah pupuk organik
mempersyaratkan tersedianya data yang yang dibutuhkan petani. Di samping itu,
akurat tentang petani padi, penguasaan dan diperlukan peran aktor dalam penentuan dan
pengusahaan lahan pertanian, dan profil usaha implementasi kebijakan subsidi pupuk yaitu
tani pangan secara nasional. Dalam jangka kementerian teknis yaitu Kementan. Selain itu
pendek, untuk meningkatkan efisiensi pengawasan merupakan faktor yang paling
penyaluran pupuk bersubsidi ke petani penting diperhatikan dalam memilih pola
disarankan dilakukan beberapa penyesuaian subsidi dan sistem distribusi pupuk. Alternatif
atas kebijakan perpupukan saat ini, yaitu pola subsidi dan sistem distribusi yang
harga gas bumi sebagai bahan baku Urea, menjadi pilihan untuk diterapkan di Indonesia
harga eceran tertinggi (HET) pupuk adalah pola subsidi tidak langsung melalui
bersubsidi, dokumen RDKK, dan fungsi produsen, namun dengan sistem distribusinya
komisi pengawasan pupuk di daerah (Suryana langsung dilakukan oleh produsen kepada
et al., 2013). petani. Berikut ini matriks kebijakan subsidi
pupuk di beberapa negara.

Tabel 3. Kebijakan Subsidi Pupuk di Beberapa Negara


Negara Kebijakan Utama Subsidi Implementasi Metode / pola distribusi
Pupuk
India Subsidi pupuk meningkat Subsidi pupuk hanya Subsidi pupuk secara
pasca reformasi tahun 2000- terkonsentrasi pada langsung (transfer) ke
an. negara bagian tertentu petani
Subsidi kepada petani khususnya petani tebu
diperlukan untuk membantu dan kapas
petani dalam memproduksi
hasil pertanian
Tiongkok Kebijakan subsidi pupuk Menghapus subsidi Penyaluran subsidi
meningkat sejak 2004 pupuk akan Melalui industri pupuk
berdampak negatif
terhadap sektor
pertanian karena
meningkatkan biaya
produksi petani
Ghana Ditargetkan untuk rakyat Wilayah-wilayah target Penargetan distribusi ke
miskin dan petani kecil lebih dengan proksi rakyat petani miskin dengan
efisien dan lebih hemat biaya kemiskinan

78 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

melibatkan komunitas
petani
Malaysia Perlakuan khusus pada Subsidi pupuk tidak Pembelian pupuk oleh
industri strategis pangan memberi dampak petani secara mandiri.
(padi) positif pada industri
pertanian pangan
namun produksi padi
meningkat
Bangladesh Efiseinsi input berupa Dampak subsidi pupuk Subsidi pupuk langsung
subsidi pupuk pada pertanian efektif untuk ke petani
yang heterogen peternakan dan petani
kecil dan intervensi
diperlukan
Indonesia Distribusi dan Ketersediaan Masih banyak terjadi Pola distribusi langsung
pupuk bagi petani kelangkaan dan salah dari produsen ke petani
sasaran penyaluran melalui pengawasan
pupuk ketat serta dilengkapi
data yang akurat

Dari matrik tersebut di atas dapat banyak campur tangan terhadap mekanisme
dijelaskan bahwa ternyata subsidi pupuk penyaluran pupuk karena biasanya produsen
sampai saat ini masih sangat dibutuhkan pupuk sekaligus akan menyalurkan pupuk ke
sebagai salah satu kebijakan sektor pertanian konsumen atau para petani. Hal ini berbeda
di beberapa negara. Manfaat yang diperoleh dengan negara lain yang lebih banyak
dari subsidi pupuk adalah dapat meningkatkan distribusi subsidi pupuk dilakukan langsung
produksi hasil pertanian dan mengurangi ke petani. India menggunakan metode transfer
ongkos produksi para petani terutama petani langsung ke petani, Bangladesh juga
miskin. Beberapa kontra pendapat untuk yang menggunakan transfer langsung ke ke patani,
menginginkan subsidi pupuk dihilangkan di termasuk Ghana. Namun, Ghana lebih banyak
negara-negara tersebut ternyata tidak menggunakan komunitas masyarakat untuk
mendapatkan respon positif. mendistribusikan pupuk. Komunitas yang
Ada beberapa cara penyaluran pupuk dimaksud di Ghana adalah lebih underbow
yang dilakukan beberapa negara yang partai Pemerintah yang sedang berkuasa.
menerapkan kebijakan subsidi pupuk tersebut Sedangkan Malaysia lebih menekankan pada
bervariasi. India lehih berfokus pada kemandirian petani untuk memenuhi
penyaluran pupuk ke beberapa negara bagian kebutuhan pupuk yang dibutuhkan.
tertentu saja terutama petani tebu dan kapas. Penyaluran subsidi pupuk di beberapa
Penyaluran subsidi pupuk di Tiongkok lebih negara ini dapat dijadikan lesson learn bagi
menekankan pada subsidi melalui produsen Indonesia. Penyaluran subsidi pupuk secara
pupuk. Kelebihan penyaluran melalui langsung dapat diterapkan di Indonesia
produsen pupuk, pemerintah tidak terlalu sehingga dapat diminimalisasi salah sasaran

