You are on page 1of 11

Volume 5, No.

1
e-ISSN : 2685-1997
April, 2022
p-ISSN : 2685-9068

REAL in Nursing Journal (RNJ)


Research of Education and Art Link in Nursing Journal

https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index

Pengaruh Latihan Isometrik Untuk Menurunkan


Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

Febria Naldi, Lisavina Juwita & Silvia

Program Studi Keperawatan dan Pendidikan Ners


Universitas Fort de Kock Bukittinggi, Indonesia
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 5, No. 1
Naldi, F, Juwita, L & Silvia. (2022). RNJ. 5(1) : 8-17

Pengaruh Latihan Isometrik Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada


Penderita Hipertensi
REAL in Febria Naldi1, Lisavina Juwita2* & Silvia3
Nursing
Journal (RNJ) ABSTRACT
Research of Education and Art Link in Nursing Journal

Background: Non-pharmacological therapy is one of the right choices for


https://ojs.fdk.ac.id/inde people with hypertension as an effort to control blood pressure. Pakan Salasa
x.php/Nursing/index Community Health Center is one of the health centers with a fairly high finding
of hypertension patients, which is an average of 30 hypertension patients per
month in 2020. This study aimed to determine The Effect of Isometric Exercise
to decrease the Blood Pressure of Hypertension Patients. Methods: The type
Keywords: of this research was pre-experimental with a one group pretest posttest design
Isometric, Blood Pressure, approach. It was carried out on April - June 2021 with 10 respondents were
Hypertension chosen as the samples. The data were collected through blood pressure
observation sheet. Then, it was analyzed by univariate and bivariate analysis
Korespondensi: by using paired t-test. Results: There was a difference in the average blood
Lisavina Juwita pressure of respondents before and after the intervention with an average
fdklisa@gmail.com difference of 12.5/9 mmHg and p value = 0.005 where there was a
1 significant decrease in blood pressure after the intervention. Conclusion: In
Mahasiswa Keperawatan
short, it can be concluded that regular isometric exercise had a significant
dan Pendidikan Ners
Universitas Fort De Kock
effect on reducing blood pressure in patients with hypertension. It is expected
that people with hypertension will doing physical activity with isometric
Dosen Keperawatan dan
2,3 exercises on a regular basis which is proven to be effective in lowering blood
Pendidikan Ners Universitas pressure.
Fort De Kock

Abstrak
Terapi non farmakologis merupakan salah satu pilihan tepat bagi penderita hipertensi dalam upaya pengendalian
tekanan darah. Puskesmas Pakan Salasa merupakan salah satu puskesmas dengan temuan pasien hipertensi
yang cukup tinggi, yaitu rata-rata sebanyak 30 pasien hipertensi setiap bulannya pada tahun 2020. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan isometrik untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Jenis penelitian ini pra eksperimental dengan pendekatan one group pretest posttest design yang telah
dilaksanakan pada bulan April - Juni 2021 dengan populasi seluruh pasien hipertensi dengan besaran sampel
sebanyak 10 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi tekanan darah. Analisis data
meliputi analisis univariat dan analisia bivariat yang menggunakan uji paired t-test. Terdapat perbedaan rata-rata
tekanan darah responden antara sebelum dengan setelah intervensi dengan beda rata- rata 12,5/9 mmHg dan
nilai p = 0,005 dimana terjadi penurunan tekanan darah yang signifikan setelah intervensi. Disimpulkan bahwa
latihan isometrik secara teratur berpengaruh signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Diharapkan kepada penderita hipertensi untuk melakukan aktivitas fisik latihan isometric secara teratur
yang terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah.

