Professional Documents
Culture Documents
Ratumas Ratih Puspita 1*, Rita Dwi Pratiwi 2, Fenita Purnama Sari Indah 3, Delly Ema
Sandria Tambunan4, Vika Ari Yuniar5
1,2,4,5
STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Jalan Pajajaran No.1, Pamulang, Tangerang Selatan 15417, Indonesia
3
STIKes Kharisma Persada, Jalan Pajajaran No.1, Pamulang, Tangerang Selatan 15417, Indonesia
ARTICLE INFORMATION
E-mail: Hypertension is a disease with a high prevalence in the world. WHO, 2015
ratumasratihpuspita@wdh.ac.id said that 1.13 billion people worldwide suffer from hypertension and only
36.8% of them take hypertension medication. It is also estimated that every
year there are 9.4 million people die due to hypertension and
Keywords:(3-5 words or phrase) complications (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018).
Hypertension _1
Obedience _2
Based on data from the health profile of the city of Tangerang in 2015
Medicine Storage Box_3 hypertension is the second highest disease in the ten biggest diseases in all
Tangerang City Health Centers with 53,708 people with hypertension or
6.10%. Compliance with hypertension medication is one of the precautions
that must be considered for hypertensive patients. Daily pillbox is one of
the tools that can be used to improve adherence for hypertensive patients.
The purpose of this study was to determine the effect of daily pillboxes on
adherence to consuming hypertension medication. This study uses the
One-Group Pretest-Posttes Design research method to compare the
conditions before being given a medicine box and after being given a
nutrient box, data collected using a questionnaire sheet measurement tool.
The total sample of 20 respondents at the North Larangan Health Center
Tangerang City in 2019. From the results of the study obtained 20
respondents (100.0%) who were not compliant to consume hypertension
medication after being given a daily medicine box into obedience of 16
respondents (80.0%) and 4 respondents (20.0% ) not compliant after being
given a daily pillbox of the results of statistical tests obtained p value =
0,000, it can be concluded that there is an influence of daily
administration of a pillbox on adherence to consuming hypertension
medication in hypertensive patients. Suggestion: From the results of this
study it is hoped that it can help and improve compliance with consuming
drugs so that it can reduce other health problems due to hypertension
A B S T R A K
Kata Kunci: (3-5 kata atau frase) Hipertensi merupakan penyakit dengan prevelensi yang cukup tinggi di
Hipertensi _1 dunia. WHO, 2015 mengatakan bahwa 1,13 miliar orang didunia
Kepatuhan _2 menderita hipertensi dan hanya 36,8% diantaranya yang minum obat
Kotak Obat _3 hipertensi.Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal
akibat hipertensi dan komplikasi (KemenKes RI,2018). Berdasarkan data
profil kesehatan kota tangerang tahun 2015 hipertensi merupakan penyakit
terbanyak yang menduduki peringkat ke dua dari sepuluh penyakit terbesar
di semua puskesmas Kota Tangerang dengan jumlah penderita hipertensi
sebanyak 53,708 orang atau 6,10%. Kepatuhan mengkonsumsi obat
hipertensi merupakan salah satu pencegahan yang harus di perhatikan bagi
pasien hipertensi. Kotak obat harian adalah ssalah satu alat yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kepatuhan bagi pasien hipertensi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kotak obat harian
terhadap kepatuhan mengkonsumsi obat hipertensi. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian One-Group Pretest-Posttes Design untuk
membandingkan keadaan sebelum diberikan kotak obat dan sesudah di
berikan kotak obat haraian, data yang dikumpulkan menggunakan alat
ukur lembar kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 20 responden di
Puskesmas Larangan Utara Kota Tangerang Tahun 2019. Dari hasil
penelitian diperoleh 20 responden (100.0%) yang tidak patuh
mengkonsumsi obat hipertensi setelah diberikan kotak obat harian menjadi
patuh sejumlah 16 responden (80.0%) dan 4 responden (20.0%) tidak
patuh setelah diberikan kotak obat harian hasil uji statistik diperoleh nilai p
= 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian kotak
obat harian terhadap kepatuhan mengkonsumsi obat hipertensi pada pasien
hipertensi. Saran : Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
serta meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi obat sehingga dapat
mengurangi masalah kesehatan lainnya akibat hipertensi
This is an open access article under the CC–BY-NC-SA license.
