You are on page 1of 8

Volume 3, No.

1
e-ISSN : 2685-1997
April, 2020
p-ISSN :2685-9068

REAL in Nursing Journal (RNJ)


Research of Education and Art Link in Nursing Journal

https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index

Implementasi Evidence Based Nursing Pada


Pasien Hipertensi dan Rehumathoid Arthritis :
Studi Kasus

Muhammad Azhari Putra & Ratna Dewi

Program Studi Keperawatan dan Pendidikan Ners


Universitas Fort de Kock Bukittinggi, Indonesia
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No. 1
Putra, MA & Dewi, R. (2020). RNJ. 3(1) : 61 – 67

Implementasi Evidence Based Nursing Pada


Pasien Hipertensi dan Rematik : Studi Kasus
REAL in Muhammad Azhari Putra & Ratna Dewi
Nursing
Journal (RNJ)
ABSTRACT
Research of E duc ation and Art Link in Nursing J ournal

https://ojs.fdk.ac.id/inde Background: Problems that occur in elderly patients not only involve the
x.php/Nursing/index
patient itself but also involve the family as the closest person to the patient.
One important aspect of family nursing is the family, because the family is
the smallest unit in society which is the client or the recipient of nursing
Keywords: care. To achieve good treatment outcomes, implementation of evidence-
Management of Family based nursing is needed. The purpose of this study is to present the
Health, Hypertension, implementation of eviden-based nursing with mernimun juice to reduce high
Rheumatoid Arthtritis blood pressure and warm lemongrass therapy to reduce pain intensity in
the joints, each applied for 1 week. Method: In implementation,
Korespondensi: complementary therapy is applied to hypertension patients, given cucumber
Ratna Dewi juice. Results: can show significant results in the reduction of high blood
ratnadewi251183@gmail. pressure that is before given the intervention TD: 180 / 100mmhg after
com given the intervention obtained TD: 130/90 mmhg and decreased pain
intensity in hypertension patients using warm lemongrass compresses for 1
Prodi Keperawatan dan week. Conclusion: : The application of complementary therapies showed
Ners, Universitas Fort De improvement in patients suffering from rheumatism, therefore, the
Kock Bukittinggi application of evidence-based nursing in providing nursing care is
recommended.

ABSTRAK

Latar Belakang : Permasalahan yang terjadi pada pasien lanjut usia tidak hanya melibatkan pasien itu sendiri
tetapi juga melibatkan keluarga sebagai orang terdekat dari pasien tersebut. Salah satu aspek penting dari
keperawatan keluarga adalah keluarga, karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang
merupakan klien atau si penerima asuhan keperwatan. Untuk mencapai hasil perawatan yang baik, diperlukan
implementasi evidence-based nursing.Tujuan penelitian ini adalah mempersentasikan implementasi eviden-
based nursing dengan jus merntimun untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan terapi kompres hangat serai
untuk menurunkan intenstas nyeri pada sendi diaplikasikan masing-masing selama 1 minggu. Metode: Pada
implementasi, diterapkan terapi komplementer pada pasien hipertensi yaitu yang diberikan jus mentimun. Hasil:
menunjukan hasil yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah tinggi yaitu sebelum diberikan intervensi
TD: 180/100mmhg setelah diberikan intervensi didapatkan TD : 130/90 mmhg dan turunnya intensitas nyeri
pada pasien rematik dengan menggunakan kompres hangat serai selama 1 minggu. Kesimpulan: Penerapan
terapi komplementer yang di lakukan menunjukan perbaikan pada pasien yangmenderita hipertensi, karena itu,
penerapan evidence-based nursing ini dalam memberikan asuhan keperawatan direkomendasikan.

Kata Kunci : Manajemen Kesehatan Keluarga, Hipertensi, Rematik

61 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No. 1
Putra, MA & Dewi, R. (2020). RNJ. 3(1) : 61 – 67

