Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
- Dirawat di Taluk Kuantan 3 hari yang lalu, penurunan BB 3 kg dalam
3 minggu.
3. Riwayat Keluarga/ Sosial:
-
4. Riwayat Penggunaan Obat:
-
2. Data Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 24/03/2021 dan 28/03/2021
Tanggal
Pemeriksaan Nilai normal
24/3 28/3
Darah lengkap
Hemoglobin 10,2 - 15,2 g/dL 10,4 L 11,3
Leukosit 5,00 - 17,00 103/µl 12,18 16,65
Eritrosit 4,00 - 4,5 juta/µl L 3,61 16,65
Trombosit 150 – 400 103/µl 318 407
Hematokrit 37,0 - 43,0 % L 34,0 38,0
MCV 82,0 - 92,0 fl H 94,2 93,4
MCH 27,0 - 31,0 pg 28,8 27,8
MCHC 32,0 - 36,0 g/Dl L 30,6 L 29,7
Hitung jenis
Basofil 0 - 1,0 % 0,2 0,3
Eusinofil 1,0 - 3,0 % 0,7 0,8
Netrofil S 50,0 - 70,0 % 61,0 51,3
Limfosit 20,0 - 40,0 % 31,3 39,3
Monosit 2,0 - 8,0 % 6,8 8,3
3
Neutrofil L <3,13 1,95 -
Screening COVID 19
Neutrofil LR <3,13 Non 1,31
Absolut limfosit >1,5 reaktif 6,55
Kimia klinik
CRP
CRP kuantitatif 0,0 - 5,0mg/L - H 9,7
TIBC 250 - 450µg/dL - 260
IRON 50 - 170µg/dL - 119
Albumin 3,8 - 5,4g/dL - L 3,2
Hemostatis
PT INR
PT 11,6 - 14,5 detik - 11,8
INR <1,2 - 0,82
PTT 28,6 - 42,2 - L 25,6
D-dimer 0-0,50µ/mL - H 2,70
Darah lengkap
RDW CV 11,5-14,5 - H 20,5
RDW SD 35,0-97,0 - 68,5
PDW 9,0-13,0 - L 8,9
MPV 7,2-11,1 - 9,2
P-LCR 15,0-25,0 - 17,9
3.4 Diagnosis
3.4.1 Diagnosis Awal
- Empiema
3.4.2 Diagnosis Akhir
- Emfisema post WSD (+)
- Necrotizing pneumonia (+)
- Anemia ec infeksi kronis (+)
4
5
3.5 Follow Up
Tanggal S O A P
25/03/21 Keluhan: 1. Kesadaran : CM Infus D5 ¼ NS 4mL/jam Intervensi
1. Pasien rewel 2. GCS : 15 Injeksi ceftriaxone1x800mg dilanjutkan sesuai
3. WSD terpasang lancar Azitromicin 1x100mg DPJP
didada sebelah kanan, Paracetamol 4x150mg Monitoring
cairan PUS (+) kondisi pasien
Apyalis drop 1x0,6mL
4. Nadi : 118 kali/ menit
Nebu fluimucil
5. RR : 32 kali/ menit
Prednisone 2x2mg
4. Suhu : 36,2oC
26/03/21 Keluhan: 1. Kesadaran : CM Infus D5 ¼ NS 4mL/jam Intervensi
1. Pasien rewel 2. GCS : 15 Injeksi ceftriaxone1x800mg dilanjutkan sesuai
2. Batuk 3. WSD terpasang lancar Azitromicin 1x100mg DPJP
didada sebelah kanan, Apyalis drop 1x0,6mL Monitoring
cairan PUS (+) kondisi pasien
Prednisone 2x2mg
4. Nadi : 98 kali/ menit
5. RR : 26 kali/ menit
6. Suhu : 36,7oC
27/03/21 Keluhan: 1. Kesadaran : CM Infus D5 ¼ NS 4mL/jam Intervensi
1. Batuk 2. GCS : 15 Injeksi ceftriaxone1x800mg dilanjutkan
2. Sesak berkurang 3. Akral hangat Azitromicin 1x100mg sesuai DPJP
4. CRT: <2 Paracetamol 4x150mg Monitoring
5. MA/MI (+) Apyalis drop 1x0,6mL kondisi pasien
6. WSD terpasang lancar Nebu fluimucil
didada sebelah kanan, Prednisone 2x2mg
cairan PUS (+)
7. Nadi : 112 kali/ menit
8. RR : 30 kali/ menit
9. Suhu : 36,7oC
Injeksi √ √ √ √ √ √
1x800mg 24 jam i.v
Ceftriaxon (12) (12) (18) (12) (12) (18)
√ √ √ √ √ √
Azitromicin 1x100mg 24 jam p.o
(12) (12) (18) (12) (12) (18)
√ √ √ √ √ √
Paracetamol 4x150mg 6 jam i.v -
(06,12,18,24) (06,12,18,24) (06,12,18,24) (06,12,18,24) (06,12,18,24) (06)
√ √ √ √ √ √
Apyalist Drop 1x0,6mL 24 jam p.o
(18) (18) (18) (18) (18) (18)
√ √ √ √ √ √
Nebu Fluimucil - 6 jam p.o -
(06,18,24) (06,18,24) (06,18,24) (06,18,24) (06,18,24) (06)
√ √ √ √ √ √ √
Prednison 2x2mg 12 jam p.o
(06,18) (06,18) (06,18) (06,18) (06,18) (06,18) (06)
3.7 Tinjauan Farmakologi Obat
Indikasi
Infeksi saluran nafas bawah
Dosis
50-100 mg/kgBB
Dosis maksimal 4 g/hari (DIH, halaman 352)
Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap sefalosporin dan penilisin,
riwayat anafilaksis, aminoglikosida atau diuretic.
