You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Krisis Hipertensi


2.1.1 Pengertian Hipertensi Emergency

2.1.2 Pengertian Hipertensi Urgensi


BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Data Umum
No. MR 01059XXX
Nama Pasien An. RF
Agama Islam
Jenis Kelamin Perempuan
Umur 2 Tahun 1 Bulan
BB 9,7 Kg
TB 88 cm
Ruangan Rawat Inap Infeksi 501
Diagnosa - Emfisema post WSD (+)
- Necrotizing pneumonia (+)
- Anemia ec infeksi kronis (+)
Mulai Perawatan 25 Maret 2021
Dokter dr. Citra Cesilia, Sp. A

3.2 Keluhan Utama


1. Riwayat Penyakit Sekarang:
- Luka - luka dikaki (+) bernanah
- Pasang WSD keluar nanah
2. Riwayat Penyakit Terdahulu:
- Demam 3 minggu naik turun
- Batuk (+) riwayat jatuh 3 minggu lalu
- Sesak

2
- Dirawat di Taluk Kuantan 3 hari yang lalu, penurunan BB 3 kg dalam
3 minggu.
3. Riwayat Keluarga/ Sosial:
-
4. Riwayat Penggunaan Obat:
-

3.3 Data Penunjang


1. Data Pemeriksaan Fisik
Nilai Tanggal
Pemeriksaan 28/3 29/3 30/3 31/3
normal 25/3 26/3 27/3
Nadi 80-90 x/m 118 98 112 97 97 100 -
Suhu 36-37,5 oC 36,2 36,7 36,7 36,3 36 36,6 36,3
RR 20-30 x/m 32 26 30 45 32 21 22
SPO2 95 97 97 97 95 - -
BB 9,7 10 10 10 10 - -

2. Data Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 24/03/2021 dan 28/03/2021
Tanggal
Pemeriksaan Nilai normal
24/3 28/3
Darah lengkap
Hemoglobin 10,2 - 15,2 g/dL 10,4 L 11,3
Leukosit 5,00 - 17,00 103/µl 12,18 16,65
Eritrosit 4,00 - 4,5 juta/µl L 3,61 16,65
Trombosit 150 – 400 103/µl 318 407
Hematokrit 37,0 - 43,0 % L 34,0 38,0
MCV 82,0 - 92,0 fl H 94,2 93,4
MCH 27,0 - 31,0 pg 28,8 27,8
MCHC 32,0 - 36,0 g/Dl L 30,6 L 29,7
Hitung jenis
Basofil 0 - 1,0 % 0,2 0,3
Eusinofil 1,0 - 3,0 % 0,7 0,8
Netrofil S 50,0 - 70,0 % 61,0 51,3
Limfosit 20,0 - 40,0 % 31,3 39,3
Monosit 2,0 - 8,0 % 6,8 8,3

3
Neutrofil L <3,13 1,95 -
Screening COVID 19
Neutrofil LR <3,13 Non 1,31
Absolut limfosit >1,5 reaktif 6,55
Kimia klinik
CRP
CRP kuantitatif 0,0 - 5,0mg/L - H 9,7
TIBC 250 - 450µg/dL - 260
IRON 50 - 170µg/dL - 119
Albumin 3,8 - 5,4g/dL - L 3,2
Hemostatis
PT INR
PT 11,6 - 14,5 detik - 11,8
INR <1,2 - 0,82
PTT 28,6 - 42,2 - L 25,6
D-dimer 0-0,50µ/mL - H 2,70
Darah lengkap
RDW CV 11,5-14,5 - H 20,5
RDW SD 35,0-97,0 - 68,5
PDW 9,0-13,0 - L 8,9
MPV 7,2-11,1 - 9,2
P-LCR 15,0-25,0 - 17,9

3.4 Diagnosis
3.4.1 Diagnosis Awal
- Empiema
3.4.2 Diagnosis Akhir
- Emfisema post WSD (+)
- Necrotizing pneumonia (+)
- Anemia ec infeksi kronis (+)