79 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

penyaluran subsidi pupuk tersebut. Hal yang Sehingga patokan HET sulit tercapai karena
perlu menjadi catatan adalah pentingnya data- pupuk dipasaran langka.
data para petani yang berhak menerima Terkait dengan ketahanan pangan
subsidi pupuk tersebut. nasional, sulit untuk mencapai ketahanan
pangan apalagi kedaulatan pangan ketika
Kondisi Pangan Ditengah Subsidi Pupuk instrumen kebijakan yang diambil oleh
Berdasarkan laporan pendataan usaha pemerintah, dalam hal ini subsidi pupuk,
tani, tahun 2015 oleh Badan Pusat Statistik ternyata tidak bisa melindungi petani. Ini akan
(BPS), lebih dari 91 persen petani padi berdampak terhadap menurunnya
menggunakan pupuk terdiri dari 68 persen produktivitas pertanian yang mengakibatkan
petani padi menggunakan pupuk kimia dan kelangkaan produk pertanian. Jika hal ini
23,5 persen menggunakan pupuk kimia dan terjadi maka jalan yang akan ditempuh tentu
pupuk organik. Penggunaan pupuk pada saja adalah langkah jangka pendek dengan
petani jagung adalah 36,8 persen meningkatkan impor pangan yang merugikan
menggunakan pupuk kimia dan 46,1 persen negara. Sehingga jika hal ini terjadi, maka
menggunakan pupuk kimia dan pupuk mustahil untuk mencapai ketahanan pangan,
organik, lebih dari 73 persen petani kedelai apalagi kedaulatan pangan.
juga bergantung pada pupuk dan lebih dari 96
persen petani tebu juga bergantung pada Dampak Kebijakan Subsidi Pupuk terhadap
pupuk. Ketahanan Pangan Nasional
Dengan melihat penerapan subsidi Kebijakan penyaluran subsidi pupuk
pemerintah terhadap industri pupuk yang secara langsung maupun tidak langsung akan
seringkali terjadi penyimpangan dalam terkait penting dengan ketahanan pangan
penerapannya, dapat dikatakan bahwa harga nasional. Kebijakan subsidi pupuk akan
pupuk ditingkat petani tidak berkaitan dengan mempengaruhi produksi pangan nasional dan
harga pokok pabrik pupuk domestik. Pada meningkatkan kesejahteraan para petani.
pasar liberal seperti saat ini, harga pupuk di Ketahanan pangan nasional sendiri
tingkat petani ditentukan oleh harga paritas mempunyai beberapa aspek. Pertama, aspek
impornya. Jika harga pupuk di pasar ketersediaan (availability). Mengacu pada
internasional meningkat maka untuk mengejar pangan yang cukup dan tersedia dalam jumlah
laba yang tinggi, pabrik pupuk domestik yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
cenderung mengekspor pupuknya. Sebagai rumah tangga, baik bersumber dari produksi
akibatnya pupuk untuk petani menjadi langka domestik maupun impor. Kedua, aspek
dan harganya pun meningkat seiring dengan stabilitas ketersediaan (stability of supplies)
peningkatan harga pupuk internasional. yang diukur berdasarkan kecukupan