PENDAHULUAN terjadinya kematian (Pradetyawan, 2015). Hasil


Salah satu aspek penting dari penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2016),
keperawatan keluarga adalah keluarga, karena faktor resiko stroke dalam hal ini hipertensi,
keluarga merupakan unit terkecil dalam dapat dicegah dan dikendalikan dengan
masyarakat yang merupakan klien atau si melakukan pola makan dan pola hidup yang
penerima asuhan keperwatan. Keluarga sehat secara keseluruhan (Kemenkes RI,
memiliki peran penting dalam menentukan cara 2016). Manajemen keseimbangan gaya hidup
asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang diperlukan untuk mengontrol kestabilan tekanan
sakit. Beberapa alasan penting meyakinkan darah (Kartika & Dewi, 2018)
mengapa unit keluarga harus menjadi fokus Menurut WHO ada satu miliar orang
sentral dari keperawatan keluarga, yaitu dalam yang terkena hipertensi. Peningkatan hipertensi
sebuah unit keluarga, disfungsi (penyakit, dari 600 juta jiwa pada tahun 1980 nenjadi 1
cedera, perpisahan) yang terjadi pada salah milyar (WHO, 2013). Dua pertiga penderita
satu anggota keluarga mempengaruhi anggota hipertensi hidup dinegara miskin dan
keluarga yang lain yang merupakan unit secara berkembang, berdasarkan data WHO dari 50%
keseluruhan.(Padila, 2013). penderita hipertensi yang diketahui hanya 25%
Keluarga adalah unit terkecil dari yang mendapat pengetahuan dan pengobatan
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga untuk mencegah kekambuhan dan pencegahan
dan beberapa orang yang berkumpul dan agar tidak terjadi komplikasi dan hanya 12,5%
tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap yang mendapatkan pengobatan dengan baik.
dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes Tiap tahunnya 7 juta orang diseluruh dunia
RI 1998 : Effendy, 1998). Sayekti (1994) dalam meninggal akibat hipertensi. Tahun 2000 saja
(Suprajitno, 2004) berpendapat bahwa keluarga hampir 1 milyar penduduk dunia menderita
adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup hipertensi.
atas dasar perkawinan antara orang dewasa Prevalensi hpertensi pada umur ≥ 18
yang berlainan jenis yang hidup bersama atau tahun di indonesia yang didapat melalui
seorang laki-laki atau seorang perempuan yang jawaban pernah didiagnosa tenaga kesehatan
sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik sebesar 9,4 persen, sedangkan yang pernah
anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam didiagnosa tenaga kesehatan atau sedang
sebuah rumah tangga. minum obat hipertensi sendiri sebesar 9,5
Menurut Undang-Undang Republik persen. Jadi, terdapat 0,1 persen penduduk
Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang yang minum obat sendiri, meskipun tidak
kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud pernah didiagnosa hipertensi oleh nakes.
dengan lanjut usia adalah seseorang yang telah Prevalensi hipertensi di indonesia berdasarkan
mencapai usia 60 tahun keatas (Kemenkes RI, hasil pengukuran umur ≥ 18 tahun sebesar
2014). 25,8 persen jadi cakupan nakes hanya 36,8
Terapi komplementer merupakan cara persen, sebagian besar (63,2%) kasus
penanggulangan penyakit yang dilakukan hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis
sebagai pendukung kepada pengobatan medis (Kemenkes RI, 2014)
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan Data yang didapat dari dinas
lain diluar pengobatan medis yang kesehatan provinsi sumatra barat pada tahun
konvensional (Friedman, 2010). Hipertensi 2017, hipertensi termasuk urutan ke 3 penyakit
dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang terbanyak di sumatra barat dengan angka
hal ini dikarenakan apabila seseorang kejadian 248.964 (13,8 % ) setelah penyakit
mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi Ispa dengan jumlah 705.659 (39,2 %) dan
dan orang tersebut tidak mendapatkan penyakit Gastritis dengan angka kejadian
pengetahuan untuk pengobatan secara rutin, 285.282 (15,8%) (Kemenkes RI, 2017)
maka dapat menyebabkan terjadinya kasus- Sedangkan rencana strategis Bukittinggi tahun
kasus serius bahkan dapat menyebabkan 2017 menyatakan bahawa hipertensi termasuk
62 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No. 1
Putra, MA & Dewi, R. (2020). RNJ. 3(1) : 61 – 67