4
5
3.5 Follow Up
Tanggal S O A P
25/03/21 Keluhan: 1. Kesadaran : CM  Infus D5 ¼ NS 4mL/jam   Intervensi
1. Pasien rewel 2. GCS : 15  Injeksi ceftriaxone1x800mg dilanjutkan sesuai
3. WSD terpasang lancar  Azitromicin 1x100mg DPJP
didada sebelah kanan,  Paracetamol 4x150mg  Monitoring
cairan PUS (+) kondisi pasien
 Apyalis drop 1x0,6mL
4. Nadi : 118 kali/ menit
 Nebu fluimucil
5. RR : 32 kali/ menit
 Prednisone 2x2mg
4. Suhu : 36,2oC
26/03/21 Keluhan: 1. Kesadaran : CM  Infus D5 ¼ NS 4mL/jam   Intervensi
1. Pasien rewel 2. GCS : 15  Injeksi ceftriaxone1x800mg dilanjutkan sesuai
2. Batuk 3. WSD terpasang lancar  Azitromicin 1x100mg DPJP
didada sebelah kanan,  Apyalis drop 1x0,6mL  Monitoring
cairan PUS (+) kondisi pasien
 Prednisone 2x2mg
4. Nadi : 98 kali/ menit
5. RR : 26 kali/ menit
6. Suhu : 36,7oC
27/03/21 Keluhan: 1. Kesadaran : CM  Infus D5 ¼ NS 4mL/jam   Intervensi
1. Batuk 2. GCS : 15  Injeksi ceftriaxone1x800mg dilanjutkan
2. Sesak berkurang 3. Akral hangat  Azitromicin 1x100mg sesuai DPJP
4. CRT: <2  Paracetamol 4x150mg  Monitoring
5. MA/MI (+)  Apyalis drop 1x0,6mL kondisi pasien
6. WSD terpasang lancar  Nebu fluimucil
didada sebelah kanan,  Prednisone 2x2mg
cairan PUS (+)
7. Nadi : 112 kali/ menit
8. RR : 30 kali/ menit
9. Suhu : 36,7oC

28/03/21 Keluhan: 1. Kesadaran : CM  Infus D5 ¼ NS 4mL/jam   Intervensi


1. Batuk 2. GCS : 15  Injeksi ceftriaxone1x800mg dilanjutkan sesuai
2. Sesak Berkurang 3. WSD terpasang didada  Azitromicin 1x100mg DPJP
sebelah kanan, cairan  Paracetamol 4x150mg  Monitoring
PUS (+) kondisi pasien
 Apyalis drop 1x0,6mL
4. Nadi : 97 kali/ menit
 Nebu fluimucil
5. RR : 45 kali/ menit
 Prednisone 2x2mg
6. Suhu : 36,3oC

29/03/21 Keluhan: 1. Kesadaran : CM  Infus D5 ¼ NS 4mL/jam   Intervensi


1. Batuk 2. GCS : 15  Injeksi ceftriaxone1x800mg dilanjutkan sesuai
2. Sesak berkurang 3. Akral hangat  Azitromicin 1x100mg DPJP
4. WSD terpasang didada  Paracetamol 4x150mg  Monitoring
sebelah kanan, cairan  Apyalis drop 1x0,6mL kondisi pasien
PUS (+)  Nebu fluimucil
5. CRT : <24
 Prednisone 2x2mg
6. Nadi : 97 kali/ menit
7. RR : 32 kali/ menit
8. Suhu : 36oC

30/03/21 Keluhan: 1. Kesadaran : CM  Infus D5 ¼ NS 4mL/jam   Intervensi


1. Demam 2. GCS : 15  Injeksi ceftriaxone1x800mg dilanjutkan sesuai
3. WSD terpasang didada  Azitromicin 1x100mg DPJP
sebelah kanan, cairan  Paracetamol 4x150mg  Monitoring
PUS (+) kondisi pasien
 Apyalis drop 1x0,6mL
4. Akral hangat
 Nebu fluimucil
5. Ma/mi (+)
 Prednisone 2x2mg
6. Nadi : 100 kali/ menit
7. RR : 21 kali/ menit
8. Suhu : 36,6 oC
31/03/21 Keluhan: 1. Kesadaran : CM  Infus D5 ¼ NS 4mL/jam   Intervensi
1. 2. GCS : 15  Injeksi ceftriaxone1x800mg dilanjutkan
3. WSD terpasang didada  Azitromicin 1x100mg sesuai DPJP
sebelah kanan, cairan  Paracetamol 4x150mg  Monitoring
PUS (+) kondisi pasien
 Apyalis drop 1x0,6mL
4. Akral hangat
 Nebu fluimucil
5. Ma/mi (+)
 Prednisone 2x2mg
6. RR : 22 kali/ menit
7. Suhu : 36,3 oC
3.6 Terapi Farmakologi
Tanggal
Obat Dosis Frek Rute
25/03 26/03 27/03 28/03 29/3 30/3 31/1
√ √ √ √ √ √ √
Infus D5 ¼ NS - 4mL/jam i.v