data profil kesehatan Kota Tangerang terisi 7 obat dengan diberikan skat atau
tahun 2015 hipertensi merupakan penyakit pembatas dan label yang bertuliskan nama-
terbanyak yang menduduki peringkat ke nama hari, angka 1-7 sehingga pasien
dua dari sepuluh penyakit terbesar di hipertensi cukup membawa satu kotak obat
semua puskesmas Kota Tangerang dengan harian namun bisa untuk menaruh obat
jumlah penderita hipertensi sebanyak selama 7 hari dan dapat mencegah
53,708 orang atau 6,10%. terjadinya ketidakpatuhan dalam
Keberhasilan pengobatan pada pasien mengkonsumsi obat harian hipertensi.
hipertensi dipengaruhi oleh beberapa Sehingga tujuan dari terapi obat hipertensi
faktor, salah satu di antaranya adalah dapat tercapai. Seperti yang dikatakan oleh
kepatuhan dalam mengonsumsi obat, Winasthing Dianing Y.M (2010)
sehingga pasien hipertensi dapat Pemberian informasi disertai alat bantu
mengendalikan tekanan darah dalam batas ketaatan berupa kotak obat dan label
normal (Evadewi Kenny, dkk 2013). kepatuhan akan lebih mempermudah
Kepatuhan minum obat pada pasien pemberian informasi dan meningkatkan
hipertensi sangat lah penting karena pemahaman pasien tentang penggunaan
tekanan darah dapat dikontrol dengan obat yang tepat. Dengan label kepatuhan,
minum obat antihipertensi yang teratur, pasien akan lebih mudah mengingat
sehingga dalam jangka panjang risiko penggunaan obat yang teratur dan benar,
kerusakan organ- organ penting tubuh alat bantu berupa kotak obat akan
seperti otak, jantungdan ginjal dapat membantu pasien untuk lebih taat dalam
dikurangi (Aulia Rizki, 2018). Pasien yang menggunakan obat. Berdasarkan survei
berperilaku tidak patuh akan menghambat awal yang dilakukan pada Rabu, 09
keberhasilan terapi bahkan menimbulkan Januari 2019 dengan cara observasi yaitu
kegagalan terapi pengobatan yang terdapat banyak pasien yang datang untuk
didapatkan ( Fauzi.R, dkk 2018). Dalam berobat dan mayoritas lansia. Berdasarkan
meningkatkan perilaku pasien untuk patuh hasil wawancara terbuka yang dilakukan
mengkonsumsi obat hipertensi dapat kepada delapan lansia penderita hipertensi.
menggunakan beberapa strategi yaitu Dua pasien hipertensi mengatakan minum
berbasis teknologi dan memberikan alat obat hipertensi rutin dan rutin cek
bantu berupa kotak obat harian. Satu kotak kepuskesmas, empat pasien hipertensi
obat yang diberikan kepada pasien dapat mengatakan tidak rutin minum obat
dengan alasan lupa dan dua pasien bersedia menjadi sampel, dan dapat
hipertensi mengatakan tidak rutin cek ke bekerjasama secara sukarela dan kriteria
puskesmas. Penelitin ini untuk eksklusi yaitu responden patuh
mengidentifikasi pengaruh pemberian mengkonsumsi obat antihipertensi, tidak
kotak obat harian terhadap kepatuhan bersedia menjadi responden dan .
mengkonsumsi obat hipertensi pada pasien Instrument yang digunakan dalam
hipertensi di puskesmas larangan utara penelitian ini adalah alat bantu berupa
kota tangerang tahun 2019. kotak obat harian kuesioner yang
digunakan untuk melihat skor kepatuhan.