Kata Kunci : Isometrik, Tekanan Darah, Hipertensi

8|RN J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 5, No. 1
Naldi, F, Juwita, L & Silvia. (2022). RNJ. 5(1) : 8-17

PENDAHULUAN Health Organization) memperkirakan penyakit


Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah tidak menular menyebabkan sekitar 60%
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia.
diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali Perubahan pola struktur masyarakat dari
pengukuran dengan selang waktu lima menit agraris ke industri dan perubahan gaya hidup,
dalam keadaan cukup istirahat/tenang. sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai suatu
Hipertensi merupakan tekanan darah persisten hal yang melatar belakangi meningkatnya
dengan tekanan darah sistoliknya di atas 140 prevalensi penyakit tidak menular, sehingga
mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg. angka kejadian penyakit tidak menular semakin
Hipertensi sering disebut pembunuh diam-diam bervariasi dalam transisi epidemiologi. Salah
(silent killer) karena tidak memberikan gejala satu penyakit yang termasuk dalam kelompok
yang khas, tetapi bisa meningkatkan kejadian penyakit tidak menular tersebut yaitu hipertensi.
stroke, serangan jantung, penyakit ginjal kronik Hipertensi selain dikenal sebagai penyakit, juga
bahkan kebutaan jika tidak dikontrol dan merupakan faktor risiko penyakit jantung,
dikendalikan dengan baik. Komplikasi hipertensi pembuluh darah, ginjal, stroke dan diabetes
menyebabkan sekitar 9,4 kematian di seluruh mellitus (Depkes RI, 2016) Di Indonesia, pada
dunia setiap tahunnya. Menurut data dari usia 25-44 tahun prevalensi hipertensi sebesar
World Health Organization (WHO et al., 29%, pada usia 45-64 tahun sebesar 51% dan
2020). pada usia >65 tahun sebesar 65%. Dibandingkan
usia 55-59 tahun, pada usia 60-64 tahun terjadi
Hipertensi merupakan salah satu penyebab peningkatan risiko hipertensi sebesar 2,18
kematian utama di negara maju maupun negara kali, usia 65-69 tahun 2,45 kali dan usia >70
berkembang, karena perjalanan penyakitnya tahun 2,97 kali (Nuraini, 2015).
yang sangat perlahan dan penderitanya tidak
menunjukkan gejala selama bertahun-tahun Menurut American Heart Association (AHA),
sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna penduduk Amerika yang berusia diatas 20
sehingga disebut “the silent killer” tahun menderita hipertensi telah mencapai angka
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Para peneliti hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-
mengestimasi bila hipertensi menyebabkan 95% kasus tidak diketahui penyebabnya
kematian sekitar sembilan juta orang pertahun. (Kemenkes RI, 2014). Diperkirakan sekitar 80%
Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di
disetiap tahun semakin meningkat. Penyakit negara berkembang pada tahun 2025, dari
hipertensi merupakan penyebab kematian nomor jumlah 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini
lima tertinggi di Indonesia (Kementerian diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar kasus
Kesehatan RI, 2018). di tahun 2025 (Silviana Tirtasari, 2013).
Prevalensi hipertensi di Provinsi Sumatera Barat
Hipertensi menjadi penyebab 45% kematian menunjukkan sudah mencapai sebesar 22,6%.
akibat serangan jantung dan 51% akibat stroke Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
diseluruh duniaSecara global WHO (World Barat tahun 2014 hipertensi merupakan 5

9|RN J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 5, No. 1
Naldi, F, Juwita, L & Silvia. (2022). RNJ. 5(1) : 8-17