urutan ke 2 penyakit terbanyak di Bukittingi METODE


dengan angka kejadian 15.704 setelah Studi kasus ini mengikuti tahapan
penyakit ISPA dengan jumlah 33.816 (Dinas berdasarkan Polit dan Beck (2012) tentang
Kesehatan Bukittinggi, 2016) implementasi EBN pada praktik keperawatan.
Berdasarkan survey awal yang Tahapan tersebut terdiri atas lima tahap, yaitu:
dilakukan di Puskesmas Lasi Canduang, (1) memunculkan pertanyaan (PICO), (2)
prevalensi kejadian hipertensi merupakan salah mencari evidenceterkait, (3) penilaian terhadap
satu penyakit terbanyak yang menempati evidenceyang didapatkan, dan (5) evaluasi
urutan ketiga setelah rematik dan ispa. Data penerapan EBN. Untuk tahap pertama,
bulan Januari-Agustus 2019 penderita pertanyaan yang dimunculkan berdasarkan
hipertensi rata-rata tiap bulannya 163 orang. PICO (Problem, intervention, comparison dan
(RM Puskesmas Lasi Canduang, 2019). outcome), yaitu “apakah yang dapat dilakukan
Peran perawat komunitas yang untuk menurunkan hipertensi dan skala nyeri
pertama adalah sebagai penyedia pelayanan pada pasien RA?”.
memberikan asuhan keperawatan melalui Setelah pertanyaan dirumuskan, tahap
pengkajian masalah keperawatan yang ada, kedua dilaksanakan dengan pencarian EBN
merencanakan tindakan keperwatan dan menggunakan data base elektronik yaitu google
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan scholar. Hasil penilaian terhadap artikel yang
kepada individu, keluarga, kelompok dan ditemukan pada tahap ketiga
masyarakat (Andriani, 2016). Asuhan merekomendasikan aplikasi terapi pemberian
keperawatan yang dilakukan dapat berupa jus mentimun untuk menurunkan hipertensi
terapi komplementer. Banyak terapi dan kompres hangat untuk menurunkan nyeri
komplementer yang dapat dilakukan pada sendi.
pasien hipertensi (Yulastri, Betriana & Kartika, Untuk tahap selanjutnya, penerapan
2019) EBN dilakukan terhadap seorang pasien
Carpenito (2009) mengatakan peran Hipertensi dan RA di komunitas yaitu di salah
perawat yang kedua adalah sebagai pendidik satu Nagari di Propinsi Sumatera Barat.
dan konsultan , memberikan pendidikan Sebelum intervensi dilaksanakan, prosedur
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dijelaskan kepada keluarga pasien. Kesediaan
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan keluarga diberikan melalui persetujuan verbal.
di masyrakat secara teroganisir dalam rangka Sebelum EBN diimplementasikan, dilakukan
menanamkan prilaku sehat, sehingga terjadi pengkajian secara komprehensif terhadap
perubahan prilaku seperti yang diharapkan pasien. Intervensi hipertensi tersebut
dalam mencapai derajat kesehatan yang dilaksanakan selama 1 minggu untuk
optimal. Peran perawat yang ke tiga adalah pemberian jus mentimun di mulai dari tanggal
sebagai panutan, perawat kesehatan 13 januari 2020.Terapi pemberian jus mentimun
masyarakat harus dapat memberikan contoh sebanyak 150 ml per hari selama 1 minggu dan
yang baik dalam bidang kesehatan pada RA pemberian kompres hangat serai dilakukan
individu, keluarga, kelompok dan masyrakat pada tanggal 20 Januari 2020 selama 1
tentang bagaimana tatacara hidup sehat yang minggu.
dapat ditiru dan di contoh oleh masyarakat Tahap terakhir adalah evaluasi
(Dewi, 2017). terhadap implementasi EBN. Penilaian tekanan
Berdasarkan latar belakang diatas darah dan skala nyeri dilakukan setiap hari
penulis tertarik untuk melakukan pengelolaan selama 1 minggu hari setelah pemberian jus
kasus pada pasien hipertensi dan Rheumathoid mentimun dan kompres hangat serai dilakukan.
Arthritis dengan judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan HASIL DAN PEMBAHASAN
Komplementer Pada Keluarga Tn. N Di Wilayah Hasil pengkajian yang dilakukan pada
Kerja Puskesmas Lasi Tahun 2020”. tanggal 24 Desember 2019 didapatkan data
63 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No. 1
Putra, MA & Dewi, R. (2020). RNJ. 3(1) : 61 – 67

bahwa klien sudah menderita hipertensi ± 2 kesehatan berupa penyuluhan hipertensi