METODE PENELITIAN Kuesioner ini akan dibagikan kepada
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif responden yang sesuai dengan kriteria
dengan desain penelitian One-Group inklusi. Pengumpulan data dilaksanakan di
Pretest-Posttes Design. Penelitian ini Puskesmas Larangan Utara Kota
dilakukan untuk mengetahui pengaruh Tangerang dengan cara melakukan
pemberian kotak obat harian terhadap pendekatan dengan responden dan apabila
kepatuhan mengkonsumsi obat hipertensi responden setuju untuk menjadi responden
pada pasien hipertensi. Populasi yang akan maka peneliti meminta kesediaan
digunakan pada penelitian ini adalah responden untuk menandatangani lembar
penderita hipertensi yang tidakpatuh persediaan menjadi responden, responden
minum obat pada bulan September - diberikan penjelasan tentang cara mengisi
Desember 2018 berjumlah 20 orang. kuesioner dan cara menggunakan kotak
Dalam penelitian ini sampel menggunakan obat, pengisian kuesioner dilakukan
metode non probability sampling dengan sebelum dan sesudah diberikan kotak obat
teknik sampling jenuh yaitu seluruh jumlah selama 2 minngu. Dan responden
populasi dijadikan sampel berjumlah 20 dipersilahkan bertanya jika belum jelas,
orang dengan kriteria inklusi yaitu selama mengisi kuesioner ataupun cara
responden yang menderita hipertensi, menggunakan kotak obat, pada saat
responden yang tidakpatuh mengkonsumsi pengisian kuesioner peneliti berada didekat
obat hipertensi, responden yang berobat ke responden untuk mengantisipasi
puskesmas Laranagan Utara Kota pertanyaan akan ketidakjelasaan
Tangerang, responden yang mendapatkan responden, setelah mengisi kuesioner,
obat antihipertensi, responden yang maka peneliti mengambil kuesioner yang
menggunakan uji wilcoxon, yaitu untuk responden dengan jenis kelamin sebagian
obat hipertensi pada pasien hipertensi. perempuan, frekuensi usia bahwa lebih
penelitian yaitu penelitian yang dihasilkan dengan presentase (65.0%) berada pada
makhluk yang mulia yang harus di dan frekuensi pekerjaan bahwa sebagian
PEMBAHASAN
Tabel 2 menjelaskan frekuensi responden
Tabel 1 menjelaskan bahwa jenis kelamin
berdasarkan kepatuhan pre intervensi
sebagian besar responden berjumlah 16
bahwa seluruh responden berjumlah 20
dengan presentase (80.0%) berada pada
dengan presentase (80.0%) berada pada
kelompok perempuan. Secara teori yang
kelompok tidak patuh.
disampaikan oleh Depkes RI, 2013 dalam
hal menjaga kesehatan, biasanya kaum
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kepatuhan Post Intervensi perempuan lebih memperhatikan
bahwa bahwa sebagian besar responden lebih banyak perempuan yang datang
Tabel 4. Pengaruh Pemberian Kotak Obat oleh Saepudin dkk (2011) yang
Harian Terhadap Kepatuhan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
Mengkonsumsi Obat Hipertensi
Pada Pasien Hipertensi antara jenis kelamin dengan kepatuhan
Kotak N Mean Sum P penggunaan obat pada pasien hipertensi.