penyakit terbanyak yang di derita oleh menyatakan bahwa latihan isometrik telah
masyarakat dengan jumlah penderita 84.345 menunjukkan pengurangan tekanan darah
orang. Survey yang dilakukan di Puskesmas istirahat. Keuntungan melakukan latihan
Pakan Selasa Kabupaten Solok Selatan isometrik dalam jangka waktu pendek secara
didapatkan data pasien dengan hipertensi kontinyu (2 menit), menyebabkan tekanan darah
cukup tinggi, dari bulan Januari sampai dan denyut jantung mencapai nilai yang stabil
Desember 2020 terdapat 696 pasien dengan (Susanti & Sulistyana, 2020).
hipertensi.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal
Penatalaksanaan hipertensi terbagi dua yaitu, jantung,strok dan gagal ginjal. Disebut sebagai
terapi farmakologis dan non farmakologis. “pembunuh diam-diam” karena orang hipertensi
Pengobatan hipertensi secara non- sering tidak menemukan gejala. Oleh karena
farmakologis dapat dilakukan dengan mengubah itu, penderita hipertensi dalam pengobatannya
gaya hidup yang lebih sehat, salah satunya tidak hanya menggunakan obat-obatan, tetapi
Latihan isometrik bermanfaat menurunkan bisa menggunakan alternatif non farmakologis
tekanan darah istirahat sistolik dan diastolik. dengan menggunakan metode yang lebih mudah
apabila dilakukan secara teratur, selain itu dan murah yaitu dengan menggunaan terapi
manfaat tambahan memperbaiki massa otot dan Latihan isometrik dapat digunakan sebagai
kekuatan tubuh bagian atas dan bawah, salah satu terapi yang dapat juga bermanfaat
penurunan lemak tubuh, meningkatkan untuk memperbaiki massa otot, kekuatan
kepadatan tulang, mencegah patah tulang, dan tubuh bagian atas dan bawah, meningkatkan
peningkatan kualitas hidup. (Susiladewi dkk, kepadatan tulang, dan mengurangi resiko fraktur
2017). Latihan isometrik adalah latihan yang tulang (Silviana Tirtasari, 2013).
memerlukan kekuatan otot tubuh baik untuk
latihan pemanasan atau untuk program latihan Berdasarkan permasalahan diatas, mendukung
rehabilitasi. Latihan isometrik dapat mencegah penelitian untuk melakukan penelitian mengenai
terjadinya atrofi otot (Sumaryanti, 2009). pengaruh latihan isometrik untuk menurunkan
tekanan darah pada penderitaan hipertensi di
Latihan isometrik berkaitan dengan perubahan wilayah kerja Puskesmas Pakan Selasa
hemodinamik akut yang meliputi peningkatan Kabupaten Solok Selatan Pada Tahun 2021.
tekanan darah sistolik, diastolik, dan rata-rata
tekanan darah arterial, dan juga meningkatkan METODE PENELITIAN
denyut jantung dan curah jantung. latihan Jenis penelitian ini pra eksperimental dengan
isometrik juga bermanfaat untuk memperbaiki pendekatan one group pretest posttest design
massa otot, kekuatan tubuh bagian atas dan dimana sebelum diberlakukan (pretest) di ukur
bawah, meningkatkan kepadatan tulang, dan tekanan darah pasien dan kemudian setelah
mengurangi resiko fraktur tulang (Susiladewi dkk, diberikan perlakuan (postest) di ukur kembali
2017). Penelitian yang dilakukan oleh (Baross, tekanan darah pasien (Notoatmodjo, 2018). Pada
Willes, and Swaine, 2013 dalam (Anggi, 2020)) penelitian ini pengambilan sampel dilakukan

10 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 5, No. 1
Naldi, F, Juwita, L & Silvia. (2022). RNJ. 5(1) : 8-17

dengan teknik purposive Sampling, yaitu Pakan Selasa Kabupaten Solok Selatan yang
pengambilan sampel didasarkan pada suatu dilaksanakan pada bulan April - Juni 2021.
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti Intervensi latihan isometrik dilaksanakan
sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi sebanyak 12 kali selama 4 minggu.
yang sudah diketahui sebelumnya. Menurut Pengumpulan data menggunakan lembar
Sugiyono (2012) ukuran besar sampel untuk observasi tekanan darah. Analisis data meliputi
penelitian sederhana adalah 10 s/d 20 orang. analisis univariat dan analisia bivariat yang
Pada penelitian ini peneliti mengambil 10 orang menggunakan uji paired t-test.
pendertita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

HASIL PENELITIAN
1. Rata-rata Tekanan Darah Responden Sebelum Intervensi

Tabel 1
Rata-rata Tekanan Darah Responden Sebelum Intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakan Salasa
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2021
Tekanan darah pre test N Mean SD Min – Max
Sistolik 10 153 7,14 140-160
Diastolik 96,5 5,29 90 – 105

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan terendah sebelum intervensi adalah 140 mmHg
darah responden sebelum intervensi adalah 153/ dan tertinggi 160 mmHg sedangkan tekanan
96,5 mmHg (hipertensi stage I) dengan standar darah diastolic terendah sebelum intervensi
deviasi 7,14/5,29 mmHg. Tekanan darah sistolik adalah 90 dan tetinggi 105 mmHg.

