You are on page 1of 11

PENGARUH SENAM PROLANIS TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA LANSIA PRODUKTIF (45-59 TAHUN) DI


DUSUN KAWENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGKA KENDA

Matilda Putri Hadia1, Lusia Henny Mariati2, Bonavantura N. Nggarang3


1,2,3
Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng Jl. Jend. Ahmad Yani, No.10, Ruteng Flores 86508
Email : putrihadia41@gmail.com

Abstract : Hypertension is a health problem that interferes with the cardiovascular system and can cause death.
In the elderly the management of hypertension can be done with healthy heart exercise series I. The purpose of
this study was to determine the effect of prolanis exercise on reducing blood pressure in productive elderly (45-
59 years) in Kaweng Village, the work area of Bangka Kenda Public Health Center. The research method is
quantitative pre-experimental designs in the form of one-group pre-post test design. The research location is in
Kaweng Village, the work area of Bangka Kenda Public Health Center. The sampling technique is purposive
with a total of 30 respondents. Data analysis using Wilcoxon test. The results showed that after exercise for 6
times there was a change in blood pressure from the results of pre and post comparisons with a statistical test
value of p value 0.000 <0.05 so it can be concluded that there is an effect of healthy heart exercise series I on
reducing blood pressure in productive elderly in Kaweng Village, the work Area of Bangka Kenda Public
Health Center. Healthy heart exercise therapy series I is expected to be used as a non-pharmacological therapy in
lowering blood pressure in productive elderly.
Keywords : Hypertension, elderly, prolanis exercise.

Abstrak : Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang mengganggu sistem kardiovaskuler dan
dapat menyebabkan kematian. Pada lansia penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan senam jantung
sehat seri I. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh senam prolanis terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia produktif (45-59 tahun) di Dusun Kaweng wilayah kerja Puskesmas Bangka Kenda.
Metode penelitian yakni metode kuantitatif pra-eksperimental designs bentuk one-group pre-post test design.
Lokasi penelitian di Dusun Kaweng wilayah kerja Puskesmas Bangka Kenda. Teknik sampling yakni purposive
dengan total responden sebanyak 30 orang. Analisa data menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa setelah latihan selama 6 kali terjadi perubahan tekanan darah hasil perbandingan pre dan
post dengan nilai uji statistik p value 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh senam
jantung sehat seri I terhadap penurunan tekanan darah pada lansia produktif di Dusun Kaweng Wilayah Kerja
Puskesmas Bangka Kenda. Terapi senam jantung sehat seri I diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu terapi
non farmakologis dalam menurunkan tekanan darah pada lansia produktif.
Kata kunci : Hipertensi, lansia, senam prolanis.

10
JWK: Vol 7, No 1, Thn 2022 (ISSN: 2548-4702)
11 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 7, Nomor 1, Juni 2022 (ISSN: 2548-4702)