80 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

ketersediaan pangan dan frekuensi makan kontinuitas pasokan pupuk dalam negeri.
anggota rumah tangga dalam sehari. Di mana, Kasus kelangkaan pupuk terutama jenis urea
suatu rumah tangga dikatakan memiliki merupakan fenomena yang terjadi secara
stabilitas ketersediaan pangan jika berulang-ulang hampir setiap tahun.
mempunyai ketersediaan pangan di Fenomena ini ditandai oleh melonjaknya
atas cutting point dan anggota rumah tangga harga pupuk di tingkat petani jauh di atas HET
dapat makan 3 kali sehari sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah. Padahal produksi
kebiasaan makan penduduk di daerah pupuk urea dari 5 pabrik pupuk Badan Usaha
tersebut. Ketiga, keterjangkauan terhadap Milik Negara (BUMN) selalu di atas
pangan (access to supplies) baik secara fisik kebutuhan domestik. Sehingga tanpa
maupun ekonom, dilihat dari kemudahan mengurangi pasokan untuk pasar bersubsidi
rumah tangga untuk memperoleh pangan, domestik, masih ada kelebihan pasokan pupuk
yang diukur dari pemilikan lahan serta cara sekitar 1,3 juta ton baik untuk memenuhi pasar
kemampuan (daya beli) rumah tangga untuk pupuk non-subsidi domestik yang
memperoleh pangan. Keempat, konsumsi diperkirakan relatif kecil maupun untuk pasar
pangan (food utilization) mengacu pada jenis ekspor. Namun fakta di lapangan
pangan yang dikonsumsi untuk memenuhi menunjukkan bahwa masih sering terjadi
kebutuhan gizi. Ukuran konsumsi ini dilihat fenomena pasokan langka dan lonjakan harga
dari ada atau tidaknya bahan makanan yang di atas HET.
mengandung protein hewani dan/atau nabati Kedudukan pupuk yang amat penting
yang dikonsumsi dalam rumah tangga. dalam produksi pertanian mendorong campur
Komponen-komponen tersebut di atas yang tangan pemerintah untuk mengatur tataniaga
menjadi bahan acuan apakah individu, pupuk. Kebijakan pemerintah terkait masalah
kelompok, ataupun suatu negara dianggap ini adalah melalui subsidi. Subsidi pupuk yang
memiliki ketahanan pangan. diberlakukan sejak tahun 1971 bertujuan
Ketahanan pangan nasional sangat menekan biaya yang akan ditanggung petani
dipengaruhi oleh kebijakan yang dibuat oleh dalam pengadaan pupuk. Sehingga petani
pemerintah, misalnya pemberian insentif tidak kesulitan untuk memperoleh pupuk
kepada petani, pemberian subsidi, ataupun karena masalah biaya. Dikaitkan dengan
proteksi yang diberikan oleh pemerintah fenomena yang terjadi saat ini di mana
untuk melindungi produksi dalam negeri. terjadinya kelangkaan pasokan dan lonjakan
Permintaan pupuk yang terus meningkat harga, maka dapat dikatakan bahwa program
menuntut peningkatan volume produksi kebijakan pupuk yang amat komprehensif
pupuk dan penyesuaian kebijakan dibangun pemerintah tidak berjalan
perdagangan pupuk dalam upaya menjaga sebagaimana mestinya.

81 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

Kebijakan peemrintah terkait pupuk kembali memberlakukan subsidi pupuk


bersubsidi adalah dengan pemberia subsidi walaupun masih terbatas untuk tanaman
pada industri pupuk tertentu. Subsidi yang pangan, karena didasari pada kenyataan
diberikan lewat subsidi gas ke pabrik pupuk, bahwa peranan pupuk sangat penting dalam
bukan subsidi harga pupuk seperti mekanisme upaya peningkatan produktivitas dan
pemberian subsidi sebelumnya. Subsidi hasil komoditas pertanian sehingga
tersebut dalam bentuk bahan baku utama menjadikan pupuk sebagai sarana produksi
pabrik urea yaitu gas bumi. Ongkos gas bumi yang sangat strategis (Direktorat Pupuk dan
merupakan komponen utama biaya pokok Pestisida, 2012).
produksi urea yang menurut sejumlah Kebijakan komprehensif mengenai
penelitian, porsinya mencapai 30-50 persen pupuk bersubsidi tersebut antara lain (1)
dari total biaya produksi (Khudori, 2008). pembangunan industri pupuk untuk
Beban subsidi pupuk timbul sebagai pemenuhan kebutuhan domestik dan sisanya
konsekuensi dari adanya kebijakan untuk ekspor, (2) rayonisasi pasar, (3)
pemerintah dalam rangka penyediaan pupuk pemberlakuan HET sesuai rayon sehingga
bagi petani dengan harga jual pupuk yang tidak memberatkan/ menyulitkan petani untuk
lebih rendah dari harga pasar. Tujuan utama memperolehnya, (4) pabrik pupuk
subsidi pupuk adalah agar harga pupuk di memperoleh subsidi gas sebagai imbalan
tingkat petani dapat tetap terjangkau oleh pelaksanaan produksi dan distribusi pupuk
petani, sehingga dapat mendukung bersubsidi sampai kios pengecer sesuai HET,
peningkatan produktivitas petani, dan (5) besaran subsidi pupuk sama dengan
mendukung program ketahanan pangan. besaran subsidi gas dan volume pupuk
Sebagai contoh dalam kurun waktu tahun bersubsidi yang disalurkan, (6) pelaksanaan
2008–2013, realisasi subsidi pupuk bagi subsidi pupuk dan distribusinya diawasi oleh
petani yang disalurkan melalui BUMN pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat
produsen pupuk, menunjukkan (Simatupang, 2004 dalam Kariyasa & Yusdja,
kecenderungan yang terus meningkat. 2005).
Kenaikan realisasi anggaran subsidi pupuk Subsidi yang diberikan kepada industri
tahun 2008-2013 berkaitan dengan (1) pupuk memang dianggap pemerintah sebagai
meningkatnya volume pupuk bersubsidi, (2) kebijakan yang tepat agar petani dapat
alokasi anggaran untuk subsidi pupuk mengakses pupuk dengan harga yang murah.
bertambah karena kurang bayar subsidi pupuk Namun di sisi lain hal tersebut telah
tahun sebelumnya, dan (3) semakin besarnya menyebabkan banyak masalah dalam
subsidi harga pupuk (selisih antara HPP penerapannya. Hal ini diakibatkan oleh
dengan HET). Untuk itulah pemerintah banyaknya ketimpangan di lapangan yang