Injeksi √ √ √ √ √ √
1x800mg 24 jam i.v
Ceftriaxon (12) (12) (18) (12) (12) (18)
√ √ √ √ √ √
Azitromicin 1x100mg 24 jam p.o
(12) (12) (18) (12) (12) (18)
√ √ √ √ √ √
Paracetamol 4x150mg 6 jam i.v -
(06,12,18,24) (06,12,18,24) (06,12,18,24) (06,12,18,24) (06,12,18,24) (06)
√ √ √ √ √ √
Apyalist Drop 1x0,6mL 24 jam p.o
(18) (18) (18) (18) (18) (18)
√ √ √ √ √ √
Nebu Fluimucil - 6 jam p.o -
(06,18,24) (06,18,24) (06,18,24) (06,18,24) (06,18,24) (06)
√ √ √ √ √ √ √
Prednison 2x2mg 12 jam p.o
(06,18) (06,18) (06,18) (06,18) (06,18) (06,18) (06)
3.7 Tinjauan Farmakologi Obat
Indikasi
Infeksi saluran nafas bawah
Dosis
50-100 mg/kgBB
Dosis maksimal 4 g/hari (DIH, halaman 352)
Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap sefalosporin dan penilisin,
riwayat anafilaksis, aminoglikosida atau diuretic.
Efek samping
Reaksi hipersensitifitas
Ceftriaxone Interaksi obat
 Meningkatkan risiko perdarahan, jika
digunakan bersamaan dengan warfarin.
 Menurunkan efek ceftriaxone, jika digunakan
bersamaan dengan kloramfenikol.
 Menurunkan efek ceftriaxone, jika digunakan
bersamaan dengan tetrasiklin.
Perhatian
Gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil,
neonates
Azitromisin Indikasi
Infeksi saluran nafas atas dan bawah
Dosis
5-12 mg/kg/BB
Dosis maksimal: 500 mg/hari (DIH, halaman 197)
Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap azitromicin.
Efek samping
Sakit kepala, diare, nyeri/keram, mual, muntah,
kembung
Interaksi Obat
 Meningkatkan efek digoxin, jika digunakan
bersamaan dengan azitromisin.
 Meningkatkan efek warfarin, jika digunakan
bersamaan dengan azitromisin.
 Meningkatkan efek atorvastatin, jika
digunakan bersamaan dengan azitromisin.
Perhatian
Hentikan terapi jika terjadi reaksi alergi
Indikasi

Nyeri ringan sampai sedang dan demam.


Dosis
Paracetamol 15 mg/kgBB setiap 6 jam
Dosis maksimal: 75 mg/kgBB/hari (DIH, halaman 29)

Kontraindikasi
Hipersensitivitas, gangguan hati.

Efek samping

Reaksi alergi, ruam kulit berupa eritema atau


urtikaria, kelainan darah, hipotensi, kerusakan hati.
Interaksi obat

 Meningkatkan efek paracetamol, jika


digunakan bersamaan dengan isoniazid.
 Meningkatkan risiko perdarahan, jika
digunakan bersamaan dengan warfarin.
 Menurunkan efek paracetamol, jika digunakan
bersamaan dengan carbamazepine dan
diazepam.
Perhatian

Gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal,


ketergantungan alkohol.
Apyalist Drop Indikasi
(Vit. A 2000IU, Vit.C
Meningkatkan nafsu makan dan stamina tubuh pada
30mg, Vit. D 400IU,
anak2 yang bertumbuh, sebagai suplemen vitamin
Vit.B1 1 mg, Vit.B2 1,2 Dosis
mg, Vit.B6 1 mg, Vit.B12 Anak 1-3 tahun : 1 x sehari 0,6 mL
2 mcg, Nicotinamide 10 Anak < 12 bulan : 1 x sehari 0,3 mL.
mg, Pantpthenol 5 mg dan
Kontraindikasi
Lysine HCl 25 mg)
Reaksi hipersensitifitas.
Indikasi
Mengencerkan dahak pada saluran nafas akibat
penyakit paru kronis maupun akut serta emfisema
paru.