Obat Rank Of value
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian
Harian Rank
Pre 0a .00 .00 yang dilakukan oleh puspita exa tahun
Intervensi
2016 bahwa tidak ada hubungan yang
Post 16b 8.50 136.00 0,000
Intervensi signifikan antara jenis kelamin dengan
(Ties) 4c
kepatuhan dalam pengobatan hipertensi P
= 0,366 (P>0.05%). Peneliti
Tabel 4 menjelaskan bahwa terdapat
menyimpulkan bahwa berdasarkan teori
pengaruh pemberian kotak obat harian
yang ada tidak sejalan dengan hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori
penelitian yang dimiliki oleh peneliti hal yang disampaikan oleh Niven dalam
ini dikarenakan usia responden lebih Iswanti 2012 bahwa usia muda lebih patuh
banyak berjumlah >50 tahun . dibandingkan dengan usia tua. Tetapi hasil
penelitian ini sejalan dengan Fitrina 2014
Tabel 1 menjelaskan bahwa usia lebih dari
bahwa yang berusia muda awal lebih patuh
setengahnya responden berjumlah 13
dalam menjalani pengobatan, ini
dengan presentase (65.0%) berada pada
disebabkan karena responden
kelompok usia >54 tahun Secara konsep
mementingkan kesehatannya. Dan
kepatuhan menurut Niven dalam Iswanti
sebaliknya bagi responden yang berusia
tahun 2012 bahwa seseorang yang
dewasa akhir kurang atau tidak patuh
memiliki usia muda lebih patuh dari usia
dalam menjalani pengobatan, ini
tua. Hal ini mungkin karena usia muda
disebabkan karena responden tidak
memiliki kapasitas dan fungsi memori
mengerti dan tidak mementingkan
yang lebih baik untuk menerima informasi
kesehatannya. Hal ini didukung oleh
tentang pengobatan. Konsep ini di dukung
penelitian yang dilakukan Liberty 2010
oleh Fleischhacker 2003 bahwa usia lanjut
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
lebih tidakpatuh dikarenakan proses
antara usia dengan kepatuhan dalam
degeneratif pada kapasitas memori yang
menjalankan pengobatan hipertensi.
dialaminya. Hal ini berbeda dengan
Peneliti menyimpulkan bahwa dalam
pendapat Fittharia 2014 bahwa usia
penelitian ini usia lanjut memiliki tingkat
merupakan suatu tingkat kematangan dan
kepatuhan yang kurang hal ini disebabkan
kekuatan seseorang akan lebih matang
karena usia lanjut memiliki banyak
dalam berfikir dan teratur dalam
perubahan fisik maupun fungsiologi.
melaksanakan pengobatan. Namun bias
Banyak nya faktor yang mempengaruhi
saja mereka yang usia muda lebih patuh
penurunan pada tubuhnya menyebabkan
dari usia tua atau sebaliknya usia tua lebih
usia lanjut memiliki kepatuahan yang
patuh dari usia muda. Hal ini bisa
kurang dibandingan dengan usia dewasa
disebabkan oleh tingkat pendidikan dan
akhir.
pengetahuan respon yang berbeda-beda
dan disertai juga respon yang diberikan Tabel 1 menjelaskan bahwa pendidikan
penderita hipertensi terhadap masalah trakhir lebih dari setengahnya responden
kesehatan yang berbeda-beda. Hasil berjumlah 12 responden dengan presentase
(60.0%) berada pada kelompok pendidikan berpendidikan tinggi lebih patuh menjalani
rendah. Secara teori menurut Lawrence pengobatan dikarenakan responden
Green dalam Puspita Exa 2016 menyadari dan mengetahui lebih
menyatakan bahwa perilaku patuh mementingkan kesehatan guna untuk
dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisi, kelangsungan hidup, sebaliknya pada
salah satunya pendidikan. Teori lain juga responden yang berpendidikan rendah
di jelaskan oleh Sugiharto dkk (2003) kurang patuh atau tidak patuh dalam patuh
bahwa Responden yang berpendidikan menjalani pengobatan. Peneliti dapat
lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan menyimpulkan bahwa pendidikan
yang lebih luas dibandingkan dengan merupakan salah satu faktor yang sangat
responden yang tingkat pendidikanya penting untuk menentukan perilaku
rendah. Menurut penelitian yang dilakukan kepatuhan. Dari pendidikan seseorang
Ekarini (2011) dan Mubin dkk (2010) mendapatkan pengetahuan yang baik
menunjukan tingkat pendidikan sehingga dapat menerima infomasi yang
berhubungan dengan tingkat kepatuhan benar maka dapat berperilaku yang benar
pasien hipertensi dalam menjalani sehingga mampu meningkatkan kualitas
pengobatan. Responden yang memiliki hidup baik dan dalam penelitian ini
tingkat pengetahuan yang tinggi sebagian membuktikan bahwa responden dengan
besar memiliki kepatuhan dalam menjalani pendidikan rendah sangat berisiko untuk
pengobatan. Hal ini sejalan dengan hasil tidak patuh dalam menjalani pengobatan
penelitian Puspita Exa 2016 kategori tidak sehingga pendidikan menjadi salah satu
patuh adalah mereka yang berpendidikan faktor untuk meningkatkan kepatuhan.