82 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

justru merugikan petani yang seharusnya lonjak harga juga terjadi akibat perembesan
menjadi prioritas pemerintah. pupuk dari satu wilayah ke wilayah lain dalam
Adapun penyebab terjadinya pasar yang sama (pasar bersubsidi). Ada
ketimpangan pelaksanaan kebijakan pupuk beberapa petani yang masih memiliki
yang komprehensif tersebut dikarenakan fanatisme terhadap pupuk merek tertentu,
adanya dugaan peningkatan ekspor pupuk sehingga mereka mau membeli sekalipun
ilegal baik melalui produsen pupuk itu sendiri dengan harga yang lebih mahal. Perilaku ini
maupun melalui penyelundup seiring mengakibatkan terjadi kelangkaan pupuk pada
peningkatan margin antara harga pupuk urea daerah-daerah tertentu. Banyak produsen
di pasar dunia dengan harga pupuk di pasar pupuk dan distributor yang ditunjuk tidak
domestik. Ini telah membuktikan bahwa mempunyai gudang penyimpanan pupuk di
produsen pupuk sudah tidak mengutamakan lini III pada beberapa daerah diduga juga turut
pemenuhan untuk pasar domestik, dan yang berkontribusi terhadap kelancaran
lebih memprihatinkan lagi bahwa pupuk urea pendistribusian pupuk yang pada akhirnya
yang diekspor secara ilegal tersebut adalah menyebabkan kelangkaan pupuk di tingkat
pupuk bersubsidi yang merupakan hak petani pengecer atau petani.
yang notabene merupakan kelompok
masyarakat miskin. Ekspor pupuk bersubsidi Kebijakan dan Mekanisme Subsidi Pupuk
banyak terjadi melalui pelabuhan-pelabuhan Secara Langsung
kecil milik individu terutama di Sumatera Sesuai dengan SK Memperindag No.
Utara, Sulawesi Utara, dan Kalimantan 70/MPP/Kep/2/2003, yang di maksud dengan
(Feryanto & Mantau, 2010) pupuk bersubsidi adalah pupuk yang
Faktor lain yang menyebabkan pengadaan dan penyalurannya mendapat
kelangkaan pupuk bersubsidi di pasar subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan
domestik adalah perembesan pupuk dari pasar petani yang dilaksanakan atas dasar program
bersubsidi ke pasar non-bersubsidi. pemerintah. Sedangkan pupuk non-subsidi
Perembesan ini terjadi terutama di daerah- adalah pupuk yang pengadaan dan
daerah yang berdekatan dengan perkebunan penyalurannya di luar program pemerintah
besar. Sejak ditetapkan kebijakan harga dan tidak mendapat subsidi.
pupuk, telah menyebabkan pasar pupuk Dalam pelaksanaan distribusi
domestik bersifat dualistik, yaitu pasar penyaluran pendistribusian pupuk bersubisidi
bersubsidi dan pasar nonsubsidi. Fenomena tersebut ke masyarakat banyak menemui
ini terjadi diduga akibat masih lemahnya banyak kendala sehingga muncul pemikiran
penerapan sistem pengawasan pupuk yang untuk menyalurkan subsidi pupuk secara
telah dibentuk pemerintah. Langka pasok dan langsung kepada petani yang berhak dan