Dosis
1 ampul 1-2 kali sehari.

Kontraindikasi
Fluimucyl
Hipersensitifitas terhadap acetylcysteine.
(Acetylcysteine)
Efek samping

Gangguan pencernaan, mual, muntah, diare.


Interaksi obat
Meningkatkan efek nitrogliserin, jika digunakan
bersamaan dengan fluimucyl.

Indikasi
Rheumatoid arthritis, bursitis, keadaan alergi berat
dan inflamasi akut

Dosis
1-2 mg/kgBB (oral)
Dosis maksimal: 60 mg/hari
(DIH, halaman 1532)
Prednison
Kontraindikasi

Tukak lambung, tuberculosis aktif, hipertensi,


gangguan saraf, gangguan ginjal, jantung dan diabetes
Efek samping
Moonface, osteoporosis, mual, anoreksia, nyeri otot,
gelisah, iritasi lambung, hypernatremia, hyperkalemia
dan gangguan tidur

Interaksi obat

 Menurunkan efek prednison, jika digunakan


bersamaan dengan carbamazepine
 Meningkatkan efek prednison, jika digunakan
bersamaan dengan simetidin dan
ketoconazole.
 Menurunkan efek simvastatin, jika digunakan
bersamaan dengan prednison.
Perhatian

Penggunaan terus menerus dan jangka panjang pada


anak selama masa pertumbuhan
3.8 Lembar Pengkajian Dosis

No Indikasi
Nama Obat Aturan Pakai Dosis Sesuai Literatur Keterangan
.
Digunakan untuk mengatasi
1. Infus D5 ¼ NS 4mL/jam kekurangan cairan (elektrolit) Disesuaikan dengan berat badan pasien Sesuai

Injeksi 50-100 mg/kgBB


2. 1x800mg Infeksi saluran nafas bawah Sesuai
Ceftriaxone Dosis maksimal 4 g/hari (DIH, halaman 352)
Infeksi saluran nafas atas dan 5-12 mg/kg/BB
3. Azitromicin 1x100mg bawah Sesuai
Dosis maksimal: 500 mg/hari (DIH, halaman
197)
Nyeri ringan sampai sedang dan 15 mg/kgBB setiap 6 jam
Infus demam.
4. 4x150mg Dosis maksimal: 75 mg/kgBB/hari (DIH, Sesuai
Paracetamol
halaman 29)
Meningkatkan nafsu makan dan
stamina tubuh pada anak2 yang Anak 1-3 tahun : 1 x sehari 0,6 mL
5. Apyalis Drop 1x0,6ml Sesuai
bertumbuh, sebagai suplemen Anak < 12 bulan : 1 x sehari 0,3 mL.
vitamin
Mengencerkan dahak pada Sesuai
saluran nafas akibat penyakit
6. Nebu Fluimucil - 1 ampul 1-2 kali sehari.
paru kronis maupun akut serta
emfisema paru.
1-2 mg/kgBB (oral)
Rheumatoid arthritis, bursitis,
Dosis maksimal: 60 mg/hari
7. Prednison 2x2mg keadaan alergi berat dan Sesuai