2. Rata-rata Tekanan Darah Responden Sesudah Intervensi

Tabel 2
Rata-rata Tekanan Darah Responden Sesudah Intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakan Salasa
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2021
Tekanan darah post test N Mean SD Mean Diff P-value
Sistolik Pre test 10 153 7,14 12,5 0,005
Post test 140,5 5,5
Diastolik Pre test 96,5 5,29 9,0 0,024
Post test 87,5 6,34

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan intervensi adalah 130 mmHg dan tertinggi 150
darah responden sesudah intervensi adalah 140/ mmHg sedangkan tekanan darah diastolic
87,5 mmHg dengan standar deviasi 5,5/6,34 terendah sebelum intervensi adalah 80 dan
mmHg. Tekanan darah sistolik terendah sebelum tetinggi 100 mmHg.

11 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 5, No. 1
Naldi, F, Juwita, L & Silvia. (2022). RNJ. 5(1) : 8-17

3. Pengaruh Latihan Isometrik untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

Tabel 3
Pengaruh Latihan Isometrik untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakan Salasa Kabupaten Solok Selatan Tahun 2021

Tekanan darah post test N Mean SD Min – Max


Sistolik 10 140,5 5,5 130-150
Diastolik 87,5 6,34 80 – 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan angka kematian / mortalitas (Triyanto, 2014).
rata-rata tekanan darah sistolik responden antara Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan
sebelum dan sesudah intervensi dengan beda darah sistol lebih dari 120 mmHg dan tekanan
rata-rata 12,5 mmHg dan nilai p = 0,005 serta diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2014).
terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah Hipertensi merupakan tekanan darah persisten
diastolic antara sebelum dan sesudah intervensi dengan tekanan darah sistoliknya di atas 140
dengan beda rata-rata 9 mmHg dan nilai p = mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg.
0,024, dimana terjadi penurunan tekanan
darah setelah intervensi. Maka dapat dinyatakan Peningkatan tekanan darah atau hipertensi
bahwa latihan isometrik berpengaruh signifikan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
terhadap penurunan tekanan darah pada kenaikan berat badan berlebih dan gaya hidup
penderita hipertensi. (pola konsumsi tinggi garam, kebiasaan dan
aktifitas fisik) memiliki peran yang utama dalam
PEMBAHASAN menyebabkan peningkatan tekanan darah
(hipertensi). Kebanyakan pasien hipertensi
Rata-rata Tekanan Darah Responden Sebelum memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian
Intervensi pada berbagai populasi menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas)
tekanan darah responden sebelum intervensi memberikan risiko 65-70 % untuk terkena
adalah 153/ 96,5 mmHg (hipertensi stage I) hipertensi primer (Saing, 2016).
dengan standar deviasi 7,14/5,29 mmHg.
Tekanan darah sistolik terendah sebelum Sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah
intervensi adalah 140 mmHg dan tertinggi 160 dilakukan oleh Susiladewi, dkk (2017) tentang
mmHg sedangkan tekanan darah diastolic pengaruh latihan isomerik terhadap tekanan
terendah sebelum intervensi adalah 90 dan darah pasien hipertensi. Hasil penelitian ini
tertinggi 105 mmHg. Hipertensi adalah suatu menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah
keadaan dimana seseorang mengalami responden sebelum intervensi adalah
peningkatan tekanan darah diatas normal 174,62/99,12 mmHg. Asumsi peneliti bahwa
yang mengakibatkan angka (morbiditas) dan sebelum intervensi secara keseluruhan

12 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 5, No. 1
Naldi, F, Juwita, L & Silvia. (2022). RNJ. 5(1) : 8-17