PENDAHULUAN kelompok umur 31-34 tahun. Estimasi


Masalah kesehatan merupakan jumlah kasus hipertensi di Indonesia
penghalang setiap individu dalam sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka
melakukan aktivitas sehari-hari. Jika kematian di Indonesia akibat hipertensi
masalah kesehatan terus meningkat maka sebesar 427.218 kematian dan hipertensi
segala aktivitas individu menjadi terhalang juga merupakan penyebab kematian nomor 3
dan kebutuhan sehari-hari menjadi tidak setelah stroke dan tuberkulosis, yakni
terpenuhi. Saat ini, berbagai jenis penyakit mencapai 6,7% dari populasi kematian pada
menghantui orang-orang yang memiliki semua umur di Indonesia (P2PTM
gaya hidup yang kurang sehat. Berbagai Kemenkes RI, 2019).
jenis penyakit muncul baik yang menular Berdasarkan data Dinas Kesehatan
maupun penyakit yang tidak menular. Kabupaten Manggarai, penyakit hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit berada pada urutan pertama dari 17 Penyakit
tidak menular yang mengganggu sistem Tidak Menular (PTM) yang ada di
kardiovaskular dan merupakan penyakit Kabupaten Manggarai. Jumlah penderita
yang paling sering diderita oleh masyarakat hipertensi pada tahun 2018 sebanyak 16.051
saat ini (Suputra, 2013). orang. Pada tahun 2019 jumlah penderita
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan hipertensi sebanyak 19.217 orang.
Dunia (WHO) di tahun 2018, diperkirakan Sedangkan, pada tahun 2020 jumlah
sekitar 41 juta orang yang meninggal akibat penderita hipertensi sebanyak 19.435 orang.
penyakit tidak menular setiap tahunnya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
Data tersebut menunjukkan bahwa hampir kejadian hipertensi di Manggarai mengalami
71% angka kematian di seluruh dunia peningkatan dari tahun ketahun. Selain itu,
disebabkan oleh penyakit tidak menular dalam kasus rawat jalan dan rawat inap,
(WHO, 2018). hipertensi termasuk dalam urutan pertama
Di Indonesia, hipertensi termasuk salah dari 10 penyakit terbanyak di Kabupaten
satu penyakit tidak menular yang menduduki Manggarai, dimana sebanyak 2.249 jumlah
peringkat pertama dalam masalah kesehatan kasus rawat jalan dan sebanyak 668 jumlah
dengan jumlah kasus mencapai 185.857 kasus rawat inap (BPS Kabupaten
(Kemenkes, 2018). Populasi penduduk yang Manggarai, 2020).
lebih beresiko adalah usia > 18 tahun yang Hipertensi atau dikenal sebagai silent
dilakukan pengukuran tekanan darah. killer adalah salah satu gangguan pada
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31- sistem kardiovaskuler yang merupakan suatu
44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan
(45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%) darah pada pembuluh darah arteri yang
(Riskesdas RI, 2018. Data tersebut berperan sebagai transportasi zat-zat nutrisi
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi dalam bentuk darah (Sartika et al., 2017).
paling banyak terjadi pada kelompok umur Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai
55-64 tahun dan paling sedikit pada penyebab yang spesifik, namun dipengaruhi
Hadia, Mariati & Nggarang, Pengaruh Senam Prolanis Terhadap Penurunan.... 12

oleh beberapa faktor risiko yakni riwayat Senam prolanis adalah bentuk latihan
keluarga, usia, jenis kelamin, merokok, senam aerobik program dari pemerintah
kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, yang dijalankan oleh Badan Penyelenggara
kebiasaan minum kopi, kebiasaan konsumsi Jaminan Sosial (BPJS). Program prolanis
makanan yang banyak mengandung garam, diberikan untuk pra lansia dan lansia kisaran
kebiasaan konsumsi makanan lemak, dan usia 45-60 tahun (BPJS Kesehatan, 2014).
stres) (Aulia, 2017). Senam yang termasuk dalam aktivitas
Menurut data Riskesdas 2018, pada prolanis yaitu senam jantung sehat, senam
penduduk usia 15 tahun keatas didapatkan bugar lansia, senam osteoporosis dan senam
faktor risiko untuk proporsi masyarakat yang aerobic low impact. Senam prolanis terbukti
kurang aktivitas fisik sebanyak 35,5%. berpengaruh dalam menurunkan tekanan
Aktivitas fisik pada lansia sangat darah sistol dan diastol pada lansia yang
berpengaruh pada tekanan darah, dimana menderita hipertensi yang dilakukan selama
semakin kurang lansia melakukan aktivitas tiga minggu (Inriani et al., 2021) dan sampel
fisik maka tekanan darah akan meningkat dalam penelitian tersebut adalah usia pra
sehingga dapat dikatakan bahwa kurangnya lansia (45-59 tahun) dan usia lansia (60-69
aktivitas fisik membuat organ tubuh dan tahun), sedangkan pada penelitian ini sampel
pasokan darah maupun oksigen menjadi yang akan mengikuti senam jantung sehat
tersendat sehingga meningkatkan tekanan adalah lansia produktif (45-59 tahun) dan
darah (Makawekes et al., 2020). Aktivitas akan dilakukan 2 kali seminggu selama 3
fisik mampu menunjukkan pengurangan minggu dengan durasi 20 menit dan lansia
risiko kematian sebanyak 29% hingga 67% hipertensi yang mengikuti senam adalah
pada pasien dengan aktivitas fisik tinggi, dan lansia dengan derajat hipertensi ringan.
sebanyak 12% sehingga 35% pada pasien Puskesmas Bangka Kenda merupakan
dengan aktivitas fisik sedang (Sidiq, 2019). salah satu Puskesmas dengan kejadian
Tekanan darah yang terus menerus hipertensi yang meningkat dari tahun ke
tinggi dalam jangka waktu lama pada lansia tahun dengan kenaikan data dari tahun 2019
dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi sebanyak 533 orang dengan rentang usia 45-
yang dapat ditimbulkan antara lain penyakit 59 tahun untuk laki-laki sebanyak 118 orang
stroke, gagal ginjal, penyakit jantung dan perempuan sebanyak 236 orang,
koroner, dan bahkan bisa menyebabkan sedangkan usia 60 tahun keatas sebanyak
kematian (Nuraini, 2015). Oleh karena itu, 179 orang, kemudian meningkat menjadi
pemerintah Indonesia melalui puskesmas 641 orang di tahun 2020 dengan rentang usia
melakukan penanganan hipertensi dengan 45-59 tahun untuk laki-laki sebanyak 166
Program Indonesia Sehat dengan orang dan perempuan sebanyak 260 orang,
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan senam sedangkan usia 60 tahun keatas sebanyak
Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit 215 orang.
Kronis). Senam prolanis diterapkan di
Puskesmas Bangka Kenda dengan 16 titik
13 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 7, Nomor 1, Juni 2022 (ISSN: 2548-4702)