tahun Ny.A mengatakan belum mengerti dengan menggunakan media lembar balik dan
tentang penyakitnya, Ny.A mengatakan menggunakan leafleat setelah penyuluhan
badannya sering tersa lemas dan pusing beliau selesai diharapkan klien bisa membaca kembali
juga mengatakan tidak pernah lagi mengikuti jika masih ada yang belum mengerti saat diberi
posyandu lansia karena harus menjaga penyuluhan, materi penyuluhan terdiri dari
cucunya, Ny. A mengatakan pola makan pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
keluarga tidak teratur begitu juga dengan makanan yang boleh dimakan dan makanan
dirinya, biasanya makan 2-3x sehari. Ny.A tidak boleh dimakan dan takaran penggunaan
makan makanan yang asam, asin dan pedas garam untuk penderita hipertensi, komplikasi
untuk penggunaan garam dapur sampai terasa dan pengobatan dari hipertensi.
garamnya. Beberapa tindakan mandiri yang dapat
Selain penyakit hipertensi yang di laksanakan perawat untuk membantu klien
dirasakan Ny. A, beliau mengatakan bahwa yaitu dengan menggunakan Manajemen Nyeri
kakinya sering terasa sakit saat berjalan skala untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri
nyeri yang dirasakan 6 (sedang) Ny. A dan meningkatkan rasa nyaman. Menggunakan
mengatakan sebelumnya tidak pernah memiliki komunikasi terapeutik untuk mengetahui
riwayat sakit sendi dari hasil observasi peneliti pengalaman nyeri pasien yaitu dengan
Ny. A tampak berjalan dengan pelan-pelan dan menggunakan teknik distraksi, relaksasi
terkadang tampak berjalan sambil memegangi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage,
dinding-dinding atau benda di sekitarnya. guided imaginary, kompres air hangat, teknik
Ny. A mengatakan ingin segera relaksasi otot progresif dalam, relaksasi
sembuh dari penyakit yang dialaminya, dan genggam jari (Utami & Kartika, 2018). Selain itu
ingin merubah pola akan yang sehat Ny. A juga dapat menggunakan obat dan
mengatakan bagaimana cara menangani pemanfaatan bua-buahan serta sayuran.
penyakit yang dialaminya. Hal ini sejalan Pengobatan yang diberikan pada
dengan penelitian yang mengatakan bahwa masalah keperawatan kesiapan meningkatkan
masih ada 43.5% lansia memiliki pengetahuan manajemen kesehatan pada Ny. A berupa
yang kurang baik dalam manajemen nyeri terapi komplementer yang diberikan pada
(Kartika, 2019). tanggal 13 Januari 2020 adalah pemberian jus
Penyakit yang terjadi pada Ny. A mentimun dilakukan selama 1 minggu karena
disebabkan oleh beberapa hal usia, jenis buah mentimun yang sangat mudah
kelamin, genetik, minum obat tidak teratur dan didapatkan. Menurut Meilinasari dalam jurnal
tanpa pengawasan dokter, pola makan, dan (Akbar Tukan, 2018) mentimun dapat
gangguan tidur. Data pengkajian yang telah mengobati hipertensi karena kandungan
diperoleh kemudian dianalisis sehingga mineralnya yaitu potassium, magnesium, dan
ditemukan masalah keperawatan pospor yang bersifat diuretik dengan
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan, kandungan air yang tinggi sehingga membantu
kesiapan meningkatkan meningkatkan menurunkan tekanan darah. Potasium
manajemen kesehatan , dan resiko jatuh. umumnya banyak didapati pada beberapa buah
Sesuai dengan diagnosa klien dan sayuran.
intervensi yang dilakukan untuk mengatasi
hipertensi, nyeri sendi, minum obat tidak teratur Mills & Bone (2010) mengatakan Buah
yang dialami klien dengan menggunakan dan sayuran yang mengandung potasium
pemberian penyuluhan, pengaturan pola sangat baik di konsumsi penderita tekanan
makan, pemberian jus mentimun dan kompres darah tinggi .Mentimun memiliki efek yang
hangat. sama seperti obat hipertensi ACE inhibitor,
Untuk diagnosa keperawatan ketidakefektifan untuk menghambat protein angiotensin I dalam
pemeliharaan kesehatan diberikan pendidikan darah. Bila protein ini tidak dihambat, maka
64 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No. 1
Putra, MA & Dewi, R. (2020). RNJ. 3(1) : 61 – 67