83 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

bukan lagi dalam bentuk subsidi harga ataua terutama mereka yang memiliki dan atau yang
subsidi tidak lagsung/subsidi input kepada menggarap lahan kurang dari 2 hektar.
perusahaan-perusahaan pupuk seperti yang Sementara data sensus yang tersedia seperti
dilakukan selama ini. sensus pertanian dan basis data terpadu dari
Hasil kajian BKF menyebutkan bahwa data Kementerian Sosial. Di samping itu, Data
kebijakan subsidi pupuk secara langsung RDKK yang selama ini digunakan pemerintah
adalah suatu kebijakan subsidi di mana petani dalam penyaluran subsidi pupuk masih
menerima dana subsidi harga secara langsung banyak kelemahan, diantaranya tidak semua
dari pemerintah (berupa uang atau yang gabungan kelompok tani (gapoktan) itu
semisalnya) sehingga dalam transaksi membuat RDKK, termasuk peranan Petugas
pembelian pupuk, seorang petani akan Penyuluh Pertanian (PPL) yang kurang
dikenakan harga pasar, namun petani tersebut optimal serta tidak adanya koordinasi antar
hanya membayar harga neto sebesar harga instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan
pasar dikurangi dengan subsidi harga yang Badan Penyuluh Pertanian pada daerah yang
petani terima. Sebenarnya, ada beberapa sama.
manfaat dari kebijakan subsidi pupuk model Skema pendistribusian subsidi pupuk
secara langsung tersebut antara lain, pertama, dimulai dari keputusan Kementrian Pertanian
harga pupuk untuk suatu jenis pupuk di pasar yang dianggap akan tetap menggunakan
hanya satu macam sehingga potensi terjadinya akumulasi data RDKK tahun sebelumnya
penyelewengan dalam masalah persediaan sebagai basis data dalam penentuan target
pupuk yang disebabkan oleh dualisme harga penerima subsidi pupuk tahun berjalan. Dari
dapat diminimalisir. Kedua, mekanisme akumulasi data RDKK tersebut Kementan
distribusi akan lebih sederhana dan lebih dapat mengetahui berapa volume total dan
dirasakan oleh petani karena subsidi pupuk jenis pupuk bersubsidi secara nasional per
dapat diterima secara langsung. Ketiga, propinsi (yang merupakan agregasi dari
perhitungan besaran subsidi bisa lebih jenjang-jenjang di bawahnya) dan alokasi
sederhana jika data jumlah petani yang berhak dana subsidi yang diperlukan untuk menutup
menerima dan volume pupuk yang disubsidi kebutuhan pupuk bersubsidi tersebut.
dapat diperoleh secara akurat. Kemudian, Kementan melakukan
Namun beberapa masalah akan muncul pembahasan dan meminta alokasi dana
dan akan menghambat pelaksanaan kebijakan subsidi pupuk tersebut kepada Kementerian
subsidi pupuk langsung di lapangan antara Keuangan dan pada saat yang sama
lain adalah belum tersedianya basis data (data Kementerian Keuangan mengikat kerjasama
base) tentang petani yang berhak menerima pengadaan pupuk bersubsidi dengan para
subsidi pupuk secara langsung tersebut, perusahaan-perusahaan pupuk (melalui PT.