rendah yaitu sebesar 42 responden
(65,6%), sedangkan pada responden Tabel 1 menjelaskan bahwa pekerjaan
dalam menjalani pengobatanya. Hal ini dengan presentase (80.0%) berada pada
diperkuat oleh hasil penelitian yang kelompok tidak bekerja. Secara teori
Kabupaten Solok. Bahwa responden yang bekerja, hal ini disebabkan pasien yang
bekerja tidak memiliki waktu untuk
menuju pelayanan kesehatan. Hal ini tidak Tabel 2 menjelaskan frekuensi responden
sejalan dengan teori perempuan dalam berdasarkan kepatuhan pre intervensi
Hairunisa 2014 bahwa yang bekerja bahwa seluruh responden berjumlah 20
sebagai ibu rumah tangga adalah motivator dengan presentase (80.0%) berada pada
yang baik bagi suami dan anak-anak nya kelompok tidak patuh. Hal ini sesuai
terutama dalam hal kesehatan, tetapi dengan teori yang sampaikan oleh Lam,
dukungan untuk dirinya sendiri masih dkk 2015 dalam Fauzi.R, dkk 2018:37
kurang. Sehingga ketidakpatuhan pada metode penilaian kepatuhan pasien ini
pekerja ibu rumah tangga dapat terjadi telah mencapai seri yang kedelapan yang
akibat kurangnya motivasi bagi dirinya dikenal dengan nama Eight-Item Morisky
sendiri. Pada Penelitian ini mayoritas Medication Adherence Scale (MMAS-8).
terjadi pada perempuan dengan usia > 50 Metode ini berisikan 7 macam pertanyaan
tahun sehingga kategori tidak bekerja lebih pasif dan 1 pertanyaan panjang. Pertanyaan
banyak dibandingkan dengan kategori ini akan berfokus pada perilaku pasien
bekerja. Hal ini sejalan dengan hasil selama pengobatan dan faktor-faktor yang
penelitian yang dilakukan Mbakurawang mempengaruhi kepatuhan dalam
2014 bahwa tidak terdapat hubungan pengobatan seperti kelupaan (Lam, dkk
antara pekerjaan dengan kepatuhan minum 2015 dalam Fauzi.R, dkk 2018:37). Total
obat antihipertensi. Hal ini diperkuat skor dari pertanyaan akan menggambarkan
dengan penelitian yang dilakukan Puspita tingkat kepatuhan pasien dalam
Exa 2016 bahwa tidak ada hubungan yang penggunaan obatnya. Metode MMAS-8 ini
signifikan antara yang tidak bekerja memiliki validitas dan reliabilitas yang
(61.9%) dangan yang bekerja (38,1%). tinggi, khususnya pada saat penilaian
Peneliti menyimpulkan bahwa karena pasien dengan penyakit kronis. Metode ini
dalam penelitian ini mayoritas terjadi pada dapat mengidentifikasi ketidakpatuhan
usia >50 tahun dan pada perempuan pasien dalam pengobatan. Sehingga
sehingga responden lebih banyak yang metode ini paling sesuai digunakan dalam
tidak bekerja maka status pekerjaan belum pelayanan klinik untuk skrining awal
tentu memiliki prilaku kepatuhan yang kepatuhan pasien (X, Tan, dkk 2014 dalam
baik dalam kepatuhan pengobatan Fauzi.R, dkk 2018:37). Peneliti
hipertensi. Akan tetapi dapat dipengaruhi menyimpulkan bahwa penggunakan
oleh faktor lainnya. kuesioner MMAS-8 ini dapat
memiliki perubahan perilaku menjadi hasil p value 0.000. Hal ini sejalan dengan
patuh untuk mengkonsumsi obat hipertensi teori yang disampaikan Winasthing Dianing
dan sebagian kecil responden berjumlah 4 Y.M 2010 bahwa Pemberian informasi
responden dengan presentase (20.0%) disertai alat bantu ketaatan berupa kotak