inflamasi akut
(DIH, halaman 1532)
3.9 Perhitungan Dosis
1. Ceftriaxone
Rekomendasi dosis = 50-100 mg/KgBB per injeksi.
Min = 50 mg/KgBB x 9,7 Kg = 485 mg per injeksi
Max = 100 mg/KgBB x 9,7 Kg = 970 mg per kali injeksi
Range dosis = (485 mg – 970 mg) per injeksi
Pemberian dosis = 1 x 485 mg - 970 mg dalam 1 hari
Pasien mendapatkan terapi Ceftriaxone 800mg. Dari perhitungan dosis
dalam 1 hari diperoleh 485 mg – 970 mg, maka terapi sudah sesuai.
2. Azitromisin
Rekomendasi dosis = 5-12 mg/kgBB per oral.
Min = 5 mg/KgBB x 9,7 Kg = 48,5 mg per oral
Max = 12 mg/KgBB x 9,7 Kg = 116,4 mg per oral
Range dosis = (48,5 mg – 116 mg) per oral
Pemberian dosis = 1 x 48,5-116,4 mg dalam 1 hari
Pasien mendapatkan terapi Azitromisin 100mg. Dari perhitungan dosis
dalam 1 hari diperoleh 48,5 - 116,4 mg, maka terapi sudah sesuai.
3. Paracetamol
Rekomendasi dosis = 15 mg/kgBB per injeksi.
Dosis = 15 mg/KgBB x 9,7 Kg = 145,5 mg per injeksi
Pemberian dosis = 4 x 145,5 mg dalam 1 hari
Pasien mendapatkan terapi Paracetamol 4 x 100 mg. Dari perhitungan
dosis dalam 1 hari diperoleh 4 x 145,5 mg, maka terapi sudah sesuai.
4. Prednison
Rekomendasi dosis = 1-2 mg/KgBB per oral.
Min = 1 mg/KgBB x 9,7 Kg = 9,7 mg per oral
Max = 2 mg/KgBB x 9,7 Kg = 19,4 mg per oral
Range dosis = (9,7 mg – 19,4 mg) per oral
Pemberian dosis = 2 x 9,7-19,4 mg dalam 1 hari
Pasien mendapatkan terapi Prednison. Dari perhitungan dosis dalam 1
hari diperoleh 9,7-19,4 mg, maka terapi sudah sesuai.
3.10 Monitoring Rencana Pelayanan Farmasi
Tujuan Terapi Nama Obat Parameter Efek yang Frekuensi
monitoring diinginkan Monitoring
Terapi Elektrolit Infus D5 ¼ NS Kadar elektrolit Kadar elektrolit Setiap hari
dan Cairan dan cairan normal
Terapi infeksi Injeksi Kadar leukosit Setiap hari
saluran Ceftriaxone
pernafasan
Terapi infeksi Azitromicin Kadar leukosit Setiap hari
saluran
pernafasan
Terapi Infus Paracetamol Suhu tubuh 36 – 37,50 C Setiap hari
antipiretik
Terapi sistem Apyalis Drop Setiap hari
imun
Terapi mukolitik Nebu Fluimucil Respiratoty rate 20-30 x/menit Setiap hari
Terapi Prednison Suhu tubuh 36 – 37,50 C Setiap hari
antiinflamasi