84 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

Pupuk Indonesia Holding Company atau menunjukkan bahwa masih sering terjadi
PIHC). fenomena langka pasok dan lonjak harga di
Pada tingkat lebih teknis, setiap petani atas HET. Adapun penyebab terjadinya
yang menjadi target subsidi pupuk diberikan ketimpangan pelaksanaan kebijakan pupuk
kartu elektrik (Kartu Subsidi Pupuk) oleh yang komprehensif tersebut karena adanya
bank pelaksana yang ditunjuk oleh peningkatan ekspor pupuk ilegal baik melalui
Pemerintah di mana dalam kartu itu terdapat produsen pupuk itu sendiri maupun melalui
nilai uang dalam jumlah yang sesuai dengan penyelundup seiring peningkatan margin
harga subsidi pupuk yang akan diterima oleh antara harga pupuk Urea di pasar dunia
petani yang bersangkutan (dengan jenis pupuk dengan harga pupuk di pasar domestik, telah
tertentu, jumlah/volume tertentu, pada satu membuktikan bahwa produsen pupuk sudah
musim tanam/waktu tertentu dan di wilayah tidak mengutamakan pemenuhan untuk pasar
(tempat) tertentu), dan pada saat yang sama domestik, dan pupuk urea yang diekspor
bank juga meminjamkan mesin ATM mini secara ilegal terutama pupuk bersubsidi yang
yaitu Electronic Data Capture (EDC) kepada pada dasarnya merupakan hak para petani
para pengecer yang ditunjuk, sebagai alat terutama para petani miskin (Darwis &
untuk melakukan transaksi dengan petani Supriyati, 2014)
yang mempunyai KSP tersebut. Bergesernya pupuk dari pasar
bersubsidi ke pasar non-bersubsidi akhirnya
Faktor Kelangkaan Pupuk Bersubsidi terjadi. Perembesan ini terjadi terutama di
Kelangkaan pupuk terutama jenis urea daerah-daerah yang berdekatan dengan
merupakan fenomena yang terjadi secara perkebunan besar. Sejak ditetapkan kebijakan
berulang-ulang hampir setiap tahun. harga pupuk, telah menyebabkan pasar pupuk
Fenomena ini ditandai oleh melonjaknya domestik bersifat dualistik, yaitu pasar
harga pupuk di tingkat petani jauh di atas HET bersubsidi dan pasar non-subsidi. Fenomena
yang ditetapkan pemerintah. Padahal produksi ini terjadi diduga akibat masih lemahnya
pupuk urea dari 5 pabrik pupuk Badan Usaha penerapan sistem pengawasan pupuk yang
Milik Negara (BUMN) selalu di atas telah dibentuk pemerintah. Langka pasok dan
kebutuhan domestik. Sehingga tanpa lonjak harga juga terjadi akibat perembesan
mengurangi pasokan untuk pasar bersubsidi pupuk dari satu wilayah ke wilayah lain dalam
domestik, masih ada kelebihan pasokan pupuk pasar yang sama (pasar bersubsidi).
sekitar 1,3 juta ton baik untuk memenuhi pasar Di sisi lain terjadi pendistribusian
pupuk non-subsidi domestik yang pupuk tidak sesuai dengan
diperkirakan relatif kecil maupun untuk pasar rencana. Pertama, pemakaian pupuk urea di
ekspor. Namun fakta di lapangan tingkat petani melebihi dosis anjuran. Dalam

85 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

perhitungan subsidi pupuk, dosis pemupukan juga sangat sulit untuk dihitung, mengingat
urea yang dianjurkan pemerintah hanya jenis komoditas yang ditanam petani tidak
sebanyak 250 kg/ha, akan tetapi dalam pasti dan selalu berubah-ubah sesuai
praktiknya banyak petani menggunakan permintaan pasar. Kelima, terjadi penggunaan
pupuk jenis ini berkisar 350-500 kg/ha. pupuk di tingkat petani untuk kebutuhan yang
Penggunaan pupuk berlebih terjadi karena bukan bersubsidi.
petani masih beranggapan bahwa pupuk urea Jadi, pada dasarnya tujuan kebijakan
merupakan pupuk pokok dan mutlak subsidi pupuk pada intinya adalah untuk
diperlukan, sementara pupuk lainnya seperti kesejahteraan petani serta kesinambungan
SP36 dan KCl hanya merupakan pupuk usaha para petani. Namun di lapangan, masih
pelengkap (Adnyana & Kariyasa, 2000). terkendala ketidaktepatan sistem dan masih
Sehingga seringkali dijumpai banyak petani belum teratur serta konsisten distribusi pupuk.
yang tidak menggunakan pupuk KCl di Oleh karena itu, masih diperlukan perbaikan
samping karena harganya memang relatif kebijakan distribusi subsidi pupuk di
mahal. Kedua, pemilikan lahan yang sempit (< Indonesia saat ini.
0,3 ha) juga menyebabkan penggunaan pupuk
kalau dikonversi ke dalam satu hektar menjadi Strategi Distribusi Pupuk Bersubsidi

sangat tinggi. Ketiga, tidak adanya ketepatan Guna mengatasi ketidakefektifan

dalam menghitung luas pertanaman distribusi pupuk bersubsidi maka diperlukan

komoditas pangan (padi). Jumlah rencana beberapa strategi pemerintah yang dapat

kebutuhan pupuk yang ditetapkan diimplementasikan antara lain: Pertama,

Kementerian Pertanian yang merupakan menerapkan skema penyaluran pupuk

usulan Dinas Pertanian Provinsi dan bersubsidi melalui alur pendistribusian

Kabupaten secara umum lebih rendah dari melalui penerapan RDKK. Strategi ini

luas pertanaman sesungguhnya, sehingga diharapkan akan berakibat pupuk subsidi

jumlah permintaan pupuk selalu melebihi dari dapat langsung ke pihak yang berhak

yang dialokasikan. Keempat, adanya menerimanya. Kedua, penyaluran pupuk

ketidakdisiplinan petani dalam menentukan bersubsidi secara langsung kepada para petani

pola tanam. Sebagai contoh, pada daerah yang berhak dan bukan lagi dalam bentuk

tertentu yang biasanya menanam padi dua subsidi harga atau subsidi tidak langsung

kali, ketika masih ada persediaan air yang (subsidi input) kepada perusahaan-perusahaan

mencukupi pada gadu dua (MK II) petani pada pupuk seperti yang dilakukan selama ini.