responden menunjukkan kondisi tekanan darah adalah 140/ 87,5 mmHg dengan standar deviasi
yang tinggi (hipertensi) dimana rata-rata 5,5/6,34 mmHg. Tekanan darah sistolik terendah
tekanan darah responden >140/90 mmHg. sebelum intervensi adalah 130 mmHg dan
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tertinggi 150 mmHg sedangkan tekanan darah
peningkatan tekanan darah atau kejadian diastolic terendah sebelum intervensi adalah 80
hipertensi, faktor utama penyebab hipertensi dan tertinggi 100 mmHg. Salah satu faktor
primer adalah faktor gaya hidup yaitu pola pemicu peningkatan tekanan darah atau kejadian
makan, istirahat, gaya hidup dan aktifitas fisik. hipertensi adalah kurangnya aktifitas fisik dan
kelebihan berat badan (Saing, 2016). Latihan
Isometrik merupakan salah satu aktifitas fisik
Sebelum intervensi ditemukan lebih dari sebagian dalam bentuk latihan yang mampu menurunkan
(60%) responden adalah pasien dengan derajat tekanan darah pada penderita hipertensi.
hipertensi stage Idan kurang dari sebagian
(40%) dengan derajat hipertensi stage II. Latihan isometrik adalah latihan yang
Keluhan-keluhan yang dikemukakan oleh memerlukan kekuatan otot tubuh baik untuk
responden cenderung lebih banyak pada latihan pemanasan atau untuk program latihan
kelompok hipertensi stage II seperti mudah lelah, rehabilitasi. Latihan isometrik dapat mencegah
sakit kepala, jantung berdebar gelisah dan sulit terjadinya atrofi otot (Sumaryanti, 2009). Latihan
tidur. Sedangkan pada kelompok hipertensi isometrik berkaitan dengan perubahan
stage I rata-rata menyatakan keluhan mudah hemodinamik akut yang meliputi peningkatan
lelah dan sering sakit kepala. tekanan darah sistolik, diastolik, dan rata-rata
tekanan darah arterial, dan juga meningkatkan
Peningkatan tekanan darah pada penelitian ini denyut jantung dan curah jantung. Latihan
juga berbanding lurus dengan bertambahnya isometrik juga bermanfaat untuk memperbaiki
usia, dimana hipertensi stage II mayoritas terjadi massa otot, kekuatan tubuh bagian atas dan
pada kelompok responden dengan usia yang bawah, meningkatkan kepadatan tulang, dan
lebih tua (rata-rata > 45 tahun). Hal ini berkaitan mengurangi resiko fraktur tulang (Susiladewi dkk,
dengan faktor usia yang merupakan salah satu 2017).
faktor yang tidak dapat dirobah sebagai pencetus
peningkatan tekanan darah, dimana seiring Sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah
bertambahnya usia maka juga akan terjadi dilakukan oleh Susiladewi, dkk (2017) tentang
penurunan kondisi fisik, termasuk penurunan pengaruh latihan isomeric terhadap tekanan
tingkat elastisitas pembuluh yang dapat memicu darah pasien hipertensi. Hasil penelitian ini
peningkatan tekanan darah. menunjukkan bahwa rata- rata tekanan darah
responden sesudah intervensi adalah
Rata-rata Tekanan Darah Responden 140,44/86,88 mmHg. Asumsi peneliti bahwa
Sesudah Intervensi setelah 4 minggu latihan istometrik dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi latihan 3 kali seminggu terlihat adanya
tekanan darah responden sesudah intervensi penurunan tekanan darah pada penderita

13 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 5, No. 1
Naldi, F, Juwita, L & Silvia. (2022). RNJ. 5(1) : 8-17