Efek samping
Reaksi hipersensitifitas
Ceftriaxone Interaksi obat
Meningkatkan risiko perdarahan, jika
digunakan bersamaan dengan warfarin.
Menurunkan efek ceftriaxone, jika digunakan
bersamaan dengan kloramfenikol.
Menurunkan efek ceftriaxone, jika digunakan
bersamaan dengan tetrasiklin.
Perhatian
Gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil,
neonates
Azitromisin Indikasi
Infeksi saluran nafas atas dan bawah
Dosis
5-12 mg/kg/BB
Dosis maksimal: 500 mg/hari (DIH, halaman 197)
Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap azitromicin.
Efek samping
Sakit kepala, diare, nyeri/keram, mual, muntah,
kembung
Interaksi Obat
Meningkatkan efek digoxin, jika digunakan
bersamaan dengan azitromisin.
Meningkatkan efek warfarin, jika digunakan
bersamaan dengan azitromisin.
Meningkatkan efek atorvastatin, jika
digunakan bersamaan dengan azitromisin.
Perhatian
Hentikan terapi jika terjadi reaksi alergi
Indikasi
Kontraindikasi
Hipersensitivitas, gangguan hati.
Efek samping
Dosis
1 ampul 1-2 kali sehari.
Kontraindikasi
Fluimucyl
Hipersensitifitas terhadap acetylcysteine.
(Acetylcysteine)
Efek samping
Indikasi
Rheumatoid arthritis, bursitis, keadaan alergi berat
dan inflamasi akut
Dosis
1-2 mg/kgBB (oral)
Dosis maksimal: 60 mg/hari
(DIH, halaman 1532)
Prednison
Kontraindikasi
Interaksi obat
No Indikasi
Nama Obat Aturan Pakai Dosis Sesuai Literatur Keterangan
.
Digunakan untuk mengatasi
1. Infus D5 ¼ NS 4mL/jam kekurangan cairan (elektrolit) Disesuaikan dengan berat badan pasien Sesuai
Pada tanggal 25 Maret 2021, seorang pasien bernama An. RF berumur 2 tahun
1 bulan masuk IGD dengan keluhan Demam 3 minggu naik turun, batuk (+) riwayat
jatuh 3 minggu lalu, luka-luka dikaki (+) bernanah, sesak dirawat di Taluk Kuantan 3
hari yang lalu, pasang WSD keluar nanah, penurunan BB 3kg dalam 3 minggu. Pasien
memiliki BB 9,7 kg, TB 88 cm, suhu 36,2 oC, nafas 32x/menit, nadi 118 x/menit, dan
saturasi 95%.
Pasien diberikan infus D5 ¼ NS 4mL/ jam. Infus D5 ¼ NS digunakan untuk
mengganti suplai cairan dan menjaga elektrolit tetap normal.
Pasien mendapatkan terapi injeksi Ceftriaxone 1x800mg. Ceftriaxone
digunakan sebagai pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah. Mekanisme kerja
Ceftriaxone adalah menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu
atau lebih protein pengikat penisilin. Dosis menurut literatur adalah 50-100 mg/kgBB.
Dari perhitungan dosis dalam 1 hari diperoleh 485–970mg per hari dan dosis yang
diberikan adalah 800mg. Dosis yang diberikan sesuai dengan literatur dengan berat
badan pasien yaitu 9,7 kg.
Pasien mendapatkan terapi Azitromisin secara oral 1x100mg. Azitromisin
digunakan sebagai pengobatan infeksi saluran pernafasan atas dan bawah. Mekanisme
kerja Azitromisin adalah menghambat sintesis protein dengan berikatan pada
ribososm subunit 50s. Dosis menurut literatur adalah 5-12mg/kgBB. Dari perhitungan
dosis dalam 1 hari diperoleh 48,5-116mg per hari dan dosis yang diberikan adalah
100mg. Dosis yang diberikan sesuai dengan literatur dengan berat badan pasien yaitu
9,7 kg.