umumnya menanam padi lagi, sehingga Penyaluran melalui cara ini dapat dilakukan

terjadi lonjakan permintaan pupuk. dengan menggunakan kartu (card) seperti

Kebutuhan pupuk pada tanaman hortikultura halnya penggunaan Anjungan Tunai Mandiri
(ATM). Ketiga, melalui alternatif pola subsidi

86 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

dan sistem distribusi yang menjadi pilihan serta pengawasan penyaluran pupuk
agar dapat diimplementasikan di Indonesia bersubsidi.
dengan pola subsidi tidak langsung seperti Sebagian besar penyimpangan dalam
melalui produsen ke para petani. Contohnya pelaksanaan kebijakan program pupuk
dengan skema penggunaan kios Pupuk bersubsidi terjadi di tingkat pengecer,
Indonesia Mart yang saat ini memiliki kurang distributor dan produsen serta lemahnya
lebih 1.209 distributor dan 39.825 kios resmi mekanisme pengawasan pelaksanaan pupuk
di seluruh Indonesia. Kios PI Mart ini bersubsidi. Sebagian besar regulasi telah
diharapkan dapat menjadi pilihan petani untuk mengatur mekanisme pelaksanaan kebijakan
memenuhi semua kebutuhannya, terutama pupuk bersubsidi secara memadai, namun
pupuk dan pestisida produk dari grup Pupuk penyimpangan masih terjadi karena
Indonesia. Kios-kios ini menyediakan produk pelaksanaannya masih belum berjalan sesuai
pupuk dalam negeri yang berkualitas dan ketentuan, lemahnya pengawasan dari
harganya lebih murah dari pupuk impor (BKF, institusi yang berwenang, dan lemahnya
2016) kontrol masyarakat luas. Aspek transparansi
dan keterbukaan informasi dalam mata rantai
KESIMPULAN pelaksanaan program kebijakan pupuk
Di beberapa negara kebijakan subsidi pupuk bersubsidi juga masih lemah.
sangat dibutuhkan khususnya bagi petani Strategi penyaluran atau distribusi
miskin untuk mengurangi biaya produksi pupuk bersubsidi di Indonesia dapat
petani. Metode penyaluran subsidi pupuk diterapkan melalui beberapa alternatif
yang digunakan di beberapa negara tersebut penyaluran. Salah satu alternatif penyaluran
antara lain metode langsung ke petani dari tersebut antara lain penggunaan kartu melalui
industri pupuk, traansfer langsung ke petani, gapoktan, penyaluran subsidi pupuk melalui
pembelian secara mandiri dan melalui penggunaan kios Pupuk Indonesia Mart
komunitas petani. Di Indonesia, penyaluran (secara mandiri) dan melalui penyaluran
subsidi pupuk saat ini masih terkendala. langsung kepada produsen pupuk di
Penyimpangan tersebut antara lain belum Indonesia.
lengkapnya pendataan RDKK, distribusi
pupuk bersubsidi ke pihak yang tidak berhak,
DAFTAR PUSTAKA
kurangnya volume penyaluran yang
Adnyana, M.O., & K. Kariyasa. (2000).
menimbulkan kelangkaan pupuk, pengadaan
Perumusan kebijakan harga gabah dan
dan distribusi pupuk bersubsidi oleh industri pupuk dalam era pasar bebas. Bogor:
Pusat Penelitian dan Pengembangan
pupuk, kendala penghitungan subsidi pupuk,
Sosial Ekonomi Pertanian.