hipertensi jika dibandingkan dengan sebelum Keterkaitan antara latihan isometrik dengan
intervensi. Setelah intervensi ditemukan penurunan tekanan darah telah dijelaskan oleh
mayoritas responden yaitu sebanyak 9 orang McGowan, et. Al (2007) dalam Susiladewi, dkk
(90%) responden dengan tekanan darah berada (2017) yang menyatakan bahwa mekanisme
pada rentang hipertensi stage I dan hanya 1 adaptasi merupakan teori yang mendasari
orang (10%) responden dengan rentang penurunan tekanan darah akibat latihan isometrik.
tekanan darah diastolic berada pada kategori Secara fisiologis terdapat mekanisme shear
hipertensi stage II. stress yang diakibatkan oleh stimulus iskemik
yang berakibat pada meningkatnya aliran
Setelah intervensi secara keseluruhan responden darah pada pembuluh darah distal. Mekanisme ini
menyatakan gejala hipertensi jauh lebih ringan menginduksi adanya pelepasan vasodilator
dibandingkan sebelum melakukan latihan sehingga terjadi penurunan resistensi perifer.
isometrik, tubuh terasa lebih segar dan tidak Lebih lanjut latihan isometrik dapat meningkatkan
mudah lelah, keluhan sakit kepala berkurang kontrol tubuh terhadap sistem neurokardiak yang
serta tidak ditemukan lagi responden yang mempengaruhi saraf simpatis. Hal ini
mengeluhkan jantung berdebar dan sulit tidur di menyebabkan adanya respon vagal yang
malam hari. Hal ini menunjukkan adanya mengakibatkan terjadinya penurunan
indikasi pengaruh latihan isometrik terhadap kontraktilitas jantung. Penurunan resistensi perifer
penurunan tekanan darah pada penderita dan penurunan kotnraktilitas jantung
hipertensi. menyebabkan penurunan tekanan darah
(Guyton & Hall, 2006 dalam (Susiladewi dkk,
2017).
Pengaruh Latihan Isometrik untuk
Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Latihan isometrik secara fisiologis juga
Hipertensi meningkatkan aktifitas fisik dalam skala
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ringan hingga sedang, namun pada penelitian ini
perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik intensitas latihan hanya dilakukan dalam skala
responden antara sebelum dan sesudah sedang untuk menghindari cedera atau efek
intervensi dengan beda rata-rata 12,5 mmHg dan samping negatif dari latihan karena sifat latihan
nilai p = 0,005 serta terdapat perbedaan rata-rata isometrik merupakan memberikan tahanan pada
tekanan darah diastolic antara sebelum dan otot dan sendi. Peningkatan aktifitas fisik pada
sesudah intervensi dengan beda rata-rata 9 dasarnya akan membantu meningkatkan sekresi
mmHg dan nilai p = 0,024, dimana terjadi hormon endorphin, dimana aktifitas fisik akan
penurunan tekanan darah setelah intervensi. merangsang kelenjar pituitary untuk melepaskan
Maka dapat dinyatakan bahwa latihan isometrik hormon endorphin sehingga terjadi peningkatan
berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar endorphine di dalam darah. Hormon ini
tekanan darah pada penderita hipertensi. dapat berfungsi sebagai obat penenang alami
yang diproduksi otak yang menyalurkan rasa
nyaman dan meningkatkan kadar endorphin

14 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 5, No. 1
Naldi, F, Juwita, L & Silvia. (2022). RNJ. 5(1) : 8-17

dalam tubuh untuk mengurangi tekanan darah keseluruhan responden terlihat lebih rileks dan
tinggi (Shindu, 2006 dalam Sinarsari, 2020). lebih berenergi. Responden juga menyatakan
bahwa setelah latihan isometrik keluhan- keluhan
Olahraga terbukti dapat meningkatkan kadar b- seperti sakit kepala, mudah lelah, jantung
endrohpin empat sampai lima kali dalam darah. berdebar jauh lebih ringan dibandingkan sebelum
Sehingga, semakin banyak melakukan latihan intervensi. Selain itu responden juga menyatakan
maka akan semakin tinggi pula kadar b- keluhan sulit tidur di malam hari tidak lagi
endrophin. Ketika seseorang melakukan latihan dirasakan setelah melakukan latihan isometrik.
maka b-endorphin akan keluar dan ditangkap
oleh reseptor dalam hipotalamus dan system Mekanisme penurunan tekanan darah dengan
limbic yang berfungsi untuk mengatur emosi. latihan isometrik berkaitan dengan terjadinya
Peningkatan b- endorphin terbukti berhubungan mekanisme shear stress yang diakibatkan oleh
erat dengan penurunan rasa nyeri, peningkatan stimulus iskemik yang berakibat pada
daya ingat, memperbaiki nafsu makan, meningkatnya aliran darah pada pembuluh
kemampuan seksual, tekanan darah dan darah distal. Mekanisme ini menginduksi adanya
pernafasan (Shindu, 2006 dalam Sinarsari, 2020). pelepasan vasodilator sehingga terjadi penurunan
resistensi perifer. Lebih lanjut latihan isometrik
Sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dapat meningkatkan konrol tubuh terhadap sistem
dilakukan oleh Susiladewi, dkk (2017) tentang neurokardiak yang mempengaruhi saraf simpatis.
pengaruh latihan isomerik terhadap tekanan Hal ini menyebabkan adanya respon vagal yang
darah pasien hipertensi. Hasil penelitian ini mengakibatkan terjadinya penurunan
menunjukkan bahwa pemberian latihan isometrik kontraktilitas jantung. Penurunan resistensi perifer
berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah dan penurunan kotnraktilitas jantung
pasien hipertensi, dimana terjadi penurunan menyebabkan penurunan tekanan darah.
tekanan setelah intervensi dengan beda rata-rata
sistolik 16,78 mmHg dengan nilai p = 0,000 dan Secara hormonal, latihan isometrik juga
beda rata- rata tekanan darah diastolic 8,63 meningkatkan sekresi hormon b-endorphine di
mmHg dengan nilai p = 0,000. dalam tubuh sebagai efek dari latihan atau
aktifitas fisik, sedangkan hormon endorphine
Asumsi peneliti bahwa pemberian latihan merupakan analgesic alami yang dapat
isometrik secara teratur berpengaruh signifikan memberikan rasa rileks, dan memberikan respon
terhadap penurunan tekanan darah pada negatif terhadap kondisi psikologis, yaitu
penderita hipertensi, dimana berdasarkan hasil memberikan rasa nyaman, mengurangi srress
penelitian terjadi penurunan rata-rata tekanan dan cemas, sehingga dengan latihan isometrik
darah yang signifikan dengan latihan isometrik. juga mampu menurunkan tekanan darah dari segi
Penurunan tekanan darah dengan latihan psikologis yaitu mengurangi serta mencegah
isometrik juga diikuti dengan penurunan gejala stress dan cemas.
dan keluhan-keluhan hipertensi yang dirasakan
oleh pasien, dimana setelah hipertensi secara