posbindu. Namun, sejak 2020 kegiatan responden. Kegiatan penelitian ini dilakukan
prolanis dilakukan di satu titik posbindu di rumah Kader Dusun Kaweng. Latihan
yang terletak di Dusun Kaweng karena selama 3 minggu dengan rincian 2 kali
lansia dengan hipertensi paling banyak latihan setiap minggu. Durasi setiap latihan
berada di Dusun Kaweng sebanyak 63 selama 20 menit. Di awal latihan peneliti
orang. Kegiatan senam di Dusun Kaweng melakukan skrining pada sampel yang sesuai
dilakukan hanya 1 kali dalam sebulan, dan dengan kriteria dan mendapatkan
belum dikontrol sejauh mana tingkat persetujuan terlebih dahulu dari responden
keberhasilannya selama ini. Selain itu, melalui pengisian informed consent. Pada
keikutsertaan warga Dusun Kaweng latihan pertama peneliti membagikan leaflet
tergolong cukup aktif dalam mengikuti serta menjelaskan secara singkat isi leaflet
senam karena kebanyakan warga tidak kepada responden. Sebelum melakukan
mengetahui efektifitas dari senam yang senam jantung sehat seri I, peneliti
dilakukan. Sejak awal bulan Januari 2021, melakukan pengukuran tekanan darah
program prolanis di Dusun Kaweng sudah menggunakan tensimeter air raksa dan
tidak terlaksana karena semakin kurangnya mencatat hasil pengukuran. Setelah
warga yang mengikuti senam. dilakukan pengukuran, peneliti
Berdasarkan konsep dan permasalahan mewawancarai responden tentang obat yang
diatas penulis tertarik melakukan penelitian dikonsumsi, waktu terakhir minum obat,
untuk mengetahui pengaruh senam prolanis aktivitas atau kebiasaan yang sering
(senam jantung sehat) terhadap penurunan dilakukan. Kemudian peneliti bersama
tekanan darah pada lansia produktif (45-59 responden melakukan simulasi senam
tahun) di Dusun Kaweng wilayah kerja jantung sehat seri I di luar rumah selama 20
Puskesmas Bangka Kenda. menit. Gerakan senam terdiri dari gerakan
pemanasan, gerakan inti, dan gerakan
METODE pendinginan. Setelah melakukan senam,
Jenis penelitian yang digunakan adalah responden diberi waktu untuk beristirahat
kuantitatif dengan desain penelitian pra- selama 15 menit. Latihan ini dilakukan
eksperimental designs bentuk one-group selama 3 minggu berturut-turut dengan total
pre-post test design. Populasi dalam jumlah latihan sebanyak 6 kali.
penelitian ini adalah lansia produktif yang Data observasi dan data hasil
ada di Dusun Kaweng sebanyak 33 pengukuran diolah dan dianalisis
responden. Jumlah sampel sebanyak 30 menggunakan SPSS 22. Teknik analisis data
responden dengan teknik pengambilan berupa analisis univariat untuk menjelaskan
sampel purposive sampling dan memenuhi karakteristik responden dan analisis bivariat
beberapa kriteria inklusi yaitu mampu untuk mengetahui apakah ada pengaruh
melakukan aktivitas olahraga/tidak senam terhadap penurunan tekanan darah
mengalami cacat fisik dan kategori pre-test dan post-test pelatihan pada
hipertensi ringan serta bersedia menjadi kelompok eksperimen. Uji statistik
Hadia, Mariati & Nggarang, Pengaruh Senam Prolanis Terhadap Penurunan.... 14

menggunakan uji Wilcoxon dengan


pertimbangan bahwa sebaran data penelitian Tabel 3.
tidak terdistribusi normal. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap
Sikap n %