Pasien mendapatkan terapi injeksi Paracetamol 4x150mg. Pasien mengalami
demam naik turun sehingga diberikan terapi Paracetamol untuk mengurangi gejala
demam dan menjaga suhu normal. Mekanisme kerja Paracetamol adalah menghambat
sintesis prostaglandin dan bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus. Dosis
menurut literatur adalah 15mg/kgBB. Dari perhitungan dosis dalam 1 hari diperoleh
145,5mg per hari dan dosis yang diberikan adalah 150mg. Dosis yang diberikan
sesuai dengan literatur dengan berat badan pasien yaitu 9,7 kg.
Digunakan terapi tambahan Apialys drop dari tanggal 24 Maret dengan dosis
(1x0,6 ml). Diberikan Apialys drop yaitu untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral tubuh. Komposisi dari Apyalis drop per 0,6 mL yaitu Vit. A 2000IU, Vit.C
30mg, Vit. D 400IU, Vit.B1 1 mg, Vit.B2 1,2 mg, Vit.B6 1 mg, Vit.B12 2 mcg,
Nicotinamide 10 mg, Pantpthenol 5 mg dan Lysine HCl 25 mg. Dosis yang digunakan
sudah tepat yaitu 0,6 mL perhari untuk anak 1-3 tahun.
Pasien mendapatkan terapi nebu Fluimucil. Fluimucil mengandung bahan aktif
N-acetylcistein, merupakan obat golongan mukolitik yang digunakan untuk
mengencerkan dahak pada saluran pernafasan. Mekanisme kerja N-acetylcistein
adalah membuka ikatan disulfida dari mukoprotein..
Pasien mendapatkan terapi injeksi Prednison 1-2mg/kgBB. Prednisone
digunakan sebagai antiinflamasi. Mekanisme keja Prednisone yaitu Prednisone
mengurangi inflamasi dengan cara menginhibisi migrasi sel polimorfonuklear dan
mengurangi peningkatan permeabilitas kapiler.Dosis menurut literatur adalah 1-
2mg/kgBB. Dari perhitungan dosis dalam 1 hari diperoleh 9,7-19,4mg per hari. Dosis
yang diberikan sesuai dengan literatur dengan berat badan pasien yaitu 9,7 kg.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pasien mendapatkan terapi Infus D5 ¼ NS digunakan untuk mengganti
suplai cairan dan menjaga elektrolit tetap normal. Ceftriaxone digunakan
sebagai pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah, Azitromisin
digunakan sebagai pengobatan infeksi saluran pernafasan atas dan bawah,
pasien mendapatkan terapi injeksi paracetamol karena pasien mengalami
demam naik turun turun naik dan untuk menjaga suhu normal, digunakan
terapi tambahan apialys drop indikasi penggunaan apialys drop yaitu untuk
memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh, nebu fluimucyl untuk
mengencerkan dahak pada saluran nafas akibat emfisema paru dan pasien
mendapatkan terapi prednisone sebagai antiinflamasi.
2. Pilihan terapi pasien sudah tepat dengan tatalaksana sesuai literatur.
3. Berdasarkan perhitungan dosis, didapatkan dosis yang digunakan sudah
sesuai dan terapi dilanjutkan.
5.2 Saran
Pemantauan efek samping obat dilakukan secara rutin dan dilakukan
penyesuaian dosis sesuai dengan dosis lazim dan kondisi fisik pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Dwita, O., Maharani, S, N., 2017, Pengaruh Merokok dan Defisiensi Alfa-1
Antitripsin terhadap Progresivitas Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
dan Emfisema, 2(6): 42
Masters, I, B., Isles, F, A., Grimwood, K., 2017, Necrotizing pneumonia: an
emerging
problem in children, 9(11):1-19
Morris DG, Sheppard D, 2006. Pulmonary emphysema: when more is less.
Physiology.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, 2009, Obstruksi Saluran Napas Akut.
Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editor.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing;. (2216-2229).
Sari, P., 2005, Anemia pada Penyakit Keganasan Anak, 4(6): 176-181
Sari, P., 2017, Nectrotizing Pneumonia pada Anak, 19(2): 114-118
Wright JL, Churg A. 2008, Pathologic features of chronic obstructive pulmonary
disease: diagnostic criteria and differential diagnosis. In: Fishman AP, Elias
JA, et al, editors. Fishman’s pulmonary diseases and disorders. 4th ed. New
York: McGrawHill.