87 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

BKF. (2016). Kajian Kebijakan Pemerintah, Handoko, R., & Patriadi, P. (2005). Evaluasi
Analisis Kebijakan Subsidi diunduh kebijakan subsidi non-BBM. Jurnal
tanggal 22 Agustus 2019 dari Kajian Ekonomi dan Keuangan, 9(4),
.http://www.fiskal.kemenkeu.go.id/dw- 42-64.
kontenview.asp?id=201609271127422
61370982BKF. (2016). Kajian Houssou, N., Asante-Addo, C., Andam, K.S.,
perumusan draf Standar Operasional & Ragasa, C. (2018). How can African
dan Prosedur (SOP) perubahan Governments reach poor farmers with
mekanisme penyaluran pupuk fertiliser subsidies? Exploring a
bersubsidi secara langsung sebagai targeting approach in Ghana. The
tindak lanjut perluasan uji coba Subsidi Journal of Development Studies, 1-25.
Langsung Pupuk (SLP). Diunduh
tanggal 18 Desember 2018 dari Hendrawan, D.S., Daryanto, A., Sanim, B., &
http://www.fiskal.kemenkeu.go.id/data Siregar, H. (2011). Analisis kebijakan
/document/2018/kajian/SOPPupukdan subsidi pupuk: Pola penentuan subsidi
PerluasanUjicobaSLP.pdf. dan sistem distribusi pupuk di
Indonesia. Jurnal Manajemen dan
CNBC Indonesia. (2019). Soal Jokowi Hobi Agribisnis, 8(2), 85-96
Impor Beras, Kemendag Keluarkan
Data Baru. Diunduh pada tanggal 12 Institut Global for Justice. (2016). Free trade
Desember 2019 dari watch berebut krisis menjaring utang,
https://www.cnbcindonesia.com/news/ Mengimpor Pangan. Edisi II. Jakarta:
20190131162553-4-53339/soaljokowi- IGJ.
hobi-impor-beras-kemendagkeluarkan-
data-baru Keban, T. Yeremias. (2004). Enam dimensi
strategis administrasi publik, konsep,
Direktorat Pupuk dan Pestisida. (2012). teori dan isu. Yogyakarta: Gava Media.
Laporan Akuntabilitas Kinerja
Direktorat Pupuk dan Pestisida Ditjen Kementerian Keuangan. (2018). Nota
Sarana dan Prasarana Pertanian keuangan dan RAPBN 2019. Jakarta:
Kementerian Pertanian Tahun 2012. Kementerian Keuangan.
Jakarta: Direktorat Pupuk dan Pestisida,
Kementerian Pertanian. Khudori. (2008). Ironi negeri beras.
Yogyakarta: Insist Press.
Darwis, V., & Supriyati. (2014). Subsidi
pupuk: Kebijakan, pelaksanaan, dan Kariyasa, K., & Y. Yusdja. (2005). Evaluasi
optimalisasi pemanfaatannya. Jurnal kebijakan sistem distribusi Pupuk Urea
Analisis Kebijakan Pertanian, 11(1), di Indonesia: Kasus Provinsi Jawa
45-60. Barat. Analisis Kebijakan Pertanian,
3(3), 201-216.
Feryanto, W.K, & Mantau, Z. (2010). Pupuk
dan subsidi: Kebijakan yang tidak tepat Li Sheng, & Zhang Yaoqi. (2014). Fertilizer
sasaran. Diunduh tanggal 16 Agustus industry subsidies in China: Who are
2019 dari the beneficiaries? China Agricultural
http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/ Economic Review, 6(3), 433-451.
05/20/koperasi-dan-posisi-tawar
petani/. Lubis, K.A. (2015). Kesejahteraan rakyat dan
alokasi anggaran. Jakarta: Badan
Grindle, M.S. (2012). Good enough Pendidikan dan Pelatihan Keuangan,
governance: Poverty reduction and Kementerian Keuangan.
reform in developing countries.
Governance, 17(4), 525-548. Nasrin, M., Bauer, S., & Arman, Md. (2018).
Assessing the impact of fertilizer

88 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, Januari 2020

subsidy on farming efficiency: A case


of Bangladeshi farmers. Open
Agriculture, 3, 567-577.

Ramli, N.N., Shamsudin, M.N., Mohamed, Z.,


& Radam, A. (2012). The impact of
fertilizer subsidy on Malaysia
Paddy/Rice Industry using a System
Dynamics Approach. International
Journal of Social Science and
Humanity, 2(3), 219-213

Suryana, A., Agustian, A., & Yofa, R.D.


(2016). Alternatif kebijakan penyaluran
subsidi pupuk bagi petani pangan.
Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian,
14(1), 35-54.

Sharma, V.P., & Thaker, H. (2010). Fertiliser


subsidy in India: Who are the
beneficiaries? Economy and Political
Weekly, 45(12), 68-76.

Tahir, M.A. (2011). Kebijakan publik dan


transparansi penyelenggaraan
pemerintahan daerah (Ed. Pertama).
(H. Hadjarati, Penyunt.) Jakarta
Pusat: PT. Pustaka Indonesia Press.

89 Manajemen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

You might also like