tidak memiliki perubahan setelah diberikan obat dan label kepatuhan akan lebih
mengkonsumsi obat hipertensi. Hal ini penggunaan obat yang tepat. Dengan label
sejalan dengan teori yang disampaikan kepatuhan, pasien akan lebih mudah
oleh Fauzi.R, dkk 2018:49 tahapan yang mengingat penggunaan obat yang teratur
dapat dilakukan untuk meningkatkan dan benar, alat bantu berupa kotak obat
kepatuhan pasien salah satunya adalah akan membantu pasien untuk lebih taat
menggunakan alat pembantu managemen dalam menggunakan obat. Hal ini diperkut
obat seperti pill container atau kotak obat oleh McNaughton David, 2012
harian Didesain untuk skala mingguan, alat mengatakan telah diciptakan sebuah alat
ini akan memudahkan perjalanan jauh yang di sebut pill box, cukup efektif untuk
(MacLaughlin, dkk 2005) dalam Fauzi.R, efektif, pill box di nilai dapat membantu
yang memerlukan konsumsi obat-obatan Hal ini diperkuat dari hasil wawancara
setiap hari. Hal ini sejalan dengan hasil yang peeneliti lakukan kepada 16
penelitian yang dilakukan P.W. Macintosh, responden yang patuh setelah diberikan
dkk 2007 bahwa tingkat kepatuhan pasien kotak obat harian, yang mengatakan bahwa
yang menggunakan kotak obat harian kotak obat harian yang diberikan mampu
sebanyak 81% dan yang menggunakan mengurangi perilaku kelupaan dan mudah
botol pill konvensional sebanyak 86%, dibawa kemana-mana pada saat berpergian
namun lebih banyak pasien yang puas sehingga mampu meningkatkan perilaku
dengan kotak obat harian yaitu 61% patuh mengkonsumsi obat.
dibandingkan dengan botol pill
konvensional yaitu 11% dan berfikir
KESIMPULAN
bahwa kotak obat harian lebih membantu
1. Hasil data demografi berdasarkan
dalam meningkatkan kepatuhan minum
karakteristik : jenis kelamin responden
obat sebanyak 50% dari pada
sebagian besar perempuan sebanyak
menggunakan botol pill konvensional
16 responden (80.0%), usia responden
sebanyak 11% menurut. Penelitian lain
sebagian besar usia lanjut >54 tahun
juga dilakukan oleh Sammulia Suci, dkk
(65.0%) , status pekerjaan sebagaian
2016 tentang penggunaan pill box dengan
besar responden tidak bekerja karena
50 responden didapatkan hasil, kategori
rata-rata ibu rumah tangga dan
patuh yaitu sebanyak 35 responden
pensiunan sebanyak 12 responden
(70.0%) dan tidak patuh yaitu sebanyak 15
(80.0%) responden, pendidikan
responden (30.0%). Dengan demikian alat
trakhir responden sebagian besar
bantu berupa kotak obat akan
responden berpendidikan rendah
meningkatkan ketaatan dan dampak terapi,
karena rata-rata SD dan SMP
selain itu akan mengurangi biaya terapi
sebanyak 12 responden (60.0%).
serta meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Hasil gambaran karakteristik terkait
Peneliti menyimpulkan bahwa
kepatuhan sebelum diberikan
penggunakan alat bantu berupa kotak obat
intervensi berupa kotak obat harian
harian dapat meningkatkan kepatuhan
sebagian besar responden tidak patuh
sehingga dapat membantu para pasien
dalam mengkonsumsi obat sebanyak
yang memerlukan konsumsi obat-obatan
20 responden (100.0%).
dalam jangka panjang seperti hipertensi .