15 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 5, No. 1
Naldi, F, Juwita, L & Silvia. (2022). RNJ. 5(1) : 8-17

KESIMPULAN Perawatan Paliatif Pada Era Normal Baru”


Berdasarkan hasil penelitian pengaruh latihan Tahun 2020.
isometrik untuk menurunkan tekanan darah pada
Johnson, John. 2014. ''Exercise Technique
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Manual for Resistance Training by Using
Pakan Selasa Kabupaten Solok Selatan tahun Body Weight''. Thesis. Departement of
2021 dapat disimpulkan terjadi penurunan rata- Physiotehray : Satakunta University of
rata tekanan darah responden setelah hipetensi Applied Sciences.
dengan beda rata-rata 12,5/9 mmHg dan nilai
p = 0,005 untuk tekanan darah sistolik dan Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil
0,024 untuk tekanan darah diastolic. Hasil Kesehatan Indonesia 2014 (Vol. 1227,
Issue July). https://doi.org/10.1002/qj
penelitian menunjukan rata-rata tekanan darah
responden sebelum intervensi latihan isometrik Nagiya Paramita, Hartoyo, M., & Nurullita, U.
adalah 153/96,5 mmHg dan rata-rata tekanan (2017). Pengaruh Step Up Exercise Dan
darah responden sesudah intervensi latihan Isometric Handgrip Exercise Terhadap
isometrik adalah 140,5/87,5 mmHg. Setelah Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
intervensi latihan isometrik ditemukan mayoritas Puskesmas Batang I Kabupaten Batang.
responden yaitu sebanyak 9 orang (90%) Google Scholler, 3.
responden dengan tekanan darah berada pada Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian
rentang hipertensi stage I dan hanya 1 orang Kesehatan. Rineka Cipta.
(10%) responden dengan rentang tekanan darah
diastolic berada pada kategori hipertensi stage II. Nuraini, B. (2015). RISK FACTORS OF
HYPERTENSION Bianti Nuraini Faculty of
UCAPAN TERIMAKASIH Medicine, University of Lampung Abstract. J
Majority, 4(5), 10–19.
Penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Maka dari itu Pristianto, A. Wijianto & Rahman, F.(2018).
penulis mengucapkan terimakasih kepada "Terapi Latihan Dasar". Surakarta:
semua pihak yaitu Rektor Universitas Fort De Muhammadiyah University Press.
Kock, Kepala LPPM Universitas Fort De Kock,
Kepala Puskesmas Pakan Selasa Solok Selatan, Saing, J. H. (2016). Hipertensi pada Remaja.
dan semua partisipan dalam penelitian ini yang Sari Pediatri, 6(4), 159.
https://doi.org/10.14238/sp6.4.2005.159-65
telah membantu dan memfasilitasi juga terlibat
dalam penelitian ini sehingga penelitian dapat Silviana Tirtasari, N. K. (2013). Prevalensi dan
diselesaikan dengan baik dan tepat pada Karakteristik Hipertensi Pada Usia Dewasa
waktunya. Muda di Indonesia. Tarumanagara Medical
Journal, 1(2), 396.
REFERENSI
Anggi, P. (2020). Isometri chandgrip exercise Sinarsari, N. M. (2020). Yoga Gembira Bagi
pada pasien hipertensi: Literatur Review. Lansia Hipertensi. Jurnal Yoga Dan
Seminar Nasional Keperawatan Kesehatan, 3(1), 99.
“Pemenuhan Kebutuhan Dasar Dalam https://doi.org/10.25078/jyk.v3i1.1518