3.11 Waspada Efek Samping Obat


Nama Obat Efek Samping Keterangan
Infus D5 ¼ NS - WESO
Injeksi Ceftriaxone WESO
Azitromicin Sakit kepala, diare, nyeri/keram, mual, WESO
muntah, kembung
Infus Paracetamol Reaksi alergi, ruam kulit berupa eritema atau WESO
urtikaria, kelainan darah, hipotensi, kerusakan
hati.
Apyalis Drop - WESO
Nebu Fluimucil Gangguan pencernaan, mual, muntah, diare. WESO
Prednison Moonface, osteoporosis, mual, anoreksia, nyeri WESO
otot, gelisah, iritasi lambung, hypernatremia,
hyperkalemia dan gangguan tidur
3.12 Analisa Permasalahan
NO Jenis Analisa Masalah Permasalahan Komentar/ rekomendasi
Pemasalahan Terkait Obat
1 Korelasi antara 1. Adakah Obat tanpa indikasi? 1. Tidak Ada 1. Obat yang diberikan sudah sesuai
terapi obat 2. Adakah indikasi tanpa obat? 2. Tidak ada indikasi
dengan penyakit 3. Adakah pengobatan yang tidak dikenal? 3. Tidak Ada 2. Indikasi ada yang sudah diberikan
4. Adakah kondisi klinis yang tidak diterapi? 4. Tidak Ada pengobatan
3. Semua pengobatan sudah dikenal
4. Semua kondisi klinis sudah diterapi
2 Pemilihan obat 1. Bagaimana pemilihan obat? Apakah sudah 1. Sudah 1. Terapi obat sidah efektif dan
yang sesuai efektif dan merupakan obat terpilih? merupakan obat terpilih.
2. Apakah pemilihan obat tersebut relatif 2. Sudah 2. Tidak terdapat masalah selama masih
aman? dilakukan pemantauan
3. Apakah terapi obat dapat ditoleransi oleh 3. Bisa 3. Terapi obat dapat ditoleransi oleh
pasien? pasien
3 Regimen Dosis 1. Apakah dosis, frekuensi dan cara 1. Sesuai 1. Frekuensi, dosis dan cara pemberian
pemberian mempertimbangkan efektifitas obat sesuai dengan literature.
keamanan dan kenyamanan serta sesuai
dengan kondisi pasien? 2. Jadwal pemberian dosis bias
2. Apakah jadwal pemberian dosis bisa 2. Bisa memaksimalkan efek terapi,
memaksimalkan efek terapi, kepatuhan, kepatuhan, meminimalkan efek
meminimalkan efek samping, interaksi samping dan interaksi obat
obat, dan regimen yang kompleks? 3. Lama terapi sudah sesuai dengan
3. Apakah lama terapi sesuai dengan indikasi? 3. Sesuai indikasi
4 Duplikasi terapi 1. Apakah ada duplikasi terapi? 1. Tidak Ada 1. Tidak ada duplikasi terapi
5 Alergi Obat atau 1. Apakah pasien alergi atau intoleran 1. Tidak ada 1. Tidak ada riwayat alergi pasien
intoleran terhadap salah satu obat? Permasalahan
2. Apakah pasien telah tahu yang harus 2. Tidak ada
dilakukan jika terjadi alergi? permasalahan
6 Efek Merugikan 1. Apakah ada gejala/permasalahan medis 1. Tidak ada 1. Tidak ada permasalahan yang
yang diinduksi obat? permasalahan diinduksi obat
7 Interaksi dan 1. Apakah ada interaksi obat dengan obat? 1. Tidak ada 1. Tidak ada interaksi obat yang terjadi
kontraindikasi Apakah signifikan secara klinis? interaksi obat 2. Tidak ada interakasi obat dengan
2. Apakah ada interaksi obat dengan 2. Tidak ada makanan yang bermakna secara klinis
makanan? Apakah bermakna secara klinis? permasahan 3. Tidak ada interaksi obat dengan data
3. Apakah ada interaksi obat dengan data 3. Tidak ada laboratorium
laboratorium? permasalahan 4. Tidak ada kontraindikasi terhadap
4. Apakah ada obat yang kontraindikasi pada 4. Tidak ada pasien.
kondisi pasien? permasalahan
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tanggal 25 Maret 2021, seorang pasien bernama An. RF berumur 2 tahun
1 bulan masuk IGD dengan keluhan Demam 3 minggu naik turun, batuk (+) riwayat
jatuh 3 minggu lalu, luka-luka dikaki (+) bernanah, sesak dirawat di Taluk Kuantan 3
hari yang lalu, pasang WSD keluar nanah, penurunan BB 3kg dalam 3 minggu. Pasien
memiliki BB 9,7 kg, TB 88 cm, suhu 36,2 oC, nafas 32x/menit, nadi 118 x/menit, dan
saturasi 95%.
Pasien diberikan infus D5 ¼ NS 4mL/ jam. Infus D5 ¼ NS digunakan untuk
mengganti suplai cairan dan menjaga elektrolit tetap normal.
Pasien mendapatkan terapi injeksi Ceftriaxone 1x800mg. Ceftriaxone
digunakan sebagai pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah. Mekanisme kerja
Ceftriaxone adalah menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu
atau lebih protein pengikat penisilin. Dosis menurut literatur adalah 50-100 mg/kgBB.
Dari perhitungan dosis dalam 1 hari diperoleh 485–970mg per hari dan dosis yang
diberikan adalah 800mg. Dosis yang diberikan sesuai dengan literatur dengan berat
badan pasien yaitu 9,7 kg.
Pasien mendapatkan terapi Azitromisin secara oral 1x100mg. Azitromisin