Negatif 33 73,6
HASIL PENELITIAN
Positif 16 26,4
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Total 49 100.0
Pendidikan Sumber data primer 2021
Pendidikan n %
Berdasarkan tabel 3. sikap responden
SMA 40 86,1
yang bersifat negatif terdapat 33 orang (73,
Sarjana 9 18,4 6 %) dan bersifat positif ada 16 orang
(26,4%).
Total 49 100,0

Sumber data primer 2021


Tabel 4.
Berdasarkan tabel 1. pendidikan Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Dukungan Tenaga Kesehatan
responden yang berijazah SMA sebanyak 40
Dukungan n %
responden (81, 6%), sedangkan yang tenaga
berijazah Sarjana terdapat 9 responden kesehatan
(18,4%).
Kurang 44 89,7
Baik 5 10,3
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Total 49 100,0
Usia n %
Sumber data primer 2021
17-25 36 73,5
Berdasarkan tabel 4. dukungan
26- 35 13 26,5 tenaga kesehatan dominan masih kurang 44
Total 49 100.0 orang (89,7%) dan dukungan baik hanya
berjumlah 5 orang (10,3 %).
Sumber data primer 2021.
Berdasarkan tabel 2. usia responden
yang berusia 17-25 tahun terdapat 36
responden (73,5%) dan berusia 26-35 ada 13
responden (26,5%).
15 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 7, Nomor 1, Juni 2022 (ISSN: 2548-4702)

Analisis Univariat ada faktor hormon, yaitu hormon estrogen.


Pengaruh hormon estrogen dimediasi oleh
Tabel 5. Distribusi Frekuensi frekuensi reseptor estrogen. Hal tersebut terjadi karena
responden berdasarkan jenis kelamin dan hormon estrogen terdiri dari 2 tipe reseptor
usia di Dusun Kaweng Wilayah Kerja yaitu reseptor estrogen α yang biasanya
Puskesmas Bangka Kenda disebut reseptor klasik (ERα) dan reseptor
Karakteristik Kategori
Frekuensi Persentase estrogen β (ERβ). Kedua reseptor tersebut
(n) (%) memiliki pengaruh terhadap peningkatan
Jenis kelamin Laki-laki 4 13,3
Perempuan 26 86,7 tekanan darah karena mekanisme dari
Total 30 100 reseptor estrogen adalah mengatur pelebaran
Usia 45-51 16 53,3 pembuluh darah, menghambat pertumbuhan
tahun 14 46,7 sel otot polos (VSMC), memicu proliferasi
52-59 30 100
tahun setelah terjadi kerusakan dan menghambat
Total sistem renin-angiotensin-aldosteron
Sumber: Data primer 2022 (RAAS). Berhentinya fungsi hormon
Berdasarkan tabel 5. di atas, frekuensi tersebut dapat menyebabkan penyempitan
lansia dengan hipertensi di Dusun Kaweng pembuluh darah yang berakibat
paling banyak berjenis kelamin perempuan meningkatnya tekanan darah (Barton, 2013).
yakni 20 orang dengan persentase 86,7% Umur seseorang yang beresiko
dan paling sedikit berjenis kelamin laki-laki menderita hipertensi adalah usia diatas 45
yakni 4 orang dengan persentase 13,3%. tahun, hal itu sebagai suatu proses
Selain itu, lansia paling banyak berada pada degeneratif dimana elastisitas pembuluh
rentangan usia 45-51 tahun yakni 16 orang darah semakin menurun. Pertimbangan usia
dengan persentase 53,3%. dan paling sedikit dipilih usia lansia produktif dengan
berada pada rentangan usia 52-59 tahun karakteristik hipertensi grade I karena pada
yakni 14 orang dengan persentase 46,7%. usia dan kategori hipertensi ini proses
degeneratif masih bisa dicegah dengan
Berdasarkan teori jenis kelamin
melakukan olahraga secara rutin (senam).
mempengaruhi kejadian hipertensi karena
Tabel 6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan obat yang dikonsumsi dan waktu
terakhir minum obat di Dusun Kaweng wilayah kerja Puskesmas Bangka Kenda
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase


(n) (%) (n) (%) (n) (%)
Nama Amlodipin 16 53,3 2 6,7 - -
obat
Tidak ada 14 46,7 28 93,3 30 100

Total 30 100 30 100 30 100

Waktu Rutin 2 6,7 - - - -


minum
obat Tidak rutin 14 46,7 2 6,7 - -

Tidak ada 14 46,7 28 93,3 30 100


Total 30 100 30 100 30 100
Hadia, Mariati & Nggarang, Pengaruh Senam Prolanis Terhadap Penurunan.... 16

Berdasarkan tabel 6. frekuensi lansia hipertensi adalah usia yang dikaitkan dengan
dengan hipertensi pada minggu ke-1 paling kesehatan mental yaitu fungsi kognitif.
banyak mengkonsumsi obat amlodipin yakni Berkurangnya fungsi kognitif berhubungan
16 orang dengan persentase 53,3%, dan dengan pengobatan yang buruk. Pasien
sebanyak 14 orang dengan persentase 46,7% dengan lanjut usia memiliki kecenderungan
tidak mengkonsumsi obat antihipertensi, kepatuhan minum obat yang rendah
selain itu paling banyak lansia tidak rutin dibandingkan dengan usia lainnya seperti
mengkonsumsi obat yakni 14 orang dengan usia muda. Berkurangnya kemampuan
persentase 46,7% dan paling sedikit rutin mengingat pada lansia menjadi salah satu
mengkonsumsi obat yakni 2 orang dengan alasan untuk tidak minum obat hipertensi
persentase 6,7%. Pada minggu ke-2, paling karena sering lupa, tidak membawa obat saat
banyak lansia tidak mengkonsumsi obat bepergian dan tidak menghabiskan obat
antihipertensi yakni 28 orang dengan yang diresepkan mengakibatkan tekanan
persentase 93,3%, paling sedikit darah tidak terkontrol. Lamanya pengobatan,
mengkonsumsi obat amlodipin yakni 2 jumlah dosis obat yang diminum penderita
orang dengan persentase 6,7% selain itu hipertensi mempengaruhi kepatuhan.
persentase yang sama juga untuk lansia yang Manafe, (2021) menyatakan bahwa semakin
tidak rutin mengkonsumsi obat lama pasien menderita hipertensi maka
antihipertensi. Pada minggu ke-3 rata-rata semakin tidak patuh terhadap pengobatan.
seluruh lansia tidak mengkonsumsi obat Lansia yang mengkonsumsi obat hipertensi
antihipertensi. Penelitian yang dilakukan terus menerus menimbulkan rasa jenuh, dan
oleh Syahrida et al., (2018) bahwa obat hanya mengkonsumsi obat bila muncul
antihipertensi yang diresepkan dan diberikan gejala seperti sakit kepala, pusing, badan
secara tunggal atau monoterapi di RSUD. rasa lemah dll. Pada minggu ke-3 semua
Mas Amsyar Kasongan tahun 2018 adalah responden tidak mengkonsumsi obat apapun,
jenis obat diuretik golongan CCB (Calcium hal ini terjadi karena responden mengatakan
Channel Blockers) yaitu amlodipin dengan mereka hanya bisa mendapatkan obat jika
persentase 72%. Amlodipin bersifat ada kegiatan posbindu. Namun, kegiatan
vaskuloselektif,memiliki bioavailabilitas posbindu pada bulan itu tidak ada. Sehingga
oral yang relatif rendah, memiliki waktu responden tidak mengkonsumsi obat
paruh yang panjang, dan absorpsi yang antihipertensi.
lambat sehingga mencegah tekanan darah Tabel 7. Distribusi rata-rata tekanan
turun secara mendadak. Walaupun pada darah sebelum dan sesudah senam
minggu ke-1 lansia banyak mengkonsumsi jantung sehat seri I (N=30)
obat tetapi sebagian besar lansia tidak rutin Pre-test Post-test
Waktu Mean Mean Mean Mean
mengkonsumsi obat tersebut yakni sebesar
pengukuran sistolik diastolik sistolik diastolik
50%. Harmili (2019), mengemukakan Latihan ke-2 148,87 93,90 148,23 93,30
bahwa salah satu faktor penyebab Latihan ke-4 147,33 91,03 145,07 89,50
ketidakpatuhan lansia dalam minum obat Latihan ke-6 136,30 86,73 132,47 85,57
Sumber: Data Primer 2022
17 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 7, Nomor 1, Juni 2022 (ISSN: 2548-4702)