16 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 5, No. 1
Naldi, F, Juwita, L & Silvia. (2022). RNJ. 5(1) : 8-17

Sinasari, Ni Made .2020. Yoga Gembira Bagi Tyashapsari MM Woro Endah, Z. A. karim.
Lansia Hipertensi. Jurnal Yoga Dan (2012). PENGGUNAAN OBAT PADA
Kesehatan Jurusan Yoga Kesehatan PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI
Fakultas Brahma Widya IHDN Denpasar. RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM
Vol, 3,No. 1 Maret 2020. ISSN : 2621-0185. PUSAT Dr. KARIADI SEMARANG.
Majalah Farmasetika, 8(2), 150.
Sudarsono, E. K. R., Sasmita, J. F. A.,
Handyasto, A. B., Kuswantiningsih, N., & WHO, Sari, R., Ratnasari, A., & Budianto, A.
Arissaputra, S. S. (2017). Peningkatan (2020). Pola Konsumsi Garam dengan
Pengetahuan Terkait Hipertensi Guna Kejadian Hipertensi pada Lansia. Jurnal
Perbaikan Tekanan Darah pada Pemuda di Wacana Kesehatan, 5(1), 531–542.
Dusun Japanan, Margodadi, Seyegan,
Sleman, Yogyakarta. Jurnal Pengabdian Yesi, A. (2013). Hipertensi Dalam Kehamilan. In
Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of BidanKita.
Community Engagement), 3(1), 26–38.
https://doi.org/10.22146/jpkm.25944 Yonata, A., & Satria, A. P. P. (2016).
Hipertensi sebagai Faktor Pencetus
Sumaryanti. (2019). Pengaruh Penambahan Terjadinya Stroke. Majority, 5(2), 17.
Isometric Handgrip Exercise Pada Brisk
Walking Exercise Terhadap Penurunan Zaenurrohmah, D. H., & Rachmayanti, R. D.
Tekanan Darah Penderita Hipertensi. (2017). Hubungan Pengetahuan dan
Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan, 1,1– Riwayat Hipertensi dengan Tindakan
11. Pengendalian Tekanan Darah pada
Lansia. Fkm_Unair, 39(4), 833–843.
Susanti, S., & Sulistyana, C. S. (2020). https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.174-
Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Tekanan 184
Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di
Wilayah RW 06 Kelurahan Bongkaran
Sejahtera Kecamatan Pabean Cantian
Surabaya. Jurnal Ners Dan Kebidanan
(Journal of Ners and Midwifery), 7(1),
116–122.
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i1.art.p116-
122

Susiladewi dkk. (2017). Pengaruh Latihan


Isometrik Terhadap Tekanan Darah Pasien
Hipertensi. Community of Publishing in
Nursing, 5 (3)(2303–1298), 153–160.

Tirtasari, S., & Kodim, N. (2019). Prevalensi dan


Karakteristik Hipertensi Pada Usia Dewasa
Muda di Indonesia. Tarumanagara Medical
Journal, 1(2), 395–402.

17 | R N J

You might also like