digunakan sebagai pengobatan infeksi saluran pernafasan atas dan bawah. Mekanisme
kerja Azitromisin adalah menghambat sintesis protein dengan berikatan pada
ribososm subunit 50s. Dosis menurut literatur adalah 5-12mg/kgBB. Dari perhitungan
dosis dalam 1 hari diperoleh 48,5-116mg per hari dan dosis yang diberikan adalah
100mg. Dosis yang diberikan sesuai dengan literatur dengan berat badan pasien yaitu
9,7 kg.
Pasien mendapatkan terapi injeksi Paracetamol 4x150mg. Pasien mengalami
demam naik turun sehingga diberikan terapi Paracetamol untuk mengurangi gejala
demam dan menjaga suhu normal. Mekanisme kerja Paracetamol adalah menghambat
sintesis prostaglandin dan bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus. Dosis
menurut literatur adalah 15mg/kgBB. Dari perhitungan dosis dalam 1 hari diperoleh
145,5mg per hari dan dosis yang diberikan adalah 150mg. Dosis yang diberikan
sesuai dengan literatur dengan berat badan pasien yaitu 9,7 kg.
Digunakan terapi tambahan Apialys drop dari tanggal 24 Maret dengan dosis
(1x0,6 ml). Diberikan Apialys drop yaitu untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral tubuh. Komposisi dari Apyalis drop per 0,6 mL yaitu Vit. A 2000IU, Vit.C
30mg, Vit. D 400IU, Vit.B1 1 mg, Vit.B2 1,2 mg, Vit.B6 1 mg, Vit.B12 2 mcg,
Nicotinamide 10 mg, Pantpthenol 5 mg dan Lysine HCl 25 mg. Dosis yang digunakan
sudah tepat yaitu 0,6 mL perhari untuk anak 1-3 tahun.
Pasien mendapatkan terapi nebu Fluimucil. Fluimucil mengandung bahan aktif
N-acetylcistein, merupakan obat golongan mukolitik yang digunakan untuk
mengencerkan dahak pada saluran pernafasan. Mekanisme kerja N-acetylcistein
adalah membuka ikatan disulfida dari mukoprotein..
Pasien mendapatkan terapi injeksi Prednison 1-2mg/kgBB. Prednisone
digunakan sebagai antiinflamasi. Mekanisme keja Prednisone yaitu Prednisone
mengurangi inflamasi dengan cara menginhibisi migrasi sel polimorfonuklear dan
mengurangi peningkatan permeabilitas kapiler.Dosis menurut literatur adalah 1-
2mg/kgBB. Dari perhitungan dosis dalam 1 hari diperoleh 9,7-19,4mg per hari. Dosis
yang diberikan sesuai dengan literatur dengan berat badan pasien yaitu 9,7 kg.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pasien mendapatkan terapi Infus D5 ¼ NS digunakan untuk mengganti
suplai cairan dan menjaga elektrolit tetap normal. Ceftriaxone digunakan
sebagai pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah, Azitromisin
digunakan sebagai pengobatan infeksi saluran pernafasan atas dan bawah,
pasien mendapatkan terapi injeksi paracetamol karena pasien mengalami
demam naik turun turun naik dan untuk menjaga suhu normal, digunakan
terapi tambahan apialys drop indikasi penggunaan apialys drop yaitu untuk
memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh, nebu fluimucyl untuk
mengencerkan dahak pada saluran nafas akibat emfisema paru dan pasien
mendapatkan terapi prednisone sebagai antiinflamasi.
2. Pilihan terapi pasien sudah tepat dengan tatalaksana sesuai literatur.
3. Berdasarkan perhitungan dosis, didapatkan dosis yang digunakan sudah
sesuai dan terapi dilanjutkan.

5.2 Saran
Pemantauan efek samping obat dilakukan secara rutin dan dilakukan
penyesuaian dosis sesuai dengan dosis lazim dan kondisi fisik pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Dwita, O., Maharani, S, N., 2017, Pengaruh Merokok dan Defisiensi Alfa-1
Antitripsin terhadap Progresivitas Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
dan Emfisema, 2(6): 42
Masters, I, B., Isles, F, A., Grimwood, K., 2017, Necrotizing pneumonia: an
emerging
problem in children, 9(11):1-19
Morris DG, Sheppard D, 2006. Pulmonary emphysema: when more is less.
Physiology.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, 2009, Obstruksi Saluran Napas Akut.
Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editor.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing;. (2216-2229).
Sari, P., 2005, Anemia pada Penyakit Keganasan Anak, 4(6): 176-181
Sari, P., 2017, Nectrotizing Pneumonia pada Anak, 19(2): 114-118
Wright JL, Churg A. 2008, Pathologic features of chronic obstructive pulmonary
disease: diagnostic criteria and differential diagnosis. In: Fishman AP, Elias
JA, et al, editors. Fishman’s pulmonary diseases and disorders. 4th ed. New
York: McGrawHill.

You might also like