Tabel 7. menunjukkan bahwa rata-rata sebelum beraktivitas, selain itu beberapa


tekanan darah responden baik sistolik pre- lansia mengatakan bahwa sering mengalami
post test maupun diastolik pre-post test beban pikiran yang membuat mereka stres
mengalami perubahan setiap latihan. karena kebutuhan anak yang masih sekolah
Menurut Irwan (2016) dalam bukunya lebih tinggi dibandingkan dengan
mengatakan bahwa tekanan darah tinggi penghasilan yang didapatkan. Hal tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain menyebabkan tidak adanya perubahan pre-
stres, merokok, konsumsi alkohol, konsumsi test pada tekanan darah sistol maupun
minuman berkafein, dan kurang berolahraga. diastol. Dalam penelitiannya Delavera et al.,
Berdasarkan hasil wawancara, aktivitas yang (2021) juga menjelaskan bahwa ada
biasa dilakukan oleh lansia adalah bekerja di hubungan bermakna antara stres dengan
kebun. Rutin bekerja dikebun dengan hipertensi. Ketika seseorang mengalami
gerakan-gerakan tertentu dan konsisten stres, hormon adrenalin, tiroksin, dan
dapat melatih jantung dan pembuluh darah kortisol (hormon utama stres) akan
beradaptasi. Sehingga ada beberapa lansia meningkat yang akan menyebabkan
yang mengalami penurunan tekanan darah vasokonstriksi sehingga darah lebih banyak
saat minggu pertama latihan. Responden dipompa. Hal tersebut akan mempengaruhi
juga mengatakan bahwa mereka cenderung peningkatan denyut jantung dan tekanan
memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi darah

Tabel 8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan obat yang dikonsumsi dan waktu
terakhir minum obat di Dusun Kaweng wilayah kerja Puskesmas Bangka Kenda
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase


(n) (%) (n) (%) (n) (%)
Nama Amlodipin 16 53,3 2 6,7 - -
obat
Tidak ada 14 46,7 28 93,3 30 100

Total 30 100 30 100 30 100

Waktu Rutin 2 6,7 - - - -


minum
obat Tidak rutin 14 46,7 2 6,7 - -

Tidak ada 14 46,7 28 93,3 30 100


Total 30 100 30 100 30 100
Sumber: Data Primer 2022
Hadia, Mariati & Nggarang, Pengaruh Senam Prolanis Terhadap Penurunan....... 18