protein ini dapat berubah menjadi angiotensin II Dalam tindakan pemberian kompres
yang dapat menyebabkan penyempitan hangat memakai serai yang telah dilakukan,
pembuluh darah (vasokonstriksi). Akibatnya, didapatkan intensitas nyeri Ny. A sebelum
tekanan darah meningkat.Satu porsi 50 gram dilakukan kompres hangat memakai serai
timun mengandung 80 gram kalium, yang baik adalah 6 (nyeri sedang) dan intensitas nyeri Ny.
untuk menurunkan darah. Dalam tubuh, kalium A sesudah dilakukan kompres hangat memakai
bekerja melebarkan pembuluh darah sehingga serai menurun menjadi 3 (nyeri ringan).
tekanan darah menurun (Akbar Tukan, 2018). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Dalam tindakan pemberian jus dilakukan oleh Marlina Andriani dengan judul
mentimun sebanyak 150 ml per hari selama 1 yaitu pengaruh kompres serei hangat terhadap
mingguyang telah dilakukan guna untuk penurunan intensitas nyeri artritis rheumatoid
menurunkan tekanan darah tinggi pada Ny. A pada lanjut usia. Dimana didapatkan hasil
dimana didapatkan nilai tekanan darah Ny. A sebelum dilakukan kompres hangat memakai
sebelum dilakukan pemberian jus timun adalah serai dari 30 responden rata-rata mengalami
180/100 mmHg dan nilai tekanan darah Ny. A skalanya nyeri 6.00 (nyeri sedang) dengan
sesudah dilakukan pemberian jus mentimun di skala tertinggi 8 (nyeri berat) dan skala terkecil
hari ke-4 menurun jadi 160/90 mmHg dan hasil 3 (nyeri ringan) dan setelah dilakukan kompres
akhir pada implementasi ini tepatnya pada hari hangat memakai serai didapatkan hasil skala
ke-7 didapatkan hasil TD: 130/90 mmHg. nyeri rata-ratanya adalah 3.67 (nyeri ringan)
Hal ini sesuai dengan penelitian yang sedangkan sekala tertinggi 6 (nyeri sedang)
dilakukan oleh Ramdya Akbar Tukan dengan dan skala terkecil 2 (nyeri ringan). Rezkiki
judul “efektifitas jus mentimun dalam (2017) mengungkapkan bahwa intervensi
menurunkan tekanan darah pada pasien keperawatan yang dilakukan secara terus
hipertensi”, dimana didapatkan hasil tekanan menerus dan berkesinambungan sesuai SOP
darah dari 20 responden setelah dilakukan dapat mempercepat proses penyembuhan
pemberian jus mentimun sebanyak 150 ml pasien. Demikian juga dengan Ny. A yang
selama 7 hari dapat menurunkan tekanan secara terkontrol diberikan terapi herbal berupa
darah sistolik dan diastolik pada laki-laki dan jus mentimun dan kompres serei hangat yang
perempuan hipertensi secara signifikan. sesuai dengan SOP, dapat mempercepat
Untuk tindakan komplementer lainnya penurunan tekanan darah dan mengurangi rasa
yaitu dengan masalah keperawatan resiko jatuh nyeri artritis rheumatoid yang dirasakan.
dimana Ny. A mengatak kakinya terasa sakit
sehingga membuatnya sulit berjalan. Tindakan KESIMPULAN
komplementer yang dilakuan pada Ny. A pada Hasil penatalaksanaan EBN terapi
masalah ini adalah pemberian kompres hangat pemberian jus mentimun terhadap penurunan
serai untuk menurunkan intensitas nyeri, tekananan darah tinggi. Berdasarkan teori dan
tindakan ini dilakukan pada tanggal 20 Januari fakta dapat disimpulkan pada tanggal 13
2020 selama 1 minggu. Januari 2020 dilakukan pemberian jus
Dalam buku Herbal Indonesia mentimun pada pasien dengan tekanan darah
disebutkan bahwa khasit tanaman serei sebelum dilakukan tindakan TD: 180/100
mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat mmHg dan sesudah dilakukan tindakan TD:
kimiawi dan efek farmakologi yaitu rasa pedas 130/90 mmHg disertai meminum obat
dan bersifat hangat sebagai anti radang (anti hipertensi secara teratur. Selain pemberian jus
inflamasi) dan menghilangkan rasa sakit atau mentimun pasien juga diberikan tindakan
nyeri yang bersifat analgetik serta melancarkan komplementer kompres hangat serai untuk
sirkulasi darah, yang di indikasikan untuk menurunkan intensitas nyeri dimana pada
menghilangkan nyeri otot dan nyeri sendi pada pengkajian awal didapat skala nyeri 6 (sedang)
penderita artritis rheumatoid, badan pengalinu dan telah diberikan kompres hangat serai
dan sakit kepala (Hembing, 2007).
65 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No. 1
Putra, MA & Dewi, R. (2020). RNJ. 3(1) : 61 – 67