Berdasarkan tabel 8. diketahui bahwa mengalami penurunan tekanan darah sistolik


responden dengan nilai negative ranks untuk pre-post latihan dan 25 orang yang mengalami
nilai tekanan darah sistolik pre dan post pada penurunan tekanan darah diastolik pre-post.
minggu ke-1 latihan 2 yaitu ada 8 orang dan Sedangkan hasil pengukuran nilai ties
negative ranks untuk tekanan darah diastolik menunjukan bahwa semua lansia mengalami
ada 12 orang. Hal ini bermakna bahwa 8 orang perubahan tekanan darah sistolik pre dan post
dan 12 orang tersebut mengalami penurunan dan hanya 5 orang saja yang tekanan darah
tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah diastoliknya tidak mengalami perubahan baik
dilakukan senam. Sedangkan nilai positive sebelum maupun sesudah latihan. Nilai p
ranks pada latihan kedua minggu pertama value < 0,05 yang berarti ada pengaruh senam
terdapat 2 orang untuk tekanan darah sistolik jantung sehat terhadap penurunan tekanan
dan 6 orang untuk tekanan darah diastolik darah pada minggu ke-2 latihan 4.
yang bermakna bahwa 2 orang dan 6 orang Pada minggu ke-3 latihan 6 seluruh lansia
tersebut mengalami kenaikan tekanan darah mengalami penurunan tekanan darah yang
sesudah senam. Selain itu, nilai ties pada signifikan yang dapat dilihat pada nilai
latihan kedua menunjukan bahwa 20 orang positive ranks dan ties yang tidak ada atau 0.
untuk tekanan darah sistolik dan 12 orang Hasil uji statistik yang menggunakan uji
untuk tekanan darah diastolik pre dan post wilcoxon menunjukan bahwa nilai p value <
tidak mengalami perubahan. Nilai p value > 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti
0,05 yang berarti tidak ada pengaruh senam ada pengaruh senam prolanis (senam jantung
jantung sehat terhadap penurunan tekanan sehat seri I) terhadap penurunan tekanan darah
darah pada minggu ke-1 latihan 2. Menurut pada lansia produktif (45-59 tahun) di Dusun
Mahardani (dalam Umi Mariatul Ulfa, 2022), Kaweng Wilayah Kerja Puskesmas Bangka
pada saat seseorang melakukan senam jantung Kenda. Menurut Giriwojo, (2017) dengan
sehat kebutuhan oksigen dalam sel akan berolahraga (senam) secara rutin, dinding
meningkat untuk proses pembentukan energi pembuluh darah menjadi lebih kuat terhadap
sehingga terjadi peningkatan denyut jantung, perubahan tekanan darah dan keelastisitasnya
penambahan curah jantung dan volume dapat dipelihara disertai dengan vasodilatasi
sekuncup. Efek lanjutannya tekanan darah bagian anterior dari susunan pembuluh darah,
akan meningkat. Setelah beristirahat pembuluh jumlah kapiler yang aktif dalam otot-otot yang
darah akan berdilatasi atau meregang dan dilatih akan lebih banyak, sehingga tekanan
aliran darah akan turun sementara waktu, darah akan stabil dan peredaran darah menjadi
sekitar 30-120 menit akan kembali pada lancar. Dengan demikian dapat disimpulkan
tekanan darah sebelum senam. Hal ini sejalan bahwa pemberian terapi senam jantung sehat
dengan yang dijelaskan oleh Aini, (2019) seri I berpengaruh terhadap perubahan tekanan
dalam penelitiannya bahwa pada awal latihan, darah pada lansia produktif dengan hipertensi.
tekanan darah individu cenderung menetap
bahkan mengalami peningkatan yang terjadi KESIMPULAN
karena pada awal latihan tubuh (jantung) Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
masih beradaptasi dengan jenis senam yang disimpulkan bahwa :
dilakukan sehingga otot jantung bekerja lebih 1. Karakteristik responden berdasarkan
keras dalam memompa darah. Selain itu jenis kelamin diperoleh gambaran
dipengaruhi faktor-faktor lain seperti stres dan bahwa di dalam penelitian ini terdapat
konsumsi minuman berkafein seperti yang perbandingan antara jenis kelamin
disampaikan oleh sebagian besar lansia. laki-laki dan perempuan, dimana
Pada minggu ke-2 latihan 4, nilai negative perempuan lebih banyak daripada laki-
ranks menunjukan bahwa seluruh lansia telah laki yang berjumlah 26 responden
19 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 7, Nomor 1, Juni 2022 (ISSN: 2548-4702)