selama 1 minggu, dan didapatkan hasil akhir Hembing, W. (2007). Tanaman Berkhasiat Obat
intensitas nyeri menurun menjadi 3 (ringan) di Indonesia. Pustaka Kartini.
Diharapkan kepada tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan Kartika, I. R. (2019). Deskripsi Pengetahuan
keperawatan komplementer pada keluarga Tentang Manajemen Nyeri Pada
dengan Hipertensi dan RA agar lebih Lansia. Real in Nursing Journal, 2(3),
profesional serta dapat melakukan 137-143.
pembaharuan terhadap tindakan keperawatan
sesuai dengan Evidance Based Nursing. Kartika, I. R., & Dewi, R. (2018). MANAJEMEN
KESEIMBANGAN GAYA HIDUP DAN
UCAPAN TERIMAKASIH KESTABILAN TEKANAN DARAH
Ucapan terimakasih disampaikan MASYARAKAT USIA PRODUKTIF.
kepada Rektor, Dekan dan Kaprodi yang telah Real in Nursing Journal, 1(1), 12-19.
memfasilitasi peneliti dalam melakukan
penelitian, ucapan terimakasih ini juga Kemenkes RI. (2014a). Pusat Data dan
dihaturkan kepada salah satu puskesmas Informasi Kesehatan Lansia RI (pp.
Sumatera Barat yang telah memfasilitasi 2–3). Kemenkes RI. kemenkes.go.id
pengimplementasian evidence-based nursing
terhadap pasien yang mengalami Hipertensi Kemenkes RI. (2014b). Riset Kesehatan Dasar
dan Rheumatoid Arthritis. (pp. 88–90). Kemenkes RI.

DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. (2016). Pusat Data dan


Akbar Tukan, R. (2018). Efektifitas Jus Informasi Hipertensi Kesehatan RI
Mentimun Dalam Menurunkan (pp. 4–7). Kemenkes RI. depkes.go.id
Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi. Journal of Borneo Holistic Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan
Health, Volume 1(1), 43–50. Sumatera Barat Tahun 2016 (pp. 43–
48). Kemenkes RI.
Andriani, M. (2016). Pengaruh Kompres Serei
Hangat Terhadap Penurunan Padila. (2013). Keperawatan Gerontik. Nuha
Intensitas Nyeri Artritis Rheumatoid Medika.
Pada Lanjut Usia. Jurnal Iptek
Terapan, 10(1). Rezkiki, F., Dharma, S., & Yasmi. (2017).
https://doi.org/10.22216/jit.2016.v10i1 Pengaruh Penerapan Nursing Clinical
.431 Pathway terhadap Lama Hari Rawat
Pasien Stroke Non Hemoragik. Jurnal
Dewi, K. C. (2017). Hubungan Pengetahuan IpteksTerapan. Vol.12, No.1, 8-18
Tentang Diet Garam Dengan
Tekanan Darah Pada Lansia Di Sudiharto. (2012). Asuhan Keperawatan
Puskesmas Bahu Kota Manado. Keluarga Dengan Pendekatan
Jurnal Keperawatan, 5(1), 1–4. Keperawatan Transkultural. EGC.

Dinas Kesehatan Bukittinggi. (2016). Rencana Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan


Strategis : Dinas Kesehatan Keluarga Aplikasi dan Praktik. EGC.
Bukittinggi 2016-2021 (II, p. 28). DKK
Provinsi Sumatera Barat. Utami, A. D., & Kartika, I. R. (2018). Terapi
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Komplementer Guna Menurunkan
Keluarga : Riset, Teori, dan, Praktek Nyeri Pasien Gastritis: Literatur
(5th ed.). EGC.
66 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 3, No. 1
Putra, MA & Dewi, R. (2020). RNJ. 3(1) : 61 – 67

Review. REAL in Nursing Journal


(RNJ), 1(3), 123–132.

WHO. (2013). World Health Day 2013: Mesure


Your Blood Preasure, Reduce Your
Risk. http://www.who.int

Yulastari, P. R., Betriana, F., & Kartika, I. R.


(2019). Terapi Musik Untuk Pasien
Hipertensi: A Literatur Review. Real in
Nursing Journal, 2(2), 56-65.

67 | R N J

You might also like