(86,7%) dan laki-laki sebanyak 4 Aulia. (2017). Pengendalian Hipertensi,


responden (13,3%). Kementerian Kesehatan Ri Direktorat
Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
2. Karakteristik responden berdasarkan Tidak Menular. In Kementerian Kesehatan Ri
usia diperoleh gambaran bahwa 30 Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian
responden yang terlibat dalam Penyakit Tidak Menular. Available at:
penelitian ini sebagian besar berusia http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-
p2ptm/subdit-penyakit-jantung-dan-
45-59 tahun atau usia pembuluh-darah/pengendalian- hipertensi-
pertengahan/middle age dengan faq.
rentangan usia 45-51 tahun sebanyak http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-
16 orang dengan persentase 53,3% dan p2ptm/subdit-penyakit-jantung-dan
pembuluh-darah/pengendalian-hipertensi-faq
rentangan usia 52-59 sebanyak 14
orang dengan persentase 46,7%. Barton. (2013). Cholesterol and atherosclerosis:
3. Karekateristik responden berdasarkan modulation by oestrogen. www.co-
lipidology.com
obat yang dikonsumsi dan waktu
minum obat didapatkan bahwa pada BPJS Kesehatan. (2014). Panduan Praktis
minggu ke-1 paling banyak Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit
Kronis).
mengkonsumsi obat amlodipin yakni
16 orang dengan persentase 53,3% dan BPS Kabupaten Manggarai. (2020). Kabupaten
lansia tidak rutin mengkonsumsi obat manggarai Dalam Angka.
yakni 14 orang dengan persentase Delavera, A., Siregar, K. N., Jazid, R., & Eryando,
46,7%. Pada minggu ke-2, paling T. (2021). Hubungan Kondisi Psikologis
banyak lansia tidak mengkonsumsi Stress dengan Hipertensi pada Penduduk
Usia Diatas 15 Tahun di Indonesia The
obat antihipertensi yakni 28 orang Correlation of Psychological Stress
dengan persentase 93,3%. Pada Conditions with Hypertension Among People
minggu ke-3 rata-rata seluruh lansia Over 15 Years Old in Indonesia. 148–159.
tidak mengkonsumsi obat
Giriwojo, S. (2017). Fisiologi Kerja dan
antihipertensi. Olahraga: Fungsi Tubuh Manusia pada
4. Rata-rata tekanan darah sebelum dan Kerja dan Olahraga. Rajawali Press.
sesudah senam jantung sehat seri I
Harmili. (2019). Faktor Yang Berhubungan
menunjukan bahwa pada latihan 2 dan Dengan Kepatuhan Pengobatan Hipertensi
latihan 4 seluruh lansia termasuk Pada Lansia. J. Ners Community, 10(01),
dalam kategori hipertensi grade 1. 115–131.
Namun, pada latihan 6 seluruh lansia Inriani, I., Narmawan, N., & Abadi, E. (2021).
termasuk dalam kategori hipertensi Pengaruh Senam Prolanis Terhadap
sistolik dan diastolik high normal. Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi di Wilayah Pesisir Puskesmas
Hasil uji statistik yang menggunakan uji
Soropia. Health Information : Jurnal
wilcoxon menunjukan bahwa nilai p value Penelitian, 13(1).
0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha https://doi.org/10.36990/hijp.v13i1.232
diterima berarti ada pengaruh senam jantung
Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak
sehat seri I terhadap penurunan tekanan darah Menular. Deepublish, April 2016.
pada lansia produktif di Dusun Kaweng
Wilayah Kerja Puskesmas Bangka Kenda. Makawekes, E., Suling, L., & Kallo, V. (2020).
Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan
Darah Pada Usia Lanjut. Jurnal
DAFTAR RUJUKAN Keperawatan, 8(1), 83.
https://doi.org/10.35790/jkp.v8i1.28415
Aini, F. A. C. & F. (2019). Hubungan Kebiasaan
Olahraga Dengan Tekanan Darah Pada Manafe, K. M. & L. A. (2021). Kepatuhan Minum
Penderita Hipertensi Usia Produktif Di Obat Hipertensi Pada Lansia. Sam Ratulangi
Puskesmas Bergas. Journal of Public Health, 2(2), 46–52.
Hadia, Mariati & Nggarang, Pengaruh Senam Prolanis Terhadap Penurunan....... 20

Nuraini, B. (2015). Risk factors of hypertension. 4,


10–19.

P2PTM Kemenkes RI. (2019). Tabel Batas


Ambang indeks Massa tubuh (IMT).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/tabel-batas-ambang-indeks-
massa-tubuh-imt

Sartik, S., Tjekyan, R. S., & Zulkarnain, M.


(2017). Risk Factors and the Incidence of
Hypertension in Palembang. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 8(3), 180–191.
https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.3.180-
191

Sidiq, M. N. (2019). Pengaruh Senam Prolanis


Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi
Di Puskesmas Purwodiningratan Kota
Surakarta. Skripsi.

Suputra, O. (2013). Transisi Epidemiologi. 53(9),


1689–1699.

Syahrida, Dian A., D. (2018). Profil Penggunaan


Obat Antihipertensi di RSUD. Mas Amsyar
Kasongan Kabupaten Katingan. Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.

Umi Mariatul Ulfa, H. F. R. & A. K. F. (2022).


Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Puskesmas Jabung Sisir Probolinggo. 10(1),
1–13.

WHO. (2018). Non communicable Disease.

You might also like